• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 244/Kpts/PD /L/6/2007 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 244/Kpts/PD /L/6/2007 TENTANG"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 244/Kpts/PD.670.230/L/6/2007

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DOKUMEN DAN SERTIFIKAT KARANTINA HEWAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN,

Menimbang : a. bahwa untuk dokumentasi dan sertifikasi pelaksanaan tindakan karantina hewan telah ditetapkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 02/Kpts/OT.140/I/2007 tentang Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan;

b. bahwa dalam rangka tertib administrasi pengadaan, penggunaan serta penerbitan Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan secara efektif dan efisien perlu adanya petunjuk pelaksanaan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b tersebut di atas, dipandang perlu menetapkan Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan dalam suatu Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3482);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4002); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2004 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2002 tentang Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Pertanian;

4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 juncto Peraturan Presiden Nomor 62 tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; 5. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 juncto Peraturan Presiden

Nomor 15 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia;

6. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 299/Kpts/OT.140/7/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian;

7. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 341/Kpts/OT.140/9/2005 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian;

(2)

2

M E M U T U S K A N Menetapkan :

KESATU : PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DOKUMEN DAN SERTIFIKAT KARANTINA HEWAN, sebagaimana tersebut pada lampiran keputusan ini;

KEDUA : Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU merupakan pedoman bagi Unit Kerja Badan Karantina Pertanian di Pusat dan di Unit Pelaksana Teknis Karantina Hewan;

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diperbaiki dan disempurnakan sebagai mana mestinya.

Ditetapkan di : J a k a r t a Pada tanggal : 25 Juni 2007

Kepala Badan Karantina Pertanian

Ir. Syukur Iwantoro, MS. MBA NIP. 080 069 615

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Menteri Pertanian Republik Indonesia;

2. Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian; 3. Inspektorat Jenderal Departemen Pertanian;

4. Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian; 5. Pejabat Eselon II di Lingkungan Badan Karantina Pertanian;

(3)

3

Lampiran : Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 244/Kpts/PD.670.230/L/6/2007

Tanggal : 25 Juni 2007

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DOKUMEN DAN SERTIFIKAT KARANTINA HEWAN

A. PENDAHULUAN

Sesuai dengan amanat pasal 92 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan sebagai peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, telah ditetapkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 02/Kpts/OT.140/I/2007 tentang Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan sebagai pengganti Keputusan Menteri Pertanian Nomor 475/Kpts/HK/340/8/2002. Oleh sebab itu dalam rangka kesamaan pemahaman dan keseragaman dalam pengadaan, penggunaan dan penerbitan dokumen dan sertifikat karantina hewan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian tersebut, diperlukan Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud ditetapkannya Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan ini adalah sebagai pedoman serta acuan bagi unit kerja Badan Karantina Pertanian di Pusat dan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Karantina Hewan dalam pengadaan, penggunaan dan penerbitan dokumen dan sertifikat operasional Karantina Hewan.

Adapun tujuannya adalah untuk kesamaan pemahaman dan keseragaman pengelolaan dokumen dan sertifikat karantina hewan di setiap unit kerja Badan Karantina Pertanian khususnya Karantina Hewan.

C. PENGERTIAN

Dalam Petunjuk Pelaksanaan ini yang dimaksud dengan :

1. Dokumen Karantina Hewan yang selanjutnya disebut dokumen karantina adalah semua formulir resmi yang ditetapkan oleh Menteri dalam rangka tertib administrasi pelaksanaan tindakan karantina.

2. Hama dan Penyakit Hewan Karantina yang selanjutnya disebut hama penyakit hewan karantina adalah semua hama, hama penyakit, dan penyakit hewan yang berdampak sosio-ekonomi nasional dan perdagangan internasional serta menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat veteriner yang dapat digolongkan menurut tingkat resikonya.

3. Hewan adalah semua binatang yang hidup di darat, baik yang dipelihara maupun yang hidup secara liar.

4. Bahan Asal Hewan adalah bahan yang berasal dari hewan yang dapat diolah lebih lanjut.

(4)

4

6. Benda lain adalah media pembawa yang bukan tergolong hewan, bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan yang mempunyai potensi penyebaran hama dan penyakit hewan karantina.

7. Tempat pemasukan dan tempat pengeluaran adalah pelabuhan laut, pelabuhan sungai dan danau, pelabuhan penyeberangan, bandar udara, kantor pos, pos perbatasan dengan negara lain dan tempat-tempat lain yang ditetapkan sebagai tempat untuk memasukkan dan atau mengeluarkan media pembawa

8. Pemasukan adalah kegiatan memasukkan media pembawa dari luar ke dalam wilayah negara Republik Indonesia atau ke suatu area dari area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia.

9. Transit adalah singgah sementara alat angkut di suatu pelabuhan dalam perjalanan yang membawa hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan dan benda lain sebelum sampai di pelabuhan yang dituju.

10. Pengeluaran adalah kegiatan mengeluarkan media pembawa ke luar wilayah negara Republik Indonesia atau dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Republik Indonesia.

11. Petugas Karantina Hewan yang selanjutnya disebut petugas karantina adalah pegawai negeri tertentu yang diberi tugas untuk melakukan tindakan karantina. 12. Dokter Hewan Petugas Karantina Hewan yang selanjutnya disebut Dokter Hewan

karantina adalah Dokter Hewan yang ditunjuk oleh Menteri untuk melaksanakan tindakan karantina.

13. Paramedik Petugas Karantina Hewan yang selanjutnya disebut paramedik karantina adalah petugas teknis yang ditunjuk oleh Menteri untuk membantu pelaksanaan tindakan karantina.

14. Media pembawa hama penyakit hewan karantina yang selanjutnya disebut media pembawa adalah hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan dan benda lain yang dapat membawa hama penyakit hewan karantina.

15. Pemilik media pembawa adalah orang atau badan hukum yang memiliki media pembawa dan atau yang bertanggung jawab atas pemasukan, transit, atau pengeluaran media pembawa

16. Area adalah daerah dalam suatu pulau, pulau, atau kelompok pulau di dalam negara Republik Indonesia yang dikaitkan dengan pencegahan penyebaran hama dan penyakit hewan karantina.

17. Tempat asal adalah tempat dimana hewan dibudidayakan, dipelihara, ditangkar atau habitatnya dan tempat-tempat pengumpulan, pengolahan atau pengawetan bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan atau benda lain.

18. Instalasi karantina hewan yang selanjutnya disebut instalasi karantina adalah suatu bangunan berikut peralatan dan lahan serta sarana pendukung yang diperlukan sebagai tempat untuk melakukan tindakan karantina.

19. Alat angkut adalah alat angkutan dan sarana yang dipergunakan untuk mengangkut yang langsung berhubungan dengan media pembawa.

