• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Standar Akuntansi Keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Makalah Standar Akuntansi Keuangan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Adanya perubahan lingkungan global yang semakin menyatukan hampir seluruh negara di dunia dalam komunitas tunggal, yang dijembatani perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin murah, menuntut adanya transparansi di segala bidang. Standar akuntansi keuangan yang berkualitas merupakan salah satu prasarana penting untuk mewujudkan transparasi

tersebut. Standar akuntansi keuangan dapat diibaratkan sebagai sebuah cermin, di mana cermin yang baik akan mampu menggambarkan kondisi praktis bisnis yang sebenarnya. Oleh karena itu, pengembangan standar akuntansi keuangan yang baik, sangat relevan dan mutlak diperlukan pada masa sekarang ini.

Terkait hal tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai wadah profesi akuntansi di Indonesia selalu tanggap terhadap perkembangan yang terjadi, khususnya dalam hal-hal yang memengaruhi dunia usaha dan profesi akuntan. Hal ini dapat dilihat dari dinamika kegiatan pengembangan standar akuntansi sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini. Setidaknya, terdapat tiga tonggak sejarah dalam pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia. Tonggak sejarah pertama, menjelang diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973. Pada masa itu merupakan pertama kalinya IAI melakukan kodifikasi prinsip dan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dalam suatu buku ”Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).”

Kemudian, tonggak sejarah kedua terjadi pada tahun 1984. Pada masa itu, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian

mengkondifikasikannya dalam buku ”Prinsip Akuntansi Indonesia 1984” dengan tujuan untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia usaha.

Berikutnya pada tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total terhadap PAI 1984 dan melakukan kodifikasi dalam buku ”Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994.” Sejak tahun 1994, IAI juga telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi dengan standar akuntansi internasional dalam pengembangan standarnya. Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi

perubahan dari harmonisasi ke adaptasi, kemudian menjadi adopsi dalam rangka konvergensi dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). Program adopsi penuh dalam rangka mencapai konvergensi dengan IFRS direncanakan dapat terlaksana dalam beberapa tahun ke depan.

Dalam perkembangannya, standar akuntansi keuangan terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru sejak tahun 1994. Proses revisi telah dilakukan enam kali, yaitu pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, dan 1 September 2007. Buku ”Standar Akuntansi Keuangan per 1

September 2007” ini di dalamnya sudah bertambah dibandingkan revisi sebelumnya yaitu tambahan KDPPLK Syariah, 6 PSAK baru, dan 5 PSAK revisi. Secara garis besar, sekarang ini terdapat 2 KDPPLK, 62 PSAK, dan 7 ISAK.

Untuk dapat menghasilkan standar akuntansi keuangan yang baik, maka badan penyusunnya terus dikembangkan dan disempurnakan sesuai dengan

(2)

akuntansi keuangan. Komite PAI telah bertugas selama empat periode

kepengurusan IAI sejak tahun 1974 hingga 1994 dengan susunan personel yang terus diperbarui. Selanjutnya, pada periode kepengurusan IAI tahun 1994-1998 nama Komite PAI diubah menjadi Komite Standar Akuntansi Keuangan (Komite SAK).

Kemudian, pada Kongres VIII IAI tanggal 23-24 September 1998 di Jakarta,

Komite SAK diubah kembali menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dengan diberikan otonomi untuk menyusun dan mengesahkan PSAK dan ISAK. Selain itu, juga telah dibentuk Komite Akuntansi Syariah (KAS) dan Dewan Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan (DKSAK). Komite Akuntansi Syariah (KAS) dibentuk tanggal 18 Oktober 2005 untuk menopang kelancaran kegiatan penyusunan PSAK yang terkait dengan perlakuan akuntansi transaksi syariah yang dilakukan oleh DSAK. Sedangkan DKSAK yang anggotanya terdiri atas profesi akuntan dan luar profesi akuntan, yang mewakili para pengguna, merupakan mitra DSAK dalam merumuskan arah dan pengembangan SAK di Indonesia.

