BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskritif serta penelitian asosiatif. Penelitian deskriptif di sini dimaksudkan untuk mendefinisikan berbagai kriteria, serta mendefinisikan nilai dari variabel-variabel yang diteliti. Penelitian asosiatif di sini lebih kepada hubungan kausal di mana variabel independent mempengaruhi variabel dependent.
Konsumen di dalam penelitian ini didefinisikan sebagai pembeli potensial dari produk kopi instant.
Tabel 3.1 : Desain Penelitian Tujuan
Penelitian
Desain Penelitian
Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon
T-1 Asosiatif Individu→Konsumen kopi
instant di Jakarta.
One shoot – Cross section
T-2 Asosiatif Individu →Konsumen kopi
instant di Jakarta.
One shoot – Cross section
Keterangan :
T-1 : Untuk mengetahui pengaruh bauran promosi terhadap sikap konsumen kepada produk Torabika Duo.
T-2 : Untuk mengetahui pengaruh bauran promosi serta sikap konsumen kepada produk Torabika Duo terhadap perilaku pembelian Torabika Duo oleh konsumen.
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sbb : 1. Variabel Iklan Torabika Duo
Variabel ini merupakan variabel yang mewakili penilaian konsumen kopi instant terhadap iklan Torabika Duo.
2. Variabel Promosi Penjualan Torabika Duo
Variabel ini merupakan variabel yang mewakili penilaian konsumen kopi instant terhadap promosi penjualan dari Torabika Duo.
3. Variabel Kekuatan Kepercayaan Konsumen Kopi Instant Kepada Produk Torabika Duo
Variabel ini merupakan variabel yang mewakili nilai kekuatan kepercayaan dari seorang konsumen kopi instant bahwa produk Torabika Duo memiliki ciri / atribut tertentu.
4. Variabel Evaluasi Konsumen Kopi Instant Kepada Produk Torabika Duo Variabel ini merupakan variabel yang mewakili nilai evaluasi dari kekuatan kepercayaan seorang konsumen kopi instant bahwa produk Torabika Duo memiliki ciri / atribut tertentu.
5. Variabel Sikap Konsumen Kopi Instant Kepada Produk Torabika Duo
Variabel ini merupakan variabel yang mewakili nilai dari dimensi sikap konsumen kopi instant kepada produk Torabika Duo.
6. Variabel Perilaku Pembelian Produk Torabika Duo Oleh Konsumen Kopi Instant
Variabel ini merupakan variabel yang mewakili nilai dari dimensi perilaku pembelian produk Torabika Duo oleh konsumen kopi instant.
Variabel Simbol Indikator Skala Ukuran Variabel iklan Torabika
Duo X1 Visibilitas Identitas Janji Singlemidedness Nilai kesederhanaan
Likert Ordinal (Likert) yang ditransform
menjadi Interval
Variabel promosi penjualan Torabika Duo
X2 Kemampuan untuk meningkatkan volume pembelian oleh konsumen
Kemampuan untuk mendorong konsumen untuk mencoba Intensitas kemenarikan program promosi penjualan Kemampuan untuk melakukan pembelian kembali
Likert Ordinal (Likert) yang ditransform
menjadi Interval
Variabel kekuatan kepercayaan konsumen kopi instant kepada produk Torabika Duo
b Cita rasa Aroma Harga
Khasiat dalam menghilangkan kantuk Ampas dalam kopi
Semantic Differential
Ordinal Tabel 3.2 : Operasionalisasi Variabel Penelitian
Kemasan Kadar kafein Variabel evaluasi
konsumen kopi instant kepada produk Torabika Duo
e Cita rasa Aroma Harga
Khasiat dalam menghilangkan kantuk Ampas dalam kopi
Kemasan Kadar kafein
Semantic differential
Ordinal
Variabel sikap konsumen kopi instant kepada produk Torabika Duo
Y Cita rasa Aroma Harga
Khasiat dalam menghilangkan kantuk Ampas dalam kopi
Kemasan Kadar kafein Multiattribu te attitude model Interval
Variabel perilaku pembelian produk Torabika Duo oleh konsumen kopi instant
Z Kesetiaan terhadap Torabika Duo. Konsistensi terhadap Torabika Duo.
Keseringan dalam pembelian Torabika Duo.
