• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskritif serta penelitian asosiatif. Penelitian deskriptif di sini dimaksudkan untuk mendefinisikan berbagai kriteria, serta mendefinisikan nilai dari variabel-variabel yang diteliti. Penelitian asosiatif di sini lebih kepada hubungan kausal di mana variabel independent mempengaruhi variabel dependent.

Konsumen di dalam penelitian ini didefinisikan sebagai pembeli potensial dari produk kopi instant.

Tabel 3.1 : Desain Penelitian Tujuan

Penelitian

Desain Penelitian

Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon

T-1 Asosiatif Individu→Konsumen kopi

instant di Jakarta.

One shoot – Cross section

T-2 Asosiatif Individu →Konsumen kopi

instant di Jakarta.

One shoot – Cross section

Keterangan :

T-1 : Untuk mengetahui pengaruh bauran promosi terhadap sikap konsumen kepada produk Torabika Duo.

T-2 : Untuk mengetahui pengaruh bauran promosi serta sikap konsumen kepada produk Torabika Duo terhadap perilaku pembelian Torabika Duo oleh konsumen.

(2)

3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sbb : 1. Variabel Iklan Torabika Duo

Variabel ini merupakan variabel yang mewakili penilaian konsumen kopi instant terhadap iklan Torabika Duo.

2. Variabel Promosi Penjualan Torabika Duo

Variabel ini merupakan variabel yang mewakili penilaian konsumen kopi instant terhadap promosi penjualan dari Torabika Duo.

3. Variabel Kekuatan Kepercayaan Konsumen Kopi Instant Kepada Produk Torabika Duo

Variabel ini merupakan variabel yang mewakili nilai kekuatan kepercayaan dari seorang konsumen kopi instant bahwa produk Torabika Duo memiliki ciri / atribut tertentu.

4. Variabel Evaluasi Konsumen Kopi Instant Kepada Produk Torabika Duo Variabel ini merupakan variabel yang mewakili nilai evaluasi dari kekuatan kepercayaan seorang konsumen kopi instant bahwa produk Torabika Duo memiliki ciri / atribut tertentu.

5. Variabel Sikap Konsumen Kopi Instant Kepada Produk Torabika Duo

Variabel ini merupakan variabel yang mewakili nilai dari dimensi sikap konsumen kopi instant kepada produk Torabika Duo.

6. Variabel Perilaku Pembelian Produk Torabika Duo Oleh Konsumen Kopi Instant

Variabel ini merupakan variabel yang mewakili nilai dari dimensi perilaku pembelian produk Torabika Duo oleh konsumen kopi instant.

(3)

Variabel Simbol Indikator Skala Ukuran Variabel iklan Torabika

Duo X1  Visibilitas  Identitas  Janji  Singlemidedness  Nilai kesederhanaan

Likert Ordinal (Likert) yang ditransform

menjadi Interval

Variabel promosi penjualan Torabika Duo

X2  Kemampuan untuk meningkatkan volume pembelian oleh konsumen

 Kemampuan untuk mendorong konsumen untuk mencoba  Intensitas kemenarikan program promosi penjualan  Kemampuan untuk melakukan pembelian kembali

Likert Ordinal (Likert) yang ditransform

menjadi Interval

Variabel kekuatan kepercayaan konsumen kopi instant kepada produk Torabika Duo

b  Cita rasa  Aroma  Harga

 Khasiat dalam menghilangkan kantuk  Ampas dalam kopi

Semantic Differential

Ordinal Tabel 3.2 : Operasionalisasi Variabel Penelitian

(4)

 Kemasan  Kadar kafein Variabel evaluasi

konsumen kopi instant kepada produk Torabika Duo

e  Cita rasa  Aroma  Harga

 Khasiat dalam menghilangkan kantuk  Ampas dalam kopi

 Kemasan  Kadar kafein

Semantic differential

Ordinal

Variabel sikap konsumen kopi instant kepada produk Torabika Duo

Y  Cita rasa  Aroma  Harga

 Khasiat dalam menghilangkan kantuk  Ampas dalam kopi

 Kemasan  Kadar kafein Multiattribu te attitude model Interval

(5)

Variabel perilaku pembelian produk Torabika Duo oleh konsumen kopi instant

Z  Kesetiaan terhadap Torabika Duo.  Konsistensi terhadap Torabika Duo.

 Keseringan dalam pembelian Torabika Duo.

 Usaha pembandingan Torabika Duo dengan produk kopi instant lainnya.

 Keterlibatan dalam membeli.