Due Process Prosedur penyusunan SAK

1. Due Process Prosedur penyusunan SAK sebagai berikut : a. Identifikasi issue untuk dikembangkan menjadi standar; b. Konsultasikan issue dengan DKSAK;

c. Membentuk tim kecil dalam DSAK; d. Melakukan riset terbatas;

e. Melakukan penulisan awal draft;

f. Pembahasan dalam komite khusus pengembangan standar yang dibentuk DSAK;

g. Pembahasan dalam DSAK;

h. Penyampaian Exposure Draft kepada DKSAK untuk meminta pendapat dan pertimbangan dampak penerapan standar;

i. Peluncuran draft sebagai Exposure Draft dan pendistribusiannya; j. Public hearing;

k. Pembahasan tanggapan atas Exposure Draft dan masukan Public Hearing; l. Limited hearing

m. Persetujuan Exposure Draft PSAK menjadi PSAK; n. Pengecekan akhir;

o. Sosialisasi standar.

2. Due Process Procedure penyusunan Interpretasi SAK, Panduan Implementasi SAK dan Buletin Teknis tidak wajib mengikuti keseluruhan tahapan due process yang diatur dalam ayat 1 diatas, misalnya proses public hearing.

3. Due Process Procedure untuk pencabutan standar atau interpretasi standar yang sudah tidak relevan adalah sama dengan due process procedures

penyusunan standar yang diatur dalam ayat 1 diatas tanpa perlu mengikuti tahapan due proses e, f, i, j, dan k sedangkan tahapan m dalam ayat 1 diatas diganti menjadi: Persetujuan pencabutan standar atau interpretasi.

B.TUJUAN MAKALAH

 Agar pembaca memahami standar akuntansi keuangan di Indonesia dan Internasional

(3)

C.RUMUSAN MASALAH

 Jenis-jenis standar akuntansi yang ada di Indonesia?

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan hasil

perumusan Komite Prinsipil Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984. SAK di Indonesia merupakan terapan dari beberapa standard akuntansi yang ada seperti, IAS,IFRS,ETAP,GAAP. Selain itu ada juga PSAK syariah dan juga SAP.

Sebagai akibat dari perkembangan teknologi yang cepat dan pertumbuhan ekonomi ang pesat diabad ini, telah timbul berbagai bidang spesialisasi dalam akuntansi.

Salah satu bidang spesialisasi akuntansi tersebut adalah akuntansi

keuangan. Menurut Kieso dan Waygandt (1995) akuntansi keuangan adalah: "Proses yang berakhir pada penyusunan laporan keuangan yang berhubungan dengan perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan, oleh pihak-pihak baik didalam maupun diluar perusahaan tersebut".

Tujuan Standar Akuntansi Keuangan

Adapun tujuan standar akuntansi keuangan yang baku adalah:

a. Dapat memberikan informasi tentang posisi keuangan perusahaan, prestasi dan

kegiatan perusahaan, informasi yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang

lazim diharapkan mempunyai sifat jelas, konsisten, terpercaya dan dapat diperbandingkan.

b. Memberikan pedoman dan peraturan kerja bagi akuntan publik agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan hati-hati, independen dan dapat

mengabdikan

keahliannya dan kejujurannya melalui penyusunan laporan akuntansi setelah melalui pemeriksaan akuntan.

c. Memberikan database pada pemerintah tentang berbagai informasi yang dianggap penting dalam perhitungan pajak, peraturan tentang perusahaan, perencanaan, dan pengaturan ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi serta tujuan makro lainnya.

d. Dapat menarik perhatian para ahli dan praktisi dibidang teori dan prinsip akuntansi.

Jenis Standar Akuntansi di Indonesia

(5)

membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda. Di Indonesia SAK yang diterapkan akan berdasarkan IFRS pada tahun 2012 mendatang.

Pada PSAK-IFRS, SAK ETAP ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. PSAK Syariah diterbitkan oleh Dewan Akuntansi Syariah sedangkan SAP oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah.

