• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT NUANSA CIPTA MAGELLO DI MAKASSAR. ASRI NUR MUIN STIE-YPUP Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT NUANSA CIPTA MAGELLO DI MAKASSAR. ASRI NUR MUIN STIE-YPUP Makassar"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT NUANSA CIPTA MAGELLO

DI MAKASSAR ASRI NUR MUIN STIE-YPUP Makassar

ABSTRAK

Masalah kepemimpinan telah muncul bersamaan dengan dimulainya sejarah manusia, yaitu sejak manusia menyadari pentingnya hidup berkelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan adalah kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi orang lain dalam melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri orang atau seseorang atau pemimpin mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai yang diinginkan pemimpin. Kata-Kata Kunci: Gaya kepemimpinan, Kepusan kerja

PENDAHULUAN

Kita mengetahui bersama kemajuan suatu organisasi dipengaruhi oleh banyak faktor seperti faktor perekonomian, kondisi lingkungan, teknologi, budaya, dan gaya kepemimpinan yang dianut oleh organisasi itu sendiri. Kondisi dari faktor-faktor tersebut tidak terlepas dari bagaimana kualitas kemampuan sumber daya manusianya dalam mengelolanya.Demikian pentingnya peranan kepemimpinan dalam usaha pencapaian tujuan suatu organisasi sehingga dapat dikatakan bahwa sukses atau kegagalan yang dialami organisasi sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki oleh orang-orang yang diserahi tugas memimpin dalam organisasi itu (Sondang: 2003). Organisasi yang berhasil dalam mencapai tujuannya serta mampu memenuhi tanggung jawab sosialnya akan sangat tergantung pada para manajernya (pimpinananya). Apabila pimpinan mampu melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik, sangat mungkin organisasi tersebut akan dapat mencapai sasarannya. Sehingga kadangkala keberhasilan atau kegagalan organisasi dipersepsikan sebagai keberhasilan atau kegagalan seorang pemimpin.

Berbicara kepuasan kerja berarti kita berbicara tentang suatu perasaan yang hanya dapat dipahami oleh personal.Namun berbicara lingkungan perusahaan, perasaan puas ini bisa diciptakan.Diantaranya membangun

perasaan-perasaan positif antar karyawan dan antar karyawan dengan

pimpinannya.Kepuasan kerja adalah suatu teori atau konsep praktis yang sangat penting, karena merupakan dampak atau hasil dari keefektifan performance dan kesuksesan dalam bekerja.Kepuasan kerja yang rendah pada organisasi adalah rangkaian dari menurunnya pelaksanaan tugas, meningkatnya absensi. Sedangkan pada tingkat individu ketidak puasan kerja berkaitan dengan keinginan yang besar untuk keluar dari kerja dan meningkatnya stress kerja. Oleh karena itu, sebagai pemimpin perlu mengambil gaya dan cara mempimpin yang paling membawa hasil dan manfaat bagi perusahaan, dan orang-orang yang dipimpin. Karena

(2)

karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerjatidak akan pernah mencapai kepuasan psikologis dan akhirnya akan timbul sikap atau tingkah laku negatif dan akan menimbulkan frustasi, sebaliknya karyawan yang terpuaskan akan dapat bekerja dengan baik, penuh semangat, aktif, dan dapat berprestasi lebih baik dari karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja.

Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan otoriter, demokratis, dan laissez faire terhadap kepuasan kerja karyawan PT Nuansa Cipta Magello Cabang Makassar ?

2. Gaya kepemimpinan manakah yang dominan diterapkan oleh pemimpin PT Nuansa Cipta Magello Cabang Makassar diantara gaya kepemimpinan otoriter, demokratis, dan laissez faire ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Nuansa Cipta Magello Cabang Makassar.

2. Untuk mengetahu gaya kepemimpinan mana yang dominan diterapkan oleh pemimpin PT Nuansa CiptaMagello Cabang Makassar antara gaya kepemimpinan yaitu otoriter, demokratis, dan laissez faire.

TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan

Masalah kepemimpinan telah muncul bersamaan dengan dimulainya sejarah manusia, yaitu sejak manusia menyadari pentingnya hidup berkelompok untuk mencapai tujuan bersama. Mereka membutuhkan seseorang atau beberapa orang yang mempunyai kelebihan-kelebihan dari pada yang lain, terlepas dalam bentuk apa kelompok manusia tersebut dibentuk. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena manusia selalu mempunyai keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu.Pasolong (2007:111) mengatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi orang lain dalam melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Selanjutnya George R. Terry sebagaimana dikutip oleh Herujito (2001:179) menyatakan bahwa

“Leadership is the relationship in which one person, the leader influenses other to work together willingly on related task to attain that which the leader desires. (kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri orang atau seseorang atau pemimpin mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai yang diinginkan pemimpin)”.

Ditegaskan pula oleh Kartono (2005:153) bahwa “Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh yang konstruktif kepada orang lain untuk melakukan satu usaha kooperatif mencapai tujuan yang sudah dicanangkan”. Pemimpin yang efektif dalam menerapkan gaya tertentu dalam

(3)

kepemimpinannya terlebih dahulu harus memahami siapa bawahan yang dipimpinnya, mengerti kekuatan dan kelemahan bawahannya, dan mengerti bagaimana cara memamfaatkan kekuatan bawahan untuk mengimbangi kelemahan yang mereka miliki. Istilah gaya adalah cara yang dipergunakan pemimpin didalam mempengaruhi para pengikutnya (Thoha,2008:303).

Stoner sebagaimana dikutip oleh Pasolong (2007:120) membagi dua gaya kepemimpinan yaitu:

1. Gaya yang berorientasi pada tugas mengawasi pegawai secara ketat untuk memastikan tugas dilaksanakan tugas dilaksanakan dengan memuaskan. Pelaaksanaan tugas lebih ditekankan pada pertumbuhan pegawai atau kepuasan pribadi.

2. Gaya yang berorientasi pada pegawai yang lebih menekankan pada memotivasi ketimbang mengendalikan bawakan. Gaya ini menjalin hubungan bersahabat,saling percaya, dan saling menghargai dengan pegawai yang sering kali dizinkan untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan yang mempengaruhi mereka.

Kepuasan Kerja.

Setiap orang didorong oleh suatu kebutuhan untuk memuaskan suatu keinginan, sehingga akan tercapai kepuasan. Pembahasan mengenai kepuasan kerja perlu didahului oleh penegasan bahwa masalah kepuasan kerja bukanlah hal yang sederhana baik dalam konsepnya maupun dalam arti analisisnya, karena “kepuasan” mempunyai konotasi yang beraneka ragam. Kepuasan kerja merupakan salah satu elemen yang cukup penting dalam organisasi. Hal ini disebabkan kepuasan kerja dapat mempengaruhi perilaku kerja seperti malas, rajin, produktif, dan lain-lain, atau mempunyai hubungan dengan beberapa jenis perilaku yang sangat penting dalam organisasi.

Handoko dalam Sutrisno (2009:75) mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi para karyawan memandang pekerjaan mereka. Pandangan senada dikemukakan Gibson dalam Wibowo (2007:299) yang menyatakan kepuasan kerja sebagai sikap yang dimiliki pekerja tentang pekerjaan mereka. Hal tersebut merupakan hasil dari persepsi mereka tentang pekerjaan.Ditegaskan pula oleh Mangkunegara (2009:117) bahwa kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaanya maupun dengan kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi, mutu pengawasan, kondisi kesehatan, kemampuan, dan pendidikan. Karyawan akan merasa puas dalam bekerja apabila aspek-aspek pekerjaan dan aspek-aspek dirinya menyokong dan sebaliknya jika aspek-aspek tersebut tidak menyokong maka karyawan tersebut akan merasa tidak puas.

Teori Kepuasan Kerja.

Mengingat kepuasan kerja merupakan hal yang menarik bagi para peneliti, maka tidaklah mengherankan apabila terdapat banyak teori mengenai kepuasan

(4)

kerja, misalnya Wibowo (2007:301) mengemukakan dua teori tentang kepuasan kerja, yaitu:

1. Two-Factor Theory.

Teori dua faktor merupakan teori kepuasan kerja yang menganjurkan bahwa satisfaction (kepuasan) dan dis-satisfaction (ketidakpuasan) merupakan bagian dari kelompok variabel yang berbeda, yaaitu motivators dan hygiene factors. Pada teori ini, ketidakpuasan dihubungkan dengan kondisi di sekitar pekerjaan (seperti kondisi kerja, pengupahan, keamanan, kualitas pengawasan, dan hubungan dengan orang lain), dan bukannya dengan pekerjaan itu sendiri. Karena faktor ini mencegah reaksi negative, dinamakan hygiene.

