• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUKSESAN USAHA KECIL DAN MENENGAH (STUDI KASUS UKM BATIK KOTA SOLO)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUKSESAN USAHA KECIL DAN MENENGAH (STUDI KASUS UKM BATIK KOTA SOLO)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KESUKSESAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

(STUDI KASUS UKM BATIK KOTA SOLO)

Pratita V. Kusuma Universitas Indonesia, Indonesia

Abstrak

Penelitian ini meneliti pengaruh faktor Karakteristik UKM, Karateristik Wirausahawan dan Kontekstual terhadap Tingkat Kesuksesan UKM. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian causal. Untuk menganalisis dampak dari faktor-faktor tersebut terhadap Kesuksesan Usaha digunakan Analisis Regresi Logistik yang bertujuan untuk menguji ketiga variabel tersebut, Karakteristik UKM dengan dimensi Asal Usul Usaha, Lama Beroperasi, Asal Modal dan Skala Usaha; Karakteristik Wirausahawan dengan dimensi Jenis Kelamin, Usia, Pengalaman Pekerjaan dan Pendidikan; dan Kontekstual dengan dimensi Pemasaran, Teknologi, Sumber Modal, Akses Informasi, Rencana Bisnis, Bantuan Pemerintah dan Kesiapan berwirausaha, terhadap Kesuksesan UKM. Hasil penelitian menunjukan bahwa Variabel Karakteristik UKM dan Kontekstual tersebut berpengaruh terhadap Usaha, sedangkan variabel Karakteristik Wirausahawan tidak terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap kesuksesan usaha.

Kata kunci:

SME’s Success Factor, Entrepreneur Characterisctic, SME’s Characteristic, Marketing, Technology, Capital,Information Access, Business Plan,

Government,Entrepreneurial Readiness.

1. Pendahuluan

Usaha Kecil dan Menengah telah lama dipercaya sebagai salah satu penyumbang utama perkembangan ekonomi suatu negara (e.g. Akhtar; CDASED, 1999; Mazzarol, Volery, Doss, & Thein, 1999). Kotey & Meredith, (1997) menjelaskan UKM berperan dalam menyediakan lapangan kerja, pemerataan pendapatan melalui kesempatan berusaha, pengembangan daerah pedesaan, menyeimbangkan pembangunan antar daerah. Di Indonesia, sebagian besar UKM memproduksi dan memasarkan produknya dengan cara tradisional. Telah banyak diperdebatkan bahwa sesungguhnya masalah UKM di negara-negara berkembang bukanlah masalah skala usahanya tetapi lebih kepada sulitnya akses terhadap pasar, informasi, bantuan keuangan dan kelembagaan (Swierczek & Ha, 2003). Sementara itu, keterbatasan modal, keahlian dan permasalahan dalam

(2)

pertumbuhan usaha disebut-sebut sebagai permasalahan UKM di Indonesia (kementerian KUKM & BPS, 2004)

Di Indonesia, meskipun sebagian UKM mengalami penurunan kinerja ataupun tidak mampu berkembang, sebagian lainnya tumbuh dengan baik dan cukup sukses. Faktor apakah yang berpengaruh terhadap kesuksesan usaha UKM? Penelitian ini bertujuan untuk menjawab hal tersebut.

Makalah ini terbagi menjadi enam bagian. Landasan teori disajikan di bagian kedua, diikuti dengan metodologi penelitian di bagian ketiga. Hasil dari penelitian disajikan di bagian keempat, diikuti dengan pembahasan di bagian kelima, dan kesimpulan sebagai bagian penutupnya.

2. Landasan Teori

Penelitian ini mengacu kepada penelitian Md. Aminul Islam (2012) di Bangladesh tentang pengaruh karakter pengusaha (Entrepreneur characteristic) dan karakter UKM (SME Characteristic) terhadap kesuksesaan UKM dan penelitian Javed Mahmood Jasra (2011) di Pakistan yang meneliti meneliti hubungan antara kesuksesan UKM dan faktor-faktor yang dianggap sebagai kunci kesuksesan usaha meliputi sumber dana, strategi pemasaran, teknologi, bantuan pemerintah, akses informasi, rencana bisnis, dan kemampuan entrepreneurial.