Usaha pembandingan Torabika Duo dengan produk kopi instant lainnya.
Keterlibatan dalam membeli.
Likert Ordinal (Likert) yang ditransform
3.3 Jenis Dan Sumber Data Penelitian
Tabel 3.3 : Jenis dan Sumber Data Penelitian
Data Jenis Data Sumber Data
Dasar dari
pengukuran berbagai variabel serta teori penelitian ini.
Kualitatif Data sekunder dari studi literatur, serta data primer dari wawancara dengan manajer
pemasaran PT Torabika Eka Semesta, konsultasi dengan pihak ahli seperti dosen.
Atribut / ciri-ciri kopi instant yang baik.
Kualitatif Data primer dari kuesioner yang disebarkan ke konsumen kopi instant.
Penilaian terhadap iklan Torabika Duo.
Kualitatif Data primer dari kuesioner yang disebarkan ke konsumen kopi instant.
Penilaian terhadap promosi penjualan Torabika Duo
Kualitatif Data primer dari kuesioner yang disebarkan ke konsumen kopi instant.
Kekuatan kepercayaan konsumen kopi instant kepada produk
Torabika Duo.
Kualitatif Data primer dari kuesioner yang disebarkan ke konsumen kopi instant.
Pengevaluasian konsumen kopi instant kepada produk
Torabika Duo.
Kualitatif Data primer dari kuesioner yang disebarkan ke konsumen kopi instant.
Perilaku pembelian produk Torabika Duo oleh konsumen kopi instant.
Kualitatif Data primer dari kuesioner yang disebarkan ke konsumen kopi instant.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data sebagai bahan penelitian ini, penulis menggunakan teknik :
1. Study Literatur
Dilakukan dengan membaca buku-buku di perpustakaan, membaca artikel di internet mengenai ilmu pengetahuan teoritis yang berhubungan dengan penelitian ini sehingga dapat dijadikan suatu dasar teori yang dapat dipertanggungjawabkan. 2. Wawancara
Dilakukan wawancara melalui telepon dengan Bapak Sugianto Soenaryo selaku Manajer Pemasaran PT Torabika Eka Semesta.
3. Kuesioner
Daftar pertanyaan yang ditujukan kepada konsumen kopi instant untuk mengukur nilai dari suatu variabel. Pertanyaan yang diajukan bersifat logis, sesuai dengan variabel yang akan diukur. Untuk menegaskan bahwa responden dari kuesioner merupakan konsumen kopi instant yang berusia antara usia 20 hingga 39 tahun, maka akan dilakukan penyaringan (screening) dengan mengajukan pertanyaan lisan pembuka, ”apakah anda meminum kopi ?” Jika jawaban ”ya” maka merupakan responden, jika jawaban ”tidak” maka bukan merupakan responden.
Begitu juga dengan usianya akan ditanyakan untuk yang berkisar antara 20 hingga 39 tahun.
Penyebaran Kuesioner akan dilakukan dengan 2 tahap, yakni :
o Tahap 1, untuk mendapatkan data yang kemudian digunakan sebagai indikator untuk variabel kekuatan kepercayaan konsumen kopi instant kepada produk Torabika Duo(b), variabel pengevaluasian konsumen kopi instant kepada produk Torabika Duo(e), serta variabel sikap konsumen kepada produk Torabika Duo(Y). o Tahap 2, untuk mendapatkan data yang digunakan dalam T-1, T-2.
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
Sample yang digunakan dalam penelitian ini, dimaksudkan untuk menduga / mewakili nilai suatu populasi. Populasi dalam penelitian merupakan Pria peminum kopi di Jakarta dengan usia antara 20 sampai 39 tahun dan kelas menengah ke bawah, yang merupakan target segment dari produk kopi instant Torabika Duo. Namun jumlah populasi tidak diketahui secara pasti.
Pengambilan sample dilakukan secara acak (random sampling) tanpa memperhatikan tingkatan dalam populasi tersebut. Namun karena populasi yang akan dibahas dalam penelitian ini merupakan konsumen kopi instant, berjenis kelamin pria serta berusia 20-39 tahun, maka dalam proses pengumpulan data melalui kuesioner, terlebih dahulu akan dilakukan penyaringan (screening) dengan pertanyaan pembuka, ”apakah anda minum kopi dan berusia antara 20 hingga 39 tahun ?” Jika jawaban ”ya”, maka orang tersebut masuk ke dalam populasi konsumen kopi instant, sedangkan jika jawaban ”tidak”, maka orang tersebut tidak termasuk populasi dan tidak diambil pendapatnya.