2.Value Theory.

Menurut konsep ini kepuasan kerja terjadi pada tingkatan dimana hasil pekerjaan diterima individu seperti diharapkan. Semakin banyak orang menerim hasil, akan semakin puas. Semakin sedikit mereka menerima hasil,akan semakin puas. Semakin sedikit mereka menerima hasil, akan kurang puas.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja.

Banyak faktor yang memepengaruhi kepuasan kerja karyawan. Faktor-faktor itu sendiri dalam peranannya memberikan kepuasan kepada karyawan bergantung pada pribadimasing-masing karyawan. Faktor-faktor yang memberikan kepuasan menurut Blum dalam Sutrisno (2009:77) adalah:

1. Faktor individual, meliputi umur, kesehatan, watak, dan harapan.

2. Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan pekerja, kebebasan berpolitik, dan hubungan kemasyarakatan.

Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah, pengawasan, ketentraman kerja, kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju. Selain itu, juga penghargaan terhadap kecakapan, hubungan sosial didalam pekerjaan, ketetapan dalam menyelesaikan konflik antar manusia, perasaan diperlakukan adil baik yang menyangkut pribadi maupun tugas. Menurut Hasibuan (2005:203), kepuasan kerja karyawan dipengaruhi faktor-faktor berikut: 1. Balas jasa yang adil dan layak. 2. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian. 3. Berat-ringannya pekerjaan.Suasana dan lingkungan pekerjaan. 4. Peralatan yang menunjang pekerjaan. 5. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya. 6. Sifat pekerjaan monoton atau tidak.

Hipotesis.

Menurut Sugiyono (2003:15) “Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah”. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Diduga bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan otoriter, demokratis, dan laissez faire terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Nuansa Cipta Magello.

2. Diduga bahwa gaya kepemimpinan yang dominan diterapkan oleh pimpinan PT Nuansa Cipta Magello adalah gaya kepemimpinan demokratis.

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel

(5)

Pasolong (2005: 66) mengemukakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan atau universal yang ciri-cirinya atau karakteristik-karakteristiknya dapat diamati dan ditarik menjadi suatu sampel dalam penelitian.

Berdasarkan defenisi di atas, maka polulasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT Nuansa Cipta Magello yang berjumlah 54 0rang.

2. Sampel.

Pasolong (2005: 67) mengemukakan bahwa “Sampel adalah sebahagian dari kuantitas populasi yang akan mencerminkan dari keseluruhan populasi tersebut”. Sampel diambil berdasarkan random sampling (probability sampling), dengan teknik simple random sampling.

Metode Analisis Data

Untukmenjawab hipotesis yang diajukan sebelumnya, maka metode analisis yang digunakan adalah:

1. Analisis Deskriptif yaitu menggambarkan tentang pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT Nuansa Cipta Magello.

2. Analisis Regresi Berganda.

Dalam penelitian ini akan digunakan metode statistik untuk menganalisis pengaruh variable bebas terhadap variable tidak bebas. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan Enter Method pada program SPSS for windows versi 19.0 dengan tingkat kemaknaan 0,05. Menurut Sugiyono (2004:251), rumus regresi berganda adalah sebagai berikut:

Keterangan : Y = variabel terikat (Kepuasan Kerja) a = parameter konstanta

b1b2b3 = lereng garis yang berkaitan dengan variabel X1,X2,X3

X1 = variabel bebas (Gaya kepemimpinan otoriter) X2 = variabel bebas (Gaya kepemimpinan demokratis) X3 = variabel bebas (Gaya kepemimpinan laissez faire)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Regresi Linier Berganda.

Berdasarkan landasan landasan teori yang dibangun, variabel gaya kepemimpinan memiliki 3 indikator, yaitu gaya kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan Laisses Faire.