Berikut ini penjelasan dari macam-macam SAK tersebut :

1. PSAK-IFRS

PSAK-IFRS merupakan standar akuntansi keuangan yang diterapkan menyeluruh, khususnya tahun 2012. Di tahap pelaksanaan PSAK ini, diharuskan untuk mengaplikasikan PSAK guna entitas yang memiliki akuntabilias publik sebagaimana emiten , perbankan, perusahaan publik, asuransi serta BUMN. Tujuan yang hendak dicapai PSAK adalah

memberikan sejumlah informasi penting yang cukup relevan.

Adapun IFRS diadopsi Indonesia karena Indonesia merupakan anggota IFAC yang secara otomatis wajib mengikuti peraturan yang dibuat SMO(Statement Membership Obligation). SMO telah menetapkan IFRS sebagai standar akuntansi internasional.

IFRS memiliki manfaat sebagai berikut :

 Menaikkan daya banding di dalam sistem laporan keuangan

 Menyuplai informasi penting an mempunyai kualitas di area pasar modal internasional

 Mengurangi adanya hambatan dalam hal arus modal internasional melalui pembatasan terhadap adanya pembedaan di pasal-pasal yang ditentukan pelaporan keuangan

 Menekan biaya yang harus dikeluarkan di dalam proses pembuatan laporan keuangan dari perusahaan multinasional serta menurunkan biaya yang dieluarkan

 Menambah kualitas sistem pelaporan keuangan hingga mencapai hasil terbaik

Meskipun Indonesi awajib melakukan penyesuaian terhadap standar keuangan dengan menggunakan IFRS, hal tersebut membantu

memudahkan pembuat laporan keuangan untuk menyusun walaupun terhapat perubahan yang ada di dalam laporan yang sifatnya integral.

Adapun karakterk IFRS yang menggunakan prisip dasar sebagai berikut ;

 Lebih mengemukakan adanya interpretasi serta aplikasi yang ada antarstandar yang berakibat adanya fokus pada penerapan IFRS  Standar memerlukan penilaian terhadap subtansi transaksi serta

adanya evaluasi terhadap cermnan dari sistem presentasi akuntansi  Memerlukan ketentuan profesional terhadap pola penerapan

standar akuntansi 2. SAK-ETAP

(6)

ETAP menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises. SAK-ETAP diterbitkan pada tahun 2009 dan berlaku efektif 1 Januari 2011 dan dapat diterapkan pada 1 Januari 2010. SAK ini diterapkan secara

retrospektif namun jika tidak praktis dapat diterapkan secara prospektif yang berarti mengakui semua asset dan kewajiban sesuai SAK ETAP juga tidak mengakui asset dan kewajiban jika tidak diizinkan oleh SAK-ETAP, selain itu Mereklasifikasi pos-pos yang sebelumnya menggunakan PSAK lama menjadi pos-pos sesuai SAK-ETAP juga menerapkan pengukuran asset dan kewajiban yang diakui SAK ETAP.

3. PSAK-SYARIAH

PSAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah. Dalam PSAK Syariah ini pengembangan dilakukan dengan model PSAK umum namun psak ini berbasis syariah dengan acuan fatwa MUI.

PSAK Syariah berada dalam PSAK 100-106 yang terdiri dari :

1. Kerangka Konseptual

2. Penyajian Laporan Keuangan Syariah

3. Akuntansi Murabahah

4. Musyarakah

5. Mudharabah

6. Salam

7. Istishna

4. SAP

SAP adalah Standar Akuntansi Pemerintah yang diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. SAP ini ditetapkan sebagai PP(Peraturan Pemerintah) yang diterapkan untuk entetitas pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD).

SAP diterapkan dengan PP Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (PP SAP). Penyusunan SAP melalui tahapan-tahapan seperti :

1. Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar

2. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP

3. Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja

(7)

5. Pembahasan Draf oleh Komite Kerja

6. Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan

7. Peluncuran Draf Publikasian SAP (Exposure Draft)

8. Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearing) dan Dengar Pendapat Publik (Public Hearings)

9. Pembahasan Tanggapan dan Masukan Terhadap Draf Publikasian

10.Finalisasi Standar

Jadi SAP disusun hanya untuk instalasi kepemerintahan baik pusat

maupun daerah untuk menyusun laporan keuangan dalam pemerintahan. Dan diharapkan dengan adanya SAP maka akan ada transparansi,

parisipaso dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara sehingga dapat mewujudkan pemerintahan yang baik.

