• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Iing Ariffaeni BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Iing Ariffaeni BAB II"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjuan Pustaka

1. Pengobatan Sendiri

Pengobatan sendiri adalah penggunaan obat oleh masyarakat dengan tujuan mengobati penyakit atau gejala sakit tanpa menggunakan resep dokter atau nasehat tenaga medis lainnya (Supardi et al, 2004). Pengobatan sendiri adalah pengobatan yang dilakukan secara sendiri tanpa bantuan dokter atau petugas kesehatan lainnya untuk penyakit-penyakit ringan yang bisa diobati dengan jenis obat-obatan bebas dan bebas terbatas (Widodo, 2006).

Penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas secara benar akan menguntungkan masyarakat dalam pengobatan sendiri yang efektif dan efisien. Karena bagaimanapun obat bebas dan obat bebas terbatas bukan berarti bebas dari efek samping dan tetap harus digunakan sesuai indikasi, lama pemakaian yang benar dan memperhatikan kontraindikasinya (Kristina et al, 2008). Penggunaan yang tidak tepat pada obat bebas sekalipun tetap akan membahayakan penggunanya, minimal tidak efektif untuk pengobatan.

2. Penggolongan Obat

Obat-obatan yang dapat digunakan dalam melakukan pengobatan

sendiri adalah obat-obatan yang termasuk dalam golongan obat bebas, obat bebas terbatas dan obat-obatan dalam Daftar Obat Wajib Apotek (DOWA), yaitu obat keras yang dapat diperoleh tanpa resep dokter dan diserahkan oleh apoteker di apotek. (BPOM, 2004).

Penggolongan obat:

(2)

lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh dari obat bebas adalah parasetamol dan vitamin. (BPOM, 2004)

Tanda khusus obat bebas

b. Obat bebas terbatas adalah obat yang dijual bebas dan dapat dibeli tanpa dengan resep dokter, tapi disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus untuk obat ini adalah lingkaran berwarna biru dengan garis tepi hitam. Contoh dari obat bebas terbatas adalah obat flu, obat batuk yang mengandung antihistamin, dll.

Tanda khusus obat bebas terbatas

Selain tanda khusus obat bebas terbatas, terdapat pula tanda peringatan. Tanda peringatan ini diberikan karena hanya dengan takaran dan kemasan tertentu obat ini aman dipakai untuk pengobatan sendiri. Tanda peringatan berupa empat persegi panjang dengan huruf putih pada dasar hitam yang terdiri dari 6 macam, yaitu (BPOM, 2004):

P no. 1 Awas! Obat Keras Bacalah aturan memakainya

c. Obat keras adalah obat berkhasit keras yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter atau diberikan apoteker (khusus untuk obat yang masuk daftar Obat Wajib Apotek). Obat-obat golongan ini hanya dapat diperoleh di apotek dan tidak boleh diperjualbelikan di toko obat, toko, atau pedagang eceran. Pada kemasan obat terdapat tanda

P no. 2 Awas! Obat Keras Hanya untuk kumur, jangan

ditelan Hanya untuk bagian luar

badan

P no. 6 Awas! Obat Keras Obat wasir, jangan ditelan P no. 5

(3)

lingkaran hitam dengan latar belakang merah dan huruf K berwarna hitam. Contoh obat keras adalah asam mefenamat. (Widodo, 2006)

Tanda khusus obat keras

d. Obat narkotik adalah obat keras yang hanya bisa diperoleh dengan resep dokter dan hanya dijual di apotek. Apotek wajib melaporkan jumlah dan macamnya disetiap bulan. Tanda golongan obat ini adalah lingkaran merah dengan latar putih dan tengahnya bergambar palang berwarna merah. Contoh obat narkotik adalah morfin. (Widodo, 2006)

Tanda khusus obat narkotik

3. Penyuluhan

Secara harfiah penyuluhan bersumber dari kata ” suluh “ yang berarti obor ataupun alat untuk menerangi keadaan gelap. Dapat diartikan bahwa penyuluhan dimaksudkan untuk memberi penerangan ataupun

penjelasan kepada mereka yang disuluh agar tidak lagi berada dalam kegelapan mengenai sesuatu masalah tertentu. (Zulkarimein, 1990).

