• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN Sejarah Singkat Kmenenterian Dalam Negeri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN Sejarah Singkat Kmenenterian Dalam Negeri"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

3.1. Objek Penelitian

3.1.1 Sejarah Singkat Kmenenterian Dalam Negeri

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia disingkat Kemendagri RI adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan dalam negeri. Kementerian Dalam Negeri berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kementerian Dalam Negeri dipimpin oleh seorang Menteri Dalam Negeri (Mendagri) yang sejak 27 Oktober 2014 dijabat oleh Tjahjo Kumolo.

Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu dari tiga kementerian (bersama Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan) yang disebutkan secara eksplisit dalam UUD 1945. Kementerian Dalam Negeri tidak dapat diubah atau dibubarkan oleh presiden. Menteri Dalam Negeri secara bersama-sama dengan Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan bertindak sebagai pelaksana tugas kepresidenan jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan.

Diawali pada Zaman Hindia Belanda sampai tahun 1942, Depdagri disebut Departement van Binnenlands Bestuur yang bidang tugasnya meliputi

(2)

pendudukan Jepang (tahun 1942-1945), Departement van Binnenland Bestuur oleh pemerintah Jepang diubah menjadi Naimubu yang bidang tugasnya meliputi juga urusan agama, sosial, kesehatan, pendidikan, pengajaran dan kebudayaan. Naimubu atau Departemen Dalam Negeri berkantor di Jalan Sagara nomor 7 Jakarta sampai Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945.

Pada tanggal 19 Agustus 1945 Naimubu dipecah menjadi:

a. Departemen Dalam Negeri termasuk urusan agama, yang dalam perkembangan lebih lanjut urusan agama dilepaskan dari Departemen Dalam Negeri.

b. Departemen Sosial c. Departemen Kesehatan.

d. Departemen Pendidikan, pengajaran dan kebudayaan.

Departemen Dalam Negeri yang dibentuk pada saat Kabinet Presidensial yang pertama Negara Republik Indonesia pada tahun 1945. Nama Departemen dipakai berhubung dengan dikeluarkannja Surat Edaran Menteri Pertama pada tanggal 26 Agustus 1959 No. 1/MP/RI/1959. Departemen Dalam Negeri dalam Kabinet Pembangunan dibentuk berdasarkan Keputusan R.I. No. 183 tahun 1968.

Pada Tahun 2010, nomenklatur Departemen Dalam Negeri diubah menjadi Kementerian Dalam Negeri sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2010 tentang Nomenklatur Kementerian Dalam Negeri. Dan sejak berdirinya yang bermula dari Kabinet Presidensial sampai

(3)

dengan Kabinet Gotong Royong hingga Kabinet Kerja sudah sering berganti beberapa menteri yang memegang Jabatan di Kementerian Dalam Negeri.

3.1.2. Visi dan Misi Kementerian Dalam Negeri 3.1.2.1 V I S I

Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.

3.1.2.2 M I S I

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan Negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.

(4)

3.1.3. Struktur Orgaisasi Biro Kepegawaian

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

3.2. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif untuk mengetahui Hubungan antara Motivasi kerja dengan Kinerja pegawai Kementerian Dalam Negeri. Penelitian kuantitatif adalah data berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008). Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena pendekatan tersebut jelas, rinci, tidak memakan waktu yang lama, cocok

(5)

untuk jumlah sampel yang besar dan menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika.

Dalam penelitian ini peneliti mempunyai tujuan untuk mendapatkan informasi dan penilaian atas motivasi kerja dengan kinerja pegawai Pada Biro Kepegawaian Kementrian Dalam Negeri.

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis (Sugiyono, 2010:2).

Dalam penyusunan skripsi ini objek yang menjadi sasaran pengamatan penyusunan adalah motivasi kerja sebagai variabel bebas (variabel X) sementara objek penelitian yang merupakan variabel terikat (Variabel Y) adalah kinerja.

(6)

3.3. Subjek Penelitian 3.3.1 Subjek Penelitian

Pada penelitian ini, subjek yang diambil yaitu pegawai Kementerian Dalam Negeri di Biro Kepegawaian. Tidak ada batasan usia dan jenis kelamin untuk subjek pada penelitian ini.

3.3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian berlangsung di Kementerian Dalam Negeri selama bulan Juli – Agustus. Penelitian menggunakan kuesioner dalam bentuk hard copy.

3.4. Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (Independent variable) dan variabel terikat (Dependent variable).

3.4.1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini motivasi kerja (X).