Harmonisasi Stadarisasi Internasional

Keuntungan harmonisasi akuntansi internasional

 Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.

 Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik, portfolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang.

 Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi.

 Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.

Kritik atas standar internasional

(8)

Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan

menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespons terhadap susunan tekanan nasional, social, politik, dan ekonomi yang semakin meningkat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar. Argumen terkait adalah perhatian politik nasional sering kali berpengaruh terhadap standar akuntansi dan bahwa pengaruh politik internasional tidak terhindari lagi akan menyebabkan kompromi standar

akuntansi.

Arti Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama (Timbal Balik) Terhadap Perbedaan Standar Akuntansi

Dua pendekatan lain yang diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas :

 Rekonsiliasi.

Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus

menyediakanrekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitaspemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan.Sebagai contoh, Komisi Pasar Modal AS (SEC).

Rekonsiliasi berbiaya rendah bila dibandingkan dengan penyusunan laporan keuangan lengkap berdasarkan prinsip akuntansi yang berbeda. Namun demikian rekonsiliasi hanya menyajikan ringkasan dan bukan gambaran perusahaan yang utuh.

 Pengakuan bersama / timbal balik / resiprositas

Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negeri asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip

Negara asal. Resiprositas tidak meningkatkan perbandingan laporan keuangan lintas Negara dan dapat menimbulkan “lahan bermain yang tidak seimbang” yang mana memungkinkan perusahan-perusahaan asing menerapkan standar yang tidak terlalu ketat bila dibandingkan dengan yang diterapkan terhadap perusahaan domestic.

Sebagai contoh, Bursa Efek London menerima laporan keuangan berdasarkan GAAP AS untuk pelaporan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan asing.

Sejalan dengan perdagangan modal maka hermonisasi menjadi penting terhadap masalah-masalah yang terkait dengan isi dengan isi laporan keuangan lintas Negara. Pendekatan dilakukan dengan cara rekonsiliasi, dan pengakuan

bersama. Dengan penyeragaman laporan keuangan yang lengkap berdasarkan prinsip yang berbeda.

(9)

1. International Accounting Standard Board (IASB).

2. Komisi Uni Eropa (EU).

3. Organisasi International Komisi Pasar Modal (IOSCO).

4. International Federation of Accountant (IFAC).

5. Kelompok kerja ahli pemerintah PBB dalam ISAR dan UNTACD.

6. Kelompok kerja dalam OECD.

Sebagai tanggapan atas kebutuhan harmonisasi standar akuntansi, berbagai upaya telah dilakukan oleh negara kapitalis. Salah satunya adalah dengan dengan mendirikan International Accounting Standard Committee(IASC) pada tahun 1973, yang sekarang berubah nama menjadi International Accounting Standard Board (IASB). Jumlah keanggotaan IASC sampai sekarang meliputi lebih dari 150 organisasi profesi akuntansi yang berasal dari negara maju dan

berkembang, termasuk Indonesia. Tujuan IASC adalah

(1) merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi sehubungan dengan

pelaporan keuangan dan mempromosikannya untuk bisa diterima secara luas di seluruh dunia, serta

(2) bekerja untuk pengembangan dan harmonisasi standar dan prosedur akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan.

Sampai sekarang IASB telah mengeluarkan lebih dari 50 standar akuntansi. Meskipun IASB berhak untuk menetapkan dan mengeluarkan standar akuntansi, badan tersebut tidak memiliki kekuatan hukum untuk memaksakan penerapan standar akuntansi yang dihasilkan. IASC memiliki kelompok konsultatif yang disebut IASC Consultative Group yang terdiri dari pihak-pihak yang mewakili para pengguna laporan keuangan, pembuat laporan keuangan, lembaga-lembaga pembuat standar, dan pengamat dari organisasi antar-pemerintah. Kelompok ini bertemu secara teratur untuk membicarakan kebijakan, prinsip dan hal-hal yang berkaitan dengan peranan IASC.

