• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III. METODE PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

40

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Menurut Notoatmodjo (2012) yaitu pengambilan kesimpulan dilakukan dengan pembuktian secara statistik sebagai hasil penelitian dan pengambilan data variabel bebas dan variabel terikat dikumpulkan pada waktu yang sama.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada pengrajian genteng dan batu bata di Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. Waktu pelaksanaan penelitian adalah Bulan Mei – Juli 2016.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 100 orang yang diperoleh dari hasil kriteria inklusi dan eksklusi semua pengrajin genteng dan batu bata di Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar yang berjumlah 300 orang.

Kriteria inklusi dan eksklusi pengrajin genteng dan batu bata di Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar untuk memenuhi syarat sebagai populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Kriteria Inklusi

1) Umur antara 20 – 55 tahun 2) Jenis kelamin laki-laki

3) Tidak mempunyai riwayat penyakit diabetes, hipertensi, gangguan paru dan penyakit-penyakit kronis.

4) Sehat

(2)

6) Status gizi normal (IMT) 7) Beban kerja ringan 8) Sikap kerja dinamis

9) Bekerja di waktu pagi hari sampai sore b. Kriteria Eksklusi

1) Tidak bersedia menjadi subjek penelitian

2) Tenaga kerja yang sedang tidak bekerja saat penelitian dilakukan 3) Tenaga kerja sakit pada waktu penelitian dilakukan

2. Sampel

Menurut Notoatmodjo (2012), sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simpel random sampling, dengan perhitungan rumus jumlah sampel minimal sebagai berikut :

S = λ 2 .N.P.Q d2. N-1 +λ2 P.Q Keterangan : λ2

= Nilai sebaran normal baku, besarnya tergantung tingkat kepercayaan (TK), jika TK 90% = 1,64, TK 95% = 1,96 dan TK 99% = 2,57 S = Jumlah Sampel Minimal yang diperlukan

N = Jumlah Populasi P = 0,5

Q = 0,5

d = besar penyimpangan : 0,1, 0,05 dan 0,01

Dari rumus di atas maka dapat di lakukan perhitungan terhadap sampel minimal yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: S = (1,96)2.100.0,5.0,5 (0,05)2.99 + (1,96)2.0,5.0,5 S = 3,81416.100.0,5.0,5 0,25 + 3,81416 .0,5.0,5 S = 96,04 1,2079

(3)

S= 79,51

Berdasarkan ciri-ciri yang telah ditetapkan didapatkan jumlah sampel 80 orang.

D. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat) (Riwidikdo, 2009). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor lingkungan fisik meliputi tekanan panas, kebisingan dan intensitas pencahayaan.

2. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (bebas) (Riwidikdo, 2009). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kelelahan kerja.

3. Variabel pengganggu

Variabel pengganggu adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel pengganggu terkendali antara lain: umur, jenis kelamin, riwayat penyakit, kondisi kesehatan, masa kerja, status gizi (IMT), beban kerja (cardiac rythem), sikap kerja dan jam kerja.

b. Variabel pengganggu tidak terkendali antara lain: faktor lingkungan kimia, biologi, fisiologi dan mental psikologi.

E. Definisi Operasional 1. Tekanan Panas

Adalah kombinasi antara suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerak udara dan suhu radiasi yang memberikan paparan kepada tenaga kerja pada waktu melakukan pekerjaan dan diukur dengan menggunakan alat Heat Stress Area Monitor dengan parameter ISBB (Indeks Suhu Basah

(4)

Bola) dalam satuan derajat celcius untuk disusun skala datanya secara rasio.

2. Kebisingan

Adalah intensitas suara tidak diinginkan yang memberikan paparan terhadap tenaga kerja pada waktu melakukan suatu pekerjaan dan diukur dengan menggunakan alat Sound Level Meter dengan satuan hasil dB untuk disusun skala datanya secara rasio.

3. Intensitas Pencahayaan

Adalah banyaknya cahaya yang tiba pada satu luas permukaan pada suatu obyek kerja untuk membantu penglihatan tenaga kerja dalam melakukan suatu pekerjaan dan diukur dengan menggunakan alat Lux Meter dalam satuan hasil Lux untuk disusun skala datanya secara rasio. 4. Kelelahan kerja

Adalah waktu reaksi tenaga kerja untuk menangkap rangsang yang distimuluskan oleh alat ukur Reaction Timer dalam satuan hasil milidetik untuk disusun skala datanya secara rasio.

