• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SEMARANG BULAN NOVEMBER 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SEMARANG BULAN NOVEMBER 2016"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

KABUPATEN SEMARANG

BULAN NOVEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) NOVEMBER 2016 SEBESAR 100,62 ATAU TURUN 0,81 PERSEN

No. 24/12/3322/Th.II, 14 Desember 2016

 Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Semarang bulan November 2016 mengalami penurunan 0,81 persen, yaitu dari posisi 101,44 pada bulan Oktober menjadi 100,62. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih kecil dari pada perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami kenaikan 19 persen, dari posisi 125,96 pada bulan Oktober menjadi 126,20 pada bulan November 2016. Sedangkan Ib juga mengalami kenaikan 1,01 persen, dari posisi 124,17 menjadi 125,42.

 Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, hanya satu sub sektor mengalami kenaikan indeks yaitu sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,14 persen. Dan empat sub sektor yang mengalami penurunan adalah sub sektor tanaman pangan yaitu turun sebesar 1,43 persen, sub sektor hortikultura turun 0,62 persen, sub sektor peternakan turun 1,13 persen, dan sub sektor perikanan turun sebesar 0,01 persen.

 Secara umum Indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,19 persen dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan It dipengaruhi oleh naiknya It pada tiga sub sektor yaitu : sub sektor hortikultura naik 0,87 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik 1,40 persen, dan sub sektor perikanan naik sebesar 1,86 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan indeks yaitu sub sektor tanaman pangan turun 0,51 persen, serta sub sektor peternakan turun sebesar 0,21 persen.

 Indeks harga yang dibayar petani pada bulan November mengalami kenaikan 1,01 persen. Kenaikan indeks bayar dipengaruhi oleh naiknya indeks konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,19 persen dan naiknya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,28 persen.

 Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Kabupaten Semarang mengalami kenaikan atau terjadi inflasi pedesaan sebesar 1,19 persen. Inflasi terjadi disebabkan naiknya indeks harga kelompok bahan makanan naik sebesar 1,40 persen, kelompok makanan jadi naik sebesar 2,66 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,16 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,27 persen, kelompok kesehatan naik 0,34 persen, kelompok pendidikan, rekreasi,

(2)

1. Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Semarang

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.

Mulai Tahun 2014 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan sub sektor pertanian dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.

Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada sub sektor perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum (NTNP) yang dihitung, Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) dan Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di wilayah Kabupaten Semarang pada bulan November 2016, NTP Kabupaten Semarang mengalami penurunan indeks 0,81 persen dibanding NTP Oktober yaitu dari 101,44 menjadi 100,62. Penurunan indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih kecil dibanding kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani.

(3)

Tabel 1.

NTP Month To Month Kabupaten Semarang Tahun 2015-2016 (2012 = 100) Bulan NTP 2015 NTP 2016 (1) (2) (3) Januari 101,53 101,28 Pebruari 101,42 100,54 Maret 99,96 100,57 April 98,78 101,12 Mei 99,66 100,07 Juni 100,52 100,20 Juli 100,61 100,59 Agustus 100,83 100,88 September 102,56 101,22 Oktober 102,58 101,44 November 102,06 100,62 Desember 100,17 Rata-rata 100,89

Penurunan NTP pada bulan November 2016 disebabkan oleh kenaikan satu sub sektor yaitu sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 2,14 persen. Sedangkan empat sub sektor lain yang mengalami penurunan yaitu pada sub sektor tanaman pangan turun sebesar 1,43 persen, sub sektor holtikultura turun sebesar 0,62 persen, sub sektor peternakan turun 1,13persen, dan sub sektor perikanan turun sebesar 0,01 persen.

Tabel 2.

Nilai Tukar Petani Per sub sektor Kabupaten Semarang Serta Perubahannya Oktober - November 2016 (2012 = 100)

Bulan Oktober 2016 November 2016 Prosentase

Perubahan

(1) (2) (3) (4)

Nilai Tukar Petani (NTP) 101,44 100,62 -0,81

Tanaman Pangan (NTPP) 97,16 95,77 -1,43

Hortikultura (NTPH) 104,98 104,33 -0,62

Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 102,58 104,78 2,14

Peternakan (NTPT) 101,97 100,81 -1,13

Perikanan (NTNP) 98,24 98,23 -0,01

(4)

2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada November 2016, secara umum It mengalami kenaikan indeks sebesar 0,19 persen dibandingkan dengan It Oktober, yaitu dari 125,96 menjadi 126,20. Kenaikan It terjadi pada tiga sub sektor yaitu sub sektor hortikultura naik 0,87 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik 1,40 persen, dan sub sektor perikanan naik sebesar 1,86 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan indeks yaitu sub sektor tanaman pangan turun 0,51 persen, serta sub sektor peternakan turun sebesar 0,21 persen.

Grafik 1.

