• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

7 2.1. Pendekatan Basis Data

2.1.1. Pengertian Basis Data

Menurut Silberschatz, Korth, dan Sudarshan (2011, p1), basis data adalah kumpulan data yang berisi informasi yang relevan dengan suatu perusahaan.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p65), basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan secara logis dan deskripsi data tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam suatu organisasi.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa basis data merupakan kumpulan data yang terintegrasi dan saling berhubungan secara logis dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan suatu organisasi.

2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data

Menurut Silberschatz, Korth, dan Sudarshan (2011, p1), Database Management System (DBMS) adalah kumpulan data yang saling berhubungan dan suatu set program untuk mengakses data tersebut.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p66), Database Management System (DBMS) adalah sistem yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengendalikan hak ases ke basis data. Fasilitas yang dapat diberikan oleh sistem manajemen basis data kepada pengguna :

1. Data Defenition Language (DDL)

Data Defenition Language, memungkinkan pengguna untuk menentukan tipe data, struktur data dan constraints pada data untuk disimpan ke dalam basis data.

2. Data Manipulation Language (DML)

Data Manipulation Language, memungkinkan pengguna untuk melakukan manipulasi data pada basis data, seperti insert, update, delete dan retrieve data.

3. Akses yang diberikan Sistem Manajemen Basis Data

a. Sistem keamanan, menjaga basis data dari pengguna yang tidak memiliki hak ases untuk menggunakannya.

(2)

c. Sistem kontrol konkurensi, dapat memberikan hak akses kepada pengguna lain untuk menggunakan basis data.

d. Sistem kontrol perbaikan, berfungsi untuk memperbaiki basis data ke kondisi sebelumnya jika terjadi kerusakan pada hardware dan software. e. Katalog yang dapat diakses pengguna, mendeskripsikan data yang ada

pada basis data.

2.1.3. Relational Data Structure

Menurut Connolly dan Begg (2010, p144), pengertian relasi adalah sebuah tabel yang memiliki baris dan kolom. Bagian dari relasi data model mencakup :

1. Record merupakan setiap baris pada tabel. 2. Attribute merupakan kolom pada tabel.

3. Domain merupakan himpunan nilai yang diijinkan untuk satu atau lebih atribut.

4. Tuple didefinisikan sebagai baris dalam sebuah tabel.

5. Degree of relation (Derajat dari suatu relasi) adalah banyaknya atribut pada suatu relasi dalam basis data.

6. Cardinality adalah banyaknya tuple atau baris dalam suatu relasi basis data.

2.1.4. Structure Query Language (SQL)

Menurut Connoly dan Begg, idealnya dari database language atau Query memugkinkan pengguna untuk:

1. Membuat basis data dan relasi basis data

2. Menampilkan perintah management basis data seperti insert, update, delete data dari sebuah relasi

3. Menampilkan Query yang complex dan sederhana.

Structure Query Language (SQL) merupakan salah satu contoh transform-oriented language, atau bahasa yang di design untuk menggunakan relasi, yang mengubah input menjadi output yang dibutuhkan. Standard SQL terdapat 2 komponen yaitu :

(3)

2.1.4.1 Data Manipulation Language (DML)

Menurut Silberschatz, Korth, dan Sudarshan (2011, p13), Data Manipulation Language (DML) merupakan suatu bahasa yang memungkinkan pengguna untuk mengakses atau memanipulasi data yang telah terorganisir oleh model data yang tepat.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p92), Data Manipulation Language (DML) adalah sebuah bahasa yang menyediakan sekumpulan operasi, untuk mendukung operasi dasar manipulasi data pada basis data.

Operasi manipulasi data terdiri dari (Connolly dan Begg, 2010, p92) : 1. Memasukkan data baru ke dalam basis data

2. Modifikasi data yang tersimpan dalam basis data 3. Menampilkan kembali data di dalam basis data 4. Menghapus data dari basis data

2.1.4.2 Data Definition Language (DDL)

Menurut Silberschatz, Korth, dan Sudarshan (2011, p14), Data Definition Language (DDL) adalah sebuah bahasa yang memungkinkan seseorang untuk menentukan tabel, kendala integritas dan pernyataan.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p92), Data Definition Language (DDL) adalah sebuah bahasa yang memungkinkan DBA (Database Administrator) atau pengguna untuk menggambarkan struktur basis data dan kontrol akses data ke dalam database.

2.1.5. Fourth Generation Language (4GL)

Fourth Generation Language (4GL) adalah bahasa pemrograman yang tidak memiliki prosedural, dimana pengguna menyatakan apa yang harus diselesaikan, bukan menyatakan bagaimana cara menyelesaikannya. Kedua pernyataan tersebut memiliki pola pikir yang berbeda. Telah dibuktikan bahwa 4GL (Fourth Generation Language) dapat meningkatkan produktivitas. (Connolly dan Begg, 2010, p94).

4GL mencakup (Connolly dan Begg, 2010, p94) :

1. Presentation languages, seperti query languages dan report generators. 2. Speciality languages, seperti spreadsheets dan database languages.

(4)

3. Application generators yang mendefinisikan, memasukkan, memperbarui, dan menerima data dari basis data untuk membangun aplikasi.

4. Bahasa tingkat tinggi yang digunakan untuk menghasilkan kode aplikasi.

2.1.6. Tahapan Database System Development Lifecycle

Menurut Connoly dan Begg (2010, p313) Pada tahapan Database System Development Lifecyle, merancang database dengan tahapan-tahapannya berikut diagramnya:

Gambar 2.1. The stages of the database system development lifecycle

2.1.6.1. Database Planning

Menurut Connolly dan Begg (2010, p313), Database planning merupakan kegiatan manajemen yang memungkinkan tahapan siklus hidup pengembangan sistem basis data untuk direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin.