Gambar 1. Model Penelitian

Kesuksesan

Usaha

Karakteristik Wirausahawan •Jenis Kelamin •Usia •Pengalaman Pekerjaan •Pendidikan terakhir Karakteristik UKM •Asal Usul Usaha •Lama Menjalankan Usaha

•Skala Usaha •Sumber Modal Variabel Kontekstual • Pemasaran • Teknologi • Akses Informasi • Akses terhadap sumber dana

• Bantuan dari Pemerintah • Rencana Bisnis. • Kesiapan berwirausaha

(3)

2.1. Karakteristik Wirausahawan

Jenis Kelamin. Mazzarol et al (1999) menemukan bahwa wanita memiliki kemungkinan lebih kecil dalam menjadi pendiri UKM apabila dibandingkan dengan pria. Demikian halnya dengan Kolvereid (1996) menemukan bahwa pria memiliki keinginan untuk berwirausaha yang lebih tinggi daripada wanita

Usia. Reynolds et al. (2000) menemukan bahwa individu berusia 25-44 tahun merupakan individu yang paling aktif dalam kegiatan kewirausahaan. Dalam penelitian lain di India ditemukan bahwa kebanyakan pengusaha UKM yang sukses adalah mereka yang masih berusia muda (Sinha, 1996).

Pengalaman Pekerjaan. Kolvereid (1996) menemukan bahwa individu dengan pengalaman yang kuat di bidang kewirausahaan memiliki keinginan berwirausaha lebih tinggi daripada individu yang tidak memiliki pengalaman serupa. Sebaliknya, Mazzarol et al (1999) menemukan bahwa responden yang memiliki pengalaman bekerja sebagai pegawai pemerintah memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk mencapai kesuksesaan dalam menjalankan UKM. Tetapi, mereka tidak menyelidiki hubungan antara pengalaman bekerjadi perusahaan swasta dengan keinginan berwiraswasta.

Pendidikan. Peneltian yang dilakukan oleh Charney dan Libecap (2000) menemukan bahwa pendidikan kewirausahaan dapat menghasilkan wirausahawan mandiri. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa Pendidikan kewirausaan yang dimiliki oleh pekerja dapat meningkatkan tingkat pertumbuhan penjualan dari perusahaan dan aset.

2.2. Karakteristik Usaha Kecil dan Menengah

Asal Usul Usaha Kecil dan Menengah. Menurut Smallboe, Leigh, dan North (1995) dalam usaha kecil dimana pemilik biasanya juga merangkap sebagai manajer perusahaan, tujuan perusahaaan dapat ditentukan dari gaya hidup dan faktor kesadaran keluarga dalam berdagang

Lama Usaha Kecil dan Menengah Telah Berdiri.Lama usaha telah berdiri dihubungkan dengan kurva pembelajaran. Pemain lama kemungkinan telah belajar banyak dari pengalaman mereka dibandingkan dengan pemain baru. Kristiansen, Furuholt dan Wahid (2003) menemukan bahwa lama perusahaan beroperasi berpenggaruh penting terhadap kesuksesan usaha.

Skala Usaha Kecil dan Menengah. Skala usaha menunjukkan besarnya usaha dalam hal jumlah pekerja yang dimiliki. Mc Mahon (2002) menemukan bahwa skala usaha terhubung dengan kinerja perusahaan yang lebih baik.

(4)

Perusahaan yang berskala lebih besar biasanya memiliki tingkat kesuksesan yang lebih besar.

Asal Usul Modal Usaha Kecil dan Menengah. Dalam sebuah penelitian di Australia, Mc Mahon (2001) menemukan ketergantungan yang besar antara sumber dana yang berasal dari luar usaha dengan pertumbuhan perusahaan yang lebih baik.

