• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) PENGADILAN TINGGI SULAWESI TENGGARA TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) PENGADILAN TINGGI SULAWESI TENGGARA TAHUN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA )

PENGADILAN TINGGI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2015 - 2019

PENGADILAN TINGGI SULAWESI TENGGARA

JL. MAYJEN D.I. PANJAITAN NO. 165

(2)

Daftar Isi

Kata Pengantar ………...i

SK. Indikator Kinerja Utama………ii

Bab I. Pendahuluan……….1

1.1. Kondisi Umum……….1

A. Wilayah Hukum...2

B. Sumber Daya Manusia...2

C. Tugas Pakok dan Fungsi ...3

1.2. Potensi dan Permasalahan ………...3

A. Kekuatan / Strenght ...3

B. Kelemahan / Weakness ...4

C. Peluang / Opportunities...4

D. Ancaman / Threats ...5

Bab II. Perencanaan Strategis... ………..6

2.1. Visi ...……….7

2.2. Misi ...……….7

2.3. Tujuan dan Sasaran ………..8

2.4. Indikator Kinerja Utama..………8

2.5. Program dan Kegiatan ...9.

Bab. III. Arah Kebijakan dan strategi……… 11

3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Pengadilan Tinggi Sulawes Tenggara 11 A. Peningkatan Kinerja...11

B. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik ...11

Bab. IV Penutup...………..12

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Hidayah-Nya, yang senantiasa dilimpakan kepada kita, sehingga Perencanaan Strategis Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara dapat di susun. Perencanaan Strategis ( Renstra ) ini merupakan dokumen perencanaan yang memuat isu strategis dalam rangka pelaksanaan tugas dan pembangunan.

Penyusunan Rencana Strategis ( Resntra ) adalah merupakan amanat Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional. Dengan telah ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah ( RPJM ) Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara tahun 2015 – 2019, sesuai dengan ketentuan Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 Bab. V, pasal 15 bahwa Kepala Satuan Kerja wajib menyiapkan rancangan Renstra sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Akhirnya Kami mengucapkan terima kasih kepada semua fihak yang telah member sumbangan pemikiran dalam penyusunan Rencana Strategis ( Renstra ) ini, semoga dapat bermamfaat dalam mewujudkan menejemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil bagi kemajuan pembangunan dan Penegakan Hukum di Indonesia dan khususnya di Sulawesi Tenggara.

Kendari , 29 Januari 2019 Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara

Panitera / Sekretaris

H. SAID SALEM, SH, MH NIP. 19620616 1985 03 1 006

(4)

PENGADILAN TINGGI SULAWESI TENGGARA

Jl.Mayjen D.I. Panjaitan No 165  0401-3190310 Fax. 0401-3192097 Website: www.pt-sultra.go.id , Email: Ptkendari@yahoo.co.id

K E N D A R I 9 3 1 1 7

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN TINGGI SULAWESI TENGGARA NOMOR : W23.U/ /SK/I/2014

TENTANG

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN TINGGI SULAWESI TENGGARA KETUA PENGADILAN TINGGI SULAWESI TENGGARA

Menimbang : 1. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/9/M.PAN/5/2007 Tetang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Instansi Pemerintah;

2. Bahwa dengan berakhirnya masa Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2010-2014, dan dimulainya Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2015-2019 maka Mahkamah Agung perlu meninjau kembali atau mereviu untuk penyempurnaan Indikator Kinerja Utama (IKU). Mengingat : 1. Undang-undang Nomor : 3 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua atas

Undang-undang Nomor : 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung;

2. Undang-undang Nomor : 46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi;

4. Undang-undang Nomor : 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman; 5. Undang-undang Nomor : 49 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua atas

Undang-undang Nomor : 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum;

