• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yuyun Oktaviani Dano Nim: Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Yuyun Oktaviani Dano Nim: Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

GANGGUAN MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB 3 BULAN DI WILAYAH PUSKESMAS SUWAWA TENGAH

KABUPATEN BONE BOLANGO Yuyun Oktaviani Dano

Nim: 841410147

Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu – Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK

Gangguan Menstruasi dapat disebabkan oleh banyak hal. Anovulasi atau tidak melepaskan telur merupakan salah satu penyebab dari keterlambatan menstruasi sebagian besar dialami wanita. Peyebab gangguan menstruasi lainnya yaitu stres, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi termasuk kontrasepsi suntik (Ummushofiyya, 2011). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Pemakaian Alat Kontrasepsi Suntik Dengan Gangguan Menstruasi Pada Akseptor KB 3 Bulan Di Wilayah Puskesmas Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango.

Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan rancangan Cross Sectional. Populasi adalah semua akseptor KB suntik yang berjumlah 193 orang. Jumlah sampel dlam penelitian ini sebanyak 130 yang di peroleh dengan tehnik Simple Random Sampling. Instrumen penelitian menggunakan metode observasi dan wawancara dengan tehnik analisa data univariat dan bivariat menggunakan uji Chi Square dengan derajat kemaknaan α = 0,05

Hasil penelitian menunjukan responden tidak menggunakan KB suntik 3 bulan dengan tidak ada gangguan menstruasi sebanyak 35 dan ada gangguan menstruasi sebanyak 1. Sedangkan responden menggunakan KB suntik 3 bulan dengan tidak ada gangguan sebanyak 13 dan ada gangguan menstruasi sebanyak 81.

Simpulan pada penelitian ini terdapat Hubungan Pemakaian Alat Kontrasepsi Suntik Dengan Gangguan Menstruasi Pada Akseptor KB 3 Bulan Di Wilayah Puskesmas Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Saran agar memberikan informasi yang akurat terutama tentang KB pada akseptor Kb suntik. Kata Kunci: Kontrasepsi Suntik, Gangguan Menstruasi 1

Yuyun Oktaviani Dano, NIM : 841410147, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu- Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan, Pembimbing I dr. Zuhriana K. Yusuf M.Kes, Pembimbing II Vik Salamnja, S.Kep, Ns, M.Kes

(3)

Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi berarti pertemuan antar sel telur yang matang dengan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan, jadi pengertian kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamian apabila kehamilan akibat perkawinan sel telur yang matang dan sperma (Putri,2012)

Sebagai alat kontrasepsi, kontrasepsi suntik mempunyai keuntungan dan efek samping. Efek samping tersebut diantaranya pola menstruasi. Secara teori akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan dapat mengalami gangguan pola menstruasi, seperti siklus haid yang memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak bahkan tidak menstruasi sama sekali (Saifuddin, 2006).

Di indonesia dalam penilitian yang dilakukan oleh Putri (2012) di Semarang memperoleh hasil: pola menstruasi akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan mayoritas mengalami amenorhea yaitu sebayak 35 orang (81,4%), sisanya sebanyak 8 responden (18,6%) mengalami perdarahan bukan haid/perdarahan sela, olighomenorhea dan hipominorhea dengan bentuk gambaran darah berupa flek (sppoting).

Berdasarkan data Proporsi Peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi, Kecamatan, dan Puskesmas Provinsi Gorontalo Tahun 2012, peserta KB aktif menggunakan kontrasepsi suntik yang paling banyak yaitu sebanyak 58.710 orang (39,8%). Kemudian di Kabupaten Bone Bolango peserta KB aktif menggunakan kontrasepsi suntik yaitu 5,022 (26,3%). Data yang didapatkan dari wilayah Puskesmas Suwawa Tengah terdapat jumlah akseptor KB 785 orang, akseptor KB suntik 3 bulan 193 orang (24,58%) dibadingkan dengan data yang di dapat dari Puskesmas Suwawa Induk terdapat akseptor KB suntik 3 bulan tahun 2013 hanya 29 orang akseptor.

