• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Secara administrasi Kelurahan Tandang masuk ke dalam wilayah Kecamatan Tembalang Kota Semarang dengan batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kelurahan Sendang Guwo Sebelah Selatan : Kelurahan Jangli

Sebelah Barat : Kelurahan Jomlang Sebelah Timur : Kelurahan Sambiroto

Kelurahan Tandang memiliki wilayah yang cukup luas kira-kira mencapai 375.734 ha, dan membawahi 14 RW, dan dalam satu RW rata rata membawahi 10 RT, sedangkan jumlah penduduknya 18.138 orang (Kusuma, 2013).

B. Analisis Univariat

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ceramah dengan leaflet yang berisi materi tentang kehamilan resiko tinggi. Pengukuran pengetahuan responden dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan. Kuesioner dibedakan menjadi 2, yaitu kuesioner pertama dibagikan dan diisi sebelum penyuluhan dan kuesioner kedua dibagikan dan diisi sesudah penyuluhan. Leaflet dibagikan sebelum penyuluhan dan setelah kuesioner pertama terkumpul.

(2)

1. Pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi sebelum penyuluhan Hasil skor pengetahuan responden tentang kehamilan beresiko tinggi sebelum penyuluhan yaitu dengan rata-rata 2,05 dan standar deviasi 0,638. Menurut Wawan (2010), setelah dikategorikan berdasarkan presentase jumlah jawaban yang benar, distribusi frekuensi pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi sebelum penyuluhan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Sebelum Penyuluhan

Pengetahuan Kategori Frekuensi Presentase(%) Sebelum Penyuluhan Baik 19 22,6 Cukup 50 59,5 Kurang 15 17,9 Jumlah 84 100.0

Berdasarkan tabel 4.1 pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi sebelum penyuluhan menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan responden dalam kategori cukup yaitu sebanyak 50 responden (59,5%) dan 19 responden (22,6%) berpengetahuan baik. Berikut ini merupakan tabel distribusi frekuensi jawaban responden per nomor pernyataan sebelum penyuluhan, dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut :

(3)

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden berdasarkan pertanyaan Pengetahuan tentang Kehamilan Resiko Tinggi Sebelum

Penyuluhan

No Pernyataan Salah Benar

Jml % Jml %

1 Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang mungkin dapat menyebabkan komplikasi atau gangguan kesehatan pada ibu maupun janin.

3 3,6 81 96,4

*2 Kehamilan resiko tinggi tidak dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.

51 60,7 33 39,3

*3 Ibu hamil dengan penyakit paru-paru tidak termasuk dalam kelompok kehamilan resiko tinggi.

28 33,3 56 66,7

4 Preeklamsi berat atau eklamsia termasuk kelompok Kehamilan Resiko Tinggi (KST).

7 8,3 77 91,7

5 Kelompok Kehamilan Resiko Rendah (KRR) adalah hamil dengan letak sungsang.

41 48,8 43 51,2

6 Perdarahan sebelum janin lahir merupakan kelompok Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST).

10 11,9 74 88,1

*7 Kehamilan pada ibu usia >35 tahun tidak termasuk kehamilan resiko tinggi.

23 27,4 61 72,6

8 Ibu hamil mempunyai tinggi badan <145 cm termasuk kehamilan resiko tinggi.

40 47,6 44 52,4

*9 Riwayat operasi section caesaria bukan merupakan resiko tinggi kehamilan.

12 14,3 72 85,7

*10 Ibu hamil dengan riwayat pernah keguguran tidak termasuk dalam kehamilan resiko tinggi.

18 21,4 66 78,6

*11 Ibu hamil dengan usia 15 tahun tidak termasuk dalam kehamilan resiko tinggi.

18 21,4 66 78,6

12 Ibu hamil yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali memiliki resiko perdarahan setelah bayi lahir.

23 27,4 61 72,6

13 Ibu hamil dengan darah tinggi mempunyai resiko gangguan pertumbuhan pada janin.

14 16,7 70 83,3

*14 Ibu hamil dengan keadaan letak janin sungsang, pada saat

(4)

persalinan tidak perlu dirujuk ke rumah sakit.