Ada 3 permasalahan pokok yang muncul dalam merumuskan suatu strategi sistem informasi, yaitu :

1. Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan penentuan sistem informasi yang dibutuhkan.

(5)

2. Evaluasi sistem informasi yang berjalan untuk menentukan kelebihan dan kekurangan yang ada.

3. Penilaian terhadap peluang-peluang teknologi informasi yang mungkin mendatangkan keuntungan yang kompetitif.

2.1.6.2. System Definition

Menurut Connolly dan Begg (2010, p316), System definition menjelaskan batasan-batasan dan ruang lingkup aplikasi basis data dan user view utama.

2.1.6.3.Requirement Collection and Analysis

Menurut Connolly dan Begg (2010, p316), proses pengumpulan dan analisis informasi merupakan bagian untuk membantu sistem basis data, dan menggunakan informasi untuk mengidentifikasi kebutuhan sistem yang baru. Informasi yang dikumpulkan untuk setiap user view utama terdiri dari :

1. Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan 2. Rincian bagaimana data digunakan atau dihasilkan

3. Beberapa kebutuhan tambahan untuk sistem basis data yang baru.

2.1.6.4. Database Design

Menurut Connolly dan Begg (2010, p320), Database design merupakan proses membuat rancangan yang akan mendukung mission statement dan mission objectives untuk sistem basis data yang dibutuhkan.

Terdapat tiga fase utama dalam merancang basis data, yaitu : 1. Perancangan basis data konseptual

Merupakan suatu proses pembuatan model dari informasi yang digunakan dalam perusahaan, independen dari keseluruhan aspek fisik. Model data dibangun dengan menggunakan informasi dalam spesifikasi kebutuhan pengguna.

2. Perancangan basis data logikal

Merupakan suatu proses pembuatan model dari informasi yang digunakan dalam perusahaan berdasarkan model data tertentu, tetapi independen terhadap DBMS tertentu dan aspek fisik lainnya.

(6)

3. Perancangan basis data fisikal

Merupakan suatu proses menghasilkan deskripsi implementasi basis data pada penyimpanan sekunder. Menggambarkan struktur penyimpanan dan metode akses yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien terhadap data.

2.1.6.5. DBMS Selection

Menurut Connolly dan Begg (2010, p325), DBMS selection merupakan pemilihan DBMS yang sesuai untuk mendukung sistem basis data.

Langkah-langkah utama untuk memilih sebuah DBMS, yaitu : 1. Mendefinisikan jangka waktu untuk penggunaanya

2. Membuat daftar pendek dua atau tiga produk 3. Mengevaluasi produk

4. Merekomendasikan pilihan dan membuat laporan

2.1.6.6. Application Design

Menurut Connolly dan Begg (2010, p329), Application design merupakan rancangan user interface dan program aplikasi yang menggunakan dan mengolah basis data.

2.1.6.7. Prototyping

Menurut Connolly dan Begg (2010, p333), Prototyping merupakan pembangunan sebuah model kerja sistem basis data.

2.1.6.8. Implementation

Menurut Connolly dan Begg (2010, p333),Implementation merupakan realisasi fisik basis data dan perancangan aplikasi.

2.1.6.9. Data Conversion and Loading

Menurut Connolly dan Begg (2010, p334), Data Conversion and Loading merupakan pemindahan semua data yang ada ke dalam basis data baru dan mengubah semua aplikasi yang ada untuk dijalankan pada basis data baru.

(7)

2.1.6.10. Testing

Menurut Connolly dan Begg (2010, p334), Testing merupakan proses menjalankan sistem basis data dengan tujuan untuk menemukan kesalahan.

Pengujian juga diharuskan mencakup kegunaan dari sistem basis data. Idealnya, sebuah evaluasi harus dilakukan terhadap spesifikasi kegunaan. Contoh kriteria yang dapat digunakan untuk melakukan evalusi antar lain:

1. Mudah untuk dipelajari atau berapa lama pengguna baru menjadi produktif dengan sistemyang baru ?

2. Performa seberapa baik sistem tersebut merespon sesuai dengan praktik kerja pengguna ?

3. Kekuatan seberapa tolerankah sistem dapat bertahan dari kesalahan pengguna?

4. Kemampuan pemulihan seberapa baik sistem saat pemulihan dari kesalahan pengguna?

5. Kemampuan beradaptasi seberapa dekat sistem terkait dengan model yang dikerjakan ?

2.1.6.11. Operational Maintenance

Menurut Connolly dan Begg (2010, p335),Operational Maintenance merupakan proses mengawasi dan memelihara sistem basis data setelah proses instalasi.

2.1.7. Entity Relationship Modeling

Menurut Connolly dan Begg (2010, p371), entity relationship modeling merupakan pemodelan yang berguna untuk memberikan pemahaman yang tepat terhadap data dan penggunaannya di dalam suatu perusahaan. Model inimenggunakan pendekatan top-down dalam perancangan basis datayang dimulai dengan mengidentifikasikan data-data terpenting yang disebut dengan entitas dan hubungan antara entitas-entitas tersebut yang digambarkan dalam suatu model.

(8)

2.1.7.1. Entity Types

Menurut Connolly dan Begg (2010, p372), entitas adalah sekumpulan objek dengan sifat yang sama, yang diidentifikasi di dalam organisasi karena keberadaannya yang bebas (independen). Setiap entitas dilambangkan dengan sebuah persegi panjang yang diberi nama dari entitas tersebut. Nama entitas biasanya adalah kata benda tunggal.

