• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU IBU HAMIL DALAM PENCEGAHAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI BPM NY. E DI DESA GRINTING KECAMATAN TULNGAN KABUPATEN SIDOARJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERILAKU IBU HAMIL DALAM PENCEGAHAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI BPM NY. E DI DESA GRINTING KECAMATAN TULNGAN KABUPATEN SIDOARJO"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU IBU HAMIL DALAM PENCEGAHAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI BPM NY. E DI DESA GRINTING

KECAMATAN TULNGAN KABUPATEN SIDOARJO

FAKHRIYANTI IZAANATUL HADI 11001021

Subject: Perilaku, Ibu hamil, Hiperemesis Gravidarum DESCRIPTION

Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.Tetapi muntah yang menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi memberikan petunjuk bahwa wanita hamil memerlukan perawatan intensif. Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui perilaku ibu hamil dalam pencegahan hiperemesis gravidarum.

Desain deskriptif. Variabelnya perilaku ibu hamil pencegahan hiperemesis gravidarum. Populasinya adalah sebagian ibu hamil di BPM Ny. ”E” sampel sejumlah 28 reponden. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data kuisioner. Teknik pengolahan data dengan editing, coding, scoring, tabulating, dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

Hasil penelitiaan dari 28 reseponden didapatkan sebagaian besar responden yaitu 20 responden (71,4%) memiliki perilaku negatif mengenai pencegahan hiperemesis gravidarum dan setengahnya 8 responden (28,5%) memiiki perilaku positif dalam pencegahan hiperemesis gravidarum.

Berdasarkan dari hasil penelitian didapatkan perilaku yang negatif pada ibu hamil dikarenakan rendahnya pengetahuan dan informasi, sedangkan perilaku diet yang positif karena ibu sudah mengetahui tentang diet yang benar.

Hasil penelitiaan diketahui sebagian besar responden masih mempunyai perilaku negatif. Di sarankan pada ibu hamil tentang hiperemesis gravidarum Sehingga mempunyai perilaku yang positif dalam upaya pencegahan hiperemesis gravidarum.

ABSTRACT

Hyperemesis gravidarum can cause glycogen and fat finished for energy needs because, imperfections of fat oxidation happens ketosis with heaped acetic and aceton hydroxy butyric acid and and aceton in blood . but the puke that makes disturbances of daily activities and dehydration, gives guideline that pregnant women need intensif care. The aim of this study is to know the behavior of pregnant women in prevention of hyperemesis Gravdarum.

Design of This study is descriptive study. The variable is the behavior of pregnant women. the population is mostly pregnant women in BPM Ny “E”. The Sampling is 28 respondents. The sampling technique used is purposive sampling. The Instrument used in data collection for behavioral variables is

(2)

questionnaire. The Data are processed by editing, coding, tabulating, and presented in table and narrative.

The result of study from 28 respondents found by most responden is 20 responden(71,4%) have the negative behaviour in prevention of hyperemesis gravidarum and half of them consist of 8 respondents have positive behavior in prevention of hyperemesis gravidarum

Based on the results of this study is obtained by negative behaviors in pregnant women due to lack of knowledge and information, whereas the positive behaviors are.caused by the mothers have already known about the right diet.

The results showed the majority of respondents have still negative behavior So that, the suggestions that the writer can give are information and education to the pregnant women, so they have a positive behavior in prevention of hyperemesis gravidarum.

Key word :behavior, pregnant mother , hyperemesis gravidarum

Contributor : 1. Nur Saidah .M.Kes

2. dr. Rahmi Syarifatun Abidah

Date : 28 Mei 2014

Type Material : Laporan Penelitian Identifier :

Right : Open Document

Summary :

LATAR BELAKANG

Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik (Prawirahardjo, 2007). Tetapi muntah yang menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi memberikan petunjuk bahwa wanita hamil memerlukan perawatan yang intensif (Manuaba, 2010). Seringkali ibu mempunyai respon perilaku yang biasa saja dengan keadaannya sehingga keluhan mual muntah semakin hebat tatkala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan. Hal ini dapat berlanjut pada keadaan yang lebih lemah, turgor kulit berkurang, lidah kering, mata cekung, hipotensi, hemokonsentrasi serta konstipasi yang merupakan tanda–tanda hiperemesis gravidarum tingkat II. Dilanjutkan pada keadaan hiperemesis gravidarum yang parah (Sarwono, 2010).