D. M A T E R I

I. DOKUMEN TINDAKAN KARANTINA HEWAN

a. Bentuk, Jenis Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 02/Kpts/OT.140/I/2007, terdiri dari :

1). Permohonan Pemeriksaan Karantina/Application For Quarantine Inspection (KH-1);

(5)

5

3). Keterangan Muatan Hewan dan Produk Hewan / Cargo Manifest of Animal and Animal Product (KH-3);

4). Penolakan Bongkar / Refusal of Disembarkation (KH-4); 5). Persetujuan Bongkar / Approval of Disembarkation (KH-5); 6). Persetujuan Muat / Approval of Loading (KH-6);

7). Perintah Masuk Karantina Hewan / Order To Take Into The Animal Quarantine Installation (KH-7);

8). Berita Acara Penahanan / Declaration of Detention (KH- 8.a); 9). Berita Acara Penolakan / Declaration of Refusal (KH- 8.b);

10). Berita Acara Pemusnahan / Declaration of Destroying (KH – 8.c); 11). Sertifikat Kesehatan Hewan / Animal Health Certificate (KH- 9);

12). Sertifikat Sanitasi Produk Hewan/Sanitary Certificate Animal Products (KH-10);

13). Surat Keterangan untuk Benda Lain/Certificate of Other Products ( KH-11 );

14). Sertifikat Pelepasan Karantina/ Certificate of Release ( KH-12 ); 15). Segel Karantina Pertanian / Quarantine Seal ( KP-1);

b. Pengadaan, Pendistribusian, dan Peruntukan Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan :

1). Pengadaan Formulir Dokumen Operasional Karantina Hewan yang terdiri dari formulir model 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8a; KH-8b; KH-8c dan KP-1 diadakan oleh masing-masing UPT Karantina Hewan sesuai dengan kebutuhan. Pencetakan formulir dokumen operasional tersebut disesuaikan dengan bentuk (format) yang telah ditetapkan dengan menggunakan dokumen elektronik (soft file) dari Pusat Karantina Hewan, agar bentuk (format)nya seragam.

2). Pengadaan formulir Sertifikat Karantina Hewan yang terdiri dari formulir model KH-9, KH-10, KH-11, KH-12 dilakukan oleh Kantor Pusat Badan Karantina Pertanian, dengan pertimbangan untuk memudahkan pengawasan dan evaluasi pengelolaannya oleh Kantor Pusat Badan Karantina Pertanian melalui nomor kontrol pencetakan.

3). Jumlah dan pendistribusian formulir Sertifikat Karantina Hewan yang terdiri dari formulir model KH-9, KH-10, KH-11, KH-12 dilakukan sesuai dengan permintaan masing-masing UPT dengan mempertimbangkan prediksi kebutuhannya yang dilaksanakan oleh Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan, Bagian Keuangan dan Perlengkapan, Sekretariat Badan Karantina Pertanian berkoordinasi dengan Pusat Karantina Hewan.

4). Dalam rangka pelaksanaan evaluasi oleh Badan Karantina Pertanian terhadap penggunaan Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan formulir model KH-9, KH-10, KH-11, KH-12 yang telah didistribusikan, UPT karantina hewan berkewajiban menyampaikan laporan ke Kantor Pusat Badan Karantina Pertanian melalui Bagian Keuangan dan Perlengkapan, Sekretariat Badan Karantina Pertanian dengan tembusan Pusat Karantina Hewan, mengenai :

(i) Jumlah seluruh jenis Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan yang telah dipergunakan;

(ii) Jumlah Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan (9, 10, KH-11, KH-12) yang belum terpakai;

(iii) Jumlah Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan (9, 10, KH-11, KH-12) yang rusak/batal digunakan.

5). Dalam rangka memudahkan pengendalian dan monitoring serta evaluasi peruntukan lembar formulir Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan, maka :

(6)

6

a) Untuk Sertifikat Karantina Hewan model KH-9, KH-10, KH-11, KH-12; setiap box berisi 250 nomor (ply), kertas bersambung (Continous Form) dengan ukuran folio, dan setiap nomor terdiri dari :

(1). Halaman ke 1 dengan 4 rangkap dan halaman ke 2 dengan 4 rangkap, yang masing masing berbeda warna dan peruntukannya seperti :

(i) Lembar 1 (Top) berwarna putih untuk pemilik media pembawa atau kuasanya.

(ii) Lembar 1A (Middle) berwarna merah muda untuk Bea dan Cukai

(iii) Lembar 1B (Middle) berwarna biru muda untuk pelaporan setoran PNBP (Bank Persepsi PNBP)

(iv) Lembar 1C (Middle) berwarna kuning muda untuk pelaporan ke UPT.

(v) Lembar 1D (Middle) berwarna hijau muda untuk arsip Wilayah Kerja UPT

(2). Setiap lembar diberi tanda pengaman (security ink) yang terdiri dari 4 (empat) titik point yang bersifat rahasia dan hanya diketahui oleh Kepala Badan Karantina Pertanian.

(3). Kotak sudut kanan atas diisi numerator kontrol pusat dan disediakan pula tempat penomoran oleh satuan kerja UPT di bagian bawah numerator kontrol.

b) Untuk dokumen operasional karantina hewan model KH-1 sampai dengan KH-8c dicetak dengan kertas ukuran folio dan setiap nomor (ply) terdiri dari lembar 1 (asli) dengan 2 rangkap;

c) Untuk dokumen operasional karantina hewan model KP-1 dicetak dengan kertas sticker ukuran folio dan hanya terdiri dari 2 (dua) rangkap.

c. Alur Dokumen dan Sertifikat Operasional Tindakan Karantina Hewan

PEMASUKAN 1. KH-1 → KH-2 → KH-3 → KH-4 → KH-8b 2. KH-1 → KH-2 → KH-3 → KH-5 → KH-12 3. KH-1 → KH-2 → KH-3 → KH-5 → KH-7→ KH-12 4. KH-1 → KH-2 → KH-3 → KH-5 → KH-7→ KH-8c 5. KH-1 → KH-2 → KH-3 → KH-5→ KH-8a → KH-8b 6. KH-1 → KH-2 → KH-3 → KH-5 → KH-8a → KH-8c 7. KH-1 → KH-2 → KH-3 → KH-5 → KH-8a → KH-12 8. KH-1 → KH-2 → KH-3 → KH-5 → KH-8a → KH-7 → KH-8c 9. KH-1 → KH-2 → KH-3 → KH-5 → KH-8a → KH-7 → KH-12 10. KH-1 → KH-2 → KH-4 → KH 8b

(7)

7 11. KH-1 → KH-2 → KH-5 → KH-12 12. KH-1 → KH-2 → KH-5 → KH-7 → KH-12 13. KH-1 → KH-2 → KH-5 → KH-7→ KH-8c 14. KH-1 → KH-2 → KH-5 → KH-8a → KH-8b 15. KH-1 → KH-2 → KH-5 → KH-8a → KH-8c 16. KH-1 → KH-2 → KH-5 → KH-8a → KH-12 17. KH-1 → KH-2 → KH-5 → KH-8a → KH-7 → KH-8c 18. KH-1 → KH-2 → KH-5 → KH-8a → KH-7 → KH-12 19. KH-1 → KH-2 → KH-12 20. KH-1 → KH-2 → KH-7 → KH-12 21. KH-1 → KH-2 KH-7 → KH-8c 22. KH-1 → KH-2 → KH-8a → KH-8b 23. KH-1 → KH-2 → KH-8a → KH-8c 24. KH-1 → KH-2 → KH-8a → KH-12 25. KH-1 → KH-2 → KH-8a → KH-7 → KH-8c 26. KH-1 → KH-2 → KH-8a → KH-7 → KH-12 PENGELUARAN 1. KH-1 → KH-2 → KH-9 2. KH-1 → KH-2 → KH-10 3. KH-1 → KH-2 → KH-11 4. KH-1 → KH-2 → KH-7 → KH-6 → KH-9 5. KH-1 → KH-2 → KH-7 → KH-9 6. KH-1 → KH-2 → KH-7 → KH-10 7. KH-1 → KH-2 → KH-7 → KH-6 → KH-10 8. KH-1 → KH-2 → KH-7 → KH-11 9. KH-1 → KH-2 → KH-7 → KH-8b 10. KH-1 → KH-2 → KH-7 → KH 8c 11. KH-1 → KH-2 → KH 8b

d. Penanggung Jawab/Penerbitan Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan

Penanggung Jawab/Penerbitan Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan adalah Kepala UPT Karantina Hewan yang merangkap sebagai

(8)

8

Karantina Hewan; Dokter Hewan Karantina yang merangkap sebagai penanggung jawab Wilayah Kerja (Wilker).