*15 Ibu hamil dengan penyakit jantung tidak mempunyai komplikasi saat bersalin.

28 33,3 56 66,7

*16 Kehamilan dengan anemia berat (kekurangan darah) tidak menyebabkan persalinan lama atau macet.

36 42,9 48 57,1

17 Ibu hamil dengan persalinan terakhir 10 tahun yang lalu, apabila melahirkan dapat mengalami perdarahan setelah bayi lahir.

33 39,3 51 60,7

18 Selain olah raga ibu hamil harus memenuhi gizi dengan minum vitamin dari bidan atau dokter.

7 8,3 77 91,7

*19 Ibu hamil resiko tinggi tidak perlu mendapatkan penanganan khusus dari tenaga kesehatan.

56 66,7 28 33,3

20 Periksa ke bidan atau ANC adalah upaya untuk mencegah kehamilan resiko tinggi.

13 15,5 71 84,5

Keterangan : *: PernyataanUnfavourable

Berdasarkan tabel 4.2 diatas diperoleh hasil bahwa sebagaian besar responden menjawab dengan salah pada beberapa pernyataan, seperti pernyataan favourable pada nomor 5 yaitu Kelompok Kehamilan Resiko Rendah (KRR) adalah hamil dengan letak sungsang sebanayak 41 responden (48,8%), dan pernyataan nomor 8 yaitu ibu hamil mempunyai tinggi badan <145 cm termasuk kehamilan resiko tinggi sebanyak 40 responden (47,7%). Demikian juga pada pernyataan unfavourable yang menjawab dengan pernyataan benar pada nomor 9 yaitu Riwayat operasi section caesaria bukan merupakan resiko tinggi kehamilan sebanyak 72 responden (85,7%) , dan pernyataan nomor 14 yaitu Ibu hamil dengan keadaan letak janin sungsang, pada saat persalinan tidak perlu dirujuk ke rumah sakit sebanyak 70 responden (83,3%).

(5)

Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pada dasarnya pengetahuan akan terus bertambah dan bervariatif sesuai dengan proses pengalaman manusia yang dialami (Mubarok, 2011). Pengetahuan responden tentang kehamilan resiko tinggi dikarenakan cukupnya informasi yang didapat oleh responden baik dari tenaga kesehatan atau media masa.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tri Wulandari (2012) dengan judul Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen, menunjukkan hasil bahwa pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi cukup baik 76,7%, responden berpengetahuan kurang baik 23,3%, dan yang berpengetahuan baik tidak ada.

2. Pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi sesudah penyuluhan Hasil skor pengetahuan responden tentang kehamilan beresiko tinggi sesudah penyuluhan yaitu dengan rata-rata 2,77 dan standar deviasi 0,499. Distribusi frekuensi pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi sesudah penyuluhan sebagai berikut :

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Sesudah Penyuluhan

Pengetahuan Kategori Frekuensi Presentase(%) Sesudah Penyuluhan Baik 68 81,0 Cukup 13 15,5 Kurang 3 3,5 Jumlah 84 100

(6)

Berdasarkan tabel 4.3, pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi sesudah dilakukan penyuluhan menunjukkan bahwa pengetahuan 68 responden (81%) termasuk dalam kategori baik. Berikut ini merupakan tabel distribusi frekuensi jawaban responden per nomor pernyataan sesudah penyuluhan, dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut :

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden berdasarkan pernyataan Pengetahuan tentang Kehamilan Resiko Tinggi Sesudah

Penyuluhan

No Pernyataan Salah Benar

Jml % Jml %

1 Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang mungkin dapat menyebabkan komplikasi atau gangguan kesehatan pada ibu maupun janin.

8 9,5 76 90,5

*2 Kehamilan resiko tinggi tidak dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.

75 89,3 9 10,7

*3 Ibu hamil dengan penyakit paru-paru tidak termasuk dalam kelompok kehamilan resiko tinggi.

