• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANJUNGANOM NGANJUK TAHUN PELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TANJUNGANOM NGANJUK TAHUN PELAJARAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

DENGAN MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEKITAR

SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATERI

EKOSISTEM PADA SISWA KELAS VII-D MTs

DARUSSALAM TANJUNGANOM NGANJUK

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh:

SITI FATIMAH

NPM. 14.1.01.06.0060

Dibimbing oleh :

1.

Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd.

2.

Dra. Budhi Utami, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

TAHUN 2016

(2)

Siti Fatimah| NPM. 14.1.01.06.0060 FKIP – Prodi Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 1||

SURAT PERNYATAAN

ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2016

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Lengkap : SITI FATIMAH

NPM : 14.1.01.06.0060

Telepun/HP : 081335941183 Alamat Surel (Email) : -

Judul Artikel : MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATERI EKOSISTEM PADA SISWA KELAS VII-D MTs DARUSSALAM TANJUNGANOM NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Fakultas – Program Studi : FKIP – Pendidikan Biologi

Nama Perguruan Tinggi : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Alamat Perguruan Tinggi : Jl. K.H. Achmad Dahlan No. 76 Mojoroto Kediri

Dengan ini menyatakan bahwa :

a. artikel yang saya tulid merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan bebas plagiarisme;

b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain, saya bersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Mengetahui Kediri, 6 Januari 2017

Pembimbing I

Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd. NIDN. 0711086102

Pembimbing II

Dra. Budhi Utami, M.Pd. NIDN. 0729116401

Penulis,

Siti Fatimah

(3)

Siti Fatimah| NPM. 14.1.01.06.0060 FKIP – Prodi Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 2||

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

DENGAN MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEKITAR

SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATERI

EKOSISTEM PADA SISWA KELAS VII-D MTs

DARUSSALAM TANJUNGANOM NGANJUK

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SITI FATIMAH NPM. 14.1.01.06.0060 FKIP – Prodi Pendidikan Biologi

Dra. Dwi Ari Budiretnani dan Dra. Budhi Utami, M.Pd. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

Pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu mendapatkan perhatian lebih jika dibandingkan mata pelajaran lainnya, karena pembelajaran ini sangat erat kaitannya dengan lingkungan sekitar. Akan tetapi, belajar diluar kelas terkesan banyak menyita waktu, tidak serius dan ada juga yang berpandangan bahwa belajar di luar kelas adalah tidak belajar. Pandangan-pandangan ini harus diubah karena sangat merugikan kelangsungan proses pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mengatasi pandangan tersebut maka peneliti menerapkan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MTs Darussalam Tanjunganom tahun pelajaran 2015/2016. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII-D MTs Darussalam Tanjunganom yang berjumlah 32 siswa. Peneliti sebagai pengajar/ guru. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dengan empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

Dari hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa pada siklus 1 dan siklus 2 dalam pembelajaran mata pelajaran IPA dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar sudah baik, dengan hasil belajar siswa pada siklus 1 nilai rata- rata kelas 69,22 dengan prosentase ketuntasan belajar 59%, kemudian terjadi peningkatan pada siklus 2 nilai rata-rata kelas menjadi 87,5% di atas indikator keberhasilan dengan prosentase ketuntasan belajar 85%. Dan hasil angket respon siswa pada siklus 1 yaitu 63% menjawab ya dan 37% menjawab tidak, meningkat pada siklus 2 dimana 72% siswa menjawab ya dan 28% menjawab tidak. Ini berarti pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil belajar materi Ekosistem pada siswa kelas VII-D MTs Darussalam Tanjunganom Nganjuk Tahun Pelajaran 2015/2016.