II. PETUNJUK PENGGUNAAN DAN PENGISIAN DOKUMEN OPERASIONAL TINDAKAN KARANTINA HEWAN TERHADAP MEDIA PEMBAWA.

a. Petunjuk Penggunaan

1). Permohonan Pemeriksaan Karantina Hewan/Application For Animal Quarantine Inspection (KH-1):

(i) Diisi oleh pemilik atau kuasa pemilik media pembawa.

(ii) Formulir yang telah diisi lengkap kemudian diserahkan kepada petugas karantina hewan untuk dicatat dan diberi nomor regristrasi. Formulir ini terdiri atas 3 (tiga) rangkap dengan penggunaan sebagai berikut; setelah diberi nomor agenda pada sudut kanan atas :

1. lembar pertama untuk UPT setempat;

2. lembar kedua untuk pemilik atau kuasa pemilik media pembawa; 3. lembar ketiga untuk laboratorium (apabila diperlukan).

(iii) Dokumen yang dilampirkan pada saat penyerahan KH-1 adalah:

1. Sertifikat Kesehatan yang diterbitkan oleh Dokter Hewan karantina di negara asal untuk pemasukan hewan; dan/atau

2. Sertifikat Sanitasi yang diterbitkan oleh Dokter Hewan karantina di negara asal untuk pemasukan produk hewan; dan/atau

3. Surat Keterangan Asal untuk media pembawa yang tergolong benda lain; dan/atau

4. Sertifikat Kesehatan yang diterbitkan oleh Dokter Hewan yang berwenang atau Dokter Hewan yang ditunjuk oleh Menteri dari daerah/tempat asal atau Dokter Hewan praktek bagi hewan kesayangan untuk pengeluaran; dan/atau

5. Dokumen lainnya seperti : Surat Persetujuan Pemasukan (SPP) untuk pemasukan dari luar negeri, Bill of Lading (BL)/Airway Bill/Cargo Manifes; Sertifikat Halal untuk produk pangan hewani bagi yang dipersyaratkan; CITES untuk satwa yang dilindungi, SATSL-LN/DN untuk satwa yang tidak dilindungi.

2). Surat Penugasan (KH- 2);

Dibuat oleh Kepala UPT Karantina Hewan setempat berdasarkan Permohonan Pemeriksaan Karantina Hewan (KH-1). KH-2 adalah sebagai Surat Penugasan/Perintah Penugasan kepada Petugas Karantina Hewan (Dokter Hewan Karantina dan atau Paramedik Karantina) untuk melakukan pemeriksaan/tindakan karantina. Hasil pemeriksaan/diagnosa oleh Dokter Hewan Karantina segera dilaporkan kepada Kepala UPT Karantina Hewan setempat untuk mendapatkan disposisi/perintah lebih lanjut.

3). Keterangan Muatan Hewan dan Produk Hewan/Cargo Manifest of Animal and Animal Product (KH-3);

Disediakan oleh UPT Karantina Hewan untuk diisi oleh nahkoda/pilot yang membawa media pembawa pada saat melakukan pemeriksaan di atas alat angkut khusus (Kapal Laut atau Pesawat Udara yang muatannya khusus hewan/produk hewan saja), dan ditujukan kepada Kepala UPT atau Dokter Hewan Karantina setempat.

4). Penolakan Bongkar/Refusal of Disembarkation (KH-4);

Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan yang menyatakan bahwa media pembawa berupa hewan/produk hewan/benda lain ditolak untuk dibongkar/diturunkan dari alat angkut.

(9)

9

5). Persetujuan Bongkar/Approval of Disembarkation (KH-5);

Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan yang menyatakan bahwa media pembawa berupa hewan/produk hewan/benda lain disetujui dibongkar/diturunkan dari alat angkut untuk dilakukan tindakan karantina lebih lanjut.

6). Persetujuan Muat/Approval of Loading (KH-6);

Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan yang menyatakan media pembawa berupa hewan/produk hewan/benda lain dinyatakan sehat dan disetujui untuk dimuat ke atas alat angkut.

7). Perintah Masuk Karantina Hewan/Order to Take Into The Animal Quarantine Installation (KH- 7);

Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan yang menyatakan bahwa media pembawa berupa hewan/produk hewan/benda lain disetujui untuk dibongkar namun dengan ketentuan harus dimasukkan ke Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan oleh Kepala Badan Karantina Pertanian untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

8). Berita Acara Penahanan/Declaration of Detention (KH- 8a);

Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata belum memenuhi persyaratan dan perlu dilakukan penahanan dengan berita acara penahanan dan ditandatangani oleh pemilik/kuasanya.

9). Berita Acara Penolakan/Declaration of Refusal (KH- 8b);

Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen ternyata belum memenuhi persyaratan dalam waktu yang telah ditetapkan dan/atau hasil pemeriksaan kesehatan ditemukan HPHK golongan I, busuk, rusak, tidak layak dan tidak aman dikonsumsi dan/atau dari daerah/negara yang dilarang pemasukannya, pemasukannya tidak melalui tempat yang telah ditetapkan yang dilakukan dengan berita acara penolakan serta ditandatangani oleh saksi dan pemilik/kuasanya.

10). Berita Acara Pemusnahan/Declaration of Destroying (KH- 8c);

Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen ternyata belum memenuhi persyaratan dalam waktu yang telah ditetapkan dan/atau hasil pemeriksaan kesehatan ditemukan HPHK golongan I, busuk, rusak, tidak layak dan tidak aman dikonsumsi dan/atau dari daerah/negara yang dilarang pemasukannya, pemasukannya tidak melalui tempat yang telah ditetapkan dan/atau tidak segera dibawa keluar dari wilayah RI atau dari area tujuan, yang dilakukan dengan berita acara pemusnahan serta ditandatangani oleh saksi-saksi dan pemilik/kuasanya. 11). Sertifikat Kesehatan Hewan/Animal Health Certificate KH- 9)

Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen dan kesehatan dan dinyatakan sehat/bebas dari HPHK. Sertifikat tersebut dipergunakan seperti dibawah ini:

1. Sertifikat Kesehatan untuk mamalia digunakan berdasarkan spesiesnya.

2. Sertifikat Kesehatan untuk hewan unggas dewasa termasuk kalkun, ayam, itik, entok, angsa, burung puyuh, burung unta dan burung lainnya 3. Sertifikat Kesehatan untuk hewan unggas Day Old Chick (DOC) dan

Day Old Duck (DOD).

