• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN I TAHUN 2016 PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN I TAHUN 2016 PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

 Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung triwulan I-2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp15,55 triliun dan PDRB atas dasar harga konstan 2010 besarnya mencapai Rp11,57 triliun.

 Ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung triwulan I-2016 bila dibandingkan triwulan I-2015 (y-on-y) tumbuh sebesar 3,30 persen, mengalami perlambatan bila dibandingkan triwulan I-2015 yang tumbuh sebesar 4,10 persen.

 Ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung triwulan I-2016 bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q) terkontraksi sebesar -1,39 persen, merupakan kondisi triwulanan terendah sejak tahun 2010. Baik dari sisi produksi maupun pengeluaran, hal ini disebabkan oleh melemahnya kinerja industriCrude Palm Oil (CPO), menurunnya produksi bijih/logam timah, dan menurunnya produksi tanaman perkebunan seperti kelapa sawit dan lada. Selain itu, produksi hasil perikanan juga mengalami penurunan yang disebabkan kondisi cuaca yang kurang baik untuk melaut dan adanya banjir yang menerjang sejumlah tambak dan kolam budidaya ikan air tawar, serta masih rendahnya penyerapan anggaran belanja pemerintah ikut menyebabkan terjadinya kontraksi pertumbuhan ekonomi.

 Total PDRB ADHB Pulau Sumatera pada triwulan I-2016 mencapai Rp666,55 triliun atau sekitar 22,15 persen dari total PDRB 33 Provinsi di Indonesia, sedangkan PDRB ADHK Pulau Sumatera pada triwulan I-2016 mencapai sebesar Rp496,35 miliar dengan pertumbuhan sebesar -0,41 persen (q-to-q) dan 4,18 persen (y-on-y). Sementara PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memberikan kontribusi sebesar 2,33 persen terhadap PDRB Pulau Sumatera dan 0,52 persen terhadap total PDRB 33 provinsi di Indonesia.

No. 32/05/19/Th.X, 4 Mei 2016

P

ERTUMBUHAN

E

KONOMI

T

RIWULAN

I T

AHUN

2016

P

ROVINSI

K

EPULAUAN

B

ANGKA

B

ELITUNG

EKONOMI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN I-2016

TUMBUH 3,30 PERSEN, MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2015

A. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2016 Terhadap Triwulan I-2015 (y-on-y)

PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ADHB triwulan I-2016 mencapai Rp15,55 triliun. Bila dibandingkan triwulan I-2015 meningkat sebesar 5,38 persen, tetapi jika dibandingkan triwulan IV-2015 terkontraksi sebesar -0,67 persen. Demikian halnya dengan nilai PDRB ADHK triwulan I-2016 yang sebesar Rp11,57 triliun, meningkat 3,30 persen dibandingkan triwulan I-2015, tetapi lebih rendah bila dibandingkan triwulan IV-2015 Grafik 1. Pertumbuhan dan Distribusi Beberapa

Lapangan Usaha Triwulan I-2016 (persen)

14,27 12,85 9,96 9,88 9,07 0,10 6,02 1,59 2,96 4,12 Pengadaan Listrik, Gas &

Produksi Es Administrasi Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib Informasi &

Komunikasi PendidikanJasa Transportasi &Pergudangan Pertumbuhan

(2)

triwulan I-2015, tetapi lebih rendah bila dibandingkan triwulan IV-2015 yang sebesar Rp11,73 triliun atau mengalami kontraksi sebesar -1,39 persen.

Pada triwulan I-2016 ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tumbuh 3,30 persen, mengalami perlambatan bila dibandingkan triwulan IV-2015 (y-on-y) yang tumbuh sebesar 4,28 persen. Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha, kecuali pada lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian serta Industri Pengolahan. Pengadaan Listrik, Gas dan Produksi Es merupakan lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan tertinggi sebesar 14,27 persen, diikuti Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 12,85 persen dan Informasi dan Komunikasi sebesar 9,96 persen. Meningkatnya produksi listrik yang dibangkitkan dan listrik yang terjual, meningkatnya penyerapan anggaran belanja pemerintah, dan kebutuhan akses internet yang meningkat mendorong pertumbuhan pada ketiga lapangan usaha tersebut.

Struktur perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan I-2016 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (20,25 persen), Industri Pengolahan (19,99 persen), dan Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor (14,63 persen). Ketiga lapangan usaha tersebut mampu menyumbang 54,87 persen dari total PDRB ADHB yang ada. Terlihat bahwa pertumbuhan yang tinggi terjadi bukan pada sektor-sektor yang kontribusinya besar terhadap pembentukan PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal tersebut menjelaskan mengapa laju pertumbuhan ekonomi melambat pada triwulan I-2016.

