• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

7 2.1 Teori Yang Berkaitan Dengan Basis Data

Dalam penyusunan skripsi ini ada beberapa teori umum yang digunakan sebagai landasan. Dibawah ini adalah pemaparan teori-teori tersebut.

2.1.1 Pengertian Data

Data merupakan suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya atau data mentah untuk suatu informasi. Data yang dikumpulkan harus jelas dan akurat agar dapat diolah menjadi informasi, dapat berupa angka-angka, gambar, huruf, simbol-simbol, atau gabungan dari keempatnya.

Data adalah fakta atau observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Lebih khusus lagi, data adalah ukuran obyektif dari entitas seperti orang-orang, tempat, benda, atau kejadian (Indrajani, 2011: 2).

Data merupakan komponen yang paling penting dalam DBMS, berasal dari sudut pandang end-user. Data bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan antara komponen manusia dengan komponen mesin (Connolly dan Begg, 2010: 313).

2.1.2 Pengertian Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2010: 65), basis data adalah sekumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lain secara logikal dan suatu deskripsi data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi.

Menurut Whitten dan Bentley (2007: 518), basis data adalah kumpulan file yang saling terkait. Basis data tidak hanya merupakan kumpulan file. Record pada setiap file harus memperbolehkan hubungan-hubungan untuk menyimpan file lain.

Keuntungan basis data menurut Whitten dan Bentley (2007: 520), yaitu : 1. Kemampuannya untuk menggunakan data yang sama di banyak aplikasi

(2)

2. Penyimpanan data dalam format yang fleksibel. Hal ini didefinisikan secara terpisah dari sistem informasi dan program-program aplikasi yang akan menggunakan basis data.

3. Teknologi basis data menyediakan skalabilitas superior, dalam arti basis data dan sistem yang menggunakannya dapat ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan perubahan pada sebuah organisasi. 4. Kemajuan independensi data yang sangat mengurangi redundansi data,

telah meningkatkan fleksibilitas.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan basis data adalah sekumpulan data yang terintegrasi dan dirancang untuk memelihara informasi dan membuat informasi tersebut tersedia untuk memenuhi suatu kebutuhan organisasi.

2.1.3 Pengertian Sistem Basis Data

Sistem basis data adalah kumpulan dari program aplikasi yang berinteraksi dengan basis data bersama dengan Database Management System (DBMS) dan basis data itu sendiri. Sehingga basis data merupakan gabungan dari beberapa aplikasi yang digunakan untuk mengakses, dan mengubah data sesuai dengan kebutuhan (Connolly dan Begg, 2010: 54).

2.1.4 Database Management System (DBMS)

Menurut Connolly dan Begg (2010: 66), Database Management System (DBMS) adalah suatu sistem piranti lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, merawat, dan mengontrol akses ke dalam basis data. Fasilitas yang disediakan oleh DBMS, yaitu :

1. Data Definition Language (DDL)

DDL adalah bahasa pemrograman yang mengijinkan Database Administrator (DBA) atau user untuk menggambarkan nama dari entitas, atribut, serta hubungan-hubungan yang diperlukan pada aplikasi, bersamaan dengan asosiasi integritas dan keamanan data. Perintah-perintah DDL yang digunakan diantaranya: create table, alter table, drop table, create index, dan drop index.

(3)

2. Data Manipulation Language (DML)

DML adalah bahasa pemrograman yang menyediakan fasilitas untuk menyokong operasi manipulasi data yang disimpan dalam basis data.

Operasi manipulasi data biasanya meliputi hal-hal sebagai berikut : • Memasukkan data baru ke dalam basis data.

• Modifikasi data baru yang disimpan dalam basis data. • Pengambilan data simpanan dari basis data.

• Penghapusan data yang ada di dalam basis data.

DML memungkinkan pemakai memasukkan, memperbaharui, menghapus, mengirim dan mengambil data dari basis data. Contohnya insert, update, delete, dan select.

3. Menyediakan kontrol akses ke database meliputi:

Security system untuk mencegah pengguna yang tidak memiliki hak

akses ke dalam database.

Integrity system untuk memelihara konsistensi dari data yang

tersimpan.

Concurrency control system untuk memungkinkan pengaksesan

database secara bersamaan dengan pengguna lain.

Recovery control system untuk melakukan panggilan kembali menjadi

basis data semula ketika terjadi kesalahan pada hardware atau software.

User-accesible catalog untuk mendeskripsikan data pada basis data.

2.1.4.1 Komponen DBMS

Komponen DBMS dibagi menjadi lima jenis menurut Connolly dan Begg (2010: 68), yaitu :

(4)

Gambar 2.1 Komponen DBMS

Hardware

Dalam menjalankan DBMS dan aplikasi, hardware merupakan komponen yang paling penting yang berupa komputer, notebook, mainframe, atau komputer jaringan yang berupa server.

Software

Dalam menjalankan DBMS, software merupakan program penggerak atau aplikasi yang akan dijalankan.

Data

Merupakan komponen terpenting dalam DBMS karena data merupakan penghubung komputer dengan manusia.

Procedures

Merupakan instruksi dan aturan yang menentukan perancangan dan penggunaan basis data dimana pengguna sistem dan pengelolaan basis data memerlukan dokumentasi untuk menjalankan dan menggunakan sistem.

People

Merupakan komponen terakhir yang juga berperan penting dalam merancang sampai dengan menggunakan DBMS tersebut, dapat diidentifikasikan sebagai data administrators, database administrators, database designers, application developers, dan end users.

2.1.4.2 Fungsi DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2010: 100), fungsi dari DBMS adalah sebagai berikut:

(5)

1. Data storage, retrieval, dan update

Sebuah DBMS harus memiliki kemampuan untuk melakukan penyimpanan, penelusuran, dan memperbaharui data-data yang ada.

2. A user-accessible catalog

Sebuah DBMS harus menyediakan katalog yang mana dapat mendeskripsikan data yang disimpan dan data yang dapat diakses pengguna.

3. Transaction support

Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme yang mana memastikan bahwa sebuah perbaharuan data sesuai dengan transaksi yang dilakukan.

4. Concurrency control services

Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme yang memastikan bahwa basis data diperbaharui dengan benar ketika banyak pengguna melakukan perbaharuan basis data secara bersamaan.

5. Recovery services

Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memperbaiki basis data apabila terjadi kerusakan.

