• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI ORANG TUA SISWA TENTANG PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENDAPATANNYA DENGAN MINAT SISWA UNTUK MELANJUTKAN SEKOLAH KE TINGKAT SLTP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI ORANG TUA SISWA TENTANG PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENDAPATANNYA DENGAN MINAT SISWA UNTUK MELANJUTKAN SEKOLAH KE TINGKAT SLTP"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Pada Orang Tua Siswa di Desa Cibahayu Kecamatan Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya) Oleh CUCUM SUMIATI NIM. 108101097 ABSTRACT

This study aims to find, analyze and examine the relationship between students' perceptions of parental education and income levels with student interests to proceed to junior secondary level. The method used in this research is descriptive correlational in nature. The population in this study were parents in the village of Cibahayu Duchy Tasikmalaya district who have children of school age (aged 13-15 years). which amounts to 50 people. The sampling technique used in this study is the total sampling technique, the sample size of 50 people. Instruments used test students' perceptions of parental education, income level and questionnaire questionnaire student interests to proceed to junior secondary level. While the data analysis techniques used were correlation analysis, simple and multiple regression. The results showed variable perceptions of parents about the lack of education, including class, variable income is less category and the variable interest students to proceed to junior secondary level less category. There is a relationship between the perception of parents about the educational interests of students to continue their education to the junior level. This is evidenced by the acquisition value of the correlation coefficient of 0.666 which is quite and closeness category contributed 44.4%. The better the perception of parents about the education, the better interest of the students to go to school to junior. There is a relationship between the level of income with the interest of the student to proceed to junior secondary school. This is evidenced by the acquisition value of the correlation coefficient of 0.667 which is quite and closeness category contributed 44.5%. The better the level of income the better interest of the student to proceed to junior secondary school. There is a relationship between the perception of parents about the education and income levels with student interests to continue to junior secondary school. This is evidenced by the acquisition value of the correlation coefficient of 0.682 which is quite and closeness category contributed 46.6%. The better the perception of parents about the education and income levels, the better the better interest of the students to go to school to junior.

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan mengkaji hubungan antara persepsi orang tua siswa tentang pendidikan dan tingkat pendapatannya dengan minat siswa untuk melanjutkan ke tingkat SLTP. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang sifatnya korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua di Desa Cibahayu Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya yang mempunyai anak usia sekolah (berusia 13-15 tahun). yang berjumlah 50 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling Total, dengan sampel sebanyak 50 orang. Instrumen menggunakan tes persepsi orang tua siswa tentang pendidikan, angket tingkat pendapatannya dan angket minat siswa untuk melanjutkan ke tingkat SLTP. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi, regresi sederhana dan berganda. Hasil penelitian menunjukkan variabel persepsi orang tua siswa tentang pendidikan termasuk kategori kurang, variabel tingkat pendapatannya termasuk kategori kurang dan variabel minat siswa untuk melanjutkan ke tingkat SLTP termasuk kategori kurang. Ada hubungan antara persepsi orang tua siswa tentang pendidikan dengan minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,666 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan kontribusi sebesar 44,4%. Semakin baik persepsi orang tua siswa tentang pendidikan maka akan semakin baik minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP. Ada hubungan antara tingkat pendapatannya dengan minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,667 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan kontribusi sebesar 44,5%. Semakin baik tingkat pendapatannya maka akan semakin baik minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP. Ada hubungan antara persepsi orang tua siswa tentang pendidikan dan tingkat pendapatannya dengan minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,682 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan kontribusi sebesar 46,6%. Semakin baik persepsi orang tua siswa tentang pendidikan dan semakin baik tingkat pendapatannya maka akan semakin baik minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP.

Kata Kunci: Persepsi, Pendidikan, Pendapatannya, Minat, Sekolah

PENDAHULUAN

Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun ternyata sampai tahun 2011 belum mencapai sasaran. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga Negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Dengan demikian berarti setiap warga negara

(3)

mempunyai kesempatan yang sama untuk mengikuti pendidikan yang setinggi-tingginya. Mengingat pentingnya masalah pendidikan, maka bangsa Indonesia senantiasa berusaha meningkatkan kualitas bangsanya melalui peningkatan mutu pendidikan. Tingkat pendidikan masyarakat sangat menentukan terhadap peningkatan sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan taraf hidup masyarakat yang lebih layak dan bermartabat.