Menurut penelitian Tierson et al (1986) menujukkan bahwa 89,4% wanita yang diberi pertanyaan di New York mengalami mual dan sekitar 55% benar-benar mengalami muntah (Denise Tiran, 2009). Memperkirakan 10% wanita hamil yang terkena hiperemesis gravidarum. Angka kejadian hiperemesis gravidarum di indonesia yang didapatkan dari 2.203 kehamilan yang dapat di observasi secara lengkap adalah 543 orang ibu hamil yang terkena hiperemesis gravidarum (Depkes, 2010).

(3)

Hasil pengumpulan data tingkat pusat, sudirektorat kebidanan dan kandungan subdirektorat kesehatan keluarga dari 325 kabupaten /kota menunjukkan tahun 2007 presentase ibu hamil resiko tinggi dengan hiperemesis gravidarum berat yang di rujuk dan mendapatkan pelayanan kesehatan lebih lanjut 20,44%. provinsi dengan presentase tertinggi adalah provinsi Jawa Timur (96’53%) (Profil Kesehatan Indonesia, 2007). Berdasarkan hasil studi pendahuluan di BPM Desa Grinting Kecamatan Tulangan pada tanggal 6 Maret 2014 dengan menggunakan teknik wawancara ibu didapatkan 2 ibu hamil yang mengalami mual muntah, hanya tidur saja dan kurang nafsu makan, dan 3 ibu hamil yang tidak mengalami mual dan muntah.

Hiperemesis gravidarum selama kehamilan, peningkatan kadar hormon HCG, Progesteron, dan estradiol, yang di perberat oleh ketergantungan psikis (Arisman 2010) paling umum adalah pada 12-16 minggu pertama. Beberapa Faktor predisposisi sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, kehamilan ganda, faktor organik karena masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik, faktor psikologis keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan faktor endoktrin lainnya, Keparahan mual pun berkaitan dengan gaya hidup calon ibu. Kurang makan, kurang tidur atau istirahat dan stress dapat memperburuk rasa mual (Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan). Hal ini dapat berlanjut pada keadaan yang lebih lemah, turgor kulit berkurang, lidah kering, mata cekung, hipotensi, hemokonsentrasi serta konstipasi yang merupakan tanda–tanda hiperemesis gravidarum tingkat II. Hiperemesis gravidarum tingkat II disebut juga kondisi ketika muntah terjadi sangat hebat dan dapat mengarah pada kekurangan cairan tubuh dan kehilangan berat badan. Hiperemesis gravidarum yang tidak mendapatkan penanganan yang baik dapat pula menyebabkan kematian pada ibu hamil (Prawihardjo, 2010)

Hiperemesis gravidarum dapat dicegah dengan memberikan penyuluhan tentang kehamilan .mual muntah adalah suatu proses yang fisiologis dan akan hilang. melakukan pelayanan ANC hendaknya selalu memberikan penjelasan pada ibu hamil dan memberikan motivasi mengenai keluhan yang dirasakan termasuk didalamnya hiperemesis gravidarum.

METODOLOGI

Desain Penelitiaan ini deskriptif. Variabelnya perilaku ibu hamil dalam pencegahan hiperemesis gravidarum. Populasinya seluruh ibu hamil di BPM Ny”E”.Dengan menggunakan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data berupa kuisioner, Teknik pengolahan data dengan editing, coding, scoring, tabulating, dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Tempat penelitian di BPM Ny”E” Desa Grinting Kecamatan Tulangan. Waktu penelitiaan dilaksanakan pada bulan mei 2014 yaitu di BPM NY.”E” Di Desa Grinting dilaksanakan pada bulan Mei.

