• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Derajat Self-Efficacy pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Sedang Menyusun Skripsi di Universitas "X" Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Derajat Self-Efficacy pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Sedang Menyusun Skripsi di Universitas "X" Kota Bandung."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

iii

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran derajat self-efficacy pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” kota Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling, dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 125 orang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif dengan tek nik survey.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner self-efficacy yang terdiri dari 56 item. Alat ukur ini merupakan alat ukur yang disusun oleh peneliti sendiri berdasarkan teori Self-efficacy dari Bandura (2002). Berdasarkan uji validitas diperoleh hasil berkisar antara 0.4 – 0.810. Sedangkan reliabilitas diperoleh 0.957.

Berdasarkan pengolahan data secara persentase, maka didapat hasil 81.6% mahasiswa memiliki derajat self effiacy tinggi. Sedangkan 18.4% mahasiswa memiliki derajat self-efficacy rendah. Kesimpulan yang diperoleh adalah mayoritas mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” kota Bandung, memiliki derajat self-efficacy tinggi.

(2)

vii

DAFTAR ISI

Lembar judul Lembar pengesahan Abstrak

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ...vii

Daftar Tabel dan Bagan ... x

Daftar Lampiran ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...10

1.3.1 Maksud Penelitian ...10

1.3.2 Tujuan Penelitian ...10

1.4 Kegunaan Penelitian ...10

1.5 Kerangka Pemikiran ...11

1.6 Asumsi ...21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Self-efficacy ...22

(3)

viii

2.2.2 Sumber-sumber Self-efficacy ...24

2.2.3 Pemrosesan Secara Kognitif ...28

2.2.4 Proses-proses Self-efficacy ...29

2.2.5 Manfaat Adaptif dari Self-efficacy yang Optimistik ...38

2.2.6 Sekolah Sebagai Agen Untuk Menanam Cognitive Self-efficacy ....41

2.2.7 Self-efficacy yang Berkaitan dengan Masa Dewasa ...44

2.2 Masa Dewasa Awal ...47

2.2.1 Transisi dari Masa Remaja Menuju Masa Dewasa ...47

2.2.2 Perkembangan Fisik ...48

2.2.3 Perkembangan Kognitif ...49

2.2.4 Karir dan Pekerjaan ...50

2.3 Skripsi ...50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ...53

3.2 Variabel Penelitian, Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ...53

3.2.1 Variabel Penelitian ...53

3.2.2 Definisi Konseptual ...54

3.2.3 Definisi Operasional ...54

3.3 Alat Ukur ...55

3.3.1 Alat Ukur Self-efficacy ...55

3.3.2 Kuesioner Data Penunjang ...58

(4)

ix

3.4 Populasi Sasaran dan Teknik Sampling ...61

3.5 Teknik Analisis ...62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran responden ...63

4.2 Hasil penelitian ...65

4.3 Pembahasan...66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...78

5.2 Saran ...79

5.2.1 Penelitian Lanjutan ...79

5.2.1 Guna Laksana ...79

(5)

x

DAFTAR TABEL DAN BAGAN

Bagan 1.1 Skema kerangka pikir ...20

Bagan 3.1 Skema rancangan penelitian ...53

Tabel 3.1 Aspek, Indikator, Item ...56

Tabel 3.2 Skor Jawaban ...57

Tabel 4.1 Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin ...63

Tabel 4.2 Gambaran responden berdasarkan IPK ...63

Tabel 4.3 Gambaran responden berdasarkan angkatan ...64

Tabel 4.4 Gambaran responden berdasarkan berapa lama menyusun skripsi ...64

Tabel 4.5 Gambaran responden berdasarkan kemajuan mahasiswa dalam menyusun skripsi ...65

Tabel 4.6 Derajat self-efficacy ...65

(6)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas kuesioner self-efficacy Lampiran 2 Alat ukur lengkap

(7)

Lampiran 1

Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas

(8)

VALIDITAS

Item Koefisien korelasi

0,957 ð Reliabilitas tinggi sekali

(9)

Lampiran 2

§

Kata pengantar kuesioner

§

Kuesioner data pribadi

§

Kuesioner data penunjang

(10)

Kata Pengantar

Dalam kesibukan Saudara sehari- hari, maka saya mohon Saudara berkenan menyediakan waktu untuk mengisi kuesioner yang bersama ini saya lampirkan. Kuesioner ini disusun dalam rangka pengumpulan data penelitian yang diperlukan untuk menyusun skripsi saya. Adapun penelitian yang saya lakukan adalah “ Studi Deskriptif Mengenai Derajat Self-efficacy pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Sedang Menyusun Skripsi di Universitas “X” kota Bandung.

Untuk maksud tersebut, saya ajukan kuesioner yang perlu Saudara isi sesuai dengan keadaan/pendapat Saudara dan bukan keadaan ideal yang seharusnya. Dalam hal ini, tidak ada jawaban yang salah. Kami mengharapkan kesedian saudara untuk mengisi kuesioner ini dengan sungguh-sungguh. Data yang diterima nanti akan tetap terjaga kerahasiaannya. Isilah sebaik mungkin dan usahakan jangan ada nomor pernyataan yang terlewat. Bacalah petunjuk-petunjuk dan cara pengisiannya terlebih dahulu sebelum Saudara mulai mengisinya.

Atas segala bantuan yang telah diberikan dalam pengisian kuesioner ini, saya ucapkan Terima Kasih.

Hormat saya,

(11)

BIODATA

Initial : ... Angkatan :... IPK : ... Jenis kelamin : P/L

Usia : ... Berapa lama mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian : ... Berapa lama mengontrak mata kuliah Skripsi : ... Saat ini Saudara telah menyusun skripsi sampai :

a. Menentukan judul b. Bab I

c. Bab II d. Bab III

e. Seminar outline f. Mengambil data g. Bab IV

(12)

Petunjuk Pengisian :

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan diri Saudara. Jika Saudara memilih jawaban “Lain- lain”, mohon dituliskan jawaban Saudara di sampingnya. Untuk pertanyaan isian, isilah pertanyaan-pertanyaan tersebut sesuai dengan keadaan diri Saudara dengan jelas dan singkat.

Jika sudah selesai periksalah kembali agar tidak ada yang terlewatkan.