2.3. Kontekstual

Pemasaran. Sebagian besar UKM di indonesia beroperasi secara tradisional dalam hal pemasaran. Persaingan yang semakin keras dalam pasar seharusnya ditanggapi dengan proaktif oleh UKM dengan jalan mengembangkan pasar. Sementara itu salah satu masalah yang dihadapi oleh UKM adalah akses terhadap pasar ( Mead dan Liedholm, 1998; Swierzk dan HA, 2003). Oleh karena itu pemasaran merupakan hal yang krusial dalam mencapai pertumbuhan usaha yang tinggi. Smallbone, Leigh dan North (1995), pada penelitiannya di Inggris menemukan bahwa mayoritas UKM yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi telah mengidentifikasi dan merespon adanya kesempatan di pasar yang baru.

Teknologi. Teknologi sangat berhubungan dengan peningkatan proses produksi. Penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa kurangnya peralatan dan penggunaan teknologi yang ketinggalan jaman adalah salah satu penghambat perkembangan UKM (Swierckzek& Ha, 2003). Dalam Penelitian di Amerika, Dundry, Kickul, Welsch, dan Posig (2003) meyakini bahwa inovasi yang berbasis pada perubahan teknologi memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan pasar. Sebuah Penelitian di Irlandia menemukan bahwa kemampuan dalam menerapkan teknologi, keotomatisan dan proses berinovasi secara signifikan berhubungan dengan kepuasan dalam pengembalian Investasi (ROI)

Pendanaan. Beberapa penelitian telah menyimpulkan bahwa kurangnya akses terhadap modal, gambaran kredit dan sistem keuangan yang meragukan dianggap sebagai hambatan utama dalam inovasi usaha dan kesuksesan dalam meningkatkan ekonomi oleh para pengusaha (Marsden, 1992; Meier & Pilgrim, 1994; Steel, 1994). Sumber potensial dari modal dapat berupa tabungan pribadi, pinjaman terhadap keluarga, tabungan kelompok, sistem kredit atau institusi keuangan dan bank. Robinson (1993) Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kurangnya modal adalah masalah yang dihadapi UKM Indonesia (Kementerian KUKM & BPS, 2004). Penelitian terbaru mengenai UKM di Vietnam menemukan bahwa batasan internal yang merupakan halangan bagi kesuksesan UKM adalah kurangnya modal (Swierczek & Ha, 2003). Oleh karena itu fleksibilitas modal adalah salah satu faktor yang menentukan kesuksesan usaha. (Kristiansen, Furuholt & Wahid, 2003).

(5)

Akses Informasi. Keberadaan informasi mengenai usaha yang tengah dijalani sama pentingnya dengan keinginan untuk memulai suatu usaha. Sigh dan Krisna (1994) Hasil dari aktivitas pencarian informasi ini seringkali bergantung pada tingkat akses suatu informasi. Posisi akses terhadap informasi yang menyangkut usaha adalah faktor yang tidak dapat dihilangkan dalam masa awal, masa bertahan dan masa pertumbuhan suatu perusahaan (Duh, 2003; Kristiansen, 2002; Mead & Liedholm, 1998; Swierczek & Ha, 2003).

Rencana Usaha. Kesadaran yang rendah terhadap kebutuhan rencana usaha atau Bussiness Plan didentifikasikan sebagai salah satu masalah yang dihadapi UKM pada masa awal berdiri (Chaston, 1992). Dalam hal ini, rencana usaha dapat di anggap menunjukkan arah pengembangan usaha. McMahon (2001) mengemukakan bahwa kecenderungan pandangan terhadap pengembangan usaha secara signifikan berhubungan dengan pertumbuhan usaha yang lebih baik.

