• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN ROLE PLAY TERHADAP PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI SISWA SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN ROLE PLAY TERHADAP PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI SISWA SEKOLAH DASAR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 2 No 2, Juli 2021 ISSN: 2721-2033

PENGARUH PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN ROLE

PLAY TERHADAP PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI

SISWA SEKOLAH DASAR

Lilik Indrawati1* Ratih Larasati 2,Endang Purwaningsih3

Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya * lilikindrawati6@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan : Salah satu faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut adalah kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang rendah pada anak merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya karies, oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan penyuluhan. Ceramah adalah salah satu metode yang sering digunakan saat penyuluhan. Bermain peran merupakan metode yang menyenangkan dan cocok untuk anak-anak, agar pesan diterima dengan baik oleh sasaran maka diperlukan metode penyuluhan yang dapat berpengaruh dan efektif terhadap pengetahuan maupun perilaku. Tujuan : Menjelaskan pengaruh penggunaan metode ceramah dan role play terhadap pengetahuan kesehatan gigi siswa sekolah dasar. Metode : Systematic Literature Review ini menggunakan protokol dari Centre for Reviews and Dissemination, University of New York, tahun 2008. Academic database yang digunakan dalam pencarian artikel yaitu Google Scholar, PubMed, dan SINTA dengan kata kunci dental health education, lecture, role play, knowledge, dan artikel yang didapatkan berjumlah 6 artikel. Kemudian dievaluasi menggunakan PRISMA yang mengacu pada kriteria inklusi dan ekslusi berdasarkan PICOS. Sehingga didapatkan 6 artikel yang layak untuk direview. Hasil : berdasarkan hasil review dari 6 penelitian didapatkan bahwa penyuluhan metode role play lebih efektif dibandingkan metode ceramah.

Kata kunci:

penyuluhan, ceramah, role play

ABSTRACT Key word:

dental health education, lectures, role play

Introduction : One of the factors that cause dental and oral health problems is the lack of knowledge about the importance of maintaining dental and oral health. Knowledge of dental and oral health is low in children is one of the factors causing caries, therefore efforts are needed to increase knowledge about dental and oral health, namely through counseling. Lecture is one method that is often used during counseling. Role playing is a fun method and suitable for children, so that the message is well received by the target, an extension method is needed that can

(2)

influence and be effective on knowledge and behavior. Objective : Explaining the effect of using lecture and role play methods on dental health knowledge of elementary school students. Methods: This Systematic Literature Review uses a protocol from the Center for Reviews and Dissemination, University of New York, in 2008. The academic databases used in the article search are Google Scholar, PubMed, and SINTA with the keywords dental health education, lecture, role play, knowledge, and the articles obtained amounted to 6 articles. Then evaluated using PRISMA which refers to the inclusion and exclusion criteria based on PICOS. So that we get 6 articles that are worthy of review. Results: Based on the results of a review of 6 studies, it was found that the role play method of counseling was more effective than the lecture method

PENDAHULUAN

Salah satu faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak adalah kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan jasmani yang tidak dapat dipisahkan satu dari lainnya karena akan mempengaruhi tubuh secara keseluruhan. Dengan memiliki gigi dan mulut yang sehat maka aktivitas seperti berbicara, makan, minum bahkan bersosialisasi tidak akan terganggu karena terhindar dari rasa sakit, rasa ngilu, tidak nyaman dan tidak percaya diri (Puspitaningtiyas dkk., 2017). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 tercatat proporsi masalah kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia sebesar 57,6% dan hanya 10,2% yang mendapat pelayanan dari tenaga medis. Dari data Riskesdas juga menunjukan persentase perilaku menyikat gigi dengan benar pada masyarakat yaitu sebesar 2,8%.

Berdasarkan penelitian Hastuti dan Andriyani (2010) pada anak SD di Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali pengetahuan anak tentang kesehatan gigi berada pada tingkatan buruk dan kurang dan hasil penelitian Hamdalah (2011) pada siswa SDN 2 Patrang Kabupaten Jember tentang pengetahuan siswa mengenai kesehatan gigi hanya 11,54% responden memiliki pengetahuan tinggi. Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang rendah pada anak merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya karies pengetahuan anak tentang karies berhubungan dengan terjadinya penyakit karies. Karena itu, diperlukan suatu upaya untuk peningkatan pngetahuan anak tentang kesehatan gigi dan mulut agar dapat mengendalikan tingginya karies pada anak. Salah satu upaya meningkatkan pengetahuan dan mencegah masalah kesehatan gigi adalah dengan upaya preventif dengan cara memberikan pendidikan kesehatan gigi melalui penyuluhan (Khairani dkk., 2017).