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung triwulan I-2016, lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,05 persen, diikuti Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor sebesar 0,65 persen dan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 0,63 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2016 Terhadap Triwulan IV-2015 (q-to-q)

Ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung triwulan I-2016 bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q) mengalami kontraksi sebesar -1,39 persen. Kondisi tersebut didorong oleh menurunnya kinerja hampir seluruh lapangan usaha, kecuali pada lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang; Transportasi dan Pergudangan; Informasi dan Komunikasi; dan Jasa Pendidikan. Lapangan usaha Industri Pengolahan yang konstribusinya hampir 20 persen terhadap Grafik 3. Pertumbuhan PDBq to q

Menurut Lapangan Usaha Grafik 2. Sumber Pertumbuhan PDB

Menurut Lapangan Usaha

Grafik 2. Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Beberapa Lapangan Usaha Triwulan I & IV-2015 dan I-2016 (persen)

2,17 0,92 0,59 0,60 0,37 0,38 0,25 0,63 0,63 0,41 0,71 0,65 0,68 1,65 1,05 4,10 4,28 3,30

Tw I-2015 Tw IV-2015 Tw I-2016 Pertanian, Kehutanan & Perikanan

Perdagangan Besar-Eceran & Reparasi Mobil-Sepeda Motor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib Konstruksi

(3)

pembentukan PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kinerjanya terkontraksi sebesar -2,12 persen. Hal tersebut terutama disebabkan karena melemahnya kinerja industri CPO dan logam timah yang share-nya

besar pada lapangan usaha Industri Pengolahan, yang terlihat dari menurunnya ekspor 2 (dua) komoditas tersebut pada triwulan I-2016. Menurunnya kinerja industri logam timah ini sejalan dengan menurunnya produksi bijih timah pada lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian. Sementara itu, lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan pertumbuhannya juga mengalami kontraksi sebesar -1,47 persen yang disebabkan menurunnya produksi tanaman perkebunan seperti kelapa sawit dan lada. Selain itu produksi hasil perikanan juga mengalami penurunan yang disebabkan kondisi cuaca yang kurang baik untuk melaut dan adanya banjir yang menerjang sejumlah tambak dan kolam budidaya ikan air tawar.

A. PDRB MENURUT PENGELUARAN

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2016 Terhadap Triwulan I-2015 (y-on-y)

Pada triwulan I-2016 Ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tumbuh 3,30 persen bila dibandingkan triwulan I-2015 (y-on-y). Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh komponen, kecuali pada Perubahan Inventori, Ekspor Luar Negeri dan Net Ekspor Antar Daerah yang mengalami kontraksi masing-masing sebesar -27,31 persen, -38,89 persen dan -60,82 persen. Faktor penyebab menurunnya Ekspor Luar Negeri adalah menurunnya harga jual komoditas unggulan yang menjadi andalan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu logam timah dan CPO akibat melemahnya perekonomian global. Sementara Impor Luar Negeri yang menjadi pengurang PDRB mengalami pertumbuhan sebesar 74,76 persen. Komponen yang memiliki pertumbuhan tertinggi adalah Pengeluaran Konsumsi LNPRT sebesar 10,91 persen, diikuti Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 6,73 persen dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 5,22 persen. Penyebab pertumbuhan Pengeluaran

Grafik 3. Pertumbuhan PDRBq-to-q

Beberapa Lapangan Usaha (persen)

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

I-14 II-14 III-14 IV-14 I-15 II-15 III-15 IV-15 I-16

Pertanian, Kehutanan, & Perikanan Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan PDRB 0,70 56,26 9,41 10,91 6,73 5,22 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 LNPRT PKRT Pemerintah Distribusi Pertumbuhan

Grafik 4. Pertumbuhan dan Distribusi Beberapa Komponen Pengeluaran Triwulan I-2016 (persen)

(4)

Konsumsi LNPRT salah satunya adalah adanya perayaan hari besar keagamaan yaitu Imlek dimana kegiatan tersebut mendorong lembaga keagamaan mengalami peningkatan aktivitasnya. Selain itu, terjadinya banjir di Provinsi Bangka Belitung mendorong seluruh lembaga non profit ikut berperan aktif dalam memberikan bantuan dan pertolongan.

