• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DIARE 1. Pengertian diare - MUHAMMAD FAUZY BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DIARE 1. Pengertian diare - MUHAMMAD FAUZY BAB II"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DIARE

1. Pengertian diare

Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Di dunia diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun. Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria.Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu.Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan (Wikipedia, 2011).

(2)

dari200 gram/24 jam. Volume tinja anak usia 3 tahun sama dengan volume tinja orangdewasa ( Nelson, 2000). Sedangkan ahli lain Robbins (1999) memberi batasan kasardiare sebagai produksi tinja harian melebihi 250 gram, mengandung 70%-90% air, yangmenyebabkan bertambahnya volume tinja dan frekuensi buang air besar (Aditya, 2011).

2. Etiologi / Faktor Penyebab

Menurut Widjaja (2002), diare disebabkan oleh faktor infeksi, malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi), makanan dan faktor psikologi

a. Faktor infeksi

Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama diare pada anak. Jenis-jenis infeksi yang umumnya menyerang antara lain:

1) Infeksi oleh bakteri :Escherichia coli, Salmonella thyposa, Vibrio cholera (kolera), dan serangan bakteri lain yang

jumlahnya berlebihandan patogenik seperti pseudomonas. 2) Infeksi basil (disentri),

3) Infeksi virus rotavirus,

(3)

6) Infeksi akibat organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang tenggorokan.

Faktor resiko yang dapat menyebabkan diare karena faktor infeksi misalnya ketersediaan sumber air bersih, ketersediaan jamban, dan kebiasaan tidak mencuci tangan. 1) Sumber Air Bersih

Sumber air bersih yang digunakan untuk minum merupakan salah satu sarana sanitasi yang tidak kalah pentingnya berkaitan dengan kejadian diare. Sebagian kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur fekal oral. Mereka dapat ditularkan dengan memasukkan ke dalam mulut, cairan atau benda yang tercemar oleh tinja, misalnya air minum, jari-jari tangan makanan, dan makanan yang disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air yang tercemar (Depkes RI, 2000).

Menurut Depkes RI (2000), hal - hal yang perlu diperhatikan dalam penyediaan air bersih adalah : a) Mengambil air dari sumber air yang bersih.

b) Mengambil dan menyimpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta menggunakan gayung khusus untuk mengambil air.

(4)

pengotoran. Jarak antara sumber air minum dengan sumber pengotoran seperti septictank, tempat pembuangan sampah dan air limbah harus lebih dari 10 meter.

d) Mengunakan air yang direbus.

e) Mencuci semua peralatan masak dan makan dengan air yang bersih dan cukup

2) Ketersediaan Jamban Keluarga

Ketersediaan jamban atau pembuangan tinja merupakan bagian yang penting dari kesehatan lingkungan. Pembuangan tinja yang tidak menurut aturan memudahkan terjadinya penyebaran penyakit tertentu yang penulurannya melalui tinja antara lain penyakit diare. Menurut Notoatmodjo (2003), syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan kesehatan adalah :

a) Tidak mengotori permukaan tanah di sekitarnya b) Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya c) Tidak mengotori air dalam tanah di sekitarnya

d) Kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai tempat lalat bertelur atau perkembangbiakan vector penyakit lainnya

(5)

f) Pembuatannya murah, penggunaanya mudah dan mudah dipelihara.

3) Kebiasaan Mencuci Tangan

Beberapa perilaku yang tidak sehat dalam keluarga adalah kebiasaan tidak mencuci tangan. Mencuci tangan yang baik sebaiknya menggunakan sabun sebagai desifektan atau pembersih kuman yang melekat pada tangan, kebiasaan mencuci tangan dapat dilakukan pada saat sesudah membuang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyuapi makanan pada anak, dan sesudah makan mempunyai dampak terhadap diare. Kemudian kebiasaan membaung tinja juga dapat beresiko terhadap diare misalnya membuang tinja (termasuk tinja bayi) harus dilakukan secara bersih dan benar. Banyak orang yang beranggapan bahwa tinja pada bayi tidaklah berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar sehingga dapat menimbulkan diare pada anak.

a. Faktor malabsorpsi

(6)

dapat menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, dan sakit di daerah perut. Sedangkan malabsorpsi lemak, terjadi bila dalam makanan terdapat lemak yang disebut triglyserida. Triglyserida, dengan bantuan kelenjar lipase, mengubah lemak menjadi micelles yang siap diabsorpsi usus.Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat muncul karena lemak tidak terserap dengan baik.

b. Faktor makanan

Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah (sayuran) dan kurang matang. Makanan yang terkontaminasi jauh lebih mudah mengakibatkan diare pada anak-anak balita. c. Faktor psikologis

Rasa takut , cemas, dan tegang yang berlebihan, jika terjadi pada anak bisa menyebabkan diare. Tetapi jarang terjadi pada balita umumnya pada anak yang lebih besar.