KATA KUNCI : Lingkungan Sekitar Sekolah Sebagai Sumber Belajar, Ekosistem, aktivitas dan hasil belajar

I. LATAR BELAKANG

Pembelajaran merupakan kegiatan utama dalam lingkungan sekolah yang menjadi penentu kualitas output sumber daya manusia. Oleh sebab itu upaya

peningkatan kualitas pembelajaran menjadi kebutuhan yang signifikan. Refleksi keseluruhan dari pembelajaran ditunjukkan oleh hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Namun kenyataannya dalam belajar

(4)

Siti Fatimah| NPM. 14.1.01.06.0060 FKIP – Prodi Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 1||

mengajar sesuai dengan tujuan tidaklah mudah. Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sering dijumpai beberapa masalah, diantaranya sikap siswa yang beranekaragam ketika proses pembelajaran berlangsung. Dengan adanya kendala tersebut mengakibatkan materi yang disampaikan kurang diterima secara optimal. Ketepatan penggunaan model pembelajaran adalah salah satu faktor penentu keberhasilan proses belajar mengajar (Sofan Amri, 2010 : 12). Salah satu model pembelajaran yang mampu membuat suasana pembelajaran menjadi aktif, mandiri dan menyenangkan ketika siswa mempelajari materi adalah pembelajaran dengan Lingkungan yang spesifik dan kondisional akan memberikan ragam pesoalan IPA dan memberikan relevansi antara teoritis dan aplikasi, serta akan melibatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa sehingga pemahaman konsep yang di dapatkan akan lebih mengena (melekat) dibandingkan dengan penjelasan melalui ceramah

Hal ini sejalan dengan pandangan Dirjen Diknasmen Indra Jati Sidi dalam Mastur (2007) bahwa pendidikan tidak hanya berorientasi pada nilai akademik yang bersifat pemenuhan aspek kognitif, tetapi juga berorientasi pada cara anak didik dapat belajar dari lingkungan, pengalaman dan kehebatan orang lain,

kekayaan dan luasnya hamparan alam sehingga mereka bisa mengembangkan sikap kreatif dan daya pikir imajinatif. Dengan penugasan di luar kelas melalui proyek, siswa diharapkan akan semakin terlibat dan apresiatif terhadap materi lingkungan hidup yang dipelajari. Dengan pendekatan kontekstual, seorang guru berusaha menunjukkan kepada siswa betapa materi lingkungan hidup yang dipelajarinya sebenarnya sangat dekat, bahkan berinteraksi secara langsung dengan pengalaman keseharian mereka. Akibatnya, pembelajaran materi lingkungan hidup dapat berlangsung penuh makna dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesadaran siswa terhadap lingkungan hidup. Idealnya akan terjadi imbal balik antara lingkungan dengan kegiatan belajar IPA, melalui lingkungan siswa mampu mendapatkan ilmu pengetahuan alam yang berharga, sebaliknya melalui kegiatan belajar IPA siswa dapat lebih dekat dengan lingkungan serta mengetahui bagaimana melestarikan lingkungan tersebut.

Dengan referensi diatas maka peneliti mencoba mengadakan penelitian tindakan kelas dalam upaya mencapai keberhasilan pembelajaran melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar pada materi ekosistem sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan

(5)

Siti Fatimah| NPM. 14.1.01.06.0060 FKIP – Prodi Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 2||

hasil belajar siswa kelas VII-D MTs Darussalam Tanjunganom tahun ajaran 2015/ 2016.

Melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Ekosistem kelas VII-D MTs Darussalam Tanjunganom Nganjuk tahun ajaran 2015/ 2016.

II. METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin McTaggart yang dikutip oleh Pardjono dalam Panduan Penelitian Tindakan Kelas (2007: 22), penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam beberapa siklus. Setiap siklusnya meliputi beberapa tahapan yang meliputi perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection) dalam suatu spiral yang saling terkait.

III. HASIL DAN KESIMPULAN A. Hasil

Pada pertemuan I, 18,75% siswa memperoleh kriteria cukup aktif sebanyak 6 siswa dan 81,25% siswa kurang aktif sebanyak 26 siswa. Dari hasil tersebut

dapat diketahui bahwa pada prosentase dari pertemuan I belum mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian sehingga perlu adanya siklus II untuk memperbaikinya dengan melakukan beberapa perubahan tindakan. Tindakan yang diambil antara lain siswa yang sudah memberikan jawaban atau pendapat di depan kelas pada siklus I hanya boleh memberikan pendapatnya lagi pada siklus II setelah teman-temannya yang belum maju memberikan pendapatnya di depan kelas. Dengan tindakan ini maka diharapkan siswa yang kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran dapat memberikan kontribusinya yaitu akan berusaha untuk lebih aktif sehingga dapat menguasai materi pembelajaran dengan baik.