Struktur ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung triwulan I-2016 ditinjau menurut pengeluaran didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (56,26 persen), diikuti Pembentukan Modal Tetap Bruto (24,09 persen), Ekspor Luar Negeri (20,14 persen), dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (9,41 persen). Sementara Impor Luar Negeri dan Net Ekspor Antar Daerah yang menjadi pengurang PDRB memberikan kontribusi masing-masing sebesar 2,39 persen dan 9,49 persen.

Jika dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi triwulan I-2016, Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 3,47 persen, PMTB sebesar 0,85 persen, dan untuk komponen lainnya sebesar -1,01 persen. Komponen Perubahan Inventori dan Ekpor Luar Negeri merupakan komponen pengeluaran yang memiliki sumber pertumbuhan yang negatif yaitu masing-masing sebesar -0,51 persen dan -18,78 persen. Sementara untuk komponen Impor Luar Negeri yang menjadi pengurang PDRB memiliki sumber pertumbuhan sebesar 1,32 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2016 Terhadap Triwulan IV-2015 (q-to-q)

Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung triwulan I-2016 mengalami kontraksi sebesar -1,39 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Kondisi ekonomi global yang melemah ditambah dengan lesunya kondisi pertimahan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan semakin menurunnya harga timah dunia, menurunnya harga CPO, adanya bajir yang terjadi serta masih rendahnya penyerapan anggaran belanja pemerintah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga mengalami kontraksi pertumbuhan. Penurunan kinerja perekonomian ini didorong oleh sebagian besar komponen pengeluaran yang mengalami kontraksi,

P K R T P M T B L A I N N Y A 3,08 1,88 -0,87 3,05 0,18 1,05 3,47 0,85 -1,01 tw 1 2015 tw4 2015 tw 1 2016

Grafik 5. Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran (persen)

Q1

2014 2014Q2 2014Q3 2014Q4 2015Q1 2015Q2 2015Q3 2015Q4 2016Q1 PKP PMTB Ekspor LN

Grafik 6. Pertumbuhan PDRBq-to-q

(5)

yaitu Net Ekspor Antar Daerah sebesar -58,24 persen, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar -14,93 persen, Ekspor Luar Negeri sebesar -38,65 persen, dan Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar -0,93 persen. Sementara Impor Luar Negeri yang menjadi pengurang PDRB mengalami kontraksi sebesar -21,13 persen. Hanya komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, Pengeluaran Konsumsi LNPRT, dan Perubahan Inventori yang masih mengalami pertumbuhan positif, yaitu masing-masing 0,94 persen, 0,90 persen, dan 84,67 persen. Peningkatan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga disebabkan oleh adanya peningkatan konsumsi makanan dan minuman yang tidak terlalu signifikan, sedangkan untuk konsumsi non makanan dan minuman mengalami peningkatan sebagai dampak dari banjir yang terjadi di beberapa wilayah sehingga mendorong pengeluaran akan pakaian, perumahan dan keperluan/perlengkapan rumah tangga meningkat. Untuk Pengeluaran Konsumsi LNPRT, peringatan tahun baru Imlek, dan partisipasi lembaga non profit dalam menanggulangi banjir setidaknya ikut mempengaruhi peningkatan komponen tersebut. Sementara peningkatan Perubahan Inventori tidak terlepas dari turunnya aktivitas perdagangan (ekspor) baik dalam dan luar negeri sehingga mendorong produk komoditi ekspor unggulan Provnsi Kepulauan Bangka Belitung tidak terjual secara maksimal.

B. PDRB PULAU SUMATERA

Total PDRB ADHB Pulau Sumatera pada triwulan I-2016 mencapai Rp666,55 triliun atau sekitar 22,15 persen dari total PDRB 33 Provinsi di Indonesia, sedangkan PDRB ADHK Pulau Sumatera pada triwulan I-2016 mencapai sebesar Rp476,35 triliun. Pada triwulan I-2016, pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera mengalami kontraksi sebesar 0,41 persen jika dibandingkan triwulan IV-2015 (q-to-q) dan hanya 4,18 persen jika dibandingkan triwulan I-2015 (y-on-y). Dampak dari perlambatan perekonomian global dan terus menurunnya harga minyak mentah dunia membawa dampak bagi perekonomian Indonesia termasuk wilayah Sumatera. Menurunnya permintaan dunia terutama untuk komoditas hasil pertambangan, menyebabkan harga komoditas hasil pertambangan terus mengalami penurunan dan berdampak pada penurunan produksi hasil pertambangan.