3. Jenis dan Klasifikasi Diare

Menurut Depkes RI (2000) diare menurut jenisnya dibagi : a. Diare Akut

(7)

sedangkan dehidrasi adalah penyebab utama kematian pada penderita diare.

b. Diare Disentri

Diare disentri adalah diare yang disertai darah dalam tinjanya.Akibat diare disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan kemungkinan terjadinya komplikasi pada mukosa.

c. Diare Persisten

Diare persisten yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari atau dua minggu dan terjadi secara terus-menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.

d. Diare dengan masalah lain

Anak yang menderita diare (diare akut atau diare persisten) mungkin juga disertai dengan penyakit lain seperti demam, gangguan gizi, atau penyakit lainnya.

4. Patofisiologi Diare

(8)

akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula. Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare (Latief, Abdul dkk, 2007)

Menurut Latief, Abdul dkk (2007) mekanisme dasar yang menyebabkan diare adalah sebagai berikut :

a. Gangguan Osmotik

(9)

akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga terjadilah diare.

b. Gangguan Seksresi

Akibat rangsangan tertentu (missal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

c. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya akan menimbulkan diare juga.

5. Tanda dan Gejala Diare

(10)

banyaknya asam laktat dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus (Sodikin 2011).

Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Apabila penderita telah banyak mengalami kehilangan air dan elektrolit, maka terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun, ubun-ubun besar cekung pada bayi, tonus otot dan tugor kulit berkurang, dan selaput kering pada mulut bibir terlihat kering. Gejala klinis menyesuaikan dengan derajat atau banyaknya kehilangan cairan yang hilang (Sodikin 2011)

6. Akibat Diare

a. Kehilangan air (dehidrasi)

(11)

b. Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare. Hal ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi glukosa. Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak.

c. Gangguan Gizi

Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat disebabkan oleh karena asupan makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang bertambah hebat dan makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik. d. Gangguan sirkulasi

(12)

B. KEHILANGAN CAIRAN

Air (H20) merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia. Sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa terdiri dari air. Namun bergantung kepada kandungan lemak & otot yangterdapat di dalam tubuh, nilai persentase ini dapat bervariasi antara 50-70% dari total berat badan orang dewasa (Irawan, 2007).

Presentase air tubuh total (ATT) terhadap berat badab berubah sesuai umur, menurun cepat pada awal kehidupan. Pada masa prenatal, ATT menurun selama kehamilan. Pada saat lahir, ATT 78% berat badan. Pada beberapa bulan pertama kehidupan, ATT turun cepat mendekati kadar dewasa 55-60% berat badan pada usia satu tahun. Pada masa pubertas terjadi perubahan ATT selanjutnya. Karena lemak mempunyai kadar air yang lebih rendah, presentase berat badan pada wanita dewasa yang mempunyai lebih banyak lemak tubuh (55%), daripada laki-laki, yang mempunyai sedikit lemak. Peningkatan lemak tubuh pada anak gemuk usia berapapun mempunyai efek yang serupa terhadap ATT (Behrman, Kliegman & Arvin, Nelson, 1999)

(13)

di dalam tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil metabolisme seperti karbon dioksida (CO2 dan juga senyawa nitrat. Selain berperan dalam proses metabolisme, air yang terdapat di dalam tubuh juga akan memiliki berbagai fungsi penting

antara lain sebagai pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata,

mulut & hidung, pelumas dalam cairan sendi tubuh, katalisator reaksi

biologik sel, pelindung organ dan jaringan tubuh serta juga akan

membantu dalam menjaga tekanan darah dan konsentrasi zat terlarut.