Di Indonesia, laporan survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Depkes RI menyatakan, diantara penyakit yang dikeluhkan dan tidak dikeluhkan, prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah tertinggi meliputi 60% penduduk. Penyakit gigi yang banyak diderita masyarakat adalah karies dan penyakit periodontal. Sedangkan berdasarkan laporan Profil Kesehatan Gigi menunjukkan bahwa 62,4% penduduk merasa teraganggu pekerjaannya atau murid sekolah tidak masuk sekolah dengan alasan karena sakit gigi, kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi walaupun tidak tidak

(3)

mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut adalah perlu diadakan penyuluhan kesehatan gigi secara dini pada anak sekolah, karena penyuluhan kesehatan gigi merupakan tindakan pencegahan primer sebelum terjadinya suatu penyakit (Arsyad, 2018).

Salah satu faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak adalah faktor perilaku, hal ini ditunjukkan dengan anak-anak-anak-anak yang mengabaikan kesehatan gigi dan mulut. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut (Arsyad, 2018). Dalam meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut dapat dilakukannya pendidikan atau penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut. Metode penyuluhan dapat digunakan sebagai alat, strategi, dan motivasi peserta didik agar dapat dengan mudah menerima informasi. Terdapat berbagai metode untuk penyuluhan kesehatan diantaranya metode ceramah dan metode bermain peran (role play). Metode ini sangat berpengaruh dan disukai dalam pembelajaran oleh peserta didik (Trisnowati, 2017).

Metode penyuluhan dapat digunakan sebagai alat, strategi, dan motivasi peserta didik agar dapat dengan mudah menerima informasi. Terdapat berbagai metode untuk penyuluhan kesehatan diantaranya metode ceramah dan metode bermain peran (role

play). Metode ini sangat berpengaruh dan disukai dalam pembelajaran oleh peserta didik.

Pada metode ceramah dan diskusi dapat terjadi proses perubahan perilaku kearah yang diharapkan melalui peran aktif sasaran dan saling tukar pengalaman sesama sasaran (Trisnowati, 2017). Berdasarkan penelitian Shilpa dan Swamy (2015) pada siswa sekolah dasar bermain peran merupakan strategi pendidikan yang efektif dalam menanamkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar.

METODE

Rangkuman yang menyeluruh dalam bentuk literature review mengenai kesehatan gigi dengan penggunaan metode ceramah dan role play. Protokol dan evaluasi literature review menggunakan PRISMA checklist untuk menentukan penyeleksi seleksi studi yang telah ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan literature review. Pencarian literature dilakukan selama satu bulan yaitu selama bulan September 2020. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapat berupa artikel jurnal baik artikel jurnal nasional maupun internasional. Literature didapatkan dari 3 academic database yaitu :

Google Scholar, PubMed, dan SINTA. Jumlah artikel minimal yang direncanakan adalah 6

artiktel, yang diterbitkan dalam 5 tahun terakhir.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil review pada 6 artikel diketahui bahwa dari kedua jenis metode penyuluhan yaitu metode ceramah dan bermain peran (role play) sama-sama dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan mulut. Penyuluhan kesehatan merupakan cara untuk mensosialisasikan betapa pentingnya menjaga kesehatan

(4)

Pengaruh Penggunaan Metode Ceramah

Setelah dilakukannya penelitian, hasilnya menunjukkan bahwa nilai rerata pengetahuan responden sebelum diberikan penyuluhan dan setelah diberikan penyuluhan ada perubahan signifikan (Arsyad, 2018).

Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Supariani (2016) yang menyatakan setelah dilakukannya penyuluhan kesehatan gigi dan mulut distribusi frekuensi tingkat pengetahuan siswa kelas V SDN 16 Kesiman Denpasar Timur kategori sangat baik dengan persentase sebesar 94,36% .

Pengetahuan anak yang baik dapat mengindikasikan bahwa anak memiliki kecerdasan yang baik. Menurut Sofyan (2018) bahwa selain keseimbangan nutrisi yang baik, ada faktor lain yang ikut berperan dalam menentukan kecerdasan anak, yaitu faktor keturunan, kesehatan, dan faktor eksternal, seperti pendidikan dan psikologi. Kekurangan atau gangguan pada faktor lainnya, khususnya pada periode pertumbuhan dan perkembangan otak akan mempengaruhi perkembangan otak yang akan mempengaruhi pula kecerdasan anak. Dalam perubahan perilaku terdapat tiga domain penting meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku mulai terbentuk dari pengetahuan, kemudian pengetahuan menstimulus perubahan sikap dan tindakan. Pengaruh Penggunaan Metode Role Play

Karakteristik metode ini dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Metode ini digunakan agar tujuan belajar dapat tercapai secara efisien dan efektif. Metode ini mengajak imajinasi dan memotivasi siswa untuk berkembang lebih aktif.