Struktur perekonomian Pulau Sumatera triwulan I-2016 secara spasial masih didominasi oleh tiga Provinsi yaitu Sumatera Utara, Riau, dan Sumatera Selatan. Kontribusi ketiga provinsi tersebut mencapai 59,73 persen terhadap total PDRB ADHB Pulau Sumatera. Hal ini tidaklah mengherankan mengingat provinsi-provinsi tersebut merupakan provinsi yang kaya sumber daya alam. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hanya menempati urutan kesembilan sebagai penyumbang PDRB di Pulau Sumatera. Kontribusi PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan I-2016 hanya sebesar 2,33 persen terhadap PDRB Pulau Sumatera dan 0,52 persen terhadap total PDRB 33 provinsi di Indonesia.

(6)

Grafik 7. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Provinsi di Pulau Sumatera Triwulan I-2016 (q-to-q) (persen)

Secara spasial, pertumbuhan positif ekonomi Pulau Sumatera triwulan I-2016 (q-to-q) hanya terjadi di lima provinsi di Pulau Sumatera, yaitu Provinsi Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Lampung, sedangkan lima provinsi lainnya mengalami kontraksi (Aceh, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau). Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Provinsi Lampung sebesar 6,51 persen, diikuti oleh Provinsi Sumatera Utara sebesar 1,42 persen, dan Provinsi Sumatera Selatan sebesar 1,04 persen. Sementara Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada di urutan kesembilan dengan kontraksi pertumbuhan ekonomi sebesar -1,39 persen. Melemahnya daya beli masyarakat, menurunnya kegiatan lembaga non profit, penyerapan anggaran belanja pemerintah yang masih rendah, proyek-proyek pembangunan yang belum sepenuhnya berjalan karena masih dalam tahap persiapan, dan menurunnya ekspor luar negeri menyebabkan pertumbuhan ekonomi triwulan I-2016 di Pulau Sumatera mengalami kontraksi sebesar 0,41 persen.

Grafik 8. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Provinsi di Pulau Sumatera Triwulan I-2016 (y-on-y) (persen) 6,51 1,42 1,04 0,56 0,33 -0,38 -0,56 -0,99 -1,39 -5,83 Sumatera -0,41 -8,00 -6,00 -4,00 -2,00 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 Lampung Sumatera

Utara SumateraSelatan Jambi Bengkulu KepulauanRiau SumateraBarat Aceh BangkaKep. Belitung Riau 5,48 5,05 5,02 4,99 4,94 4,58 3,66 3,42 3,30 2,34 Sumatera 4,18 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 Sumatera

Barat Lampung SumateraUtara Bengkulu SumateraSelatan KepulauanRiau Aceh Jambi BangkaKep. Belitung

(7)

Jika dibandingkan dengan triwulan I-2015 (y-on-y), secara spasial pertumbuhan seluruh provinsi di Pulau Sumatera mengalami peningkatan. Enam provinsi pertumbuhannya berada di atas rata-rata pertumbuhan Pulau Sumatera yaitu Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, dan Kepulauan Riau dengan pertumbuhan di atas 4,18 persen. Sementara Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bersama tiga provinsi lainnya (Aceh, Riau, dan Jambi) pertumbuhannya berada di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatera. Provinsi Sumatera Barat mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 5,48 persen, diikuti Lampung sebesar 5,05 persen, dan Sumatera Utara sebesar 5,02 persen. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada di urutan kesembilan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,30 persen.

(8)

Tabel 1. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010 (miliar rupiah)

Lapangan Usaha Triw I- Harga Berlaku Harga Konstan 2010

2015 Triw IV-2015 Triw I-2016 Triw I-2015 Triw IV-2015 Triw I-2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2 857 3 106 3 149 2 099 2 250 2 217

B Pertambangan dan Penggalian 1 969 1 896 1 848 1 621 1 599 1 574

C Industri Pengolahan 3 235 3 188 3 108 2 568 2 623 2 568

D Pengadaan Listrik , Gas danProduksi Es 11 15 15 9 10 10

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah danDaur Ulang 3 3 3 2 2 2

F Konstruksi 1 279 1 381 1 362 911 972 953

G Perdagangan Besar dan Eceran, ReparasiMobil dan Sepeda Motor 2 033 2 254 2 275 1 540 1 628 1 613