Selain itu agar fungsi-fungsi tubuh dapat berjalan dengan normal, air

di dalam tubuh juga akan berfungsi sebagai pengatur panas untuk

menjaga agar suhu tubuh tetap berada pada kondisi ideal yaitu ± 37 C

(Irawan, 2007).

(14)

Sedangkan mineral dapat digolongkan menjadi 2 kelompok utama yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah

mineral yang menyusun hampir 1% dari total berat badan manusia dan

dibutuhkan dengan jumlah lebih dari 1000 mg/hari, sedangkan

mineral mikro (Trace ) merupakan mineral yang dibutuhkan dengan

jumlah kurang dari 100 mg /hari dan menyusun lebih kurang dari

0.01% dari total berat badan. Mineral yang termasuk di dalam

kategori mineral makro utama adalah kalsium (Ca), fosfor (P),

magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K), klorida (Cl), dan natrium

(Na). Sedangkan mineral mikro terdiri dari kromium (Cr), tembaga

(Cu), fluoride (F), yodium (I) , besi (Fe), mangan (Mn), silisium (Si)

and seng (Zn). Dalam komposisi air keringat, tiga mineral utama yaitu

natrium, kalium& klorida merupakan mineral dengan konsentrasi

terbesar yang terdapat di dalamnya. Sehingga dengan semakin besar

laju pengeluaran keringat, maka laju kehilangan natrium , kalium dan

klorida dari dalam tubuh juga akan semakinbesar. Diantara ketiganya,

natrium dan klorida merupakan mineral dengan konsentrasi tertinggi

yang terbawa keluar tubuh melalui kelenjar keringat (sweat

glands)(Irawan, 2007).

Asupan cairan pada tubuh berasal dari air atau cairan dalam

makanan yang normalnya yaitu sekitar 2100 ml/hari, dan berasal dari

sintesis di tubuh sebagai hasil oksidasi karbohidrat yang menambah

(15)

pada masing-masing orang karena bergantung pada cuaca, kebiasaan,

dan tingkat aktifitas fisik. ( Guyton, 2008).

Kehilangan cairan tubuh harian dapat melalui kulit, paru-paru,

keringat (insensible water loss), kehilangan air lewat feses, dan

kehilangan air melalui ginjal. Insensibel water loss (IWL) adalah

pengeluaran cairan yang tidak disadari dan tidak dapat diatur secara

tepat, contohnya kehilangan cairan yang berlangsung terus-menerus

melalui evaporasi dari traktus respiratorius dan difusi melalui kulit.

Normalnya kehilangan cairan tubuh karena IWL adalah 700 ml/hari.

(Guyton, 2008).

Kehilangan cairan tubuh melalui feses secara normalnya hanya

sejumlah cairan kecil yang dikeluarkan yaitu sekitar 100ml/hari.

Jumlah ini dapat meningkat sampai beberapa liter sehari pada pasien

dengan diare berat. Sedangkan kehilangan cairan tubuh yang lainnya

adalah lewat urin yang disekresikan oleh ginjal. Ada berbagai

mekanisme yang mengatur kecepatan eksresi urin. Bahkan, cara

terpenting yang dilakukan oleh tubuh dalam mempertahankan

keseimbangan asupan dan keluaran cairan serta keseimbangan antara

asupan dan keluaran sebagian besar elektrolit di tubuh adalah dengan

mengatur eksresi dari zat-zat tersebut dari ginjal. misalnya volume

urin dapat berkurang sampai 0,5 liter/hari pada orang yang mengalami

(16)

sejumlah banyak air. Normalnya kehilangan cairan lewat urin yang

disekresikan melalui ginjal sekitar 1400 ml/hari. (Guyton, 2008).

Diare pada balita menyebabkan kehilangan garam (natrium) dan air secara cepat, yang sangat penting untuk hidup. Jika air dan garam tidak digantikan cepat, tubuh akan mengalami dehidrasi. Kematian terjadi jika kehilangan sampai 10% cairan tubuh. Diare berat dapat menyebabkan kematian. Derajat dehidrasi dapat dinilai dari tanda dan gejala yang menggambarkan kehilangan cairan tubuh. Pada tahap awal, yang ada hanya mulut kering dan rasa haus. Seiring meningkatnya dehidrasi, muncul tanda-tanda seperti: meningkatnya rasa haus, gelisah, elastisitas (turgor) kulit berkurang, membran mukosa kering, matatampak cekung, ubun-ubun mencekung (pada bayi), dan tidak adanya air mata sekalipun menangis keras (Behrman, Kliegman & Arvin, Nelson, 2000 ).

