• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEVEL OF KNOWLEDGE AND ATTITUDES OF DENTIST REGARDING POSTURAL STRESS ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEVEL OF KNOWLEDGE AND ATTITUDES OF DENTIST REGARDING POSTURAL STRESS ABSTRACT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

343 E-Prodenta Journal of Dentistry. 2020. 4(2): 343-352

DOI : http://dx.doi.org/10.21776/ub.eprodenta.2020.004.02.6 E-ISSN : 2597-4912

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DOKTER GIGI TERHADAP POSTURAL STRESS Dyah Nawang Palupi Pratamawari1, Merlya1, Yuanita Lely Rachmawati1, Dea Aufa Nikita2 1Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Masyarakat dan Pencegahan, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Brawijaya, Malang 65145

2 Sarjana Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya, Malang 65145 Korespondesi: Dyah Nawang Palupi, email: dyahnawang.fk@ub.ac.id

ABSTRAK

Latar belakang: Dokter gigi merupakan salah satu profesi yang sangat berisiko terhadap timbulnya keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs). Sebanyak 55%-93% dokter gigi menderita gangguan MSDs karena kurangnya informasi terkait pengetahuan, sikap dan tindakan penerapan praktis ergonomi sesuai praktik kesehatan sehari-hari. Tujuan: untuk mengetahui adanya hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dokter gigi tentang ergonomi terhadap postural stress dan risiko ergonomi saat melakukan penumpatan gigi. Metode: Penelitian ini observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan pada 31 dokter gigi di kota Malang dan sedang melakukan tindakan penumpatan di Kota Malang. Metode yang digunakan untuk pengamatan postural stress adalah OWAS (Ovako Work Posture Analysis System), sedangkan untuk pengamatan risiko ergonomi adalah BRIEF (Baseline Risk Identification of Ergonomic Factor) Survey dan pengisian kuesioner pengetahuan dan sikap tentang ergonomi. Hasil penelitian: Skor tinggi pengetahuan ergonomi sebesar 54,8% (17 responden) dan skor tinggi pada sikap ergonomi sebesar 48,4% (15 responden). Uji Kendall Tau untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ergonomi dengan postural stress adalah p = 0,556 dan sikap ergonomi dengan postural stress adalah p = 0,723. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap ergonomi terhadap postural stress pada dokter gigi saat melakukan penumpatan.

Kata Kunci: Pengetahuan ergonomi, Sikap ergonomi, Postural stress, Risiko ergonomi

LEVEL OF KNOWLEDGE AND ATTITUDES OF DENTIST REGARDING POSTURAL STRESS ABSTRACT

Introduction: Dentists are in high risk of musculoskeletal disorders (MSDs). As many as 55% -93% of dentists suffer from MSDs due to lack of information regarding knowledges, attitudes, and practical applications of ergonomics according to daily health practices. The aim of this study was to determine the relationship between the level of dentists’ knowledge and attitudes in ergonomics towards postural stress and ergonomic risk while performing restoration. Methods: The research taken was an observational analytic with cross-sectional approach. This research was conducted on dentists who performed restoration in Malang which in total of 31 respondents. The method used for postural stress observation was OWAS (Ovako Work Posture Analysis System), while the ergonomic risk observation is adopting the BRIEF (Baseline Risk Identification of Ergonomic Factor) Survey and questionnaire-filling knowledge and attitudes about ergonomics. Results: this study showed that 54,8% (17 respondents) got high score in ergonomic knowledge and 48.4% (15 respondents) got high score in ergonomic attitudes. Kendall Tau Test to find out the relationship between ergonomic knowledge and postural stress was p = 0.556 and ergonomic attitude with postural stress was p = 0.723. Conclusion: There is a relationship between knowledge and ergonomic attitudes towards postural stress in dentists while performing restoration.

