• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1 . 1. Latar Belakang Masalah

Lazimnya manusia mulai dari lahir sudah ditakdirkan untuk berkomunikasi, karena komunikasi merupakan hak lahiriah dari setiap individu. Komunikasi sendiri dapat dilakukan secara langsung atau pun tidak langsung. Saat ini kita berkomunikasi tidak harus bertatap muka lagi, tapi kita juga dapat berkomunikasi dengan menggunakan media. Dalam berkomunikasi ada banyak hal yang dapat kita sampaikan, dan ada berbagai macam cara pula bagi kita untuk berkomunikasi. Apalagi pada saat ini kita telah memasuki era globalisasi dengan segala macam teknologi canggih, komunikasi dapat dilakukan dengan sangat mudah, tanpa ada dinding pembatas seperti jarak dan waktu. Kita dapat berkomunikasi dengan siapa saja dan kapan saja, dan dimana saja.

Perkembangan teknologi komunikasi saat ini telah masuk kedalam fase dimana orang-orang disuguhkan dengan berbagai alat komunikasi dengan teknologi up to date, ada banyak sekali perangkat atau alat yang bisa membantu untuk berkomunikasi. Lahirnya perangkat teknologi komunikasi baru tidak menutup kemungkinan terjadinya konvergensi media, dimana media yang sudah ada tidak saling menghilangkan, tapi saling melengkapi saling mendukung eksistensinya dan melengkapi media yang sudah ada.

“Konvergensi media telah mengubah komunikasi. Pada saat layanan baru semakin luas dapat dicapai, maka semuanya itu telah mengubah cara kita hidup dan bekerja, mengubah persepsi, keyakinan dan lembaga-lembaga kita. Penting sekali kita memahami semua dampak ini untuk mengembangkan sumber daya elektonika kita untuk kepentingan masyarakat”

(2)

Saat ini Indonesia khususnya kota Medan juga mengalami arus perubahan teknologi komunikasi. Kecanggihan dan kemudahan perangkat teknologi komunikasi ini sendiri juga memicu banyak pengguna perangkat teknologi komunikasi terbaru saat ini. Perangkat teknologi komunikasi yang saat ini digadang-gadangkan sebagai selular pintar (smart phone ) adalah BlackBerry. BlackBerrypertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan Kanada, Research In Motion (RIM). Kemampuannya menyampaikan informasi melalui jaringan data nirkabel dari layanan perusahaan telepon genggam mengejutkan dunia. BlackBerry pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub. Perusahaan Starhub merupakan pengejewantahan dari RIM yang merupakan rekan utama BlackBerry.

Pengguna BlackBerry ini sendiri sampai pada tahun 2011 telah mencapai 4 juta pelanggan, apalagi dibantu dengan meluncurnya produk-produk BlackBerry baru di akhir dan awal tahun. Nampaknya berita negatif dari RIM soal beberapa kegagalannya belum bisa merubah antusiasme pasar Indonesia terhadap BlackBerry. Cellular-news.com memperkirakan jumlah pelanggan BlackBerry secara global sebesar 70 juta pengguna. Dan Indonesia merupakan pasar terbesar BlackBerry di Asia Tenggara.

BlackBerry merupakan Perangkat Selular atau handphone pintar (smartphone) yang memiliki kemampuan layanan Push E-Mail, Telepon, Sms, chatting (BlackBerry Messengger) menjelajah internet (browsing), juga berbagai kemampuan nirkabel lainnya. Belakangan ini penggunaan BlackBerry yang begitu canggih dan lebih dari handphone sederhana ini begitu fenomenal, sampai-sampai menjadi suatu kebutuhan untuk fashion meskipun tidak semua pengguna BlackBerry menggunakan secara maksimal untuk mengakases semua kegiatan komunikasi, dan pengguna BlackBerry tidak menggunakan BlackBerrynya hanya untuk kegiatan telepon dan sms saja.

Handphone BlackBerry yang begitu canggih dan berbeda dari handphone pintar lainnya karena adanya fasilitas push e-mail. Dengan fasilitas push e-mail

(3)

semua email yang masuk dapat langsung diteruskan ke handphone BlackBerry. Selain itu email juga telah dikompresi dan discan di server BlackBerry sehingga email yang masuk telah berukuran lebih kecil dan aman dari virus. Dan fasilitas terfavorit dari para pengguna BlackBerry ini sendiri adalah kegiatan chatting dari BlackBerry Messengger atau yang kita kenal sebagai BBM.