6. Authorization services

Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme yang mana memastikan hanya pengguna yang memiliki hak akses yang dapat mengakses basis data.

7. Support for data communication

Sebuah DBMS harus dapat berintegrasi sehingga dapat berinteraksi dengan perangkat lunak lainnya.

8. Integrity services

Sebuah DBMS harus menyediakan cara untuk memastikan data dalam basis data dan juga perubahan data mengikuti aturan-aturan yang sudah ditetapkan.

(6)

9. Services to promote data independence

Sebuah DBMS harus memasukkan fasilitas untuk mendukung indepedensi program dari struktur basis data yang aktual.

10.Utility services

Sebuah DBMS harus menyediakan set fasilitas pelayanan.

2.1.4.3 Keuntungan dan Kerugian DBMS

Berikut ini akan dibahas mengenai keuntungan dan kerugian dari DBMS menurut Connolly dan Begg (2010: 77).

Keuntungan dari DBMS:

1. Mengendalikan pengulangan data 2. Menjaga konsistensi data

3. Mendapatkan banyak informasi dari sejumlah data yang sama 4. Dapat saling berbagi data

5. Meningkatkan integritas data 6. Meningkatkan keamanan data 7. Penetapan standardisasi 8. Dapat mengurangi biaya

9. Menyeimbangkan konflik kebutuhan

10. Meningkatkan kemampuan pengaksesan dan respon data 11. Meningkatkan produktivitas

12. Meningkatkan pemeliharaan melalui kemandirian data 13. Meningkatkan konkurensi

14. Meningkatkan pelayanan backup dan services

Kerugian dari DBMS: 1. Kompleksitas 2. Ukuran

3. Biaya dari penggunaan DBMS 4. Biaya penambahan perangkat keras 5. Biaya proses konversi

6. Performa

(7)

2.1.5 Siklus Hidup Sistem Basis Data (System Database Lifecycle)

Dalam proses pengembangan database diperlukan tahapan-tahapan terstruktur, yang dinamakan siklus hidup basis data. Menurut Connolly dan Begg (2010: 313), basis data dianalisis dan dirancang dalam tahapan – tahapan berikut ini :

Gambar 2.2 Siklus Hidup Sistem Basis Data

1. Database Planning

Database planning merupakan suatu aktivitas manajemen yang memungkinkan tahapan siklus hidup basis data berjalan secara efektif dan efisien.

(8)

Terdapat 3 hal yang dapat dilakukan pada tahap ini, yaitu:

a. Identifikasi rencana dan sasaran organisasi termasuk mengenai sistem informasi yang dibutuhkan.

b. Evaluasi sistem informasi yang ada untuk menetapkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh sistem tersebut.

c. Penaksiran kesempatan teknik informatika yang mungkin memberikan keuntungan kompetitif.

2. System Definiton

Definisi sistem berfungsi untuk menjelaskan ruang lingkup dan juga batasan dari sistem basis data dan juga sudut pandang utama dari pengguna. Yang dimaksud dengan sudut pandang pengguna adalah sesuatu yang diharapkan dari aplikasi basis data berdasarkan pekerjaannya.

3. Requirement Collection and Analysis

Pengumpulan kebutuhan dan analisis merupakan proses untuk mengumpulkan dan juga menganalisis informasi tentang bagian dari organisasi untuk mendukung sistem basis data dan menggunakan informasi untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna terhadap sistem yang baru. Terdapat teknik yang digunakan dalam pengambilan informasi yang sering disebut fact finding technique yang terdiri dari mengevaluasi dokumen, wawancara, observasi, penelitian dan kuesioner.

4. Database Design

Database design (perancangan basis data) adalah sebuah proses dalam menciptakan perancangan untuk database yang akan mendukung operasi dan tujuan perusahaan.

Ada 4 pendekatan dalam perancangan database yaitu:

a. Top-down

Diawali dengan pembentukan model data yang berisi beberapa entitas high-level dan relasi yang kemudian menggunakan pendekatan top-down secara berturut-turut untuk mengidentifikasi entitas lower level, relasi, dan atribut lainnya.

(9)

b. Bottom-up

Dimulai dari atribut dasar yaitu sifat-sifat entitas dan relasi dengan analisis dari penggabungan antar atribut, yang dikelompokkan ke dalam suatu relasi yang merepresentasikan tipe dari entitas dan relasi antar entitas.

c. Inside-out

Berhubungan dengan pendekatan bottom-up tetapi sedikit berbeda dengan identifikasi awal entitas utama yang kemudian menyebar ke entitas, relasi, dan atribut terkait lainnya yang lebih dulu diidentifikasi.

d. Mixed

Menggunakan pendekatan bottom-up dan top-down untuk bagian yang berbeda sebelum pada akhirnya digabungkan.

Proses perancangan database terdiri dari 3 tahapan yaitu:

a. Conceptual database design

Proses pembuatan model informasi yang digunakan agar tidak tergantung pada semua masalah fisik. Secara garis besar perancangan ini terdiri dari tiga langkah sebagai berikut:

Penentuan entity pada database.

• Pendefinisian hubungan/relasi antar entitas. • Penerjemahan hubungan ke dalam entitas.

b. Logical database design

Proses tahapan model informasi yang digunakan berdasarkan model khusus, dan menggambarkan proses yang terjadi dalam basis data secara rinci. Proses yang digambarkan akan dijelaskan secara berurutan dan menjelaskan atribut yang ada di dalam basis data.

c. Physical database design

Proses pengukuran performa basis data yang akan dibuat. Dengan mempertimbangkan spesifikasi penyimpanan sekunder yang akan

(10)

digunakan. Kecepatan transfer data juga akan menjadi tolok ukur, karena kecepatan transfer data akan mempengaruhi performa maupun kinerja sebuah sistem basis data secara efektif dan efisien. 5. DBMS Selection (optional)

DBMS selection adalah memilih DBMS yang sesuai untuk mendukung aplikasi database. Pemilihan DBMS tepatnya dari bagian lifecycle adalah pemilihan DBMS yang dilakukan antara tahapan logical database design dan conceptual database design. Tujuan dari pemilihan DBMS adalah untuk mencukupi kebutuhan sekarang dan masa mendatang pada perusahaan, menyeimbangkan biaya seperti pembelian produk DBMS; perangkat lunak/perangkat keras lainnya untuk mendukung aplikasi database; serta biaya yang berhubungan dengan perubahan dan pelatihan pegawai. Tahap-tahap utama untuk memilih DBMS :

• Mendefinisikan terminology studi referensi • Mendaftar dua atau tiga produk

• Evaluasi produk

• Rekomendasi pilihan dan laporan produk

6. Application Design

Pada tahap ini dilakukan perancangan antarmuka bagi pengguna dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses basis data. Perancangan basis data dan perancangan aplikasi adalah aktivitas bersamaan pada siklus hidup pengembangan sistem basis data. Dalam kasus sebenarnya, adalah tidak mungkin untuk menyelesaikan perancangan aplikasi sebelum perancangan basis data selesai.

