Penerapan Metode Analtical Hierarchy Process
Dalam Memilih Bahan Bakar Minyak Untuk
Kendaraan Roda Dua
Syaifur Rahmatullah1, Achmad Rifai21 STM IK Nu s a M a n d iri, syaifur.rahmatullah@gmail.co m 2 STM IK Nu s a M a n d iri, email: a c h ma d .a c f@g ma i l. c o m
Abstrak - Bahan bakar minyak merupakan suatu kebutuhan sekunder yang sangat berperan penting dalam membantu prinsip kerja mesin pada kendaraan, salah satunya untuk kendaraan roda dua. Bagi para pengguna alat transportasi yang memilih kendaraan roda dua masih terbilang jarang dalam memperhatikan jenis bahan bakar yang sesuai, baik, dan tepat untuk kendaraanya, karena dalam memilih bahan bakar minyak pengguna kendaraan roda dua dihadapkan dengan beberapa pilihan jenis bahan bakar yang tersedia di stasiun pengisian bahan bakar (pertamina). Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan bahan bakar minyak adalah memperhatikan beberapa kriteria dari segi kualitas, harga, dampak polusi serta waktu antrian yang digunakan sebagai penilaian pertimbangan dalam menentukan bahan bakar minyak yang sesuai untuk masyarakat para pengendara roda dua, dengan menerapkan metode
Analtical Hierarchy Process (AHP) dapat membantu proses pengambilan keputusan dalam memilih bahan bakar minyak untuk kendaraan roda dua. Dan hasil perhitungan yang menggunakan AHP dapat menentukan prioritas pilihan bahan bakar minyak yang sesuai baik dan tepat untuk kendaraan roda dua.
Kata Kunci: Bahan Bakar Minyak, Pengambilan Keputusan, Analytical Hierarchy Process
ABSTRACT - Oil fuel is a secondary need that plays an important role in helping the
working principle of the engine on the vehicle, one of them for two-wheeled vehicles. For the users of the means of transportation that chooses two-wheeled vehicles is still rarely considered the appropriate type of fuel, good, and appropriate for the vehicle, because in choosing fuel oil users of two-wheeled vehicles are faced with several types of fuel options available in the refueling stations burn (pertamina). The important thing to consider in determining fuel oil is to pay attention to several criteria in terms of quality, price, pollution impact and queue time used as the consideration of consideration in determining the appropriate fuel for the society of the two-wheel riders, by applying Analytical Hierarchy Process (AHP) method can assist the decision-making process in choosing fuel oil for two-wheeled vehicles. And the results of calculations using AHP can determine the priority of choice of suitable and appropriate fuel oil for two-wheeled vehicles.
Keywords: Fuel Oil, Decision Making, Analytical Hierarchy Process
Naskah diterima : 26 Oktober 2017, Naskah dipublikasikan : 15 Januari 2018 PENDAHULUAN
Setiap aktifitas masyarakat dalam
berpergian menuju ke tempat tujuan
memerlukan alat transportasi kendaraan sebagai sarana menempuh perjalanan, yang
sering kita lihat bahwa kendaraan roda dua menjadi salah satu pilihan rutinitas yang digunakan bagi masyarakat luas sebagai alat transportasi yang praktis dan cepat, kendaraan roda dua merupakan suatu mesin
yang membutuhkan bahan bakar minyak sebagai prinsip kerja kendaraan roda dua tersebut. Bahan bakar minyak jenis bensin
sudah menjadi kebutuhan pokok bagi
konsumen yang memilih alat transportasi
kendaraan sehingga konsumen yang
berkendara harus memilih bahan bakar
minyak yang baik dan tepat untuk
kendaraanya, dengan mengisi bahan bakar minyak yang tersedia di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) sekitar.
Seperti yang kita ketahui jenis bahan bakar premium lebih di minati konsumen dengan perbandingan harga yang relatif lebih murah di antara jenis bahan bakar lainya sehingga selalu ada antrian panjang di pompa pengisian premium, namun baru-baru ini setelah permium mengalami kelangkaan, jenis bahan bakar pertalite menggantikan jenis bahan bakar premium yang masih tidak tersedia di beberapa SPBU, pertalite merupakan jenis bahan bakar minyak baru yang telah diluncurkan pertamina dengan perbandingan harga yang tidak jauh berbeda dengan premium, serta kualitas di atas
premium membuat sebagian konsumen
beralih ke pertalite.