H Transportasi dan Pergudangan 569 643 640 397 427 433

I Penyedian Akomodasi dan Makan Minum 351 379 380 254 264 261

J Informasi dan Komunikasi 226 243 248 204 220 225

K Jasa Keuangan dan Asuransi 264 286 281 198 209 204

L Real Estate 482 511 509 357 373 367

M,N Jasa Perusahaan 41 43 43 30 30 30

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan danJaminan Sosial Wajib 786 956 935 549 633 620

P Jasa Pendidikan 376 458 461 255 278 280

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 173 179 178 131 134 132

R,S,

T,U Jasa Lainnya 100 113 114 73 79 79

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 14 755 15 654 15 549 11 198 11 731 11 568

Tabel 2. PDRB Menurut Komponen Pengeluaran

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010 (miliar rupiah)

Komponen

Harga Berlaku Harga Konstan 2010

Triw

I-2015 Triw IV-2015 Triw I-2016 Triw I-2015 Triw IV-2015 Triw I-2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 7 822 8 559 8 748 5 764 6 095 6 152

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 92 106 109 68 74 75

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1 357 1 808 1 463 1 055 1 305 1 110

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 3 454 3 747 3 745 2 396 2 514 2 491

5 Perubahan Inventori 288 110 199 211 83 153

6 Ekspor Luar Negeri 5 493 5 232 3 132 5 408 5 387 3 305

7 Impor Luar Negeri 275 489 371 197 437 344

8 Net Ekspor Antar Daerah - 3 476 - 3 419 - 1 476 - 3 507 - 3 290 - 1 374

(9)

Tabel 3. Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2010 Triwulan I-2016 (persen)

Lapangan Usaha Triw I-2016 terhadap Triw IV-2015 (q-to-q) Triw I-2016 terhadap Triw I-2015 (y-on-y) Sumber Pertumbuhan Triw I-2016 (y-on-y) (1) (2) (3) (4)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan -1,47 5,61 1,05

B Pertambangan dan Penggalian -1,57 -2,90 -0,42

C Industri Pengolahan -2,09 -0,02 0,00

D Pengadaan Listrik , Gas danProduksi Es 1,69 14,27 0,01

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang 3,48 8,95 0,00

F Konstruksi -1,93 4,66 0,38

G Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil danSepeda Motor -0,91 4,73 0,65

H Transportasi dan Pergudangan 1,34 9,07 0,32

I Penyedian Akomodasi dan Makan Minum -1,11 2,66 0,06

J Informasi dan Komunikasi 2,23 9,96 0,18

K Jasa Keuangan dan Asuransi -2,31 3,31 0,06

L Real Estate -1,61 2,91 0,09

M,N Jasa Perusahaan -1,02 0,27 0,00

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan JaminanSosial Wajib -2,05 12,85 0,63

P Jasa Pendidikan 0,60 9,88 0,23

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial -1,26 0,81 0,01

R,S,

T,U Jasa Lainnya -1,07 8,35 0,05

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO -1,39 3,30 3,30

Tabel 4. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010 Triwulan I-2016 (persen)

Komponen Triw I-2016 terhadap Triw IV-2015 (q-to-q) Triw I-2016 terhadap Triw I-2015 (y-on-y) Sumber Pertumbuhan Triw I-2016 (y-on-y) (1) (2) (3) (4)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 0,94 6,73 3,47

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,90 10,91 0,07

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah -14,93 5,22 0,49

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto -0,93 3,95 0,85

5 Perubahan Inventori 84,67 -27,31 -0,51

6 Ekspor Luar Negeri -38,65 -38,89 -18,78

7 Impor Luar Negeri -21,13 74,76 1,32

8 Net Ekspor Antar Daerah -58,24 -60,82 19,05

(10)

Tabel 5. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2015, Triwulan I-2015, Triwulan IV-2015, dan Triwulan I-2016 (persen)

Lapangan Usaha 2015 2015 Triw I-2016 Triw I-2015 Triw IV-2015 (1) (2) (3) (4) (5)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 19,68 19,36 19,84 20,25

B Pertambangan dan Penggalian 12,69 13,34 12,11 11,88

C Industri Pengolahan 21,13 21,93 20,37 19,99

D Pengadaan Listrik , Gas danProduksi Es 0,08 0,07 0,09 0,10

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah dan DaurUlang 0,02 0,02 0,02 0,02

F Konstruksi 8,67 8,67 8,82 8,76

G Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobildan Sepeda Motor 14,10 13,78 14,40 14,63