Pada siklus I belum terpenuhi, dimana pada siklus I ketuntasan belajar siswa secara klasikal siswa yang tuntas ada 19 siswa dengan prosentase 59% dan nilai rata - ratanya 69,22. Dari hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan pada penelitian ini. Sehingga perlu dilakukan siklus II untuk memperbaiki dengan memberikan perubahan. Tindakan yang diambil yaitu dengan memberi contoh permasalahan yang mudah dimengerti dan dipahami siswa serta memperbanyak contoh - contoh soal pada siklus II.

(6)

Siti Fatimah| NPM. 14.1.01.06.0060 FKIP – Prodi Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 3||

Pada siklus I diperoleh hasil angket respon siswa secara klasikal 63% menjawab “ Ya” atau dengan kata lain senang dengan memanfaatkan alam sekitar (jelajah alam sekitar). Sedangkan yang menjawab “Tidak” secara klasikal 37%. Hasil ini belum memenuhi indikator keberhasilan pada penelitian ini.

Pada pertemuan II 31,25% dari siswa memperoleh kriteria aktif sebanyak 10 siswa, dan 62,5% siswa memperoleh kriteria cukup aktif sebanyak 20 siswa, dan hanya 6,25% siswa yang mendapat kriteria kurang aktif dalam penilaian afektif sebanyak 2 siswa. Dari data hasil observasi siswa dapat disimpulkan bahwa 73,63% siswa pada siklus II sudah terlibat aktif dalam pembelajaran, tidak hanya siswa yang pandai saja yang mendominasi diskusi dan penyajian hasil kerja ke depan tetapi siswa yang berkemampuan rata-rata juga sudah banyak yang berani menyajikan jawaban ke depan tanpa ditunjuk oleh guru.

Pada siklus II sudah terpenuhi karena ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus II sebanyak 28 dari 32 siswa dengan prosentase 87,5% dengan rata-rata 77,5. Dimana hasil ini sudah memenuhi indikator keberhasilan pada penelitian ini. Hal ini berarti jumlah siswa tuntas pada siklus II lebih banyak bila dibanding pada siklus I sehingga dapat

dikatakan bahwa model pembelajaran dengan jelajah alam sekitar ini baik untuk materi ekosistem dan penelitian dapat dihentikan/ telah selesai.

Pada siklus II, diperoleh hasil angket respon siswa secara klasikal 72% menjawab “ Ya” atau dengan kata lain senang dengan pembelajaran memanfaatkan lingkungan alam sekitar sekolah. Sedangkan yang menjawab “Tidak” secara klasikal 28%. Dimana hasil ini sudah memenuhi indikator keberhasilan pada penelitian ini.

B. Pembahasan

Pembelajaran siklus I menggunakan metode ceramah, diskusi dan pemberian tugas. Metode ceramah digunakan pada saat memberikan penjelasan materi tentang materi yang akan dibahas. Metode diskusi dan pemberian tugas digunakan pada saat memberikan soal - soal latihan bertujuan agar siswa mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan - persoalan yang dihadapinya dengan kerja kelompok. Siswa kelihatan antusias dengan kegiatan diskusi meskipun masih ada siswa yang tidak mau bekerja dan hanya diam saja. Hasil kerja kelompok disajikan di depan kelas. Hal ini bertujuan untuk melatih keberanian siswa dalam mengkomunikasikan pendapat mereka. Peneliti memberikan LKS untuk dikerjakan secara kelompok. Siswa

(7)