1. Hambatan yang Saudara alami selama menyusun skripsi? (jawaban boleh lebih dari satu)

... ... 2. Seberapa sering Saudara mengalami hambatan tersebut?

a. Sering sekali b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah

3. Bagaimana cara Saudara mengatasi hambatan tersebut?

... ... 4. Bagaimana penghayatan Saudara ketika mengalami hambatan tersebut?

a. Merasa tertantang b. Stres

c. Biasa saja

d. Lain- lain ... 5. Seberapa sering Saudara berhasil mengatasi hambatan tersebut?

a. Sering sekali teratasi dengan baik b. Sering teratasi

c. Jarang teratasi d. Jarang sekali teratasi

6. Bagaimana penghayatan Saudara saat dapat mengatasi hambatan dalam menyusun skripsi?

a. Merasa lebih bersemangat untuk menyusun skripsi b. Puas

c. Biasa saja

(13)

7. Apakah Saudara memiliki teman atau senior atau mahasiswa yang menjadi panutan Saudara dalam menyusun skripsi?

a. Ya.

Sebutkan ... b. Tidak

8. Keberhasilan teman :

a. Merupakan suatu tantangan bagi saya untuk lebih giat berusaha lagi b. Merupakan suatu ancaman bagi saya

c. Biasa-biasa saja, tidak berpengaruh sama sekali 9. Kegagalan teman :

a. Mempengaruhi saya untuk lebih giat berusaha lagi b. Wajar-wajar saja, tidak berpengaruh sama sekali

10.Siapakah orang yang sering memberi masukan kepada Saudara untuk menyelesaikan skripsi secepatnya? (jawaban boleh lebih dari satu)

a. Keluarga

b. Teman seangkatan c. Sahabat

d. Dosen

e. Lain- lain ... 11.Bagaimana masukan orang tersebut mempengaruhi Saudara dalam menyusun

skripsi?

a. Meningkatkan kinerja b. Menurunkan kinerja c. Biasa saja

d. Lain- lain ... 12.Seberapa sering Saudara menerima kritikan atas kegagalan Saudara?

a. Sering sekali b. Sering c. Jarang d. Jarang sekali

13.Seberapa sering Saudara menerima pujian atas keberhasilan Saudara? a. Sering sekali

b. Sering c. Jarang d. Jarang sekali

14.Sejauh mana kondisi fisik yang sehat mempengaruhi Saudara dalam menyusun skripsi?

a. Meningkatkan semangat kerja dan kinerja

(14)

c. Tidak berpengaruh apapun

d. Lain- lain ... 15.Sejauh mana kondisi fisik yang sakit mempengaruhi Saudara dalam menyusun

skripsi?

a. Menghambat semangat kerja dan kinerja

b. Menurunkan semangat kerja namun tidak menurunkan kinerja c. Tidak berpengaruh apapun

d. Lain- lain ... 16.Suasana hati (mood) :

a. Mempengaruhi proses penyusunan skripsi

(15)

PETUNJUK PENGISIAN :

Bacalah baik-baik pernyataan-pernyataan di bawah ini, lalu tentukan seberapa yakin Saudara dapat melaksanakan setiap tugas tersebut dengan memberi tanda silang (X) pada setiap kolom yang sesuai dengan keyakinan Saudara.

§ Pilihlah “yakin” jika Saudara yakin dapat melaksanakan tugas tersebut

§ Pilihlah “cukup yakin” jika Saudara cukup yakin dapat melaksanakan tugas tersebut

§ Pilihlah “kurang yakin” jika Saudara kurang yakin dapat melaksanakan tugas tersebut

§ Pilihlah “tidak yakin” jika Saudara tidak yakin dapat melaksanakan tugas tersebut

Jika sudah selesai periksalah kembali agar tidak ada yang terlewatkan.

No TUGAS yakin cukup 1. Memilih dosen pembimbing yang memiliki kompetensi

yang sejalan dengan bidang skripsi yang saya kerjakan 2. Berusaha mencari informasi mengenai dosen pembimbing

yang kompeten dalam bidang skripsi saya

3. Jika dosen menolak untuk menjadi pembimbing, saya berusaha mencari dosen pembimbing lain yang berkompeten dalam bidang skripsi saya

4. Saya tidak merasa tertekan meskipun menjalani proses bimbingan dengan dosen yang memiliki kompetensi berbeda dengan bidang skripsi saya

5. Memilih dosen pembimbing yang memiliki kemampuan dalam menerangkan materi dengan baik

6. Mempersuasi dosen yang memiliki kemampuan menerangkan materi dengan baik untuk menjadi dosen pembimbing saya

7. Jika dosen pembimbing berbeda pendapat dengan saya dalam memahami materi, saya berusaha berdiskusi dengannya

8. Saya tidak mudah merasa stres walaupun saya mendapatkan dosen pembimbing yang tidak sesuai dengan harapan 9. Memilih judul skripsi dengan teori yang belum pernah

diteliti

10. Berusaha membaca teori-teori baru untuk menemukan judul skripsi yang menantang

11. Jika judul skripsi selalu ditolak, saya tetap berusaha menemukan judul lain yang menantang

(16)

No TUGAS yakin cukup 13. Memilih menentukan fenomena masalah terlebih dahulu

untuk menentukan judul yang tepat

14. Berusaha melakukan survey awal untuk menemukan permasalahan aktual

15. Jika di perpustakaan kurang tersedia materi skripsi yang diperlukan untuk merumuskan judul, saya berusaha mencari di perpustakaan universitas lain

16. Saya tidak mudah merasa cemas jika judul skripsi kurang mencerminkan masalah aktual

17. Memilih untuk mengikuti bimbingan dibandingkan mengikuti ajakan teman untuk bermain pada waktu yang bersamaan

18. Mengikuti proses bimbingan secara aktif dengan kedua dosen pembimbing

19. Jika dosen pembimbing sulit untuk ditemui, saya berusaha datang ke kampus untuk mencari dosen yang bersangkutan 20. Saya tidak mudah merasa stres walaupun dosen

pembimbing sulit untuk ditemui

21. Menentukan langkah tepat yang akan diambil untuk memperbaiki outline sesuai bimbingan dari dosen.

22. Berusaha langsung memperbaiki outline sesuai dengan masukan dari dosen pembimbing

23. Tetap bertahan merevisi outline sampai akhirnya disetujui oleh dosen pembimbing

24. Saya tidak mudah merasa stres jika outline saya harus terus menerus direvisi

25. Memilih cara tepat untuk mempresentasikan materi skripsi pada seminar outline agar mudah dimengerti

26. Berusaha mempelajari materi terlebih dahulu sebelum melakukan presentasi seminar outline

27. Walaupun saya merasa tegang, saya tetap berusaha sebaik mungkin dalam melakukan presentasi seminar outline

28. Saya tidak mudah merasa cemas jika melakukan presentasi di depan orang pada saat seminar outline

29. Memilih mahasiswa yang kritis untuk menjadi pembahas seminar outline

30. Mencari mahasiswa yang memahami teori skripsi saya untuk menjadi pembahas seminar outline

31. Jika mahasiswa yang berkompeten tidak bersedia untuk menjadi pembahas, saya berusaha mencari mahasiswa lain yang berkompeten