Layanan BlackBerry Messenger begitu popular dikalangan pengguna BlackBerry. Dengan memanfaatkan layanan BBM para sesama pengguna BlackBerry dapat saling berkomunikasi, membuat grup chat, mengirimkan gambar, broadcast messege tanpa dikenai biaya tambahan hanya dengan membayar biaya akses perpaket senilai Rp. 2000/hari para pengguna BlackBerry dapat menikmati layanan chatting BBM sepuasnya selama seharian.

Dengan meningkatnya pengguna BlackBerry Messenger tampilan emoticon terus menerus digunakan dalam kegiatan berkomunikasi. Sehingga kini lebih mengarah sebagai saluran komunikasi non verbal, dan pada realitasnya pengguna BlackBerry Messenger dalam kegiatan pertukaran pesannya tak luput memberikan atau menyisipkan ikon-ikon dalam percakapan sebagai bentuk respon pertukaran komunikasi dalam proses menciptakan satu persamaan makna bagi para pengguna BlackBerry Messenger. Banyak para penggunanya menjadikan layanan BBM sebagai sarana komunikasi baik verbal maupun non verbal. BlackBerry Messenger dikatakan menjadi sarana komunikasi verbal karena menggunakan teks dalam menyampaikan pesannya, dan dapat dikatakan juga sebagai komunikasi non verbal karena para pengguna layanan ini tidak jarang bahkan sangat sering menggunakan emoticon (emotion icon ) dalam kegiatan chatting melalui BBM. Percakapan dalam BlackBerry Messenger yang menggunakan atau menyisipkan emoticon dalam kegiatan chatting di BBM dapat mewakili atau merepresentasikan bagaimana keadaan emosi dari lawan yang kita ajak berkomunikasi. Untuk menganalisis sebuah makna yang terkandung dalam sebuah ikon (emoticon) dapat diteliti melalui sebuah studi deskriptif analisis data kualitatif, berupa analisis semiotika. Emoticon standart yang disediakan oleh layanan BlackBerry Messenger ini sendiri ada 47 bentuk, namun tidak semuanya

(4)

digunakan disetiap kegiatan chattingnya,contoh emoticon yang disediakan ada pada gambar berikut ini :

Gambar 1.1

Emoticon BlackBerry Messenger

Sumber :Capture Screen pada BlackBerry Kepler

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Simbol Pada Emoticon BlackBerry ( Studi Deskriptif Pada Proses Komunikasi yang Menggunakan Emoticon Pada BlackBerry Sebagai Bentuk Komunikasi Non Verbal ).

1. 2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah yaitu “Bagaimana Simbol Emoticon BlackBerry Digunakan dalam Berkomunikasi Sebagai Komunikasi Non Verbal “.

(5)

1. 3. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas dan terarah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Objek Penelitian ini adalah Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang menggunakan emoticon pada BlackBerry Messenger dalam kegiatan komunikasi sebagai komunikasi non verbal. Selanjutnya Informan Kunci akan ditentukan melalui metode Snowball Sampling.

2. Penelitian ini menggunakan studi deskripitif untuk mengetahui proses komunikasi yang berlangsung dan untuk mengetahui makna simbol emoticon BlackBerry Messenger digunakan Analisis Semiotik model Charles Sanders Pierce.

3. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari – April 2012. 1. 4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui lambang-lambang emoticon yang digunakan oleh para penggunanya dalam kegiatan chatting di BlackBerry Messenger sebagai bentuk komunikasi non verbal.

2. Untuk mengetahui interpretasi lambang-lambang emoticon dalam kegiatan chatting di BlackBerry Messenger bagi para penggunanya dalam berkomunikasi sebagai komunikasi non verbal, melalui analisis semiotika model Charles Sanders Pierce.

(6)

1. 5. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan agar dapat memperkaya khasanah penelitian di FISIP USU khususnya di Departemen Ilmu Komunikasi .

2. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menguji pengamalan dan pengalaman teoritis peneliti selama mengikuti studi di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. Selain itu juga untuk menambah kajian ataupun penelitian yang berkaitan dengan teknologi komunikasi dan semiotika.