(2)

344 PENDAHULUAN

Profesi sebagai dokter gigi merupakan salah satu profesi yang sangat berisiko terhadap timbulnya keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs). Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) adalah penyakit yang menimbulkan rasa nyeri berkepanjangan. Keluhan tersebut terjadi pada bagian-bagian otot mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Berdasarkan survey, pada praktisi kesehatan gigi ditemukan 68% praktisi kesehatan gigi mengalami nyeri muskuloskeletal terutama di bagian punggung bawah, leher, pundak, dan punggung bagian atas (Smith dan Christy, 2002).

Di Indonesia, prevalensi MSDs pada dokter gigi dan asistennya tidak diketahui dengan pasti, namun pada penelitian di DKI Jakarta didapatkan prevalensi pada komunitas 66,9% dari 1.645 responden mengalami MSDs terutama pada kelompok umur diatas 45 tahun (Andayasari, 2012). Hasil penelitian pada 95 dokter gigi umum di Kota Malang menunjukkan 58,9% dokter gigi merasakan nyeri muskuloskeletal pada 12 bulan terakhir. Keluhan umum yang dirasakan oleh responden adalah nyeri punggung 34,6%, bahu 18,9%, dan leher 16,9% (Rachmawati, 2018).

Beberapa literatur melaporkan bahwa 55%-93% dokter gigi menderita gangguan muskuloskeletal terkait pekerjaan dengan risiko paling tinggi pada orang tua dan wanita, karena kurangnya informasi terkait pengetahuan, sikap, dan tindakan penerapan praktis ergonomi sesuai praktik kesehatan sehari-hari (Kritika et al, 2014). Studi lain juga mengatakan bahwa postur yang tidak nyaman tersebut merupakan penyebab utama dari stress yang dialami dokter gigi karena ketidaknyamanan fisik yang dirasakan. Maka dari itu, dental ergonomi perlu diterapkan dalam melakukan

perawatan yang betujuan untuk mengurangi risiko terpapar Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada dokter gigi. Diterapkannya dental ergonomi, sehingga akan meningkatkan efektifitas kerja dari dokter gigi dalam melakukan perawatan (Smith dan Christy, 2002).

Metode penilaian ergonomi yang telah diperkenalkan para ahli untuk menilai risiko ergonomi ada banyak dengan alat ukur yang bervariasi. Metode tersebut misalnya seperti RULA, QEC, REBA, OWAS, BRIEF Survey yang memiliki perbedaan dalam cara atau bagian yang diamati. Analisis biomekanika seperti postur dan beban perlu dilakukan untuk mengetahui apakah postur kerja sudah benar sehingga tidak akan menimbulkan kecelakaan kerja. Terdapat beberapa metode biomekanika untuk menganalisis postur kerja, salah satunya adalah Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) (Pramestari, 2017). Pada penelitian ini metode yang akan digunakan adalah metode OWAS, akan tetapi metode OWAS masih memiliki kelemahan sehingga peneliti menambahkan metode lain yaitu metode Baseline Risk Identification Of Ergonomic Factor (BRIEF) Survey.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah dokter gigi yang bekerja di wilayah Kota Malang berjumlah 253 menurut data PDGI 2019. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling dengan besar sampel pada penelitian ini adalah 31 orang dokter gigi di Kota Malang yang sudah menyetujui informed consent. Responden terdiri dari 25 dokter gigi umum dan 6 dokter

(3)

345 gigi spesialis. Dokter gigi diamati saat

melakukan penumpatan gigi. Pengamatan ini dilakukan menggunakan metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) dan BRIEF survei saat dokter gigi sedang melakukan penumpatan. Pengambilan data diawali dengan persetujuan pengisian informed consent oleh responden dan juga persetujuan dilakukannya dokumentasi. Setelah itu melakukan pengamatan dan dokumentasi kepada responden secara visual dari sebelah kanan dengan sudut antara 45o-90o. Dokumentasi dilakukan dengan menggunakan 1 kamera gadget dan yang diambil berupa foto dan video. Hasil pengamatan dicatat pada lembar Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) dan BRIEF. Selanjutnya mempersilahkan responden untuk melakukan pengisian kuisioner tentang pengetahuan dan sikap ergonomi dari responden. Setelah itu memberikan reward sebagai tanda terimakasih kepada responden. Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) dilakukan untuk melakukan pengukuran terhadap potural stress yang dialami oleh dokter gigi. Postur dasar Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) disusun dengan kode yang terdiri dari empat digit, dimana disusun secara berurutan mulai dari punggung, lengan, kaki, dan berat beban yang diangkat ketika melakukan pekerjaan secara manual. Berikut ini adalah klasifikasi sikap bagian tubuh yang diamati dalam metode OWAS (Karhu, 1981): 1. Sikap Punggung :

