Gangguan Koagulasi pada Sepsis Berat
Moh. Supriatna TS
Lokakarya Tata Laksana Sepsis Pediatrik PRAKONIKA XVI
Palembang, 22 - 23 Agustus 2014
Tujuan pembelajaran
v
Memahami patomekanisme ganguan
koagulasi pada sepsis berat
v
Mampu mendiagnosis dan melakukan tata
laksana gangguan koagulasi pada sepsis
berat
v Sepsis berat dan syok sep0k berkaitan erat dengan
mul$ple organ failure/MOF (angka mortalitas di seluruh dunia 40%)
v Thrombocytopenia-‐associated mul$ple organ failure
(TAMOF) luaran buruk
v Prevalensi DIC pada sepsis: 7,5 – 49%
v DIC prediktor luaran sepsis (mortalitas 30 -‐ 60%)
v Pemahaman patomekanisme dan tata laksana yang baik
dapat menurunkan mortalitas
Aktivasi koagulasi pada sepsis
Toksin Sitokin Tissue factor Sel Mononuklear Bakteri Aktivasi koagulasiv Pada sepsis terjadi aktivasi koagulasi dan
inhibisi fibrinolisis trombosis
v Terdapat 3 fenotip TAMOF:
1. Thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP)
2. Secondary thrombotic microangiopathy
non-konsumtif
3. DIC konsumtif
Nguyen TC, Carillo JA. Bench-to-bedside review: Thrombocytopenia-associated multiple organ failure – a newly appreciated syndrome in the critically ill. Critical Care 2006(10);6:1-8.
v
Gejala dan tanda:
ü Demam
ü Gangguan status mental dan atau kejang
ü Trombositopenia
ü Disfungsi ginjal
ü Hemolisis mikroangiopati: LDH ↑
Nguyen TC, Carillo JA. Bench-to-bedside review: Thrombocytopenia-associated multiple organ failure – a newly appreciated syndrome in the critically ill. Critical Care 2006(10);6:1-8.
v
Gejala dan tanda:
ü MOF
ü Trombositopenia
ü PT/aPTT normal atau sedikit meningkat
ü Faktor V, VIII, X dan fibrinogen normal
ü Peningkatan D-dimer
v
Tata laksana = TTP
Streroid
Plasma exchange
Vinkristin
Nguyen TC, Carillo JA. Bench-to-bedside review: Thrombocytopenia-associated multiple organ failure – a newly appreciated syndrome in the critically ill. Critical Care 2006(10);6:1-8.
v
Gejala dan tanda:
ü MOF ü Perdarahan ü Trombositopenia ü Pemanjangan PT/aPTT ü Penurunan:• Faktor V, X, fibrinogen, AT III, dan protein C
ü Peningkatan D-dimer
Gambaran Klinis DIC
Aktivasi koagulasi sistemik
Deposisi fibrin intravaskuler
Konsumsi platelet dan faktor koagulasi
ü Terdapat penyakit yang mendasari!!
ü Klinis sesuai
– Bukti klinis trombosis dan atau perdarahan
ü Pemeriksaan laboratorium
– Tidak ada pemeriksaan tunggal yang akurat – Pemeriksaan serial lebih bermanfaat
à Skoring DIC
Step 1.
NO STOP
Penyakit dasar? (sepsis)
• Jumlah trombosit (x 109/L ): > 100 = 0; ≤ 100 = 1; < 50 = 2
• Pemanjangan PT (de0k): < 3 = 0; 3 -‐ 6 = 1; ≥ 6 = 2 (dibandingkan kontrol)
• Fibrinogen (g/L): > 1 = 0; ≤ 1 = 1
• FDP: 0dak meningkat = 0; meningkat sedang = 2; sangat meningkat = 3
NOTE:
ü Nilai normal PT: 11 -‐ 13,5 de0k. Pemanjangan PT harus dibandingkan kontrol
ü FDP/D-‐Dimer (ug/ml): ≤ 4 = 0; > 4 -‐ 8,2 = 2; > 8,2 = 3 *
YES
Step 2. Pemeriksaan koagulasi
* Lehman et al. Analytic Validation and Clinical Evaluation of the LIA Test Immunoturbidimetric D-Dimer Assay for the Diagnosis of Disseminated Intravascular Coagulation. American Journal of Clinical Pathology. 2004:122
Step 3. Menghitung skor
Step 4. Jika ≥ 5 Step 4. Jika < 5
Overt DIC Non overt DIC
Hitung skor tiap hari Hitung ulang skor 1 -‐ 2 hari
Tata laksana
1. Mengatasi penyakit dasar
2. Terapi suportif dan replacement
Rekomendasi
Pedi
atric
Con
side
Gangguan Koagulasi pada Sepsis Berat
Moh. Supriatna TS
Lokakarya Tata Laksana Sepsis Pediatrik PRAKONIKA XVI
Palembang, 22 - 23 Agustus 2014
Low level anLcoagulant -‐ anLthrombin III -‐ Protein-‐C -‐ TFPI Thrombin formaLon
mediated by TF anLcoagulant pathway Impairment of
Fibrinolysis suppression by PAI-‐1