Perancangan transaksi harus dilakukan lebih awal dalam proses perancangan untuk memastikan bahwa basis data yang diimplementasikan mampu mendukung semua transaksi yang dibutuhkan. Ada 3 jenis transaksi, yaitu :

Retrieval transaction, digunakan untuk mendapatkan kembali data

(11)

Update transaction, digunakan untuk menambah data, menghapus data lama, dan memodifikasi data yang ada dalam basis data.

Mixed transaction, melibatkan retrieval dan update data atau

kombinasi antara keduanya.

7. Prototyping (Optional)

Prototyping berfungsi untuk membuat model kerja dari suatu basis data. Terdapat 2 jenis prototyping yang digunakan saat ini, yaitu:

a. Requirement Prototyping

Menggunakan suatu prototype untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan sistem basis data yang diinginkan dan ketika semua kebutuhan terpenuhi maka prototype akan dihapus.

b. Evolutionary Prototyping

Digunakan untuk tujuan yang sama, perbedaan utama adalah prototype ini tidak dihapus tetapi dengan perkembangan yang lebih lanjut menjadi aplikasi basis data yang digunakan.

8. Implementation

Implementasi adalah realisasi fisik dari basis data dan desain aplikasi. Implementasi dari suatu basis data dapat dicapai dengan membangun data definition language (DDL) dan DBMS yang telah dipilih atau menggunakan graphical user interface (GUI) yang mana masing-masing menyediakan fungsinalitas yang sama ketika menyembunyikan pernyataan DDL yang low-level.

9. Data Conversion dan Loading

Konversi data dan loading merupakan pemindahan data yang ada ke dalam basis data yang baru dan mengkonversikan aplikasi yang sudah ada agar dapat menggunakan basis data yang baru.

10. Testing

Pada tahap ini dilakukan proses menjalankan program aplikasi yang bertujuan untuk mencari kesalahan-kesalahan. Sebelum digunakan, aplikasi database yang baru dikembangkan harus diuji secara menyeluruh.

(12)

Pengguna suatu sistem yang baru seharusnya dilibatkan dalam proses pengujian. Situasi yang ideal untuk pengujian suatu sistem adalah dengan menguji database pada sistem perangkat keras yang berbeda. Walaupun pada kenyataannya, pengujian database pada sistem perangkat keras yang berbeda jarang dilakukan. Dalam melakukan pengujian, sebaiknya dilakukan backup data terlebih dahulu pada data yang akan diuji. Hal ini sebagai langkah antisipasi kerusakan atau kehilangan data, apabila terjadi kerusakan pada data saat diuji. Jika pengujian pada sistem aplikasi telah selesai dilakukan dan tidak lagi ditemukan kesalahan, maka sistem aplikasi telah siap untuk digunakan dan diserahkan ke pengguna.

11. Operational Maintenance

Pemeliharaan operasional adalah suatu proses mengawasi dan memelihara sistem basis data setelah instalasi. Pada tahap ini, implementasi database dilakukan sepenuhnya. Sistem diawali dan dipelihara secara berkelanjutan. Jika diperlukan, kebutuhan-kebutuhan baru dimasukkan dalam aplikasi database melalui tahapan database terlebih dahulu.

2.1.6 Entity Relationship Model

Menurut Connolly dan Begg (2010: 371), model relasi entiti (entity relationship model) adalah pendekatan desain basis data secara top-down yang dimulai dengan mengidentifikasi data yang disebut dengan entitas dan relasi antar data yang direpresentasikan dalam bentuk model.

2.1.6.1 Entity Type

Menurut Connolly dan Begg (2010: 372), tipe entitas (entity type) adalah kumpulan obyek-obyek yang memiliki sifat yang sama, yang diidentifikasi oleh organisasi dengan memiliki eksistensi yang tidak memiliki ketergantungan. Entity type dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

1) Strong Entity

Strong Entity adalah tipe entitas yang entitasnya tidak bergantung dengan entitas lainnya.

(13)

2) Weak Entity

Weak Entity adalah tipe entitas yang entitasnya bergantung pada beberapa entitas lainnya.

Gambar 2.3 Strong Entity dan Weak Entity

2.1.6.2 Relationship Type

Menurut Connolly dan Begg (2010: 374), tipe relasi (relationship type) adalah kumpulan relasi yang memiliki makna antar entitas. Setiap tipe relasi memiliki nama yang menjelaskan fungsinya.

Gambar 2.4 Contoh Relationship type

Relationship occurance adalah suatu hubungan yang dapat diidentifikasi secara unik meliputi satu kejadian dari masing-masing entitas.

(14)

2.1.6.3 Attribute

Menurut Connolly dan Begg (2010: 379), atribut adalah properti dari sebuah entitas atau relasi. Atribut domain adalah banyaknya nilai yang diijinkan untuk satu atau lebih atribut. Domain dapat diartikan sebagai jumlah yang dapat diisi oleh atribut. Ada beberapa macam atribut-atribut yaitu :

1. Simple Attribute adalah atribut yang terdiri dari satu

komponen yang independen. Simple attribute tidak dapat dibagi lagi menjadi komponen yang lebih kecil.

2. Composite Attribute adalah atribut yang terdiri dari beberapa

komponen yang tiap atributnya tidak saling bergantung.

3. Single-Valued Attribute adalah atribut yang memiliki nilai

tunggal untuk tiap kejadian dari sebuah entitas.

4. Multi-Valued Attribute adalah atribut yang memiliki beberapa

nilai untuk tiap kejadian dari sebuah entitas.

5. Derived Attribute adalah atribut yang direpresentasikan dari

sebuah nilai yang turun dari nilai atribut yang terkait atau kumpulan atribut.