(17)

No TUGAS yakin cukup 33. Memilih langsung memperbaiki outline segera setelah

seminar berlangsung

34. Mencari buku referensi di perpustakaan untuk melengkapi bahan yang kurang berdasarkan masukan seminar

35. Meskipun sulit menemukan buku referensi, saya tetap berusaha melengkapi bahan yang kurang

36. Saya tidak merasa tertekan ketika diharuskan langsung memperbaiki outline setelah seminar

37. Memilih untuk merevisi alat ukur berdasarkan masukan seminar sebelum melakukan uji validitas dan reliabilitas 38. Berusaha berdiskusi dengan dosen pembimbing dalam

menentukan item yang tepat

39. Jika alat ukur yang ada teruji tidak valid , saya berusaha merevisinya kembali

40. Saya tidak mudah merasa stres jika alat ukur yang ada tidak reliabel

41. Mengidentifikasi strategi yang tepat untuk menanggulangi apabila terdapat data yang kurang lengkap

42. Berusaha memerika kembali alat ukur yang telah diisi responden untuk menjamin kelengkapan isinya

43. Jika terdapat data yang kurang lengkap, saya berusaha untuk mencari responden tersebut untuk melengkapinya 44. Saya tidak mudah merasa cemas walaupun data yang saya

dapat kurang lengkap

45. Menetapkan langkah-langkah untuk mengatasi masalah keterbatasan tersedianya responden

46. Berusaha mencari responden yang bersedia untuk diambil datanya

47. Jika responden sulit ditemui, saya tetap berusaha mencarinya

48. Saya tidak mudah merasa stres meskipun responden sulit untuk ditemui

49. Menentukan target nilai sidang sarjana yang memuaskan

50. Menyusun skripsi dengan sungguh-sungguh untuk mendapat nilai memuaskan di sidang sarjana

51. Bertahan mengatasi rintangan-rintangan yang muncul saat pencapaian target nilai sidang dengan baik

52. Saya tidak mudah merasa stres dalam menghadapi kegagalan saat mencapai target nilai

53. Memilih untuk mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan sebelum sidang sarjana berlangsung

54. Berusaha mempelajari materi terlebih dahulu sebelum menjalani sidang sarjana

55. Jika terdapat materi sidang yang belum dipahami, saya berusaha meminta dosen pembimbing untuk menerangkan materi tersebut

(18)

Lampiran 3

(19)

Lampiran 4

(20)

CROSSTABS

Tabel IV.1. Tabulasi silang antara hasil kemajuan menyusun skripsi dengan derajat self-efficacy Derajat Self-efficacy

(21)

Tabel IV.2.Tabulasi silang antara hambatan/kegagalan yang dialami dengan derajat self-efficacy

Tabel IV.3. Tabulasi silang antara frekuensi hambatan dengan derajat self-efficacy

16 58 74 Derajat Self-efficacy

(22)

Tabel IV.4. Tabulasi silang antara cara yang dipilih mahasiswa untuk mengatasi hambatan/kegagalan dengan derajat self-efficacy

Tabel IV.5. Tabulasi silang antara penghayatan mahasiswa ketika menghadapi hambatan/kegagalan dengan derajat self-efficacy

2 1 3 Belum tahu cara mengatasi

Berusaha mengatasi Derajat Self-efficacy

Total Derajat Self-efficacy

(23)

Tabel IV.6. Tabulasi silang antara persepsi yang dialami mahasiswa mengenai seberapa sering mereka berha sil mengatasi hambatan/kegagalan dengan derajat self-efficacy

Tabel IV.7. Tabulasi silang antara penghayatan mahasiswa ketika dapat mengatasi hambatan dengan derajat self-efficacy

5 51 56 Sering sekali teratasi Jarang sekali teratasi Seberapa Sering

Dapat Mengatasi Hambatan

Total

Rendah Tinggi Derajat Self-efficacy

Total Derajat Self-efficacy

(24)

Tabel IV.8. Tabulasi silang antara tokoh panutan mahasiswa dalam menyusun skripsi dengan derajat self-efficacy

Tabel IV.9. Tabulasi silang antara persepsi mahasiswa mengenai keberhasilan teman dengan derajat self-efficacy

Tabel IV.10. Tabulasi silang antara persepsi mahasiswa mengenai kegagalan teman dengan derajat self-efficacy

8 50 58 Derajat Self-efficacy

Total Derajat Self-efficacy

Total Derajat Self-efficacy

(25)

Tabel IV.11. Tabulasi silang antara figur yang sering memberi masukan pada mahasiswa untuk menyelesaikan skripsi secepatnya dengan derajat self-efficacy

Tabel IV.12. Tabulasi silang antara persepsi mengenai bagaimana masukan orang lain mempengaruhi mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi dengan derajat self-efficacy Derajat Self-efficacy

(26)

Tabel IV.13. Tabulasi silang antara frekuensi kritikan yang diperoleh dengan derajat self-efficacy

Tabel IV.14. Tabulasi silang antara frekuensi pujian yang diperoleh dengan derajat self-efficacy Derajat Self-efficacy

Total Derajat Self-efficacy

(27)

Tabel IV.15. Tabulasi silang antara pengaruh kondisi fisik yang sehat dengan derajat self-efficacy

Tabel IV.16. Tabulasi silang antara pengaruh kondisi fisik yang sakit dengan derajat self-efficacy

Tabel IV.17. Tabulasi silang antara suasana hati dengan derajat self-efficacy

15 84 99 Derajat Self-efficacy

Total Derajat Self-efficacy

Total Derajat Self-efficacy

(28)