(4)

HASIL PENELITIAN

Sebagian besar responden adalah berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 14 orang (58,3%), sedangkan hampir setengahnya umur responden 20-35 tahun sebanyak 3 orang (10,1%) dan sebagian kecil umur responden >35 tahun(39,2%).

Sebagiaan besar responden adalah bekerja yaitu sebanyak 15 orang (53,5%). Dan hampir setengahnya responden tidak bekerja sebanyak 13 orang (46,4%)

Berdasarkan data sebagiaan besar responden adalah multipara yaitu sebanyak 18 orang (62%), sedangkan hampir setengahnya responden primipara yaitu sebanyak 8 orang (27,5%). Dan sebagian kecil responden grande multi yaitu hanya 3 orang (10,3%)

Berdasarkan perilaku ibu hamil dalam pencegahan hiperemesis gravidarum didapatkan data sebagiaan besar ibu melakukan perilaku negatif yaitu sebanyak 20 orang(71,4%), sedangkan perilaku ibu hamil dalam pencegahan hiperemesis gravidarum didapatkan data hampir setengahnya ibu melakukan yang perilaku positif yaitu sebanyak 8 orang (28,5%).

Hasil penelitian didapatkan data bahwa lebih dari 50% responden melakukan perilaku negatif pada Diet dalam pencegahan hiperemesis gravidarum yaitu sebanyak 20 responden (71,4%), dan setengahnya yatitu sebanyak 8 responden.

Pada ibu hamil muda menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makananan dan minuman yang disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin, menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karenanya dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula. Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranya adalah karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total, lemak rendah, yaitu < 10% dari kebutuhan energi total, protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total, makanana diberikan dalam bentuk kering, pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas perhari, makanan mudah dicerna, tidak merangsang saluran pencernaan dan diberikan sering dalam porsi kecil, bila makanan pagi sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan malam dan selingan malam, makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien (Dinar. 2008).

Menurut (Nengah nuriari. 2010). Ada beberapa macam tingkatan diet pada hiperemesis gravidarum. Yaitu diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan.Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang akan zat-zat gizi kecuali vitamin C karena hanya diberikan selama beberapa hari. Diet Hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Pemberian minuman tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D. Diet Hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dlam semua zat gizi kecuali kalsium.

(5)

Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah roti panggang, biskui, creakers, buah segar dan sari buah, minuman botol ringan, sirup, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer. Sedangkan makanan yang tidak dianjurkan adalah makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbau tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi yang mengandung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan penyedap rasa) juga tidak dianjurkan. (Dinar , 2008)

Responden ibu hamil yang mempunyai perilaku diet yang negatif dalam pencegahan hiperemesis gravidarum penyebab utamanya ibu hamil mempunyai perilaku diet yang negatif adalah pengalaman, pengaruh orang lain yang dianggap penting, Bagi ibu hamil dengan jumlah anak multi hendaknya semakin banyak pengalaman yang diperolehnya selama kehamilannya, sehingga semakin baik Pula seseorang tersebut dalam berperilaku terutama dalam pencegahan hiperemesis gravidarum. Selain itu pengaruh orang lain yang dianggap penting sangat berpengaruh dalam hal perilaku diet pada ibu hamil, dimana seseorang yang ada disekitar kita akan sangat mempengarui perilaku seseorang. Diantaranya adalah orang tua, kerabat, maupun suami. Banyak sekali ibu hamil khusunya trimester I yang mengalami kejadiaan mual dan muntah. Dan ibu hamil tersebut biasanya sangat khawatir dengan keadaan yang dialaminya.akan tetapi orang tua maupun kerabat mereka akan memberikan sugesti kepada ibu hamil khususnya dalam perilaku diet yang negatif.

