• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

I

SU-ISU STRATEGIS

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan merupakan lembaga perencanaan dan pengendalian yang bersifat lintas wilayah, sektoral dan waktu yang diharapkan dapat mengakomodasi kebijakan-kebijakan pembangunan wilayah dan sektoral secara menyeluruh dalam satu kesatuan pembangunan wilayah. Tugas dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan yaitu melaksanakan tugas umum pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan ekonomi, ketenagakerjaan, sarana dan prasarana, sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

Tabel 3.1

Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Bappedalitbang Kabupaten Kuantan Singingi

No Tugas Fungsi Permasalahan

1 Pengambil Kebijakan dibidang Perencanaan Daerah

1. Belum optimalnya peran lembaga dalam

menyusun kebijakan perencanaan untuk

mengantisipasi perubahan, tantangan,

peluang dan dinamika pembangunan daerah; 2. Kurang optimalnya ketersediaan dan kualitas

data untuk mendukung perumusan kebijakan dalam perencanaan pembangunan.

3. Terganggunya proses perencanaan yang

diakibatkan pemangkasan anggaran belanja daerah oleh pemerintah pusat.

4. Terbatasnya data yg valid dan berkualitas 2 Penyelenggaraan

Koordinasi dan Fasilitasi Pada Penyusunan Perencanaan Pembangunan

1. Belum efektifnya peran lembaga dalam

koordinasi, sinkronisasi dan sinergitas

pembangunan baik antar sektor dan antar fungsi maupun internal dan eksternal.

(2)

No Tugas Fungsi Permasalahan

2. Adanya tumpang tindih kepentingan antar

stakholder yang terlibat didalam proses perencanaan pembanguan.

3. Lemahnya koordinasi perencanaan antar OPD

4. Perubahan peraturan perundang undangan

dan pedoman yang mengatur mekanisme perencanaan

5. Belum optimalnya pelaksanaan monitoring

dan evaluasi program-program pembangunan yang dikaitkan dengan dokumen-dokumen perencanaan. 3 Penyelenggaraan Pemantauan, Evaluasi, Pembinaan dan Pelaksanaan Tugas di bidang Perencanaan Pembangunan Daerah

1. Masih kurang optimalnya pemantauan dan

evaluasi pada setiap OPD

2. Masih kurang memadainya sistem informasi

perencanaan pembangunan dalam upaya mendukung proses perencanaan yang efektif dan efesien

3. Sarana dan prasarana yang masih terbatas

dalam mendukung perencanaan

pembangunan

4. Jadwal perencanaan sering tidak tepat waktu 5. Hasil Monitoring dan Evaluasi belum dijadikan

pedoman dalam perencanaan yang akan datang oleh OPD

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah, Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Berkenaan dengan dasar aturan yang menjadi acuan dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan memperhatikan isu-isu strategis dan permasalahan pembangunan di Kabupaten Kuantan Singingi, Visi, Misi, Tujuan

(3)

dan Sasaran yang telah disampaikan oleh Bupati dan Wakil Bupati terpilih, maka Visi Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2016-2021 adalah:

“Terwujudnya Kabupaten Kuantan Singingi yang Unggul, Sejahtera, dan Agamis di Provinsi Riau Tahun 2021”

Adapun makna pernyataan visi Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi di atas adalah sebagai berikut :

1. Unggul adalah peningkatan kemampuan perekonomian masyarakat, derajat kesehatan, mutu pendidikan, infrastruktur dan pariwisata.

2. Sejahtera adalah suatu kondisi masyarakat dalam keadaan makmur yang tidak lagi memikirkan kebutuhan dasar, dalam kehidupan tentram, tertib, dan harmonis.

3. Agamis adalah suasana kehidupan sosial kemasyarakatan yang rukun dan damai dalam menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

Misi :

1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih dengan pelayanan publik yang prima;

2. Meningkatkan sumberdaya manusia yang sehat, cerdas dan produktif; 3. Mengembangkan perekonomian masyarakat yang mandiri dan

berdaya saing guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat berbasis pertanian dan pariwisata;

4. Meningkatkan tata kelola sumber daya alam berdasarkan perencanaan tata ruang yang berwawasan lingkungan;

5. Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan merata;

6. Meningkatkan suasana kehidupan yang agamis dan melestarikan nilai-nilai budaya.

(4)

1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih dengan pelayanan publik yang prima adalah penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih diarahkan pada pemerintahan yang profesional, akuntabel, transparan, partisipatif dan berkepastian hukum, diharapkan dapat menciptakan hubungan yang baik antara pemerintah daerah, masyarakat, pihak swasta dan pihak lainnya sehingga diharapkan dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.