Tabel IV.18. Tabulasi silang antara cara mahasiswa untuk mengatasi mood dengan derajat self-efficacy

Tabel IV.19. Tabulasi silang antara IPK dengan derajat self-efficacy

Tabel IV.20. Tabulasi silang antara jenis kelamin dengan derajat self-efficacy

0 2 2 Derajat Self-efficacy

Total Derajat Self-efficacy

Total Derajat Self-efficacy

(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)

99 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 1 3

100 4 4 3 4 4 4 4 4 1 1 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3

101 4 2 3 1 4 4 4 2 1 2 1 1 2 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 2

102 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 1 1 3 3 1 2 2 3 3 1 3 3 3 1 4 4 4 1 2

103 4 4 4 2 4 3 4 1 1 3 3 1 4 3 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 4 4 4 3 4

104 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4

105 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4

106 3 3 3 2 4 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 4 4 2 3 4 2 2 2

107 4 4 4 2 4 4 4 2 2 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3

108 4 4 4 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4

109 3 3 3 2 3 3 3 1 1 1 1 1 3 3 1 3 4 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 1

110 3 4 4 2 4 4 3 2 2 1 2 2 3 3 1 2 3 2 3 2 3 3 2 1 3 3 3 2 1

111 4 4 4 3 4 4 4 3 1 1 4 1 2 3 4 3 4 1 4 3 3 1 4 3 3 4 4 3 2

112 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 4 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3

113 4 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4

114 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 1

115 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 3 2 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 1 2 3 3 3 2 4

116 4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 2 2 4 4 4 3 2 1 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 1

117 3 3 3 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2

118 4 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3

119 3 3 4 2 4 2 3 3 1 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 2 3 4 4 2 4 4 4 3 3

120 4 4 3 3 4 4 3 1 1 2 4 2 3 4 3 2 4 3 3 2 4 3 2 3 4 3 4 2 3

121 3 3 4 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 2 3

122 3 3 3 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 1 2

123 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 2 3 3 3 1 3

124 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 2 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 2

(36)

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 214 Tinggi

2 3 2 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 199 Tinggi

3 3 1 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 2 3 4 3 2 3 3 3 2 4 4 4 2 156 Tinggi

3 1 1 2 4 3 2 4 3 3 1 3 3 3 1 4 4 3 1 3 3 2 2 3 3 2 2 140 Rendah

4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 4 2 3 4 3 3 2 4 4 3 2 159 Tinggi

4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 205 Tinggi

4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 211 Tinggi

3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 2 3 3 3 2 154 Tinggi

4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 199 Tinggi

4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 4 4 4 3 185 Tinggi

1 1 1 3 3 3 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 3 1 3 3 3 1 134 Rendah

2 1 1 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 1 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 1 137 Rendah

4 4 2 1 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 175 Tinggi

2 3 2 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 1 4 3 2 3 3 1 2 3 3 3 2 152 Tinggi

3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 185 Tinggi

1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 139 Rendah

4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 2 175 Tinggi

4 4 3 2 3 3 2 3 4 4 2 3 2 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 173 Tinggi

3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 135 Rendah

3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 4 4 4 2 3 3 3 2 152 Tinggi

3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 2 3 3 4 2 163 Tinggi

3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 4 2 175 Tinggi

4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 190 Tinggi

3 3 1 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 134 Rendah

1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 170 Tinggi

4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 196 Tinggi

(37)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi ini, pertumbuhan di bidang pendidikan kian meningkat. Pertumbuhan pesat ini menciptakan persaingan yang ketat antara berbagai pihak. Dengan begitu pendidikan dituntut mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi agar mampu bersaing dengan baik bila individu sudah terjun ke dalam masyarakat. Selepas menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu individu akan memiliki keterampilan, kemampuan, maupun pengetahuan tentang bidang ilmu yang telah ditekuninya. Oleh karena itu agar mampu bersaing, individu berupaya untuk bersaing meningkatkan kompetensinya melalui pendidikan.

(38)

2

untuk memperoleh kompetensi tertentu pula pada saat memasuki dunia kerja. Dengan adanya kompetensi itu, individu diharapkan dapat bersaing secara optimal dengan individu lain.

Di jenjang pendidikan tinggi ini, mahasiswa memiliki keleluasaan untuk menentukan pilihannya dalam menjalani perkuliahan, seperti menentukan mata kuliah yang akan ditempuh, menentukan cara dan metode belajar yang dianggap paling efektif dan sesuai dengan dirinya, lalu menentukan strategi dalam mengatasi hambatan. Dengan demikian, baik secara langsung maupun tidak langsung, mahasiswa akan menentukan sendiri prestasi akademiknya. Akan tetapi di sisi lain, mahasiswa memiliki batasan dalam hal waktu tempuh studinya, yaitu berkisar antara 8 semester hingga 14 semester. Khusus untuk mahasiswa fakultas psikologi, batas waktu yang ditetapkan adalah minimal delapan semester, yang akan dinyatakan lulus setelah menempuh sidang sarjana dengan mempertanggungjawabkan skripsi.

(39)

3

sesuai dengan proses bimbingan yang akan dipergunakan. Kemudian yang terakhir adalah tahap penyelesaian, yaitu seminar skripsi, perbaikan skripsi, sidang, perbaikan akhir, dan dokumentasi (Pedoman penulisan skripsi sarjana I, 2000).

Bagi mahasiswa fakultas psikologi kurikulum baru yang berbasis kompetensi, maka dalam menyusun skripsi diwajibkan mengontrak mata kuliah usulan penelitian sebelum mengontrak skripsi. Di dalam usulan penelitian, mahasiswa diwajibkan menyusun dari Bab I sampai dengan Bab III lalu menjalani seminar outline. Setelah menjalani seminar, barulah mahasiswa diperbolehkan mengontrak skripsi. Di dalam skripsi mahasiswa menyusun dari Bab IV sampai dengan Bab V lalu menjalani sidang skripsi.

Dalam menjalani proses penyusunan skripsi inilah seringkali dijumpai hambatan- hambatan, baik yang bersumber dari dalam diri mahasiswa sendiri maupun dari luar diri mahasiswa. Hambatan yang bersumber dari dalam diri antara lain berbentuk keengganan mahasiswa untuk mengerahkan daya juangnya sehingga melakukan penundaan-penundaan dan tidak mampu dengan cepat menyesuaikan diri dengan aktivitas mandiri yang dituntut pada saat proses penyusunan skripsi. Selain itu mahasiswa juga sering merasa sulit untuk menuangkan pikirannya ke dalam kalimat yang benar.