F. Sumber Data Penelitian 1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat ukur atau alat pengambil data, langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Saryono, 2013). Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil pengukuran tekanan panas, kebisingan, intensitas pencahayaan, pemeriksaan kelelahan, pemeriksaan denyut nadi, pengukuran status gizi menggunakan IMT, dan observasi langsung terhadap sikap kerja serta melalui wawancara dengan bantuan check list dan kuesioner tentang umur, jenis kelamin, masa kerja, beban kerja, riwayat penyakit, dan kondisi kesehatan.

(5)

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya (Saryono, 2013). Data sekunder dalam pelaksanaan penelitian ini seperti profil usaha dan proses produksi.

G. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan oleh penulis dalam pengumpulan data penelitian yaitu:

1. Pedoman Observasi

Observasi (pengamatan) adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan (Notoatmodjo, 2012). Peneliti melakukan observasi langsung untuk mengamati lingkungan kerja yang panas dan observasi tentang sikap kerja dan proses produksi.

2. Pedoman Wawancara

Menurut Notoatmodjo (2012), wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, di mana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (subjek penelitian). Peneliti mengumpulkan data dengan jalan mengadakan komunikasi (tanya jawab) langsung (face to face) dengan subjek penelitian yaitu pengrajian genteng dan batu bata di Desa Kaling, sehingga diperoleh keterangan yang jelas dan lengkap sesuai dengan informasi yang dibutuhkan penulis seperti nama, tempat/tanggal lahir, pekerjaan, alamat, jenis kelamin, umur, tinggi badan, riwayat penyakit dan masa kerja.

3. Pengukuran dan Pemeriksaan

Peneliti melakukan pengukuran tekanan panas dengan menggunakan alat Heat Stress Area Monitor, kebisingan dengan Sound Level Meter, intensitas pencahayaan dengan Lux Meter, pengukuran kelelahan kerja dengan Reaction Timer, pemeriksaan denyut nadi per menit, pengukuran

(6)

tinggi badan dengan meteran dan pengukuran berat badan dengan timbangan berat badan.

H. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2006), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah. Instrumen penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu:

1. Heat stress monitor

Heat stress monitor adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan panas dengan parameter ISBB dengan satuan derajat celsius dengan merk Questemp o10 dan alat ini sudah terkalibrasi. Adapun cara penggunaannya adalah sebagai berikut :

a. Peralatan yang harus dipersiapkan antara lain Questemp o10, tripod kamera, aquadest, dan baterai yang sesuai.

b. Alat dinyalakan untuk melakukan kalibrasi dengan cara memasukkan aquadest pada wet sensor, dan dibiarkan kurang lebih 10 menit untuk kalibrasi internal.

c. Pada saat melakukan pengukuran, alat harus dipasang pada titik pengukuran dan disesuaikan ketinggian sensor alat dengan kondisi pekerja.

d. Setelah kalibrasi dilakukan, alat didiamkan pada titik pengukuran selama beberapa menit untuk proses adaptasi baru kemudian aktifkan tombol logging atau proses penyimpanan data temperatur lingkungan sesuai dengan waktu pengukuran yang diinginkan.

e. Hasil pengukuran akan ditampilkan pada display, kemudian dilakukan pencatatan hasil tersebut untuk kemudian dihitung menggunakan rumus.

2. Sound Level Meter

Sound Level Meter ialah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kebisingan atau suara yang tak dikehendaki dalam satuan dB, dengan

(7)

merk Rion Type NA-20/21. Adapun cara penggunaannya adalah sebagai berikut :

a. Memastikan kondisi baterai sebelum melakukan pengoperasian alat dengan memutar selector ke posisi “BATT”, jarum penunjuk harus mengarah pada garis Range BATT untuk menunjukkan baterai dalam kondisi masih baik.

b. Melakukan kalibrasi internal alat dengan cara memutar selector pada posisi C (CAL), apabila jarum penunjuk tidak mengarah pada garis CAL warna merah maka disesuaikan dengan memutar sensitivity adjustment sampai jarum menunjuk pada garis CAL warna merah. c. Kebisingan yang akan diukur disesuikan dengan jenisnya. Selector