Dan untuk jenis bahan bakar minyak pertamax saat ini terlihat ada peningkatan konsumen karena sebagian konsumen saat ini juga telah menggunakan bahan bakar tersebut dalam antrian pertamax pun berbanding hampir sama namun tidak sebanyak antrian premium atau pertalite, lalu jenis bahan bakar Pertamax plus salah satu bahan bakar yang masih jarang di gunakan konsumen, harga dan kualitas bahan bakar ini masih di atas jenis bahan bakar pertamax, dengan antrian yang masih relatif sedikit.
Masing-masing jenis bahan bakar mempunyai kualitas untuk menghasilkan performa mesin dan dampak polusi yang di hasilkan oleh bahan bakar yang berbeda-beda sesuai kandungan RON yang terdapat di bahan bakar minyak tersebut serta waktu antrian yang di pengaruhi oleh harga jual, karena mayoritas masyarakat terlihat lebih memilih harga yang lebih ekonomis tanpa memperhatikan peforma atau ke awetan mesin dalam jangka waktu yang panjang,
karena salah dalam memilih bahan bakar dapat merugikan konsumen itu sendiri. kualitas salah satu faktor penentu harga, biasanya semakin kualitas itu baik maka harga nya pun semakin tinggi (Darmanto et al., 2014)
Di SPBU pertamina memasarkan
beberapa jenis bahan bakar minyak yang
mengandung Research Octane Number
antara lain: premium dengan RON 80, pertalite RON 90, pertamax RON 92 dan pertamax plus RON 95, masing-masing kandungan RON di dalam bahan bakar mempunyai spesifikasi yang berbeda-beda, semakin tinggi nilai RON, maka semakin baik dan menghasilkan Polusi Nox dan Cox dalam jumlah sedikit sehingga polusi tersebut ramah lingkungan.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan bahwa dalam masalah yang muncul dalam penelitian ini tentang pemilihan bahan bakar minyak untuk
kendaraan bagi masyarakat yang
menggunakan alat transportasi kendaraan roda dua dengan membandingkan kualitas bahan bakar, dampak polusi yang di hasilkan, harga dan waktu antrianya dari masing-masing jenis bahan bakar minyak tersebut.
Dengan permasalahan ini penulis
memberikan alternatif pemilihan bahan bakar
minyak untuk kendaraan roda dua
menggunakan metode analytical hierarchy process, karena metode ini dapat di gunakan
sebagai sistem pengambilan keputusan
dengan kriteria dan alternatif perhitungan yang sesuai dengan pilihan responden
LANDASAN TEORI Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2015) “Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu di perhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.”
Sistem Pendukung Keputusan
bahwa “Sistem pendukung keputusan (SPK)
atau Decision Support System (DSS)
merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem ini digunakan
untuk membantu pengambilan keputusan
dalam situasi yang semi terstuktur dan situasi yang tidak terstruktur”
AHP (Analytical Hierarchy Process) A. Definisi AHP
Menurut kusrini (2007) pada
dasarnya, proses pengambil keputusan adalah memilih suatu alternatif. Peralatan
utama AHP adalah sebuah hierarki
fungsional dengan input utamanya persepsi
manusia. Keberadaan hierarki
memungkinkan di pecahnya masalah
kompleks atau tidak terstruktur dalam sub-sub masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hierarki.
AHP memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan. Salah satunya adalah dapat di gambarkan secara grafis sehingga mudah di pahami oleh semua pihak yang terlihat dalam pengambilan keputusan.