(40)

4

bimbingan tertunda, hingga kesulitan yang sifatnya teknis seperti perizinan yang berbelit, ketersediaan responden yang terbatas. Selain itu hambatan eksternal lainnya adalah bagi mahasiswa yang mengontrak usulan penelitian adalah terbatasnya waktu. Dalam hal ini mahasiswa diwajibkan untuk menyesaikan bab I sampai dengan bab III sebelum Ujian Akhir Semester berlangsung, karena jika tidak mereka tidak akan lulus dan diwajibkan mengulang kembali.

Kunci penyelesaian dari pelbagai hambatan yang dijumpai oleh mahasiswa sangat tergantung pada diri mahasiswa yang bersangkutan. Bagi mahasiswa yang memandang hambatan sebagai tantangan yang harus diatasi, tentunya akan menjalani proses penyusunan skripsi secara optimal sehingga berdampak kepada penyelesaian studi tepat waktu. Sedangkan mahasiswa yang tidak berhasil mengubah hambatan skripsi menjadi tantangan, akan menyelesaikan proses penyusunan skripsi tanpa kendali dari segi waktu sehingga dengan sendirinya akan semakin memperpanjang waktu tempuh studinya.

Untuk melalui hambatan-hambatan tersebut maka faktor internal paling mendasar yang perlu dimiliki oleh mahasiswa saat berhadapan dengan situasi penuh dengan tantangan seperti halnya proses penyusunan skripsi ini adala h keyakinan bahwa dirinya mampu di dalam menyusun skripsi. Belief seseorang terhadap kemampuannya dalam mengatur dan melaksanakan tindakan yang dibutuhkan untuk mengatur situasi-situasi yang prospektif disebut dengan self-efficacy (Bandura, 2002).

(41)

5

tingkat kesulitan relatif tinggi ini, berusaha optimal untuk mencari, membaca, dan mengintegrasikan konsep-konsep, tidak mudah menyerah, memperbaiki hasil feedback sesegera mungkin, dan menjalani proses bimbingan secara teratur. Akan tetapi pada kenyataannya banyak mahasiswa yang terlambat dalam menyelesaikan skripsi. Di fakultas psikologi, kondisi idealnya adalah mahasiswa harus lulus dengan masa studi antara delapan hingga sepuluh semester. Kurun waktu tersebut, masih sulit untuk dicapai. Apabila dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang diterima di setiap awal tahun ajaran (input), maka mahasiswa yang lulus tepat waktu (output) kurang dari 10%. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data pada acara wisuda semester genap tahun 2005, hanya 50 mahasiswa psikologi yang berhasil diwisuda. Selain itu, hanya 22 orang yang lulus sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan.

(42)

6

penelitian, 42 orang mahasiswa sudah mengontrak selama satu tahun dan sisanya baru mengontrak semenjak tahun ajaran 2005/2006 (Sumber : Tata usaha fakultas psikologi universitas “x”).

Berdasarkan survey awal yang dilakukan kepada 15 mahasiswa psikologi yang sedang menyusun skripsi, 40% mahasiswa merasa tidak yakin pada kemampuannya untuk menghadapi hambatan agar dapat menyelesaikan skripsi dengan masa studi tidak lebih dari lima tahun. Sedangkan 60% mahasiswa merasa yakin pada kemampuannya untuk mengatasi rintangan dengan menetapkan strategi tertentu sehingga dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu.

(43)

7

penyusunan skripsi, atau terhenti secara total dari proses penyusunan skripsi. Mayoritas mahasiswa juga menjadi stres karena banyaknya kegagalan yang dialami.

Bila dilihat berdasarkan sumber-sumber informasi dalam self-efficacy maka 40% mahasiswa tersebut mempunyai informasi- informasi sebagai berikut. Menurut mereka, pengalaman yang terus menerus ditolak ketika menyusun outline membuat mereka merasa berat untuk mencoba mengatasi hambatan tersebut. Selain itu sebagian besar mahasiswa melihat senior yang mirip dengan mereka me mang jarang yang bisa menyelesaikan skripsi tepat waktu. Akan tetapi sebagian besar orang tua dan teman-teman mahasiswa tersebut mempersuasi mereka, salah satunya dengan cara menyuruh mahasiswa untuk selalu bimbingan, untuk bekerja lebih giat. Jika mood mahasiswa sedang tidak enak, mereka tidak akan mengerjakan skripsi dan memilih beristirahat dahulu.

(44)

8

Sedangkan 60% mahasiswa yang merasa yakin pada kemampuannya, mempunyai ciri-ciri tingkah laku sebagai berikut; sebagian mahasiswa langsung memulai proses bimbingan setelah mendapat dosen pembimbing. Dalam pelaksanaannya mahasiswa tersebut juga menemukan hambatan-hambatan, misal kurang memahami teori, mengalami kejenuhan karena outline harus terus direvisi, sulit menemukan buku sumber, dan sulit mengkonstruksi alat ukur. Akan tetapi hambatan tersebut dengan sungguh-sungguh diatasi, misalnya dengan meminta diterangkan teori oleh dosen lain, mencari bahan di internet, memesan buku di tempat lain. Walaupun usaha itu tidak semuanya membuahkan hasil, namun tidak membuat mereka patah semangat memperbaiki outline. Menurut mereka, kalau orang berusaha maka tidak ada yang tidak bisa dilakukan. Meskipun begitu, mayoritas mahasiswa merasa stres karena banyaknya hambatan.

(45)

9

mahasiswa sedang malas mengerjakan skripsi, mayoritas mahasiswa memilih beristirahat dahulu.

Kemudian apabila dilihat berdasarkan kemajuan yang sudah diperoleh, maka 60% mahasiswa yang yakin pada kemampuannya tersebut sudah menyusun skripsi selama dua semester, secara rinci seluruh mahasiswa sudah mencapai bab III dan terus mengoreksi, dua mahasiswa di antaranya sudah mengikuti seminar. Mahasiswa dengan gejala-gejala tersebut menggambarkan ciri-ciri self-efficacy yang tinggi. Mahasiswa dengan self-efficacy yang tinggi akan menganggap tugas yang sulit seperti skripsi sebagai tantangan yang harus dikuasai, dan bukan sebagai ancaman atau sesuatu yang harus dihindari. Mereka meningkatkan dan mempertahankan usaha mereka pada waktu menghadapi kegagalan dalam menjalani pembuatan skripsi. Usaha yang penuh keyakinan itu akan mengurangi stres dan menurunkan kerentanan terhadap depresi. (Bandura, 2002).