SLOW untuk jenis kebisingan terputus-putus dan selector FAST untuk kebisingan kontinyu serta range intensitas kebisingan yang akan diukur.

d. Pengukuran pada masing-masing titik dilakukan selama 1-2 menit. Tombol HOLD berfungsi untuk merekam hasil pengukuran yang dilakukan untuk kemudian dilakukan pencatatan.

e. Hasil pengukuran yang dicatat kemudian menghitung rata-rata kebisingan sesaat (Lek) dengan rumus :

Lek n n n n dBA N Ln n L L L                10 10 3 3 10 2 2 10 1 1 10 10 10 .... 10 1 log 10

N = jumlah kejadian/jumlah data pengukuran n = frekuensi kemunculan Ln

3. Lux Meter

Lux Meter adalah merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat pencahayaan (tingkat pencahayaan) pada suatu area atau daerah tertentu. Adapun cara penggunaannya adalah sebagai berikut :

a. Menyalakan alat Lux Meter dengan menekan tombol ON/OFF. Setelah itu melakukan kalibrasi internal alat dengan menutup sensor alat sampai diperoleh angka 0 pada display alat.

(8)

b. Setelah alat terkalibrasi kemudian memilih kisaran yang akan diukur (2.000 lux, 20.000 lux atau 50.000 lux) pada tombol Range.

c. Menempatkan Lux Meter pada titik pengukuran sampai muncul angka hasil pengukuran pada display untuk kemudian dilakukan pencatatan hasil yang diperoleh.

4. Reaction timer

Reaction timer adalah alat untuk mengukur kelelahan seseorang dengan menggunakan metode waktu reaksi. Reaction timer yang digunakan yaitu Reaction Timer merk Lakassidaya L-77 dan alat ini sudah terkalibrasi. Adapun cara penggunaannya adalah :

a. Menyiapkan alat yang terdiri dari Power Supply, Mouse, sensor rangsangan dan Reaction Timer.

b. Menghidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF, lalu alat dikalibrasi secara internal dengan memastikan angka yang muncul pada display menunjukkan angka 000.0 menggunakan tombol Reset. c. Reaction Timer merk Lakassidaya L-77 mempunyai 2 jenis sensor

yaitu sensor cahaya dan sensor suara, tergantung sensor mana yang akan digunakan dengan menekan tombol cahaya atau suara.

d. Tombol sensor pada alat diperuntukkan operator dan mouse untuk probandus.

e. Pada saat operator menekan tombol sensor, probandus harus segera menekan mouse sesuai dengan jenis sensor yang digunakan. Setelah probandus menekan mouse maka akan muncul angka waktu reaksi pada display dengan satuan milidetik .

f. Pemeriksaan dilakukan sebanyak 20 kali pada setiap probandus. Angka hasil pemeriksaan yang berlaku adalah pemeriksan nomor 6-15. Pemeriksaan nomor 1-5 adalah dalam taraf penyesuaian alat dan nomor 16-20 dianggap sebagai tingkat kejenuhan yang mulai muncul sehingga tidak digunakan dalam penghitungan rata-rata hasil pemeriksaan.

(9)

g. Kemudian dilakukan penghitungan rata-rata pada hasil pemeriksaan nomor 6-15 untuk dibandingkan dengan standar evaluasi kelelahan sebagai berikut:

Normal : waktu reaksi 150,0 s/d ≤ 240,0 milidetik. Kelelahan kerja ringan : waktu reaksi > 240,0 s/d < 410,0 milidetik. Kelelahan kerja sedang : waktu reaksi ≥ 410,0 s/d < 580,0 milidetik. Kelelahan kerja berat : waktu reaksi ≥ 580,0 milidetik.

(Setyawati, 2011)

5. Pengukuran Denyut Nadi Permenit

Pengukuran beban kerja ini dilakukan dengan cara peneliti melakukan pengukuran denyut nadi pada tangan subjek penelitian kemudian dihitung berapa kali denyut dalam 1 (satu) menit.

6. Timbangan Berat Badan

Timbangan berat badan digital merk Tanita tipe HA 662 yang digunakan untuk mengetahui berat badan subjek penelitian yang tertera dalam timbangan dalam satuan kg dan timbangan berat badan ini sudah terkalibrasi.