6. Peraturan Pemerintah Nomor :8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

7. Peraturan Presiden Nomor : 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009;

8. Peraturan Presiden Nomor : 9 Tahun 2005 Tentang Kedudukan, Fungsi, Struktural Organisasi dan Tata Kerja;

9. Peratura Presiden Nomor: 13 Tahun 2005 Tentang Sekretaris Mahkamah Agung;

10. Peraturan Presiden Nomor : 14 Tahun 2005 tentang Kepaniteraan Mahkamah Agung;

11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Apartur Negara Nomor : PER/9/M.PAN/5/2007 Tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja. Memperhatikan : Hasil rapat tanggal 03 September 2010 Tentang Pembahasan Review Indikator

Kinerja Utama (IKU) disinkronisasikan dengan Rencana Strategis (Renstra) Mahkamah Agung Republik Indonesia Tahun 2010-2014.

(5)

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN TINGGI SULAWESI TENGGARA TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA PENGADILAN TINGGI SULAWESI TENGGARA TAHUN ANGARAN 2015.

Pertama : Indikator Kinerja Utama sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini merupakan acuan kinerja yang digunakan oleh Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara, untuk menetapkan rencana kinerja tahunan, menyampaikan rencana kinerja dan anggaran, menyusun dokumen penetapan kinerja, menyusun laporan akuntabilitas kinerja serta melakukan evaluasi pencapaian kinerja sesuai dengan dokumen Rencana Strategis Mahkamah Agung Republik Indonesia 2009.

Kedua : Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja dan Evaluasi terhadap pencapaian kinerja dilakukan oleh setiap pimpinan satuan kerja dan disampaikan kepada MENPAN dan RB.

Ketiga : Dalam rangka lebih meningkatkan efektivitas pelaksanaan keputusan / peraturan ini, Inspektorat Pengawasan Bidang Badan Pengawasan diberikan tugas untuk :

a. Melakukan review atas capaian kinerja setiap satuan kerja dalam rangka meyakinkan keandalan informasi yang disajikan dalam laporan akuntabilitas kinerja.

b. Melakukan evaluasi terhadap keputusan / peraturan ini dan melaporkan kepada Sekretaris Mahkamah Agung.

Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada : 1. Wakil Ketua Bidang Non Yudisial.

2. Ketua Muda Pembinaan Mahkamah Agung RI. 3. Sekretaris Mahkamah Agung RI.

Ditetapkan di : Kendari

Pada Tanggal : 29 Januari 2014

KETUA PENGADILAN TINGGI SULAWESI TENGGARA,

H. ABDUL KADIR, S.H, MH

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. KONDISI UMUM

Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara adalah salah satu unit pelaksana teknis kekuasaan kehakiman dibawah Mahkamah Agung Republik Indonesia terbentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 19 Tahun 1982 tanggal 20 Agustus 1982 yang berkedudukan di ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara di Kendari dan diresmikan pada tanggal 21 Desember 1982 oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia ALI SAID. SH, guna peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan untuk tercapainya penyelesaian perkara secara sederhana, cepat dan biaya ringan.

Bertitik tolak dari pembentukan tersebut diatas, maka dalam melaksanakan tugasnya Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara di Kendari memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat pencari keadilan pada tingkat banding, dengan adanya reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dibidang hukum, maka sebagai institusi pemerintah yang melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman, wajib dapat mewujudkan pemerintah yang baik khusunya di bidang hukum yang berawal dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan hal ini diamanatkan dalam Undang-undang Nomor : 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, oleh kerana itu Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara sebagai Satuan Kerja ( SATKER ) wajib menyiapkan Rencana Strategis sesuai tugas pokok dan fungsinya.

A. Wilayah Hukum

Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara memiliki 7 ( tujuh ) pengadilan tingkat pertama masing-masing sebagai berikut :

1. Pengadilan Negeri Klas IA Kendari, wilayah hukumnya meliputi Kota Kendari.

2. Pengadilan Negeri Klas IB Baubau, wilayah hukumnya meliputi : Kota Baubau, Kabupaten Buton, Kabupaten Wakatobi dan Kabupaten Bombana.