Bantuan Pemerintah. Pemerintah-pemerintah di dunia (e.g. Chaston, 1992; Mulhern, 1996; Patrianila, 2003) telah memberikan perhatian lebih terhadap perkembangan UKM dalam rangka meningkatkan ketahanan perekonomian nasional. Pemerintah indonesia melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan telah meluncurkan berbagai program, seperti asistensi keuangan, yang ditujukan kepada pengembangan UKM (Kementerian KUKM, 2003). Program-progam tersebut telah terbukti signifikan bagi perkembangan UKM (Kementerian KUKM & BPS, 2004). Singkatnya, dukungan pemerintah dibutuhkan untuk mempercepat pertumbuhan UKM. Peraturan pemerintah oleh Reynolds, Day, and Lancaster (2001) disebut sebagai salah satu masalah utama yang dihadapi UKM di Inggris. Sedikitnya dukungan lembaga adalah salah satu penghambat perkembangan UKM (Mead & Liedholm, 1998; Swierczek & Ha, 2003).

Kesiapan berwirausaha. Kesiapan berwirausaha dalam penelitian ini merujuk self-efficacy. Istilah Self Efficacy berawal dari Teori Pembelajaran Sosial oleh Bandura (1977) yang menyatakan bahwa yang dimaksud Self-Efficacy adalah kepercayaan yang dimiliki oleh seseorang tentang kemampuannya sendiri dalam melaksanakan suatu tugas.

3. Metode Penelitian 3.1. Desain Penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam pengambilan data primer, penulis menggunakan kuesioner yang terbagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama terdiri atas pertanyaan mengenai informasi demografi dari responden. Pada bagian kedua responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap pernyataan untuk mengukur tingkat kesuksesan yang diraih dan pernyataan yang

(6)

merupakan gambaran kondisi lapangan yang dihadapi responden dalam menjalankan usahanya dengan menggunakan skala linkert 6 point.

3.2. Teknik Pemilihan Responden dan Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner secara langsung kepada 100 Pengusaha batik yang berdomisili di Kelurahan laweyan, wilayah Kota Solo yang telah menekuni usaha tersebut selama minimal 3 tahun.

Metode pengumpulan informasi menggunakan cross-sectional studies, yaitu informasi diperoleh melalui survei yang dilakukan satu kali dalam satu periode terhadap satu kelompok sampel, yaitu sepanjang bulan Desember 2012.

Metode utama yang digunakan dalam pengisian kuesioner adalah Drop and Collect disertai dengan metode tanya jawab. Dari 100 kuesioner yang dibagikan, sebanyak 64 kuesioner dinyatakan layak untuk diolah.

Tabel 1 menunjukkan profil responden yang terdiri dari karakter demografi dan karakter usaha yang ddimiliki oleh masing-masing responden, meliputi Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan terakhir, Pengalaman Pekerjaan, Asal Usul Usaha, Asal Usul Modal, LamaUsaha Telah Berdiri dan Jenis Pekerja. Tabel 1. Profil Responden.

Variabel Indikator Jumlah %

Jenis Kelamin Pria 46 71.9

Wanita 18 28.1

Usia 20 - 30 tahun 4 6.2

30 - 40 tahun 38 59.4

40 – 50 tahun 17 26.6

Lebih dari 50 tahun 5 7.8

Pendidikan Terakhir SMA 2 3.1

D3 (SarjanaMuda) 1 1.6

S1 (Sarjana) 49 76.6

S2 (Magister) 12 18.8

Pengalaman Pekerjaan Mahasiswa 28 43.8

Pegawai Negeri Sipil 3 4.7

KaryawanSwasta 23 35.9

Lain-lain 10 15.6

Asal Usul Usaha Warisan keluarga 64 100

Asal usul Modal modal gabungan dengan

teman 11 34.4

Investasi keluarga 7 25.0

(7)

Tabel 1. Profil Responden. (Lanjutan)