Likert Ordinal (Likert) yang ditransform

(6)

3.3 Jenis Dan Sumber Data Penelitian

Tabel 3.3 : Jenis dan Sumber Data Penelitian

Data Jenis Data Sumber Data

Dasar dari

pengukuran berbagai variabel serta teori penelitian ini.

Kualitatif Data sekunder dari studi literatur, serta data primer dari wawancara dengan manajer

pemasaran PT Torabika Eka Semesta, konsultasi dengan pihak ahli seperti dosen.

Atribut / ciri-ciri kopi instant yang baik.

Kualitatif Data primer dari kuesioner yang disebarkan ke konsumen kopi instant.

Penilaian terhadap iklan Torabika Duo.

Kualitatif Data primer dari kuesioner yang disebarkan ke konsumen kopi instant.

Penilaian terhadap promosi penjualan Torabika Duo

Kualitatif Data primer dari kuesioner yang disebarkan ke konsumen kopi instant.

Kekuatan kepercayaan konsumen kopi instant kepada produk

Torabika Duo.

Kualitatif Data primer dari kuesioner yang disebarkan ke konsumen kopi instant.

Pengevaluasian konsumen kopi instant kepada produk

Torabika Duo.

Kualitatif Data primer dari kuesioner yang disebarkan ke konsumen kopi instant.

(7)

Perilaku pembelian produk Torabika Duo oleh konsumen kopi instant.

Kualitatif Data primer dari kuesioner yang disebarkan ke konsumen kopi instant.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data sebagai bahan penelitian ini, penulis menggunakan teknik :

1. Study Literatur

Dilakukan dengan membaca buku-buku di perpustakaan, membaca artikel di internet mengenai ilmu pengetahuan teoritis yang berhubungan dengan penelitian ini sehingga dapat dijadikan suatu dasar teori yang dapat dipertanggungjawabkan. 2. Wawancara

Dilakukan wawancara melalui telepon dengan Bapak Sugianto Soenaryo selaku Manajer Pemasaran PT Torabika Eka Semesta.

3. Kuesioner

Daftar pertanyaan yang ditujukan kepada konsumen kopi instant untuk mengukur nilai dari suatu variabel. Pertanyaan yang diajukan bersifat logis, sesuai dengan variabel yang akan diukur. Untuk menegaskan bahwa responden dari kuesioner merupakan konsumen kopi instant yang berusia antara usia 20 hingga 39 tahun, maka akan dilakukan penyaringan (screening) dengan mengajukan pertanyaan lisan pembuka, ”apakah anda meminum kopi ?” Jika jawaban ”ya” maka merupakan responden, jika jawaban ”tidak” maka bukan merupakan responden.

(8)

Begitu juga dengan usianya akan ditanyakan untuk yang berkisar antara 20 hingga 39 tahun.

Penyebaran Kuesioner akan dilakukan dengan 2 tahap, yakni :

o Tahap 1, untuk mendapatkan data yang kemudian digunakan sebagai indikator untuk variabel kekuatan kepercayaan konsumen kopi instant kepada produk Torabika Duo(b), variabel pengevaluasian konsumen kopi instant kepada produk Torabika Duo(e), serta variabel sikap konsumen kepada produk Torabika Duo(Y). o Tahap 2, untuk mendapatkan data yang digunakan dalam T-1, T-2.

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Sample yang digunakan dalam penelitian ini, dimaksudkan untuk menduga / mewakili nilai suatu populasi. Populasi dalam penelitian merupakan Pria peminum kopi di Jakarta dengan usia antara 20 sampai 39 tahun dan kelas menengah ke bawah, yang merupakan target segment dari produk kopi instant Torabika Duo. Namun jumlah populasi tidak diketahui secara pasti.

Pengambilan sample dilakukan secara acak (random sampling) tanpa memperhatikan tingkatan dalam populasi tersebut. Namun karena populasi yang akan dibahas dalam penelitian ini merupakan konsumen kopi instant, berjenis kelamin pria serta berusia 20-39 tahun, maka dalam proses pengumpulan data melalui kuesioner, terlebih dahulu akan dilakukan penyaringan (screening) dengan pertanyaan pembuka, ”apakah anda minum kopi dan berusia antara 20 hingga 39 tahun ?” Jika jawaban ”ya”, maka orang tersebut masuk ke dalam populasi konsumen kopi instant, sedangkan jika jawaban ”tidak”, maka orang tersebut tidak termasuk populasi dan tidak diambil pendapatnya.