1. Lurus

2. Membungkuk

3. Memutar atau miring kesamping 4. Membungkuk dan memutar atau membungkuk kedepan dan menyamping

Gambar 1. Sikap Punggung dalam Metode OWAS Sumber: Putra, 2018

2. Sikap Lengan :

1. Kedua lengan berada dibawah bahu 2. Satu lengan berada pada atas atau

diatas bahu

3. Kedua lengan pada atau diatas bahu

Gambar 2. Sikap Lengan dalam Metode OWAS Sumber: Putra, 2018

3. Sikap Kaki : 1. Duduk

2. Berdiri bertumpu pada kedua kaki lurus 3. Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus 4. Berdiri bertumpu pada kedua kaki

dengan lutut ditekuk

5. Berdiri bertumpu pada satu kaki dengan lutut ditekuk

6. Berlutut pada satu atau kedua lutut 7. Berjalan

(4)

346 Sumber: Putra, 2018

4. Berat Beban :

1. Berat beban adalah kurang dari 10 kg (W= 10 kg)

2. Berat beban adalah 10 kg - 20 kg (10 kg < W ≤ 20 kg)

3. Berat beban adalah lebih besar dari 20 kg (W > 20 kg)

Hasil dari analisa postur kerja menggunakan metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) terdiri dari empat level skala sikap kerja yang berbahaya bagi para pekerja. KATEGORI 1 : Pada sikap ini tidak ada masalah

pasa sistem muskuloskeletal. Tidak perlu ada perbaikan. KATEGORI 2 : Pada sikap ini berbahaya pada

sistem muskuloskeletal, postur kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang signifikan. Perlu perbaikan dimasa yang akan datang.

KATEGORI 3 : Pada sikap ini berbahaya pada sistem muskuloskeletal, postur kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang sangat signifikan. Perlu perbaikan segera mungkin.

KATEGORI 4 : Pada sikap ini sangat berbahaya pada sistem msuskuloskeletal, postur kerja ini mengakibatkan risiko yang jelas. Perlu perbaikan secara langsung atau saat ini juga (Putra, 2018).

BRIEF Survey adalah sebuah metode yang digunakan untuk menilai tingkat risiko ergonomi di tempat kerja yang dapat menimbulkan Cummulative Trauma Disorders

(CTD). BRIEF Survey digunakan untuk menentukan sembilan bagian tubuh meliputi tangan kiri dan pergelangannya, siku kiri, bahu kiri, tangan kanan dan pergelangannya, siku kanan, bahu kanan, leher, punggung, dan kaki yang berisiko terhadap MSDs dengan menilai empat faktor berikut:

a. Postur (posture), sikap anggota tubuh pekerja yang janggal sewaktu menjalankan pekerjaan.

b. Gaya/beban (force), merupakan beban yang harus ditanggung oleh anggota tubuh pada saat melakukan postur janggal.

c. Lama (duration), yaitu lamanya waktu anggota tubuh dalam melakukan postur janggal selama pekerjaan.

d. Frekuensi (frequency), adalah banyaknya gerakan postur janggal yang dilakukan secara berulang tiap menit.

e. Lalu dilanjutkan dengan pengisian kuesioner ergonomi oleh responden sebanyak 15 pernyataan. Kuesioner ergonomi terbagi menjadi kuesioner pengetahuan dan sikap ergonomi (Nurkhasanah, 2017).