Variabel Indikator Jumlah %

Lama Usaha Telah Berdiri 3 – 10 tahun 8 32.8

10 – 20 tahun 13 34.4

Lebih dari 20 tahun 5 32.8

Jumlah Pekerja 3 – 10 orang 11 17.2

10 – 20 orang 27 42.2

Diatas 20 Orang 26 40.6

3.3. Metode Analisis Data

Selain uji statistik deskriptif, penulis menggunakan analisis korelasi dan analisis regresi logistik. Sebelum analisis regresi logistik dilakukan, validitas dan reabilitas dari data diuji terlebih dahulu dengan menggunakan Corrected Item-Total Correlation dan nilai dari Cronbach’s Alpha.

Lebih spesifik dalam uji korelasi, peneliti menggunakan uji Spearman’s Rank Correlation Coefficient untuk melihat hubungan karakter pengusaha, karakter UKM dengan Tingkat Kesuksesan Usaha. Sedangkan regresi logistik Overal test dengan Omnibus Tests Of Model Coefficients dan Partial Test dengan Variables in the Equation digunakan untuk melihat pengaruh masing masing variabel, yaitu Karakteristik Pengusaha, Karakteristik UKM dan Kontekstual terhadap Tingkat Kesuksesan Usaha.

3.4. Hipotesis Uji

Pada analisis regresi Logistik ini hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. H1: Variabel Karakteristik Wirausahawan dengan dimensi Jenis Kelamin, Usia, Pengalaman Pekerjaan dan Tingkat Pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat Kesuksesan Usaha.

b. H2: Variabel Karakteristik Wirausahawan dengan dimensi Asal Usul Usaha, Lama Menjalankan Usaha, Skala Usaha dan Asal Usul Modal berpengaruh signifikan terhadap tingkat Kesuksesan Usaha.

c. H3: variabel kontekstual dengan dimensi Pemasaran, Teknologi, Akses Informasi, Permodalan, Pemerintah, Rencana Bisnis dan Kesiapan Wirausaha tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat Kesuksesan Usaha

(8)

4. Analisis Data

4.1. Reliabilitas dan validitas.

Dari hasil SPSS 16 diketahui bahwa variabel kontextual yang terdiri dari Pemasaran, Teknologi, Permodalan, Akses Informasi, Rencana Bisnis, Bantuan Pemerintah dan Kesiapan Wirausaha memiliki nilai Cronbach’s Alpha dengan kisaran diatas 0.6. Demikian pula dengan variabel dependent, kesuksesan usaha, memiliki nilai Cronbach’s Alpha dengan kisaran diatas 0.6 Menurut Malhotra (2007), suatu variabel dikatakan reliabel jika Cronbach’s Alpha nya minimal 0.6. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa variabel independent dan variabel dependent dalam penelitian ini adalah reliabel.

Dalam menguji validitas data dapat dilakukan pada setiap variabel independent dan variabel dependent. Dengan tingkat signifikansi 5% dan jumlah data sebanyak 64 responden, maka rtabel yang dipergunakan adalah 0.25. Hasil uji

validitas menggunakan SPSS versi 16 menunjukan semua butir pernyataan pada variabel kontekstual dan variabel independent kesuksesan usaha adalah valid, dikarenakan rhasil > 0.25.

4.2. Karakter Wirausahawan

Pada Overal Test menggunakan Omnibus Tests Of Model Coefficients, Variabel Karakteristik Wirausahawan tidak terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap Tingkat Kesuksesan.

Sedangkan pada Partial Test Variabel Karakteristik Wirausahawan dengan dimensi Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan dan Pengalaman Pekerjaan tidak terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap Tingkat Kesuksesan.

4.3. Karakter UKM

Pada Overal Test menggunakan Omnibus Tests Of Model Coefficients,Variabel Karakteristik UKM terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap Tingkat Kesuksesan.

Sedangkan pada Partial Test, Variabel Variabel Karakteristik UKM pada terbukti secara signifikan mempengaruhi Tingkat Kesuksesan namun tidak secara keseluruhan, melainkan hanya pada dimensi skala usaha.