Pembentukan IASC merupakan salah satu usaha harmonisasi standar

akuntansi yaitu untuk membuat perbedaan-perbedaan antar standar akuntansi di

berbagai negara menjadi semakin kecil. Harmonisasi ini tidak harus menghilangkan

standar akuntansi yang berlaku di setiap negara dan juga tidak menutup kemungkinan bahwa standar akuntansi internasional yang disusun oleh IASC diadopsi menjadi standar akuntansi nasional suatu negara.

Konvergensi IFRS

Dunia akuntansi saat ini masih disibukkan dengan adanya standar akuntansi yang baru yaitu Standar Akuntansi Keuangan Internasional IFRS. Hampir semua negara di dunia beralih ke standar tersebut, termasuk Indonesia . Isu hangat tentang harmonisasi standar akuntansi international berhubungan dengan

(10)

kegiatan perdagangan antar negara yang mengakibatkan munculnya

perusahaan multi nasional. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya kebutuhan harmonisasi akan suatu standar akuntansi yang berlaku secara luas di seluruh dunia. IASC ( International Accounting Standard Commite) sebagi lembaga yang bertujuan merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan dan mempromosikan untuk bisa diterima secara luas di seluruh dunia, serta bekerja untuk pengembangan dan harmonisasi standard dan prosedur akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan.

International Accounting Standards, yang lebih dikenal sebagai International Financial Reporting Standards(IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi yang memberikan penekanan pada penilaian (revaluation) profesional dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku bisnis di suatu Negara ikut serta dalam bisnis lintas negara. Untuk itu diperlukan suatu standar internasional yang berlaku sama di semua Negara untuk memudahkan proses rekonsiliasi bisnis. Perbedaan utama standar internasional ini dengan standar yang berlaku di Indonesia terletak pada penerapan revaluation model, yaitu kemungkinkan penilaian aktiva menggunakan nilai wajar, sehingga laporan keuangan disajikan dengan basis ‘true and fair‘.

Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan

keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang:

1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.

2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.

(11)

BAB III

PENUTUP

(12)

DAFTAR PUSTAKA

https://edhane.wordpress.com/2010/04/01/sejarah-sak/

http://nunung-nur.blogspot.com/2011/05/harmonisasi-akuntansi-internasional.html

https://estuputri.wordpress.com/tag/harmonisasi-akuntansi-internasional/

https://tsetyaernawati.wordpress.com/2012/04/05/rangkuman-isi-sak-etap/

http://syannegracetine.blogspot.com/2013/11/materi-sak-etap_14.html

http://www.wibowopajak.com/2012/06/jenis-jenis-laporan-keuangan.html

Referensi

Dokumen terkait

religius yang sangat penting bagi keharmonisan dan kedamaian dalam.. Dalam lingkungan sekolah nilai tanggung jawab siswa kepada. keluarga adalah pada kepala sekolah

Penerbitan pedoman program bantuan pemberdayaan unit kegiatan mahasiswa ini diharapkan dapat memudahkan bagi mahasiswa atau unit kegiatan mahasiswa untuk menyusun proposal

Dari kelima faktor tersebut yang telah diidentifikasi menggunakan metode pohon klasifikasi pada CART ( Classification & Regression Trees ) diperoleh 3 faktor

Walaupun kedua kelompok data ini berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal akan tetapi pada akhirnya hasil analisis data tersebut memberikan kesimpulan bahwa

dengan premedikasi atropin sulfat pada burung merpati belum banyak diketahui, oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan waktu induksi,

Dengan menerapkan aplikasi Odoo modul purchase management pada perusahaan, maka proses bisnis perusahaan akan berjalan lebih optimal dan efektif karena PO yang di buat

Chapter X, “Competition, Regulation, and Broadband Diffusion: The Case of New Zealand” by Bronwyn Howell, offers a thought-provoking case study of the effects of different

Madrasah adalah ujung tombak terdepan dalam pelaksanaan proses pendidikan Islam. Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang dari