Tabel 1.Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF

(6)

1 (Constant) .894 2.661 .336 .738

Otoriter .247 .118 .255 2.095 .042 .974 1.027

Demokratis .538 .138 .478 3.904 .000 .965 1.037

Lassiez Faire .147 .114 .158 1.292 .203 .974 1.027 a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan tabel 1.tersebut dapat ditulis dalam bentuk persamaan regresi bentuk Standardized Coefficientsdiperoleh persamaan sebagai berikut:

Y = 0,894 + 0,247X1+ 0,538X2 + 0,147X3 Dimana:

Y = Kepuasan Kerja Karyawan. X1 = Gaya Kepemimpinan Otoriter X2 = Gaya Kepemimpinan Demokratis. X3 = Gaya Kepemimpinan Laissez Faire .

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Nilai konstanta persamaan diatas adalah sebesar 0,894. angka tersebut menunjukkan tingkat kepuasan karyawan yang diperoleh perusahaan jika variabel gaya kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan demokratis dan gaya kepemimpinan Laissez Faire diabaikan.

b. Koefisien variabel X1 (Gaya Kepemimpinan Otoriter) diperoleh sebesar 0,247 dengan tingkat signifikansi 5 %. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan otoriter mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Artinya apabila gaya kepemimpinan otoriter meningkat sebesar 1 satuan dengan asumsi kedua variabel bebas yang lain konstan ( = 0) maka kepuasan kerja akan naik sebesar 0,247 satuan.

c. Koefisien variabel X2 (Gaya Kepemimpinan Demokratis) diperoleh sebesar 0,538 dengan tingkat signifikansi 5 %. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan demokratis mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Artinya apabila gaya kepemimpinan demokratis meningkat sebesar 1 satuan dengan asumsi kedua variabel bebas yang lain konstan (= 0) maka kepuasan kerja akan naik sebesar 0,538 satuan.

d. Koefisien variabel X3 (Gaya Kepemimpinan Laissez Faire) diperoleh sebesar 0,147 dengan tanda positif. Hal ini menunjukkan bila variabel gaya kepemimpinan Laissez Faire ditingkatkan maka akan mendorong tingkat kepuasan kerja karyawan dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap konstan.

Untuk mengetahui besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Nuansa Cipta Magello dapat dilihat pada perhitungan model summary khususnya angka R square sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.Koefisien Determinasi

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

(7)

1 .602a .363 .319 2.811 .363 8.345 3 44 .000 a. Predictors: (Constant), Lassiez faire , Otoriter , Demokratis

b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Sumber :Output SPSS

Hasil perhitungan regresi dapat diketahui bahwa nilai R Square adalah 0,363. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 36,3% kepuasan kerja karyawan dari PT Nuansa Cipta Magello dipengaruhi oleh variasi dari ketiga variabel independen, yaitu gaya kepemimpinan otoriter (X1), gaya kepemimpinan demokratis (X2), dan gaya kepemimpinan Laissez Faire (X3), sedangkan sisanya sebesar 63,7% dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti.

Tabel 3UJI F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 197.752 3 65.917 8.345 .000a

Residual 347.561 44 7.899

Total 545.312 47

a. Predictors: (Constant), Lassiez faire , Otoriter , Demokratis b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja

Sumber : Output SPSS

Pada 3.diatas merupakan tabel Uji F adalah untuk mengetahui apakah variabel gaya kepemimpinan otoriter(X1), gaya kepemimpinan demokratis(X2), dan gaya kepemimpinan laissez faire mempunyai pengaruh yang berarti (signifikan) terhadap kepuasan kerja. Hipotesisnya adalah sebagai berikut:

Ho = Tidak ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan.

H1 = ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan. Diketahui F tabel (3,44,0.05)2,82. dan nilai F hitung =8,345 lebih besar dari F tabel = 2,82 dan nilai probabilitasnya (sig) 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa gaya kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan Laissez Fairesecara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.

Pengujian selanjutnya yaitu Uji T. Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikatnya.Berikut ini adalah hasil pengujian yang diperoleh untuk masing-masing variabel.