3. Pengadilan Negeri Raha, wilayah hukumnya meliputi Kabupaten Muna dan Kabupaten Buton Utara.

(7)

4. Pengadilan Negeri Kolaka, wilayah hukumnya meliputi : Kabupaten Kolaka, Kabupaten Kolaka Utara dan Kabupaten Kolaka Timur.

5. Pengadilan Negeri Unaaha, wilayah hukumnya meliputi : Kabupaten Konawe, Kabupaten Konawe Utara dan Kabupaten Konawe Kepulauan

6. Pengadilan Negeri Andoolo Wilayah Hukumnya Kabupaten Andoolo 7. Pengadilan Negeri Pasar Wajo Wilayah Hukumnya Kabupaten Pasarwajo

B. Sumber Daya Manusia .

Sumber daya manusia yang tersedia pada Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara pada saat ini adalah sebagai berikut :

1. Ketua : 1 Orang 2. Wakil Ketua : 1 Orang 3. Hakim Tinggi Karier : 12 Orang 4. Hakim Tinggi Ed Hoc Tipikor : 2 Orang 5. Panitera / Sekretaris : 1 Orang 6. Wakil Panitera : 1 Orang 7. Wakil Sekretaris : 1 Orang 8. Panitera Muda : 3 Orang 9. Kepala Sub Bagian : 3 Orang 10. Panitera Pengganti : 9 Orang 11. Staf : 20 Orang 12. Hakim Non Palu : 1 Orang Jumlah : 55 Orang

C. Tugas Pokok dan Fungsi

Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara di dalam melaksanakan tugasnya di pimpin oleh Ketua, Wakil Ketua dan dibantu oleh seorang Panitera / Sekretaris dan di dalam menyelenggarakan administrasi pengadilan oleh Undang-undang dibedakan kedalam 2 (dua) bagian adminstrasi yaitu administrasi Perkara dibawah Kepaniteraan dan administrasi umum dibawah kesekretariatan.

(8)

Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara bertugas menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, yang mempunyai tugas pokok yaitu menerima, memeriksa , mengadili dan memutus setiap perkara yang diajukan oleh Pengadilan tingkat pertama dalam wilayah hukumnya dan tugas lain diberikan kepadanya berdasarkan peraturan perundang-undangan .Selain menjalankan tugas pokonya Pengadilan Tinggi diserahi tugas dan kewenangan lain oleh/atau berdasarkan undang-undang, antara lain memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada Lembaga Kenegaraan baik di Pusat maupun di Daerah, apabila diminta.

1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN. A. Kekuatan / Strength

Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara merupakan perpanjangan tangan Mahkamah Agung RI didaerah yang melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman Tingkat Banding Umum dengan kewenangan-kewenangan meliputi :

1. Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara adalah Kawal depan Mahkamah Agung RI di provinsi Sulawesi Tenggara untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pengadilan tingkat pertama yang ada dibawahnya.

2. Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara termasuk salah satu unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah yang memiliki hubungan baik dengan pemerintah daerah provinsi Sulawesi Tenggara.

3. Sebagai penentu kebijakan dalam mengambil keputusan terkait pertimbangan promosi dan mutasi dalam pengembangan karier pegawai dalam wilayah hukum Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara.

4. Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara terbentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 19 Tahun 1982 tanggal 20 Agustus 1982 selaku pengadilan Tingkat Banding.

(9)

B. Kelemahan / Weakness

Ada beberapa aspek yang menjadi titik lemah pada pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara di dalam menjalan tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut :

1. Aspek Informasi Peradilan.

1.1. Masih adanya keterlambatan putusan pengadilan dimuat di website, sulit diakses oleh masyarakat pencari keadilan.

1.2. Belum adanya sistem yang dapat mengevaluasi dan mengkur tingkat kepercayaan dan kepuasan masyarakat pencari keadilan terhadap putusan pengadilan dalam wilayah hukum Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara.