Gambar 2.2. Entity Types

2.1.7.2 Relationship Types

Tipe relasi adalah sekumpulan asosiasi antara tipe-tipe entitas yang ada dan mempunyai arti. (Connolly dan Begg, 2010, p374).

Relationship occurence merupakan suatu gabungan yang dapat diidentifikasikan secara unik, yang meliputi satu kejadian dari setiap entitas yang berpartisipasi. (Connoly dan Begg, 2010, p375).

Recursive relationship adalah sebuah tipe hubungan dimana tipe entitas yang sama dapat berpartisipasi lebih dari sekali pada peran yang berbeda. (Connolly dan Begg, 2010, p378).

Derajat dari tipe relasi adalah jumlah dari partisipasi tipe entitas dalam sebuah tipe relasi tertentu. Entitas yang berkaitan dalam sebuah tipe relasi terkenal sebagai participant dalam relationship. Jumlah dari participant dalam relationship adalah derajat dari relationship. Oleh karena itu, derajat dari relationship yang berderajat dua disebut binary, sedangkan relationship yang berderajat tiga disebut ternary. (Connoly dan Begg, 2010, p376).

Terdapat beberapa macam derajat relasi, yaitu :

1. Binary relationship, yaitu keterhubungan antara dua tipe entitas.

(9)

2. Ternary relationship, yaitu keterhubungan antara tiga tipe entitas.

Gambar 2.4. Ternary Relationship

3. Quaternary relationship, yaitu keterhubungan antara empat tipe entitas.

Gambar 2.5. Quaternary Relationship

4. Relasi rekursif adalah sebuah tipe relasi dimana tipe entitas yang sama berpartisipasi lebih dari satu kali dalam peranan yang berbeda.

(10)

2.1.7.3 Attributes

Attribute merupakan sifat-sifat atau properti dari sebuah tipe entitas atau tipe relationship. (Connolly dan Begg, 2010, p379).

Domain attribute adalah kumpulan nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. Setiap atribut yang dihubungkan dengan sejumlah nilai disebut domain.

Domain akan mendefinisikan nilai-nilai yang dimiliki sebuah atribut dan fungsi domain di sini sama dengan konsep domain pada model relasional. Macam-macam atribut yang ada yaitu :

1. Simple / Composite Attribute

Simple Attribute adalah atribut yang terdiri dari satu komponen tunggal (single) dan keberadaannya independent.

2. Composite Attribute

Composite Attribute adalah atribut yang terdiri dari beberapa komponen yang keberadaannya independent. (Connolly dan Begg, 2010, p380).

3. Single-Valued and Multi-Valued Attributes

Single-valued attributed adalah atribut yang menampung nilai tunggal untuk tiap-tiap kejadian dari suatu tipe entitas. Sebagian besar atribut adalah bernilai tunggal.

4. Multi-valued attributed

Multi-valued attributed adalah atribut yang dapat menampung banyak nilai untuk setiap kejadian dari suatu tipe entitas. (Connolly dan Begg, 2010, p380).

5. Derrived Attributes

Atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya dan tidak harus berasal dari entitas yang sama. (Connolly dan Begg, 2010, p380).

2.1.7.4. Keys

Tidak boleh ada duplikat yang terjadi pada tuples atau baris disebuah relasi, sehingga kita perlu mengidentifikasi satu atau lebih atribut yang di sebut relational keys. Beberapa macam relational keys terdiri dari (Connolly dan Begg, 2010, p150):

(11)

1. Super Key merupakan sebuah atau set atribut yang unik dan dapat mengidentifikasi baris dalam suatu relasi

2. Candidate Key merupakan sejumlah kecil atribut dari entitas yang mengidentifikasikan setiap kejadian dari entitas tersebut secara unik. 3. Primary Key merupakan candidate key yang dipilih untuk

mengidentifikasikan setiap kejadian dari entitas secara unik.

4. Alternate Key merupakan kumpulan candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key.

5. Composite Key merupakan candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut.

6. Foreign Key sebuah atribut atau sekumpulan atribut pada suatu relasi yang sama dengan candidate key dari beberapa relasi lainnya.

2.1.7.5 Structural Constraint

Multiplicity adalah jumlah occurence (kejadian) yang mungkin terjadi pada sebuah tipe entity yang berhubungan ke sebuah occurence dari tipe entity lain pada suatu relationship. (Connolly dan Begg, 2010, p385).

Tiga macam hubungan binari secara umum yaitu : 1. Derajat hubungan one to one (1:1)

Derajat hubungan 1:1 terjadi bila tiap anggota suatu entitas hanya boleh berpasangan dengan satu anggota dari entitas yang lain. Dan begitu juga sebaliknya. Anggota dari entitas yang lain hanya boleh mempunyai satu anggota dari entitas tersebut.

(12)

Gambar 2.7. Derajat hubungan One-to-One

2. Derajat hubugan one to many (1:*)

Derajat hubungan 1:* terjadi bila tiap anggota suatu entitas memilik lebih dari satu anggota dari entitas lain. Dan sebaliknya, entitas yang lain hanya boleh berpasangan dengan satu anggota dari entitas tersebut.

Gambar 2.8. Derajat hubungan One-to-Many

3. Derajat hubungan many to many (*:*)

Derajat hubungan *:* terjadi apabila tiap anggota suatu entitas memiliki lebih dari satu anggota dari entitas lain, juga entitas lain memiliki lebih dari satu anggota dari entitas tersebut.