Faktor lingkungan juga sangat mempengaruh seseorang dalam berperilaku. Ditambah lagi banyak orang yang beranggapan bahwa mual dan muntah yang dialami oleh ibu hamil muda merupakan suatu kejadiaan yang wajar, tidak perlu untuk terlalu di cemaskan dan akan hilang dengan sendirinya sesuai dengan bertambahnya usia kehamilan. Banyak sekali ibu hamil yang salah mendapat informasi atau edukasi. karena ibu hamil tersebut hanya memperoleh informasi dari orang lain dan dari lingkungan yang ada di sekitarnya. dan kebanyakan dari ibu hamil khusunya trimester I mempercayai informasi yang didapatkan dari orang tua maupun dari lingkungan sekitarya.

Rendahnya tingkat pengetahuaan ibu hamil di BPM Ny”E” desa grinting tentang hiperemesis gravidarum. Bisa menyebabkan seseorang tersebut mempunyai perilaku diet negatif. Dengan kata lain kesadran mereka sangat kurang sehingga mereka tidak bisa bersikap positif dalam pencegahan hiperemesis gravidarum oleh karena itu perlunya ditingkatkan pengetahuan pada ibu hamil tentang pencegahan hiperemesis gravidarum.dengan memberikan informasi yang mendukung sehingga keyakinan dan pengetahuan bahwa mereka akan mengerti tentang pencegahan hipermesis garvidarum.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitiaan dengan judul perilaku ibu hamil tentang pencegahan hiperemesis gravidarum di BPM Ny.”E” Di Desa Grinting Kecamatan Tulangan Sidoarjo tanggal 16 Mei-23 mei 2014. didapatkan simpulan bahwa lebih dari 50% responden melakukan perilaku yang negatif sebanyak 20 orang responden (71,4%).

(6)

REKOMENDASI 1. Bagi Praktisi

a. Bagi profesi keperawatan

Hasil dari penelitiaan ini diharapkan dapat memberikan masukkan bagi profesi dalam mengembangkan perencanaan keperawatan lebih lanjut dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan.

b. Bagi tenaga kesehatan

Hasil dari penelitiaan diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam memberikan penyuluhan pada ibu hamil tentang pentingnya teratur melakukan perawatan kehamilan.

c. Bagi ibu hamil

Hendaknya perilaku ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum dapat memeliki perilaku diet yang positif untuk pencegahan yang lebih baik

2. Bagi teoritis

a. Bagi institusi pendidikan

Dapat digunakan sebagai sarana informasi dan wacana kepustakaan,juga dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

b. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan pedoman dalam menambah wawasan dan pengetahuan untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan skala yang lebih besar.

ALAMAT KORESPONDENSI Email : cichachasweet@yahoo.com Hp : 0857-48233810

Alamat : Perum Graha Pesona Blok A1-34 Ds. Modong Kec. Tulangan Kab. Sidoarjo

Referensi

Dokumen terkait

Berbasis pada hasil analisis pada penelitian mengevaluasi kinerja bongkar muat di Pelabuhan Umum Gresik, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1) Dari hasil analisis dan

Untuk melakukan proses peleburan, sebelumnya dilakukan perancangan komponen. Adapun komponen yang digunakan antara lain tabung pelebur, band heater, nozzle heater. Tabung

Manfaat Dana ADD juga merupakan sebuah sikap mental pemerintah desa yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan seseorang/kelompok akan bertambah atau,

Untuk menganalisis dampak dari faktor-faktor tersebut terhadap Kesuksesan Usaha digunakan Analisis Regresi Logistik yang bertujuan untuk menguji ketiga variabel

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa benih padi merah (Oryza nivara) varietas cempo merah memiliki kualitas yang sangat baik dilihat dari hasil daya

Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec.. USU Repository

c) Bila disediakan papan berbentuk U dengan ukuran seperti gambar di bawah, bola yang dilepas dari C menuju titik 4 akan memantul-mantul dan akan kembali ke sisi AG di titik

Dalam penelitian ini, akan dilakukan penelitian pembuatan gelatin dari tulang ikan nila (Oreochromis sp). Limbah tulang ikan dalam penelitian ini akan digunakan