Menurut Dermawan (2009) dalam jurnal Pilar Nusa Mandiri Volume XI, No.1 Maret 2015 ISSN 1978-1946 yang
berjudul Sistem Pemdukung Keputusan
Pemilihan Handphone Menggunakan
Metode Analytical Hierarchy Process
mengutip“ model proses analitis berjenjang (Analytic Hierarchy Process)
diperkenalkan pertama kali oleh Thomas L. Saaty pada era 1970-an. Model yang berada di wilayah probabilistik ini merupakan model pengambilan keputusan dan perencanaan strategis. Ciri khas dari model ini adalah penentuan skala prioritas atas alternatif pilihan berdasarkan suatu
proses analitis secara berjenjang,
terstruktur atas variabel keputusan”.
Menurut Permana (2013) Terdapat empat aksioma-aksioma yang terkandung dalam model AHP dalam jurnal Pilar Nusa Mandiri Volume XI, No.1 Maret 2015 ISSN 1978-1946 yang berjudul Sistem
Pemdukung Keputusan Pemilihan
Handphone Menggunakan Metode
Analytical Hierarchy Process mengutip“:
1. Reciprocal Comparison adalah
pengambil keputusan harus dapat
membuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Preferensi tersebut harus
memenuhi syarat reciprocal yaitu
apabila A lebih disukai daripada B dengan skala x, maka B lebih disukai daripada A dengan skala 1/x.
2. Homogeneity adalah preferensi
seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas atau dengan kata lain elemen-elemennya dapat dibandingkan satu sama lainnya. Kalau aksioma ini
tidak dipenuhi maka elemen-elemen
yang dibandingkan tersebut tidak
homogeny dan harus dibentuk ckuster (kelompok elemen) yang baru.
3. Independence adalah preferensi
dinyatakan dengan mengasumsikan
bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan
oleh objektif keseluruhan. Ini
menunjukkan bahwwa pola
ketergantungan dalam AHP adalah
searah, maksudnya perbandingan antara
elemen-elemen dalam satu tingkat
dipengaruhi atau tergantung oleh
elemen-elemen pada tingkat dasarnya.
4. Exception adalah untuk tujuan
pengambilan keputusan. Struktur hirarki diasumsikan lengkap, apabila asumsi ini
tidak dipenuhi maka pengambilan
keputusan tidak memakai seluruh
kriteria atau objektif yang tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap.
B. Prinsip AHP
Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami, diantaranya adalah :
1. Membuat hierarki
Sistem yang kompleks bisa dipahami
dengan memecahkan menjadi
elemen-elemen pendukung, menyusun elemen
mensintesisny.
2. Penilaian kriteria dan alternatif
Kriteria dan alternatif dilakukan dengan
perbandingan berpasangan. Menurut
Saaty dalam Kusrini (2007:133) untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9
adalah skala terbaik untuk
mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala
perbandingan Saatya bisa diukur
menggunakan tabel analisis seperti
berikut tabel 1:
Tabel 1. Skala Penilaian Perbandingan Pasangan
Intensitas Kepentin
gan
Keterangan
1 Kedua elemen sama
pentingnya
3
Elemen yang satu sedikit
lebih penting daripada
elemen yang lainnya 5
Elemen yang satu lebih penting daripada elemen lainnya
7
Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya
9 Satu elemen mutlak penting
daripada elemen lainnya
2,4,6,8
Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan
Kebalikan
Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya dibandingkan dengan i Sumber : Kusrini (2007)
Untuk setiap kriteria dan alternatif,
perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau
melalui penyelesaian persamaan
matematika.
3. Logical consistency (konsistensi logis) Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek-objek yang serupa bisa ikelompokan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut tingkat hubungan antarobjek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
PEMBAHASAN Metode Penelitian
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan penelitian yang dilakukan ditunjukan pada gambar 1.
Sumber : Arikunto (2013)
Gambar 1. Bagan Arus Kegiatan Penelitian
Struktur Hirarki
Berdasarkan kriteria dan alternatif yang telah diambil, maka disusun dalam sebuah hirarki agar lebih memeprmudah dalam pengolahan data. Proses penyusunan hirarki sangat penting untuk mencegah terjadinya kesalahan yang akan berdampak pada ketidak konsistenan. Untuk itu dibuatlah struktur hirarki untuk menggambarkan tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Adapun hirarki yang di buat berdasarkan kriteria dan alternatif di atas adalah seperti gambar 2 berikut:
Sumber : hasil Pengolahan Penulis
Gambar 2. Hirarki Pemilihan Bahan Bakar
Perhitungan Kriteria Tujuan (Utama)
Tabel 2 adalah hasil perhitungan normalisasi yaitu untuk mencari nilai eigen vector yang di hasilkan dari rata-rata nilai bobot relative untuk tiap baris berdasarkan kriteria utama dalam memilih bahan bakar minyak untuk kendaraan roda dua.