4.4. Variabel Kontekstual

Pada Overal Test menggunakan Omnibus Tests Of Model Coefficients, Variabel Karakteristik UKM terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap Variabel Kontekstual terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap Tingkat Kesuksesan.

(9)

Sedangkan pada Partial Test, Variabel Kontekstual terbukti secara signifikan mempengaruhi Tingkat Kesuksesan namun tidak secara keseluruhan, melainkan hanya pada dimensi Pemasaran dan dimensi Pemerintah.

5. Pembahasan

Dalam Bagian ini, peneliti membahas hasil yang dari analisis data. Ringkasan atas hasil yang didapatkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2. Ringkasan Hasil Analisis Karakteristik

Wirausahawan Karakteristik UKM Kontekstual Jenis Kelamin (x) Asal Modal (x) Pemasaran (o) Usia (x) Asal Usul Usaha (x) Teknologi (x) Pendidikan (x) LamaUsaha (x) Permodalan (x) Pengalaman Kerja (x) Skala Usaha (o) Aksesinformasi (x)

RencanaBisnis (x) Pemerintah (x)

Kesiapan Wirausaha (x)

Catatan :

Ketiga Variabel tersebut diuji berdasarkan pengaruhnya terhadap tingkat kesuksesan usaha

(x) menunjukkan bahwa dimensi tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat

kesuksesan usaha; (o) menunjukkan bahwa dimensi tersebut berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesuksesan usaha.

Usaha batik adalah usaha yang padat karya. Dalam pemrosesan batik cap, batik tulis, dan batik colet, teknologi yang digunakan masih sangat tradisional dan lebih banyak bergantung pada keahlian para pekerjanya. Selain itu, sebagai bagian dari budaya, pembuatannya tidak bisa digantikan dengan mesi apabila tidak ingin nilai seninya berkurang. Sehingga tidak mungkin dilakukan pembaharuan teknologi dalam prosesnya. Karena ketergantungannya terhadap sumber daya manusia itulah, tidak aneh apabila semakin maju usaha batik, semakin banyak pula jumlah pekerja yang dipekerjakan, sehingga dalam penelitian ini dimensi skala usaha yang indikatornya merupakan banyaknya pekerja memiliki pengaruh signifikan terhadap Tingkat Kesuksesan

Dimensi Pemasaran menempati peringkat kedua paling signifikan mempengaruhi tingkat kesuksesan usaha batik daiantara dimensi lain dalam variabel kontekstual . Di Kampung Batik Laweyan, dalam mencari pelanggan setiap pengusaha memiliki strategi pemasaran sendiri-sendiri. FPKBL hanya memfasilitasi sebatas akses informasi mengenai jadwal pameran-pameran kerajinan dan workshop-workshop batik di dalam maupun luar negeri. Biaya untuk sarana dan prasarana mengikuti pameran tersebut sepenuhnya ditanggung oleh pengusaha sendiri. Pengusaha yang lebih sering memanfaatkan informasi

(10)

tersebut kemungkinan besar memiliki jaringan pemasaran yang lebih luas dari pengusaha yang jarang memanfaatkan informasi tersebut.

Kepemilikan showroom dan tempat showroom itu berada juga kemungkinan mempengaruhi jumlah barang yang berhasil dipasarkan oleh masing-masing pengusaha. Kondisi Kampung Batik Laweyan dimana sebagian besar jalan berupa gang sempit yang hanya dapat diakses oleh motor dan pejalan kaki, tentu menyebabkan pelanggan lebih memilih showroom yang berada ditepi jalan utama yang lebar.