Berdasarkan pada Creative Research System (2003) dalam situs webnya http://www.surveysystem.com/ssformu.htm, penentuan ukuran sample di mana ukuran populasi tidak diketahui, dapat ditentukan dengan formula sebagai berikut :
2 2
)
1
(
c
p
p
Z
ss
Dimana : ss = jumlah sampleZ = nilai Z (distribusi normal). Tingkat kepercayaan 95%, maka nilai Z = 1,96 p = probabilitas (nilai 0,5 digunakan dalam keperluan mencari ukuran sample)
c = presisi yang ditetapkan (batas kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sample). Tingkat presisi di sini menggunakan 5%, sehingga diharapkan data dapat memiliki keakuratan yang baik untuk mengukur populasi.
Sehingga jumlah sample secara keseluruhan dari konsumen kopi instant di Jakarta :
384
16
,
384
05
,
0
)
5
,
0
1
(
5
,
0
96
,
1
2 2
ss
orangSelanjutnya, dalam realisasi penyebaran kuesioner akan dibagi secara proporsional berdasarkan jumlah penduduk di Jakarta, yakni Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Utara serta Jakarta Pusat. Sebaran jumlah penduduk Jakarta adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4 : Jumlah Penduduk Jakarta
Wilayah Jumlah
penduduk Jakarta Barat 1.574.851
Jakarta Timur 2.147.374 Jakarta Selatan 1.732.608 Jakarta Utara 1.182.005 Jakarta Pusat 877.865
Total 7.514.703
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta (Juni 2007)
Sehingga alokasi penyebaran kuesioner adalah sbb :
Jakarta Barat :
384
80
,
47
80
7514703
1574851
orang
orang Jakarta Timur :384
109
,
73
110
7514703
2147374
orang
orang Jakarta Selatan :384
88
,
54
89
7514703
1732608
orang
orang Jakarta Utara :384
60
,
4
60
7514703
1182005
orang
orang Jakarta Pusat :384
44
,
8
45
7514703
877865
orang
orang3.6 Metode Analisis
Tabel 3.5 : Metode Analisis Berdasarkan Tujuan Penelitian Tujuan Alat Analisis
T-1 Path analisis dan korelasi pearson
T-2 Path analisis dan korelasi pearson
A. Koefisien Korelasi Pearson
Berdasarkan McClave & Benson (1988, p514), koefisien korelasi pearson (r) adalah sebuah ukuran kekuatan dari hubungan linier antara dua variable, misalkan X dan Y. Nilai dari koefisien korelasi pearson selalu berada di antara nilai -1 sampai +1, tidak memperdulikan merupakan variable apakah X dan Y tersebut.
Berdasarkan Supranto Jilid 2 (2001, p201), nilai dari koefisien korelasi pearson dapat dihitung sebagai berikut :
r =
2 2 2 2)
(
)
(
.
.
Yi
nYi
Xi
Xi
n
Yi
Xi
Yi
Xi
n
Berdasarkan Riduwan & Kuncoro (2007, p62), apabila nilai koefiesien korelasi pearson (r) = +1, maka korelasi atau hubungannya positif dan sempurna. Apabila koefisien korelasi pearson (r) = -1, maka korelasi atau hubungannya negatif dan sempurna. Arti positif di sini, misalkan hubungan antara variabel X dan Y (rXY) nilainya
Y pun akan turun, begitu juga dengan apabila Y naik maka X naik, jika Y turun maka X turun juga. Sedangkan arti dari negatif (-) adalah hubungannya berbanding terbalik, jika X naik maka Y turun, jika X turun maka Y naik, begitu juga sebaliknya.