4. Sertifikat Kesehatan untuk reptil dan hewan melata lainnya termasuk buaya, kadal, biawak, cicak, tokek, bunglon, ular, soa-soa, dll

(10)

10

5. Sertifikat Kesehatan untuk serangga dan invertebrata lain termasuk lebah, kumbang, kelabang, kalajengking, jangkrik, semut, cacing, ulat sutera dll

6. Sertifikat Kesehatan untuk hewan percobaan termasuk kelinci, mencit, marmut, tikus dan kera

12). Sertifikat Sanitasi Produk Hewan/Sanitary Certificate of Animal Products (KH- 10);

Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen dan sanitasi (kesehatan) produk hewan dinyatakan bebas dari HPHK gol I dan gol II. Sertifikat ini berlaku untuk sertifikasi produk hewan yang digunakan untuk keperluan konsumsi manusia, makanan hewan, pertanian, industri, farmasi serta operasi (bedah) termasuk daging, telur, susu, kulit, bulu, tanduk, telur tetas, telur SPF, semen, ova (sel telur), tepung daging, tepung tulang, tepung darah, tepung telur, tepung bulu dan produk hewan lainnya. Bagi produk hewan untuk konsumsi manusia dinyatakan aman dan layak untuk dikonsumsi serta dipisahkan antara yang halal dan yang tidak halal.

13). Surat Keterangan untuk Benda Lain/Certificate of Other Products (KH 11); Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen dan sanitasi (kesehatan) benda lain tersebut. Surat Keterangan ini berlaku untuk sertifikasi Bahan Biologik, Bahan Patogenik, Pakan dan bahan baku pakan, Biakan Organisme, Sarana Pengendalian Hayati, Kompos serta benda lain yang bukan tergolong hewan, bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan yang mempunyai potensi penyebaran HPHK.

14). Sertifikat Pelepasan Karantina/Certificate of Release (KH 12)

Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen dan kesehatan/sanitasi yang menyatakan bahwa media pembawa berupa hewan/produk hewan/benda lain tersebut telah memenuhi kelengkapan dokumen karantina hewan yang dipersyaratkan dan dinyatakan sehat, sanitasi yang baik, dan bebas dari ektoparasit.

15). Segel Karantina Pertanian/Quarantine Seal (KP- 1)

Dibuat oleh Petugas Karantina Hewan dalam rangka pengamanan media pembawa HPHK dan hanya boleh dibuka oleh petugas karantina.

b. Petunjuk Pengisian Umum

1. Untuk setiap data pilihan yang diberi tanda bintang (*), wajib dipilih dengan mencoret yang tidak diperlukan.

2. Untuk setiap kolom pilihan wajib diberi tanda checklist () pada pilihan yang sesuai dengan jenis media pembawa dan dapat memilih lebih dari 1 (satu) tanda checklist.

3. Untuk pengisian kolom jenis hewan, diisi dengan nama spesies hewan misalnya burung merpati, sapi bali, anjing herder, dll. Nama latin dapat dituliskan dibawahnya.

4. Untuk pengisian kolom jenis produk hewan, diisi jenis dari produk tersebut minimal 2 (dua) kata, misalnya daging sapi, susu pasteurisasi, telur konsumsi, telur SPF, dll. Nama lainnya bila diperlukan dapat dituliskan dibawahnya. 5. Untuk pengisian kolom jenis benda lain, diisi jenis dari benda lain tersebut

dengan 2 (dua) kata misalnya vaksin ND, pakan burung, semen sapi, serum kera, dll. Nama lain jika diperlukan dapat dituliskan dibawahnya.

(11)

11

6. Untuk pengisian kolom ciri-ciri (special sign), diisi dengan tanda-tanda khusus hewan/produk hewan/benda lain tersebut, misalnya warna bulu, cap, tanda pengiriman (shipping mark) dan tanda-tanda khusus lainnya.

7. Untuk pengisian kolom keterangan, diisi dengan keterangan lain yang diperlukan untuk menjelaskan hewan/produk hewan/benda lain tersebut. 8. Untuk pengisian kolom alat angkut, diisi jenis alat angkut beserta nomor alat

angkut tersebut, misalnya pesawat XXXX/nomor penerbangan XXXX (GIA 725), kapal laut XXXX/nomor pelayaran XXXX (Kambuna 507) atau truk XXXX/nomor polisi XXXX (Fuso B 1234 A)

9. Untuk pengisian kolom perkiraan waktu tiba, diisi dengan perkiraan waktu tiba untuk impor dan antar area (tanggal bulan tahun dua digit).

10. Untuk pengisian kolom perkiraan waktu berangkat, diisi dengan perkiraan waktu berangkat untuk ekspor dan antar area (tanggal bulan tahun dua digit). Khusus

1. KH-1

Untuk pengisian baris “yang bertanda tangan dibawah ini, alamat dan nomor identitas”, diisi dengan nama pemilik, alamat dan nomor identitas individu yang bermohon ke karantina hewan untuk pengajuan permohonan pemeriksaan karantina, termasuk yang diberi kuasa untuk mengajukan permohonan pemeriksaan karantina, bukan hanya nama perusahaannya. 2. KH-2 Cukup Jelas 3. KH-3 Cukup Jelas 4. KH-4 Cukup Jelas 5. KH-5 Cukup Jelas 6. KH-6 Cukup Jelas 7. KH-7 Cukup Jelas 8. KH-8a

Pada kolom IV (Kolom Keterangan Dokter Hewan Karantina), juga diisi dengan nama dan tanda tangan pemilik atau kuasanya.

9. KH-8b

Pada kolom IV (Kolom Keterangan Dokter Hewan Karantina), juga diisi dengan nama dan tanda tangan pemilik atau kuasanya serta nama dan tanda tangan 1 (satu) orang saksi.

10. KH-8c

Pada kolom IV (Kolom Keterangan Dokter Hewan Karantina), juga diisi dengan nama dan tanda tangan pemilik atau kuasanya serta nama dan tanda tangan beberapa orang saksi.

(12)

12 11. KH-9

Lembar Pernyataan diisi dengan keterangan hasil tindakan lainnya yang dilakukan oleh petugas karantina hewan.

12. KH-10

Lembar Pernyataan diisi dengan keterangan hasil tindakan lainnya yang dilakukan oleh petugas karantina hewan.

13. KH-11

Lembar Pernyataan diisi dengan keterangan hasil tindakan lainnya yang dilakukan oleh petugas karantina hewan.

14. KH-12

Lembar Pernyataan diisi dengan keterangan hasil tindakan lainnya yang dilakukan oleh petugas karantina hewan.

15. Segel Karantina Pertanian (KP-1) Cukup Jelas

E. P E N U T U P

Demikian Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan ini disusun dengan harapan dapat dijadikan pedoman dan acuan dalam melaksanakan tindakan karantina hewan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa karantina hewan.

Kepala Badan Karantina Pertanian,

Ir. Syukur Iwantoro, MS. MBA NIP. 080 069 615

(13)

1

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 244/Kpts/PD.670.230/L/6/2007

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DOKUMEN DAN SERTIFIKAT KARANTINA HEWAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN,

Menimbang : a. bahwa untuk dokumentasi dan sertifikasi pelaksanaan tindakan karantina hewan telah ditetapkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 02/Kpts/OT.140/I/2007 tentang Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan;

b. bahwa dalam rangka tertib administrasi pengadaan, penggunaan serta penerbitan Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan secara efektif dan efisien perlu adanya petunjuk pelaksanaan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b tersebut di atas, dipandang perlu menetapkan Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan dalam suatu Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3482);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4002); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2004 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2002 tentang Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Pertanian;

4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 juncto Peraturan Presiden Nomor 62 tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; 5. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 juncto Peraturan Presiden

Nomor 15 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia;

6. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 299/Kpts/OT.140/7/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian;

7. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 341/Kpts/OT.140/9/2005 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian;

(14)

2

M E M U T U S K A N Menetapkan :

KESATU : PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DOKUMEN DAN SERTIFIKAT KARANTINA HEWAN, sebagaimana tersebut pada lampiran keputusan ini;

KEDUA : Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU merupakan pedoman bagi Unit Kerja Badan Karantina Pertanian di Pusat dan di Unit Pelaksana Teknis Karantina Hewan;

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diperbaiki dan disempurnakan sebagai mana mestinya.