43 51,2 41 42,8

4 Preeklamsi berat atau eklamsia termasuk kelompok Kehamilan Resiko Tinggi (KST).

6 7,1 78 92,9

5 Kelompok Kehamilan Resiko Rendah (KRR) adalah hamil dengan letak sungsang.

22 26,2 62 73,8

6 Perdarahan sebelum janin lahir merupakan kelompok Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST).

9 10,7 75 89,3

*7 Kehamilan pada ibu usia >35 tahun tidak termasuk kehamilan resiko tinggi.

72 85,7 12 14,3

8 Ibu hamil mempunyai tinggi badan <145 cm termasuk kehamilan resiko tinggi.

12 14,3 72 85,7

*9 Riwayat operasi section caesaria bukan merupakan resiko tinggi

(7)

kehamilan.

*10 Ibu hamil dengan riwayat pernah keguguran tidak termasuk dalam kehamilan resiko tinggi.

48 57,1 36 42,9

*11 Ibu hamil dengan usia 15 tahun tidak termasuk dalam kehamilan resiko tinggi.

69 82,1 15 17,9

12 Ibu hamil yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali memiliki resiko perdarahan setelah bayi lahir.

7 8,3 77 91,7

13 Ibu hamil dengan darah tinggi mempunyai resiko gangguan pertumbuhan pada janin.

6 7,1 78 92,2

*14 Ibu hamil dengan keadaan letak janin sungsang, pada saat persalinan tidak perlu dirujuk ke rumah sakit.

62 73,8 22 26,2

*15 Ibu hamil dengan penyakit jantung tidak mempunyai komplikasi saat bersalin.

54 64,3 30 35,7

*16 Kehamilan dengan anemia berat (kekurangan darah) tidak menyebabkan persalinan lama atau macet.

72 85,7 12 14,3

17 Ibu hamil dengan persalinan terakhir 10 tahun yang lalu, apabila melahirkan dapat mengalami perdarahan setelah bayi lahir.

10 11,9 74 88,1

18 Selain olah raga ibu hamil harus memenuhi gizi dengan minum vitamin dari bidan atau dokter.

4 8,3 80 95,2

*19 Ibu hamil resiko tinggi tidak perlu mendapatkan penanganan khusus dari tenaga kesehatan.

81 96,4 3 3,6

20 Periksa ke bidan atau ANC adalah upaya untuk mencegah kehamilan resiko tinggi.

7 8,3 77 91,7

Keterangan : *: PernyataanUnfavourable

Berdasarkan tabel 4.4 sesudah dilakukan penyuluhan, hasil menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan jawaban yang benar oleh responden, seperti pernyataan fovourable nomor 5 yaitu Kelompok Kehamilan Resiko Rendah (KRR) adalah hamil dengan letak sungsang sebelum penyuluhan sebanyak 48,8% dan sesudah penyuluhan jawaban yang benar meningkat menjadi 73,8 %, serta pada pernyataan nomor nomor 8 yaitu ibu hamil mempunyai

(8)

tinggi badan <145 cm termasuk kehamilan resiko tinggi sebelum penyuluhan sebanyak 47,7% dan sesudah penyuluhan jawaban yang benar meningkat menjadi 85,7%. Demikian juga pada pernyataan unfavourable, responden yang menjawab dengan pernyataan benar pada nomor 9 yaitu Riwayat operasi section caesaria bukan merupakan resiko tinggi kehamilan sebanyak 85,7% dan sesudah penyuluhan responden yang menjawab dengan pernyataan benar menurun menjadi 35,7%, dan pernyataan nomor 14 yaitu Ibu hamil dengan keadaan letak janin sungsang, pada saat persalinan tidak perlu dirujuk ke rumah sakit sebanyak 83,3%. dan sesudah penyuluhan responden yang menjawab dengan pernyataan benar menurun menjadi 30%.

Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi sebelum dan sesudah penyuluhan. Pertanyaan pada kuesioner yang dijawab salah pada saat pre test, setelah dilakukan penyuluhan pertanyaan dijawab benar oleh responden. Peningkatan pengetahuan pada responden terjadi karena peneliti tidak hanya memberikan penyuluhan saja tetapi peneliti juga melakukan tanya jawab pada responden. Banyak responden yang aktif bertanya dan juga menjawab pertanyaan dari peneliti.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rona Trisnawati (2012) dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Informasi Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko

(9)

Tinggi dengan Kepatuhan Antenatal Care di Puskesmas Kuta Baro,

menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi yaitu dengan kategori baik sebanyak 8 orang (11,9%), cukup 42 orang (62,7%), dan kurang 17 orang (25,4%).