Adapun arti dari harga r itu sendiri dijelaskan pada Tabel 3.6 berikut :
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Sangat kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat rendah
Sumber : Riduwan & Kuncoro (2007, p62)
Untuk mencari makna generalisasi, peneliti dapat melakukan uji signifikasi (significant) dari hubungan variabel X terhadap Y. Uji signifikasi adalah sbb :
Ho = Variabel X tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y Ha = Variabel X berhubungan secara signifikan dengan variabel Y
Dimana dasar pengambilan keputusannya adalah apabila : Sig ≥ α → Ho diterima, Ha ditolak
Ket :
α (alpha) = tingkat presisi, batas ketidakakuratan (1 – tingkat kepercayaan)
B. Analisis Jalur
Berdasarkan pada Riduwan & Kuncoro (2007, p1-2), analisis jalur (path analysis) yang dikembangkan pertama kali pada tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui peran langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel independent terhadap variabel dependent.
Model analisis jalur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model triming. Model triming ini digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur analisis dengan cara mengeluarkan dari model variabel independent yang koefisien jalurnya tidak signifikan (Riduwan & Kuncoro, 2007, p127).
Berdasarkan Riduwan & Sunarto (2007), asumsi-asumsi yang digunakan dalam analisis jalur ini adalah :
1. Hubungan antar variabel adalah bersifat linier, adaptif dan bersifat normal.
2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah, artinya tidak ada arah kausalitas yang berbalik.
3. Variabel terikat minimal dalam skala ukur interval.
4. Menggunakan sampel probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
5. Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliabel).
6. Model yang dianalisis dispesifikasikan dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan, atau model teori yang dikaji serta dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti.
Model analisis jalur ini menggunakan model serta persamaan struktural sbb :
Gambar 3.1 Struktur Hubungan X1, X2, Y dan Z Sumber : Riduwan & Kuncoro (2007, p5)
Persamaan struktural untuk diagram jalur adalah, sbb :
1 2 2 1 1
YXX
YXX
YY
2 2 2 1 1
zXX
zXX
zyY
zZ
Ket :ρ= koefisien regresi yang distandarkan / koefisien jalur X1 Y X2 Z
ε
1
ε
2
ρyX1 ρzX1 ρzX2 ρyX2 ρzyε = pengaruh variabel lain yang tidak diteliti atau kekeliruan pengukuran variabel
Berdasarkan Riduwan & Kuncoro (2007, p116), pada dasarnya koefisien regresi yang distandarkan merupakan koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka baku atau Z-score(data yang diset dengan nilai rata-rata = 0 dan standar deviasi = 1). Koefisien jalur ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh, bukan memprediksi variabel independent terhadap variabel dependent.
Berdasarkan Riduwan & Sunarto (2007), Perhitungan menggunakan analisis jalur, pengaruh kausal antar variabel dapat dibedakan menjadi tiga, yakni :
Direct causal effects (pengaruh kausal langsung = PKL) adalah pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terikat yang terjadi tanpa melalui variabel lain. Indirect causal effects (pengaruh kausal tidak langsung = PKTL) adalah pengaruh
satu variabel bebas terhadap variabel terikat yang terjadi melalui variabel lain yang terdapat dalam satu model kausalitas yang sedang diteliti.
Total causal effects (pengaruh kausal total = PKT) adalah jumlah dari pengaruh kausal langsung (PKL) dan pengaruh kausal tidak langsung (PKTL), jadi PKT = PKL + PKTL.
C. Pareto (Tambahan)
Berdasarkan pada Heizer & Render Jilid 1 (2004, p266-267), analisis Pareto mengindikasikan masalah mana yang dapat menghasilkan pengembalian tertinggi.
Berdasarkan pada http://en.wikipedia.org/wiki/Pareto_principle (2007), prinsip Pareto yang dikenal dengan aturan 80-20 mengindikasikan bahwa untuk banyak fenomena, 80% konsekuensi merupakan hasil dari hanya 20% dari penyebab.
3.7 Rancangan Uji Hipotesis
Rancangan uji hipotesis dalam penelitian ini disajikan berdasarkan tujuan penelitian. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, sehingga tingkat presisi atau batas ketidakakuratan sebesar (α) = 5% = 0,05.