Siti Fatimah| NPM. 14.1.01.06.0060 FKIP – Prodi Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 4||

berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyelesaikan soal yang diberikan peneliti. Selanjutnya peneliti menyuruh siswa mengerjakan soal tersebut di depan kelas. Peneliti menunjuk siswa secara acak agar siswa selalu mempersiapkan diri. Berdasarkan pengamatan masih banyak siswa hanya mengandalkan pada siswa yang lebih pandai. Kerjasama belum terlihat pada siklus I, masih banyak siswa yang masih bersifat individual. Pada akhir siklus I siswa diberi tes, dari hasil tes siklus I diperoleh rata – rata hasil belajar siswa 69,22 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60 dengan jumlah siswa belajar tuntas sebanyak 59%. Pada siklus II diperoleh rata-rata hasil belajar siswa 77,5 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 75 dengan jumlah siswa yang belajar tuntas sebanyak 87,5%. Dari hasil belajar siswa tersebut dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada Siklus I belum memenuhi indikator kerja penelitian. Hal ini masih banyak siswa yang belum berperan aktif dalam proses pembelajaran. Masih ada 13 siswa pada siklus I yang belum tuntas belajar. Dari hasil observasi, siswa tersebut kurang memperhatikan penjelasan dari peneliti, tidak mau bekerjasama, ramai sendiri saat diskusi kelompok dan tidak pernah mencatat saat pembelajaran. Sifat individual masih tampak pada siswa karena

mereka terbiasa dengan pembelajaran individual. Siswa yang pandai cenderung bersifat individual, dia belum berperan menjadi tutor bagi teman yang memiliki kemampuan akademik rendah. Siswa yang mempunyai kemampuan rendah hanya mengandalkan temannya yang pandai dan tidak mau mencoba, mereka hanya ramai sendiri. Siswa dengan kemampuan rata - rata lebih bisa memanfaatkan pembelajaran ini karena mereka bisa saling melengkapi dalam berdiskusi. Pemberian soal latihan kurang disukai oleh siswa yang mempunyai kemampuan akademik rendah. Mereka merasa tertekan karena banyak soal yang harus dikerjakan. Hal ini terlihat dari hasil ulangan siswa, masih banyak siswa yang mengulangi kesalahan yang sama saat tes evaluasi.

Pada siklus I ini pembelajaran dengan pendekatan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah kelihatan kurang berhasil.

Pembelajaran siklus II dilaksanakan berdasarkan pada rencana pembelajaran siklus II yang merupakan perbaikan dari siklus I. Siklus II terdiri dari satu pertemuan (2 jam pelajaran). Metode yang digunakan pada siklus II yaitu ceramah, tanya jawab, diskusi dan pemberian tugas. Dalam pembelajaran siklus II aktivitas siswa semakin meningkat. Siswa mulai terbiasa dengan diskusi kelompok. Pada

(8)

Siti Fatimah| NPM. 14.1.01.06.0060 FKIP – Prodi Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 5||

siklus II ini kerjasama dalam kelompok sudah mulai terlihat. Siswa dengan kemampuan tinggi mau bekerjasama dan menjadi tutor bagi temannya yang mempunyai kemampuan lebih rendah. Siswa dengan kemampuan yang lebih rendah sudah mulai mau mencoba yaitu dengan bimbingan peneliti. Selama pembelajaran berlangsung peneliti selalu mengaktifkan siswa dan menjadi fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Melalui kegiatan diskusi peneliti menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.

Hasil tes siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I. Nilai rata-rata siswa siklus II mencapai 77,5 ini lebih tinggi dari siklus I dengan nilai rata-rata 69,22. Ketuntasan belajar siswa juga meningkat menjadi 87,5%. peningkatan hasil belajar siswa karena siswa sudah bisa bekerja sama dalam kelompok dan berperan aktif dalam pembelajaran. Hal ini dibuktikan dari hasil observasi bahwa siswa yang memperoleh nilai afektif dengan kriteria aktif dan cukup aktif juga meningkat. Dengan demikian hasil belajar pada siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan kerja penelitian. Pencapaian ketuntasan belajar siswa sudah sesuai yang diharapkan yaitu ≥ 85% siswa memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 75.

Selain itu hasil belajar siswa mengalami peningkatan secara bertahap dari siklus I hingga siklus II. Aktivitas siswa juga meningkat setiap pertemuannya. Respon siswa pada siklus II meningkat dengan prosentase 72% lebih besar dari pada siklus I.