Tingkat pendapatan keluarga merupakan salah satu kondisi dari aspek keluarga yang berpengaruh besar terhadap minat siswa untuk melanjutkan sekoah. Tingkat pendapatan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar merupakan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Dengan tingkat pendapatan keluarga yang cukup, biasanya minat anak untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi semakin besar.

Dalam kegiatan belajar, minat mempunyai peranan yang sangat penting. Bila seorang siswa tidak memiliki minat dan perhatian yang besar terhadap objek yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan minat dan perhatian besar terhadap objek yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh lebih baik.

Tingkat pendapatan keluarga merupakan salah satu kondisi dari aspek keluarga yang berpengaruh besar terhadap minat siswa untuk melanjutkan sekoah. Tingkat pendapatan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar merupakan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Dengan tingkat pendapatan keluarga yang cukup, biasanya minat anak untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi semakin besar. Dalam hal ini minat merupakan landasan penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, tapi juga dapat mendorong orang untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu. Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang dialami oleh setiap manusia. Hal ini berlangsung terus-menerus, sebagai suatu proses yang berkesinambungan. Pendidikan yang telah ditempuh oleh orang tua beragam jenjangnya. Mulai dari tidak tamat sekolah dasar, hingga ke perguruan tinggi. Kondisi ini baik secara

(4)

langsung maupun tidak langsung mempengaruhi minat anak untuk melanjutkan pendidikan. Berdasarkan latar belakang tersebut pada kesempatan ini penulis ingin mengkaji permasalahan pendidikan yng ada di daerah Kadipaten tepatnya Desa Cibahayu yaitu tentang pemahaman orang tua ditinjau dari pendidikan dan tingkat pendapatan orang tua siswa untuk menyekolahkan anaknya serta minat anak untuk melanjutkan sekolahnya.

Tujuan dari penelitian ini: Untuk mengetahui hubungan antara persepsi orang tua siswa tentang pendidikan dengan minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP Untuk mengetahui Hubungan antara persepsi orang tua siswa tentang tingkat pendapatannya dengan minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP Untuk mengetahui Hubungan antara persepsi orang tua siswa tentang pendidikan dan tingkat pendapatannya dengan minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP

Persepsi orang tua tentang pendidikan pada penelitian ini adalah pengalaman dari orang tua tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh. Persepsi ini adalah proses dimana kita menafsirkan sesuatu. Indikatornya antara lain latar belakang pendidikan, wawasan, motivasi atau dorongan untuk berprestasi, sikap kepedulian/perhatian terhadap anak, menerapkan disiplin pada anak agar anak berhasil dalam belajarnya serta membantu mempersiapkan segala kebutuhannya. Sarlito Wirawan dalam Indrosiswoyo (2002:94) menyebutkan bahwa persepsi adalah proses informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah penginderaan (penglihatan, pendengaran, peraba, dan sebagainya). Menurut Rakhmat dalam Fadhillah (2000:39), persepsi adalah proses memberi makna pada sensori sehingga manusia memperoleh pengertian. Menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam Fadhillah (2000:39), persepsi adalah seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya. Krech, dkk. (Sugiharto 2001 : 19) mengemukakan bahwa persepsi seseorang ditentukan oleh dua faktor utama, yakni pengalaman masa lalu dan faktor pribadi.

Tingkat pendapatannya pada penelitian ini adalah jumlah penerimaan atau pendapatan yang diterima keluarga dari hasil pekerjaan atau aktifitas yang

(5)

dilakukannya baik berupa uang atau barang. Dengan indikator antara lain; tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, besarnya pendapatan atau penghasilan yang diterima keluarga, pemilikan lahan, serta pemenuhan kebutuhan. Sedangkan pengertian pendapatan keluarga yaitu jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota keluarga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama atau perseorangan. Dengan demikian untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan dalam hidupnya seseorang harus berusaha untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarganya. Tinggi rendahnya ekonomi masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara besarnya pendapatan, pengeluaran, dan pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari. Pendapatan keluarga menurut Mulyanto Sumardi dibagi menjadi “Pendapatan sektor formal, sektor informal dan penerimaan bukan pendapatan” Sumardi, dalam Bramastuti, (2009:14). Menurut Sumardi (Bramastuti, 2009:15) tinggi rendahnya pendapatan masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : Jenis pekerjaan atau jabatan, Pendidikan, Masa Kerja dan Jumlah anggota keluarga. Pendapatan atau penghasilan yang didapat oleh para orang tua setiap bulannya sangat menentukan bagai kelanjutan sekolah anak. Dengan pendapatan rendah dimana penghasilan yang mereka terima dibagi lagi untuk kebutuhan sehari-hari jadi kemungkinan orang tua tidak akan menyekolahkan anaknya, karena mereka berkeyakinan bahwa sekolah itu membutuhkan biaya yang besar. Di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat pembeda posisi atau kedudukan seseorang maupun kelompok di dalam struktur sosial tertentu. Perbedaan kedudukan dalam masyarakat dalam sosiologi dikenal dengan istilah lapisan sosial. Lapisan sosial merupakan sesuatu yang selalu ada dan menjadi cirri yang umum di dalam kehidupan manusia. Seorang sosiologi yang bernama Sorokin menyatakan bahwa lapisan sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (secara hirakris) (Soejono Soekanto,2003:228).