Berdasarkan data-data dan survey awal yang telah dilakukan pada mahasiswa psikologi, peneliti menemukan adanya variasi dalam keyakinan mahasiswa akan kemampuan dirinya untuk menyelesaikan skripsi dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian studi deskriptif mengenai derajat self-efficacy pada mahasiswa fakultas psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” kota Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

(46)

10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai derajat self-efficacy pada mahasiswa fakultas psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data empiris dan mengetahui lebih rinci tentang derajat self-efficacy pada mahasiswa fakultas psikologi ya ng sedang menyusun skripsi di Universitas “X” kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan Teoritis :

§ Penelitian ini dapat memberi masukan bagi ilmu Psikologi Pendidikan, mengenai derajat self-efficacy pada mahasiswa fakultas psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” kota Bandung.

(47)

11

Kegunaan Praktis :

§ Memberi informasi bagi mahasiswa tentang gambaran derajat self-efficacy pada mahasiswa fakultas psikologi yang sedang menyusun skripsi, dalam rangka mengatasi kesulitan dan memberi dorongan kepada mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi.

§ Memberi informasi bagi para dosen pembimbing mengenai gambaran derajat self-efficacy mahasiswa fakultas psikologi yang sedang menyusun skripsi, dalam rangka meningkatkan dan membina self-efficacy mahasiswa bimbingannya.

1.5 Kerangka Pemikiran

Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi termasuk dalam masa dewasa awal. Masa dewasa awal merupakan suatu periode dalam kehidupan manusia, dengan kisaran usia antara 20 tahun hingga 35 tahun (Santrock, 2002). Dari sekian banyak tugas perkembangan yang ada pada masa dewasa awal, salah satunya adalah belajar menuntut ilmu untuk bekal mendapatkan pekerjaan. Untuk mendapatkan pekerjaan, ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi, salah satunya adalah tingkat pendidikan. Agar mampu bersaing dengan calon pekerja yang lainnya, mahasiswa diharapkan mempunyai memperoleh nilai yang memuaskan dalam prestasi akademik dan menyelesaikan skripsi dengan nilai baik serta lulus sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan.

(48)

12

diharuskan mengerti dan memaparkan pengertiannya tersebut pada skripsi yang akan ia buat. Selain itu kesulitan lainnya bagi mahasiswa adalah mereka dituntut untuk bersikap mandiri dalam menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan, dengan begitu mahasiswa sendiri yang akan menentukan hasilnya. Dengan begitu mahasiswa juga dituntut menentukan sendiri apa yang akan dilakukan ketika menghadapi hambatan. Hambatan yang ada yaitu kesulitan mencari dosen pembimbing, kesulitan menentukan judul, kesulitan menemukan fakta, tidak memahami teori, kesulitan membuat kerangka pemikiran, kesulitan membuat alat ukur yang baru, kesulitan menjawab pertanyaan yang diajukan pada saat seminar ataupun sidang, kesulitan mencari sampel untuk pengambilan data, dan sulit untuk mengolah data yang ada. Hambatan-hambatan ini harus dilalui agar mahasiswa dapat menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu.

(49)

13

pilihan bagi goal, berapa banyak usaha yang mereka keluarkan, berapa lama dapat bertahan menghadapi rintangan, dan ketabahan mengatasi kegagalan.

Self-efficacy tersebut dibentuk oleh empat sumber utama. Sumber yang pertama ialah mastery experience, yaitu pengalaman bahwa seseorang mampu menguasai keterampilan tertentu. Misalnya dosen menyetujui judul yang diajukan oleh mahasiswa. Keberhasilan ini akan membangun keyakinan terhadap self-efficacy mahasiswa. Akan tetapi terdapat juga pengalaman lain seperti mahasiswa yang diberi feedback oleh dosen pembimbing agar memperbaiki kerangka pikir yang sudah dibuat oleh mahasiswa. Kegagalan ini dapat menghambat self-efficacy mahasiswa, terutama bila kegagalan terjadi sebelum mahasiswa membentuk penghayatan efficacy secara mantap.

(50)

14

Sumber ketiga yaitu verbal / social persuasion yaitu menguatkan keyakinan bahwa mereka memiliki hal-hal yang dibutuhkan untuk berhasil. Misalnya mahasiswa yang dipersuasi oleh orang-orang signifikan di sekitarnya, yaitu orang tuanya atau peers-nya bahwa mereka mampu untuk menyelesaikan skripsi secepatnya. Mahasiswa yang dipersuasi yang secara verbal bahwa mereka mempunyai kemampuan untuk menguasai aktivitas tertentu cenderung menggerakkan usaha yang lebih besar dan mempertahankannya. Tidak demikian jika mahasiswa diberi masukan oleh peers-nya bahwa mereka tidak mampu untuk lulus secepatnya. Mahasiswa yang dipersuasi bahwa mereka kurang mampu, cenderung untuk menghindari aktivitas-aktivitas yang menantang dan menyerah bila menghadapi kesulitan

Sumber yang terakhir, yaitu physiological and affective states yaitu mengurangi reaksi stres dan mengubah kondisi emosional yang negatif dan mengubah misinterpretasi keadaan fisik. Suasana hati mempengaruhi penilaian seseorang terhadap personal efficacynya. Misalnya suasana hati mahasiswa sedang bersemangat untuk membuat outline. Mood positif tersebut dapat memperkuat self-efficacy. Berbeda apabila mahasiswa yang sedang mengalami mood tidak enak ketika menjalani sidang skripsi. Mood negatif tersebut dapat menurunkan self-efficacy mahasiswa.

(51)

15

menggerakkan tingkah laku, jika melalui pemrosesan secara kognitif terhadap informasi efficacy yang telah diperoleh. Oleh karena itu informasi tersebut akan diseleksi, ditimbang dan diintegrasikan ke dalam penilaian self-efficacy. Pengalaman ya ng telah diproses secara kognitif tersebut akan menentukan derajat self-efficacy mahasiswa.