(13)

Gambar 2.9. Derajat hubungan Many-to-Many

Multiplicity terdiri dari dua batasan yang terpisah pada sebuah relasi, yaitu :

1. Cardinality

Mendeskripsikan jumlah maksimum dari kejadian relasi yang mungkin untuk suatu entitas yang berpartisipasi di dalam suatu tipe relasi tertentu.

2. Participation

Menentukan apakah semua atau hanya sebagian entitas berpartisipasi di dalam suatu relasi.

Gambar 2.10. Cardinality and Participation

2.1.8 Metodologi Perancangan Basisdata

Metodologi desain adalah sebuah pendekatan terstruktur yang menggunakan prosedur, teknik, perangkat dan dokumentasi yang mendukung dan memfasilitasi proses desain tersebut (Connolly dan Begg . 2011,p66) 2.1.8.1 Perancangan Konseptual

Perancangan Konseptual adalah proses membangun sebuah model data yang digunakan dalam sebuah perusahaan, yang tidak bergantung pada semua pertimbangan fisikal .

(14)

Perancangan konseptual merupakan tahap pertama dimana secara objektif dilakukan untuk membangun sebuah model data konseptual dari kebutuhan data sebuah perusahaan.

Langkah –langkah untuk membangun model data konseptual, yaitu : 1. Mengidentifikasi tipe entitas

Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi tipe entitas yang dibutuhkan.

2. Mengidentifikasi tipe relasi

Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi relasi penting yang ada diantara tipe entitas.

3. Mengidentifikasi dan mengasosiasi atribut dengan tipe entitas atau relasi Tujuannya adalah untuk mengasosiasi atribut dengan tipe entitas atau tipe relasi yang sesuai.

4. Menentukan domain atribut

Tujuannya adalah untuk menentukan domain untuk atribut pada model data lokal konseptual.

5. Menentukan atribut candidate key, primary key, dan alternate key

Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi candidate key untuk setiap tipe entitas, dan jika ada lebih dari satu candidate key, maka dipilih satu untuk menjadi primary key dan yang lain sebagai alternate key.

6. Mempertimbangkan penggunaan konsep enhanced modeling (langkah optional)

Tujuannya adalah untuk mempertimbangkan penggunaan konsep enhanced modeling, seperti specialization/generalization, aggregation, dan composition.

7. Memeriksa model untuk redundansi

Tujuannya adalah untuk memeriksa adanya redundansi/data berulang pada model.

8. Validasi model konseptual dengan transaksi pengguna

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa model konseptual mendukung transaksi yang dibutuhkan.

(15)

9. Meninjau kembali model data konseptual dengan pengguna

Tujuannya adalah untuk meninjau kembali model data konseptual dengan pengguna untuk memastikan bahwa model tersebut sudah sesuai dengan representasi yang sebenarnya dari kebutuhan data perusahaan.

2.1.8.2 Perancangan Logikal

Perancangan logikal adalah proses membangun sebuah model data yang digunakan dalam sebuah perusahaan berdasarkan model data spesifik , tetapi tidak bergantung pada DBMS tertentu dan pertimbangan fisikal lainnya .

Perancangan ini merupakan tahap kedua dimana secara objektifdilakukan untuk menerjemahkan model data konseptual menjadi model data logikal dan kemudian memvalidasi model ini untuk melakakuan pemeriksaaan bahwa model tersebut sudah benar secara struktur dan mampu mendukung transaksi yang dibutuhkan .

Langkah-langkah untuk membangun model data logikal, yaitu : 1. Penurunan relasi untuk model data logikal

Tujuannya adalah untuk membuat relasi untuk model data logikal untuk merepresentasikan entitas, relasi, dan atribut yang telah diidentifikasi.

2. Validasi relasi menggunakan normalisasi

Tujuannya adalah untuk memvalidasi relasi pada model data logikal menggunakan normalisasi.

3. Validasi relasi terhadap transaksi pengguna

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa relasi pada model data logikal mendukung transaksi yang dibutuhkan.

4. Memeriksa integrity constraints

Tujuannya adalah untuk memeriksa integrity constraints yang direpresentasikan pada model data logikal.

5. Meninjau kembali model data logikal dengan pengguna

Tujuannya adalah untuk meninjau kembali model data logikal dengan pengguna untuk memastikan bahwa model tersebut sesuai dengan representasi yang sebenarnya dari kebutuhan data perusahaan.

(16)

6. Menggabungkan model data logikal menjadi model global (langkah optional)

Tujuannya adalah untuk menggabungkan model data lokal logikal menjadi sebuah model data logikal global yang merepresentasikan semua pandangan pengguna basis data.

7. Memeriksa perkembangan di masa mendatang

Tujuannya adalah untuk menentukan apakah ada perubahan signifikan yang memungkinkan di masa mendatang dan untuk menilai apakah model data logikal dapat mengakomodasi perubahan.

2.1.8.3 Perancangan Fisikal

Perancangan fisikal adalah proses yang menghasilkan sebuah deskripsi implementasi basis data pada secondary storage. Menjelaskan relasi dasar, organisasi file dan indeks yang digunakan untuk mendapatkan akses yang efisien terhadap data, dan integrity constraints terkait serta langkah-langkah keamanan.

Terdapat beberapa tahap untuk membangun model data fisikal, yaitu :

a. Tahap ketiga : Menerjemahkan model data logikal untuk DBMS yang dituju. Secara objektif dilakukan untuk menghasilkan sebuah skema relasi basis data dari model data logikal yang bisa diimplementasikan pada DBMS yang dituju. Tahap ini terdiri dari 3 langkah, yaitu :

1. Merancang relasi dasar

Tujuannya adalah menentukan bagaimana merepresentasikan relasi dasar yang telah diidentifikasi dalam model data logikal pada DBMS yang dituju.