3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam analisis semiotika bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

1. 6. Tinjauan Pustaka 1. 6. 1. Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut Communication berasal dari bahasa Latin “Communicare” yang artinya berbicara, menyampaikan pesan, informasi, pikiran, gagasan, dan pendapat yang dilakukan oleh seseorang kepada yang lain dengan mengharapkan jawaban, tanggapan atau arus balik(feed back) dari orang yang diajak berbicara. Berdasarkan arti kata tersebut maka lebih dipertegas lagi dengan pengertian komunikasi dibawah ini, yaitu :

“Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan,harapan imbauan, dan sebagainya, yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung melalui media, dengan tujuan mengubah sikap,pandangan dan perilaku.” (Effendy,1993 : 60)

Berdasarkan pengertian diatas, Communicare bisa berarti dua orang atau lebih, yang bersama-sama bertemu baik secara langsung (tatap muka ) maupun

(7)

melalui media atau saluran tertentu, tukar-menukar pengetahuan, pengalaman, pemikiran, gagasan, perasaan.

Selain itu pula, seorang komunikator harus mempunyai rencana dan tujuan, tidak saja pesan itu tersampaikan, tapi juga dapat merubah sikap dan pendapat serta mempengaruhi komunikan, hal ini dipertegas dari definisi komunikasi, yaitu:

“Komunikasi atau upaya-upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas penyampaian informasi serta pembentukan sikap dan pendapat. ” Secara khusus Hovland menjelaskan bahwa “ Communication is the process to modify the behavior of other individual “ , ( komunikasi adalah pengubah perilaku orang lain )(Hovland dalam Effendy, 1993 ; 113 ).

Dalam melakukan komunikasi setiap individu berharap tujuan dari komunikasi itu sendiri dapat tercapai dan untuk mencapainya ada unsur-unsur yang harus dipahami, menurut Onong Uchyana Effendy dalam bukunya Dinamika Komunikasi, bahwa dari berbagai pengertian komunikasi yang telah ada, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup,yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Komponen atau unsur-unsur komunikasi tersebut adalah sebagai berikut :

• Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan. • Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang • Komunikan : Orang yang menerima pesan.

• Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.

• Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan (Effendy, 2002 : 6 ).

Kita mempersepsi manusia tidak hanya lewat bahasa verbalnya saja tapi juga perilaku non verbal nya. Pentingnya komunikasi non verbal misalnya dilukiskan dengan frase bukan apa yang ia katakannya tapi bagaimana ia mengatakannya. Lewat komunikasi non verbal kita dapat mengetahui suasana hati emosional seseorang. Secara sederhana menurut Larry A Samovar dan Richard E.Porter, komunikasi non verbal adalah:

(8)

“semua isyarat yang bukan kata-kata, dan mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal ) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima; jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja ataupun yang tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan; kita mengirim banyak pesan non verbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain.” ( Mulyana,2007 : 343 ) 1. 6. 2. Teknologi Komunikasi

Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini sedang dalam fase tumbuh kembang yang sangat cepat. Sehingga perkembangan yang pesat ini disebut para ahli sebagai suatu gejala revolusi. Sekalipun kemajuan tersebut masih dalam perjalanannya, saat ini sudah dapat diperkirakan terjadinya perubahan dibidang komunikasi maupun lain - lainnya yang berhubungan, sebagai implikasi dari perkembangan yang dimaksud. Perubahan – perubahan yang kelak terjadi, terutama disebabkan berbagai kemampuan dan potensi teknologi komunikasi tersebut, yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan berkomunikasi mereka secara tidak terbatas.

Jadi yang dimaksud dengan teknologi komunikasi adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi. Rogers 1986 dalam ( Lubis, 2005 : 42), mendefinisikan teknologi komunikasi sebagai “alat pengangkut keras, struktur organisasi dan nilai-nilai sosial yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, dan mempertukarkan informasi dengan yang lain.”

1. 6. 3. Semiotika

Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunani, semion yang berarti tanda. Menurut Umberto Eco (dalam Sobur, 2009 : 95), mengatakan : ”Tanda itu didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensional sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain”.

Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Sedangkan menurut Preminger ia mengatakan ;

(9)

“Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial/masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik itu mempelajari tentang sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi - konvensi yang memungkinkan tanda - tanda itu mempunyai arti” ( Sobur, 2009 : 96 ).

Pemahaman akan struktur semiosis menjadi dasar yang tidak bisa ditiadakan bagi penafsir dalam upaya mengembangkan pragmatis. Seorang penafsir adalah yang berkedudukan sebagai peneliti, pengamat, dan pengkaji, objek yang ditelitinya. Dalam mengkaji objek yang difahaminya, seorang penafsir yang jeli dan cermat, semuanya akan dilihat dari jalur logika, yakni (Sobur, 2009 : 97 ) :

Hubungan penalaran jenis dengan penandanya :

Qualisign : Penanda yang bertalian dengan kualitas. Tanda-tanda yang merupakan tanda berdasarkan suatu sifat. Qualisign yang murni pada kenyataannya tidak pernah ada. Jadi benar - benar berfungsi, qualisign harus mempunyai bentuk.