2.1.6.4 Keys

Menurut Connolly dan Begg (2010: 381), penentuan kunci (key) merupakan hal yang paling esensial pada basis data relasional. Kunci bukan hanya sebagai metode untuk mengakses suatu basis tertentu, tetapi sekaligus juga menjadi pengenal unik dalam suatu tabel. Akan tetapi perlu juga diketahui bahwa tidak semua kunci dapat menjadi pengenal yang unik karena terdapat beberapa istilah kunci.

Menurut Connolly dan Begg (2010: 381), kunci dapat berupa sebuah atribut atau gabungan dari beberapa atribut. Berikut ini adalah penjelasan jenis-jenis kunci yang digunakan dalam perancangan.

1. Super Key adalah kumpulan atribut yang secara unik

(15)

2. Candidate Key adalah kumpulan atribut yang diidentifikasi secara unik pada setiap kejadian dari tipe entitas.

3. Primary Key adalah candidate key yang dipilih untuk

mengidentifikasi secara unik setiap kejadian dalam suatu entitas.

4. Composite Key adalah candidate key yang terdiri dari dua atau

lebih atribut.

5. Foreign Key adalah himpunan atribut yang dalam satu relasi

cocok dengan candidate key dari beberapa relasi lainnya.

6. Alternate Key

Alternate key adalah candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key.

2.1.6.5 Structural Constraints

Menurut Connolly dan Begg (2010: 385), multiplicity menjadi tipe utama dari batasan dalam sebuah relasi. Multiplicity adalah jumlah dari kejadian yang mungkin muncul pada suatu tipe entitas yang terhubung dengan kejadian tunggal dari tipe entitas lain yang berhubungan dengan suatu relationship. Multiplicity terdiri dari dua batasan, yaitu :

Cardinality yaitu mendeskripsikan jumlah maksimum dari

kemungkinan batasan sebuah entitas yang ikut berpartisipasi dalam sebuah relasi.

Participation yaitu menentukan apakah semua atau hanya

beberapa anggota entitas yang ikut berpartisipasi dalam sebuah hubungan.

Relasi yang paling umum adalah binary relationship. Macam-macam binary relationship adalah:

1. One-to-One (1:1) Relationship terjadi apabila setiap himpunan

entitas A hanya boleh berhubungan dengan satu himpunan entitas B.

(16)

Gambar 2.5 Multiplicity One to One Relationship

2. One-to-Many (1:*) Relationship terjadi apabila setiap

himpunan entitas A boleh berhubungan lebih dari satu himpunan entitas B. Sebaliknya setiap himpunan dari entitas B hanya boleh berhubungan dengan satu himpunan entitas A.

Gambar 2.6 Multiplicity One to Many Relationship

3. Many-to-Many (*:*) Relationship terjadi apabila setiap

himpunan entitas A berhubungan lebih dari satu himpunan entitas B, sebaliknya setiap himpunan entitas B juga boleh berhubungan lebih dari satu himpunan entitas A.

(17)

Gambar 2.7 Multiplicity Many to Many Relationship

2.1.6.6 Specialization/Generalization

Menurut Connolly dan Begg (2010: 398), konsep specialization/generalization dikaitkan dengan tipe khusus dari entitas yang dikenal sebagai superclass dan subclass, dan proses attribute inheritance.

Superclass yaitu sebuah tipe entitas yang mengandung satu atau

lebih kelompok kejadian dimana dibutuhkan untuk menggambarkan sebuah model data.

Subclass yaitu penjelasan kelompok kejadian sebuah entitas,

dimana dibutuhkan untuk menggambarkan sebuah model data.

Attribute Inheritance yaitu suatu entitas dalam subclass yang

benar-benar menggambarkan objek nyata yang terdapat dalam superclass.

Specialization yaitu proses pembedaan secara maksimum

antara anggota suatu entitas yang diidentifikasikan oleh perbedaan karakteristik.

Generalization yaitu proses pembedaan secara minimum antara

entitas yang diidentifikasikan oleh karakteristik umum.

Terdapat 2 batasan dalam menerapkan specialization/generalization, yaitu:

(18)

Participation constraints adalah batasan yang menentukan setiap anggota superclass harus menjadi bagian dalam subclass. Sifat Participation constraints dapat mandatory atau optional.

Disjoint constraints adalah batasan yang menjelaskan

hubungan antara anggota subclass, dimana anggota tersebut merupakan bagian superclass yang menjadi anggota satu subclass atau lebih. Sifat Disjoint constraints dapat disjoint atau not-disjoint.

Gambar 2.8 Contoh Specialization/Generalization

2.1.7 Normalisasi

Normalisasi menurut Indrajani (2011: 77), adalah suatu teknik dengan pendekatan bottom-up yang digunakan untuk membantu mengidentifikasikan hubungan, dimulai dari menguji hubungan, yaitu functional dependencies antara atribut. Tujuan utamanya adalah mengidentifikasi kesesuaian hubungan yang mendukung data untuk memenuhi kebutuhan organisasi.

Menurut Connolly dan Begg (2010: 428), normalisasi merupakan suatu teknik untuk menghasilkan sekumpulan hubungan dengan properti

(19)

yang diinginkan, yang memberikan kebutuhan data terhadap suatu organisasi.

Proses normalisasi merupakan metode formal untuk mengidentifikasi relasi berdasarkan primary key atau candidate key dan ketergantungan fungsional di antara atribut-atributnya.

Proses normalisasi menurut Connolly dan Begg (2010: 430), terdapat beberapa bentuk yaitu :

1. Unnormalized Form (UNF)

Sebuah tabel yang mengandung satu atau lebih kelompok pengulangan (repeating group). Pada tabel UNF ini dibuat dengan mentransformasi data dari sumber informasi ke dalam tabel berbentuk baris dan kolom.

2. First Normal Form (1NF)

Sebuah relasi di mana setiap potongan baris dan kolom mengandung satu dan hanya satu nilai. Pada tabel 1NF ini dibuat dengan menghilangkan repetisi dan data yang merupakan hasil kalkulasi serta menentukan atribut yang menjadi primary key.

3. Second Normal Form (2NF)

Sebuah relasi yang berada pada 1NF dan setiap atribut yang bukan primary key berfungsi secara penuh bergantung pada primary key-nya (full functional dependency).