Minat siswa melanjutkan sekolah pada penelitian adalah kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada diri seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang. minat ini erat kaitannya dengan perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Minat

(6)

mengandung unsur-unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak). Oleh sebab itu, minat dapat dianggap sebagai respon yang sadar, sebab kalau tidak demikian, minat tidak akan mempunyai arti apa-apa. Unsur kognisi maksudnya adalah minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut unsur emosi, karena dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai oleh perasaan tertentu, seperti rasa senang, sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari unsur kognisi. Dari kedua unsur tersebut yaitu yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan. Minat merupakan aspek individu, yaitu berhubungan dengan kesiapan mental, juga dipandang bahwa minat merupakan suatu keadaan individu yang mempunyai peranan penting yang erat hubungannya dengan kebutuhan. Minat merupakan suatu respon yang positif yang berhubungan secara terus menerus terhadap faktor yang memberikan kepuasan. Minat akan memperkuat motif seseorang sebagai suatu tenaga psikis yang akan mendorong individu untuk melakukan suatu kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan maka semakin kuatlah keinginan untuk mencapai objek tersebut. Ada beberapa pendapat tentang minat, dalam Poerwadarminta (2003:744) minat diartikan sebagai gairah, keinginan dan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Para ahli psikologi telah banyak mendefinisikan minat dengan berbagai variasi. Namun pada dasarnya pendapat-pendapat tersebut saling melengkapi satu sama lain. Menurut Sudarsono, Joko (2003:28) menyatakan bahwa minat merupakan sikap ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan karena menyadarinya pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut.

METODE PENELITIAN

Yang menjadi objek pada penelitian ini adalah persepsi orang tua tentang pendidikan dan tingkat pendapatannya serta minat siswa melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP. Dimana penelitian ini dilaksanakan di Desa Cibahayu Kecamatan Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya terhadap siswa dan orang tua atau kepala

(7)

keluarga yang mempunyai anak usia sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang sifatnya korelasional. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data agar dapat menentukan besarnya hubungan yang ada di antara variabel-variabel dalam bentuk koefisien korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua di Desa Cibahayu yang mempunyai anak usia sekolah (berusia 13-15 tahun) sebanyak 50 orang.Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling Total.

Alat ukur yang digunakan adalah angket untuk mengukur data yang berkaitan dengan variabel persepsi orang tua siswa tentang pendidikan, tingkat pendapatannya dan minat siswa melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumen. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Korelasi Product Moment., reliabitas dihitung dengan formula dari Alfpha Cronbch. Uji coba instrumen dilaksanakan pada Orang Tua Siswa di Desa Cibahayu Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya dengan jumlah responden sebanyak 30 orang di luar sampel. Dari hasil uji validitas diketahui bahwa hasil pengujian dari 40 item pernyataan persepsi orang tua siswa tentang pendidikan yang valid sebanyak 36 item (digunakan) karena memenuhi nilai rhitung > r tabel sedangkan jumlah item yang tidak valid ada 4 item yaitu butir pernyataan nomor 2,4,6, dan nomor 9 (tidak digunakan). Dari hasil uji validitas diketahui bahwa hasil pengujian dari 40 item pernyataan minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP yang valid sebanyak 37 item (digunakan) karena memenuhi nilai rhitung > r tabel sedangkan jumlah item yang tidak valid ada 3 item yaitu butir pernyataan nomor 13,23, dan nomor 40 (tidak digunakan).

