• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 10. Peta Lokasi Pengamatan di Provinsi Sulawesi Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambar 10. Peta Lokasi Pengamatan di Provinsi Sulawesi Utara"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

21 HASIL DAN PEMBAHASAN

Lokasi Pengamatan

Lokasi pengamatan penelitian meliputi empat lokasi, yaitu Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang. Penentuan lokasi pengamatan penelitian dilakukan berdasarkan jumlah kepemilikan kuda delman yang dijadikan sumber penghidupan masyarakat setempat. Gambar 10 menyajikan peta lokasi pengamatan.

Gambar 10. Peta Lokasi Pengamatan di Provinsi Sulawesi Utara Tomohon

Tomohon merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Minahasa berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2003. Luas Tomohon ±114,20 km2. Rataan suhu bulanan adalah 21,9-22,5 ˚C dan kelembaban berkisar antara 85%-91% (Hardjono, 2004a). Kuda dewasa yang ada di Tomohon berjumlah 267 ekor (Pemerintah Kota Tomohon, 2009).

Tomohon dikelilingi wilayah Kabupaten Minahasa secara geografis. Kota ini di bagian Utara, Selatan, Timur dan Barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Minahasa. Tomohon terletak pada jalur sirkulasi utama yang menghubungkan antara Manado sebagai ibukota propinsi dan kota-kota lain di wilayah Kabupaten Minahasa

(2)

22

(Pemerintah Kota Tomohon, 2009). Tomohon-Manado berjarak 22 km, Tomohon-Bitung berjarak 55 km dan Tomohon-Tondano berjarak 15 km. Tomohon dapat dicapai secara langsung dari Manado dan dari Bitung menuju Tomohon dapat melalui Tondano atau dapat melintasi Manado. Aksesibilitas Tomohon ke kota-kota lain di Propinsi Sulawesi Utara cukup lancar melalui jalan-jalan dengan kualitas baik (Pemerintah Kota Tomohon, 2009).

Tomohon terletak pada topografi dataran tinggi. Tomohon memiliki gunung berapi yaitu Gunung Mahawu (1.331 m) dan Gunung Lokon (1.579,6 m) yang masih aktif juga gunung lain yang membentang dari Utara ke Selatan wilayah Sulawesi Utara. Kondisi pegunungan menjadikan udara sejuk sampai dengan dingin di Tomohon (Hardjono, 2004a).

Mata pencaharian utama masyarakat Tomohon adalah di bidang pertanian. Jumlah penduduk Tomohon adalah 79.046 jiwa pada tahun 2002, pada luasan wilayah 114,2 km2. Hal ini berarti bahwa rata-rata kepadatan penduduk Tomohon mencapai 692 jiwa/km2. Kepadatan penduduk tertinggi ditemukan di kecamatan Tomohon Tengah (925 jiwa/km2) dan terendah di kecamatan Tomohon Tengah (616 jiwa/km2) (Hardjono, 2004a).

Manado

Manado merupakan ibu kota Propinsi Sulawesi Utara. Luas Kota Manado 159,02 km2. Kota Manado berbatasan dengan Kecamatan Wori (Kabupaten Minahasa) dan Teluk Manado di sebelah Utara, Kecamatan Dimembe di sebelah Timur, Kecamatan Pineleng di sebelah Selatan dan Teluk Manado atau Laut Sulawesi di sebelah Barat. Jarak antara Kota Manado-Tomohon adalah 21,60 km, sedangkan jarak antara Kota Manado-Tondano adalah 35,05 km (Hardjono, 2004b). Kuda dewasa yang ada di Manado berjumlah 163 ekor (Dinas Kominfo, 2009).

Kondisi tanah Manado tidak landai (berombak) sekitar 40% dan dataran landai sekitar 38%, sisanya tanah berbukit dan bergunung. Dua gunung ditemukan di Kecamatan Bunaken, yaitu Gunung Manado Tua (± 655 m) dan Gunung Tumpa (± 610 m) (Hardjono, 2004b).

Survei Sosial Ekonomi Nasional (2003) melaporkan bahwa penduduk Manado berdasarkan hasil survei pada tahun 2003 berjumlah 401.410 jiwa pada luasan wilayah 159,02 km2. Hal ini berarti rata-rata kepadatan penduduk mencapai

(3)

23 2.524 jiwa/km2. Hardjono (2004b) melaporkan bahwa kepadatan penduduk tertinggi ditemukan di Kecamatan Tuminting (11.470 jiwa/km2) dan terendah di Kecamatan Bunaken (447 jiwa/km2).