Dasar pengambilan keputusan Sig ≥ 0,05→ Ho diterima, Ha ditolak Sig < 0,05 → Ho ditolak, Ha diterima
Ket :
X1 = Variabel iklan Torabika Duo
X2 = Variabel promosi penjualan Torabika Duo
Y = Variabel sikap konsumen kopi instant kepada produk Torabika
Z = Variabel perilaku pembelian produk Torabika oleh konsumen kopi instant
1. Tujuan-1 (T-1)
Tujuan-1 (T-1) ini berdasarkan substruktur sbb :
Gambar 3.2 : Substruktur 1 Analisis Jalur X1 Y X2
ε
1
ρX1y ρX2y Uji korelasi variabel X1 dengan variabel Y
Ho : Variabel X1 tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y Ha : Variabel X1 berhubungan secara signifikan dengan variabel Y Uji korelasi variabel X2 dengan variabel Y
Ho : Variabel X2 tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y Ha : Variabel X2 berhubungan secara signifikan dengan variabel Y Uji koefisien jalur pada T-1 secara simultan
Ho : Variabel X1 dan X2 tidak berkontribusi secara simultan maupun individual dan signifikan terhadap variabel Y
Ha : Variabel X1 dan X2 berkontribusi secara simultan maupun individual dan signifikan terhadap variabel Y
2. Tujuan-2 (T-2)
Tujuan-2 (T-2) ini berdasarkan substruktur sbb :
Gambar 3.3 : Substruktur 2 Analisis Jalur X1 Y X2 Z
ε
1
ε
2
ρX1y ρX1z ρX2z ρX2y ρyz Uji korelasi variabel X1 dengan variabel Z
Ho : Variabel X1 tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Z Ha : Variabel X1 berhubungan secara signifikan dengan variabel Z Uji korelasi variabel X2 dengan variabel Z
Ho : Variabel X2 tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Z Ha : Variabel X2 berhubungan secara signifikan dengan variabel Z Uji korelasi variabel Y dengan variabel Z
Ho : Variabel Y tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Z Ha : Variabel Y berhubungan secara signifikan dengan variabel Z Uji koefisien jalur pada T-2 secara simultan
Ho : Variabel X1, X2 dan Y tidak berkontribusi secara simultan maupun individual dan signifikan terhadap variabel Z
Ha : Variabel X1,X2 dan Y berkontribusi secara simultan maupun individual dan signifikan terhadap variabel Z
3.8 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian
Rancangan implikasi hasil penelitian ini yaitu dari hasil kuesioner tahap 1 akan didapatkan mengenai kriteria-kriteria kopi instant yang baik yang berkembang di konsumen kopi instant di Jakarta. Kemudian kriteria-kriteria ini akan digunakan sebagai indikator dalam mengukur sikap konsumen kepada produk Torabika Duo (Y). Selain itu, hasil kuesioner tahap 1 ini juga dapat menjadi sebuah informasi yang berguna dalam pertimbangan PT Torabika Eka Semesta dalam mengembangkan produk-produk kopi instantnya sehingga dapat dan akan memiliki suatu keunggulan bersaing berupa kriteria produk kopi instant yang diinginkan oleh konsumen (baik di benak konsumen).
Setelah kuesioner tahap 2 selesai dikumpulkan dan dianalisa maka pertama-tama akan didapatkan sebuah deskripsi mengenai penilaian konsumen kopi instant di Jakarta mengenai iklan Torabika Duo, promosi penjualan Torabika Duo, sikap mereka kepada produk Torabika Duo itu sendiri serta bagaimana perilaku pembelian Torabika Duo yang dilakukan oleh konsumen. Hal ini dapat menjadi sebuah gambaran bagi PT Torabika Eka Semesta mengenai sampai di mana posisi produk mereka, yakni Torabika Duo di benak konsumen.
Selanjutnya, analisa data hasil kuesioner tahap 2 digunakan untuk menggambarkan bagaimana hubungan antara bauran promosi Torabika Duo, yakni iklan dan promosi penjualan terhadap sikap konsumen kepada produk Torabika Duo serta implikasinya terhadap perilaku pembelian Torabika Duo oleh konsumen. Dengan adanya gambaran ini, dapat digunakan sebagai bahan evaluasi mengenai efektifitas bauran promosi yang telah dilakukan selama ini dalam mengarahkan sikap konsumen kepada produk Torabika Duo serta perilaku pembelian Torabika Duo oleh konsumen untuk menjadi lebih baik.