Perubahan Indeks yang Diterima Petani Kabupaten Semarang Per sub sektor Oktober – November 2016 (2012 = 100)

3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada November 2016, Ib tercatat naik sebesar 1,01 persen bila dibandingkan Oktober, yaitu dari 124,17 menjadi 125,42. Kenaikan Ib terjadi karena kenaikan pada empat sub sektor penyusun NTP yaitu : sub sektor tanaman pangan naik sebesar 0,93 persen, sub sektor hortikultura naik 1,50 persen, sub sektor peternakan naik 0,93 persen, dan sub sektor perikanan naik 1,87 persen Sedangkan sub sektor tanaman perkebunan rakyat turun 0,72 persen.

Grafik 2.

Perubahan Indeks yang Dibayar Petani Kabupaten Semarang Per sub sektor Oktober 2015 – November 2016 (2012 = 100) 110,00 115,00 120,00 125,00 130,00 135,00 TP HORTI TPR TRK IKAN 122,67 133,57 131,99 120,99 120,38 126,20 134,74 133,84 120,73 122,62 OKTOBER'16 NOVEMBER'16 -1,00 -0,50 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 TP HORTI TPR TRK IKAN 0,93 1,50 -0,72 0,93 1,87

(5)

4. NTP sub sektor

a. sub sektor

Tanaman Pangan

(NTPP)

Pada bulan November 2016 NTPP mengalami penurunan indeks sebesar 1,43 persen. Penurunan NTPP disebabkan karena turunnya indeks yang diterima petani sebesar 0,51 persen lebih kecil dibandingkan naiknya indeks yang dibayar petani sebesar 0,93 persen. Naiknya Ib disebabkan oleh naiknya indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,24 persen dan turunnya Indeks Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,05 persen.

Rincian Oktober ’16 Nove mber ’16 Peru bahan % (1) (2) (3) (4)

I. Indeks Diterima Petani 122,67 122,04 -0,51 1. Padi 99,31 99,67 0,36 2. Palawija 185,17 181,93 -1,75 II. Indeks Dibayar Petani 126,25 127,43 0,93 1. Konsumsi Rumah Tangga 130,44 132,06 1,24 2. BPPBM 114,40 114,34 -0,05 III. Nilai Tukar Petani (NTPP) 97,16 95,77 -1,34

Tabel 3.

NTP sub sektor Tanaman Pangan Kabupaten Semarang dan Perubahannya

Oktober – November 2016 (2012 = 100)

b. sub sektor

Hortikultura (NTPH)

Pada bulan November 2016 NTPH mengalami penurunan indeks sebesar 0,62 persen. Penurunan NTPH disebabkan karena indeks yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,87 persen lebih kecil daripada indeks yang dibayar petani yang mengalami kenaikan 1,50. Naiknya Ib disebabkan oleh naiknya indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 2,18 persen dan turunnya Indeks Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,21 persen.

Tabel 4.

NTP sub sektor Hortikultura Kabupaten Semarang dan Perubahannya

Oktober – November 2016 (2012 = 100) Rincian Oktober ’16 Novem ber ’16 Peru bahan % (1) (2) (3) (4)

I. Indeks Diterima Petani 133,57 134,74 0,87 1. Sayur-sayuran 119,98 130,22 8,53 2. Buah-buahan 150,98 141,56 -6,24 3. Tanaman Obat 120,10 114,73 -4,47 II. Indeks Dibayar Petani 127,24 129,15 1,50 1. Konsumsi Rumah Tangga 130,02 132,85 2,18 2. BPPBM 120,64 120,38 -0,21 III. Nilai Tukar Petani (NTPH) 104,98 104,33 -0,62

(6)

c. sub sektor

Tanaman Perkebunan

Rakyat (NTPR)

Pada November 2016 NTPR mengalami kenaikan indeks sebesar 2,14 persen, hal ini disebabkan oleh naiknya indeks yang diterima petani sebesar 1,40 persen lebih besar dibandingkan indeks yang dibayar petani yang mengalami penurunan sebesar 0,72 persen. Penurunan pada Ib terjadi karena indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) yang turun sebesar 1,06 persen serta Indeks Penambahan Barang Modal (BPPBM) yang naik stabil tidak mengalami perubahan. Rincian Oktober ‘16 Novem ber ‘16 Peru bahan % (1) (2) (3) (4)

I. Indeks Diterima Petani 131,99 133,84 1,40 1. TPR 131,99 133,84 1,40 II. Indeks Dibayar Petani 128,67 127,74 -0,72 1. Konsumsi Rumah Tangga 133,80 132,38 -1,06 2. BPPBM 118,92 118,92 0,00 III. Nilai Tukar Petani (NTPR) 102,58 104,78 2,14

Tabel 5.

NTP sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat Kabupaten Semarang dan Perubahannya Oktober 2015 – November 2016 (2012 = 100)

d. sub sektor

Peternakan (NTPT)

NTP sub sektor Peternakan pada bulan ini mengalami penurunan sebesar 1,13 persen. Penurunan ini terjadi karena perubahan It yang lebih kecil dibandingkan dengan perubahan Ib. Indeks harga yang diterima petani turun 0,21 persen sementara indeks harga yang dibayar petani naik 0,93 persen. Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh turunnya indeks harga pada unggas 0,68 persen, dan hasil ternak turun sebesar 0,74 persen. Sedangkan ternak besar dan ternak kecil stabil tidak mengalami perubahan. Kenaikan Ib dipengaruhi naiknya indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,66 persen dan Indeks Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik 1,14 persen.