Teknik pengolahan data dan pengujian analisis korelasi dan regresi linear, baik sederhana maupun ganda menuntut persyaratan analisis. Analisis deskriptif dilakukan dengan menyajikan data penelitian yang berupa deskripsi data tentang persepsi orang tua tentang pendidikan dan tingkat pendapatannya serta minat siswa melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP, sedangkan analisis korelasi digunakan untuk menguji hipotesis. Beberapa syarat yang harus dalam melakukan teknik analisis korelasi yaitu persyaratan pertama data berdistribusi normal dan

(8)

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier. Uji normalitas data pada setiap variabel penelitian menggunakan uji pengujian

Kolmogorov-Smirnov. Untuk pengujian normalitas sebaran data penelitian

digunakan teknik statistik menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria jika nilai asymp. Sign (p) > α, maka sebaran data berdistribusi normal. Persyaratan kedua dalam pengujian persyaratan analisis adalah uji linieritas regresi. Uji Linieritas digunakan untuk menguji apakah ketiga varian memiliki hubungan atau tidak. Hasil uji linieritas regresi dari variabel-variabel tersebut masing-masing digunakan tenik pengujian dengan prosedur polinominal ANOVA satu jalur. Sedangkan sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Dimana nilai korelasi diinterpretasikan menurut Sujianto, Agus Eko (2009:40) Semua Perhitungan menggunakan bantuan SPSS.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu: 1) persepsi orang tua siswa tentang pendidikan, 2) tingkat pendapatannya, dan 3) minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP. Data tersebut diperoleh melalui instrumen pengumpulan data, yaitu angket persepsi orang tua siswa tentang pendidikan dan tingkat pendapatannya, serta minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP. Pada Orang Tua Siswa di Desa Cibahayu Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya. Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah sebanyak 50 orang, menunjukan variabel persepsi orang tua siswa tentang pendidikan termasuk kategori kurang, variabel tingkat pendapatannya termasuk kategori kurang, dan minat siswa melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP termasuk kategori kurang.

Pengujian normalitas data hasil perhitungan diperoleh : data dari variabel persepsi orang tua siswa tentang pendidikan (X1) didapat harga Asymp. Sig.

sebesar 0,74 pada taraf signifikan 5%. Ternyata harga Asymp.Sig. > dari harga probabilitas yang digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

populasi sampel berdistribusi normal. variabel tingkat pendapatannya(X2) didapat Asymp. Sig. sebesar 0,08 pada taraf signifikan 5%. Ternyata harga Asymp.Sig. >

(9)

dari harga probabilitas yang digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa populasi sampel berdistribusi normal dan variabel minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP (Y) didapat harga Asymp. Sig. sebesar 0,91 pada taraf signifikan 5%. Ternyata harga Asymp.Sig. > harga probabilitas yang digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa populasi sampel berdistribusi normal. Uji Linieritas dari ketiga variable linier, karena Asymp. Sig. < dari harga probabilitas.

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara persepsi orang tua siswa tentang pendidikan dengan minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP. Kekuatan hubungan antara persepsi orang tua siswa tentang pendidikan (X1) dengan minat siswa untuk melanjutkan sekolah

ke tingkat SLTP (Y) pada model persamaan Y = 55,94 + 0,61 X1 dapat dilihat

pada koefisien determinasi (r2) adalah 0,444. Ini berarti persepsi orang tua siswa tentang pendidikan memberikan kontribusi sebesar 44,4% terhadap minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP, 55,6% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya motivasi dan lingkungan. Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi r sebesar 0,666 yang termasuk kategori keeratan cukup. Uji signifikan terhadap koefisien korelasi menghasilkan Fhitungsebesar 36,31 dengan db = 48 pada taraf signifikan 5%, dan Ftabel sebesar 4,04. Ternyata F hitunglebih besar dari Ftabel, ini berarti koefisien korelasi tersebut signifikan. Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara persepsi orang tua siswa tentang pendidikan dengan minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP.

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara tingkat pendapatannya dengan minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP. Kekuatan hubungan antara tingkat pendapatannya (X2) dengan

minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP(Y) pada model persamaan Y = 121,04 + 4,19 X2 dapat dilihat pada koefisien determinasi (r2)

adalah 0,4449. Ini berarti tingkat pendapatannya memberikan konstribusi sebesar 44,5% terhadap minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP, 55,5% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Analisis korelasi terhadap pasangan data

(10)

dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi r sebesar 0,667 yang termasuk kategori keeratan cukup. Uji signifikan terhadap koefisien korelasi menghasilkan Fhitung sebesar 38,53 dengan db = 48 pada taraf signifikan 5%, dan Ftabel sebesar 4,04. Ternyata F hitung lebih besar dari Ftabel, ini berarti koefisien korelasi tersebut signifikan. Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara tingkat pendapatannya dengan minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP.