7. Meteran Tinggi Badan

Meteran digunakan untuk mengukur tinggi badan seseorang dalam satuan sentimeter.

8. Check list

Berupa lembaran berisi pertanyaan-pertanyaan pada subjek penelitian yang telah dipilih seperti nama, tempat/tanggal lahir, pekerjaan, alamat, jenis kelamin, umur, tinggi badan, masa kerja dan posisi kerja.

I. Pengolahan Data

1. Editing

Hasil pengamatan dari lapangan dilakukan penyutingan terlebih dahulu, secara umum editing merupakan kegiatan pengecekan dan perbaikan isian formulir.

(10)

2. Coding

Setelah semua formulir di edit selanjutnya dilakukan peng”kode”an atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

3. Data Entry

Paket program yang digunakan untuk “entry data” penelitian ini adalah paket program SPSS for Windows Versi 16 dan dilakukan dengan ketelitian untuk menghindari terjadinya bias.

4. Tabulating

Data yang sudah melalui tahapan coding selanjutnya akan dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian kemudian dimasukkan ke dalam tabel yang sudah disiapkan dan disajikan dalam bentuk tabel mean.

5. Cleaning

Data dari setiap sumber data atau subjek penelitian yang telah dimasukkan dan ditabulasi, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. J. Analisis Data

Analisis data dibantu dengan menggunakan komputer program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) for windows version 16.

1. Uji Univariat

Adalah data yang diperoleh dari hasil pengambilan data dilakukan uji analisis distribusi frekuensi yang disajikan dalam bentuk mean standar deviasi dan p value untuk normalitas data dengan uji statistik Saphiro Wilk dengan derajat kepercayaan  = 0.05. Jika nilai p < 0.05 maka data terdistribusi dengan normal.

2. Uji Bivariat

Data dari dua variabel dianalisis secara bivariat untuk mengetahui korelasinya dengan menggunakan uji parametrik Pearson Product Moment dengan derajat kepercayaan  = 0.05. Jika p < 0.05 maka

(11)

diartikan hubungan yang signifikan untuk korelasi dua variabel yang diuji dan untuk memperoleh nilai r guna mengetahui kekuatan korelasi.

3. Uji Multivariat

Data lebih dari dua variabel yang telah diuji secara bivariat dengan hasil yang signifikan akan diuji dengan regresi linier berganda untuk memperoleh nilai koefisien determinasi (R2) dalam mendefinisikan persentase secara gabungan dari variabel bebas penelitian.

4. Uji Multikolinieritas

Membandingkan nilai Varians Inflation Factor (VIF) yang diperoleh dari uji multivariat untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan antar variabel bebas penelitian (gejala multikolinieritas).

Referensi

Dokumen terkait

Para pengunjung peziarah makam Ali Mas’ud ini juga terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, dari golongan tingkat atas sampai yang ke tingkat bawah tanpa mengurangi

• Peserta didik secara berkelompok dibimbing oleh guru untuk menggabungkan contoh gerakan-gerakan yang sudah diperagakan dipertemuan sebelumnya menjadi satu

Prajurit Kulon 1650 KK 2018 86.000.000 Pembangunan Saluran Sumolepen (Lanjutan), Pembangunan Plengsengan Buzem Pulorejo (Lanjutan), Pembangunan Saluran Tenggilis

ASEAN sebagai organisasi regional di kawasan Asia Tenggara dituntut untuk lebih berperan aktif dalam proses perdamaian dan penyelesaian konflik di Myanmar.. Kerjasama

Pada PLTGU, sistem kontrol SPEEDTRONIC TM MARK V dapat melakukan kontrol, proteksi dan monitoring pada Gas Turbin Generator (GTG), salah satunya yaitu untuk

Pada umumnya lebar bagian tapak dapat diambil sebesar (0,45 s/d 0,75) H, dimana H adalah tinggi dinding penahan yang dihitung dari dasar tapak ke ujung atas dinding

Dengan keempat bentuk komponen kepemimpinan transformasional ini, para pemimpin dapat menginspirasi pengikut mereka untuk dapat berkinerja melebihi kepentingan dan

Daging dapat didefinisikan sebagai kumpulan sejumlah otot yang berasal dari ternak yang sudah disembelih dan otot tersebut sudah mengalami perubahan biokimia dan biofisik