1.3. Keterbatasan Sumber Daya Manusia yang menangani IT menayankan perkara di website Pengadilan Tinggi Sulawesi tenggara yang telah putus.

2. Aspek Sumber Daya Manusia :

2.1. Keterbatasan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia perlu mengikuti Diklat untuk memenuhi standar kompentensi.

2.2. Pengadaan rekrutmen Pegawai Negeri di wilayah hukum Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara pada tahun – tahun terakhir tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan.

2.3. Belum adanya kewenangan merekrut pegawai dengan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pada Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara.

3. Penganggaran Sarana dan prasarana.

Dari sisi penganggaran sarana dan prasarana Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara setiap tahun mengajukan usul ke Pusat namun belum sepenuhnya dapat direalisasi.

C. Peluang ( Opportunities )

Berikut adalah peluang-peluang yang dimiliki Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara untuk melaksanakan perbaikan ditinjau dari beberapa aspek :

1. Aspek Proses Peradilan

Terinputnya data perkara kedalam website Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara memberikan kemudahan kepada masyarakat pencari keadilan untuk mengakses informasi yang terkait dengan perkara.

(10)

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

Adanya kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilaksanakan secara berkala oleh Hakim Tinggi Pengawas Bidang internal Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara maupun Hakim Tinggi Pengawas Daerah eksternal ke Pengadilan Negeri sewilayah hukum Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara mencegah terjadinya tidakan indisipliner.

4. Koordinasi antar Instansi.

Dengan terjalinnya koordinasi yang baik antar instansi pemerintah daerah, instansi penegak hukum dan antar pengadilan sewilayah hukum Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara akan dapat memperlancar pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.

5. Pemanfaatan Teknologi Informasi.

Perkembangan Teknologi Informasi melalui internet dan website membuka peluang bagi terbukanya akses terhadap kemungkinan memperoleh informasi guna penyempurnaan manajemen organisasi maupun pengambilan keputusan dalam pelaksanaan tugas pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan di pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara,

D. Ancaman (Threats).

1. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap proses peradilan

2. Kurangnya profesionalisme aparat peradilan dalam menangani perkara

(11)

BAB. II

PERENCANAAN STRATEGIS

Perencanaan strategis adalah suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun secara sistimatis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi peluang, dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Proses ini menghasilkan suatu Perencanaan Strategis yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, starategi, kebijakan dan program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya.

Perencanaan strategis merupakan suatu proses sistimatis, maka sebelum merumuskan visi dan misi terlebih dahulu dibuat kerangka fikir sehingga tersusun suatu alur fikir yang akan membantu penyusunan Rencana Strategis secara lebih baik sebagai berikut :

LANDASAN HUKUM

Impres No.7 Tahun 1999 tentang LAKIP

TUGAS POKOK BADAN PERADILAN menyelenggarakan peradilan guna menegakkan

hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila VISI MISI TUJUAN SASARAN

CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN a. Kebijakan b. Program

RENJA/RKT

(12)

2.1. VISI

Visi adalah cara pandang jauh kedepan atau suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita-cita dan citra yang ingin diwujudkan Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara. Adapun Visi Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara mengacu pada visi Mahkamah Agung RI. yaitu : “

Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung “

2.2. MISI

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah sesuai dengan visi yang telah ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan tersebut diatas maka Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara mempunyai misi sebagai berikut :

1. Terwujudnya peradilan yang mandiri, sederhana, cepat, biaya ringan dan transparan. 2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadailan.

3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan.

4. Meningkatkan tertib administrasi peradilan yang efisien dan efektif. 5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana peradilan.