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara persepsi orang tua siswa tentang pendidikan dan tingkat pendapatannya dalam belajar dengan minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP. Kekuatan hubungan antara persepsi orang tua siswa tentang pendidikan (X1) dan

tingkat pendapatannya (X2) dengn minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke

tingkat SLTP (Y) pada model persamaan Y = = 86,98 + 0,31 X1 + 2,23 X2 dapat

dilihat pada koefisien determinasi (r2) adalah 0,466. Ini berarti persepsi orang tua siswa tentang pendidikan dan tingkat pendapatannya memberikan kontribusi sebesar 46,6% terhadap minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP. 53,4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya motivasi dan lingkungan. Analisis korelasi terhadap pasangan ketiga variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi r sebesar 0,784 yang termasuk kategori keeratan kuat. Berarti koefisien korelasi tersebut di uji dengan menggunakan uji-F menghasilkan Fhitung sebesar 20,48 dan Ftabel dengan db = 47 pada taraf signifikan 5% sebesar 3,19. Ternyata Fhitung lebih besar dari Ftabel, ini berarti koefisien korelasi tersebut signifikan. Dengan demikian, hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara persepsi orang tua siswa tentang pendidikan dan tingkat pendapatannya dengan minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP .

Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat komplek, stimulus masuk ke dalam otak, kemudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi. Dalam hal ini, persepsi mencakup penerimaan stimulus (inputs), pengorganisasian stimulus dan penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat

(11)

mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap, sehingga orang dapat cenderung menafsirkan perilaku orang lain sesuai dengan keadaannya sendiri

Minat ialah suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan. Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami; Sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan. Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa; baik kognitif, psikomotor maupun afektif.

Betapa penting peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sehari-hari, karena hanya dengan pendidikan manusia bisa menyesuaikan dirinya dengan perkembangan ilmu dan teknologi, bahkan dalam perkembangan selanjutnya manusia bisa mengguasai ilmu dan teknologi untuk kemaslahatan dan kemakmuran hidupnya hanya dengan peningkatan kualitas pendidikannya. Untuk mencapai pendidikan yang relatif lebih tinggi kenyataannya dimasyarakat banyak menemui berbagai kendala, diantaranya banyak berbenturan dengan nilai-nilai budaya yang berkembang. Dilain pihak kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di tanah airKemudian yang berkaitan dengan status ekonomi orang tua adalah tingkat pendapatan yang diperoleh orang tua. Dalam rangka mempertahankan hidup dan mengembangkan kehidupannya, manusia harus dapat memenuhi kebutuhan hidupnya baik kebutuhan, primer, sekunder, maupun tertier, agar dapat hidup layak sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai anggota masyarakat.

Dalam usaha memenuhi kebutuhan yang tak terbatas sementara alat-alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya sangat terbatas maka manusia cenderung memenuhi kebutuhannya menurut skala kepentingan (skala prioritas) dan kemampuan untuk memenuhinya, kemampuan disini erat kaitannya dalam masalah pembiayaan dan pembiayaan itu sendiri diperoleh dari pendapatan atau penghasilan.

Latar belakang pendidikan orang tua akan mempengaruhi terhadap minat siswa melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi. Begitu juga jika pendapatan

(12)

orang tua lebih besar atau mencukupi maka minat siswa juga akan tinggi karena siswa tidak perlu khawatir untuk biaya selama sekolah. Orang tua yang tingkat pendidikan lebih tinggi relative akan mempunyai wawasan yang luas tentang pendidikan, mereka akan mengetahui baik buruknya orang yang berpendidikan rendah dan tinggi. Orang yang berpendidikan tinggi akan berusaha semampunya untuk menyekolahkan anak, karena memberi mereka mempunyai keyakinan lebih baik kaya ilmu daripada kaya harta. Dengan ilmu diharapkan akan memudahkan anak dalam mencari kekayaan serta tidak akan mudah dibohongi atau ditipu oleh orang lain. Begitu juga sekolah itu membutuhkan biaya, meskipun untuk sekolah tingkat SLTP ada BOS (Biaya Operasional Sekolah) tetapi untuk biaya sehari-hari dan membeli buku untuk menambah pengetahuan diperlukan biaya. Dengan wawasan pendidikan yang luas ditambah pendapatan orang tua yang memadai maka diharapkan minat siswa untuk melanjutan sekolah akan tinggi. Siswa akan lebih termotivasi dalam melanjutkan sekolah karena mereka melihat bahwa orang tuanya sangat mendukung terhadap keinginannya untuk sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