2. Meningkatkan sumberdaya manusia yang sehat, cerdas dan produktif adalah peningkatan sumber daya manusia penyelenggara pembangunan yang peka terhadap kebutuhan daerah dan memiliki kapabilitas serta kualitas dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyelenggaraan pembangunan yang bertanggung jawab sehingga tujuan dan sasaran pembangunan dapat tercapai. 3. Mengembangkan perekonomian masyarakat yang mandiri dan

berdaya saing guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat berbasis pertanian dan pariwisata adalah memprioritaskan pembangunan berdasarkan potensi daerah melalui pemberdayaan masyarakat dengan mensinkronkan berbagai aspek pembangunan sehingga mampu mandiri dan menghasilkan produksi yang bernilai ekonomis dan mampu bersaing untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang berbasiskan kepada sektor pertanian dan pariwisata.

4. Meningkatkan tata kelola sumber daya alam berdasarkan perencanaan tata ruang yang berwawasan lingkungan adalah dengan memanfaatkan seluruh potensi daerah untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat dengan mempertimbangkan aspek fungsi lahan dan kelestarian lingkungan yang berkelanjutan.

(5)

5. Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan merata adalah meningkatkan pemerataan pembangunan di masyarakat yang didukung dengan peningkatan dan optimalisasi infrastruktur dan fasilitas umum lainnya.

6. Meningkatkan suasana kehidupan yang agamis dan melestarikan nilai-nilai budaya adalah mewujudkan suasana kehidupan beragama yang rukun, melaksanakan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari dan mengembangkan nilai-nilai budaya.

Dalam mewujudkan Visi melalui pelaksanaan Misi yang telah ditetapkan tersebut diatas, maka perlu adanya kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan dijalankan, memberikan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan pemerintah daerah, baik urusan wajib maupun urusan pilihan dalam mendukung misi dimaksud.

Misi pertama :

Meningkatkan tata kelola Pemerintahan yang baik dan bersih dengan pelayanan publik yang prima.

Tujuan :

1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih serta mengembangkan iklim investasi dan dunia usaha;

2. Meningkatkan kapasitas keuangan dan pembiayaan pembangunan daerah;

3. Meningkatkan kemitraan dan sinergitas antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan daerah.

Sasaran:

1. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih dalam rangka menciptakan iklim investasi yang kondusif;

(6)

2. Terwujudnya pelayanan publik yang profesional dan berkepastian hukum;

3. Berjalannya pembangunan yang terencana, terkoordinasi dan sinergis; 4. Meningkatnya kapasitas fiskal daerah;

5. Terwujudnya kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan daerah.

Misi kedua :

Meningkatkan sumberdaya manusia yang sehat, cerdas dan produktif. Tujuan :

Mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, mutu pendidikan, pemberdayaan pemuda dan pengembangan olah raga.

Sasaran :

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;

2. Meningkatkan kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat;

3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pemerataan; 4. Terwujudnya pemberdayaan pemuda;

5. Meningkatkan pembinaan, peran serta dan prestasi pemuda dalam bidang olahraga, seni dan budaya.

Misi ketiga :

Mengembangkan perekonomian masyarakat yang mandiri dan berdaya saing guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat berbasis pertanian dan pariwisata.

Tujuan :

Mewujudkan perekonomian masyarakat berbasis pertanian dan pariwisata, kapasitas kelembagaan ekonomi kerakyatan, pengembangan dan pemasaran produk unggul lokal, kewirausahaan dan ketahanan pangan daerah. Sasaran :

(7)

1. Meningkatnya perekonomian daerah berbasis pertanian dalam arti luas;

2. Meningkatnya kapasitas kelembagaan ekonomi kerakyatan melalui usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi;

3. Terkelolanya pasar rakyat sebagai salah satu akses pemasaran produksi pertanian;

4. Meningkatnya usaha dibidang jasa dan perdagangan serta terwujudnya sumber ekonomi alternatif lainnya;

5. Meningkatnya ketahahan pangan daerah; 6. Meningkatnya investasi usaha masyarakat;

7. Terwujudnya perluasan pemasaran produk-produk unggulan masyarakat dan agroindustri;

8. Terwujudnya masyarakat yang berketerampilan dan berjiwa kewirausahaan;

9. Terwujudnya Kabupaten Kuantan Singingi sebagai destinasi wisata.

Misi keempat :

Meningkatkan tata kelola sumber daya alam berdasarkan perencanaan tata ruang yang berwawasan lingkungan.