Mata pencaharian utama penduduk Manado adalah di bidang jasa dan perdagangan. Hal ini dapat ditunjukkan pada angka jumlah penduduk yang bekerja di lapangan usaha utama bidang jasa berjumlah 49.033 orang dan di bidang perdagangan berjumlah 47.390 orang (Hardjono, 2004b).

Suhu udara pada siang hari berkisar antara 29,4-32,2 ˚C, s dangkan pada malam hari berkisar antara 21,6-23,2 ˚C. Manado mempunyai kelembaban udara relatif tinggi dengan rataan berkisar antara 75%-92% (Hardjono, 2004b).

Kabupaten Minahasa

Kabupaten Minahasa beribu kota di Tondano, dengan luasan wilayah menjadi kurang dari setengah luasan asal sejak tahun 2002. Beberapa bagian wilayah Kecamatan Minahasa membentuk wilayah Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Utara dan Tomohon. Luasan wilayah Kabupaten Minahasa menjadi 872,32 km2. Kabupaten Minahasa berbatasan dengan Kabupaten Minahasa Utara di sebelah Utara, laut Maluku dan Bitung di sebelah Timur, laut Maluku dan Kabupaten Minahasa Selatan di sebelah Selatan dan laut Sulawesi dan Manado di sebelah Barat (Hardjono, 2004c). Jumlah kuda dewasa yang ada di Kabupaten Minahasa adalah 3000 ekor (Minahasa, 2009). Rata-rata suhu bulanan di Kabupaten Minahasa adalah 21,9-22,6 ˚C dengan rata-rata kelembaban bulanan 85%-91% (Hardjono, 2004c).

Keadaan topografi Kabupaten Minahasa sebagian besar merupakan dataran yang datar sampai dengan dataran landai (bergelombang) dan sebagian yang lain bergelombang sampai dengan curam. Kabupaten Minahasa memiliki danau Tondano yang merupakan muara dari tiga sungai utama yaitu Sungai Panasen, Sungai Ranowelang dan Sungai Bowolean (Hardjono, 2004c).

Penduduk Kabupaten Minahasa sekitar 255.509 jiwa pada tahun 2002, dengan luasan wilayah 872,37 km2 sehingga rataan kepadatan penduduk mencapai 292 jiwa/km2. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Tondano Barat (640 jiwa/km2) yang diikuti Kecamatan Langowan Barat (637 jiwa/km2), sedangkan kepadatan penduduk terendah ditemukan di Kecamatan Kombi yaitu (98 jiwa/km2) (Hardjono, 2004c).

(4)

24 Mata pencaharian utama penduduk Kabupaten Minahasa adalah bidang pertanian. Tanaman utama yang diusahakan adalah padi sawah. Tanaman pangan dan perkebunan masih menjadi andalan; padi, jagung, cengkih dan kelapa merupakan komoditi penting bagi ekonomi Kabupaten Minahasa selama empat tahun terakhir (Hardjono, 2004c).

Amurang

Kabupaten Minahasa Selatan merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Sulawesi Utara yang memiliki luas wilayah 1.429,7 km². Ibukota Kabupaten Minahasa Selatan adalah Amurang yang berjarak sekitar 64 km dari Manado. Luas Kabupaten Minahasa Selatan 2.266,66 km2. Kabupaten Minahasa Selatan berbatasan di sebelah Utara dengan Kabupaten Minahasa, Laut Maluku di sebelah Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow di sebelah Selatan dan Laut Sulawesi di sebelah Barat. Kelembaban udara berkisar antara 60%-90%, sedangkan rataan suhu bulanan 23,5˚C (Hardjono, 2004d).

Penduduk Kabupaten Minahasa Selatan berdasarkan hasil pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan (P4B) pada tahun 2003 dicatat sebanyak 289.476 jiwa pada luasan wilayah 2.266,66 km2 sehingga rataan kepadatan penduduk Minahasa Selatan mencapai 128 jiwa/km2. Kepadatan penduduk tertinggi ditemukan di Kecamatan Ratatotok (965 jiwa/km2), sedangkan kepadatan penduduk terendah di Kecamatan Touluan (71 jiwa/km2).