2.3. TUJUAN DAN SASARAN A. TUJUAN

Tujuan Penyusunan Renstra Tahun 2015 -2019 adalah untuk menjabarkan dan menentukan skala perioritas kegitan tahunan secara terpadu, terarah dan terukur serta menjadi acuan penilaian kinerja Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 1 ( satu ) sampai dengan 5 ( lima ) tahun kedepan dalam rangka tercapainya visi dan misi. Adapun tujuan yang akan dicapai Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara adalah :

1. Peningkatan pelayanan peradilan kepada masyarakat pencari keadilan. 2. Peningkatan aksesibilitas masyarakat pencari keandilan.

3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia. 4. Peningkatan kualitas pengawasan.

5. Peningkatan kualitas tertib administrasi perkara. 6. Peningkatan sarana dan prasarana.

(13)

B. SASARAN

Sasaran adalah penjebaran dari tujuan secara terukur yang akan dicapai atau dihasilkan instansi pemerintah dalam jangka waktu tertentu. Adapun sasaran yang akan dicapai Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara adalah :

1. Tercapainya peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparan. 2. Tersedianya layanan informasi perkara.

3. Meningkatnya kemampuan dan pengetahuan aparat peradilan. 4. Meningkatnya kinerja aparat peradilan.

5. Percepatan penyelesaian perkara banding kurang dari 6 ( enam ) bulan 6. Tersedianya sarana dan prasarana peradilan.

7. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap putusan perkara banding peradilan umum.

2.4. INDIKATOR KINERJA UTAMA

Indikator kinerja utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Hubungan tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama dengan digambarkan sebagai berikut :

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

1. Tercapainya peradilan yang sederhana,

cepat, biaya ringan dan transparan Persentase perbandingan jumlah perkara yang diregister dengan

yang diselesaikan. 100%

2. Tersedianya layanan informasi perkara. Persentase perkara yang sudah diputus dan dipublikasikan melalui

website. 100 %

3. Meningkatnya kinerja aparat peradilan Persentase pengaduan dan

temuan yang ditindak lanjuti. 100 % 4. Meningkatnya kemampuan dan

pengetahuan aparat peradilanyang profesional

Persentase jumlah peserta diklat dan jumlah yang lulus dan

profesional. 100 %

5. Percepatan penyelesaian perkara banding

kurang dari 6 ( enam ) bulan Persentase penyelesaian putusan perkara banding 100 % 6. Tersedianya sarana dan prasarana

peradilan Persentase realisai pengadaan sarana dan prasarana. 100 % 7 Meningkatnya kepercayaan masyarakat

terhadap putusan perkara banding peradilan umum

Persentase putusan Pengadilan Tingkat Banding Umum yang tidak

(14)

2.5. PROGRAM DAN KEGIATAN

Berdasarkan Enam sasaran strategis tersebut merupakan arahan bagi Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan membuat rincian Program dan Kegiatan Pokok yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

A. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum

Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum merupakan program untuik mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, tertib administrasi perkara, dan aksesbilitas masyarakat terhadap peradilan. Kegiatan Pokok yang dilaksanakan Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara dalam pelaksanaan Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum adalah : 1. Penyelesaian Perkara Perdata, Pidana umum dan Tipikor.

2. Penyelesaian Sisa Perkara Perdata, Pidana umum dan Tipikor

3. Penelitian berkas perkara banding disampaikan secara lengkap dan tepat waktu 4. Register dan pendistribusian berkas perkara ke Majelis tepat waktu

5. Publikasi dan transparasi proses penyelesaian dan putusan perkara

B. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung dibuat untuk mencapai sasaran strategis menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional dan mencapai pengawasan yang berkualitas. Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini adalah :

1. Pelaksanaan diklat teknis yudisial dan non yudisial 2. Tindak lanjut pengaduan yang masuk

3. Tindak lanjut temuan yang masuk dari tim pemeriksa

C. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung bertujuan untuk mencapai sasaran strategis dalam penyediaan sarana dan prasarana. Kegiatan pokok program ini adalah pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan peradilan tingkat banding dan tingkat pertama.

