BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan)
2.2 Kajian Mengenai Biaya Siklus Hidup Jalan
Suatu pembangunan pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan yang berpijak pada analisis dari berbagai aspek untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu dengan hasil yang terbaik. Kodoatie (1995) membagi aspek-aspek tersebut ke dalam empat tahapan yakni tahapan studi, tahapan perencanaan, tahapan pelaksaaan dan tahapan operasi dan pemeliharaan.
Dalam tahapan tersebut secara umum meliputi beberapa aktivitas yaitu: a. Ide atau sasaran yang ingin dicapai. Pada tahap awal ini merupakan cikal
bakal suatu kegiatan pembangunan biasanya muncul dari para stakeholder baik pemerintah atau masyarakat maupun dari kalangan swasta, misalnya ingin membangun jalan baru, pembuatan jembatan, gedung dan lainnya. b. Pra studi kelayakan. Pada tahap ini, ide atau sasaran dianalisis dengan
maksud apakah bisa dilanjutkan dengan analisis yang lebih detail dan komprehensif. Analisis awal yang dilakukan biasanya berupa analisis dari aspek teknis, ekonomi, sosial dan lingkungan yang menghasilkan kesimpulan layak atau tidak layak suatu ide dilanjutkan namun lokasi kegiatan masih belum spesifik dan bisa saja berubah.
c. Studi kelayakan. Tahap berikut ini akan dikerjakan jika sekiranya hasil rekomendasi dari para studi kelayakan menunjukkan arah positif, sehingga kemudian dikompilasi semua data primer dan data sekunder yang
diperlukan dengan lengkap sehingga analisis teknis, ekonomi, sosial dan lingkungan dilaksanakan dengan lebih detail dan menyeluruh sehingga diperoleh kesimpulan yang matang dari beberapa alternatif pembangunan tersebut beserta penentuan lokasi kegiatan yang sudah spesifik dibanding para studi kelayakan.
d. Seleksi perancangan. Pada tahap ini diseleksi hasil rekomendasi studi kelayakan dari beberapa alternatif yang diajukan untuk dilanjutkan dengan detail desain.
e. Detail desain. Detail konstruksi bangunan, RAB (Rencana Anggaran Biaya), gambar rencana, serta RKS (Rencana Kerja dan Syarat) merupakan hasil-hasil yang akan didapat pada pelaksanaan detail desain ini.
f. Pelaksanaan fisik. Merupakan tahapan pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan berupa perwujudan dari detail desain menjadi suatu bangunan sipil rencana sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari pemilik pekerjaan. g. Operasi dan pemeliharaan. Merupakan kegiatan rutin berjangka yang
dilakukan agar suatu konstruksi dapat awet selama dioperasikan.
Dari ketujuh tahapan tersebut posisi studi kelayakan mendapat porsi yang penting karena terdapat dua tahap yang bertujuan sama bagi suatu rencana pembangunan yaitu pra studi kelayakan dan studi kelayakan. Perbedaan keduanya pada situasi tertentu, kadang tak terlalu jauh, misalnya saja pada perencanaan pembangunan yang biayanya tidak besar (di bawah 50 milyar), sehingga meski langsung dilaksanakan studi kelayakan tanpa evaluasi pendahaluan atau pra studi kelayakan sudah cukup memadai bagi kelanjutan kegiatan.
Analisis ekonomi teknik atau ekonomi rekayasa yang terdapat pada pra dan studi kelayakan dapat dibagi lagi menjadi dua macam, yaitu :
a. Kelayakan ekonomi, dalam analisis ini lebih didasarkan kepada manfaat yang akan diperoleh masyarakat jika pembangunan fisik (proyek) dilaksanakan. Nilai ekonomi suatu proyek dihitung dari manfaat langsung bagi kepentingan umum, biasanya berwujud penghematan atau efisiensi
yang dinominalkan dalam mata uang berlaku yang bisa diberikan karena realisasi dari proyek tersebut
b. Kelayakan finansial, tujuan analisis ini berdasarkan pada kepentingan ekonomi pemilik proyek dalam artian seberapa besar manfaat berupa keuntungan yang diperhitungkan dalam mata uang yang berlaku yang diperoleh pemilik modal atau pekerjaan karena terlaksananya proyek tersebut. Kelayakan finansial ini terdiri dari analisis keuntungan dan biaya (benefit-cost ratio), nilai sekarang (net present value), dan laju pengembalian modal (internal rate of return). Dalam prakteknya ketiga macam analisis kelayakan finansial ini juga disebut analisis ekonomi teknik, sehingga sering mengaburkan maksud dari analisis kelayakan ekonomi.