Topografi sebagian besar wilayah Kabupaten Minahasa Selatan memiliki gunung-gunung yang membentang dari Utara ke Selatan, diantaranya terdapat beberapa gunung berapi yang masih aktif seperti Gunung Soputan (± 1.780 m) yang baru meletus bulan Desember 2004. Gunung di Kabupaten Minahasa Selatan berjumlah enam buah (Hardjono, 2004d).

Sebanyak 457 orang pencari kerja di Kabupaten Minahasa Selatan tercatat pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Minahasa Selatan pada tahun 2003 (Hardjono, 2004d).

Pengamatan Fenotipe dan Genotipe Pola Warna Bulu Kuda

Sampel kuda delman yang diamati pada setiap lokasi pengamatan merupakan 10% dari jumlah keseluruhan populasi. Minahasa memiliki jumlah populasi kuda delman terbesar, sehingga sampel yang mewakili berjumlah paling

(5)

25 besar. Populasi kuda delman kedua terbesar ditemukan di Manado. Kedua lokasi tersebut merupakan pusat kuda delman di Sulawesi Utara karena Kabupaten Minahasa dan Manado merupakan tempat wisata dengan jumlah penduduk yang banyak. Gambar 11-14 menggambarkan contoh pola warna kuda delman masing-masing di Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang.

Pengamatan Fenotipe

Hasil pengamatan fenotipe pola warna bulu kuda delman di Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang memperlihatkan jumlah tipe pola warna bulu yang berbeda. Kuda delman di Tomohon memiliki empat tipe pola warna bulu, sedangkan Manado lima tipe pola warna bulu. Kuda delman di Kabupaten Minahasa memiliki delapan tipe pola warna bulu, sedangkan Amurang empat tipe pola warna bulu. Keragaman pola warna bulu kuda delman tertinggi ditemukan di Kabupaten Minahasa, sedangkan terendah di Amurang dan Tomohon, seperti disajikan pada Tabel 2. Warna bay (ka-ge) mendominasi pola warna bulu kuda delman di seluruh lokasi pengamatan. Warna chestnut (kuri-ge) ditemukan nomor dua terbanyak di seluruh lokasi pengamatan. Warna white (same-ge) dan black (ao-ge) merupakan pola warna bulu kuda delman yang paling sedikit dari seluruh lokasi pengamatan.

(6)

26 Gambar 11. Contoh Pola Warna Bulu Kuda Delman di Tomohon (Koleksi

(7)

27 Gambar 12. Contoh Pola Warna Bulu Kuda Delman di Manado (Koleksi

(8)

28 Gambar 13. Contoh Pola Warna Bulu Kuda Delman di Kabupaten Minahasa

(9)

29 Gambar 14. Contoh Pola Warna Bulu Kuda Delman di Amurang (Koleksi Pribadi

(10)

30 Tabel 2. Jumlah Kuda Delman Berdasarkan Karakter Genetik Eksternal di Tomohon,

Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang

Lokasi

Fenotipe Warna Bulu (Genetik Eksternal)

Bay (Ka-ge) Black (Ao-ge) Chesnut (Kuri-ge) Bay-cream (Kawara-ge) Chestnut-cream (Tsuki-ge) White (Same-ge) Roan (Kasu -ge) Spotted (buchi) Tomohon 22 2 11 5 0 0 0 0 Manado 33 0 8 5 1 0 0 3 Kabupaten Minahasa 238 1 60 21 7 2 14 14 Amurang 19 0 6 1 0 0 4 0

Pola warna white (same-ge) hanya ditemukan di Kabupaten Minahasa. Pola warna black (ao-ge) ditemukan di Tomohon dan Kabupaten Minahasa. Pola warna bulu black (ao-ge) paling sedikit ditemukan di Tomohon dan Kabupaten Minahasa. Pola warna yang paling sedikit ditemukan di Manado adalah pola warna bulu

chestnut-cream (tsuki-ge). Pola warna yang paling sedikit ditemukan di Amurang adalah warna bulu bay-cream (kawara-ge).

