• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.60/09/19/Th.II, 1September 2015

1

 Kota Tanjungpandan pada Agustus 2015 mengalami inflasi sebesar 2,29 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 128,17.

 Inflasi Agustus 2015 terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya IHK pada kelompok bahan makanan 6,64 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,48 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,19 persen; kelompok kesehatan 0,03 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 6,76 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok sandang 0,64 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,30 persen.

 Tingkat inflasi tahun kalender (Januari - Agustus 2015) sebesar 1,06 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2015 terhadap Agustus 2014) sebesar 5,72 persen.

 Kelompok yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Agustus 2015, yaitu kelompok bahan makanan 1,87 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,10 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,05 persen; kelompok kesehatan 0,001 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,35 persen. Sedangkan kelompok yang memberikan andil deflasi yaitu kelompok sandang 0,04 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,04 persen.

No. 60/09/19/Th.II, 1 September 2015

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG)

BULAN AGUSTUS 2015 INFLASI 2,29 PERSEN

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan wilayah, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama

(2)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.60/09/19/Th.II, 1September 2015

2

dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.

SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumah tangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumah tangga.

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di Kota Tanjungpandan pada Agustus 2015 terjadi inflasi 2,29 persen, atau terjadi peningkatan IHK dari 125,30 pada Juli 2015 menjadi 128,17 pada Agustus 2015. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari – Agustus 2015) sebesar 1,06 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2015 terhadap Agustus 2014) sebesar 5,72 persen.

Inflasi Agustus 2015 terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya IHK pada kelompok bahan makanan 6,64 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,48 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,19 persen; kelompok kesehatan 0,03 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 6,76 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok sandang 0,64 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,30 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami peningkatanharga pada Agustus 2015 antara lain: daging ayam ras, ikan kembung, ikan kerisi, tarip SD swasta, cumi-cumi, ikan bulat, ikan selar/tude, tarip SMA swasta, bawang putih dan cabai rawit. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain: angkutan udara (tarip pesawat), bawang merah, sawi hijau, daging sapi, ikan tongkol, ikan asin belah, emas perhiasan, pembalut wanita, pengharum/pelembut cucian, telur ayam ras.

Kelompok yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Agustus 2015, yaitu kelompok bahan makanan 1,87 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,10 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,05 persen; kelompok kesehatan 0,001 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,35 persen. Sedangkan kelompok yang memberikan andil deflasi yaitu kelompok sandang 0,04 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,04 persen.

(3)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.60/09/19/Th.II, 1September 2015

3

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpandan Agustus 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran

(2012=100) Kelompok Pengeluaran IHK Juli 2015 IHK Agustus 2015 Inflasi/Deflasi Agustus 20151) Laju Inflasi/ Deflasi Tahun Kalender 20152) Inflasi/Deflasi Tahun ke Tahun 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) U M U M(Headline) 125,30 128,17 2,29 1,06 5,72 1 Bahan Makanan 128,69 137,23 6,64 -1,09 2,75 2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 122,36 122,95 0,48 3,82 9,22 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 124,02 124,25 0,19 2,22 5,41 4 Sandang 121,68 120,90 -0,64 0,69 0,86 5 Kesehatan 123,44 123,48 0,03 1,78 3,36 6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 123,69 132,05 6,76 7,16 9,39 7 Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 128,68 128,29 -0,30 -2,63 10,75

Tabel 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpandan Agustus 2015 (persen)

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi/Deflasi (%)

(1) (2)

U M U M 2,29

1. Bahan Makanan 1,87

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau 0,10 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar 0,05

4. Sandang -0,04

5. Kesehatan 0,001

6. Pendidikan, Rekreasi,dan Olahraga 0,35

(4)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.60/09/19/Th.II, 1September 2015