Tujuan:

1. Mewujudkan pemanfaatan tata ruang dan pelestarian lingkungan hidup;

2. Mewujudkan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan dan penanggulangan bencana alam banjir, kebakaran lahan dan hutan serta bencana lainnya.

Sasaran:

1. Terlaksananya perencanaan optimalisasi pemanfaatan dan pengendalian tata ruang serta pelestarian lingkungan hidup;

(8)

Misi kelima :

Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan merata. Tujuan :

Mewujudkan pembangunan, pemeliharaan serta pemanfaatan infrastruktur/aset daerah dan fasilitas umum lainnya.

Sasaran :

Terlaksananya pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana jalan, permukiman dan fasilitas umum lainnya.

Misi keenam :

Meningkatkan suasana kehidupan yang agamis dan melestarikan nilai-nilai budaya.

Tujuan :

1. Mewujudkan suasana kehidupan beragama yang tentram, tertib dan harmonis;

2. Penggalian, pelestarian, dan aktualisasi nilai-nilai adat dan budaya. Sasaran :

1. Membina suasana kehidupan beragama;

2. Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat yang harmonis; 3. Pemberdayaan adat;

4. Meningkatkan kelestaraian budaya daerah dalam kehidupan masyarakat.

3.3 Telaahan Renstra Kementerian PPN/Bappenas

Mengacu pada Perpres Nomor 47 Tahun 2009 dan Perpres Nomor 82 Tahun 2007 menyebutkan bahwa tugas pokok Kementerian PPN/Bappenas adalah merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang perencanaan pembangunan nasional sesuai dengan ketentuan peraturan

(9)

perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya, tugas pokok tersebut dijabarkan ke dalam 9 (sembilan) fungsi, yaitu :

1) penyusunan rencana pembangunan nasional;

2) koordinasi dan perumusan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan nasional;

3) pengkajian kebijakan pemerintah di bidang perencanaan pembangunan nasional;

4) penyusunan program pembangunan sebagai bahan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dilaksanakan bersama-sama dengan Departemen Keuangan;

5) koordinasi, fasilitasi, dan pelaksanaan pencarian sumber sumber pembiayaandalam dan luar negeri, serta pengalokasian dana untuk pembangunan bersama-sama instansi terkait;

6) koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas Kementerian PPN/Bappenas;

7) fasilitasi dan pembinaan kegiatan instansi pemerintah di bidang perencanaan pembangunan nasional;

8) penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden; serta

9) penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketata usahaan, organisasi dan tatalaksana sumber daya manusia, keuangan, kearsipan, hukum, perlengkapan dan rumah tangga.

Pelaksanaan tugas Kementerian PPN/Bappenas mengerucut menjadi 4 (empat) peran yang saling terkait, yaitu peran sebagai (1) pengambil kebijakan/keputusan (policy maker), (2) koordinator, (3) think-tank, dan (4) administrator. Keempat peran tersebut dijabarkan ke dalam pelaksanaan berbagai kegiatan strategis. Sebagai pengambil kebijakan/keputusan, Kementerian PPN/Bappenas menentukan kebijakan dan program dalam rencana

(10)

pembangunan nasional baik jangka panjang (RPJPN), menengah (RPJMN) maupun tahunan (RKP). Untuk Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang bersifat tahunan, disusun berikut perkiraan anggarannya, sedangkan perkiraan anggaran untuk RPJMN dimulai sejak RPJMN 2010-2014. Selain tugas perencanaan tersebut, Kementerian PPN/Bappenas juga berperan dalam turut menentukan kebijakan kebijakan penanganan permasalahan yang mendesak dan berskala besar, seperti penanganan pasca bencana alam dan perubahan iklim (climate change).