Nozawa et al. (1981) melaporkan hasil pengamatan pola warna bulu kuda di Sulawesi Selatan pada tahun 1979 bahwa warna bay (ka-ge) dan bay-cream (kawara-ge) ditemukan sebanyak 109 ekor, tetapi tidak ditemukan warna black (ao-ge). Pola warna bay (ka-ge), black (ao-ge), dan bay-cream (kawara-ge) ditemukan sebanyak 109 ekor, sedangkan chestnut (kuri-ge) dan chesnut-cream (tsuki-ge) ditemukan sebanyak 51 ekor. Pola warna black (ao-ge), bay-cream (kawara-ge), chestnut-cream (tsuki-ge) dan white (same-ge) atau pseudo-albino ditemukan sebanyak 22 ekor, sedangkan bay (ka-ge) dan chestnut (kuri-ge) ditemukan sebanyak 139 ekor. Pola warna bukan roan ditemukan sebanyak 139 ekor, tetapi tidak ditemukan pola warna roan (kasu-ge). Pola warna spotted (buchi) ditemukan sebanyak dua ekor, sedangkan bukan spotted ditemukan sebanyak 137 ekor.

Hasil pengujian khi-kuadrat untuk pengujian kebebasan dalam tabel kontingensi menemukan hubungan antara pola warna bulu kuda delman dan lokasi pengamatan (P<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa setiap daerah pengamatan memiliki kecenderungan terhadap pola warna bulu kuda delman tertentu. Kedekatan hubungan pola warna bulu kuda delman terhadap lokasi pengamatan dapat

(11)

31 ditentukan berdasarkan jarak genetik pola warna bulu di antara setiap dua lokasi pengamatan yang ditunjukkan melalui dendogram jarak genetik pola warna bulu. Pengamatan Genotipe

Sebaran genotipe pola warna bulu kuda delman di empat lokasi pengamatan disajikan pada Tabel 3. Genotipe yang mendominasi pola warna kuda delman di empat lokasi pengamatan adalah ss, rr, A_ (AA dan Aa) , dd dan B_ (BB dan Bb). Menurut Nozawa et al. (1981) genotipe yang sering muncul di Sulawesi Selatan adalah dd, rr, ss, A_ dan B_. Hasil pengamatan pola warna bulu kuda delman di Sulawesi Utara bersesuaian dengan hasil pengamatan kuda lokal Indonesia di Sulawesi Selatan (Nozawa et al., 1981). Perbedaan ditemukan pada urutan dominasi genotipe.

Alel RR bersifat lethal. Hintz dan Vleck (1979) menyatakan bahwa anak kuda yang memiliki genotip homozigot dominan RR mati ketika di dalam rahim. Gen R dibawa kuda delman yang bergenotip Rr atau berpenambilan roan (Bowling dan Ruvinsky, 2000). Peluang kematian kuda akan meningkat bila ditemukan perkawinan antara jantan roan dan betina roan. Sosialisasi mengenai peluang kematian akibat perkawinan tersebut harus dilakukan untuk mencegah kematian; meskipun pada pengamatan ini, kuda yang memiliki warna selain roan, banyak ditemukan. Kuda delman berpola warna roan sedikit ditemukan pada lokasi pengamatan, bahkan tidak ditemukan di Tomohon dan Manado. Gen R yang ditemukan pada kuda delman Sulawesi Utara diduga berasal dari kuda luar daerah. Berdasarkan Edward (1994), kuda yang memiliki pola warna roan ditemukan pada bangsa kuda Thoroughbred. Sesuai dengan SK Dirjen Peternakan No. 105/TN 220/Kpts/DJP/Deptan/95, kuda Thoroughbred merupakan salah satu tetua dari Kuda Pacu Indonesia (KPI). Kuda Pacu Indonesia memiliki 93,75% gen kuda

Thoroughbred dan 6,25% gen kuda lokal (Muladno dan Benyamin, 2003). Kuda KPI yang tidak digunakan sebagai kuda pacu kemungkinan besar karena tidak sesuai dengan kriteria kualitatif KPI, digunakan sebagai kuda delman. PP Pordasi (2000) menyatakan bahwa warna bulu kuda menurut peraturan No.11/DPP/75 Pordasi Pusat adalah hitam (black), hitam coklat (brown black), coklat (brown), jeragem (bay brown), coklat muda keemasan, kelabu (grey), bopong (creamy) dan putih. Warna

(12)

32

roan kemungkinan berasal dari tetua Thoroughbred. Peternakan KPI ditemukan di Tomohon dan Tompaso, Sulawesi Utara (Pemerintah Kota Tomohon, 2009).