Tabel 6.

NTP sub sektor Peternakan

Kabupaten Semarang dan Perubahannya Oktober – November 2016 (2012 = 100) Rincian Oktober ’16 Novem ber ’16 Peru bahan % (1) (2) (3) (4)

I. Indeks Diterima Petani 120,99 120,73 -0,21 1. Ternak Besar 115,98 115,98 0,00 2. Ternak Kecil 130,87 130,87 0,00 3. Unggas 125,17 124,31 -0,68 4. Hasil Ternak 122,70 121,79 -0,74 II. Indeks Dibayar Petani 118,66 119,76 0,93 1. Konsumsi Rumah Tangga 132,24 133,11 0,66 2. BPPBM 109,58 110,83 1,14 III. Nilai Tukar Petani (NTPT) 101,97 100,81 -1,13

(7)

e.

sub sektor Perikanan (NTNP)

Pada bulan November 2016, NTPN mengalami penurunan indeks sebesar 0,01 persen. Penurunan indeks NTNP ini disebabkan karena kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 1,86 persen lebih kecil dibandingkan penurunan indeks yang dibayar petani sebesar 1,87 persen.

Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok perikanan tangkap yang naik 2,07 persen dan kelompok perikanan budidaya naik sebesar 1,68 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena naiknya indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 2,88 persen serta naiknya Indeks Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,45 persen.

Tabel 7.

NTP sub sektor Perikanan

Kabupaten Semarang dan Perubahannya Oktober – November 2016 (2012 = 100) Rincian Oktobe r ‘16 Novem ber ‘16 Peru bahan % (1) (2) (3) (4)

I. Indeks Diterima Petani 120,38 122,62 1,86 1. Perikanan Tangkap 112,35 114,67 2,07 2. Perikanan Budidaya 128,41 130,56 1,68 II. Indeks Dibayar Petani 122,53 124,83 1,87 1. Konsumsi Rumah Tangga 126,88 130,53 2,88 2. BPPBM 116,84 117,37 0,45 III. Nilai Tukar Petani (NTNP) 98,24 98,23 -0,01

Rincian Oktober ’16 Novem ber ‘16 Peru bahan % (1) (2) (3) (4)

Konsumsi Rumah Tangga 131,08 132,64 1,19 a. Bahan Makanan 137,16 139,08 1,40 b. Makanan Jadi 132,43 135,95 2,66 c. Perumahan 129,40 129,61 0,16 d. Sandang 124,01 124,35 0,27 e. Kesehatan 118,81 119,21 0,34 f. Pendidikan,Rekreasi&Olahraga 116,35 116,70 0,31 g. Transportasi & Komunikasi 125,65 125,73 0,09

Tabel 8.

IHK Perdesaan Kabupaten Semarang dan Perubahannya (%)

Oktober – November 2016 (2012 = 100)

5. Indeks Harga Konsumen Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/ deflasi di wilayah perdesaan. Pada November 2016, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Kabupaten Semarang mengalami kenaikan atau terjadi inflasi pedesaan sebesar 1,19 persen. Inflasi dipicu naiknya indeks harga kelompok bahan makanan naik sebesar 1,40 persen, kelompok makanan jadi sebesar 2,66 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,16 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,27 persen, kelompok kesehatan naik 0,34 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik 0,31 persen serta kelompok transportasi dan

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mencermati dan mempelajari Nota Keuangan dan Raperda Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) Tahun Anggaran 2014 dan Rancangan Peraturan

Berdasarkan 1000 kali simulasi dari set pelemparan 10 koin masing-masing, apa yang dapat kalian simpulkan bahwa ini akan sangat tidak mungkin untuk memilih

Intensifikasi Pembudidayaan Ikan yang selanjutnya disebut INBUDKAN adalah salah satu program pembangunan perikanan budidaya, dengan menitikberatkan pada gerakan bersama dari

- Penelitian ini diharapkan dan membantu para pembaca dalam memahami Total Quality Management yang sudah diterapkan pada perusahaan manufaktur, dan memberikan

Hanum dan Rangga membuat kisah perjalanan yang mempunyai ciri berbeda dari beberapa buku catatan perjalanan. Cerita ini mengandung unsur konflik yang menjadi pembangun

Karena dengan menggunakan layar sentuh maka mahasiswa dapat lebih mudah mengetahui segala informasi untuk sistem akademik dan pengumuman untuk setiap fakultas

Sedikit sekali yang dapat diketahui tentang perkembangan pesantren dimasa lalu kita hanya bisa menduga- duga tentang ciri-ciri pengaruhnya dalam kehidupan keagamaan

Selanjutnya yang dimaksud dengan alat atau media pendidikan islam Selanjutnya yang dimaksud dengan alat atau media pendidikan islam disini adalah jalan atau cara