HASIL PENELITIAN

Hasil dari penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap tentang ergonomi terhadap postural stress yang dilakukan pada dokter gigi di Kota Malang didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Karakteristik Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki-laki Perempuan 7 24 22,6% 77,4% Total 31 100%

Berdasarkan tabel diketahui bahwa sampel yang merupakan dokter gigi di Kota Malang

(5)

347 yang menjadi responden paling banyak berjenis

kelamin perempuan sejumlah 24 responden (77,4%).

Tabel 2. Karakteristik Usia

Usia Frekuensi Persentase (%) 20-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun >50 tahun 21 3 4 3 67,9% 9,6% 12,8% 9,6% Total 31 100%

Berdasarkan tabel data usia diketahui bahwa sampel yang merupakan dokter gigi di Kota Malang yang menjadi responden paling banyak berusia antara 20-30 tahun dengan jumlah 21 responden (67,9%).

Tabel 3. Ringkasan Statistik Deskriptif Karakteristik Masa Kerja

Masa Kerja Frekuensi Persentase

(%) 0-5 tahun >5-10 tahun >10-15 tahun >15 tahun 20 2 2 7 64,5% 6,5% 6,5% 22,6% Total 31 100%

Hasil tersebut didapatkan dengan penjabaran masing-masing skor antara pengetahuan ergonomi, sikap ergonomi, dan skor OWAS sebagai berikut:

Tabel 4. Distribusi Skor Pengetahuan Ergonomi Pengetahuan Ergonomi Frekuensi Jumlah Persentase Tinggi Sedang Rendah 17 13 1 54,8% 41,9% 3,2% Total 31 100%

Berdasarkan tabel data distribusi diketahui bahwa pengetahuan ergonomi dengan skor tinggi didapatkan oleh 17 responden (54,8%). Untuk pengetahuan ergonomi dengan skor sedang didapatkan oleh 13 responden (41,9%), dan untuk skor rendah didapatkan oleh 1 responden (3,2%). Skor pengetahuan ergonomi ini didapatkan oleh responden dengan pengisian kuesioner secara langsung oleh responden.

Tabel 5. Distribusi Skor Sikap Ergonomi Sikap Ergonomi Frekuensi Jumlah Persentase Tinggi Sedang Rendah 15 15 1 48,4% 48,4% 3,2% Total 31 100%

Berdasarkan tabel data distribusi diketahui bahwa sikap ergonomi dengan skor tinggi dan skor sedang memiliki jumlah frekuensi yang sama yaitu didapatkan oleh 15 responden (48,4%). Sedangkan untuk skor rendah didapatkan oleh 1 responden (3,2%). Skor sikap ergonomi ini didapatkan oleh responden dengan pengisian kuesioner secara langsung oleh responden.

Tabel 6. Distribusi Penilaian Skor OWAS

Berdasarkan tabel diatas postur tubuh yang dilakukan dokter gigi saat melakukan penumpatan berada pada rentang kategori 1 dan 2. Dapat diketahui bahwa sebagian besar Kategori OWAS Skor OWAS Frekuensi Jumlah Persentase 2 1 Sedang Rendah 17 14 54,8% 45,2% Total 31 100%

(6)

348 responden berada pada kategori 2 dengan

jumlah responden 17 orang (54,8%). Pada sikap ini berbahaya pada sistem muskuloskeletal (postur kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang signifikan). Perlu perbaikan di masa yang akan datang.

Selain itu, data ini diperkuat dengan adanya tingkat risiko yang dialami oleh dokter gigi saat melakukan penumpatan yang diukur menggunakan metode BRIEF dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 7. Distribusi Penilaian Tingkat Risiko menggunakan BRIEF Tingkat