Hasil penelitian menunjukkan dental health education pada kelompok ceramah dan permainan simulasi terhadap peningkatan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut. Metode permainan simulasi lebih efektif terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak dibandingkan dengan metode ceramah (Puspitaningtiyas dkk., 2017). Hasil tersebut mampu menunjukkan bahwa metode simulasi dapat membuat suasana belajar yang pasif menjadi aktif, siswa menjadi aktif dan riang, sehingga anak mampu menangkap lebih banyak pesan atau informasi yang disampaikan lewat metode simulasi.

Setelah dilakukan pengamatan, maka ditemukan adanya pengaruh pengetahuan siswa tentang pendidikan kesehatan dan peningkatan status kebersihan gigi dan mulut. Selain itu, juga ditemukan pengaruh sikap siswa tentang pendidikan kesehatan dalam meningkatkan status kebersihan gigi dan mulut (Sofyan, 2018).

Bermain peran dapat memotivasi dan menginspirasi siswa dari kegiatan tokoh yang diperankan. Pendidikan kesehatan pada dasarnya adalah suatu kegiatan dalam menyampaikan pesan kepada suatu kelompok atau individu (sasaran), dengan harapan kelompok atau individu tersebut dapat memperoleh pengetahuan dan informasi kesehatan yang lebih baik.

Karakteristik anak sekolah dasar diantaranya siswa suka bermain, mengeksplorasi dan mengobservasi suatu situasi. Metode bermain peran dapat dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam mengikuti suatu proses pembelajaran. Metode penyuluhan dengan bermain peran merupakan metode yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Penyuluhan dengan metode bermain peran efektif digunakan pada usia 8-10 tahun

(5)

karena pada usia ini anak tidak lagi bersifat egosentris sehingga anak dapat bekerjasama dalam melakukan peran-peran di skenario (Khairani, 2017).

Analisis Pengaruh Penggunaan Metode Ceramah dan Role Play

Dengan metode bermain peran anak diberi kesempatan untuk mengembangkan imajinasinya dalam penghayatan memerankan tokoh di skenario. Hasil ini sejalan dengan penelitian oleh Shilpa & Swamy (2015) bermain peran merupakan strategi pendidikan yang efektif dalam menanamkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah Dasar.

Hasil penelitian Listyantika (2016) menunjukkan bahwa kelompok bermain memiliki persentase penurunan indeks plak yang lebih besar dari pada kelompok ceramah.

Ditinjau dari penyataan dan hasil penelitian diatas maka penulis setuju bahwa metode dapat mempengaruhi peningkatan pengetahuan. Penyuluhan kesehatan gigi dengan metode ceramah menunjukkan hasil yang signifikan dan berpengaruh pada peningkatan pengetahuan siswa, tetapi metode role play lebih berpengaruh dan lebih efektif dibandingkan metode ceramah. Hal ini karena metode role play umumnya dapat memotivasi anak-anak dan menginspirasi dari peran/tokoh yang diperankan. Metode ini juga menyenangkan dan tidak membosankan karena siswa ikut aktif dalam kegiatan. Keberhasilan suatu metode penyuluhan juga dapat dipengaruhi oleh adanya faktor seperti masalah serta tema yang diangkat, siapa sasarannya dan tujuan yang ingin dicapai serta cara penyampaiannya. Pendapat ini didukung oleh penyataan Herijulianti (2002), bahwa metode penyuluhan yang diberikan dipengaruhi oleh faktor internal (misalnya minat, bakat, kesiapan, dan pengalaman), serta faktor eksternal (seperti keluarga, sekolah dan masyarakat). Faktor internal dan eksternal tersebut berpengaruh terhadap kemauan responden dalam menerima dan melakukannya.

Maka dari itu penyuluh dapat mempertimbangkan dalam pemilihan metode saat akan melakukan penyuluhan agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima oleh sasaran semaksimal mungkin.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil systematic literature review dan pembahasan mengenai penyuluhan metode ceramah dan bermain peran (role play) dari 6 artikel yang di review, maka dapat disimpulkan bahwa Penggunan metode ceramah sebagai metode penyuluhan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi pada siswa sekolah dasar karena terdapat peningkatan nilai setelah dilakukannya penyuluhan. Selain itu, Penggunaan metode bermain peran (role play) sebagai metode penyuluhan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi pada siswa sekolah dasar karena terdapat peningkatan nilai sesudah dilakukannya penyuluhan. Metode bermain peran (role play) lebih efektif daripada metode ceramah dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi siswa karena metode bermain peran lebih memotivasi, kreatif dan menyenangkan

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. (2018). Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Pada Murid Kelas IV dan kelas V. Jurnal Media Kesehatan Gigi, Vol.17 No.1.