Dengan demikian pembelajaran yang diterapkan peneliti, yaitu pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di MTs Darussalam kelas VII-D. Semakin baik penerapannya dan semakin baik tanggapan siswa maka hasil belajar siswa akan semakin meningkat. Selain itu adanya penghargaan kelompok maka lebih memotivasi siswa untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

C. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di MTs Darussalam Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk, maka dapat disimpulkan bahwa dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dalam materi ekosistem dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII-D MTS Darussalam Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk Tahun Ajaran 2015/2016.

(9)

Siti Fatimah| NPM. 14.1.01.06.0060 FKIP – Prodi Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 6|| IV. DAFTAR PUSTAKA

Afriani, Erma. 2005. Upaya

Mengoptimalkan Pemahaman

Konsep Ekosistem Siswa Kelas VII SMP I Aluh- Aluh Kabupaten Banjar Tahun Pelajaran 2004/2005 dengan Menggunakan Pendekatan

Lingkungan. Skripsi. Program

Sarjana S-1 Biologi FKIP UNLAM. Banjarmasin: Tidak dipublikasikan.

Anonim. 2007. Mengenal Sumber Belajar.

http://pena-deni.blogspot.com/2007/04mengen al-sumber-belajar.html.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar

Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Djamarah Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Mardiana, N. 2001. Hasil Belajar Konsep Ekosistem dengan Pemanfaatan Taman Sekolah Siswa Kelas I pada

SLTPN 4 Martapura. Makalah.

Program Sarjana S-1 Biologi FKIP UNLAM. Banjarmasin: Tidak dipublikasikan.

Muid, Fatimah. 2007. Inspirasi Sains Pelajaran IPA Terpadu untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Ganeca Exact. Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru

Profesional (Menciptakan

Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan).Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Rochiati Wiriaatmaja. 2006. Metode

Penelitian Tindakan Kelas.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya Rohani. 1997. Media Instruksional

Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Sandhi S, Aris. 2007. Pemanfaatan

Laboratorium Lingkungan sebagai Media Pembelajaran IPA yang bernilai Edukatif dan Ekonomis. http://iyoyee.wordpress.com/2007/ 11/ 08/artikel-non-penelitian-1. Siniarsih, UU. 2007. Lingkungan Sumber

Belajar yang Terlupakan.

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/072007/18/ 99forumguru.htm.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjino. 2007. IPA Biologi Eksplorasi Kelas VII untuk SMP dan MTs. Klaten: Intan Pariwara.

Sugiono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sumarwan, dkk. 2004. Sains Biologi untuk SMP Kelas VII Semester 2. Jakarta: Erlangga.

Susilo, Herawati. 2003. Kapita Selekta Pembelajaran Biologi. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Wardhani, Igak, dkk. 2007. Penelitian

Tindakan Kelas. Jakarta:

Referensi

Dokumen terkait

Hasilnya membuktikan bahwa neulron lebih sensitif terhadap obyek dari bahan bcrbasis hidrogen scpcrti polimer (plas!ik dan karet) dan juga neutron mampu menembus

Untuk mengatasi hambatan pelaksanaan pelaksanaan pemenuhan hak perlindungan saksi dalam tahap penuntutan oleh jaksa penuntut umum di pengadilan tindak pidana korupsi

Jadual 4 menunjukkan dengan jelas keperluan sumber yang diperlukan seperti bilangan doktor, bilangan jururawat, jumlah katil mengikut kategori pesakit yang diramalkan oleh model

Apa yang pasti, perbezaan yang kecil tersebut tidak dapat mengambarkan bahawa terdapat perbezaan sikap yang ketara antara murid-murid lelaki Melayu dan

Tabel 4.4 : Hasil uji deskriptif harga saham, Current Ratio, Debt To 36 Equity Ratio,Return On Equity dan Earnings Per Share..

Fx S!nmrja, Undrng.Undrtrg l'lak HrltArdT EhYriB lderl, Trng!.pi i. dan MNukan rrds RUU Hok'Hak Abs-lm.h , Makalah Uil

(3) Faktor-faktor penentu kinerja petani: motivasi, kesempatan dan kemampuan petani dalam penerapan sistem agroforestri pada lahan kritis secara nyata dipengaruhi

[r]