Pada penelitian ini Bantuan pemerintah terbukti memiliki pengaruh paling besar dalam pencapaian kesuksesan UKM Batik di Kampung Batik Laweyan. Hal ini tidak terlepas dari Komitmen Pemerintah kota Solo untuk merealisasikan branding yang telah mereka berikan kepada Kota Solo yaitu Solo, The City Of Batik atau “Solo, Kotanya Batik”. Dalam pengembangan UKM batik, Pemkot Solo bekerja sama dengan FPKBL sering mengadakan berbagai jenis workshop untuk pengelola UKM, beberapa kali Pemkot Solo juga menggulirkan bantuan peralatan kepada UKM di kampung batik Laweyan. Kemudahan juga dirasakan oleh pengusaha yang cukup berhasil sehingga dapat mengekspor barang keluar negeri. Menurut mereka perizinan ekspor saat ini jauh lebih mudah daripada periode-periode sebelumnya, tidak banyak pungutan liar dan birokrasi cukup pendek.

6. Kesimpulan

Variabel Karakteristik UKM dan Variabel Kontekstual terbukti memiliki pengaruh terhadap tingkat kesuksesan usaha, meskipun tidak secara keseluruhan melainkan hanya pada beberapa dimensi saja.

Objek yang diteliti hanya Bank UKM Batik di Kampung Batik Laweyan, yang merupakan suatu klaster terpadu, sehingga situasi dan kondisi yang dihadapi masing-masing responden tidak jauh berbeda, sehingga penelitian tidak mencerminkan faktor faktor yang berpengaruh terhadap kesuksesan usaha batik di luar kluster.

Jumlah Responden hanya berjumlah 64 orang masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan jumlah pengusaha batik secara keseluruhan sehingga belum bisa menggambarkan keadaan yang sesungguhnya dalam skala nasional.

Daftar Pustaka

Md. Aminul Islam, Mohammad Aktaruzzaman Khan & Abu Zafar Muhammad Obaidullah. (2011). Effect of Entrepreneur and Firm Characteristics on the Business Success of Small and Medium Enterprises (SMEs) in Bangladesh. International Journal of Business and Management Vol. 6, No. 3; March 2011.

(11)

Javed Mahmood Jasra. (2011). Determinants Of Business Success Of Small And Medium Enterprises. International Journal of Business and Social Science Vol. 2 No. 20; November 2011.

Indarti Nurul & Lagenberg Marja. (2004). Factors Affecting Bussines Success Among SMES : Empirical Evidence Of Indonesia.

Chinintorn Nakhata. (2007). The Effect Of Human Capital and Entrepreneurial Competencies on The Career Success of SME Entrepreneurs in Thailand. The Business review, Cambridge; Dec 2007; 9,1.

Gatut Budiono &Aryanto Vincent. (2010). Batik Industry of Indonesia : The Rise, Fall, And Prospect. Studies In Business and Economics.

Md. Aminul Islam, Thiyada Keawchana, Dayang Hasliza Muhd Yusuf . (2010). Factors Affecting Business Success of Small & Medium Enterprises (SMEs) in Thailand. Asian Social Science Vol. 7, No. 5; May 2011.

Yoon G. Lee, Chyntia R. Jasper, Margaret A. Fitzgerald (2010) Gender Differences in Perceived Business Success and Profit Growth Among Family business Managers. Springer Science+Business Media, LLC 2010. Orhan Kara, Hung M. Chu & Cynthia Benzing. (2010). Determinans of

Entrepreneur’s Success in A Developing Country. Journal of Business And Entrepreneurship, Vol. 22, No. 2, October 2010.

Rai Shailendra Kumar .(2008). Indian Entrepreneurs : An Empirical Investigation Of Entrepreneurs’s Age And Firm Entry, Type Of Ownership And Risk Behaviour. Journal of Service Research, Volume 8, Number I.

Baidi.(2006). Pertumbuhan Pengusaha Batik Laweyan Surakarta.

Feindt Sylvie, Jeffcoate Judith & Chappell Caroline. (2002). Identifying Success Factors for Rapid Growth in SME E-commerce. Small Business Economics, Vol. 19, No. 1 (Aug., 2002), pp. 51-62.