Tabel 2. Matrik Perbandingan Untuk Kriteria Yang Dinormalisasikan
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Nilai Rasio konsistensi 0.079. Karena nilai rasio konsistensi (CR/RI) <0,100, maka hasil dari perhitungan ini dapat dinyatakan benar dan konsisten.
Perhitungan Alternatif Berdasarkan Kriteria Kualitas.
Tabel 3 adalah hasil perhitungan normalisasi yaitu untuk mencari nilai eigen vector yang di hasilkan dari rata-rata nilai bobot relative untuk tiap baris alternatif berdasarkan kriteria kualitas dalam memilih bahan bakar minyak untuk kendaraan roda dua.
Tabel 3. Matrik Perbandingan Alternatif Berdasarkan Kriteria Kualitas Yang
Dinormalisasikan
Sumber : hasil Pengolahan Data
Nilai Rasio konsistensi 0.083. Karena nilai rasio konsistensi (CR/RI) <0,100, maka hasil dari perhitungan ini dapat dinyatakan benar dan konsisten.
Perhitungan Alternatif Berdasarkan Kriteria Harga
Tabel 4 adalah hasil perhitungan normalisasi yaitu untuk mencari nilai eigen vector yang dihasilkan dari rata-rata nilai bobot relative untuk tiap baris alternatif berdasarkan kriteria harga dalam memilih bahan bakar minyak untuk kendaraan roda dua
Tabel 4. Matrik Perbandingan Untuk Alternatif Berdasarkan Kriteria Harga Yang
Dinormalisasikan
Sumber : Hasil pengolahan data
Nilai Rasio konsistensi 0.071. Karena nilai rasio konsistensi (CR/RI) <0,100, maka hasil dari perhitungan ini dapat dinyatakan benar dan konsisten
Perhitungan Alternatif Berdasarkan Kriteria Dampak Polusi
Tabel 5 adalah hasil perhitungan normalisasi yaitu untuk mencari nilai eigen vector yang di hasilkan dari rata-rata nilai bobot relative untuk tiap baris alternatif berdasarkan kriteria dampak polusi dalam
memilih bahan bakar minyak untuk kendaraan roda dua.
Tabel 5. Matrik Perbandingan Untuk Alternatif Berdasarkan Kriteria Dampak
Polusi Yang Dinormalisasikan
Sumber : Hasil pengolahan Data
Nilai Rasio konsistensi 0.059. Karena nilai rasio konsistensi (CR/RI) <0,100, maka hasil dari perhitungan ini dapat dinyatakan benar dan konsisten.
Perhitungan Alternatif Berdasarkan Kriteria Waktu Antrian
Tabel 6 adalah hasil perhitungan normalisasi yaitu untuk mencari nilai eigen vector yang di hasilkan dari rata-rata nilai bobot relative untuk tiap baris alternatif berdasarkan kriteria waktu antrian dalam
memilih bahan bakar minyak untuk
kendaraan roda dua
Tabel 6. Matrik Perbandingan Untuk Alternatif Berdasarkan Kriteria Waktu
Antrian Yang Dinormalisasikan
Sumber : Hasil pengolahan data
Nilai Rasio konsistensi 0.049. Karena nilai rasio konsistensi (CR/RI) <0,100, maka hasil dari perhitungan ini dapat dinyatakan benar dan konsisten.