Pola warna spotted pada Tabel 3 tidak banyak ditemukan di Kabupaten Minahasa dan Manado. Kuda dengan gen S memiliki spotted berwarna putih pada pola warna bulu (Bowling dan Ruvinsky, 2000). Pemunculan spotted pada kuda delman di Sulawesi Utara juga ditemukan pada kuda lokal Indonesia di Sulawesi Selatan (Nozawa et al., 1981). Hal tersebut menunjukkan bahwa baik kuda delman di Sulawasi Utara maupun kuda lokal di Sulawesi Selatan telah dicemari bangsa kuda dari luar daerah yang memiliki pola warna spotted.

Gen B dominan yang dimiliki oleh kuda delman akan memberikan penampilan pola warna bulu berwarna hitam, sedangkan genotip resesif akan berwarna chestnut (Searle, 1968). Gen B ditemukan pada pola warna bay, black, chestnut, chestnut-cream dan bay-cream; menunjukkan bahwa gen tersebut dimiliki kuda lokal Indonesia. Gen B tersebut besar kemungkinan merupakan gen asli kuda lokal Indonesia.

Tabel 3. Sebaran Genotipe Warna Bulu Kuda Delman di Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang

Lokasi Sebaran Genotipe

A_ aa B_ bb D_ dd Rr rr S_ ss Tomohon 38 13 29 11 7 35 0 40 0 40 Manado 47 9 38 9 6 41 0 50 3 47 Kabupaten Minahasa 326 68 260 67 31 299 14 343 14 343 Amurang 26 6 20 6 1 25 4 26 0 30

Kuda dengan genotipe A_ banyak ditemukan di empat lokasi pengamatan. Kuda yang memiliki gen A berpenampilan merah kecoklatan dengan warna hitam pada bagian surai, ekor dan kaki. Gen A juga ditemukan pada kuda delman berwarna bay-cream. Dominasi gen A pada pola warna bulu kuda delman di Sulawesi Utara, seperti yang ditemukan Nozawa et al. (1981) pada kuda lokal di Sulawesi Selatan memberikan indikasi bahwa secara umum pola warna bay

(13)

33 kuda Sandel merupakan kuda asli Indonesia yang memiliki warna coklat tua kemerahan dengan bulu dan kaki bagian bawah berwarna hitam.

Castle (1953) menyatakan bahwa gen D dalam bentuk heterozigot berperan dalam membentuk pola warna chesnut-cream dan bay-cream. Kuda dengan genotip D masih sedikit ditemukan di lokasi pengamatan akan tetapi masih lebih banyak daripada gen S dan R. Hal ini mengindikasikan warna ini sudah dintroduksi di wilayah Sulawesi Utara. Menurut Edwards (1994) kuda Sumba asli Indonesia mempunyai warna asli dominan dun atau bopong yang mirip dengan warna bay-cream. Fenotipe pola warna dun atau bopong adalah garis hitam dipunggung dengan warna hitam pada surai dan ekor.

Frekuensi Gen dan Jarak Genetik

Frekuensi gen pola warna bulu kuda delman diperoleh berdasarkan frekuensi genotipe pada Tabel 3. Frekuensi gen disajikan pada Tabel 4 dan 5. Gen r dan gen s mempunyai nilai 1 karena gen R dan gen S tidak ditemukan di Tomohon. Gen r dan s sudah terfiksasi di daerah Tomohon. Hal ini berarti kuda roan dan tobiano tidak ditemukan di daerah tersebut. Gen r juga telah terfiksasi di Manado, frekuensi gen r di Manado ditemukan sebesar 1. Nilai frekuensi yang tinggi ditemukan pada gen r dan s di Kabupaten Minahasa. Frekuensi gen A dan B di daerah Tomohon masing-masing ditemukan hampir 0,5. Hal ini menunjukkan gen dominan dan gen resesif pada lokus sifat warna agouti dan sifat black di Tomohon hampir seimbang. Keseimbangan frekuensi kedua sifat tersebut pada tiga daerah pengamatan lainnya tidak ditemukan.