Tabel 4.UJI T Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .894 2.661 .336 .738

Otoriter .247 .118 .255 2.095 .042 .974 1.027

(8)

Lassiez Faire .147 .114 .158 1.292 .203 .974 1.027 a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja

1) Variabel gaya kepemimpinan otoriter. Hipotesisnya adalah :

H0 = Tidak ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel gaya kepemimpinan otoriter terhadap kepuasan kerja karyawan.

H1 = Ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel gaya kepemimpinan otoriter terhadap kepuasan kerja karyawan.

Hasil pengujian regresi untuk variabel gaya kepemimpinan otoriter terhadap kepuasan kerja karyawan menunjukkan nilai t hitung 2,095 dengan nilai signifikansi 0,042. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05. nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dianggap bahwa ada pengaruh gaya kepemimpinan otoriter terhadap kepuasan kerja karyawan.

2) Variabel gaya kepemimpinan demokratis. Hipotesisnya adalah:

H0 = Tidak ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel gaya kepemimpinan demokratis terhadap kepuasan kerja karyawan. H1 = Ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel gaya kepemimpinan

demokratis terhadap kepuasan kerja karyawan.

Hasil pengujian regresi untuk variabel gaya kepemimpinan demokratis terhadap kepuasan kerja karyawan menunjukkan nilai t hitung = 3,904 dengan nilai signifikansi 0,000 dengn menggunakan batas signifikansi 0,05. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 , maka hipotesis H0 ditolak dan H1 dapat diterima. Dengan demikian dianggap bahwa ada ada pengaruh gayakepemimpinan demokratis terhadap kepuasan kerja karyawan.

3) Variabel gaya kepemimpinan Laissez Faire. Hipotesisnya adalah:

H0 = Tidak ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel gaya kepemimpinan Laissez Faire terhadap kepuasan kerja karyawan. H1 = Ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel gaya kepemimpinan

Laissez Faire terhadap kepuasan kerja karyawan.

Hasil pengujian regresi untuk variabel gaya kepemimpinan laissez faire terhadap kepuasan kerja karyawan menunjukkan nilai t hitung = 1,292 dengan nilai signifikan 0,203 dengan menggunakan batas signifikansi 0,05. nilai signifikansi tersebut lebih kecil besar dari 0,05, maka hipotesis H0 ditolak dan H1 dapat diterima. Dengan demikian dianggap bahwa gaya kepemimpinan laissez faire berpengaruh secara signifikan terhadap terhadap kepuasan kerja karyawan.

Hasil pengujian terhadap variabel gaya kepemimpinan menunjukkan bahwa dari 3 indikator gaya kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan demokratis dan gaya kepemimpinan laissez faire mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Dimana gaya kepemimpinan otoriter hanya mampu memberi nilai pengaruh sebesar 24,7% yang

(9)

mempunyai arti bahwa apabila pimpinan mengadopsi gaya kepemimpinan otoriter, maka akan meningkatkan kepuasan kerja sebesar 24,7%.

Dilain pihak, pada hakikatnya karyawan juga tidak menghendaki bekerja dengan kebebasan yang mutlak tanpa kontrol dari pimpinan. Hal ini tercermin dari hasil pengujian ditemukan bahwa gaya kepemimpinan Laissez Faire hanya mampu memberi nilai pengaruh 14,7% yang berarti apabila pemimpin mengadopsi gaya kepemimpinan ini akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan sebesar 14,7%.

Untuk gaya kepemimpinan demokratis, mampu memberi nilai sebesar 53,8%, yang mempunyai arti apabila pimpinan menerapkan gaya kepemimpinan ini, maka akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan sebesar 53,8%. Hal ini mengindikasikan bahwa karyawan mampu melihat dan merasakan, selama ini pimpinan di kantor telah menerapkan gaya kepemimpinan ini, dan mayoritas karyawan sangat setuju dengan hal tersebut. Karyawan merasakan bahwa pimpinan mereka adalah sosok figur yang mampu memberikan kesempatan yang luas pada anggota organisasi untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan sesuai dengan posisi dan wewenang masing-masing.

Dari hasil pengujian ketiga variabel tersebut terlihat bahwa indikator gaya kepemimpinan demokratis dianggap paling menonjol atau dominan memberikan pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Selama ini juga peneliti melihat bahwa gaya kepemimpinan demokratis memang cocok diterapkan pada perusahaan.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan.