Risiko

Tangan dan

Pergelangan Tangan

Siku Bahu Leher Punggung Kaki

Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri

Rendah 0 0% 0 0% 3 9,7% 3 9,7% 31 100% 31 100% 1 3,2% 1 3,2% 24 77,4% Medium 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 7 22,6% Tinggi 31 100% 31 100% 28 90,3% 28 90,3% 0 0% 0 0% 30 96,8% 30 96,8% 0 0% Total 31 100% 31 100% 31 100% 31 100% 31 100% 31 100% 31 100% 31 100% 31 100% Dalam penilaian BRIEF Survey, skor yang

memiliki angka 0 dan 1 termasuk tingkat risiko rendah, untuk skor 2 termasuk tingkat risiko sedang, skor 3 dan 4 termasuk tingkat risiko tinggi untuk masing-masing anggota tubuh yang dinilai. Hasil penilaian BRIEF Survey pada tiap bagian tubuh responden, yang memiliki tingkat risiko tinggi adalah tangan dan pergelangan tangan sebelah kanan dan kiri dengan jumlah responden 31 orang (100%), diikuti leher dan punggung dengan jumlah 30 orang (96,8%), lalu siku sebelah kanan dan kiri dengan jumlah 28 orang (90,3%). Sedangkan bagian tubuh yang memiliki tingkat risiko rendah adalah bahu sebelah kanan dan kiri dengan jumlah responden 31 orang (100%) diikuti bagian kaki dengan jumlah 24 orang (77,4%).

Tabel 8. Hasil Uji Hubungan Kendall Tau Pengetahuan ergonomi dengan postural stress

Koefisien Korelasi

Sig (2-tailed) Keterangan

0,556 0,002* Reliabel

Berdasarkan hasil uji hubungan menggunakan Kendall Tau didapatkan nilai sig (2-tailed) 0,002(<0,05) yang menyatakan terdapat hubungan antara pengetahuan ergonomi dengan postural stress. Dengan nilai keeretan

(7)

349 hubungan kuat yang dinyatakan dengan

besarnya koefisien korelasi sebesar 0,556. Tabel 9. Hasil Uji Hubungan Kendall Tau antara Sikap ergonomi dengan postural stress

Koefisien Korelasi

Sig (2-tailed) Keterangan

0,723 0,001* Reliabel

Selain itu, hasil uji hubungan menggunakan Kendall Tau didapatkan nilai sig (2-tailed) 0,001(<0,05) yang menyatakan terdapat hubungan antara sikap ergonomi dengan postural stress. Dengan nilai keeretan hubungan kuat yang dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi sebesar 0,723. PEMBAHASAN

Metode OWAS (Ovako Work Posture Analysis System) yang digunakan pada penelitian ini dapat mengevaluasi gangguan perkembangan sistem muskuloskeletal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas dokter gigi yang sedang melakukan penumpatan di Kota Malang memiliki tingkat pengetahuan dan sikap ergonomi yang tinggi. Sedangkan untuk hasil pengamatan yang dilakukan dengan metode OWAS (Ovako Work Posture Analysis System) didapatkan bahwa mayoritas dokter gigi yang melakukan penumpatan di Kota Malang termasuk ke dalam kategori 2 atau sedang, postur tubuh ini berbahaya dan perlu perbaikan di masa yang akan datang. Hasil analisis bivariat uji korelasi Kendall Tau pada penelitian ini menunjukkan hasil yang signifikan antara hubungan pengetahuan dan sikap ergonomi terhadap postural stress yang diamati menggunakan OWAS (Ovako Work Posture Analysis System). Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Brazil. Pada

penelitian di Brazil terhadap mahasiswa dokter gigi didapatkan hasil bahwa tidak terdapat korelasi antara pengetahuan ergonomi dengan penerapannya saat melakukan praktik (Garcia et al, 2015). Ditemukan pula bahwa pengetahuan teoritis tidak sepenuhnya tercermin dalam postur yang sesuai selama prosedur klinis. Penelitian yang dilakukan Garcia et, al (2015) cukup menjelaskan hubungan-hubungan antara pengetahuan ergonomi dan postur kerja yang diterapkan oleh dokter gigi saat berpraktik.