Budiman, Riyanto, A. 2013. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Gigi, K., Mulut, D. A. N., & Sekolah, M. (2019). Silfia Aida. 6, 45–50

Hamdalah, A. 2011. Perbedaan Efektifitas Merode ceramah dengan Media Cerita Bergambar dan Ceramah dengan Media Permainan Ular Tangga dalam Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Praktik Kesehatan Gigi dan Mulut. Universitas Jember: Jember. Skripsi.

Hastuti, S., Andriyani, A. (2010). Perbedaan Pengaruh Pedidikan Kesehatan Gigi Dalam Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi Pada Anak Di Sd Negeri 2 Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali. Jurnal Gaster, Vol.7 No. 2

Herijulianti, E., dkk. 2002. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC.

Ira Nurmala, dkk., 2018. Promosi Kesehatan. Surabaya : Pusat Penerbitan dan Percetakan Universitas Airlangga.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018.

Khairani, R., Lipoeto, N. I., & Ristiono, B. (n.d.). Perbandingan Efektifitas Penyuluhan Kesehatan Gigi Metode Dongeng (Storytelling) Dengan Metode Bermain Peran (Role Play) Pada Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar. In jks.fikes.unsoed.ac.id. http://www.jks.fikes.unsoed.ac.id/index.php/jks/article/view/799

Listyantika, P., Adhani, R., & Adenan. (2016). Efektivitas Penyuluhan Metode Bermain Dan Metode Ceramah Terhadap Penurunan Indeks Plak Gigi. Dentino, 1(1), 5–8. Notoatmodjo, S. 2014. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka

Cipta.

Puspitaningtiyas, R., Leman, M. A., & . J. (2017). Perbandingan efektivitas dental health education metode ceramah dan metode permainan simulasi terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak. E-GIGI, 5(1). https://doi.org/10.35790/eg.5.1.2017.15523

Shilpa, P. & Swamy, P. (2015). A Study To Evaluate The Effectiveness Of Role Play On Knowledge Regarding Oral Hygiene Among Higher Primary School Children In Selected School At Tumkur. Journal Of Nursing And Health Science Vol 4, Issue 2 Ver. 1

Sofyan, S. Nurlinda, A. & Alwi K. (2018). Efektivitas Edukasi Kesehatan Gigi Dalam Meningkatkan Status Kebersihan Gigi Dan Mulut Di SD INP.6/86 Botto Padang Kec.Kahu Kab.Bone. Jurnal Mitrasehat, Volume VIII Nomor 2, November 2018 ISSN 2089-2551. Mitra Sehat, VIII(November), 389–399.

(7)

Supariani, N. N. D., & Ratmini, N. K. (2016). Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Siswa Kelas V Sdn 16 Kesiman Denpasar Timur. Kesehatan Gigi, 4(1), 35–42.

Subaris. 2016. Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat, dan Modal sosial. Nuha Medika: Yogyakarta.

Trisnowati, T., Keperawatan, A., & Surakarta, I. H. (2017). Penyuluhan Kesehatan Tentang PHBS (Oral Hygiene). Jurnal Keperawatan GSH, 6(2), 1–7.

Yosa, A., & Gultom, E. (2016). Analisis Pengaruh Penggunaan Media Komunikasi Dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi Terhadap Derajat Kebersihan Gigi Dan Mulut Analysis of Influence of Communication Mediation Dental Health Education f or Dental Hygiene ’ s Degrees on SDN Way Harong Student Way. Jurnal Analis Kesehatan, 5(1), 556–560.

Referensi

Dokumen terkait

(1) Semua pegawai Perusahaan termasuk anggota Direksi dalam kedudukan selaku demikian, yang tidak dibebani tugas penyimpanan uang, surat-surat berharga dan barang-barang

Peneliti kualitatif sebagai human instrumen, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan.. data, menilai

Pelaksanaan percobaan diawali dengan percoban pendahuluan pendahuluan yang bertujuan untuk menentukan berat sampah mula-mula (t = 0 menit) pada setiap variasi suhu, yaitu

Tabel 4.3 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Pada Siklus I

Memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2011 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konstruksi

Bagi masyarakat yang tinggal di Kecamatan Sianjur Mula-Mula untuk memperhatikan kondisi fisik rumah mereka dan tidak menggunakan kayu bakar sebagai bahan

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data berupa angket. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk dapat. mengungkapkan

Berikut adalah dua figur yang menggambarkan penelitian linguistik terapan yang ideal dan kenyataan yang ada (Krashen, 2009: 6):.. Hal yang ideal apabila ada hubungan