• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tertentu dalam rangka memiliki, membuang, dan menggunakan produk atau jasa. Jadi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tertentu dalam rangka memiliki, membuang, dan menggunakan produk atau jasa. Jadi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Niat Menggunakan

Perilaku niat didefinisikan sebagai keinginan konsumen untuk berperilaku menurut cara tertentu dalam rangka memiliki, membuang, dan menggunakan produk atau jasa. Jadi konsumen dapat membentuk keinginan untuk mencari informasi, memberitahukan orang lain tentang pengalamannya dengan sebuah produk, membeli sebuah produk atau jasa tertentu, atau membuang produk dengan cara tertentu. Rarun (2013) menyebutkan bahwa niat beli merupakan dorongan konsumen untuk melakukan pembelian. Niat beli yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan suatu perilaku dipengaruhi oleh sikap maupun variabel lainnya. Niat didefinisikan sebagai kemungkinan seorang konsumen untuk berminat membeli suatu produk tertentu yang dilihatnya. Jika seseorang menginginkan produk dan merasa tertarik untuk memiliki produk tersebut maka mereka berusaha untuk membeli produk tersebut. Al-Qasa khaled et al. (2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa niat konsumen dapat berupa menguntungkan dan juga tidak menguntungkan. Penelitian yang dilakukan oleh Pranidana (2009:48) menemukan bahwa kenyamanan, kepercayaan dan ketersediaan fitur berpengaruh signifikan dan positif terhadap niat menggunakan. Demikian pula dengan penelitian Sulistyono (2011:17) menemukan hasil bahwa kegunaan dan kemudahan produk berpengaruh positif terhadap minat merefensikan produk Blackberry. Niat konsumen yang menguntungkan dapat meningkatkan pangsa pasar asuransi jiwa namun hal yang berlawanan jika niat konsumen tidak baik maka menyebabkan konsumen untuk berpindah merek. Kesuksesan finansial suatu produk

(2)

tergantung dari sejauh mana konsumen memiliki niat perilaku yang menguntungkan terhadap layanan yang ada.

2.1.2 Nilai yang Dipersepsikan Pelanggan

Semakin berkembangnya jaman membuat konsumen semakin pintar dalam memilih. Konsumen lebih terdidik, lebih berpengalaman dan lebih berpengetahuan dengan keberadaan teknologi canggih yang membuat mereka cenderung lebih mudah untuk mendapatkan informasi melalui internet atau alternatif yang lebih unggul.

Kotler dan Keller (2009: 14) menyatakan bahwa nilai pelanggan merupakan kombinasi kualitas, pelayanan, harga dari suatu penawaran produk. Nilai pelanggan merupakan benefit yang diperoleh pelanggan dikurangi biaya pembelian. Berdasarkan konsep ini, nilai pelanggan bersumber dari benefit ekonomi, benefitpelanggan, dan benefit emosional. Benefit ekonomi bersumber dari keunggulan harga dan biaya selain harga pembelian seperti biaya akuisisi, penggunaan kepemilikan, pemeliharaan, dan perbaikan. Benefit pelanggan bersumber dari penampilan produk, layanan, dan reputasi. Benefit emosional adalah keunggulan produk dalam memenuhi kebutuhan emosional pelanggan yang terkait dengan kebutuhan psikologis, tipe – tipe kepribadian pelanggan, dan nilai personal pelanggan.

Kirana (2013) menyatakan bahwa biaya yang dipersepsikan pelanggan untuk dikeluarkan, dalam mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan dan menyingkirkan suatu penawaran pasar, termasuk biaya moneter, waktu dan psikologis. Foedjiawati dan Semuel (2007) menyatakan salah satu cara untuk mengetahui perilaku konsumen adalah dengan menganalisis persepsinya terhadap produk. Persepsi menurut Rakhmat Jalaludin dalam Natalia (2010), adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

(3)

informasi dan menafsirkan pesan. Dengan persepsi konsumen, perusahaan dapat mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi kekuatan atau kelemahan, kesempatan ataupun ancaman bagi produk yang dipasarkan. Hal ini karena persepsi konsumen merupakan salah satu faktor internal konsumen yang mempengaruhinya mengambil keputusan. Kusdyah (2012) menyatakan perception berkaitan dengan bagaimana informasi dipahami seutuhnya dan memberikan makna yang dalam oleh konsumen. Persepsi menjadi sebuah penilaian konsumen tentang perbandingan besarnya pengorbanan dengan apa yang akan didapatkan dari produk dan jasa.