(9)

Berdasarkan pada Creative Research System (2003) dalam situs webnya http://www.surveysystem.com/ssformu.htm, penentuan ukuran sample di mana ukuran populasi tidak diketahui, dapat ditentukan dengan formula sebagai berikut :

2 2

)

1

(

c

p

p

Z

ss

Dimana : ss = jumlah sample

Z = nilai Z (distribusi normal). Tingkat kepercayaan 95%, maka nilai Z = 1,96 p = probabilitas (nilai 0,5 digunakan dalam keperluan mencari ukuran sample)

c = presisi yang ditetapkan (batas kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sample). Tingkat presisi di sini menggunakan 5%, sehingga diharapkan data dapat memiliki keakuratan yang baik untuk mengukur populasi.

Sehingga jumlah sample secara keseluruhan dari konsumen kopi instant di Jakarta :

384

16

,

384

05

,

0

)

5

,

0

1

(

5

,

0

96

,

1

2 2

ss

orang

Selanjutnya, dalam realisasi penyebaran kuesioner akan dibagi secara proporsional berdasarkan jumlah penduduk di Jakarta, yakni Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Utara serta Jakarta Pusat. Sebaran jumlah penduduk Jakarta adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 : Jumlah Penduduk Jakarta

Wilayah Jumlah

penduduk Jakarta Barat 1.574.851

(10)

Jakarta Timur 2.147.374 Jakarta Selatan 1.732.608 Jakarta Utara 1.182.005 Jakarta Pusat 877.865

Total 7.514.703

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta (Juni 2007)

Sehingga alokasi penyebaran kuesioner adalah sbb :

Jakarta Barat :

384

80

,

47

80

7514703

1574851

orang

orang Jakarta Timur :

384

109

,

73

110

7514703

2147374

orang

orang Jakarta Selatan :

384

88

,

54

89

7514703

1732608

orang

orang Jakarta Utara :

384

60

,

4

60

7514703

1182005

orang

orang Jakarta Pusat :

384

44

,

8

45

7514703

877865

orang

orang

(11)

3.6 Metode Analisis

Tabel 3.5 : Metode Analisis Berdasarkan Tujuan Penelitian Tujuan Alat Analisis

T-1 Path analisis dan korelasi pearson

T-2 Path analisis dan korelasi pearson

A. Koefisien Korelasi Pearson

Berdasarkan McClave & Benson (1988, p514), koefisien korelasi pearson (r) adalah sebuah ukuran kekuatan dari hubungan linier antara dua variable, misalkan X dan Y. Nilai dari koefisien korelasi pearson selalu berada di antara nilai -1 sampai +1, tidak memperdulikan merupakan variable apakah X dan Y tersebut.

Berdasarkan Supranto Jilid 2 (2001, p201), nilai dari koefisien korelasi pearson dapat dihitung sebagai berikut :

r =

2 2 2 2

)

(

)

(

.

.

Yi

nYi

Xi

Xi

n

Yi

Xi

Yi

Xi

n

Berdasarkan Riduwan & Kuncoro (2007, p62), apabila nilai koefiesien korelasi pearson (r) = +1, maka korelasi atau hubungannya positif dan sempurna. Apabila koefisien korelasi pearson (r) = -1, maka korelasi atau hubungannya negatif dan sempurna. Arti positif di sini, misalkan hubungan antara variabel X dan Y (rXY) nilainya

(12)

Y pun akan turun, begitu juga dengan apabila Y naik maka X naik, jika Y turun maka X turun juga. Sedangkan arti dari negatif (-) adalah hubungannya berbanding terbalik, jika X naik maka Y turun, jika X turun maka Y naik, begitu juga sebaliknya.

Adapun arti dari harga r itu sendiri dijelaskan pada Tabel 3.6 berikut :

Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat rendah

Sumber : Riduwan & Kuncoro (2007, p62)

Untuk mencari makna generalisasi, peneliti dapat melakukan uji signifikasi (significant) dari hubungan variabel X terhadap Y. Uji signifikasi adalah sbb :

Ho = Variabel X tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y Ha = Variabel X berhubungan secara signifikan dengan variabel Y

Dimana dasar pengambilan keputusannya adalah apabila : Sig ≥ α → Ho diterima, Ha ditolak

(13)

Ket :

α (alpha) = tingkat presisi, batas ketidakakuratan (1 – tingkat kepercayaan)

B. Analisis Jalur

Berdasarkan pada Riduwan & Kuncoro (2007, p1-2), analisis jalur (path analysis) yang dikembangkan pertama kali pada tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui peran langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel independent terhadap variabel dependent.

Model analisis jalur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model triming. Model triming ini digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur analisis dengan cara mengeluarkan dari model variabel independent yang koefisien jalurnya tidak signifikan (Riduwan & Kuncoro, 2007, p127).