2. Merancang representasi dari derived data

Tujuannya adalah menentukan bagaimana merepresentasikan berbagai derived data yang terdapat dalam model data logikal pada DBMS yang dituju.

3. Merancang batasan umum

Tujuannya adalah merancang batasan umum pada DBMS yang dituju.

(17)

b. Tahap keempat : Merancang organisasi file dan indeks. Secara objektif dilakukan untuk menentukan organisasi file yang optimal untuk menyimpan relasi dasar dan indeks yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang dapat diterima, yaitu keadaan dimana relasi dan tupel akan disimpan pada secondary storage. Tahap ini terdiri dari 4 langkah, yaitu :

1. Menganalisa transaksi

Tujuannya adalah untuk mengetahui fungsi dari transaksi yang akan berjalan pada basis data dan untuk menganalisa transaksi yang penting.

2. Memilih organisasi file

Tujuannya adalah untuk menentukan organisasi file yang yang efisien untuk setiap relasi dasar.

3. Memilih indeks

Tujuannya adalah untuk menentukan apakah menambah indeks akan meningkatkan kinerja sistem.

4. Memperkirakan besarnya tempat penyimpanan yang dibutuhkan Tujuannya adalah untuk memperkirakan besar tempat penyimpanan yang akan dibutuhkan oleh basis data.

c. Tahap kelima : Merancang user views. Secara objektif dilakukan untuk merancang user views yang teridentifikasi selama tahap pengumpulan dan analisa kebutuhan dari siklus pengembangan sistem basis data.

d. Tahap keenam : Merancang mekanisme keamanan. Secara objektif dilakukan untuk merancang mekanisme keamanan untuk basis data yang ditentukan oleh pengguna selama tahap pengumpulan kebutuhan dari siklus pengembangan sistem basis data.

e. Tahap ketujuh : Mempertimbangkan penggunaan redundansi terkontrol. Secara objektif dilakukan untuk menentukan apakah menggunakan redundansi secara terkendali dengan aturan normalisasi akan meningkatkan kinerja sistem. Tahap ini terdiri dari 7 langkah, yaitu :

(18)

1. Menggabungkan relasi one-to-one (1:1)

2. Menduplikasi atribut non-key pada relasi one-to-many (1:*) untuk mengurangi join

3. Menduplikasi atribut foreign key pada relasi one-to-many (1:*) untuk mengurangi join

4. Menduplikasi atribut-atribut pada relasi many-to-many (*:*) untuk mengurangi join

5. Memperkenalkan repeating groups 6. Membuat extract tables

7. Mempartisi relasi-relasi

f. Tahap kedelapan : Mengawasi dan menyempurnakan sistem operasional. Secara objektif dilakukan untuk mengawasi sistem operasional dan meningkatkan kinerja sistem untuk memperbaiki rancangan yang tidak sesuai atau mempertimbangkan adanya perubahan kebutuhan.

2.1.9 Normalisasi

Menurut Connolly dan Begg (2010, p416), normalisasi adalah sebuah teknik untuk menghasilkan sekumpulan relasi dengan properti yang diinginkan, yang akan memberikan kebutuhan data bagi perusahaan. Relasi adalah sebuah tabel dengan kolom dan baris.

Proses-proses normalisasi terdiri dari (Connolly dan Begg, 2010, p430) : 1. Unnormalized Form (UNF)

Sebuah tabel yang terdiri dari satu atau lebih kelompok yang berulang. UNF merupakan bentuk awal tabel yang belum di normalisasi. Proses normalisasi UNF menjadi 1NF melibatkan penghilangan repeating groups. 2. First Normal Form (1NF)

Sebuah relasi dimana titik temu dari setiap baris dan kolom mengandung satu dan hanya satu nilai saja. Proses normalisasi 1NF menjadi 2NF melibatkan penghilangan partial dependencies.

(19)

3. Second Normal Form (2NF)

Sebuah relasi yang telah memenuhi 1NF dan setiap atribut yang bukan primary key sepenuhnya bergantung secara fungsional pada primary key. Proses normalisasi 2NF menjadi 3NF melibatkan penghilangan transitive dependencies.

4. Third Normal Form (3NF)

Sebuah relasi yang telah memenuhi 1NF dan 2NF dan dimana tidak ada lagi atribut yang bukan primary key bergantung secara transitif pada primary key.

2.2. Pemahaman Obyek Studi 2.2.1. Sistem Pembelian

Menurut Mulyadi (2001, p299) sistem akuntansi pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Transaksi pembelian dapat digolongkan menjadi dua yaitu pembelian lokal dan impor. Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam negeri, sedangkan pembelian impor adalah pembelian dari pemasok luar negeri.

2.2.1.1. Fungsi yang terkait dalam pembelian

Berikut ini fungsi–fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian, yaitu:

1. Fungsi Gudang

Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada digudang dan untuk menyimpan barang dagang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.

2. Fungsi pembelian

Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang telah dipilih.

(20)

3. Fungsi penerimaan

Fungsi penerimaan bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok berdasarkan pesanan pembelian dan faktur pembelian dari pemasok. 4. Fungsi akuntansi

Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi pencatat persediaan. Fungsi pencatat persediaan bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan barang yang dibeli ke dalam data persediaan.

Sedangkan fungsi pencatatan persediaan bertanggungjawab untuk mencatat harga pokok persediaan barang dagang yang dibeli ke dalam kartu persediaan.