Dari hasil wawancara beberapa orang yang menggunakan KB Suntik 3 bulan mengatakan bahwa setiap menggunakan kb suntik 3 bulan siklus haid tidak teratur bahkan ada yang tidak menstruasi selama menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Pemakaian Alat Kontrasepsi Suntik dengan Gangguan Menstruasi pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan.

I. METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan waktu Penelitian

Penilitian dilakukan di Wilayah Puskesmas Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango pada tanggal 21 Maret 2014-21 April 2014.

1.2 Desain Penelitian

Desaian penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan rancangan cross sectional

(4)

1.3 Variabel Penelitian

Variabel bebas (independen) dari penelitian ini adalah pemakaian alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan dan variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah gangguan menstruasi.

1.4 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB suntik 193. Dengan menggunakan teknik pengambilan sampel adalah probability sampling dengan pendekatan simple random sampling atau tehnik acak sederhana. Maka di peroleh sampel dalam penelitian ini adalah 130 responden.

1.5 Teknik Analisa Data 1.5.1 Analisa Univariat

Untuk mengetahui distribusi variabel independen dan dependen. 1.5.2 Analisa Bivariat

Untuk mengetahui hubungan variabel independen dan dependen dengan menggunakan uji statistik Chi Square.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Pemakaian Alat Kontrasepsi Suntik

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa responden menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan yaitu sebanyak 94 responden (72,3%) dan sebanyak 36 responden dengan presentase (27,7%) tidak menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan diwilayah Puskesmas Suwawa Tengah lebih banyak dibandingkan dari yang tidak menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan.

Dari hasil penelitian ini peneliti berasumsi bahwa lebih banyak yang menggunakan alat kontrasepsi 3 bulan karena obat suntik ini diberikan secara cuma – cuma atau gratis di puskesmas, selain itu dari hasil wawancara responden mengatakan bahwa menggunakan alat kontrasepsi 3 bulan lebih praktis.

Menurut Saifuddin (2006) keuntungan suntikan progestin yaitu sangat efektif dan mempunyai efek pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan suami istri, tidak mengandung esterogen hingga tidak berdampak serius pada penyakit jantung dan gangguan pembukuan darah, tidak mempengaruhi asi, efek samping sedikit, klien tidak perlu menyimpan obat suntik,dapat digunakan oleh perempuan yang berusia di atas 35 tahun sampai perimenopause, mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik,mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul, menurunkan krisis anemia bulan sabit,pemberiannya sederhana setiap 8 sampai 12 minggu.

Hal ini juga dibuktikan oleh Lesmana (2012) dalam penelittiannya pada wilayah keja Puskesmas Rantau Tijang Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus bahwa terdapat jumlah pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan ya itu 140 (75,3%) responden, sedangkan responden dengan kontrasepsi suntik 1 bulan adalah sebanyak 46 (24,7%) responden.

(5)

2.2 Gangguan Menstruasi

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa responden didapatkan 82 (63,1%) mengalami gangguan menstruasi dan 48 responden (36,9%) tidak mengalami gangguan menstruasi. Dapat di simpulkan bahwa responden lebih banyak yang mengalami gangguan menstruasi. Hal ini disebabkan karena pemakaian kontrasepsi suntik menyebabkan gangguan menstruasi. Sesuai teori Irianto (2010) efek samping dari penggunaan kontrasepsi suntik yaitu gangguan menstruais, depresi, keputihan, jerawat, rambut rontok, perubahan berat badan, pusing atau sakit kepala, mual dan muntah dan perubahan libido atau dorongan seksual.

Kemudian dari 82 responden yang mengalami gangguan menstruasi didapatkan gangguan menstruasi yang paling banyak di derita oleh reponden yaitu amenorea dengan total 44 responden. Selanjutnya hipomenorea 26 responden , hipermenorea 8 responden dan oligoimenorea 4 responden.