Oleh karena itu dalam menilai kelayakan investasi untuk pembangunan jalan baru juga diperlukan analisis kelayakan ekonomi dan finansial. Umumnya analisis ini diperuntukkan pada investasi pembangunan jalan dengan lalu lintas menengah dan tinggi (medium/high volume roads). Jika analisis kelayakan finansial dilakukan dengan membandingkan biaya pembangunan (cost) dan keuntungan proyek (benefit), maka analisis kelayakan ekonomi dihasilkan dari manfaat langsung pembangunan jalan berupa penghematan biaya pengguna jalan (road user cost). Komponen utama biaya pengguna jalan antara lain terdiri dari biaya operasi kendaraan (BOK) atau vehicle operating cost (VOC), nilai waktu perjalanan (value of travel time saving) dan biaya kecelakaan (accident cost) (Dept. PU, 2005).
2.3 Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang digunakan dalam Tugas Akhir ini yang pernah dilakukan dan berkaitan dengan judul penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1. “Strategi Pemeliharaan Jalan Tol Padaleunyi Ruas Pasteur – Buah Batu” oleh Mochamad Rasyanda (2011)
Hasil analisis terhadap kinerja perkerasan komposit pada ruas jalan tol Pasteur – Buah Batu (Km 127+600 – 141+000) diperoleh nilai IRI 3,44 m/km,
3,51m/km, 3,37 m/km, dan 3,09 m/km berturut – turut pada tahun 2005, 2007, 2009, 2011 untuk lajur 1A. Sedangkan pada lajur 2A diperoleh nilai IRI 3,46 m/km, 3,59 m/km, 3,42 m/km, 3,19 m/km secara berturut – turut pada tahun 2005, 2007, 2009, dan 2011. Untuk lajur 1B pada tahun 2005, 2007, 2009, dan 2011 didapatkan nilai IRI berturut – turut 3,39 m/km, 3,55 m /km, 3,25 m/km, 3,16 m/km. Sedangkan pada lajur 2B tahun 2005, 2007, 2009, dan 2011 secara berturut – turut didapatkan nilai IRI 3,26 m /km , 3,35 m/km , 3,24 m /km , 3,09 m/km. Dengan bunga diskonto 2,5%, 3,5% dan 4,5%, didapatkan nilai NPV terkecil pada strategi pemeliharaan 4 dengan biaya berturut – turut sebesar Rp. 108.005.811.060, Rp. 94.279.298.177, dan Rp. 82.404.925.632. Strategi pemeliharaan 4 merupakan jenis pemeliharaan jalan yang paling efektif dan efisien untuk ruas jalan Tol Pasteur – Buah Batu selama 15 tahun. 2. “Strategi Pemeliharaan Jalan Di Jalan Soekarno Hatta Bandung Antara
Jembatan Viaduct Hingga Persimpangan Kiaracondong (Km 10+000 – Km. 5+900)” oleh Arbi Parianta Lukman (2011)
Berdasarkan perhitungan kapasitas jalan menggunakan software KAJI, periode analisis hanya dapat dilakukan sampai tahun 2014. Pada pola pemeliharaan jalan eksisting, pemeliharaan rutin drainase dilakukan sepanjang tahun analisis. Pada tahun 2010 dilakukan pemeliharaan berkala berupa overlay dan perbaikan trotoar. Kemudian pada tahun 2011 dilakukan pemeliharaan berkala kembali dengan item pekerjaan yaitu overlay, pengecetan marka, dan pemeliharaan rambu. Pada pola pemeliharaan rencana, pemeliharaan rutin drainase juga dilakukan sepanjang tahun analisis. pemeliharaan berkala dilakukan pada akhir periode waktu analisis yaitu pada tahun 2014 dengan item pekerjaan berupa
overlay, perbaikan trotoar, pengecetan marka dan pemeliharaan rambu jalan. Besarnya biaya pengelola jalan untuk strategi pemeliharaan eksisting pada tahun akhir periode analisis sebesar Rp. 8,804,080,218.26. Sedangkan besarnya biaya pengelola jalan untuk strategi pemeliharaan rencana pada tahun akhir periode analisis sebesar Rp. 5,388,337,357.60. Besarnya biaya pengguna (BOK) jalan untuk strategi pemeliharaan eksisting pada tahun akhir periode analisis sebesar Rp. 3,220,014,943.52. Sedangkan besarnya biaya pengguna
jalan untuk strategi pemeliharaan rencana pada tahun akhir periode analisis sebesar Rp. 3,244,127,538.72. Nilai Net Present Value (NPV) untuk strategi pemeliharaan eksisting sebesar Rp.8,462,322,866.09 dan untuk strategi pemeliharaan rencana didapat nilai NPV sebesar Rp.5,217,722,614.49. Sehingga strategi yang mungkin untuk dilakukan adalah pola strategi pemeliharaan rencana.