Pengujian bentuk normal kedua dapat dihasilkan dengan melihat apakah ada atribut bukan primary key yang merupakan fungsi dari sebagian primary key (disebut ketergantungan parsial atau partial dependence). Dengan kata lain, tabel 2NF ini dibuat dengan menghilangkan ketergantungan parsial.

4. Third Normal Form (3NF)

Pengujian terhadap 3NF dilakukan dengan cara melihat apakah terdapat atribut bukan key yang bergantung fungsional terhadap atribut bukan key yang lain (disebut ketergantungan transitif atau transitive dependence). Dengan cara yang sama, maka setiap transitive

(20)

dependence harus dipisahkan. Bentuk 3NF dapat dikatakan sudah normal apabila anomaly (data yang berulang) yang ada didalamnya sudah sedemikian minimum.

2.1.8 Metodologi Perancangan Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2010: 466), metodologi perancangan adalah sebuah pendekatan terstruktur yang mana menggunakan prosedur, teknik, peralatan, dan bantuan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses merancang.

2.1.8.1 Perancangan Basis Data Konseptual

Menurut Connolly dan Begg (2010: 467), perancangan konseptual basis data adalah proses membangun sebuah model dari data yang digunakan pada perusahaan dan tidak bergantung terhadap semua pertimbangan fisik.

Tahap-tahap dalam perancangan konseptual basis data yaitu: 1. Mengidentifikasi tipe entitas

Tujuannya adalah mengidentifikasi tipe entitas apa saja yang dibutuhkan. Langkah pertama dalam membangun data model konseptual adalah menentukan obyek utama yang menarik bagi pengguna. Obyek utama tersebutlah yang akan menjadi tipe entitas untuk model.

2. Mengidentifikasi tipe relasi

Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi relationship penting yang mana terdapat diantara tipe entitas.

3. Mengidentifikasi dan mengasosiasikan atribut dengan tipe entitas atau relasi

Tujuannya adalah untuk menghubungkan atribut yang sesuai dengan tipe entitas atau relasi.

4. Menentukan atribut domain

Tujuannya adalah menentukan domain untuk atribut yang terdapat pada data model konseptual. Domain adalah

(21)

sekumpulan nilai dari satu atau lebih atribut yang menggambarkan nilainya.

5. Menentukan atribut candidate, primary, dan alternate key Tujuannya adalah mengidentifikasi candidate key dari setiap tipe entitas dan jika ada lebih dari satu candidate key, dipilih satu menjadi primary key dan lainnya menjadi alternate key. 6. Mempertimbangkan menggunakan enhanced modeling concepts

(optional)

Tujuannya adalah mempertimbangkan penggunaan enhanced

modeling concepts, seperti specialization/generalization,

aggregation, dan composition. 7. Memeriksa redundansi pada model

Tujuannya adalah untuk memeriksa keberadaan dari redundansi yang muncul pada model.

8. Memvalidasi data model konseptual terhadap transaksi pengguna

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa data model konseptual sudah mendukung kebutuhan transaksi pengguna. 9. Meninjau data model konseptual dengan pengguna

Tujuannya adalah untuk meninjau kembali data model konseptual dan memastikan bahwa data model tersebut sudah benar.

2.1.8.2 Perancangan Basis Data Logikal

Menurut Connolly dan Begg (2010: 467), perancangan logikal basis data adalah proses membangun model data yang digunakan perusahaan berdasarkan data model yang spesifik, tetapi tidak bergantung terhadap DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya. Tujuannya untuk mengubah data model konseptual menjadi data model logikal dan kemudian memvalidasi model untuk

(22)

memeriksa sudah benar secara struktural dan dapat mendukung transaksi yang dibutuhkan.

Tahap-tahap dalam merancang logikal basis data menurut Connolly dan Begg (2010: 490) yaitu:

1. Menurunkan relasi untuk data model logikal

Tujuannya adalah membuat relasi untuk data model logikal agar dapat mempresentasikan entitas, relationship, dan atribut yang sudah didefinisikan.

2. Memvalidasi relasi dengan normalisasi

Tujuannya adalah memvalidasi relasi di dalam data model logikal menggunakan normalisasi.

3. Memvalidasi relasi terhadap transaksi pengguna

Tujuannya adalah memastikan bahwa relasi yang terdapat dalam data model logikal sudah mendukung transaksi yang diperlukan, 4. Memeriksa batasan integritas

Tujuannya adalah memeriksa apakah batasan integritas diwakili didalam data model logikal.

5. Meninjau data model logikal dengan pengguna

Tujuannya adalah untuk meninjau data model logikal terhadap pengguna agar dapat memastikan bahwa pengguna mempertimbangkan model untuk menjadi representasi dari kebutuhan data di perusahaan.

6. Menggabungkan data model logikal ke data model global (optional)

Tujuannya adalah menggabung data model logikal lokal ke dalam data model logikal global yang mana mewakilkan semua user view dari basis data.

7. Memeriksa perkembangan di masa depan

Tujuannya adalah menentukan apakah terdapat perubahan yang signifikan di masa mendatang dan untuk menilai apakah data model logikal dapat mengakomodasi perubahan tersebut.

(23)

2.1.8.3 Perancangan Basis Data Fisikal

Menurut Connolly dan Begg (2010: 467), perancangan fisikal basis data adalah proses menghasilkan sebuah deskripsi dari implementasi basis data pada secondary storage, yang mendeskripsikan relasi dasar, file organisasi, dan index yang digunakan agar dapat mengakses data secara efisien dan semua hubungan integritas constraint dan tingkat keamanan.

Tahap-tahap dalam merancang fisikal basis data menurut Connolly dan Begg (2010: 523) yaitu:

1. Menerjemahkan model data logikal global ke dalam DBMS tujuan

Tujuannya adalah menghasilkan sebuah skema relasi basis data dari model data logikal global yang dapat diimplementasikan di DBMS tujuan. Penerjemahan model data logikal global untuk target DBMS terdiri dari 3 langkah yaitu: desain dasar relasi, desain representasi data yang ada, dan desain general constraint. 2. Merancang organisasi file dan indeks

Tujuannya adalah memutuskan file organisasi yang optimal untuk menyimpan relasi dasar dan indeks yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang dapat diterima, yaitu dengan cara relasi dan tuple akan disimpan pada secondary storage. Aktivitas-aktivitas yang terjadi pada langkah ini yaitu: analisa transaksi, memilih organisasi file, memilih indeks, dan memprediksi kebutuhan kapasitas disk.