Sinsigns : Penanda yang bertalian dengan kenyataan. Tanda - tanda yang merupakan tanda atas dasar tampilannya dalam kenyataan. Semua pernyataan individual yang tidak dilembagakan merupakan sinsigns.

Legisigns : Penanda yang bertalian dengan kaidah. Tanda - tanda yang merupakan tanda atas dasar suatu pertauran yang berlaku umum, sebuah konvensi, sebuah kode. Semua tanda legisigns, karena bahasa merupakan kode. Setiap legisigns mengimplikasikan sinsigns, hubungan second yang mengaitkan third, yakni peraturan yang bersifat umum. Jadi, legisigns sendiri merupakan sebuah third.

(10)

1. 6. 4 Semiotika Charles Sanders Pierce

Menurut Pierce salah satu bentuk adalah kata. Sedangkan objek adalah tanda yang ada dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. ( Sobur, 2002 : 115 ). Pierce juga mengatakan bahwa tanda itu sendiri merupakan contoh dari kepertamaan, objeknya adalah kedua, dan penafsiran unsur pengantara adalah contoh dari ketigaan. Ketigaan yang ada dalam konteks pembentukan tanda juga membangkitkan semiotika yang tidak terbatas, selama satu penafsiran ( gagasan ) yang membaca tanda sebagai tanda bagi yang lain ( yaitu dari suatu makna dan penanda ) bisa ditangkap oleh penafsiran lainnya. Penafsiran ini adalah unsur yang harus ada untuk mengaitkan tanda dengan objeknya ( induksi, deduksi, penangkap) membentuk tiga jenis penafsiran yang penting .

Agar bisa ada sebagai suatu tanda, makna tersebut harus ditafsirkan yang dikupas oleh teori segitiga makna yang mana dapat menggambarkan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi. Hubungan segitiga makna Pierce lazimnya ditampilkan seperti gambar berikut ;

Sign

Interpretant Object

Gambar 1.2 Segitiga Semiotik C.S. Pierce

Sumber : (Sumbo Tinarbuko, 2008, dalam buku Semiotika Komunikasi Visual ) Menurut Pierce tanda ialah sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu. Tanda akan selalu mengacu kepada sesuatu yang lain, oleh Pierce disebut objek. Mengacu berarti mewakili atau menggantikan, tanda baru dapat berfungsi bila diinterpretasikan dalam benak penerima tanda melalui

(11)

interpretant. Jadi interpretant ialah pemahaman makna yang muncul dalam diri penerima tanda, artinya tanda baru dapat berfungsi sebagai tanda bila dapat ditangkap dan pemahaman terjadi berkat ground yaitu pengetahuan tentang sistem tanda dalam suatu masyarakat, hubungan ketiga unsur yang dikemukakan oleh Pierce terkenal dengan nama segitiga semiotik.

Bagi Charles S.Pierce ( Pateda, 2001 :44 dalam Sobur, 2002 : 41) “Sign is something which stand to somebody for something in some recpect or capacity.” Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi oleh Pierce disebut ground. Konsekuensinya, tanda ( sign atau represtament ) selalu terdapat dalam hubungan triadik, yakni ground, object, dan interpretant.

Atas dasar hubungan ini, Pierce mengadakan klasifikasi tanda. Tanda yang dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi qualisign, sinsign, dan legisign . Berdasarkan objeknya ,Pierce membagi tanda atas icon, index, symbol. Dan berdasarkan interpretantnya dibagi atas rheme, dicent sign, atau decisign dan argument.

1.7. Definisi Konsep

Definisi konsep merupakan hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji. Konsep dipakai untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial atau fenomena alami. Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi dari tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan fenomena yang sama ( Kriyantono, 2008 : 17 ).

Penggunaan emoticon dalam kegiatan chatting di BlackBerry Messenger merupakan satu bentuk interaksi yang telah memgalami berbagai modifikasi dalam proses pembentukan satu makna, dimana pada proses awal adalah untuk cara menggunakan media chatting BlackBerry Messenger untuk berkomunikasi melalui perangkat telepon selular, baik komunikator maupun komunikan melakukan suatu percakapan dengan memunculkan bahasa non verbal berupa tulisan sebagai tahap awal pertukaran pesan yang dimaknai oleh masing-masing

(12)

dibarengi pemunculan lambang-lambang sederhana yang mudah difahami dan dimaknai satu sama lain.