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Kementerian PPN/Bappenas harus memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan pelaksanaan RPJMN 2010- 2014 dan RKP, melalui penyusunan rencana pembangunan nasional (RPJMN, RKP) yang berkualitas dan pelaksanaan tugas-tugas lainnya dari Presiden/Pemerintah. Kualitas rencana pembangunan tersebut dilihat dari : 1) adanya tujuan, target, dan sasaran yang jelas dan terukur; 2) adanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar daerah, antar ruang, antar waktu, dan antar fungsi pemerintah, maupun antara pusat dan daerah; 3) adanya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan; serta 4) integrasi (keterkaitan) dan konsistensi antara pencapaian tujuan pembangunan nasional (RPJMN dan RKP) dengan tujuan pembangunan yang dilaksanakan oleh masing-masing fungsi pemerintahan baik di tingkat pusat (Renstra/Renja Kementerian/Lembaga) maupun daerah (RPJMD/RKPD/ Renstra SKPD). Sedangkan keberhasilan pelaksanaan tugas tugas lainnya dari Presiden/Pemerintah dilihat dari sejauh mana tugas-tugas tersebut dimanfaatkan oleh Presiden/Pemerintah.

Apabila keseluruhan hal tersebut dapat terpenuhi, maka berarti Kementerian PPN/Bappenas telah mampu berperan dalam mendukung pencapaian, target, sasaran, misi dan visi RPJMN 2015-2019, dan selanjutnya mendukung pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara sesuai amanat UUD 1945, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Oleh

(11)

karena itu, Visi Kementerian PPN/Bappenas 2015-2019 adalah : “Mewujudkan Kementerian PPN/Bappenas yang andal, kredibel dan proaktif untuk mendukung pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara”

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata dalam bentuk 3 (tiga) misi sesuai dengan peran-peran Kementerian PPN/Bappenas, adalah sebagai berikut :

1. Menyusun rencana pembangunan Nasional yang berkualitas dalam rangka :

a. mengintegrasikan, memadukan (sinkronisasi), dan mensinergikan baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, dan antar fungsi pemerintah, maupun antara pusat dengan daerah;

b. mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan;

c. mengoptimalkan partisipasi masyarakat;

d. menggunakan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

2. Melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan Nasional, kajian dan evaluasi kebijakan yang berkualitas terhadap permasalahan pembangunan, sebagai masukan bagi proses perencanaan berikutnya dan atau untuk perumusan kebijakan pembangunan di berbagai bidang.

3. Melakukan koordinasi yang efektif dalam pelaksanaan tugas-tugas Kementerian PPN/Bappenas.

Dari penjelasan diatas, keterkaitan Bappedalitbang Kabupaten Kuantan Singingi dengan Bappenas sama-sama berperan dalam mengawal konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian; serta mengintegrasikan (keterkaitan) dan konsistensi antara pencapaian tujuan pembangunan nasional (RPJMN dan RKP) dengan tujuan pembangunan yang

(12)

dilaksanakan oleh masing-masing fungsi pemerintahan baik di tingkat pusat (Renstra/Renja Kementerian/Lembaga) maupun daerah (RPJMD/RKPD/ Renstra SKPD).

3.4 Telaahan Renstra Bappeda Provinsi Riau

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahaan Daerah, mekanisme perencanaan pembangunan daerah ke depan dituntut untuk semakin mengedepankan pendekatan perencanaan pembangunan yang transparan, partisipatif dan akuntabel. Berdasarkan analisis dan lesson learned yang diperoleh dari perencanaan pembangunan Riau, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Terbatasnya kualitas sumber daya manusia serta penempatannya yang belum sesuai dengan bidang keahlian;

2. Terbatasnya data yang valid dan berkualitas;

3. Rendahnya penggunaan dokumen rencana tata ruang dalam perumusan perencanaan kewilayahan (spasial);

4. Kurangnya koordinasi dengan stakeholders dalam penyusunan program pembangunan tahunan sehingga tidak tepat waktu;

5. Belum terlaksananya perencanaan dan monev secara elektronik ( e-planning dan e-monev);

6. Masih kurangnya peran pengendalian, monitoring dan evaluasi pembangunan.

Kedudukan Bappeda Provinsi Riau adalah unsur pendukung tugas Kepala Daerah dibidang perencanaan pembangunan. Untuk itu perlu diperkuat agar dapat memastikan berjalannya proses perencanaan pembangunan secara baik. Faktor pendorong dan penghambat secara internal kelembagaan Bappeda yang terkait dengan tujuan jangka menengah Bappeda Provinsi Riau dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(13)

Tabel 3.2

Permasalahan Pelayanan Bappeda berdasarkan Telaahan Renstra Bappeda Provinsi Riau beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Permasalahan Pelayanan