3. Merancang user view

Tujuannya adalah merancang user view yang diidentifikasi selama pengumpulan kebutuhan dan tahap analisis dari mengembangkan siklus hidup sistem basis data.

4. Merancang mekanisme keamanan

Tujuannya adalah merancang mekanisme keamanan untuk basis data yang dispesifikasi oleh pengguna selama tahap menentukan

(24)

persyaratan dan pengumpulan dari mengembangkan siklus hidup sistem basis data.

5. Mempertimbangkan pengenalan pengendalian redundansi Tujuannya adalah mempertimbangkan denormalisasi skema relasional untuk meningkatkan performa. Hasil dari normalisasi adalah perancangan basis data logikal secara struktural, konsisten, dan menekan jumlah redundansi.

6. Memonitor dan mengatur sistem operasional

Tujuannya untuk memonitor sistem operasi, meningkatkan performa dan menentukan perancangan sistem yang tepat atau menggambarkan perubahan kebutuhan.

2.2 Teori yang Berkaitan dengan Tema Penelitian. 2.2.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah

Menurut Yuliandi (2013:6), yang dimaksud dengan Perpustakaan Sekolah adalah semua perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah, mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan. Perpustakaan sekolah merupakan bagian terpadu dari sekolah yang bertugas mengumpulkan, mengelola, menyimpan dan memelihara bahan pustaka untuk dipergunakan oleh guru dan siswa sebagai sarana belajar mengajar di sekolah.

2.2.2 Hakekat Perpustakaan Sekolah

Menurut Yuliandi (2013:6), ada beberapa Hakekat Perpusatakaan Sekolah antara lain:

1. Perpustakaan Sekolah merupakan usaha pendidikan, secara aktif dan positif. Perpustakaan Sekolah menyelenggarakan pendidikan, yaitu membangkitkan kegemaran dan minat baca, meningkatkan selera baca, meningkatkan minat terhadap hal-hal baru melalui buku-buku referensi, indeks, bibliografi, dan lain-lainnya. Selanjutnya mendidik kerapian, ketertiban, disiplin dan tanggung jawab dalam menggunakan fasilitas yang tersedia.

(25)

2. Perpustakaan Sekolah merupakan usaha penyediaan jasa. Perpustakaan mengadakan, mengolah, menyiapkan sampai siap pakai dan mengedarkan, serta menyimpan dan memelihara bahan pustaka dan mengupayakan kegiatan membaca, berdiskusi, konsultasi, dan sebagainya.

3. Perpustakaan Sekolah merupakan usaha menyediakan sumber-sumber informasi dalam bentuk karya tulis, cetak dan rekaman, seperti naskah buku, terbitan berkala, surat kabar, brosur, folder, foto, film, dan lain-lain.

4. Perpustakaan Sekolah merupakan tempat membaca untuk belajar murid, baik secara perorangan, berkelompok, untuk konsultasi, penelitian dan kegiatan-kegiatan sejenisnya.

2.2.3 Fungsi Perpustakaan Sekolah

Menurut Yuliandi (2013:7), Perpustakaan Sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0103/0/1981, tanggal 11 Maret 1981, mempunyai fungsi sebagai:

1. Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah.

2. Pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.

3. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan), semua fungsi tersebut akan tergambar dalam koleksi perpustakaan bersangkutan.

2.2.4 Label Kode Buku (Cal Number)

Menurut Yuliandi (2013:64), label kode buku (cal number) berguna untuk memudahkan mencari buku tersebut pada tempat penyimpanannya, dan untuk membedakan antar buku itu sendiri. Label kode buku diketik dan direkatkan pada punggung buku dengan jarak 3 cm dari bawah. Jika tidak dapat ditempelkan pada punggung buku, karena buku tipis, maka label buku

(26)

tersebut direkatkan pada kulit muka buku dimulai dari punggung buku dengan jarak 3 cm dari bawah. Setelah itu ditutup dengan selotif warna bening, ada beberapa keterangan yang harus dicantumkan dalam label kode buku, yaitu:

1. Nama lembaga perpustakaan 2. Nomor klasifikasi

3. Tiga huruf pertama dari nama pengarang

4. Satu huruf pertama dari judul (dengan huruf kecil).

Tabel 2.1 Label Kode Pustaka PERPUSTAKAAN SDN KRAMAT PELA 09 Pg JAKARTA SELATAN

430 STR

T

2.2.5 Dewey Decimal Classification (DDC)

Menurut Yuliandi (2013:80), sistem Dewey Decimal Classification (DDC) membagi seluruh cabang ilmu pengetahuan menjadi 10 kelas utama atau golongan. Masing-masing kelas menggunakan 3 angka dasar sebagai tanda. Pembagian tersebut adalah angka tanda kelas atau golongan ilmu pengetahuan, sebagai berikut:

Tabel 2.2 Nomor Klasifikasi berdasarkan sistem DDC No Clas Subyek

1 000 KARYA UMUM

2 100 FILSAFAT DAN PSIKOLOGI

3 200 AGAMA

4 300 ILMU – ILMU SOSIAL

5 400 BAHASA

6 500 ILMU PENGETAHUAN MURNI

(27)

8 700 KESENIAN, REKREASI, OLAHRAGA

9 800 KESUSASTERAAN

10 900 GEOGRAFI, SEJARAH, BIOGRAFI

2.2.6 Hypertext Preprocessor (PHP)

Menurut Welling dan Thomson (2008), PHP adalah server-side scripting language yang didesain secara spesifik untuk web. Dalam halaman HTML, dapat dimasukkan code PHP yang akan dieksekusi setiap kali halaman dikunjungi. PHP code diterjemahkan di web-server dan diubah menjadi HTML atau output lain yang akan dilihat oleh pengguna. PHP adalah bahasa pemrograman script yang paling banyak dipakai saat ini. PHP banyak dipakai untuk memrogram situs web dinamis, walaupun tidak tertutup kemungkinan digunakan untuk pemakaian lain.