SIMPULAN DAN SARAN

Ada hubungan antara persepsi orang tua siswa tentang pendidikan dengan minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,666 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan kontribusi sebesar 44,4%. Semakin baik persepsi orang tua siswa tentang pendidikan maka akan semakin baik minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP. Ada hubungan antara tingkat pendapatannya dengan minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,667 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan kontribusi sebesar 44,5%. Semakin baik tingkat pendapatannya maka akan semakin baik minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP. Ada hubungan antara persepsi orang tua siswa tentang pendidikan dan tingkat pendapatannya dengan minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai

(13)

koefisien korelasi sebesar 0,682 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan kontribusi sebesar 46,6%. Semakin baik persepsi orang tua siswa tentang pendidikandan semakin baik tingkat pendapatannya maka akan semakin baik minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP.

Orang tua hendaknya memahami dan melaksanakan prinsip-prinsip peranan keluarga (Modelling,= menjadi contoh/ model bagi anaknya, Menitoring

= menjalin/membangun hubungan, Organising= keluarga membutuhkan team kerja, Teaching= manjadi guru bagi anak-anaknya). Peran orang tua sangat besar dalam penanaman minat belajar siswa, Agar anak selalu memiliki motivasi untuk malanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga dapat meningkatkan pengetahuannya, sehingga masa depannya bisa sukses dan dapat hidup layak.

DAFTAR PUSTAKA

Bramastuti, Novia. (2009). Pengaruh Prestasi Sekolah dan Tingkat Pendapatan Keluarga Terhadap Motivasi Berwiraswasta Siswa SMK Bakti Oetama

Gondangrejo Karanganyar. Skripsi Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Tidak diterbitkan

Fadhilla, S.S., (2000), Peran Layanan Informasi Karier Terhadap Persepsi, Surakarta, Universitas Sebelas Maret.

Indrosiswoyo, (2002), Hubungan antara Partisipasi, Sikap dan Adaptasi dalam Tugas Keluarga dengan Prestasi Belajar pada Siswa SLTP Negeri I Jiwan

Kabupaten Madiun. Tesis. Surakarta, Program Pendidikan Kependudukan

dan Lingkungan Hidup Program Pascasarjana UNS.

Poerwadarminta, W.J.S, (2003) Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

Soekanto, Soejono. (2003) Sosiologi Sebagai Suatu Pengantar. Jakarta: Rajagrafindo,

Sudarsono, Joko. 2003. “Menumbuhkan Minat Belajar Untuk Mencapai Sukses

dalam Studi”. Dalam Majalah Remaja Gen 2000. No. 04. Th. II.Tri Wulan

(14)

Sugiharto, Sri Tjahjorini. (2001). Persepsi anak Jalanan Terhadap Bimbingan

Sosial Melalui Rumah Singgah DI Kotamadya Bandung, [Tesis mangister

sains]. Bogor : Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Sujianto , Agus Eko (2009) Aplikasi Statistik dengan SPSS 16 , Jakarta: Prestasi Pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

Maka dapat penulis simpulkan bahwa, Sekaten adalah sebuah upacara keagamaan tradisi keraton Yogyakarta yang dilaksanakan selama tujuh hari berturut-turut dari tanggal 6 hingga

Hal ini terlihat darnilai signifikansi masing-masing variabel bebas yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,44 (product) dan 0,001 (promotion). Dengan demikian, terdapat 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI...

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kemasan, kewajaran harga dan brand awareness berpengaruh positif signifikan terhadap brand loyalty, artinya kemasan yang

5. Teknik melakukan bounce pass dalam bola basket. Teknik melakukan chest pass dalam bola basket.. Teknik melakukan overhead pass dalam bola basket. Pengaplikasian teknik dasar

Bank Tabungan Negara yang salah satu aktivitas usahanya adalah menghimpun dana pihak ketiga telah berupaya seoptimal mungkin agar alokasi penyaluran dana pihak

Dengan demikian skala adalah perbandingan antara jarak pada peta (gambar ) dengan jarak yang sebenarnya.. Foto dan

Total pendapatan yang diperoleh pada usaha penangkapan ikan menggunakan alat tangkap Panah dan Bubu Dasar dapat dilihat pada tabel 5... Pendapatan usaha alat tangkap