3.4.2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kinerja (Y).

(7)

3.5. Operasional Variabel

Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan di Biro kepegawaian pada periode tertentu.

3.5.1. Kinerja

Kinerja adalah suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan.

3.5.2. Motivasi Kerja

Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi.

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Definisi Operasional Dimensi Indikator Skala Pengukuran Kinerja adalah suatu

hasil yang dicapai oleh

pekerja dalam

pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan.

1.Kuantitas

kerja Prestasi kerja dan pencapaian target. Skala likert 1 s.d 4 2.Kualitas

kerja Keterampilan, kepuasan pelangan, inisiatif.

3.Ketepatan

waktu Kehadiran ketaatan dalam dan bekerja.

4.Efektifitas Tingkat penggunaan sumber daya organisasi

(8)

5.Kemandirian Komitmen kerja dan tanggung jawab kerja

Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi. 1.Fisiologis dan kebutuhan fisik Pemberian gaji, bonus, uang makan, uang transportasi. Skala likert 1 s.d 4 Keamanan Jaminan sosial,pension, tunjangan kesehatan, asuransi kesehatan. Sosial Hubungan kerja

yang harmonis. Penghargaan Dihormati dan

dihargai oleh pegawai lain dan pemimpin terhadap prestasi kerjanya. Aktualisasi diri Menyelenggarakan

pendidikan dan pelatihan.

3.6. Instrumen Penelitian 3.6.1. Alat Ukur Kinerja

Dalam penelitian ini, pengukuran kinerja menggunakan skala yang diadaptasi dan di modifikasi oleh Nagawati (2010). Alat ukur ini terdiri dari 5 dimensi kinerja seperti: kuantitas kerja, kualitas kerja, ketepatan waktu, efektifitas dan kemandirian . Alat ukur ini terdiri dari 19 item, Adapun sebaran item – item dalam alat ukur ini dapat dilihat sebagai berikut:

(9)

Tabel 3.2 Blueprint Skala Kinerja

No Indikator Kinerja

Item

Jumlah Favoriable Unfavoriable

1 Prestasi kerja dan

pencapaian target. 1,3 2,4 4

2 Keterampilan, kepuasan

pelangan, inisiatif. 5,7,8 6 4

3 Kehadiran dan ketaatan

dalam bekerja. 9,10 11,12 4

4 Tingkat penggunaan sumber

daya organisasi. 13,14 15,16 4

5 Komitmen kerja dan tanggung jawab kerja.

17,19 18 3

Jumlah 19

3.6.2. Alat Ukur Motivasi

Dalam penelitian ini, pengukuran motivasi menggunakan skala yang diadaptasi dan di modifikasi oleh Putro (2004). Alat ukur ini terdiri dari 5 dimensi motivasi seperti: fisiologis dan kebutuhan fisik, keamanan, sosial, penghargaan, aktualisasi diri. Alat ukur ini terdiri dari 18 item, Adapun sebaran item – item dalam alat ukur ini dapat dilihat sebagai berikut:

(10)

Tabel 3.3

Blueprint Skala Motivasi

No Indikator Motivasi

Item

Jumlah Favoriable Unfavoriable

1 Pemberian gaji, bonus, uang makan, uang transportasi. 1 2 2 2 Jaminan sosial,pension, tunjangan kesehatan, asuransi kesehatan. 3 4,5 3

3 Hubungan kerja yang

harmonis. 6,7,9 8,10 5

4 Dihormati dan dihargai oleh pegawai lain dan pemimpin terhadap prestasi kerjanya.

11,13 12 3

5 Menyelenggarakan

pendidikan dan pelatihan. 14,16,17 15,18 5

Jumlah 18

3.7. Skala Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini, menggunakan skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2009). Skala likert pada penelitian ini menggunakan 4 tingkatan jawaban dengan tujuan untuk mencegah jawaban dengan kecenderungan netral. Rincian tingkatan jawabannya adalah SS (sangat setuju) = 4, S (setuju) = 3, TS (tidak setuju) = 2, STS (sangat tidak setuju) = 1

(11)

untuk pernyataan favorable. Dan SS (sangat setuju) = 1, S (setuju) = 2, TS (tidak setuju) = 3, STS (sangat tidak setuju) = 4 untuk pernyataan unfavorable.

Tabel 3.4 Indikator Skoring Data

Jawaban Favorable Unfavorable

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

3.8. Strategi Penelitian 3.8.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008).

3.8.2. Sample

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (Sugiyono, 2008). Sistem pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik survei sensus.