Ditetapkan di : J a k a r t a Pada tanggal : 25 Juni 2007

Kepala Badan Karantina Pertanian

Ir. Syukur Iwantoro, MS. MBA NIP. 080 069 615

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Menteri Pertanian Republik Indonesia;

2. Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian; 3. Inspektorat Jenderal Departemen Pertanian;

4. Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian; 5. Pejabat Eselon II di Lingkungan Badan Karantina Pertanian;

(15)

3

Lampiran : Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 244/Kpts/PD.670.230/L/6/2007

Tanggal : 25 Juni 2007

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DOKUMEN DAN SERTIFIKAT KARANTINA HEWAN

A. PENDAHULUAN

Sesuai dengan amanat pasal 92 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan sebagai peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, telah ditetapkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 02/Kpts/OT.140/I/2007 tentang Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan sebagai pengganti Keputusan Menteri Pertanian Nomor 475/Kpts/HK/340/8/2002. Oleh sebab itu dalam rangka kesamaan pemahaman dan keseragaman dalam pengadaan, penggunaan dan penerbitan dokumen dan sertifikat karantina hewan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian tersebut, diperlukan Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud ditetapkannya Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan ini adalah sebagai pedoman serta acuan bagi unit kerja Badan Karantina Pertanian di Pusat dan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Karantina Hewan dalam pengadaan, penggunaan dan penerbitan dokumen dan sertifikat operasional Karantina Hewan.

Adapun tujuannya adalah untuk kesamaan pemahaman dan keseragaman pengelolaan dokumen dan sertifikat karantina hewan di setiap unit kerja Badan Karantina Pertanian khususnya Karantina Hewan.

C. PENGERTIAN

Dalam Petunjuk Pelaksanaan ini yang dimaksud dengan :

1. Dokumen Karantina Hewan yang selanjutnya disebut dokumen karantina adalah semua formulir resmi yang ditetapkan oleh Menteri dalam rangka tertib administrasi pelaksanaan tindakan karantina.

2. Hama dan Penyakit Hewan Karantina yang selanjutnya disebut hama penyakit hewan karantina adalah semua hama, hama penyakit, dan penyakit hewan yang berdampak sosio-ekonomi nasional dan perdagangan internasional serta menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat veteriner yang dapat digolongkan menurut tingkat resikonya.

3. Hewan adalah semua binatang yang hidup di darat, baik yang dipelihara maupun yang hidup secara liar.

4. Bahan Asal Hewan adalah bahan yang berasal dari hewan yang dapat diolah lebih lanjut.

(16)

4

6. Benda lain adalah media pembawa yang bukan tergolong hewan, bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan yang mempunyai potensi penyebaran hama dan penyakit hewan karantina.

7. Tempat pemasukan dan tempat pengeluaran adalah pelabuhan laut, pelabuhan sungai dan danau, pelabuhan penyeberangan, bandar udara, kantor pos, pos perbatasan dengan negara lain dan tempat-tempat lain yang ditetapkan sebagai tempat untuk memasukkan dan atau mengeluarkan media pembawa

8. Pemasukan adalah kegiatan memasukkan media pembawa dari luar ke dalam wilayah negara Republik Indonesia atau ke suatu area dari area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia.

9. Transit adalah singgah sementara alat angkut di suatu pelabuhan dalam perjalanan yang membawa hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan dan benda lain sebelum sampai di pelabuhan yang dituju.

10. Pengeluaran adalah kegiatan mengeluarkan media pembawa ke luar wilayah negara Republik Indonesia atau dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Republik Indonesia.

11. Petugas Karantina Hewan yang selanjutnya disebut petugas karantina adalah pegawai negeri tertentu yang diberi tugas untuk melakukan tindakan karantina. 12. Dokter Hewan Petugas Karantina Hewan yang selanjutnya disebut Dokter Hewan

karantina adalah Dokter Hewan yang ditunjuk oleh Menteri untuk melaksanakan tindakan karantina.

13. Paramedik Petugas Karantina Hewan yang selanjutnya disebut paramedik karantina adalah petugas teknis yang ditunjuk oleh Menteri untuk membantu pelaksanaan tindakan karantina.

14. Media pembawa hama penyakit hewan karantina yang selanjutnya disebut media pembawa adalah hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan dan benda lain yang dapat membawa hama penyakit hewan karantina.

15. Pemilik media pembawa adalah orang atau badan hukum yang memiliki media pembawa dan atau yang bertanggung jawab atas pemasukan, transit, atau pengeluaran media pembawa

16. Area adalah daerah dalam suatu pulau, pulau, atau kelompok pulau di dalam negara Republik Indonesia yang dikaitkan dengan pencegahan penyebaran hama dan penyakit hewan karantina.

17. Tempat asal adalah tempat dimana hewan dibudidayakan, dipelihara, ditangkar atau habitatnya dan tempat-tempat pengumpulan, pengolahan atau pengawetan bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan atau benda lain.

18. Instalasi karantina hewan yang selanjutnya disebut instalasi karantina adalah suatu bangunan berikut peralatan dan lahan serta sarana pendukung yang diperlukan sebagai tempat untuk melakukan tindakan karantina.

19. Alat angkut adalah alat angkutan dan sarana yang dipergunakan untuk mengangkut yang langsung berhubungan dengan media pembawa.

D. M A T E R I

I. DOKUMEN TINDAKAN KARANTINA HEWAN

a. Bentuk, Jenis Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 02/Kpts/OT.140/I/2007, terdiri dari :

1). Permohonan Pemeriksaan Karantina/Application For Quarantine Inspection (KH-1);

(17)

5

3). Keterangan Muatan Hewan dan Produk Hewan / Cargo Manifest of Animal and Animal Product (KH-3);

4). Penolakan Bongkar / Refusal of Disembarkation (KH-4); 5). Persetujuan Bongkar / Approval of Disembarkation (KH-5); 6). Persetujuan Muat / Approval of Loading (KH-6);

7). Perintah Masuk Karantina Hewan / Order To Take Into The Animal Quarantine Installation (KH-7);

8). Berita Acara Penahanan / Declaration of Detention (KH- 8.a); 9). Berita Acara Penolakan / Declaration of Refusal (KH- 8.b);

10). Berita Acara Pemusnahan / Declaration of Destroying (KH – 8.c); 11). Sertifikat Kesehatan Hewan / Animal Health Certificate (KH- 9);

12). Sertifikat Sanitasi Produk Hewan/Sanitary Certificate Animal Products (KH-10);

13). Surat Keterangan untuk Benda Lain/Certificate of Other Products ( KH-11 );

14). Sertifikat Pelepasan Karantina/ Certificate of Release ( KH-12 ); 15). Segel Karantina Pertanian / Quarantine Seal ( KP-1);

b. Pengadaan, Pendistribusian, dan Peruntukan Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan :

1). Pengadaan Formulir Dokumen Operasional Karantina Hewan yang terdiri dari formulir model 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8a; KH-8b; KH-8c dan KP-1 diadakan oleh masing-masing UPT Karantina Hewan sesuai dengan kebutuhan. Pencetakan formulir dokumen operasional tersebut disesuaikan dengan bentuk (format) yang telah ditetapkan dengan menggunakan dokumen elektronik (soft file) dari Pusat Karantina Hewan, agar bentuk (format)nya seragam.