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti berasumsi bahwa gangguan menstruasi yang dialami oleh akseptor KB 3 Bulan disebabkan karena responden sudah lebih dari 1 tahun memakai kontrasepsi suntik. Apabila penggunaan sudah dalam jangka waktu yang lama maka jumlah darah yang keluar makin sedikit dan bahkan sampai terjadi amenorea. Amenore disebabkan oleh adanya penambahan hormone progesterone. Penambahan progesterone ini menyebabkan terjadinya pelebaran pembuluh darah vena di endometrium dan vena tersebut akhirnya rapuh, sehingga terjadi perdarahan local atau juga tidak terjadinya haid.

sehingga terjadi perdarahan local atau juga tidak terjadinya haid.

Hal ini sesuai dengan penelitian Putri dan riyanti (2012) terdapat hubungan yang signifikan antara lama penggunaan kb suntik DMPA dengan kejadian amenorea dan kekuatan hubungan termasuk kuat.

2.3 Hubungan Pemakaian Alat Kontrasepsi Suntik Degan Gangguan Menstruasi

Hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa 81 responden yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan mengalami gangguan menstruasi. Hal ini sejalan dengan teori Irianto (2010) efek samping dari penggunaan kontrasepsi suntik yaitu gangguan menstruasi, depresi, keputihan, jerawat, rambut rontok, perubahan berat badan, pusing atau sakit kepala, mual dan muntah dan perubahan libido atau dorongan seksual. Menurut Baziad (2002) dalam Nurmasadah (2010) Jumlah darah haid yang keluar selama penggunaan KB suntik DMPA akan berkurang hingga 50-70% terutama pada penggunaan awal. Setelah penggunaan jangka lama, jumlah darah yang keluar juga makin sedikit dan bahkan sampai terjadi amenorea, amenorea disebabkan adanya penambahan progesteron. Penambahan progesteron menyebabkan terjadinya pelebaran pembuluh darah vena di endometrium dan vena tersebut akhirnya rapuh, sehingga terjadi perdarahan lokal atau juga, tidak terjadinya haid disebabkan oleh kurang adekuatnya pengaruh estrogen terhadap endometrium sehingga proliferasi endometrium kurang sempuma. Akibatnya gestagen yang terdapat dalam KB suntik tersebut tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk melepas jaringan endometrium. Sedangkan 1 responden tidak menggunakan kontrasepsi suntik

(6)

tetapi mengalami gangguan menstruasi dikarenakan responden menggunakan kontrasepsi hormonal seperti pil dengan lama pemakaian 0-12 bulan dan dengan lama pemakaian lebih dari 12 bulan. Hasil analisis jenis kontrasepsi pil menunjukkan tidak berhubungan dengan gangguan menstruasi. hal ini sejalan dengan teori menurut Varney (2007) dalam Riyanti (2012) yaitu efek samping dari penggunaan kontrasepsi mini pil adalah ketidakteraturan periode menstruasi.

Sedangkan responden yang menggunakan KB suntik 3 bulan tetapi tidak mengalami gangguan menstruasi sebanyak 13 orang, hal ini dikarenakan oleh responden menggunakan KB suntik 3 bulan masih dalam jangka waktu kurang lebih dari 1 tahun.

Menurut hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa responden akseptor KB 3 bulan mengalami gangguan mensturasi di karenakan oleh semakin lama penggunaan suntik 3 bulan, maka kejadian lama menstruasi responden menjadi berubah tidak menstruasi sama sekali. Perubahan lama menstruasi tersebut disebabkan komponen gestagen.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Riyanti (2012) dengan judul Hubungan Jenis Dan Lama Pemakaian Kontrasepsi Hormonal Dengan Gangguan Menstruasi di Bidan Praktek Swasta dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang menggunakan jenis kontrasepsi suntik 3 bulan kemungkinan untuk mengalami gangguan pola menstruasi 15,4 kali lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang menggunakan jenis kontrasepsi suntik 1 bulan.

III. SIMPULAN DAN SARAN 3.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Hubungan Pemakaian Alat Kontrasepsi Suntik Dengan Gangguan Menstruasi Pada Akseptor KB 3 Bulan Di Wilayah Pusesmas Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango, dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Pemakaian alat kontrasepsi suntik 3 bulan yaitu sebanyak 94 responden (72,3%). Sedangkan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi 3 bulan yaitu sebanyak 36 responden ( 27,7%).