Bappeda Provinsi Riau Penghambat Faktor yang Mempengaruhi Pendorong Terbatasnya kualitas sumber

daya manusia Penempatan pegawai yang tidak sesuai

dengan kebutuhan Tingginya motivasi pegawai dalam melaksanakan tugas Pemberian penghargaan dan hukuman berdasarkan kinerja Terbatasnya peralatan

pendukung yang tersedia Belum tertatanya sistem pengelolaan aset dengan baik

Memanfaatkan sarana dan prasarana secara optimal Kurangnya koordinasi dengan

stakeholders dalam penyusunan program pembangunan tahunan sehingga tidak tepat waktu

Belum Optimalnya Peran aktif dari SKPD terhadap perencanaan

Adanya komitmen bersama dalam mewujudkan program pembangunan Riau yang lebih Baik

Belum terlaksananya

perencanaan secara e-planning Aplikasi perencanaan yang belum ada Keterbukaan informasi dan komunikasi Belum sinergisnya

perencanaan sesuai dengan potensi daerah

Pemanfaatan

sumberdaya alam yang masih belum tepat guna

Teridentifikasi potensi unggulan daerah yang sangat memadai Masih kurangnya aparatur di bidang penelitian Terpetakan potensi pengembangan kewilayahan Belum optimalnya peran

pengendalian, monitoring dan evaluasi pembangunan

Jadwal perencanaan sering tidak tepat

waktu Ketersedianya media

komunikasi elektronik yang dapat diakses kapan saja

Hasil Monitoring dan Evaluasi belum dijadikan pedoman dalam perencanaan yang akan datang Terbatasnya data yang valid

dan berkualitas Koordinasi dengan stakeholders di bidang data masih kurang

Adanya keinginan

bersama antar SKPD dan pihak terkait dalam penyeragaman data

(14)

3.5 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah

Berdasarkan Laporan akhir penyelesaian RTRW Kabupaten Kuantan Singing Tahun 2015, telah ditetapkan struktur ruang dan pola ruang Kabupaten Kuantan Singingi untuk mendukung pengembangan wilayah dan pelaksanaan pembangunan sebagai berikut :

1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di wilayah Teluk Kuantan (Kecamatan Kuantan Tengah)

2. Pusat Kelompok Lokal promosi (PKLp) di wilayah Lubuk jambi (Kecamatan Kuantan Mudik), Muara Lembu (Kecamatan Singingi), dan Perhentian Luas (Kecamatan Logas Tanah Darat)

3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di wilayah Koto Baru (Kecamatan Singingi Hilir), Benai (Kecamatan Benai), Baserah (Kecamatan Kuantan Hilir), Koto Sentajo (Kecamatan Sentajo Raya) dan Cerenti (Kecamatan Cerenti)

4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) meliputi wilayah Lubuk Ambacang (Kecamatan Hulu Kuantan), Kampung Baru (Kecamatan Gunung Toar), Pangean.

Kawasan strategi yang diamanatkan dalam RTRW Kabupaten Kuantan Singingi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3

Rencana Fungsi Pusat Kegiatan Dalam Struktur Tata Ruang Kabupaten Kuantan Singingi

Pusat

Kegiatan Kota Fungsi

PKW Teluk Kuantan (Kecamatan

Kuantan Tengah) 1. Pelayanan pengembangan kegiatan sosial, ekonomi untuk mendukung berskala regional

2. Pelayanan jaringan telekomunikasi dan energi yang mendukung pelayanan propinsi 3. Pelayanan jaringan transportasi untuk

mewujudkan sistem antar kota

(15)

Pusat

Kegiatan Kota Fungsi

kabupaten beserta fasilitas pendukungnya. 5. Terminal agrobisnis dan agroindustri 6. Permukiman kota

7. Pusat industri pengolahan dan industri hasil perkebunan kelapa sawit, karet, kopi dan tembakau ramah lingkungan

8. Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan

9. Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil hutan yang bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan

PKLp Lubuk Jambi (Kecamayan Kuantan Mudik), Muara Lembu (Kecamatan Singingi) dan Perhentian Luas (Kecamatan Logas Tanah Darat)