2). Pengadaan formulir Sertifikat Karantina Hewan yang terdiri dari formulir model KH-9, KH-10, KH-11, KH-12 dilakukan oleh Kantor Pusat Badan Karantina Pertanian, dengan pertimbangan untuk memudahkan pengawasan dan evaluasi pengelolaannya oleh Kantor Pusat Badan Karantina Pertanian melalui nomor kontrol pencetakan.

3). Jumlah dan pendistribusian formulir Sertifikat Karantina Hewan yang terdiri dari formulir model KH-9, KH-10, KH-11, KH-12 dilakukan sesuai dengan permintaan masing-masing UPT dengan mempertimbangkan prediksi kebutuhannya yang dilaksanakan oleh Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan, Bagian Keuangan dan Perlengkapan, Sekretariat Badan Karantina Pertanian berkoordinasi dengan Pusat Karantina Hewan.

4). Dalam rangka pelaksanaan evaluasi oleh Badan Karantina Pertanian terhadap penggunaan Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan formulir model KH-9, KH-10, KH-11, KH-12 yang telah didistribusikan, UPT karantina hewan berkewajiban menyampaikan laporan ke Kantor Pusat Badan Karantina Pertanian melalui Bagian Keuangan dan Perlengkapan, Sekretariat Badan Karantina Pertanian dengan tembusan Pusat Karantina Hewan, mengenai :

(i) Jumlah seluruh jenis Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan yang telah dipergunakan;

(ii) Jumlah Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan (9, 10, KH-11, KH-12) yang belum terpakai;

(iii) Jumlah Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan (9, 10, KH-11, KH-12) yang rusak/batal digunakan.

5). Dalam rangka memudahkan pengendalian dan monitoring serta evaluasi peruntukan lembar formulir Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan, maka :

(18)

6

a) Untuk Sertifikat Karantina Hewan model KH-9, KH-10, KH-11, KH-12; setiap box berisi 250 nomor (ply), kertas bersambung (Continous Form) dengan ukuran folio, dan setiap nomor terdiri dari :

(1). Halaman ke 1 dengan 4 rangkap dan halaman ke 2 dengan 4 rangkap, yang masing masing berbeda warna dan peruntukannya seperti :

(i) Lembar 1 (Top) berwarna putih untuk pemilik media pembawa atau kuasanya.

(ii) Lembar 1A (Middle) berwarna merah muda untuk Bea dan Cukai

(iii) Lembar 1B (Middle) berwarna biru muda untuk pelaporan setoran PNBP (Bank Persepsi PNBP)

(iv) Lembar 1C (Middle) berwarna kuning muda untuk pelaporan ke UPT.

(v) Lembar 1D (Middle) berwarna hijau muda untuk arsip Wilayah Kerja UPT

(2). Setiap lembar diberi tanda pengaman (security ink) yang terdiri dari 4 (empat) titik point yang bersifat rahasia dan hanya diketahui oleh Kepala Badan Karantina Pertanian.

(3). Kotak sudut kanan atas diisi numerator kontrol pusat dan disediakan pula tempat penomoran oleh satuan kerja UPT di bagian bawah numerator kontrol.

b) Untuk dokumen operasional karantina hewan model KH-1 sampai dengan KH-8c dicetak dengan kertas ukuran folio dan setiap nomor (ply) terdiri dari lembar 1 (asli) dengan 2 rangkap;

c) Untuk dokumen operasional karantina hewan model KP-1 dicetak dengan kertas sticker ukuran folio dan hanya terdiri dari 2 (dua) rangkap.

c. Alur Dokumen dan Sertifikat Operasional Tindakan Karantina Hewan

PEMASUKAN 1. KH-1 → KH-2 → KH-3 → KH-4 → KH-8b 2. KH-1 → KH-2 → KH-3 → KH-5 → KH-12 3. KH-1 → KH-2 → KH-3 → KH-5 → KH-7→ KH-12 4. KH-1 → KH-2 → KH-3 → KH-5 → KH-7→ KH-8c 5. KH-1 → KH-2 → KH-3 → KH-5→ KH-8a → KH-8b 6. KH-1 → KH-2 → KH-3 → KH-5 → KH-8a → KH-8c 7. KH-1 → KH-2 → KH-3 → KH-5 → KH-8a → KH-12 8. KH-1 → KH-2 → KH-3 → KH-5 → KH-8a → KH-7 → KH-8c 9. KH-1 → KH-2 → KH-3 → KH-5 → KH-8a → KH-7 → KH-12 10. KH-1 → KH-2 → KH-4 → KH 8b

(19)

7 11. KH-1 → KH-2 → KH-5 → KH-12 12. KH-1 → KH-2 → KH-5 → KH-7 → KH-12 13. KH-1 → KH-2 → KH-5 → KH-7→ KH-8c 14. KH-1 → KH-2 → KH-5 → KH-8a → KH-8b 15. KH-1 → KH-2 → KH-5 → KH-8a → KH-8c 16. KH-1 → KH-2 → KH-5 → KH-8a → KH-12 17. KH-1 → KH-2 → KH-5 → KH-8a → KH-7 → KH-8c 18. KH-1 → KH-2 → KH-5 → KH-8a → KH-7 → KH-12 19. KH-1 → KH-2 → KH-12 20. KH-1 → KH-2 → KH-7 → KH-12 21. KH-1 → KH-2 KH-7 → KH-8c 22. KH-1 → KH-2 → KH-8a → KH-8b 23. KH-1 → KH-2 → KH-8a → KH-8c 24. KH-1 → KH-2 → KH-8a → KH-12 25. KH-1 → KH-2 → KH-8a → KH-7 → KH-8c 26. KH-1 → KH-2 → KH-8a → KH-7 → KH-12 PENGELUARAN 1. KH-1 → KH-2 → KH-9 2. KH-1 → KH-2 → KH-10 3. KH-1 → KH-2 → KH-11 4. KH-1 → KH-2 → KH-7 → KH-6 → KH-9 5. KH-1 → KH-2 → KH-7 → KH-9 6. KH-1 → KH-2 → KH-7 → KH-10 7. KH-1 → KH-2 → KH-7 → KH-6 → KH-10 8. KH-1 → KH-2 → KH-7 → KH-11 9. KH-1 → KH-2 → KH-7 → KH-8b 10. KH-1 → KH-2 → KH-7 → KH 8c 11. KH-1 → KH-2 → KH 8b

d. Penanggung Jawab/Penerbitan Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan

Penanggung Jawab/Penerbitan Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan adalah Kepala UPT Karantina Hewan yang merangkap sebagai

(20)

8

Karantina Hewan; Dokter Hewan Karantina yang merangkap sebagai penanggung jawab Wilayah Kerja (Wilker).