Setelah self-efficacy terbentuk, maka belief tersebut akan diproses oleh empat proses utama, yang akan mempengaruhi fungsi manusia. Proses yang pertama adalah proses kognitif. Mayoritas tindakan pada awalnya diatur dalam pikiran. Belief mahasiswa mengenai bentuk efficacy yang mereka miliki membentuk tipe anticipatory skenario yang mereka bentuk dan latih. Mahasiswa yang mempunyai penghayatan efficacy yang tinggi, melihat situasi sebagai kesempatan. Mereka membayangkan skenario sukses yang memberikan tuntunan yang positif dan dukungan untuk pelaksanaan pencapaian. Oleh karena itu dapat dilihat dalam ciri-ciri tingkah lakunya, mahasiswa dengan self-efficacy tinggi akan menentukan tujuan yang menantang dan berkomitmen terhadap tujuan tersebut. Misalnya mahasiswa akan memilih judul baru dengan teori yang belum pernah diteliti, memilih mahasiswa pembahas seminar outline yang kritis, dan memilih dosen yang berkompeten dalam bidangnya.

(52)

16

yang sudah banyak digunakan, menentukan target nilai ujian sidang yang kurang maksimal.

Kemudian terdapat proses seleksi. Belief terhadap personal efficacy dapat berperan besar dalam membentuk arah kehidupan dengan mempengaruhi tipe aktivitas dan lingkungan yang mereka pilih. Mahasiswa akan menghindari aktivitas dan situasi yang mereka yakini di luar kemampuan coping mereka. Tapi mereka dengan cepat melakukan aktivitas dan memilih situasi yang mereka nilai bahwa mereka mampu menanganinya. Mahasiswa dengan self-efficacy tinggi akan memandang aktivitas menantang sebagai sesuatu yang dapat mereka lakukan. Oleh karena itu dalam tingkah lakunya mahasiswa dengan self-efficacy tinggi akan memilih aktivitas dengan tingkat kesulitan lebih tinggi. Dengan begitu mereka juga mempunyai minat dan usaha yang lebih besar dalam mengejar tujuannya. Misalnya mahasiswa memilih untuk langsung memperbaiki outline segera setelah seminar outline berlangsung, memilih melakukan survey awal terlebih dahulu agar dapat menemukan fenomena yang benar-benar bermasalah.

(53)

17

Lalu proses yang lain adalah proses motivational. Kebanyakan motivasi dibentuk secara kognitif. Mahasiswa memotivasi diri mereka dan mengarahkan antisipasi tindakan mereka dengan melatih forethought. Mereka membentuk beliefs mengenai apa yang dapat mereka lakukan, mereka mengantisipasi hasil positif dan negatif yang mungkin dihasilkan oleh tujuan yang berbeda. Motivasi diperlukan karena mahasiswa harus berusaha untuk menjalankan keputusan yang sudah ditetapkan agar dapat mencapai tujuannya. Kemudian, untuk mencapai tujuan, mahasiswa tidak hanya diharuskan berusaha, tetapi mereka diharuskan untuk mempertahankan usahanya tersebut, di saat mengalami banyak hambatan. Bila mahasiswa tidak mempertahankan usahanya, maka hambatan-hambatan tersebut tidak akan bisa mereka lalui. Semakin tinggi penghayatan efficacy, maka semakin besar usaha, ketekunan, dan daya tahannya

(54)

18

pembimbing jika dosen sulit ditemukan di kampus, dan meskipun mahasiswa harus terus memperbaiki outline, mereka tidak mudah menyerah.

Sebaliknya mahasiswa dengan self-efficacy rendah ketika berhadapan dengan tugas yang sulit, mereka terpaku pada kelemahan-kelemahan mereka dan hambatan- hambatan yang akan mereka hadapi, serta kemungkinan hasil yang tidak menyenangkan dibandingkan berkonsentrasi bagaimana mereka berusaha untuk mencapai sukses. Mereka lambat bangkit dari kegagalan, karena mereka melihat performa yang kurang sebagai kemampuan yang tidak mencukupi. Oleh karena itu mahasiswa yang mempunyai keraguan diri sendiri tentang kemampuan mereka, akan menurunkan usahanya dan cepat menyerah dalam menghadapi kesulitan. Misalnya mahasiswa tidak berusaha mencari buku sumber di perpustakaan, tidak berusaha menghubungi dosen jika dosen pembimbing sulit untuk ditemui, dan jika outline harus terus diperbaiki, mereka akan mudah menyerah.

(55)

19

yang mengganggu. Olah karena itu, mereka mengalami anxiety arousal yang rendah. Usaha yang penuh keyakinan tersebut akan mengurangi stres dan menurunkan kerentanan terhadap depresi. Misalnya walaupun mahasiswa sulit menemui dosen pembimbing, mereka tid ak mudah stres. Ketika harus melakukan presentasi seminar outline di depan orang banyak, mahasiswa tersebut dapat mengatasi kecemasannya.

Namun, mahasiswa yang tidak yakin akan kemampuan mereka dalam mengendalikan keadaan yang mengancam, membesar-besarkan derajat dari ancaman yang mungkin terjadi dan cemas pada hal- hal yang sesungguhnya jarang terjadi. Oleh karena itu mereka mengalami anxiety arousal yang tinggi. Mereka akan mudah terkena stres dan depresi. Misalnya jika mahasiswa tidak memahami teori maka mereka mudah merasa stres. Begitu juga jika mahasiswa tidak mendapatkan dosen yang diinginkan, mereka tidak dapat mengendalikan kecemasannya.

Berdasarkan paparan diatas maka dapat dilihat bahwa dalam penyusunan skripsi, empat macam sumber akan membentuk belief self-efficacy, kemudian akan diproses melalui empat proses utama. Hasil dari proses ini akan nampak dalam tingkah lakunya yang menggambarkan ciri-ciri derajat self-efficacy. Tingkah laku yang ditampilkan oleh mahasiswa tersebut akan menentukan kualitas hasil skripsi yang dihasilkan.