Setelah keseluruhan permasalahan dan hipotesis dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda diperoleh hasil bahwa:

1. Gaya kepemimpinan otoriter, demokratis, dan Laissez Faire berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Nuansa Cipta Magello. Kesimpulan tersebut ditunjukkan oleh persamaan koefisien regresi berganda yaitu Y = 0,894 + 0,247X1+ 0,538X2 + 0,147X3 dan dibuktikan dengan uji F. Hasil dari uji F dengan Fhitung (8,345) > Ftabel (2,82) yang berarti bahwa gaya kepemimpinan otoriter, demokratis, dan Laissez Faire berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.

2. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan melihat angka t dan juga angka signifikannya dari ketiga gaya kepemimpinan di atas, gaya kepemimpinan yang paling dominan berpegaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan adalah gaya kepemimpinan demokratis sebesar 53,8%.

Saran.

Kiranya pimpinan pada PT Nuansa Cipta Magello dapat mempertahankan penerapan gaya kepemimpinan demokratis, untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan sehingga berdampak pada peningkatan cara pandang positif karyawan terhadap pekerjaannya dan akhirnya mampu meningkatkan produktifitas kerja mereka, yaitu dengan cara atasan melakukan diskusi atas suatu masalah dan memutuskan kebijakan dari masalah tersebut bersama karyawan.

(10)

Pada peneliti selanjutnya, terutama bagi yang berminat untuk meneliti kembali dengan studi kasus yang sama agar lebih mengembangkan pada variabel bebas yang lain diluar model penelitian. Mengingat bahwa pada model penelitian ini variabel bebas (gaya kepemimpinan otoriter, demokratis, dan Laissez Faire) hanya bepengaruh sebesar 36,3% terhadap variabel terikatnya (kepuasan kerja karyawan) dan sisanya sebesar 63,7% dapat dijelaskan oleh variabel yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya

Manusia.Yogyakarta: BPFE.

Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Herujito, Yayat M. 2001. Dasar Dasar Manajemen. Jakarta: Grasindo.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Manajemen Sumber Daya manusia

Perusahaan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kartono, Kartini. 2005. Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu?.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta.

__________, 2005.Metode Penelitian Administrasi. Makassar: Lembaga Penerbit Universitas Hasanuddin (Lephas).

Siagian, Sondang P. 2003. Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenada Media Group.

Thoha, Miftah. 2008. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Nawawi H, Hadari. 2006. Manajemen Sumber Daya manusia : untuk yang kompetitif. Yogyakarta: GajahMadaUniversity Press.

Gambar

Tabel 2.Koefisien Determinasi
Tabel 3UJI F

Referensi

Dokumen terkait

tuk menyemaikan dimensi lain di luar 1^-hal kewads^an itu terasa betapa minim. Untunglah, betapa pun terbatas wa- dahnya, masih ada manusia-manusia senasib dan secita-cito yang

Ketika melakukan pengumpulan data dari berbagai sumber, peneliti menggunakan berbagai macam teknik seperti wawancara, observassi dan dokumentasi (triangulasi

Kadang-kadang pengguna sulit diakses, terlalu mahal atau terlalu lama untuk dilibatkan dalam proses evaluasi, dalam hal ini seorang pakar yaitu orang yang sudah terlatih dalam

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan experiential marketing yang terdiri dari sense, feel, think, act , dan relate berpengaruh signifikan terhadap

Pada tabel.1 dengan tuturan yang disampaikan dari Penutur, pada kalimat (1) Petutur 1 menanggapi bahwa apa yang dikatakan penutur adalah LGBT merupakan tindakan

Pada tahap uji ahli dan lapangan, peneliti menggunakan angket untuk (1) ahli pembelajaran BIPA, (2) ahli kegrafikan, (3) praktisi, dan (4) pelajar BIPA tingkat

Dari penelitian perbanyakan batang bawah jeruk secara in vitro dengan menggunakan tunas pucuk sebagai bahan eksplan, dapat disimpulkan bahwa Flying Dragon , Volkameriana ,

Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa variasi kombinasi emulgator span 60 dan tween 80 krim ekstrak kulit buah manggis tidak memberikan pengaruh terhadap tipe emulsi, pH sediaan