Penelitian ini diperkuat dengan adanya data tingkat risiko pada dokter gigi yang sedang melakukan penumpatan dengan menggunakan metode BRIEF (Baseline Risk Identification of Ergonomic Factor) Survey. Pada penelitian didapatkan hasil bahwa dokter gigi saat melakukan penumpatan memiliki tingkat risiko paling tinggi pada bagian tangan dan pergelangan tangan sebelah kanan dan kiri, diikuti pada bagian tubuh yang lain dimulai dari bagian leher dan punggung, lalu siku sebelah kanan dan kiri. Sedangkan bagian tubuh yang memiliki tingkat risiko rendah adalah bahu sebelah kanan dan kiri, diikuti bagian kaki. Hasil penelitian ini cukup sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Thailand pada dokter gigi menggunakan BRIEF (Baseline Risk Identification of Ergonomic Factor) Survey yang menunjukkan bahwa perawat gigi dan dokter gigi memiliki risiko ergonomi tertinggi tindakan scalling dan penumpatan yaitu pada area leher (78,8% dan 77,7%), diikuti oleh punggung (75,3% dan 72,9%), serta tangan dan pergelangan tangan (61,2% dan 43,6%). Namun, untuk tindakan pencabutan gigi risiko tertinggi ditemukan pada daerah punggung (69,4%), diikuti oleh leher (61,1%), dan siku (30,6%). Penelitian sebelumnya di Amerika Serikat melaporkan prevalensi nyeri tertinggi 12

(8)

350 bulan terdekat pada dokter gigi menunjukkan

pada bagian leher (73%) dan bahu (65%) (Chaiklieng, 2015). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh American Dental Association dengan menggunakan metode BRIEF (Baseline Risk Identification of Ergonomic Factor) Survey dan EASY (Ergonomic Assessment Survey) yang menunjukkan faktor risiko tertinggi pada saat dokter gigi melakukan penumpatan adalah pada bagian leher dan punggung (Bramson et al, 1998).

KESIMPULAN

Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap ergonomi terhadap postural stress pada dokter gigi saat melakukan penumpatan di Kota Malang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Andayasari, L. and Anorital, A., 2012. Gangguan Muskuloskeletal Pada Praktik

Dokter Gigi Dan Upaya

Pencegahannya. Media Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan, 22(2 Jun).

2. Astuti, R.D., 2007. Analisa pengaruh

aktivitas kerja dan beban angkat terhadap kelelahan muskuloskeletal. GEMA TEKNIK Majalah Ilmiah Teknik, 10(2), pp.27-32.

3. Balbeid, M., Rachmi, A.T. and Alamsyah, A., 2018. Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Dokter Dan Perawat Terhadap Kesiapan Berubah Dalam Menerapkan Clinical

Pathway. E-Prodenta Journal of

Dentistry, 2(1), pp.98-107.

4. Bintang, A.N. and Dewi, S.K., 2017. Analisa Postur Kerja Menggunakan Metode OWAS dan RULA. Jurnal Teknik Industri, 18(1), pp.43-54.

5. Bramson, J.B., Smith, S. and Romagnoli, G., 1998. Evaluating dental office ergonomic

risk factors and hazards. The Journal of the

American Dental Association, 129(2),

pp.174-183.

6. Budiarto, S., 2001. Statistik untuk

Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. 7. Chaiklieng, S. and Suggaravetsiri, P., 2015.

Ergonomics risk and neck shoulder back pain

among dental professionals. Procedia

Manufacturing, 3, pp.4900-4905.

8. Devi, T., Purba, I. and Lestari, M., 2017. Faktor Risiko Keluhan Musculoskeletal

Disorders (MSDs) pada Aktivitas

Pengangkutan Beras di PT Buyung Poetra Pangan Pegayut Ogan Ilir. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 8(2).

9. Diaz-Caballero, A.J., Gómez-Palencia, I.P. and Díaz-Cárdenas, S., 2010. Ergonomic factors that cause the presence of pain muscle in students of dentistry. Med Oral Patol Oral Cir Bucal, 15(6), p.e906.

10. El-sallamy, R.M., Atlam, S.A., Kabbash, I., El-fatah, S.A. and El-flaky, A., 2018. Knowledge, attitude, and practice towards ergonomics among undergraduates of Faculty of Dentistry, Tanta University, Egypt. Environmental Science and Pollution Research, 25(31), pp.30793-30801.