2.2.1.2. Jaringan prosedur yang membentuk sistem pembelian

Menurut Mulyadi (2001, p301) jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian adalah :

1. Prosedur permintaan pembelian

Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat perrnintaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya untuk barang langsung pakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian.

2. Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok

Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lai, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan

(21)

3. Prosedur order pembelian

Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat order pembelian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan, mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.

4. Prosedur penerimaan barang

Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kualitas dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan penerimaan barang dari pemasok tersebut.

5. Prosedur pencatatan utang

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian (surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok) dan menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan utang.

2.2.1.3. Dokumen pada sistem pembelian

Menurut Mulyadi (2001, p303) dokumen merupakan bukti untuk merekam terjadinya transaksi yang dilakukan oleh perusahaan. Adapun dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian, antara lain:

1. Surat permintaan pembelian.

Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau fungsi pemakai barang untuk meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis,jumlah,dan mutu seperti yang tersebut dalam surat tersebut.

2. Surat penawaran harga.

Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi (tidak repetitif),yang menyangkut jumlah rupiah pembelian pembelian yang besar.

(22)

3. Surat order pembelian.

Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih dan juga merupakan lembar pertama surat order pembelian yang dikirim kepada pemasok sebagai order resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan.

4. Laporan penerimaan barang

Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa barang yag diterima dari pemasok telah memnuhi jenis,spesifikasi,mutu,dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian.

5. Surat perubahan order

Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat orde pembelian yang pembelian yang sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan kuantitas, jadwal penyerahan barang, spesifikasi, penggantian (substitusi) atau hal lain yang bersangkutan dengan perubahan desain atau bisnis

6. Bukti kas keluar

Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok dan yang sekaligus berfungsi sebagai surat pemberitahuan kepada kreditur mengenai maksud pembayaran (berfungsi sebagai remmitance advice).

2.2.2. Sistem Penjualan

Penjualan merupakan sasaran akhir dari kegiatan pemasaran, karena pada bagian ini ada penetapan harga, diadakan perundingan dan perjanjian serah terima barang, maupun perjanjian cara pembayaran yang disepakati oleh kedua belah pihak, sehingga tercapai suatu titik kepuasan (Mulyadi, 2001, P.192).

(23)

Dalam transaksi penjualan, barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pelanggan apabila perusahaan telah menerima pembayaran tunai dari pelanggan.

2.2.2.1. Fungsi yang terkait dalam penjualan

Menurut Mulyadi (2001) fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit, antara lain:

1. Fungsi penjualan

a. Fungsi penjualan bertanggung jawab melayani kebutuhan pesanan pelanggan.

b. Fungsi pengiriman

c. Fungsi pengiriman bertanggung jawab untuk menyerahkan pesanan yang sesuai dengan permintaan pelanggan.

2. Fungsi akuntansi

Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat transaksi penjualan di dalam data penjualan.

2.2.2.2. Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan

Menurut Mulyadi (2001, p219-220) jaringan prosedur yang membentuk sistem dalam penjualan kredit adalah :

1. Prosedur Order Penjualan.

Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi penjualan kemudian membuat surat order pengiriman dan mengirimkannya kepada berbagai fungsi yang lain untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani order dari pembeli.

2. Prosedur Persetujuan Kredit.

Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan kredit kepada pembeli tertentu dari fungsi kredit.

(24)

3. Prosedur Pengiriman.

Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat order pengiriman yang diterima dari fungsi pengiriman.

4. Prosedur Penagihan

Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli. Dalam metode tertentu faktur penjualan dibuat oleh fungsi penjualan sebagai tembusan pada waktu bagian ini membuat surat order pengiriman.

5. Prosedur Pencatatan Piutang

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke dalam kartu piutang atau dalam metode pencatatan tertentu mengarsipkan dokumen tembusan menurut abjad yang berfungsi sebagai catatan piutang.

6. Prosedur Distribusi Penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen.

7. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.

2.2.2.3. Dokumen pada sistem penjualan

Dokumen yang digunakan untuk melaksanakan sistem penjualan : 1. Faktur penjualan makanan

Dokumen ini digunakan untuk merekam transaksi penjualan kredit dengan kartu kredit. Lembar ke-1 dan ke-2 berfungsi sebagai dasar pembuatan surat tagihan yang secara periodik dibuat oleh fungsi penagihan dan dikirimkan ke pelanggan. Oleh karena itu, fungsi pengiriman harus mendapatkan tanda tangan di atas faktur penjualan kartu kredit lembar ke-1 dan ke-2 pada saat fungsi tersebut menyerahkan

(25)

barang kepada pelanggan. Lembar ke-3 berfungsi sebagai perintah kepada gudang untuk menyiapkan barang yang dibutuhkan oleh pelanggan, dan lembar ke-4 berfungsi sebagai perintah pengiriman barang kepada fungsi pengiriman. Lembar ke-2 dokumen ini tetap disimpan di dalam arsip fungsi akuntansi, dan lembar ke-1 dilampirkan pada surat tagihan yang dikirimkan secara periodik kepada pelanggan.

2. Surat tagihan

Surat tagihan ini merupakan turnaround document yang isinya dibagi menjadi dua bagian : bagian atas merupakan dokumen yang harus disobek dan dikembalikan bersama cek oleh pelanggan ke perusahaan, sedangkan bagian bawah berisi rincian transaksi pembelian yang dilakukan pelanggan dalam periode tertentu.

2.3. Tools yang Digunakan 2.3.1 Diagraming Tools

2.3.1.1. Data Flow Diagram (DFD)

Menurut McLeod dan Schell (2007, p167) Data Flow Diagram adalah representasi grafis suatu sistem yang menggunakan empat bentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir melalui proses yang saling berhubungan.