Berdasarkan Riduwan & Sunarto (2007), asumsi-asumsi yang digunakan dalam analisis jalur ini adalah :

1. Hubungan antar variabel adalah bersifat linier, adaptif dan bersifat normal.

2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah, artinya tidak ada arah kausalitas yang berbalik.

3. Variabel terikat minimal dalam skala ukur interval.

4. Menggunakan sampel probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

5. Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliabel).

(14)

6. Model yang dianalisis dispesifikasikan dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan, atau model teori yang dikaji serta dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti.

Model analisis jalur ini menggunakan model serta persamaan struktural sbb :

Gambar 3.1 Struktur Hubungan X1, X2, Y dan Z Sumber : Riduwan & Kuncoro (2007, p5)

Persamaan struktural untuk diagram jalur adalah, sbb :

1 2 2 1 1

YX

X

YX

X

Y

Y

2 2 2 1 1

zX

X

zX

X

zy

Y

z

Z

Ket :

ρ= koefisien regresi yang distandarkan / koefisien jalur X1 Y X2 Z

ε

1

ε

2

ρyX1 ρzX1 ρzX2 ρyX2 ρzy

(15)

ε = pengaruh variabel lain yang tidak diteliti atau kekeliruan pengukuran variabel

Berdasarkan Riduwan & Kuncoro (2007, p116), pada dasarnya koefisien regresi yang distandarkan merupakan koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka baku atau Z-score(data yang diset dengan nilai rata-rata = 0 dan standar deviasi = 1). Koefisien jalur ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh, bukan memprediksi variabel independent terhadap variabel dependent.

Berdasarkan Riduwan & Sunarto (2007), Perhitungan menggunakan analisis jalur, pengaruh kausal antar variabel dapat dibedakan menjadi tiga, yakni :

 Direct causal effects (pengaruh kausal langsung = PKL) adalah pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terikat yang terjadi tanpa melalui variabel lain.  Indirect causal effects (pengaruh kausal tidak langsung = PKTL) adalah pengaruh

satu variabel bebas terhadap variabel terikat yang terjadi melalui variabel lain yang terdapat dalam satu model kausalitas yang sedang diteliti.

 Total causal effects (pengaruh kausal total = PKT) adalah jumlah dari pengaruh kausal langsung (PKL) dan pengaruh kausal tidak langsung (PKTL), jadi PKT = PKL + PKTL.

C. Pareto (Tambahan)

Berdasarkan pada Heizer & Render Jilid 1 (2004, p266-267), analisis Pareto mengindikasikan masalah mana yang dapat menghasilkan pengembalian tertinggi.

Berdasarkan pada http://en.wikipedia.org/wiki/Pareto_principle (2007), prinsip Pareto yang dikenal dengan aturan 80-20 mengindikasikan bahwa untuk banyak fenomena, 80% konsekuensi merupakan hasil dari hanya 20% dari penyebab.

(16)

3.7 Rancangan Uji Hipotesis

Rancangan uji hipotesis dalam penelitian ini disajikan berdasarkan tujuan penelitian. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, sehingga tingkat presisi atau batas ketidakakuratan sebesar (α) = 5% = 0,05.

Dasar pengambilan keputusan Sig ≥ 0,05→ Ho diterima, Ha ditolak Sig < 0,05 → Ho ditolak, Ha diterima

Ket :

X1 = Variabel iklan Torabika Duo

X2 = Variabel promosi penjualan Torabika Duo

Y = Variabel sikap konsumen kopi instant kepada produk Torabika

Z = Variabel perilaku pembelian produk Torabika oleh konsumen kopi instant

1. Tujuan-1 (T-1)

Tujuan-1 (T-1) ini berdasarkan substruktur sbb :

Gambar 3.2 : Substruktur 1 Analisis Jalur X1 Y X2

ε

1

ρX1y ρX2y

(17)

 Uji korelasi variabel X1 dengan variabel Y

Ho : Variabel X1 tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y Ha : Variabel X1 berhubungan secara signifikan dengan variabel Y  Uji korelasi variabel X2 dengan variabel Y

Ho : Variabel X2 tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y Ha : Variabel X2 berhubungan secara signifikan dengan variabel Y  Uji koefisien jalur pada T-1 secara simultan

Ho : Variabel X1 dan X2 tidak berkontribusi secara simultan maupun individual dan signifikan terhadap variabel Y

Ha : Variabel X1 dan X2 berkontribusi secara simultan maupun individual dan signifikan terhadap variabel Y

2. Tujuan-2 (T-2)

Tujuan-2 (T-2) ini berdasarkan substruktur sbb :