11. Garcia, P.P.N.S., Polli, G.S. and Campos, J.A., 2013. Working postures of dental students: ergonomic analysis using the Ovako Working Analysis System and rapid upper limb assessment. Med Lav, 104(6), pp.440-447.

12. Garcia, P.P.N.S., de Araujo Gottardello, A.C., Presoto, C.D. and Campos, J.A.D.B.,

2015. Ergonomic work posture in

undergraduate dentistry students:

Correlation between theory and

practice. Journal of Education and Ethics in Dentistry, 5(2), p.47.

(9)

351

13.Helmi, Z.N., 2012. Buku ajar gangguan muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika, p.296.

14. Iridiastadi, H., MSIE, P.D. and Yassierli, P.D., 2014. Ergonomi suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

15. Karhu, O., Härkönen, R., Sorvali, P. and Vepsäläinen, P., 1981. Observing working postures in industry: Examples of OWAS

application. Applied ergonomics, 12(1),

pp.13-17.

16. Karibasappa, G.N., Sujatha, A. and

Rajeshwari, K., 2014. Dentists’ knowledge, attitude and behavior towards the dental ergonomics. IOSR J Dent Med Sci, 13, pp.86-9.

17. Li, K.W., Hsu, Y.W. and Tsai, C.H., 2003. Applying the BRIEF survey in Taiwan’s high-tech industries. International Journal of the

Computer, The Internet and

Management, 11, pp.78-86.

18. Lubis, S.R.H., 2018. Analisis Faktor Risiko Ergonomi terhadap Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Teller Bank. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 7(02), pp.63-73.

19. Mayasari, D., 2016. Ergonomi Sebagai

Upaya Pencegahan Musculoskeletal

Disorders pada Pekerja. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Universitas Lampung, 1(2), pp.369-379.

20. Monintja, T.C., 2015. Hubungan antara

karakteristik individu, pengetahuan dan sikap dengan tindakan PSN DBD masyarakat

Kelurahan Malalayang I Kecamatan

Malalayang Kota Manado. JIKMU, 5(5).

21. Mulyati D, Viena V, Irhamni, Baharuddinsyah. 2017. Analisis Postur Kerja Manual Material Handling dengan Metode Ovako Working Analisis System (Owas) pada

Home Industri Mawar. Seminar Nasional Teknik Industri Aceh

22. Napitupulu N. 2009. Hubungan Antara Knowledge, Attitude, Practice Safe Behavior Pekerja Dalam Upaya Untuk Menegakkan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. Jakarta

23.Nasrullah, M. and Suwandi, T., 2015. Hubungan Antara knowledge, Attitude, Practice Safe Behavior pekerja dalam Upaya Untuk Menegakkan Keselamatan dan

Kesehatan kerja. Keselamatan dan

Kesehatan Kerja, 3(1).

24.Niciejewska, M. and Klimecka-Tatar, D., 2016. Evaluation of static load in dentists’

work by means of OWAS

method. Czasopismo

Techniczne, 2016(Mechanika Zeszyt 3-M (10) 2016), pp.125-130.

25.Nurkhasanah, N. and Indah Pratiwi, S.T., 2017. Evaluasi Musculoskeletal Disorders Pada Aktivitas Pembatikan Menggunakan Metode BRIEF Survey (Studi Kasus: UKM

Batik Oguud Kampung Batik

Laweyan) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

26.Osha, E., 2000. The Study of Work US Department of Labor Occupational Safety and Health Administration.

27.Prakoso, G.D. and Fatah, M.Z., 2018. Analisis Pengaruh Sikap, Kontrol Perilaku, Dan Norma Subjektif Terhadap Perilaku Safety. Jurnal PROMKES, 5(2), pp.193-204. 28.Putra, W.A.S. and Sriyanto, S., 2018.

Analisis Postur Kerja Menggunakan Metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS)(Studi Kasus: PT Sanggar Sarana Baja Transporter). Industrial Engineering Online Journal, 7(2).

(10)

352 29.Rachmawati, Y.L. And Palupi, D.N., 2018.

Prevalence Of Musculoskeletal Disorder And

Its Determinant Factors Among

Dentists. Dentika Dental Journal, 21(01), Pp.15-20.