Excess of fibrin formaLon Inadequate fibrin removal Thrombosis Cytokines PAI-‐1 Plasminogen acLvators Plasmin Fibrin FDPs Plasminogen Tissue Factor ( + factor VIIa)
Factor IIa (thrombin)
Fibrinogen Fibrin F IX a + F VIII F X a + F V
Bleeding Coagulopathy consumLve, secondary hyperfibrinolysis NEJM, 1999;341:586-91 TFPI AT III + Heparin Protein C
Transfusi PRC
v
Dosis:
ü Volume (ml) = 4,8 x ΔHb (g/dL) x BB (kg) atau ü Volume (ml) = 1,6 x ΔHt (%) x BB (kg)v
Kecepatan:
ü 2 - 4 jamv
Target:
Transfusi FFP
v
Dosis:
ü BB < 30 kg = 10 ml/kgBB ü BB ≥ 30 kg = 1 flabot standar (300 ml)v
Kecepatan:
ü 2 – 4 jamv
Target:
Transfusi cryoprecipitate
v
Diberikan bila:
ü Fibrinogen < 1 g/L atau rendah
ü Keadaan urgency (tidak dapat menunggu
pemeriksaan fibrinogen)
v
Dosis:
ü 1 unit setiap 5 – 10 kgBBv
Kecepatan:
ü 10-30 menit/dosis.v
Target:
ü Meningkatkan fibrinogen 0,5 – 1 g/LTransfusi trombosit
v 2 jenis sediaan trombosit:
ü Paket standar (donor single pediatrik) 40- 60 ml
ü Trombosit apheresis
v Dosis:
ü 5 – 20 ml/kgBB
v Kecepatan:
ü 3 ml/kgBB/jam
ü Dapat lebih cepat (30 menit), waspada reaksi transfusi
v Target:
Heparinisasi
v Pada DIC tanpa perdarahan dan gejala
dominan adalah trombosis
v Langkah-langkah:
ü Periksa aPTT awal sebagai data dasar
ü Berikan bolus heparin 75 unit/kgBB
ü Lanjutkan infus kontinyu, dosis sesuai umur:
• < 1 tahun : 28 unit/kg/jam
• > 1 tahun dengan BB <30 kg: 20 unit/kg/jam
• ≥ 30 kg : 18 unit/kg/jam
ü Monitor aPTT tiap 4 jam (target 50-80 detik),
bila stabil maka pemeriksaan tiap 12 jam
ü Lakukan penyesuaian dosis sebagai berikut:
aPTT (deLk) Bolus (unit/kg) Stop infus (menit) Perubahan rate (%) Ulang aPTT
< 40 50 0 + 10% 4 jam 40 – 49 0 0 + 10% 4 jam 50 – 80 0 0 0 12 jam 81 – 90 0 0 -‐ 10% 4 jam 91 – 115 0 30 -‐ 10% 4 jam >115 0 60 -‐ 15% 4 jam
Heparinisasi
KASUS
• Anak laki-laki 6 th, 20 Kg, perawatan hari ke-2 di
PICU dengan bronkopneumonia dan gagal napas.
• KU: somnolen (on sedasi), pucat, NGT cairan
coklat kehitaman • Tanda vital: – HR : 120 x/mnts – RR : sesuai VM (A/C) – Suhu : 38.5°C – TD : 100/70 mmHg – SaO2 : 97%
• PF:
– Dada: retraksi (-), hantaran (+), RBH (+)
– Abdomen: datar, supel, hepatomegali
– Ekstremitas: hangat, CRT <2”, hematom (+) di
bekas tusukan jarum • Hasil laboratorium:
– Hb : 6,8 g/dL
– Ht : 20 %
– Lekosit : 3.100/mm3
Apa diagnosis kerja Anda?
•
Gagal napas
•
Bronkopneumonia
•
Sepsis
•
Suspek DIC
•
Trombositopenia
•
Anemia
Kenapa curiga DIC?
•
Penyakit dasar
•
Bukti klinis
Apa rencana Anda?
• Terapi – Tranfusi TC – Transfusi PRC – Transfusi FFP • Pemeriksaan laboratorium: – Studi koagulasi • PT, aPTT, TF, FDP (D-dimer) – Skrining MOF • LFT • RFT • LDH• Hasil laboratorium
– PT : 27" (13") – aPTT : 68" (35")
– Fibrinogen : 80 mg/dL atau 0,8 g/L
– D-Dimer : 6500 mg/L atau 6,5 ug/ml – Ureum : 80 mg/dL
– Kreatinin : 1 mg/dL – SGOT : 250 IU/L – SGPT : 380 IU/L
Skoring DIC
Skor
• Trombosit : 18.000/mm3 ...
• PT : 27" (13") ...
• Fibrinogen : 80 mg/dL atau 0,8 g/L ...
• D-Dimer : 6500 mg/L atau 6,5 ug/ml..
Skor total ... OVERT DIC 2 2 1 2 7
Apa diagnosis Anda?
•
Gagal napas
•
Bronkopneumonia
•
Sepsis Berat
Terapi
•
Transfusi TC:
– Dosis?
– Cara?
Transfusi trombosit
v Dosis:
ü 5 – 20 ml/kgBB ... 200 cc (3 - 4 unit)
v Kecepatan:
ü 3 ml/kgBB/jam ... 60 cc/jam
ü Dapat lebih cepat (30 menit), waspada reaksi transfusi
v Target:
Terapi
•
Transfusi PRC:
– Dosis?
– Cara?
Transfusi PRC
v
Dosis:
ü Volume (ml) = 4,8 x ΔHb (g/dL) x BB (kg) 4,8 x 3,2 x 20 = 307,2 ccv
Kecepatan:
ü 2 - 4 jamv
Target:
Terapi
•
Transfusi FFP:
– Dosis?
– Cara?
Transfusi FFP
v
Dosis:
ü BB < 30 kg = 10 ml/kgBB ü BB ≥ 30 kg = 1 flabot standar (300 ml) 10 ml x 20 = 200 mlv
Kecepatan:
ü 2 – 4 jamv
Target:
Terapi
•
Transfusi Cryopresipitate:
– Dosis?
– Cara?