2.1.3 Manfaat yang Dirasakan (perceived benefit)

Istiarni (2014) menyatakan bahwa persepsi manfaat adalah tingkatan dimana pengguna percaya, bahwa dengan menggunakan sesuatu produk yang ditawarkan mereka akan merasakan manfaat yang didapat dari penggunaan produk tersebut.

Perceived benefit (persepsi manfaat) adalah nilai moneter yang didapat dari kumpulan manfaat ekonomi, fungsional, dan psikologis yang diharapkan pelanggan dari suatu penawaran pasar yang disebabkan oleh produk, jasa, personel, dan citra yang terlibat. Chaabane dan Pierre (2010) menyatakan nilai Hedonik dari manfaat yaitu pengalaman, emosi, dan secara pribadi manfaat yang memuaskan dalam belanja, penggunaan media dapat meningkatkan loyalitas seseorang.

2.1.4 Biaya yang Dirasakan (perceived cost)

Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses dengan mana seorang menyeleksi, mengorganisasikan, menginterpretasikan stimuli dalam suatu gambaran. Persepsi juga mempunyai pengaruh yang kuat bagi konsumen. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

(4)

persepsi pelanggan adalah harga, citra, tahap pelayanan, dan situasi pelayanan. Persepsi perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk persepsi produk tersebut berkualitas. Sementara itu, harga rendah dapat membentuk persepsi pembeli tidak percaya pada penjual karena meragukan kualitas produk atau pelayanannya. Fahsyal dan Henny (2013) menyatakan harga atau biaya merupakan pertimbangan bagi konsumen, karena menentukan apakah sesuaiatau tidak dengan kepuasan yang dialami oleh konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar dan ditetapkan oleh penjual untuk harga yang sama terhadap semua pembeli.

Dwihapsari (2012:34) menyatakan bahwa harga yang dipatok secara rasional dan sepadan dengan manfaat produk diberikan dapat mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap suatu produk.

2.1.5 Pengertian Gender

Gender secara umum digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi sosial budaya. Menurut teori ini perbedaan biologis yang membedakan jenis kelamin dalam memandang gender. Gender adalah jenis kelamin sosial atau konotasi masyarakat untuk menentukan peran sosial berdasarkan jenis kelamin.

Carrisia (2013) menyatakan gender bukanlah suatu kodrat atau ketentuan Tuhan, oleh karena itu gender berkaitan dengan proses keyakinan, bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan berperan dan bertindak sesuai dengan nilai yang terstruktur, serta ketentuan sosial dan budaya di tempat mereka berada. Gender dapat dikatakan pembedaan peran, fungsi,

(5)

tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang dibentuk atau dikonstruksi oleh sosial budaya dan dapat berubah sesuai perkembangan zaman.

Normadewi (2012:27) mengatakan jenis kelamin adalah suatu konsep analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari sudut non-biologis, yaitu dari aspek sosial, budaya, maupun psikologis pengaruh dari perbedaan jenis kelamin terhadap penilaian etis dapat dikatakan sangat kompleks dan tidak pasti. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan antara perempuan maupun laki-laki dalam menyikapi perilaku etis. Kirana (2013) kebutuhan dan keinginan konsumen berkaitan erat dengan jenis kelamin (gender). Gender adalah pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstraksi sosial, yaitu kebiasaan yang tumbuh dan disepakati dalam masyarakat dan dapat diubah sesuai perkembangan jaman. Laki-laki dan perempuan memiliki sudut pandang yang berbeda akan suatu barang dan jasa.

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh Perceived Benefit Terhadap Niat Menggunakan Asuransi Jiwa

Niat konsumen dapat dipengaruhi oleh perceived benefit. Perceived benefit adalah nilai moneter yang didapat dari kumpulan manfaat ekonomi, fungsional, dan psikologis yang diharapkan pelanggan dari suatu penawaran pasar yang disebabkan oleh produk, jasa, personel, dan citra yang terlibat (Kotler dan Keller, 2009:136). Jen William et al. (2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa manfaat yang dirasakan (manfaat moneter dan non-moneter) dan biaya yang dirasakan (biaya moneter dan non-moneter) memiliki pengaruh dalam niat menggunakan tiket online. Kirana (2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa perceived

(6)

benefit berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat menggunakan kartu kredit di kota Denpasar. Sulastini (2014) menemukan hasil bahwa persepsi manfaat berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat menggunakan internet banking.