Tabel 4. Frekuensi Gen Pola Warna Bulu A, a, B, b, D dan d pada Kuda Delman di Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang

Lokasi Frekuensi Gen

A A B b D d Tomohon 0,4951 0,5049 0,4756 0,5244 0,0871 0,9129 Manado 0,5991 0,4009 0,5624 0,4376 0,0660 0,9340 Kabupaten Minahasa 0,5846 0,4154 0,5473 0,4527 0,0481 0,9519 Amurang 0,5670 0,4330 0,5196 0,4804 0,0194 0,9806

(14)

34 Tabel 5. Frekuensi Gen Pola Warna Bulu R, r, S dan s di Tomohon, Manado,

Kabupaten Minahasa dan Amurang

Lokasi Frekuensi Gen

R r S s Tomohon 0 1 0 1 Manado 0 1 0,0305 0,9695 Kabupaten Minahasa 0,0198 0,9802 0,0198 0,9802 Amurang 0,0691 0,9309 0 1

Hasil penelitian Nozawa et al. (1981), menunjukkan gen a memiliki nilai 0 dan gen A mempunyai nilai 1 atau gen A telah terfiksasi pada kuda lokal di Sulawesi Selatan. Sifat pola warna bulu roan dan agouti menunjukkan hal yang sama. Kuda lokal di Sulawesi Selatan memiliki warna bulu non-roan dan non-agouti yang terfiksasi. Hal yang bertentangan ditemukan pada kuda delman di Sulawesi Utara. Pengamatan kuda delman di Sulawesi Utara menunjukkan pola warna agouti dan

roan. Hal tersebut kemungkinan disebabkan introduksi kuda pacu afkir ke dalam kelompok kuda delman. Kuda pacu afkir yang diduga diintroduksi berasal dari bangsa Throughbred. Kidd (1995) menyatakan bahwa bangsa Throughbred memiliki pola warna bulu yang ada di seluruh bangsa.

Kedekatan hubungan kekerabatan suatu kelompok ternak dapat ditentukan berdasarkan jarak genetik. Semakin dekat jarak genetik antara dua kelompok ternak maka semakin dekat pula ketidakserupaan genetik di antara keduanya sehingga disimpulkan hubungan kekerabatan antara keduanya semakin dekat. Semakin jauh jarak genetik antara dua kelompok ternak maka semakin besar ketidakserupaan genetik antara keduanya sehingga hubungan kekerabatan antara keduanya semakin jauh. Jarak genetik antara kuda delman di Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang disajikan pada Tabel 6. Gambar 15 menyajikan dendogram jarak ketidakserupaan genetik pola warna bulu kuda delman di empat lokasi pengamatan. Kuda delman di daerah Tomohon mempunyai jarak genetik yang jauh dari daerah Manado (0,005145), yang menandakan ketidakserupaan genetik yang antara keduanya tinggi. Hal tersebut diperlihatkan dengan nilai ketidakserupaan genetik pola warna bulu sebesar 0,002244. Kuda delman Manado dan Kabupaten Minahasa mempunyai jarak genetik yang terdekat dibandingkan daerah lain (0,00033) yang

(15)

35 berarti ketidakserupaan genetik antara keduanya rendah. Nilai ketidakserupaan genetik antara kedua lokasi pengamatan tersebut adalah 0,000164. Tomohon terletak pada jalur sirkulasi utama yang menghubungkan antara Manado sebagai ibukota propinsi dan kota-kota lain di wilayah Kabupaten Minahasa. Lokasi Tomohon memungkinkan migrasi kuda delman yang berasal dari dan ke luar kota, sehingga frekuensi gen pola warna bulu kuda mengalami perubahan sampai dengan mengalami keseimbangan baru pada gen pola warna bulu. Stansfield (1983) menyatakan bahwa frekuensi gen dapat berubah setiap kali suatu populasi dimasuki imigran dari populasi lain. Kuda delman dari luar Tomohon atau kuda imigran kemungkinan dalam sejarahnya pernah didatangkan ke Tomohon. Populasi campuran pada kuda delman di Tomohon kemungkinan berakibat pada perbedaan pola warna bulu kuda delman Tomohon dengan membentuk kerumunan (cluster) baru yang berbeda dengan kuda delman yang berasal dari tiga lokasi lain.