2. Gangguan menstruasi pada akseptor kb suntik 3 bulan sebanyak 82 responden (63,1%). Sedangkan yang tidak mengalami gangguan menstruasi yaitu 48 responden (36,9%).

3. Terdapat hubungan pemakaian alat kontrasepsi suntik dengan gangguan menstruasi pada akseptor kb 3 bulan, dengan hasil uji Chi square diperoleh nilai p-value = 0,000 (p < 0,05).

4.2 Saran

1. Untuk masyarakat khususnya untuk pengguna kb suntik

Agar sering mendapatkan informasi tentang efek samping dari kb suntik, mengerti dari penjelasan dan mampu menyikapi efek samping kb suntik yang diberikan bidan bahwa kb suntik yang di pilih dan di pakai oleh akseptor terkandung hormone dan bisa menyebabkan efek samping

(7)

pada gangguan menstruasi. dan efek samping lainnya dari kontrasepsi kb suntik.

2. Untuk profesi keperawatan

Memberikan informasi kesehatan yang akurat terutama tentang kb suntik pada akseptor kb suntik, komunikasi dan pendekatan antar petugas kesehatan dan masyarakat harus terjalin baik, sebagai tenaga kesehatan juga kita harus mampu mengetahui apa yang ingin dan harus diketahui oleh masyarakat.

3. Untuk peneliti selanjutnya

Agar dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya dan dapat dijadikan tolak ukur bagi peneliti bagi yang akan meneliti variable lain yang berhubungan dengan pemakaian alat kontrasepsi suntik khususnya pada gangguan menstruasi.

DAFTAR PUSTAKA

Anggia, Riyanti. 2012. Hubungan dan Lama Pemakaian Kontrasepsi Hormonal dengan Gangguan Menstruasi di Bidan Praktek Swasta. Jurnal. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

Iroanto, K. 2012. Keluarga Berenca untuk Paramedis dan Nonmedis. Bandung: Yrama Widya.

Nurmasadah. 2010. Pengaruh Jenis KB Suntik yang dipakai terhadap Pola Menstruasi pada Akseptor. digilib.unimus.ac.id. Diakses tanggal 2 Februari Putri, Dayu Y dkk. 2012. Gambaran Pola Menstruasi Akseptor Kontrasepsi

Suntik 1 Bulan dan 3 Bulan(studi di bpm t tlogosari kota semarang tahun 2012). Jurnal Semarang: FIKKUMS.

Saifuddin, dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Vera lesman, dkk, 2012. Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi KB Suntik dengan Siklus Haid di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Tijang Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus.

Referensi

Dokumen terkait

Masalah tersebut di jumpai di Sekolah Dasar bahwa beberapa siswa mengalami kendala dalam belajarnya, baik masalah akademik (prestasi belajar) maupun masalah

1) Penambahan Staf Khusus Pimpinan DPR, khususnya Staf Khusus Ketua DPR yang semula 3 orang menjadi 5 orang. 2) Penataan kembali rumusan fungsi Deputi Bidang

Sanitasi alat makan dimaksudkan untuk membunuh sel mikroba vegetatif yang tertinggal pada permukaan alat. Agar proses sanitasi efisien maka permukaan yang akan disanitasi

Ditinjau dari hasil nilai uji berbagai jenis pengu- jian yang telah dilakukan maka peleburan dengan campuran natrium karbonat dan natrium tetraborat, untuk pasir besi dapat

Sampai dengan triwulan ketiga tahun 2015 progress realisasi fisik mencapai 70%, ada satu judul perekayasaan hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahan (problem

Jadi dalam hal ini berarti perilaku yang paling mendominasi pelajar dalam hal berkendara tidak ada, tetapi dari hasil wawancara di dapatkan perilaku positif banyak

Tabel 4.13 Hubungan Antara Teknik Penerjemahan terhadap Pergeseran Majas dan Kualitas Terjemahan Majas Ironi dan Sarkasme dalam Novel The Return of Sherlock Holmes

Tujuan penelitian adalah: 1). Mengetahui proses pengolahan kelapa menjadi kopra pada industri kopra udin, 2). Menganalisis besar nilai tambah yang diperoleh pemilik