Berdasarkan kajian empiris diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Perceived Benefit berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat menggunakan asuransi jiwa.

2.2.2 Pengaruh Perceived Cost Terhadap Niat Menggunakan Asuransi Jiwa

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi niat konsumen juga ialah perceived cost. Total biaya pelanggan yang dianalogikan sebagai perceived costadalah kumpulan biaya yang dipersepsikan pelanggan untuk dikeluarkan dalam mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, dan menyingkirkan suatu penawaran pasar, termasuk biaya moneter, waktu, energi dan psikologis. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Constantiou dan Mahnke (2010) dimana perceived cost yang dimoderasi oleh budaya tidak berpengaruh signifikan terhadap niat mengadopsi mobile TV. Kusdyah (2013) menemukan hasil penelitian bahwa persepsi harga tidak berpengaruh terhadap keinginan pembelian ulang. Kirana (2013) di dalam penelitiannya juga menemukan hasil bahwa perceived cost berpengaruh negatif dan signifikan terhadap niat menggunakan kartu kredit.

Berdasarkan kajian empiris diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H2: Perceived Cost berpengaruh negatif dan signifikan terhadap niat menggunakan asuransi jiwa.

(7)

2.2.3 Peran Gender Dalam Memoderasi Perceived Benefit Terhadap Niat MenggunakanAsuransi Jiwa

Kotler dan Keller (2009:237) menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki sikap dan perilaku yang berbeda. Constatiou dan Mahnke (2010) menemukan bahwa gender memoderasi hubungan manfaat yang dirasakan terhadap niat mengadopsi mobile TV. Arya et al. (2012) dalam penelitiannya menemukan hasil bahwa gender sebagai variabel moderasi mampu menunjukkan korelasi yang positif antara komitmen organisasi dan self efficacy. Pada penelitian ini gender memiliki kegunaan sebagai variabel moderasi yaitu memberikan efek untuk memperkuat atau memperlemah manfaat yang didapatkan terhadap niat penggunaan asuransi jiwa.

H3: Gender memoderasi pengaruh perceived benefit terhadap niat menggunakan asuransi jiwa

2.2.4 Peran Gender dalam Memoderasi Perceived Cost Terhadap Niat Menggunakan Asuransi Jiwa

Gender adalah pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil kontraksi sosial, yaitu kebiasaan yang tumbuh dan disepakati dalam masyarakat dan dapat diubah sesuai dengan perkembangan jaman. Kirana (2013) yang di dalam penelitiannya menemukan bahwa adanya pengaruh peran gender sebagai moderasi pada persepsi biaya yang dikeluarkan terhadap niat menggunakan sebagai variabel dalam memperkuat dan memperlemah. Bae and lee (2011) dalam penelitiannya menemukan bahwa perbedaan gender memiliki hasil yang signifikan dalam persepsi konsumen, tinjauan pada konsumen online.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan suhu dari 28 °C hingga 32 °C pada produksi ikan neon tetra ukuran M berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, laju pertumbuhan, efisiensi pakan, koefisien

Kerusakan tubulus ginjal tikus putih yang diperiksa dengan menghitung lumen tubulus proksimal yang menutup dan nekrosis tubulus proksimal pada 5 lapang pandang untuk setiap

Wanita yang diajak hubungan jimak oleh pasangannya (tanpa dipaksa), puasanya pun batal, tanpa ada perselisihan di antara para ulama mengenai hal ini.. Namun yang nanti jadi

Senyawa yang diisolasi dari tumbuhan terpilih Michelia champaca L., yaitu liriodenin memiliki aktivitas inhibitor topoisomerase I dan II yang merupakan salah satu

Perempuan sangat terkekang dalam adat budaya Jawa yang harus di anut, dari.. situ adat budaya Jawa memunculkan sedemikian kuat sebuah

Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran peran dan kedudukan keluarga adalah media puzzle; (2) Dalam proses pembelajaran guru diharapkan menggunakan

Pokok permasalahan di skripsi ini adalah bagaimana pertimbangan- pertimbangan yang dilakukan Majelis Hakim dalam menangani kasus pemerkosaan yang marak terjadi pada

Pemeriksaan dengan keadaan anastesi (Examination under anesthesia / EUA) diperluan pada semua pasien untuk mendapatkan pemeriksaan yang lengkap dan menyeluruh. Lokasi