Seiring dengan intensitas adanya pertukaran tulisan dan simbol - simbol yang sederhana antara komunikan maupun komunikator, akan mengacu terciptanya proses saling mengetahui pemaknaan ikon satu sama lain, dan berujung pada pemunculan ikon - ikon yang sifatnya jauh lebih kompleks yang digunakan dalam pertukaran pesan, sehingga antara komunikan maupun komunikator tidak ada ketidakcocokan dalam memaknai ikon yang saling dimunculkan disetiap percakapannya dalam menggunakan BlackBerry Messenger.

Dari teori di atas diungkapkan bahwa pengalaman akan membentuk seseorang untuk memberikan persepsi terhadap simbol atau tanda yang dibentuk dengan ikon yang berwujud emotion icon (emoticon).

Gambar 1.3 Aplikasi Teori Segitiga Semiotika C.S.Pierce Lambang

Pemaknaan Ikon Emosi Pengguna Disadur dari Semiotika Charles S.Pierce dalam buku Sumbo Tinarbuko, 2008 ” Semiotika Komunikasi Visual”

Dalam penerapan segitiga semiotik C. S. Pierce ditunjukkan bahwa lambang/ikon ( emoticon ) menunjukkan suatu tanda yang berhubungan lansung dengan objeknya yaitu emosi yang ditimbulkan pada saat chatting berlangsung. Emosi pengguna aplikasi BlackBerry Messenger dengan menyisipkan ikon yang

(13)

menimbulkan interpretant dari penggunanya sebagai suatu bentuk emosi dari penggunanya yang mewakili emosinya pada saat pertukaran pesan.

Lambang-lambang yang disediakan BlackBerry Messenger inilah yang menjadi adanya penggunaaan emoticon oleh para penggunanya. Emoticon - emoticon yang disediakan oleh BlackBerry Messenger itu diciptakan untuk mewakili dalam menyatakan emosi yang ditimbulkan pada saat chatting berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa suatu tanda atau objek dapat menimbulkan interpretant yang sangat kuat juga bagi khalayak yang mempersepsikannya terlebih dalam pemaknaan emoticonnya.

Tiga elemen dari teori semiotik tersebut tentu saja akan sangat mempengaruhi terhadap persepsi dari makna yang diperlihatkan dalam bentuk yang diperlihatkan pada saat chatting sebagai suatu aplikasi dari emosi yang ditimbulkan pada saat pertukaran pesan berlangsung yang disertai penyisipan ikon didalamnya.

Untuk mengetahui makna sebenarnya yang terkandung dalam emoticon tersebut maka terlebih dahulu dikupas makna terdalam dari suatu emoticon melalui tanda yang diperlihatkan dari segi emosi penggunanya. Untuk itu penelitian, diuraikan makna yang terdapat dalam lambang kedalam tiga bagian yaitu ikon, indeks, dan simbol yang merupakan perangkat hubungan antara dasar (bentuk), objek, dan konsep ( interpretant) .

Gambar

Gambar 1.2 Segitiga Semiotik C.S. Pierce
Gambar 1.3 Aplikasi Teori Segitiga Semiotika C.S.Pierce

Referensi

Dokumen terkait

Tabulasi silang antara dukungan sosial keluarga dan pekerjaaan pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa pasien Gangguan Ansietas Menyeluruh di Instalasi Rawat

Perhitungan jalur pipa PG-0123-D-2” menggunakan metode manual mendapatkan nilai yang jauh dibawah tekanan desain dan juga hasil penghitungan dengan RSTRENG yaitu hanya

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan karunia dan rahmat-Nya kita masih diberi kesempatan untuk berkumpul di

Penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dalam

Pada pasien usia lanjut dengan sarkopenia minimal diet yang dianjurkan adalah sesuai dengan RDA (0,8) dan akan ditingkatkan menjadi menjadi 1-1,5 g/kgBB/hari sesuai dengan

Memberikan kontribusi pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian yang berhubungan dengan tradisi konflik perguruan Setia Hati Terate dan perguruan Setia Hati Tunas

Pada media perlakuan selain kontrol (PDA) pertumbuhan miselium tidak dapat tumbuh radial karena pada media perlakuan alternatif (bekatul padi, jagung dan kulit ari biji

Isi pokok mata kuliah ini meliputi: (1) pengantar konsep dan teori bermain, (2) bermain dan perkembangan anak, (3) perkembangan dan jenis bermain, (4) kegiatan bermain di dalam