(4)

meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran (outcome) pendidikan atau penyuluhan kesehatan (Notoatmodjo, 2003).

Penyuluhan obat dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan dan dapat meningkatkan sikap terhadap pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan (Supardi et al, 2004).

Menurut Notoatmodjo tahun 2010 Metode yang dapat digunakan dalam memberikan penyuluhan adalah :

a. Metode ceramah

Adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide

kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan. Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan rendah atau tinggi.

b. Metode seminar

Adalah suatu penyajian / presentasi dari seseorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat. Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas.

c. Metode diskusi kelompok

Adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan satu topik pembicaraan. Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi.

d. Metode curah pendapat

Merupakan modifikasi dari metode diskusi kelompok. Perbedaannya adalah pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat). Kemudian dilakukan evaluasi terhadap semua pendapat tadi.

e. Metode bola salju

(5)

menjadi satu dan berdiskusi. Antara 2 kelompok yang bergabung kemudian bergabung dengan kelompok yang lain begitu seterusnya sampai akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.

f. Metode bermain peran

Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan.

g. Metode kelompok-kelompok kecil

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang kemudian diberi suatu permasalahan. Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut, selanjutnya hasil dari tiap kelompok

didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya. h. Metode permainan simulasi

Merupakan gabungan antara metode memainkan peran dengan diskusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti monopoli.

4. Sikap

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup. (Notoatmodjo, 2010).

Tiga komponen pokok dari sikap adalah (Allport, 1945) :

a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek. Artinya, bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.

(6)

c. Kecenderungan untuk bertindak, artinya sikap adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka.

Pengkuran sikap dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Pengukuran sikap secara langsung dapat dilkukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang objek yang bersangkutan. Pertanyaan secara langsung juga dapat dilakukan dengan cara memberikan pendapat dengan menggunakan kata “setuju” atau “tidak setuju” terhadap objek tertentu, dengan menggunakan skala lickert (Notoatmodjo , 2010).

Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian sosial

adalah (Sugiyono, 2008) : a. Skala Likert

b. Skala Guttman

c. Rating Scale

d. Semantik Deferential

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap sesuatu hal. Dengan skala Likert, maka variable yang akan diukur dapat dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala Likert

mempunyai skala gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.

B. Hipotesis

1. Terdapat pengaruh penyuluhan obat terhadap tingkat pengetahuan dan sikap perempuan dalam melakukan pengobatan sendiri di Kecamatan Salem, kabupaten Brebes.

2.

Metode kombinasi ceramah-diskusi kelompok dan kombinasi diskusi

Referensi

Dokumen terkait

 Aktivno raditi s nacionalnim kreatorima standarda kako bi se doveli do pribliţavanja nacionalnih raĉunovodstvenih standarda i MSFI-a visoko kvalitetnim rješenjima.

Metode penelitian yang akan di gunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah metode penelitian Deskrptif kuanitatif, Dengan metode deskriptif kuanitatif

Penelitian yang dilakukan oleh Silverthorne dan Chen (2008) pada para auditor yang bekerja di Taiwan memberikan hasil bahwa kepuasan kerja, kinerja serta tekanan kerja

Skor 1 diberikan jika guru melakukan dengan kurang baik dari tiap indikator yang diamati.. Indikator keberhasilan pada metode ini adalah apabila sekurang – kurangnya 85%

Wilayah Lombok Utara bagian pesisir, bagian barat daerah Lombok Barat (Batucaraken), wilayah Bima bagian utara pesisir, dan sebagian kecil wilayah Sumbawa barat

Target khusus yang ingin dicapai: Akhir dari pelaksanaan penelitian yang sudah memasuki tahun kedua dari rencana tiga tahun ini ditargetkan menghasilkan sebuah model baku

umum, fisik, pemeriksaan penunjang pada ibu hamil, menganalisis data, dan penatalaksanaan dengan pendokumentasian SOAP. b) Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif

Penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan hubungan antara lama permainan game online dengan gangguan pola tidur pada mahasiswa Poso di