(56)

20

Bagan 1.1 Skema Kerangka Pikir Mahasiswa

Fakultas Psikologi

Sumber self-efficacy : - Mastery experience - Vicarious experience - Social persuasion - Physiological and

affective state

Pemrosesan secara kognitif

Self-efficacy

Proses self-efficacy : - Proses kognitif - Proses motivational - Proses afektif - Proses seleksi

Tinggi

Rendah Tugas menyusun

(57)

21

1.6 Asumsi Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, peneliti mempunyai asumsi bahwa: 1. Mastery experience, vicarious experience, verbal persuasion, dan physiological and affective states yang merupakan sumber informasi bagi mahasiswa Psikologi yang sedang menyusun skripsi akan diolah secara kognitif yang menghasilkan derajat self-efficacy yang beragam.

2. Self-efficacy belief yang telah terbentuk akan diproses melalui empat proses utama, yaitu proses kognitif, proses motivational, proses afektif, proses seleksi. Keempat proses ini akan mengaktivasi tingkah laku yang menunjukkan ciri-ciri derajat self-efficacy mahasiswa Psikologi yang sedang menyusun skripsi.

3. Derajat self-efficacy tinggi apabila mahasiswa Psikologi yakin dapat memilih goal yang menantang dalam menyusun skripsi, yakin dapat berusaha semaksimal mungkin, yakin dapat bertahan meskipun mengalami hambatan ketika menyusun skripsi, dan yakin dapat mengatasi stres serta kecemasan ketika menghadapi kegagalan atau ancaman.

(58)

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan hal- hal sebagai berikut :

1. Mayoritas mahasiswa fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” kota Bandung mempunyai derajat self-efficacy tinggi. 2. Mahasiswa dengan derajat self-efficacy tinggi cenderung memiliki

keyakinan yang tinggi dalam pilihan, usaha, dan daya tahan. Akan tetapi walaupun mayoritas mahasiswa yakin dalam penghayatan ketika menghadapi kegagalan/ancaman, ada sebagian mahasiswa yang tidak yakin dalam hal penghayatannya.

3. Mahasiswa dengan derajat self-efficacy rendah cenderung memiliki keyakinan yang tinggi dalam pilihan dan usaha. Selain itu, walaupun mayoritas mahasiswa tidak yakin dalam daya tahan, ada sebagian yang merasa yakin. Kemudian seluruh mahasiswa tidak yakin dalam penghayatan akan kegagalan/ancaman.

(59)

79

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membaca penelitian ini :

5.2.1 Penelitian Lanjutan

1. Berdasarkan hasil penelitian, terihat sumber mastery experience paling berperan pada derajat self-efficacy. Oleh karena itu disarankan untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh antara sumber-sumber self-efficacy dengan derajat self-self-efficacy pada mahasiswa fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi.

2. Berdasarkan hasil penelitian, didapat data bahwa mahasiswa Psikologi yang sedang menyusun skripsi rentan terhadap stres. Oleh karena itu disarankan untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara derajat self-efficacy dengan strategi penanggulangan stres pada mahasiswa fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi.

5.2.2 Guna Laksana

(60)

80

2. Bagi para dosen Psikologi disarankan dapat memberikan bimbingan atau diskusi agar mahasiswa dapat lebih melatih keyakinan mengenai toleransinya terhadap stres atau kecemasan ketika sedang menyusun skripsi. 3. Bagi Fakultas Psikologi disarankan dapat melaksanakan training yang dapat

meningkatkan derajat self-efficacy dalam hal penghayatannya, misalnya latihan berupa kiat-kiat untuk mengatasi hambatan yang terjadi ketika menyusun skripsi, dan cara meningkatkan toleransi terhadap stres.

(61)

81

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, Albert., Self-efficacy - The Exercise of Control, New York : W.H. Freeman and Company, 1997.

Gulo, W., Metodologi Penelitian, Jakarta : PT Grasindo, 2002.

Siegel, Sidney., 1997. Statistik Nonparametrik untuk ilmu-ilmu sosial, Jakarta : PT. Gramedia Utama.

Lopez, J, Shane & Snyder, R C., Positive Psychological Assesment, A Handbook of Models and Measures. Washington DC : American Psychological Association. Pedoman Penulisan Skripsi. 2000. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas

Kristen Maranatha

Santrock, John W., 2002. Life Span Development – Perkembangan Masa Hidup Jilid 2, terjemahan Juda Damanik., Ahmad Chusairi., Jakarta : Erlangga. Sitepu, Nirwana S.K., 1995. Analisis Korelasi, Bandung : Unit Pelayanan

Statistika FMIPA, Universitas Padjajaran.

Friedenberg, Lisa., 1995. Psychological Testing : Design Analysis, and Use. USA : Allyn & Bacon

Hadi, Sutrisno., Prof. Drs. M.A., 1989. Metodologi Research : Untuk Penulisan Paper, Skripsi, Thesis, dan Disertasi Jilid Satu, Cetakan Ke-28. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

(62)

82

DAFTAR RUJUKAN

Gambar

Tabel IV.1. Tabulasi silang antara hasil kemajuan menyusun skripsi dengan
Tabel IV.3. Tabulasi silang antara frekuensi hambatan dengan derajat self-efficacy
Tabel IV.4. Tabulasi silang antara cara yang dipilih mahasiswa untuk mengatasi
Tabel IV.6. Tabulasi silang antara persepsi yang dialami mahasiswa mengenai
+6

Referensi

Dokumen terkait

Trotoar berfungsi untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada pejalan kaki baik dari segi keamanan maupun kenyamanan. Konstruksi Trotoar direncanakan sebagai pelat beton

Teks Menu pakai Calibri, Bold 14 point 3.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan spiritual well being ODHA dewasa muda yang memutuskan menjadi pendamping sesama ODHA setelah mengetahui dirinya positif

tetapi benar-benar mengena pada para pembaca agar berminat pada produk yang ditawarkan. Oleh karena itu headline hendaknya benar-benar persuasif. 2) Dari headline

usaha kecil di jalan Timoho-Sapen ada 3 cara yaitu, (1) usaha secara turun temurun (2) ikut usaha mertua (3) usaha mandiri. Keahlian pelaku usaha diperoleh secara turun

[r]

Demikian Pengumuman ini kami sampaikan, apabila ada peserta yang berkeberatan atas pengumuman ini dapat menyampaikan sanggahan atas penetapan pemenang kepada

Pada hari ini Kamis tanggal Satu bulan Nopember tahun Dua ribu dua belas, Kami yang bertanda tangan dibawah ini Panitia Pengadaan Barang/Jasa Kanwil Kementerian