Simbol merupakan unsur-unsur lingkungan yaitu sistem interface, proses, aliran data dan penyimpanan data. Diagram yang mendokumentasikan sistem dengan lebih ringkas disebut dengan diagram konteks dan diagram yang menyediakan lebih detail disebut diagram gambar n.

Menurut pendapat McLeod dan Schell (2007, p167) terdapat elemen-elemen DFD, diantaranya:

1. Environmental elements

Unsur lingkungan yang ada di luar batas sistem. Unsur-unsur ini menyediakan sistem dengan input data dan menerima output sistem data. Dalam DFD tidak ada perbedaan dibuat antara data dan informasi. Semua aliran dianggap sebagai data. Nama entitas sering digunakan untuk menggambarkan unsur-unsur lingkungan karena mereka menandai titik

(26)

dimana sistem berakhir. Sebuah entitas direpresentasikan dalam DFD dengan persegi atau persegi panjang dan diberi label dengan nama unsur lingkungan.

2. Processes

Proses merupakan sesuatu yang mengubah input menjadi output. Hal ini dapat diilustrasikan dengan lingkaran, persegi panjang horisontal atau persegi panjang tegak dengan sudut dibulatkan. Setiap simbol proses diidentifikasikan dengan label.

3. Data Flows

Sebuah aliran data terdiri dari sekelompok elemen data logis terkait dengan perjalanan dari satu point atau proses menuju ke proses yang lain. Panah simbolis digunakan untuk menggambarkan aliran dan dapat ditarik dengan garis lurus atau garis melengkung.

4. Data Storage

Data storage adalah gudang data.

(27)

2.3.1.2. Entity Relationship Diagram (ERD)

Menurut Valacich, George, & Hoffer (2011, p197), Entity relationship diagram adalah representasi data dari suatu organisasi secara detail, masuk akal, dan digambarkan dalam grafik.ERD adalah sebuah model yang berasal dari entitas dalam suatu elemen bisnis, relasi antara entitas dan atribut atau properti dari entitas dengan relasinya.

ERD memiliki beberapa elemen untuk dalam bentuk notasi dan simbol. Terdapat tiga elemen yang umum digunakan, yaitu :

1. Entitas

Entitas adalah sebuah obyek yang memiliki sesuatu yang nyata yang dapat dibedakan antar satu entitas dengan yang lain. Simbol yang umum digunakan digambarkan dengan persegi panjang.

Gambar 2.12. Simbol Entitas dalam ERD

2. Atribut

Atribut berfungsi untuk mendeskripsikan karakteristik dari entitas-entitas yang ada. Isi dari atribut memiliki sesuatu yang dapat mengidentifikasikan isi tiap elemen. Di dalam entitas minimal memiliki satu atribut unik, yang disebut primary key.

Gambar 2.13. Bentuk Entitas Beserta Atribut

3. Relasi

Relasi merupakan hubungan antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Terdapat beberapa jenis relasi yang umum digunakan dalam ERD, yaitu:

Karyawan Karyawan NIP (PK) Nama Alamat No.Telp

(28)

a. One to one

Merupakan derajat hubungan antara entitas 1:1 terjadi bila tiap anggota suatu entitas hanya boleh berpasangan dengan satu anggota dari entitas yang lain.

Gambar 2.14. Relasi one to one b. One to many

Merupakan derajat hubungan yang terjadi bila tiap anggota suatu entitas boleh berpasangan dengan lebih dari satu entitas yang lain. Sebaliknya, tiap anggota entitas yang lain hanya boleh berpasangan dengan satu anggota dari entitas tersebut.

Gambar 2.15.Relasi one to many

c. Many to many

Merupakan derajat hubungan antar entitas yang terjadi bila tiap anggota suatu entitas boleh berpasangan dengan lebih dari satu anggota dari entitas lain.

Gambar 2.16. Relasi many to many Pasien

Ditempatkan Kendaraan

1 1

Pegawai 1 Bekerja M Proyek

Pegawai

Bekerja Proyek

(29)

2.3.1.3. State Transation Diagram

Menurut Whitten (2007, p635) State Transation Diagram merupakan diagram yang menggambarkan urutan dan variasi layar yang dapat muncul ketika pengguna menjalankan sistem.

2.3.1.4Document Flowchart

Menurut Mulyadi (2008, p60) Document Flowchart merupakan diagram yang menggambarkan sistem akuntansi. Berikut ini beberapa simbol yang digunakan dalam diagram tersebut.

Gambar 2.17. Simbol Pembuatan Bagan Alir Dokumen

2.3.2. Software Tools

Mengenai software tools O’Brien (2010, p160) membahas bahasa pemrograman memungkinkan pemrogram untuk mengembangkan serangkaian perintah yang membentuk program komputer. Banyak bahasa pemrograman yang berbeda telah dikembangkan dengan masing-masing memiliki kosakata, tata bahasa dan penggunaan yang berbeda-beda.

