• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENINGKATAN KEMAMPUAN MENARASIKAN HASIL WAWANCARA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL KOMPONEN PEMODELAN DAN INKUIRI PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI I KALIBAGOR TAHUN PELAJARAN 2009-2010 - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENINGKATAN KEMAMPUAN MENARASIKAN HASIL WAWANCARA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL KOMPONEN PEMODELAN DAN INKUIRI PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI I KALIBAGOR TAHUN PELAJARAN 2009-2010 - repository perpustakaan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa paling akhir dikuasai pelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibanding ketiga kemampuan berbahasa yang lain kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekaligus. Hal itu disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur di luar bahasa itu sendiri yang menjadi karangan baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan tulisan yang baik.

Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir secara kritis. Juga dapat memudahkan kita untuk memperdalam daya tanggap atau persepsi kita.

(2)

keleluasaan dalam mengelola sumberdaya, sumber dana, sumber belajar, dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat, (Mulyasa. 2007: 20-21).

(3)

lingkungan sekitar, serta mempertanggungjawabkannya kepada masyarakat dan pemerintah, (Mulyasa. 2007: 21).

Dalam Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII, terdapat kompetensi dasar mengubah teks wawancara menjadi narasi. Teks wawancara merupakan bentuk penyajian informasi berupa tanya jawab antara pewawancara dan narasumber.

Untuk menceritakan atau menyampaikan kembali hasil wawancara kepada orang lain, teks wawancara perlu diubah dalam bentuk narasi. Narasi merupakan bentuk karangan pengisahan suatu cerita atau kejadian.

(4)

Berdasarkan hasil wawancara ke lapangan pada tanggal 20 Desember 2009, di SMP N I Kalibagor dengan guru Bahasa Indonesia, dapat diketahui pembelajaran menulis narasi dari teks wawancara di SMP N I Kalibagor yang menjadi subjek penelitian ini, hasilnya belum optimal penyebabnya adalah (1) pembelajaran hanya menekankan hasil bukan proses, (2) siswa masih mengalami kesulitan dalam menulis narasi dari teks wawancara, (3) siswa belum bisa merubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung.

Selain wawancara yang telah penulis lakukan kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII, penulis juga melakukan pre test yaitu pengambilan data awal sebagai dasar untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis narasi dari teks wawancara. Setelah dilakukan pre test dan diketahui hasil rata-rata kelas mencapai 55,37, terbukti bahwa kemampuan menulis siswa masih sangat rendah dan belum mencapai KKM menulis yaitu 60.

Sehubungan dengan hal itu pembelajaran menulis narasi dari teks wawancarapun dipandang perlu ditingkatkan. Peningkatan pembelajaran menarasikan hasil wawancara dalam penelitian ini diterapkan dengan pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri yang dilaksanakan pada siswa kelas VII B SMP N I Kalibagor karena seperti diuraikan di atas bahwa kemampuan siswa kelas VIIB dalam menarasikan hasil wawancara tergolong masih rendah.

(5)

siswa, pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu dalam hal menulis narasi dari teks wawancara adalah dengan pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri.

Pembelajaran menarasikan hasil wawancara dengan pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri sengaja dipilih karena pendekatan kontekstual mempunyai unggulan yaitu (1) mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka, (2) siswa belajar mengalami bukan menghafal, (3) menumbuhkan komunitas belajar, (4) guru tidak selamanya bercerita.

Dalam pendekatan kontekstual ada beberapa komponen di antaranya adalah komponen inkuiri (menemukan) dan modelling (pemodelan). Inkuiri berarti menemukan, jadi siswa lebih aktif untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru, bukan semata-mata menghafal materi dari guru. Pemodelan (modelling) adalah pemberian contoh dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan baru dari model atau contoh yang dihadirkan guru.

(6)

Pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri merupakan pendekatan yang memungkinkan siswa untuk memperluas, menguatkan dan menerapkan pengetahuan serta keterampilan akademik dalam berbagai macam tataran kehidupan baik di sekolah maupun diluar sekolah.

Berdasarkan permasalahan yang peneliti kemukakan di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran menarasikan hasil wawancara perlu diadakan penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Menarasikan Hasil Wawancara Dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan dan

Inkuiri Pada Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 1 Kalibagor Tahun Pelajaran

2009-2010.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu apakah ada peningkatan kemampuan menarasikan hasil wawancara siswa kelas VII B SMP Negeri I Kalibagor setelah diajar dengan pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri.

C. Tujuan Penelitian

(7)

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini ada 2 manfaat 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat:

a. menambah wawasan tentang pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menarasikan hasil wawancara.

b. menambah setrategi-setrategi baru dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran menarasikan hasil wawancara.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat:

a. menjadikan pembelajaran menulis narasi akan lebih menarik dan diminati siswa karena pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri yang digunakan guru tepat dan dapat menumbuhkan kreativitas anak

b. meningkatkan kemampuan siswa dalam menarasikan hasil wawancara.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab:

(8)

Bab II Landasan Teori. Dalam bab ini dibicarakan teori-teori yang menjadi landasan penulisan skripsi, yang meliputi: pengertian menulis, tujuan menulis, pengertian narasi, macam-macam narasi, pengertian wawancara, macam-macam wawancara, pengertian pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri, pembelajaran menarasikan hasil wawancara dengan menggunakan pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuri, kerangka pemikiran dan hipotesis tindakan.

Bab III Rancangan Penelitian. Dalam bab ini dibicarakan tentang waktu penelitian, subjek penelitian, desain penelitian, proses tindakan kelas, data dan cara pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, serta indikator keberhasilan.

Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini dibahas secara keseluruhan deskripsi dan analisis data tantang peningkatan kemampuan menarasikan hasil wawancara dengan menggunakan pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri.

Referensi

Dokumen terkait

Individu yang memiliki harga diri tinggi memiliki karakteristik ; aktif dan dapat mengekspresikan diri dengan baik, berhasil dalam bidang akademik, terlebih dalam mengadakan

This paper presents an optimized look-up table (i.e. voltage vector selection) and a Constant Frequency Torque Controller (CFTC) proposed in [7] to achieve constant

This thesis aims to analyze Tom’s struggle to get freedom in an American Classic novel entitled Uncle Tom’s Cabin by Harriet Beecher Stowe.. It focuses on non-violent struggle

Untuk laju paparan radiasi pada jarak pengukuran tertentu dari bahan bakar bekas di kolarn penyimpan adalah :. Ry= LP.Ty

Dengan cara yang sama seperti di atas, maka untuk kondisi keseimbangan daya setelah modifikasi dapat dihitung.. Untuk menggambarkan kondisi pembebanan yang dipikul oleh

Berdasarkan hasil tambahan dengan kategorisasi melalui uji beda one sample mean empirik terhadap mean teoritis maka diperoleh, baik mean empirik subyek pria (95,91) maupun

pekerjaan petugas kelurahan dan pengadministrasian kantor kelurahan bertujuan untuk mempermudah pekerjaan petugas kelurahan. Herbarium adalah koleksi specimen tanaman

Oleh karena itu sebaiknya staff counter sebaiknya dapat lebih bersifat supel, komunikatif, dan menjalin hubungan yang baik dengan seluruh siswa yang kursus di Braga Music