C. Analisis Bivariat

Data hasil penelitian pengetahuan dari 84 responden di uji kenormalan data nya. Uji normalitas data menggunakan ”uji-t dependent” dengan hasil pada tabel 4.5 sebagai berikut :

Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas Data

Pengetahuan P-value Distribusi Data

Sebelum 0,000 Normal

Sesudah 0,000 Normal

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, karena pada p-value sebelum penyuluhan sebesar 0,000 (<0,05) dan sesudah penyuluhan nilai p-value 0,000 (<0,05) maka Ho ditolak.

Hasil uji statistik menggunakan “paired T tes” didapatkan nilai Asym.Sig (nilai p) sebesar 0,000. Sehingga nilai p, (0,000) <0,005 maka hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada pengetahuan responden tentang kehamilan resiko tinggi sebelum dan sesudah penyuluhan.

(10)

Penyuluhan tentang kehamilan resiko tinggi di Kelurahan Tandang RW XI dapat diterima dan direspon dengan baik oleh responden. Hal ini ditunjukkan dengan hasilpost testyang mengalami peningkatan dari pre test responden juga memperhatikan saat diberikan penyuluhan dan beberapa dari responden terlihat aktif untuk tanya jawab tentang materi kehamilan resiko tinggi.

Adapun perbedaan pengetahuan responden tentang kehamilan resiko tinggi sebelum dan sesudah penyuluhan menunjukkan bahwa penyuluhan yang diberikan pada responden telah meningkatkan pengetahuan responden tentang kehamilan resiko tinggi. Hal ini sesuai dengan teori, penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak hanya tahu dan mengerti, tetapi juga bersedia dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Machfoedz, 2005).

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Basit dan Syamsul Arifin (2013) dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Belitung menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi yaitu dengan kategori baik sebanyak 12 orang (12%), cukup 68 orang (68%), dan kurang 20 orang (20%).

(11)

D. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan yang ditemukan peneliti selama melakukan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga mengakibatkan pengumpulan data sangat sederhana sehingga memungkinkan adanya kesalahan. 2. Pada saat penelitiaan responden ada beberapa yang tidak hadir sehingga

peneliti mengunjungi rumahnya masing-masing pada hari berikutnya. 3. Pengalaman peneliti yang sangat kurang dikarenakan belum pernah

melakukan penelitian sebelumnya sehingga memiliki keterbatasan dalam menganalisa hasil penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Estrous Cycle Profile and Thyroxine Hormone (T4) Levels in Experimental Animal Models of Hyperthyroidism by Throglobulin Induction 12-13 September 2014, Malang 28 1 st

a) Memberikan informasi tentang pengaruh jenis format dan genre game yang berbeda terhadap munculnya gejala cybersickness. b) Mendorong pengguna dan konsumen video game

Beberapa dimensi dari indikator kualitas lingkungan yang berpengaruh secara signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan dasar adalah: kualitas udara, kualitas air,

Depo Farmasi Rawat Jalan melayani pasien poliklinik, jaminan kantor, asuransi perusahaan, juga resep pegawai yang obatnya tidak diberikan di Depo Farmasi Pegawai. Alur pelayanan

Perilaku tidak menggunakan kondom pada pria pelanggan pekerja seks lebih banyak pada pria tidak kawin, berumur ≥ 41 tahun, berpendidikan SD, bekerja sebagai buruh

Universitas Teuku Umar (UTU) sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di provinsi Aceh dituntut untuk dapat meningkatkan kompetensi dosennya, dengan melihat pada peran

Dari tabel di atas, Hasil Uji F dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 13,151 dengan tingkat probabilitas sebesar 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 maka model

Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis tentang kualitas pelayanan izin trayek oleh DLLAJ Kabupaten Bogor, sesuai dengan yang telah ditentukan dalam