Brenner Suzanne A. (2012). Competing Hierarchies: Javanese Merchants and the Priyayi Elite in Solo, Central Java. Southeast Asia Program

Publications at Cornell University Stable.

Kristiansen, S., & Indarti, N. (2004). Entrepreneurial Intention among Indonesian and Norwegian Students.Journal of Enterprising Culture, 12(1).

Kristiansen, S., Furuholt, B., & Wahid, F. (2003). Internet cafe entrepreneurs: pioneers in information dissemination in Indonesia. The International Journal of Entrepreneurship and Innovation, 4(4), 251-263.

(12)

Sulaiman Ainin, yuzniza Kamarulzaman, Abdul Ghani & Anna Che Azmi. (2010). Business And Entrepreneur Characteristic Influence on Business Performance of Professional Small Medium Entreprises.

Jyothi & Kamalanabhan. (2010). A Study On The Critical Success And Failure Factors Affecting The Development Of Small Business.

Chu Wenyi. (2009). The Influence of Family Ownership on SME Performance : Evidance from Public firms in Taiwan. Small Bussiness Economic 33; 353-373.

Sekaran, Uma. (2010) Research method For Business. 4NewYork : John Wiley & Sons inc.

---. (2013). Portal Batik Laweyan Solo. 20 Juni 2013 http://www.kampoenglaweyan.com

Lumpkin, G. T., & Dess, G. G. (1996). Clarifying the Entrepreneurial Orientation Construct and Linking It to Performance. Academy of Management Review, Vol. 21, No. 1: 135 – 172.

Lumpkin, G. T., & Dess, G. G. (2001). Linking Two Dimensions of Entrepreneurial Orientation to Firm Performance: The Moderating Role of Environment and Industry Life Cycle. Journal of Business Venturing, Vol.16, No. 5: 429 – 451.

Mazzarol, T., & Choo, S. (2003). A study of the factors influencing the operating location decisions of small firms. Property Management, 21(2), 190-208. Chami, (2006).Technological innovation in women-owned firms: Influence of

entrepreneurial motivation and strategic intention, The International Journal of Entrepreneurship and Innovation, 4(1): 265-274.

Curran, M. (2007). Family enterprises as an important factor of the economic development: the case of Slovenia. Journal of Enterprising Culture, 11(2): 111-130.

(13)

Gambar

Gambar 1. Model Penelitian
Tabel  1  menunjukkan  profil  responden  yang  terdiri  dari  karakter  demografi  dan  karakter  usaha  yang  ddimiliki  oleh    masing-masing  responden,  meliputi  Jenis  Kelamin,  Usia,  Pendidikan  terakhir,  Pengalaman  Pekerjaan,  Asal  Usul Usaha,
Tabel 1. Profil Responden. (Lanjutan)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut (Santos, 2003) dalam jurnal Bai Pengfei e-service quality dapat diartikan dengan evaluasi secara keseluruhan dari pelanggan mengenai sangat baik kualitas dari

1) Kekuatan otot, yaitu kemampuan untuk memindahkan bagian tubuh dengan cepat bersamaan dengan melakukan kerja otot secara maksimal. 2) Daya tahan otot, yaitu kemampuan

Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan

Sedangkan pada opsi put Eropa, writer juga dapat mengalami kerugian jika yang terjadi pada saat maturity time adalah strike price lebih besar dibanding harga

Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, subjek pajak penghasilan adalah sebagai berikut: Pertama, Subjek pajak pribadi yaitu orang pribadi yang bertempat

Ketentuan pasal 1 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyatakan, kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila

Maksud dan tujuan disusun Rencana Strategis SKPD Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 merupakan dokumen perencanaan yang bersifat mikro, sebagai

Apabila pertentangan itu antara kualitas dalil yang berbeda, seperti pertentangan antara dalil qaṭ‘ῑ dengan dalil ẓannῑ , maka yang diambil adalah dalil yang