(15)

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGADILAN TINGGI SULAWESI TENGGARA

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi, tujuan dan sasaran yang ditetapkan, Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara menetapkan arah dan kebijakan dan strategi sebagai berikut :

1.1. Peningkatan kinerja.

Peningkatan kinerja sangat menentukan dalam meningkatkan sistem manajemen perkara yang akuntabel dan transparan sehingga masyarakat pencari keadilan dapat memperoleh kepastian hukum. Kinerja sangat mempengaruhi tinggi rendahnya angka penyelesaian perkara, proses peradilan yang cepat, sederhana, transparan dan akuntabel. Peningkatan kinerja bertujuan untuk meningkatkan integritas sumber daya aparatur peradilan.

Hal‐hal yang perlu diperhatikan untuk mendukung kebijakan dan strategi peningkatan kinerja : 1. Sistem karir merupakan perbaikan dalam mekanisme promosi dan mutasi sesuai dengan

kompetensi

2. Pengawasan eksternal dan internaldiharapkan dapat mencegah terjadinya penyimpangan jalannya proses penegakan hukum yang akuntabel, dan memenuhi rasa keadilan masyarakat.

3. Menguasai Standar Operasional Pekerjaan (SOP) sesuai bidang tugasnya 4. Dukungan SDM, sarana dan prasarana serta Teknologi Informasi.

1.2. Peningkatan kualitas pelayanan publik.

Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, diperlukan kebijakan yang memperhatikan hal‐hal sebagai berikut :

1. Memiliki standar pelayanan bagi pencari keadilan mengatur dengan jelas hak dan kewajiban penyelenggaraan pelayanan maupun penerima layanan.

2. Memiliki mekanisme penanganan pengaduan

(16)

BAB IV PENUTUP

Rencana strategis Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara tahun 2015‐2019 diarahkan untuk merespon berbagai tantangan dan peluang sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan strategis, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Renstra ini merupakan upaya untuk menggambarkan peta permasalahan, titik‐titik lemah, peluang tantangan, program yang ditetapakan, dan strategis yang akan dijalankan selama kurun waktu lima tahun, serta output yang ingin dihasilkan dan out come yang diharapkan.

Rencana stretegis Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara harus terus disempurnakan dari waktu kewaktu. Dengan demikian renstra ini bersifat terbuka dari kemungkinan perubahan. Melalui renstra ini diharapkan dapat membantu pelaksana pengelola kegiatan dalam melakukan pengukuran tingkat keberhasilan terhadap kegiatan yang dikelola.

Dengan Renstra ini pula, diharapkan unit‐unit kerja dilingkungan Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara memiliki pedoman yang dapat dijadikan penuntun bagi pencapaian arah, tujuan dan sasaran program selama lima tahun yaitu 2015‐2019, sehingga visi dan misi Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara dapat terwujud sebagaimana yang diharapkan.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perbedaan kemampuan representasi matematis antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two

Praktik perataan laba dengan arah negatif menjelaskan bahwa laba yang dilaporkan lebih kecil sehingga memungkinkan adanya penggunaan praktik konservatisma akuntansi

Penyuluhan kesehatan reproduksi dengan metode diskusi kelompok dan ceramah adalah suatu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja

Analisa pengawet benzoat dalam minuman bersoda yang dibeli dari Mini. market dan Warung jalan Pembangunan USU dengan metode

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya interaksi antara layanan bimbingan kelompok dengan metode permainan simulasi, role playing , serta motivasi terhadap

Hasil tersebut menyatakan bahwa pelaku atau pengelola UKM di Salatiga rata-rata paham apabila utang menjadi salah satu hal penting lainnya yang menjadi bahan

Página (Page) 7 akan mempelajari tentang hakekat seorang pria dan beberapa isu yang berbeda, dan di sinilah Tuhan berkata kepada saya sebagaimana kepada Titus,

Kondisi sosial budaya dan sosial ekonomi penghuni tidak dapat ditentukan oleh pihak developer, namun segala bentuk kekerabatan yang terjalin dengan baik di