1. Pelayanan untuk mendukung

pengembangan kegiatan sosial, ekonomi pada lingkup lokal

2. Pelayanan untuk satu atau beberapa kecamatan

3. Pusat pelayanan pemerintahan lokal yang meliputi pelayanan kegiatan sosial, perdagangan dan jasa.

10. Permukiman kota

11. Pusat pengolahan tanaman perkebunan (kelapa sawit)

12. Produsen tanaman perkebunan (karet, kelapa sawit, kakao)

PPK Koto Baru (Kecamatan

Singingi Hilir), Benai (Kecamatan Benai), Baserah

(Kecamatan Kuantan

Hilir),Koto Sentajo

(Kecamatan Sentajo Raya) dan Cerenti (Kecamatan Cerenti)

1. Pelayanan untuk satu atau beberapa kecamatan

2. Pusat pelayanan pemerintahan lokal yang meliputi pelayanan kegiatan sosial, perdagangan dan jasa.

3. Pusat pengolahan tanaman perkebunan (karet dan kelapa sawit)

4. Produsen tanaman perkebunan (karet, kelapa sawit, kakao)

(16)

Pusat

Kegiatan Kota Fungsi

PPL Lubuk Ambacang

(Kecamatan Hulu Kuantan), Kampung Baru (Kecamatan Gunung Toar), Pangean (Kecamatan Pangean), perhentian Luas (Kecamatan Kuantan Hilir Sebrang), Pangkalan (Kecamatan Pucuk

Rantau) dan Inuman

(Kecamatan Inuman)

1. Pusat pelayanan pemerintahan lokal 2. Pelayanan untuk beberapa desa/ kelurahan 3. Produsen tanaman perkebunan (karet,

kelapa sawit, kakao)

Sumber : Laporan akhir penyelesaian RTRW Kabupaten Kuantan Singing Tahun 2015

Keterangan :

PKW (Pusat Kegiatan Wilayah); PKLp (Pusat Kegiatan Lokal promosi) PPK (Pusat Pelayanan Kawasan); PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan)

3.6 Penentuan Isu-isu Strategis

Mengacu pada berbagai peluang dan tantangan yang dihadapi Bappedalitbang pada masa yang akan datang dan sasaran RPJMD, maka isu-isu strategis perencanaan pembangunan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan kompetensi dan profesionalisme aparat perencana untuk melaksanakan tugas dan fungsi Bappedalitbang sebagai perumus kebijakan perencanaan pembangunan daerah;

2. Peningkatan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi perencanaan antar bidang, urusan dan lintas sektor untuk perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas;

3. Pengembangan sistem informasi perencanaan yang transparan, akuntabel dan aksesibel.

4. Menyusun dokumen perencanaan yang lebih baik komprehensip melalui peningkatan peran serta masyarakat, dan meningkatakan sarana dan prasarana kantor.

5. Optimalisasi Pemantauan, Pengendalian dan Evaluasi dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan.

6. Pemantapan Komunikasi Publik dan Stakeholders tentang Produk-produk Perencanaan.

(17)

7. Kemitraan dan sinergitas antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan daerah.

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa meskipun Termohon telah mengakui dan membenarkan secara berklausul terhadap dalil – dalil permohonan Pemohon, akan tetapi dalam perkara

 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Kalimantan Tengah pada Januari 2015 tercatat sebesar 105,42 atau mengalami peningkatan sebesar 1,60 persen dibandingkan dengan bulan

5 Sistem Use Case Sisfo Pemesanan Lapangan Futsal berbasis SaaS Cloud Computing .... 7 Class Pimpinan Futsal

Anggota komunitas yang terus bertambah tidak hanya dari Jakarta tetapi juga dari luar Jakarta hingga ke sumatera membuat masing- masing daerah membuat masing-masing komunitas gundam

Dalam paduan ini ditemukan fasa i ntergranular β ntergranular β yang ditunjukan yang ditunjukan oleh garis berwarna hitam pada gambar mikrostruktur. Fasa ini oleh garis berwarna

Apabila dilihat dari hipotesis yang dibangun sebelumnya maka jarak bidang tanah ke kawasan wisata Gunung Salak Endah (GSE) diduga mempunyai hubungan negatif dengan

- Bahwa selanjutnya oleh karena Temuan dugaan pelanggaran tersebut masuk dalam kategori tindak pidana Pemilihan sebagaimana dugaan awal melanggar Pasal 198A

Dewan Komisaris mengucapkan terima kasih kepada jajaran manajemen dan seluruh insan PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk atas sukses yang telah diraih sepanjang tahun 2013, berkat