II. PETUNJUK PENGGUNAAN DAN PENGISIAN DOKUMEN OPERASIONAL TINDAKAN KARANTINA HEWAN TERHADAP MEDIA PEMBAWA.

a. Petunjuk Penggunaan

1). Permohonan Pemeriksaan Karantina Hewan/Application For Animal Quarantine Inspection (KH-1):

(i) Diisi oleh pemilik atau kuasa pemilik media pembawa.

(ii) Formulir yang telah diisi lengkap kemudian diserahkan kepada petugas karantina hewan untuk dicatat dan diberi nomor regristrasi. Formulir ini terdiri atas 3 (tiga) rangkap dengan penggunaan sebagai berikut; setelah diberi nomor agenda pada sudut kanan atas :

1. lembar pertama untuk UPT setempat;

2. lembar kedua untuk pemilik atau kuasa pemilik media pembawa; 3. lembar ketiga untuk laboratorium (apabila diperlukan).

(iii) Dokumen yang dilampirkan pada saat penyerahan KH-1 adalah:

1. Sertifikat Kesehatan yang diterbitkan oleh Dokter Hewan karantina di negara asal untuk pemasukan hewan; dan/atau

2. Sertifikat Sanitasi yang diterbitkan oleh Dokter Hewan karantina di negara asal untuk pemasukan produk hewan; dan/atau

3. Surat Keterangan Asal untuk media pembawa yang tergolong benda lain; dan/atau

4. Sertifikat Kesehatan yang diterbitkan oleh Dokter Hewan yang berwenang atau Dokter Hewan yang ditunjuk oleh Menteri dari daerah/tempat asal atau Dokter Hewan praktek bagi hewan kesayangan untuk pengeluaran; dan/atau

5. Dokumen lainnya seperti : Surat Persetujuan Pemasukan (SPP) untuk pemasukan dari luar negeri, Bill of Lading (BL)/Airway Bill/Cargo Manifes; Sertifikat Halal untuk produk pangan hewani bagi yang dipersyaratkan; CITES untuk satwa yang dilindungi, SATSL-LN/DN untuk satwa yang tidak dilindungi.

2). Surat Penugasan (KH- 2);

Dibuat oleh Kepala UPT Karantina Hewan setempat berdasarkan Permohonan Pemeriksaan Karantina Hewan (KH-1). KH-2 adalah sebagai Surat Penugasan/Perintah Penugasan kepada Petugas Karantina Hewan (Dokter Hewan Karantina dan atau Paramedik Karantina) untuk melakukan pemeriksaan/tindakan karantina. Hasil pemeriksaan/diagnosa oleh Dokter Hewan Karantina segera dilaporkan kepada Kepala UPT Karantina Hewan setempat untuk mendapatkan disposisi/perintah lebih lanjut.

3). Keterangan Muatan Hewan dan Produk Hewan/Cargo Manifest of Animal and Animal Product (KH-3);

Disediakan oleh UPT Karantina Hewan untuk diisi oleh nahkoda/pilot yang membawa media pembawa pada saat melakukan pemeriksaan di atas alat angkut khusus (Kapal Laut atau Pesawat Udara yang muatannya khusus hewan/produk hewan saja), dan ditujukan kepada Kepala UPT atau Dokter Hewan Karantina setempat.

4). Penolakan Bongkar/Refusal of Disembarkation (KH-4);

Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan yang menyatakan bahwa media pembawa berupa hewan/produk hewan/benda lain ditolak untuk dibongkar/diturunkan dari alat angkut.

(21)

9

5). Persetujuan Bongkar/Approval of Disembarkation (KH-5);

Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan yang menyatakan bahwa media pembawa berupa hewan/produk hewan/benda lain disetujui dibongkar/diturunkan dari alat angkut untuk dilakukan tindakan karantina lebih lanjut.

6). Persetujuan Muat/Approval of Loading (KH-6);

Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan yang menyatakan media pembawa berupa hewan/produk hewan/benda lain dinyatakan sehat dan disetujui untuk dimuat ke atas alat angkut.

7). Perintah Masuk Karantina Hewan/Order to Take Into The Animal Quarantine Installation (KH- 7);

Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan yang menyatakan bahwa media pembawa berupa hewan/produk hewan/benda lain disetujui untuk dibongkar namun dengan ketentuan harus dimasukkan ke Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan oleh Kepala Badan Karantina Pertanian untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

8). Berita Acara Penahanan/Declaration of Detention (KH- 8a);

Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata belum memenuhi persyaratan dan perlu dilakukan penahanan dengan berita acara penahanan dan ditandatangani oleh pemilik/kuasanya.

9). Berita Acara Penolakan/Declaration of Refusal (KH- 8b);

Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen ternyata belum memenuhi persyaratan dalam waktu yang telah ditetapkan dan/atau hasil pemeriksaan kesehatan ditemukan HPHK golongan I, busuk, rusak, tidak layak dan tidak aman dikonsumsi dan/atau dari daerah/negara yang dilarang pemasukannya, pemasukannya tidak melalui tempat yang telah ditetapkan yang dilakukan dengan berita acara penolakan serta ditandatangani oleh saksi dan pemilik/kuasanya.

10). Berita Acara Pemusnahan/Declaration of Destroying (KH- 8c);

Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen ternyata belum memenuhi persyaratan dalam waktu yang telah ditetapkan dan/atau hasil pemeriksaan kesehatan ditemukan HPHK golongan I, busuk, rusak, tidak layak dan tidak aman dikonsumsi dan/atau dari daerah/negara yang dilarang pemasukannya, pemasukannya tidak melalui tempat yang telah ditetapkan dan/atau tidak segera dibawa keluar dari wilayah RI atau dari area tujuan, yang dilakukan dengan berita acara pemusnahan serta ditandatangani oleh saksi-saksi dan pemilik/kuasanya. 11). Sertifikat Kesehatan Hewan/Animal Health Certificate KH- 9)

Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen dan kesehatan dan dinyatakan sehat/bebas dari HPHK. Sertifikat tersebut dipergunakan seperti dibawah ini:

1. Sertifikat Kesehatan untuk mamalia digunakan berdasarkan spesiesnya.

2. Sertifikat Kesehatan untuk hewan unggas dewasa termasuk kalkun, ayam, itik, entok, angsa, burung puyuh, burung unta dan burung lainnya 3. Sertifikat Kesehatan untuk hewan unggas Day Old Chick (DOC) dan

Day Old Duck (DOD).

4. Sertifikat Kesehatan untuk reptil dan hewan melata lainnya termasuk buaya, kadal, biawak, cicak, tokek, bunglon, ular, soa-soa, dll

(22)

10

5. Sertifikat Kesehatan untuk serangga dan invertebrata lain termasuk lebah, kumbang, kelabang, kalajengking, jangkrik, semut, cacing, ulat sutera dll

6. Sertifikat Kesehatan untuk hewan percobaan termasuk kelinci, mencit, marmut, tikus dan kera

12). Sertifikat Sanitasi Produk Hewan/Sanitary Certificate of Animal Products (KH- 10);

Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen dan sanitasi (kesehatan) produk hewan dinyatakan bebas dari HPHK gol I dan gol II. Sertifikat ini berlaku untuk sertifikasi produk hewan yang digunakan untuk keperluan konsumsi manusia, makanan hewan, pertanian, industri, farmasi serta operasi (bedah) termasuk daging, telur, susu, kulit, bulu, tanduk, telur tetas, telur SPF, semen, ova (sel telur), tepung daging, tepung tulang, tepung darah, tepung telur, tepung bulu dan produk hewan lainnya. Bagi produk hewan untuk konsumsi manusia dinyatakan aman dan layak untuk dikonsumsi serta dipisahkan antara yang halal dan yang tidak halal.