(12)

Tabel 3.5

No Unit Kerja Populasi Sampel

1. Bagian Perencanaan 29 19

2. Bagian Pengembangan Karir 31 26

3. Bagian Mutasi 23 20

4. Bagian Disiplin 17 11

3.9. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber aslinya. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari hasil kuesioner yang diisi oleh subjek. Sedangkan data sekunder yaitu data pendukung berupa informasi data umum dari kementerian dalam negeri untuk melengkapi data penelitian ini. Data sekunder ini diperoleh dari berbagai literatur dan informasi yang relevan.

Analisis data adalah proses mencari data menyusun secara sistematis data yang diperoleh melalui hasil perhitungan yang sudah dilakukan dengan menggunakan beberapa perangkat diantaranya kuesioner dan dilanjutkan dengan cara menguji kuesioner yang sudah diisi oleh responden dan kemudian diuji menggunakan SPSS yang akan menghasilkan berupa data setengah jadi. Dan kemudian diolah kembali hingga mendapatkan kesimpulan sesuai dengan penelitian yang sedang dilakukan ( Sugiyono, 2005:89).

(13)

3.10. Uji Instrumen Penelitian 3.10.1. Uji Validitas

Uji Validitas ialah untuk mengukur tingkat kehandalan dan kesahihan suatu instrument. Instrument yang dikatakan valid menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang diukur (Sugiyono, 2008). Instrument yang valid memiliki nilai validitas yang tinggi. Untuk menguji validitas, maka dilakukan analisis butir dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari pearson dengan taraf signifikansi dengan 0,05.

Kriteria Putusan:

Jika nilai r hitung > r tabel dan Sig. < 0,05 maka valid Jika nilai r hitung < r tabel dan Sig. > 0,05 maka tidak valid

3.10.2. Uji Reliabilitas

Suatu data dikatakan reliabel jika diukur berkali-kali menghasilkan data yang sama (konsisten) dalam waktu yang berbeda. Reliabilitas instrument merupakan syarat untuk pengujian validitas instrument. Oleh karena itu walaupun instrument yang valid umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrument perlu dilakukan. Untuk mengetahui reliabilitas dari setiap alat ukur, maka peneliti menggunakan rumus Alpha Cronbach yang dibantu dengan SPSS 21 for windows. Ukuran yang dipakai untuk menunjukkan

(14)

pernyataan tersebut reliabel, apabila nilai Alpha Cronbach diatas 0,700 (Arikunto, 2010).

3.10.3. Rancangan Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk melihat apakah ada hubungan yang dapat dipercaya antara variabel independen (motivasi kerja) terhadap variabel dependen (kinerja). Melalui langkah ini, dapat diambil keputusan apakah hipotesis itu ditolak atau diterima. Berikut adalah hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini :

H0 : Motivasi kerja (X) tidak memilliki hubungan dengan kinerja (Y)

H1 : Motivasi kerja (X) memilliki hubungan dengan kinerja (Y)

Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu analisis korelasi. Analisis korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi sederhana yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel motivasi kerja (X) dengan kinerja (Y).

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi
Tabel 3.1  Definisi Operasional
Tabel 3.2  Blueprint Skala Kinerja
Tabel 3.4  Indikator Skoring Data

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan hasil studi yang dilakukan oleh (Lingga et al., 2020), bahwa tampilan animasi dapat menembus ruang waktu, artinya antara penyaji dan

Meski ada perubahan kewenangannya yang luar biasa namun masih ada kewenangan-kewenangan yang masih perlu dibanggakan oleh MPR seperti Pasal 3 Ayat 1 berbunyi:

Untuk itu penelitian ini akan menggunakan kombinasi kedua metode yaitu KNN dan Gini Index tersebut untuk memungkinkan klasifikasi tingkat kognitif soal pada

Berdasarkan hasil systematic literature review dan pembahasan mengenai penyuluhan metode ceramah dan bermain peran (role play) dari 6 artikel yang di review, maka dapat disimpulkan

kepada Terdakwa karena lama mengambil karung, karena tidak terima dengan perlakuan korban timbul perasaan emosi dan marah dari Terdakwa pada saat berada di belakang korban lalu

Data laporan keuangan dalam bentuk Laporan Target dan Realisasi Penarimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Laporan Target dan Realisasi penerimaan pajak Kota

Bagaimana implementasi Rekrutmen politik dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik yang dilakukan

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang konsep diri seorang karyawan yang akan memasuki masa pensiun serta