Gambar 3.3 : Substruktur 2 Analisis Jalur X1 Y X2 Z

ε

1

ε

2

ρX1y ρX1z ρX2z ρX2y ρyz

(18)

 Uji korelasi variabel X1 dengan variabel Z

Ho : Variabel X1 tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Z Ha : Variabel X1 berhubungan secara signifikan dengan variabel Z  Uji korelasi variabel X2 dengan variabel Z

Ho : Variabel X2 tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Z Ha : Variabel X2 berhubungan secara signifikan dengan variabel Z  Uji korelasi variabel Y dengan variabel Z

Ho : Variabel Y tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Z Ha : Variabel Y berhubungan secara signifikan dengan variabel Z  Uji koefisien jalur pada T-2 secara simultan

Ho : Variabel X1, X2 dan Y tidak berkontribusi secara simultan maupun individual dan signifikan terhadap variabel Z

Ha : Variabel X1,X2 dan Y berkontribusi secara simultan maupun individual dan signifikan terhadap variabel Z

3.8 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian

Rancangan implikasi hasil penelitian ini yaitu dari hasil kuesioner tahap 1 akan didapatkan mengenai kriteria-kriteria kopi instant yang baik yang berkembang di konsumen kopi instant di Jakarta. Kemudian kriteria-kriteria ini akan digunakan sebagai indikator dalam mengukur sikap konsumen kepada produk Torabika Duo (Y). Selain itu, hasil kuesioner tahap 1 ini juga dapat menjadi sebuah informasi yang berguna dalam pertimbangan PT Torabika Eka Semesta dalam mengembangkan produk-produk kopi instantnya sehingga dapat dan akan memiliki suatu keunggulan bersaing berupa kriteria produk kopi instant yang diinginkan oleh konsumen (baik di benak konsumen).

(19)

Setelah kuesioner tahap 2 selesai dikumpulkan dan dianalisa maka pertama-tama akan didapatkan sebuah deskripsi mengenai penilaian konsumen kopi instant di Jakarta mengenai iklan Torabika Duo, promosi penjualan Torabika Duo, sikap mereka kepada produk Torabika Duo itu sendiri serta bagaimana perilaku pembelian Torabika Duo yang dilakukan oleh konsumen. Hal ini dapat menjadi sebuah gambaran bagi PT Torabika Eka Semesta mengenai sampai di mana posisi produk mereka, yakni Torabika Duo di benak konsumen.

Selanjutnya, analisa data hasil kuesioner tahap 2 digunakan untuk menggambarkan bagaimana hubungan antara bauran promosi Torabika Duo, yakni iklan dan promosi penjualan terhadap sikap konsumen kepada produk Torabika Duo serta implikasinya terhadap perilaku pembelian Torabika Duo oleh konsumen. Dengan adanya gambaran ini, dapat digunakan sebagai bahan evaluasi mengenai efektifitas bauran promosi yang telah dilakukan selama ini dalam mengarahkan sikap konsumen kepada produk Torabika Duo serta perilaku pembelian Torabika Duo oleh konsumen untuk menjadi lebih baik.

Gambar

Tabel 3.1 : Desain Penelitian Tujuan
Tabel 3.3 : Jenis dan Sumber Data Penelitian
Tabel 3.5 : Metode Analisis Berdasarkan Tujuan Penelitian Tujuan Alat Analisis
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pola regangan yang terjadi untuk kayu Sengon, Meranti dan Kamper mulai dari keluar oven hingga tercapai Kadar Air Keseimbangan memiliki pola yang serupa yaitu bagian

Penulis menitikberatkan pada pelaksanaan perjanjian peminjaman nama perusahaan dalam pekerjaan jasa konstruksi dan perlindungan hukum bagi para pihak apabila

tanaman pada persilangan Wilis x Malang 2521 mengikuti nisbah 3 : 1 berarti bahwa karakter jumlah polong per tanaman merupakan karakter yang dikendalikan secara

Pendugaan protein tubuh dapat dilakukan melalui konsentrasi kreatinin, karena pada individu yang sama terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi bobot badan dan kandungan

Dalam pada itu ketika Ki Go-thian harus menghindarkan diri lagi dari suatu serangan si orang aneh yang dipandangnya paling tangguh diantaranya tiga lawan itu, diluar dugaan

Berdasarkan hasil dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa dengan menerapkan mekanisme fleksibilitas kapasitas dapat meningkatkan service level pabrik secara

Naiknya Nilai Tukar Petani pada bulan ini disebabkan kenaikan Indeks yang Diterima Peternak (It) sebesar 0,98 persen sedangkan Indeks yang Dibayar Peternak (Ib) justru