H Transportasi dan Pergudangan 4,04 3,85 4,11 4,12

I Penyedian Akomodasi dan Makan Minum 2,39 2,38 2,42 2,45

J Informasi dan Komunikasi 1,54 1,53 1,55 1,59

K Jasa Keuangan dan Asuransi 1,78 1,79 1,83 1,81

L Real Estate 3,25 3,27 3,26 3,27

M,N Jasa Perusahaan 0,28 0,28 0,27 0,28

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan danJaminan Sosial Wajib 5,78 5,33 6,11 6,02

P Jasa Pendidikan 2,70 2,55 2,93 2,96

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,17 1,17 1,15 1,14

R,S,

T,U Jasa Lainnya 0,70 0,68 0,72 0,73

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 100,00 100,00 100,00 100,00

Tabel 6. Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Tahun 2015, Triwulan I-2015, Triwulan IV-2015, dan Triwulan I-2016 (persen)

Komponen 2015 2015 Triw I-2016

Triw I-2015 Triw IV-2015

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 53,59 53,01 54,68 56,26

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,64 0,62 0,68 0,70

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 10,39 9,20 11,55 9,41

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 23,50 23,41 23,93 24,09

5 Perubahan Inventori 1,91 1,95 0,71 1,28

6 Ekspor Luar Negeri 34,68 37,23 33,42 20,14

7 Impor Luar Negeri 2,28 1,86 3,13 2,39

8 Net Ekspor Antar Daerah -22,43 -23,56 -21,84 -9,49

(11)

Tabel 7. Laju Pertumbuhan PDRB per Provinsi di Pulau Sumatera Tahun Dasar 2010 Triwulan I-2016 (persen)

Komponen (miliar rupiah)ADHB (miliar rupiah)ADHK

Pertumbuhan Kontribusi

q-to-q

(persen) (persen)y-on-y

Terhadap Pulau (persen) Terhadap Total 33 Provinsi (persen) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aceh 32 974 28 421 -0,99 3,66 4,95 1,10 Sumatera Utara 151 131 113 717 1,42 5,02 22,68 5,02 Sumatera Barat 46 477 35 896 -0,56 5,48 6,97 1,54 Riau 162 190 110 198 -5,83 2,34 24,33 5,39 Jambi 40 343 31 776 0,56 3,42 6,05 1,34 Sumatera Selatan 84 764 64 216 1,04 4,94 12,72 2,82 Bengkulu 13 329 9 792 0,33 4,99 2,00 0,44 Lampung 66 656 51 064 6,51 5,05 10,00 2,21

Kepulauan Bangka Belitung 15 549 11 568 -1,39 3,30 2,33 0,52

Kepulauan Riau 53 140 39 699 -0,38 4,58 7,97 1,77

(12)

BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Informasi lebih lanjut hubungi:

Darwis Sitorus, S.Si, M.Si

Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Telepon: 0717-439422 Fax: 0717-439425

Gambar

Grafik 2. Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Beberapa Lapangan Usaha Triwulan I & IV-2015 dan I-2016 (persen)
Grafik 3. Pertumbuhan PDRB q-to-q Beberapa Lapangan Usaha (persen)
Grafik 7. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Provinsi di Pulau Sumatera Triwulan I-2016 (q-to-q) (persen)
Tabel 1. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010 (miliar rupiah)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Bank Tabungan Negara(persero)cabang medan datang kekantor tepat waktu, karena apabila karyawan datang terlambat ada kaitannya dengan pemotongan isentif.. dikarenakan

Maka terjawab sudah pertanyaan penelitian dalam tulisan ini bahwa faktor yang mempengaruhi keluarnya Kebijakan Konservasi Hutan oleh APP di pengaruhi oleh Pertama,

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia dalam konsep Bani Adam, adalah sebuah usaha pemersatu (persatuan dan kesatuan) tidak ada perbedaan sesamanya, yang

menggambarkan tinggi rendahnya keberhasilan siswa dalam belajar adalah hasil belajar. Hasil belajar lebih baik dan sempurna bila siswa tidak hanya sekedar menerima dan

Kendala–kendala yang terjadi dalam pengembangan sumber daya manusia pada PT Bank Muamalat Indonesia cabang Malang masih tetap ada, akan tetapi pengembangan sumber daya manusia

Kualitas tapak atau tempat tumbuh adalah totalitas faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tegakan dan menunjukkan kapasitas produksi tanah dalam

Pada Kantor Pemerintah Kota Batam yang khususnya pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pasar, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Batam adalah merupakan dinas yang bergerak