3. “Penyertaan Manfaat Ekonomi Makro Berupa PDRB Dalam Analisis Ekonomi Pembangunan Jalan Penghubung Bali Utara-Selatan” oleh Dewa Ketut Sudarsana (2011)
Pertumbuhan ekonomi regional provinsi Bali belum merata di masing-masing Kabupaten/Kota yang disebabkan karena pusat-pusat aktivitas ekonomi belum terhubung dan terinteraksi satu dengan yang lainnya. Kondisi ini mengindikasikan diperlukannya prasarana dan sarana penghubung antar kedua wilayah khususnya ruas jalan penghubung Bali Utara-Selatan yang memiliki standar kapasitas dan aksesibilitas yang memadai. Tulisan ini adalah merupakan kajian ulang dari aspek ekonomi berdasarkan perkembangan ekonomi sekarang. Metode analisis ekonomi yang digunakan adalah analisis biaya-manfaat. Manfaat secara ekonomi dari pembangunan jalan umumnya memperhitungkan manfaat langsung berupa penghematan dari pemakai jalan berupa penghematan biaya operasi kendaraan dan penghematan nilai waktu. Manfaat tak langsung/ekonomi makro berupa PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) akan disertakan dalam kajian ini. Hasil analisis mendapatkan; (1) Hanya dengan memperhitungkan manfaat langsung kelayakan ekonomi pada suku bunga 12%. didapat NPV= Rp 118,7 milyar; BCR=1,2 dan IRR=14,9%; (2) Dengan penyertaan manfaat ekonomi makro berupa PDRB kelayakan ekonomi proyek ini cukup sensitif terhadap risiko investasi dengan suku bunga 18% dan juga bila terjadi peningkatan biaya 15% dan manfaat turun 15% dengan indikator kelayakan ekonomi yang didapat adalah NPV=Rp146,09 milyar; BCR=1,24 dan IRR= 18,9%.
Dari hasil penelitian diatas terdapat beberapa perbedaan dan persamaan dengan studi yang akan dilakukan saat ini, seperti terlihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Perbedaan Hasil Penelitian
Studi yang Dilakukan
Saat ini oleh: Hasil Penelitian oleh:
Septian,Ady Pratama
(2012) Mochamad Rasyanda
(2011)
Arbi Parianta
Lukman (2011) Dewa Sudarsana (2011) Ketut
Judul
Penelitian Analisis Biaya Siklus Hidup Dan Penentuan
Titik Area Black Spot
Di Jalan Supratman Kota Bandung Provinsi Jawa Barat Strategi Pemeliharaan Jalan Tol Padaleunyi Ruas Pasteur – Buah Batu Strategi Pemeliharaan Jalan Di Jalan Soekarno Hatta Bandung Antara Jembatan Viaduct Hingga Persimpangan Kiaracondong (Km 10+000 – Km. 5+900) Penyertaan Manfaat Ekonomi Makro Berupa PDRB Dalam Analisis Ekonomi Pembangunan Jalan Penghubung Bali Utara-Selatan Manfaat
Penelitian Mendapatkan pengelola jalan, biaya biaya pengguna jalan dan biaya kecelakaan Mendapatkan analisis ekonomi pada setiap biaya strategi pengelolaan jalan dan biaya operasi
kendaraan
Mengetahui
kapasitas dari nilai Derajat Kejenuhan. Biaya strategi pemeliharaan eksisting dan rencana jalan Mendapatkan biaya penghematan Biaya Operasi Kendaraan serta penghematan biaya pemeliharaan jalan existing. Metode
Analisa ”Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan
Jalan Kota”
No.018/T/BNKT/1990,
Pasiffic Consultant
International non tol,
Gross Output
Approach, dan NPV
IRMS, LAPI
ITB tol, dan NPV
MKJI, KAJI,
LAPI-ITB, PCI, dan NPV Analisis manfaat, LAPI-ITB,
biaya-NPV, BCR dan IRR
Lokasi Jalan Supratman Kota
Bandung, Jawa Barat Jalan Padaleunyi Tol
Ruas Pasteur – Buah Batu Jalan Soekarno Hatta Bandung Antara Jembatan Viaduct Hingga Persimpangan Kiaracondong (Km 10+000 – Km. 5+900)
Jalan Arteri Bali Utara-Selatan (Poros Bali Tengah)
Perbedaan Menentukan titik area
black spot dan
Menghitung biaya
eksternal yaitu biaya kecelakaan lalu lintas
Perkerasan Kaku, Pemodelan Kinerja Perkerasan. Hanya membandingkan Pemeliharaan Eksisting dan pemeliharaan rencana Penyertaan manfaat tidak langsung/ ekonomi makro berupa PDRB dalam analisis ekonomi Persamaan Analisis Biaya Siklus
Hidup Analisis Biaya Siklus Hidup Menganalisis Biaya Pengelola dan
Biaya Pengguna Jalan Menganalisis ekonomi pemliharaan jalan
Dari ketiga hasil penelitian pada Tabel 2.1 menggambarkan bahwa adanya persamaan dan perbedaaan dengan studi yang dilakukan saat ini. Dalam tugas akhir ini biaya siklus hidup digunakan untuk membandingkan strategi-strategi pemeliharaan, semua aspek kinerja perkerasan, rehabilitasi, dampak sosial ekonomi dan keselamatan publik. Oleh karena itu, dalam tugas akhir ini biaya kecelakaan diperhitungkan. Rangkaian analisis akan diakhiri dengan menghitung
Net Present Value (NPV) untuk setiap strategi yang direncanakan.