13). Surat Keterangan untuk Benda Lain/Certificate of Other Products (KH 11); Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen dan sanitasi (kesehatan) benda lain tersebut. Surat Keterangan ini berlaku untuk sertifikasi Bahan Biologik, Bahan Patogenik, Pakan dan bahan baku pakan, Biakan Organisme, Sarana Pengendalian Hayati, Kompos serta benda lain yang bukan tergolong hewan, bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan yang mempunyai potensi penyebaran HPHK.

14). Sertifikat Pelepasan Karantina/Certificate of Release (KH 12)

Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen dan kesehatan/sanitasi yang menyatakan bahwa media pembawa berupa hewan/produk hewan/benda lain tersebut telah memenuhi kelengkapan dokumen karantina hewan yang dipersyaratkan dan dinyatakan sehat, sanitasi yang baik, dan bebas dari ektoparasit.

15). Segel Karantina Pertanian/Quarantine Seal (KP- 1)

Dibuat oleh Petugas Karantina Hewan dalam rangka pengamanan media pembawa HPHK dan hanya boleh dibuka oleh petugas karantina.

b. Petunjuk Pengisian Umum

1. Untuk setiap data pilihan yang diberi tanda bintang (*), wajib dipilih dengan mencoret yang tidak diperlukan.

2. Untuk setiap kolom pilihan wajib diberi tanda checklist () pada pilihan yang sesuai dengan jenis media pembawa dan dapat memilih lebih dari 1 (satu) tanda checklist.

3. Untuk pengisian kolom jenis hewan, diisi dengan nama spesies hewan misalnya burung merpati, sapi bali, anjing herder, dll. Nama latin dapat dituliskan dibawahnya.

4. Untuk pengisian kolom jenis produk hewan, diisi jenis dari produk tersebut minimal 2 (dua) kata, misalnya daging sapi, susu pasteurisasi, telur konsumsi, telur SPF, dll. Nama lainnya bila diperlukan dapat dituliskan dibawahnya. 5. Untuk pengisian kolom jenis benda lain, diisi jenis dari benda lain tersebut

dengan 2 (dua) kata misalnya vaksin ND, pakan burung, semen sapi, serum kera, dll. Nama lain jika diperlukan dapat dituliskan dibawahnya.

(23)

11

6. Untuk pengisian kolom ciri-ciri (special sign), diisi dengan tanda-tanda khusus hewan/produk hewan/benda lain tersebut, misalnya warna bulu, cap, tanda pengiriman (shipping mark) dan tanda-tanda khusus lainnya.

7. Untuk pengisian kolom keterangan, diisi dengan keterangan lain yang diperlukan untuk menjelaskan hewan/produk hewan/benda lain tersebut. 8. Untuk pengisian kolom alat angkut, diisi jenis alat angkut beserta nomor alat

angkut tersebut, misalnya pesawat XXXX/nomor penerbangan XXXX (GIA 725), kapal laut XXXX/nomor pelayaran XXXX (Kambuna 507) atau truk XXXX/nomor polisi XXXX (Fuso B 1234 A)

9. Untuk pengisian kolom perkiraan waktu tiba, diisi dengan perkiraan waktu tiba untuk impor dan antar area (tanggal bulan tahun dua digit).

10. Untuk pengisian kolom perkiraan waktu berangkat, diisi dengan perkiraan waktu berangkat untuk ekspor dan antar area (tanggal bulan tahun dua digit). Khusus

1. KH-1

Untuk pengisian baris “yang bertanda tangan dibawah ini, alamat dan nomor identitas”, diisi dengan nama pemilik, alamat dan nomor identitas individu yang bermohon ke karantina hewan untuk pengajuan permohonan pemeriksaan karantina, termasuk yang diberi kuasa untuk mengajukan permohonan pemeriksaan karantina, bukan hanya nama perusahaannya. 2. KH-2 Cukup Jelas 3. KH-3 Cukup Jelas 4. KH-4 Cukup Jelas 5. KH-5 Cukup Jelas 6. KH-6 Cukup Jelas 7. KH-7 Cukup Jelas 8. KH-8a

Pada kolom IV (Kolom Keterangan Dokter Hewan Karantina), juga diisi dengan nama dan tanda tangan pemilik atau kuasanya.

9. KH-8b

Pada kolom IV (Kolom Keterangan Dokter Hewan Karantina), juga diisi dengan nama dan tanda tangan pemilik atau kuasanya serta nama dan tanda tangan 1 (satu) orang saksi.

10. KH-8c

Pada kolom IV (Kolom Keterangan Dokter Hewan Karantina), juga diisi dengan nama dan tanda tangan pemilik atau kuasanya serta nama dan tanda tangan beberapa orang saksi.

(24)

12 11. KH-9

Lembar Pernyataan diisi dengan keterangan hasil tindakan lainnya yang dilakukan oleh petugas karantina hewan.

12. KH-10

Lembar Pernyataan diisi dengan keterangan hasil tindakan lainnya yang dilakukan oleh petugas karantina hewan.

13. KH-11

Lembar Pernyataan diisi dengan keterangan hasil tindakan lainnya yang dilakukan oleh petugas karantina hewan.

14. KH-12

Lembar Pernyataan diisi dengan keterangan hasil tindakan lainnya yang dilakukan oleh petugas karantina hewan.

15. Segel Karantina Pertanian (KP-1) Cukup Jelas

E. P E N U T U P

Demikian Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan ini disusun dengan harapan dapat dijadikan pedoman dan acuan dalam melaksanakan tindakan karantina hewan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa karantina hewan.

Kepala Badan Karantina Pertanian,

Ir. Syukur Iwantoro, MS. MBA NIP. 080 069 615

Referensi

Dokumen terkait

(2000) terdiri dari meningkatkan produktivitas rekan kerja, meningkatkan produktivitas manajer, menghemat sumber daya yang dimiliki manajemen dan organisasi secara

Pengungkapan informasi tentang Kinerja ini adalah relevan dengan perubahan paradigma penganggaran pemerintah yang ditetapkan dengan mengidentifikasikan secara jelas

Perubahan densitas ini karena media kontras yang disuntikkan masuk kedalam jaringan yang tidak normal, sehingga ada interaksi antara elektron ion paramagnetik yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa;(a) usaha peternakan sapi potong apabila dilihat dari aspek ekologis, nilai indek keberlanjutan sebesar 48,53 atau dapat

Analisis kebutuhan pemangku kepentingan dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor penting yang berpengaruh dan berperan dalam sistem pengembangan rawa lebak

NO NAMA LENGKAP NIP TEMPAT TANGGAL LAHIR PANGKAT/ GOLONGAN JABATAN/MAPEL KELAS NAMA MADRASAH NSM ALAMAT TELP.. MAJELIS TAKLIM NO.02 GLEDUG

Analisis data menunjukan bahwa tingkat tingkat kepuasan pelayanan Listrik Prabayar terhadap pemasangan baru dalam Puas (17,5 %) Cukup Puas (72 %) dan Tidak

Dalam bab ini akan dikemukakan hasil – hasil dari penelitian yang telah dilakukan dilapangan melalui penyebaran kuisioner kepada masyarakat Kecamatan Tanjung