2.2.7 HyperText Markup Language (HTML)

Menurut Duckett (2010: 2), HTML merupakan bahasa yang paling sering digunakan dalam pengembangan sebuah web. HTML adalah Markup Language yang berarti bahasa yang ditambahkan dalam dokumen untuk memberikan arti tersendiri terhadap dokumen. HTML memberitahu web browser bagaimana cara menampilkan konten. HTML memisahkan konten (kata-kata, gambar, audio, video dan lainnya) dari "penampilan" (definisi dari tipe konten dan instruksi bagaimana tipe konten tersebut harus ditampilkan). HTML menggunakan beberapa elemen yang telah didefinisikan untuk mengidentifikasi tipe-tipe konten. Element-elemen memiliki satu atau lebih tag yang memiliki atau mengekspresikan konten. Tag diawali dan diakhiri dengan kurung siku “<” dan ”>”, dan tag "penutup" (tag yang menandakan akhir dari konten) diawali dengan garis miring “</ >”.

2.2.8 Cascading Style Sheet (CSS)

Menurut Duckett (2010: 243), Cascading Style Sheet berfungsi untuk mengontrol bentuk dari halaman, termasuk warna dan ukuran font,

(28)

lebar dan warna garis, dan jumlah spasi di antara benda yang berada di dalam halaman. Spesifikasi CSS bekerja sesuai dengan peraturan yang ditentukan bagaimana sejumlah elemen seharusnya muncul di dalam dokumen.

Menurut Jon Duckett (2010: 244), CSS mempunyai aturan penulisan sebagai berikut :

1. Selector, menunjukkan elemen mana yang akan diberikan aturan CSS

sesuai dengan declarationnya.

2. Declaration, mengatur style yang ditunjukkan oleh selector.

Declaration sendiri dibagi menjadi dua bagian:

a. Property, digunakan untuk memilih property apa yang akan

digunakan. Property memberikan efek kepada elemen-elemen yang telah ditunjuk.

b. Value, memberikan nilai secara spesifik bagi property yang telah

dipilih.

2.2.9 MySQL

Menurut Welling dan Thomson (2008: 3), MySQL adalah sebuah manajemen database relasional yang sangat cepat dan kuat. MySQL merupakan database yang dapat secara efektif menyimpan, mencari, mengurutkan dan mengambil data. MySQL server mengontrol akses data sehingga bisa digunakan oleh banyak pengguna secara bersamaan, menyediakan akses yang cepat, dan memastikan hanya pengguna yang memiliki hak akses yang dapat menggunakan database. MySQL menggunakan SQL (Standard Library Language) yang merupakan standar query language dalam database.

2.2.10 Interaksi Manusia dengan Komputer (IMK)

Menurut Shneiderman dan Plaisant (2010: 22), interaksi manusia dengan komputer merupakan disiplin ilmu yang berhubungan dengan perancangan, evaluasi, dan implementasi sistem komputer interaktif untuk digunakan oleh manusia.

(29)

Interaksi manusia dengan komputer melibatkan perancangan antarmuka pengguna yang memiliki 8 faktor yang harus diperhatikan atau yang sering disebut sebagai 8 aturan emas (Shneiderman dan Plaisant 2010: 88), yaitu :

1. Konsistensi

Hal ini sangat penting bagi antarmuka pengguna agar pengguna tidak mengalami kesulitan dalam mencari sebuah informasi. Oleh karena itu, tampilan layar harus dibuat konsisten antara yang satu dengan yang lainnya.

2. Menyediakan Usability Universal

Menyediakan fitur bagi pengguna pemula yang dapat mudah dimengerti, sebagai contoh diberikan penjelasannya dan fitur bagi pengguna yang berpengalaman, seperti pengadaan shortcut. Hal ini dilakukan dalam melayani kebutuhan pengguna yang beragam. 3. Umpan balik yang informatif

Setiap tindakan yang dilakukan oleh pengguna harus mendapatkan umpan balik yang memudahkan pengguna dalam mengetahui akibat dari tindakannya.

4. Merancang dialog yang memberikan penutupan

Urutan tindakan harus diatur sesuai urutan dari awal, tengah, dan akhir. Feedback yang informatif pada penyelesaian sekelompok tindakan memberikan pengguna sebuah kepuasan akan penyelesaian tindakan tersebut.

5. Memberikan pencegahan dan penanganan kesalahan yang sederhana Sistem harus dibuat untuk membantu pengguna meminimalkan kesalahan. Jika kesalahan dibuat, sistem harus mampu mendeteksi kesalahan dan menawarkan sebuah peringatan sederhana dengan mekanisme yang mudah dipahami untuk penanganan kesalahan.

(30)

6. Pembalikan aksi yang mudah

Fitur ini mengurangi kecemasan, karena pengguna tahu bahwa kesalahan dapat dibatalkan, sehingga dapat mendorong pengguna untuk mengeksplorasi pilihan.

7. Mendukung pusat kendali internal

Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem yang mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikian rupa sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden.

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Keterbatasan pemrosesan informasi manusia dalam ingatan jangka pendek mengharuskan tampilan dibuat sederhana. Seperti tampilan halaman, window motion, peletakan tombol serta penggunaan jenis icon pada tombol, dan urutan tindakan.

2.2.11 Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Whitten dan Bentley (2007: 317), Data Flow Diagram adalah model proses yang digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sistem dan cara kerja atau proses yang dilakukan oleh sistem. DFD bisa disebut juga Bubble Chart, Transformation Graph, dan Process Model. Hanya ada tiga simbol dan satu koneksi yang digunakan, yaitu: 1. Persegi panjang yang bertepi bulat merepresentasikan proses atau

pekerjaan yang harus diselesaikan.

Gambar 2.9 Bentuk Proses DFD

2. Bujur sangkar merepresentasikan external agents. External agents adalah orang luar, unit organisasi, sistem, atau organisasi yang berinteraksi dengan sistem, disebut juga dengan external entity.

(31)

Gambar 2.10 Bentuk External Agent DFD

3. Kotak terbuka merepresentasikan data stores, biasa disebut juga files atau basis data.

Gambar 2.11 Bentuk Data Store DFD

4. Panah merepresentasikan aliran data, input, dan output, kepada atau dari proses.

Gambar 2.12 Bentuk Data Flow DFD

Tingkatan DFD terdiri dari : a. Diagram Konteks

Menggambarkan seluruh input ke atau output sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD.

b. Diagram Nol

Merupakan rincian dari diagram konteks dan memperlihatkan data store yang digunakan.

c. Diagram Rinci

Merupakan proses rinci dari suatu sistem yang terdapat pada tingkatan sebelumnya.