Dalam penyusunan ini, penulis menggunakan beberapa Software Tools, diantaranya yaitu :

(30)

1. Database Management System MySQL

Menurut Paul DuBois (2014) Salah satu bagian dari menggunakan MySQL adalah memahami bagaimana berkomunikasi dengan server, bagaimana menggunakan SQL, dan bahasa querynya. Tampilan antarmuka pemrograman MySQL tersedia untuk banyak bahasa, termasuk C, C ++, Java, dan PHP

2. Services

Web Server Apache

Apache merupakan web server yang paling banyak digunakan di internet. Program ini pertama kali di desain untuk sistem operasi UNIX. Namun, pada beberapa versi berikutnya Apache mengeluarkan programnya yang dapat dijalankan di Windows NT. Berikut beberapa program program pendukung Apache :

a. Kontrol Akses

Kontrol ini berjalan berdasarkan nama host atau nomor IP. b. Common Gateway Interface (CGI)

Practical Extraction and Report Language (perl) merupakan yang paling banyak digunakan pada CGI, didukung oleh Apache dengan menempatkannya sebagai modul (mod_perl).

c. Personal Home Page/PHP Hypertext Processor (PHP)

Program ini memiliki metode sejenis CGI, yang memproses teks dan bekerja di server. PHP didukung oleh Apache dengan menempatkannya sebagai salah satu modulnya (mod_php).

d. Server Slide Interface (SSI)

Web Server Apache mempunyai kelebihan dari pertimbangan diatas, yaitu :

1. Apache termasuk dalam kategori freeware. 2. Mudah dalam proses instalasi.

3. Mampu beroperasi pada berbagai platform sistem operasi. 4. Mudah mengatur konfigurasi.

(31)

6. Server Apache dapat secara otomatis berkomunikasi dengan client browsernya untuk menampilkan tampilan terbaik pada client broser tersebut.

7. Web Server Apache memiliki beberapa level-level keamanan. 8. Mendukung transaksi yang aman menggunakan SSL (secure

socket layer)

9. Mempunyai kompatibilitas platform yang tinggi.

3. Programming Language

Menurut Andrew Troelsen (2007,p7), C# merupakan bahasa pemrograman yang serupa tapi tak sama dengan syntax di Java. C# dan Java pada dasarnya di bangun dari C++. Pada dasarnya ketiga bahasa pemrograman tersebut memiliki jenis yang sama.

4. Diagram Tools

Microsoft Visio

Microsoft visio atau visio sebuah program aplikasi komputer yang sering digunakan untuk membuat diagram, diagram alir (flowchart), brainstorm, dan skema. Jaringan ini menggunakan grafik vektor untuk membuat diagram-diagramnya.

5. Crystal Report

Definisi crystal report menurut David McAmis (2002, p10), Crystal Report merupakan desain laporan yang memberikan akses untuk dapat membuat laporan yang memiliki format dan hasil dari database. Crystal Report memiliki formula untuk membuat perhitungan data agar dapat digunakan pada presentasi.

(32)

2.4 Hasil Rancangan Sistem Basis Data yang Serupa

2.4.1 Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Pembelian, Penjualan dan Persediaan Pada Restoran Celio Bistro

Hasil penelitian pertama berdasarkan jurnal “Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Pembelian, Penjualan dan Persediaan Pada Restoran Celio Bistro” yang disusun pada tahun 2013 oleh mahasiswa dari Binus University.

Andry, Ernalia Dewi, Amelia Materina (2013) pada penulisan jurnal ini membatasi ruang lingkup pembahasan pada Restoran Celio Bistro yang meliputi:

1. Menganalisis informasi yang dibutuhkan dan menunjang dalam proses operasional pembeliaan, penjualan dan persediaan pada Celio Bistro.

2. Merancang sistem basis data untuk pembelian, penjualan dan persediaan pada Celio Bistro.

3. Membuat aplikasi pembelian, penjualan dan persediaan pada Celio Bistro.

(33)

2.4.2 Analisa dan Perancangan Sistem Manajemen Restoran Pada Restoran Coto Makassar Marannu

Hasil penelitian jurnal kedua berdasarkan jurnal “Analisa dan Perancangan Sistem Manajemen Restoran Pada Restoran Coto Makassar Marannu” yang disusun pada tahun 2013 oleh mahasiswa dari Binus University.

Zulkifli (2013) pada penulisan jurnal ini membatasi ruang lingkup pembahasan pada Restoran Coto Makassar Marannu yang meliputi bagian :

1. Perancangan sistem pemesanan 2. Perancangan sistem pembayaran 3. Perancangan sistem laporan keuangan 4. Perancangan sistem data restoran 5. Perancangan sistem stok menu 6. Perancangan sistem tampilan pesanan

Gambar

Gambar 2.1. The stages of the database system development lifecycle
Gambar 2.2. Entity Types
Gambar 2.5. Quaternary Relationship
Gambar 2.7. Derajat hubungan One-to-One
+4

Referensi

Dokumen terkait

Faktor lingkungan internal dalam penelitian ini dilihat dari sumberdaya yang ada di Puskesmas Padangsari, menggunakan 6M yang terdiri dari Man (staf yang ditugaskan

Media pembelajaran merupakan alat yang dapat membantu guru dalam proses belajar mengajar dan berfungi untuk membantu dalam menyampaikan pesan kepada siswa

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat rahmat-Nyalah maka penyusunan tesis yang berjudul “Persepsi Biro

Ketahuilah bahwa Islam yang merupakan tuntunan Nabi Ibrahim 'alaihis salam adalah ibadah kepada Allah semata dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, itulah yang diperintahkan

Untuk menunjang keberhasilan operasional sebuah lembaga keuangan/perbankan seperti bank, sudah pasti diperlukan sistem informasi yang handal yang dapat diakses dengan mudah

Pembangkit yang digunakan untuk merubah panas bumi menjadi tenaga listrik secara umum mempunyai komponen yang sama dengan power plant lain yang bukan berbasis panas bumi,

Pada scene 1, makna yang ingin disampaikan oleh AQUA dalam scene tersebut menunjukkan bahwa anak-anak adalah generasi bangsa yang harus mendapatkan kehidupan