Hasil Perkalian Gabungan Kriteria dan Alternatif
Dari hasil penggabungan seluruh nilai eigen vector dari masing-masing kriteria dan
alternatif dapat terlihat pada gambar 2 sebagai berikut
Gambar 2. Grafik Hasil Keputusan Pemilihan Bahan Bakar Minyak
Kesimpulan Pengolahan Data:
a. Pada hasil akhir keputusan alternatif pertamaxplus memiliki nilai tertinggi dengan diurutan pertama yaitu dengan bobot prioritas 0,368.
b. Pada hasil akhir keputusan alternatif pertamax memiliki nilai diurutan kedua yaitu dengan bobot prioritas 0,297.
c. Pada hasil akhir keputusan alternatif pertalite memiliki nilai diurutan ketiga yaitu dengan bobot prioritas 0,237.
d. Pada hasil akhir keputusan alternatif premium memiliki nilai diurutan ke empat atau terakhir yaitu dengan bobot prioritas 0,097.
Jadi, untuk hasil akhir eigen vektor keputusan pada grafik dalam pemilihan bahan bakar minyak tersebut terlihat bahwa jenis bahan bakar minyak pertamaxplux lebih unggul diantara jenis bahan bakar minyak lainya dengan memiliki hasil bobot prioritas 0,368. Maka dapat disimpulkan masyarakat lebih memilih pertamaxplus sebagai bahan bakar minyak terbaik dan tepat untuk kendaraan roda dua dari segi kualitas harga dampak polusi serta waktu antrian. .
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan selama proses penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Penerapan metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
dapat digunakan sebagai pengambilan
minyak untuk kendaraan roda dua. Hasil
perhitungan menggunakan metode AHP
(Analytical Hierarchy Process) setiap masing-masing nilai prioritas kriteria dapat menentukan alternatif-alternatif yang terpilih baik dan tepat berdasarkan hasil pengolahan data responden. Dari hasil perhitungan
masing-masing CR pada kriteria dan
alternatif didapatkan nilai secara keseluruhan bersifat konsisten. Hasil akhir dari penelitian ini untuk pemilihan bahan bakar minyak yang terpilih dari hasil pengolahan data adalah bahan bakar minyak pertamaxplus dinyatakan terbaik dan tepat untuk digunakan konsumen pengguna kendaraan roda dua yang mendapatkan hasil prioritas tertinggi yaitu 0,368 diantara bahan bakar lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2015. Cara Membuat Matriks
Perbandingan Berpasangan AHP.
Diambil dari
http://www.sistemphp.com/cara-
membuat-matriks-perbandingan-berpasangan-ahp/. (3 Desember 2016)
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Darmanto, Eko, Noor Latifah dan Nanik Susanti. 2014. Penerapan Metode AHP Analytical Hierarchy Process Untuk Menentukan Kualitas Gula
Tumbu. ISSN: 2252-4983.Kudus:
Jurnal Simetris Volume 5, No. 1 April 2014.
Hidayat, Wahyu. 2012. Motor Bensin
Modern. Jakarta: Rineka Cipta.
Kusrini. 2007. Konsep Aplikasi Sistem pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi.
Mardalis.2014. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.
Merlina, Nita dan Sarifah. 2015. Sistem
Pemdukung Keputusan Pemilihan
Handphone Menggunakan Metode
Analytical Hierarchy Process. ISSN 1978-1946. Jakarta: Jurnal Pilar Nusa Mandiri Volume XI, No.1 Maret 2015.
Saaty, T.L.1988. Multicriteria Decision Making: The Analytic Hierarchy Process. University of Pittsburgh, RWS Publication, Pittsburgh
Saragih, Sylvia Hartati. 2013. Penerapan metode Analytical Hierarchy Process
(AHP) pada sistem pendukung
keputusan pemilihan laptop. ISSN: 2301-9425. Medan: Pelita Informasi Budi Darma Vol. IV, No.2 Agustus
2013: 82-88. Diambil dari:
http://www.academia.edu/download/3
8645635/ahp1.pdf (17 Desember
2016)
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tehubijuluw, Florentina K dan Sugiarto.
2014. Metodologi Penelitian.
Tangerang: PT. Matana Bina Utama Paramount Skyline Complex.
Yuwono, Ismantoro Dwi. 2014. Mafia Migas Vs Pertamina Membongkar Skenario Asing di Indonesia. Yogyakarta: Galang Pustaka