2.2.12 State Transition Diagram (STD)

Menurut Whitten dan Bentley (2007: 635), State Transition Diagram adalah sebuah diagram yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi screen yang terjadi selama satu sesi pengguna.

(32)

a. Screen/State

Gambar 2.13 Simbol Screen/State

b. Aliran Kontrol/Transisi

Aliran kontrol menggerakkan kejadian yang akan menyebabkan screen menjadi aktif atau menerima focus. Sebuah anak panah terpisah, masing-masing memiliki nama, digambar untuk setiap arah karena tindakan yang berbeda akan menggerakkan aliran control dari dan ke screen yang ada.

Nama Aliran Kontrol/Transisi

Gambar 2.14 Simbol Aliran Kontrol/Transisi

Berikut ini adalah contoh state transition diagram :

Gambar 2.15 Contoh State Transition Diagram (STD)

2.2.13 Flowchart

Menurut Hall (2011: 50), sistem flowchart adalah representasi grafik dari relasi fisik diantara elemen-elemem sistem. Elemen-elemen tersebut termasuk departemen organisasi, aktifitas manual, program komputer, hardcopy, softcopy. Sebagai representasi dari sebuah program, flowchart maupun algoritma dapat menjadi alat bantu untuk memudahkan perancangan alur urutan logika suatu program, memudahkan pelacakan sumber kesalahan program, dan alat untuk menerangkan logika program.

Screen/ State

(33)

Simbol-simbol Flowchart, antara lain :

Tabel 2.3 Simbol Flowchart

Simbol Keterangan

Titik Terminasi Awal atau akhir program

Input/Output Input atau Output data

Proses Pelaksanaan tugas fungsi

Keputusan Penyeleksian kondisi

Garis Alir Menunjukkan arus proses

2.3 Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya

Berikut ini terdapat 3 hasil penelitian atau produk sebelumnya yang membantu dalam penyusunan sistem, yaitu :

• Titan, Devyano Luhukay, dan Yohannes Kurniawan. (2014). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Perpustakaan SMA Negeri XYZ. Jurnal ComTech.

Jurnal ini berisi mengenai cara-cara merancang dan menganalisis sistem informasi perpustakaan SMA Negeri di Tangerang Selatan. Dengan adanya aplikasi ini, dapat memudahkan proses pendaftaran, peminjaman, pengembalian buku, pemesanan dan penerimaan buku serta dapat memantau koleksi buku dan dapat mengetahui lokasi buku. Kehadiran sistem yang terkomputerisasi mampu mengatasi masalah kehilangan data yang dibutuhkan dalam menjalankan proses bisnis di dalam perpustakaan.

(34)

• Minami dan Fazril Hadi Saputra. (2011). Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web pada Politeknik Kesehatan Padang. Jurnal Teknologi Informasi dan Pendidikan.

Jurnal ini berisi mengenai sistem informasi berbasis web yang dirancang di Perpustakaan Politeknik Kesehatan Padang menggunakan program PHP dan MySQL sebagai database-nya. Sistem informasi yang dirancang dilakukan dengan cara mengimplementasikan program berdasarkan pengujian data perpustakaan Politeknik Kesehatan Padang. Dengan adanya aplikasi ini, dapat membantu pihak perpustakaan dalam mengatasi masalah sulitnya mencari informasi data perpustakaan baik itu data buku, data mahasiswa dan data tamu yang terdaftar sebagai anggota pustaka, data transaksi baik itu peminjaman dan pengembalian akan diproses dengan cepat dan mudah oleh petugas pustaka melalu sistem, karena sistem telah dirancang dengan program aplikasi yang berbasis database. Begitu juga hasil laporan-laporan yang dibutuhkan akan didapat dengan mudah melalui sistem yang telah diproses sebelumnya.

Debra A. Rilley-Huff. (2012). Web Accessibility and Universal Design: A Primer on Standards and Best Practices for Libraries. Jurnal Library Technology Reports.

Jurnal ini membahas mengenai pemahaman dasar dan pokok tentang berbagai faktor yang diperlukan untuk aksesibilitas dan kegunaan suatu website, serta membahas bagaimana belajar untuk membuat dan meningkatkan website statis dan berdiskusi mengenai penggunaan konten manajemen sistem yang modern. Sebagai pengguna perpustakaan, mengakses layanan perpustakaan melalui web sangat diperlukan. Oleh karena itu, pentingnya menyediakan website yang dapat digunakan dan diakses oleh pengguna. Perpustakaan memiliki beberapa kasus penggunaan yang unik. Dengan meningkatkan pelatihan pembuatan web dari segi kegunaan, aksesibilitas, dan desain akan memungkinkan perpustakaan untuk menawarkan layanan web yang jelas dan konsisten.

Gambar

Gambar 2.1 Komponen DBMS
Gambar 2.2 Siklus Hidup Sistem Basis Data
Gambar 2.3 Strong Entity dan Weak Entity
Gambar 2.6 Multiplicity One to Many Relationship
+6

Referensi

Dokumen terkait

 Struktur basis data yang menggambarkan skema basis data secara keseluruhan dan di desin dengan bahasa khusus yang disebut. Data Definition Language

Menurut Connolly dan Begg (2010:417), Logical Database Design, tahap kedua dalam perancangan basis data, merupakan proses membangun sebuah model data yang

Menurut Thomas Thomas Connolly dan Carolyn Carolyn Begg (2005:293), Perancangan basis data konseptual adalah proses membangun sebuah model dari data yang digunakan dalam

DDL merupakan bahasa atau query yang memungkinkan pengelola atau pengguna basis data untuk membuat dan memberi nama sebuah entitas, atribut, dan hubungan

Banyak user dalam sistem basis data tidak akan terlibat dengan semua data atau informasi yang ada atau yang disimpan.. Para user umumnya hanya membutuhkan sebagian data atau

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL atau DBMS yang berfungsi sebagai

Perancangan fisikal basis data merupakan prose yang menghasilkan sebuah deskripsi implementasi dari basis data pada secondary storage yang menggambarkan relasi

2.16.1 Kelebihan Database MySql Sebuah sistem basis data DBMS yang handal dapat dilihat dari mekanisme cara kerja yang optimal dalam melakukan eksekusi proses pada perintah-perintah