30.Sari, E.K., Ulfiana, E. and Rachmawati, P.D., 2019. Pengaruh pendidikan kesehatan gosok gigi dengan metode permainan simulasi ular tangga terhadap perubahan pengetahuan, sikap, dan aplikasi tindakan gosok gigi anak usia sekolah di SD wilayah

Paron Ngawi. Indonesian Journal of

Community Health Nursing, 1(1).

31.Sarkar, P.A. and Shigli, A.L., 2012.

Ergonomics in general dental

practice. People’s Journal of Scientific research, 5(1), pp.56-60.

32.Siyoto, S. and Sodik, M.A., 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media Publishing.

33.Suharyat, Y., 2009. Hubungan antara sikap,

minat dan perilaku manusia. Jurnal

Region, 1(3), pp.1-19.

34.Sumaryani D. 2013. Ergonomi dan Cara Kerja Ergonomis untuk Dokter Gigi. Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

35.Sunyoto, D. and Setiawan, A., 2013. Buku Ajar: Statistik Kesehatan Parametrik, Non

Parametrik, Validitas, dan

Reliabilitas. Yogyakarta: Nuha Medika.

36.Utami, V.W. and Prastika, M., 2015. Hubungan Pengetahuan Tentang Dismenore Dengan Perilaku Pencegahannya Pada Remaja Putri Kelas X dan XI di SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun 2014. Jurnal Kebidanan Malahayati, 1(1).

37.Wicaksono, H. and Kurniawan, A., 2016. Analisis Keterampilan Literasi Informasi Pustakawan Pusat Informasi Ilmiah Di

Lingkungan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Berdasarkan Model the Big 6. Lentera Pustaka: Jurnal Kajian Ilmu

Perpustakaan, Informasi dan

Kearsipan, 2(1), pp.21-44.

38.Windi, S.R. and Samad, R., 2015. Penerapan postur tubuh yang ergonomis oleh

mahasiswa tahap profesi Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin selama prosedur perawatan (Application of ergonomic posture by clinical dental students of Faculty of Dentistry Hasanuddin University during. Dentofasial, 14, pp.32-7.

Gambar

Gambar 3. Sikap Kaki dalam Metode OWAS
Tabel 5. Distribusi Skor Sikap Ergonomi   Sikap  Ergonomi  Frekuensi  Jumlah  Persentase  Tinggi  Sedang  Rendah  15 15 1  48,4% 48,4% 3,2%  Total  31  100%

Referensi

Dokumen terkait

Struktur ungkapan larangan ini adalah ungkapan yang terdiri atas 2 bagian Ulah barang daang bari ngeudeng yang menyatakan sebab, karena pada bagian ini dari

Sebagai ternyata dalam pasal I-F dari Rencana Undang-undang, kini diusulkan supaya kekuasaan berdamai untuk seluruh daerah pabean diletakkan di tangan Menteri

Setiap penemuan, jangka waktu, lokasi, tingkah laku kelompok, ukuran dan komposisi dicatat. Waktu rata-rata pengamatan kelompok selama kedua survei monitoring di bulan September

a) Menerima individu dengan segala kelebihan dan keterbatasannya. Dalam poin ini, hal yang paling ditekankan adalah „kepercayaan‟ baik dari orang tua, guru atau

Berdasarkan konsep ini, apabila merbau diregenerasikan menggunakan bibit dengan potensi hereditas unggul, ditanam pada lingkungan yang dapat dimanipulasi untuk memperoleh

Selain itu untuk mengatahui adakah perbedaan atau tidak pada data kecemasan pada responden uji hipotesis juga dapat dilihat dari nilai signifikansi hasil uji Paired

Penerapan metode klasifikasi support vector machine dalam sistem deteksi intrusi yang telah dibangun dapat membantu analis dalam pembentukan profile, skenario

untuk mengatasi penyakit mental atau meningkatkan tingkat kesejahteraan kognitif atau emosional , dikarenakan seperti yang dinyatakan dalam penelitian Moeller,