(17)

Tabel 2.1 Gejala-gejala dehidrasi system Maurice king Bagian tubuh yang

diperiksa

Nilai untuk gejala yang ditemukan

0 1 2

Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng, apatis,

ngantuk

Mengigau, koma atau syok

Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang Sangat kurang Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung Ubun-ubun besar Normal Sedikit cekung Sangat Cekung

Mulut Normal Kering Kering dan

sianosis Denyut nadi/menit Kuat <120 Sedang (120-140) Lemah >140

Keterangan : nilai 0-2 dehidrasi ringan, nilai 3-6 dehidrasi sedang, nilai 7-12 dehidrasi berat.

Tabel 2.2 Gejala Klinis Dehidrasi menurut Sodikin 2011 Gejala Klinis

(18)

Table 2.3 Jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak di bawah umur 2 tahun

Derajat dehidrasi

PWL * NWL** CWL*** Total

Ringan 50 100 25 175

Sedang 75 100 25 200

Berat 125 100 25 250

Keterangan : * PWL : Previous Water Loss (ml/kgbb) ** NWL : Normal Water Loss ( ml/kgbb) ***CWL : Concomitant Water Loss (ml/kgbb)

Table 2.4 Jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak umur 2-5 tahun

Derajat Dehidras

i

PWL* NWL** CWL*** Total

Ringan 30 80 25 135

Sedang 50 80 25 155

Berat 80 80 25 185

(19)

Table 2.3 Jumlah cairan yang hilang pada dehidrasi berat menurut berat badan penderita dan umur

Berat Badan

Umur PWL* NWL** CWL*** Total

- 3kg - 1bln 150 125 25 300

3-10 kg 1-2 tahun 125 100 25 250

10-15 kg 2-5 tahun 100 80 25 205

15-25 kg 5-10 tahun 80 65 25 170

Keterangan : * PWL : Previous Water Loss (ml/kgbb) ** NWL : Normal Water Loss ( ml/kgbb) ***CWL : Concomitant Water Loss (ml/kgbb)

C. Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow

(20)
(21)

D. KERANGKA TEORI

Kerangka Teori Analisa Faktor Penyebab Diare dengan Tingkat Kehilangan Cairan pada Batita :

Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow

Faktor Infeksi

Faktor makanan

Faktor malabsorbsi

Faktor psikologi

Kehilangan cairan dan elektrolit akibat

diare Kebutuhan Fisiologis/ Dasar Cairan dan Elektrolit

(22)

Gambar 2.1 Kerangka teori Abraham Maslow ( Hall, Calvin & Lindzey Gardner 2006

E. KERANGKA KONSEP

Gambar 2.2

F. HIPOTESIS PENELITIAN Hipotesis penelitian ini adalah :

Ada hubungan faktor penyebab diare dengan tingkat kehilangan cairan pada batita di RSUD dr. R Goenteng Purbalingga.

Variable Independen Faktor Penyebab Diare

1. Faktor infeksi

2. Faktor malabsorbsi

3. Faktor makanan

4. Faktor Psikologis

Gambar

Tabel 2.2 Gejala Klinis Dehidrasi menurut Sodikin 2011
Table 2.4 Jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak
Table 2.3 Jumlah cairan yang hilang pada dehidrasi berat menurut berat
Gambar 2.2

Referensi

Dokumen terkait

anak. Dari penyebab utama kematian yang terjadi karena diare, yaitu adanya.. Etiologi5. Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa

Dari berbagai pengertian diare diatas dapat disimpulkan bahwa, diare merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali

Menurut world health organization (WHO), penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair

a) Gangguan osmotic yaitu yang disebabkan adanya makanan atau zat yang tidak diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi

Pengembangan rongga dada menyebabkan volume paru-paru juga mengembang akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang

Akibat terdapat makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam

tekanan darah yang normal, dan gangguanpada mekanisme ini dapat.. menyebabkan terjadinya hipertensi esensial. Terjadinya hipertensi dapat disebabkan oleh.. beberapa

Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari, sementaradiare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 15 hari.10 Mikroorganisme seperti bakteri, virus dan protozoa