Tabel 6. Matriks Jarak Genetik Pola Warna Bulu Antara Kuda Lokal di Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang

Lokasi Tomohon Manado Kabupaten

Minahasa Amurang Tomohon

Manado 0,005145

Kabupaten Minahasa 0,004027 0,00033

Amurang 0,004294 0,00279 0,0012283

Berdasarkan dendogram pada Gambar 15, kuda delman yang diamati dibedakan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok Manado-Kabupaten Minahasa karena memiliki jarak genetik pola warna bulu yang dekat. Kuda delman Manado dan Kabupaten Minahasa membentuk kelompok yang berbeda dengan Amurang. Kedekatan genetik pola warna bulu kuda delman antara lokasi Manado dan Amurang kemungkinan lebih disebabkan jarak antara lokasi geografis yang berdekatan. Jarak geografis antara Manado-Kabupaten Minahasa (Tondano, Kawangkoan dan Langowan) sekitar 35,05 km (Pemerintah Kota Tomohon, 2009). Kelompok kedua adalah kelompok Manado-Kabupaten Minahasa dan Amurang. Amurang berjarak sekitar 64 km dari Manado yang relatif lebih jauh dibandingkan dengan jarak kelompok kuda delman Manado-Kabupaten Minahasa. Jarak geografis

(16)

36 yang dekat memungkinkan kedekatan genetik pola warna bulu kuda delman. Tomohon membentuk kelompok sendiri yang berbeda dengan tiga lokasi pengamatan lain. Hal ini mungkin disebabkan topografi daerah Tomohon yang berbukit dan pegunungan. Tomohon merupakan daerah yang dikelilingi empat pegunungan (Hardjonoa, 2004). Menurut Ohsawa et al. (2008) variasi genetik dalam suatu populasi dapat disebabkan topografi tetapi variasi antara populasi hampir tidak dipengaruhi faktor geografis.

Gambar 15. Dendogram Ketidakserupaan Genetik Warna Bulu Kuda Delman Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang

Penelitian sebelumnya mengenai protein darah kuda di Sulawesi Utara yang dilakukan oleh Lisnawati (2011) menemukan, bahwa kekerabatan kuda Kabupaten Minahasa lebih dekat dengan kuda Amurang (Kabupaten Minahasa Selatan) tetapi masih berada dalam satu kelompok dengan kuda Manado. Tomohon merupakan kelompok yang berbeda dengan tiga lokasi lainnya. Hal ini sesuai dengan dendogram pada Gambar 15. Penelitian protein darah kuda di Sulawesi Utara menunjukkan hasil yang lebih akurat.

Manado Minahasa Amurang Tomohon 0.002244 0.000164 0.000164 0.001006 0.000842 0.001238

Gambar

Gambar 10. Peta Lokasi Pengamatan di Provinsi Sulawesi Utara  Tomohon
Tabel  3.  Sebaran  Genotipe  Warna  Bulu  Kuda  Delman  di  Tomohon,  Manado,  Kabupaten Minahasa dan Amurang
Tabel 4. Frekuensi Gen Pola Warna Bulu A, a, B, b, D dan d pada Kuda Delman di  Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang
Tabel  6.  Matriks  Jarak  Genetik  Pola  Warna  Bulu  Antara  Kuda  Lokal  di  Tomohon,  Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan 3 anak dengan latar belakang sosial dan budaya yang berbeda sebagai informan yang berada di Banyuwangi, fokus perhatian dalam analisis ini adalah praktik

Dari berat badan dan konversi pakan yang dihasilkan, pemberian complete feed berbasis pod kakao, baik non fermentasi maupun fermentasi dapat memenuhi kebutuhan hidup

Uji korelasi Spear- man dilakukan untuk menguji hubungan antara karakteristik individu (usia dan uang saku), sosial ekonomi keluarga (pendidikan, pendapatan, dan besar

Penelitia n ini berjudul “ Persepsi dan Pengetahuan Guru Terhadap Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV dalam KTSP Di UPTD Karangreja, Kabupaten Purbalingga

Di bawah ini yang merupakan teknologi komunikasi masa lalu adalah ...a. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban

Mengingat apa yang terjadi ketika melakukan BK di kelas/sekolah?.

Bagi yang akan melanjutkan penelitian tentang terhadap pembentukan perilaku sosial. siswa, disarankan melakukan penelilitian lebih spesifik

Sesuai hasil penelitian, pada indikator ini terdata sejumlah 50% subjek dari unsur siswa memilih skala 3 yang menyatakan bahwa ilustrasi yang disajikan pada Buku Sekolah