4

Gambar 1

Perkembangan IHK Kota Tanjungpandan (2012=100), Agustus 2014 – Agustus 2015

Gambar 2

Sumbangan/Andil Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpandan Agustus 2015 -0.10 0.40 0.90 1.40 1.90 2.40 A n d il ( % ) Kelompok Pengeluaran Umum 1. Bhn.makanan 2. Makanan jadi 3. Perumahan 4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan 7. Transpor 90.00 95.00 100.00 105.00 110.00 115.00 120.00 125.00 130.00 135.00 140.00 145.00 150.00

Agust-14 Sep-14 Okt-14 Nop-14 Des-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Agust-15

IH

K

Umum Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan

(5)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.60/09/19/Th.II, 1September 2015

5

Tabel 3

Sumbangan Komoditi Terbesar Terhadap Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpandan Agustus 2015

Komoditi Persentase Perubahan Harga Inflasi/Deflasi (%) Sumbangan

(1) (2) (3)

1. DAGING AYAM RAS 38.37 0.57 2. IKAN KEMBUNG 25.54 0.38 3. IKAN KERISI 12.49 0.19 4. TARIP SD 18.10 0.18 5. CUMI-CUMI 16.74 0.15 6. IKAN BULAT 11.79 0.12 7. IKAN SELAR/TUDE 10.93 0.09 8. TARIP SMA 22.37 0.07 9. BAWANG PUTIH 23.57 0.07 10. CABAI RAWIT 16.36 0.06 11. ANGKUTAN UDARA -4.43 -0.08 12. BAWANG MERAH -14.60 -0.06 13. SAWI HIJAU -41.47 -0.06 14. DAGING SAPI -8.92 -0.04 15. IKAN TONGKOL -4.18 -0.03 16. IKAN ASIN BELAH -11.78 -0.03 17. EMAS PERHIASAN -3.61 -0.02 18. PEMBALUT WANITA -7.14 -0.01 19. PENGHARUM CUCIAN -9.70 -0.01 20. TELUR AYAM RAS -2.15 -0.01

(6)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.60/09/19/Th.II, 1September 2015

6

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Agustus 2015 mengalami inflasi 6,64 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 128,69 pada Juli 2015 menjadi 137,23 pada Agustus 2015.

Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, pada bulan ini 8 subkelompok diantaranya mengalami inflasi dan 3 subkelompok mengalami deflasi. Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok daging dan hasil-hasilnya 24,23 persen dan terendah terjadi pada subkelompok lemak dan minyak 0,34 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah subkelompok ikan diawetkan 6,25 persen dan terendah terjadi pada subkelompok kacang-kacangan 0,05 persen.

Kelompok ini pada Agustus 2015 memberikan sumbangan inflasi sebesar 1,87 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain daging ayam ras, ikan kembung, ikan kerisi, cumi-cumi, ikan bulat, ikan selar/tude, bawang putih dan cabai rawit.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Kelompok ini pada Agustus 2015 mengalami inflasi 0,48 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 122,36 pada Juli 2015 menjadi 122,95 pada Agustus 2015.

Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok makanan jadi 0,72 persen dan subkelompok minuman yang tidak beralkohol 0,18 persen. Sedangkan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol relatif stabil.

Kelompok ini pada Agustus 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,10 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain makanan pecel, martabak, ice cream dan gula pasir.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada Agustus 2015 mengalami inflasi 0,19 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 124,02 pada Juli 2015 menjadi 124,25 pada Agustus 2015.

Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok biaya tempat tinggal 0,32 persen; subkelompok bahan bakar, penerangan dan air 0,04 persen dan subkelompok perlengkapan rumah tangga 0,42 persen. Sedangkan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga mengalami deflasi 0,32 persen.

Pada Agustus 2015 kelompok ini secara umum memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,05 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: seng, upah pembantu RT dan kain gorden.

4. S a n d a n g

Kelompok ini pada Agustus 2015 mengalami deflasi 0,64 persen atau terjadi penurunan indeks dari 121,68 pada Juli 2015 menjadi 120,90 pada Agustus 2015.

Subkelompok yang mengalami deflasi pada Agustus 2015, yaitu subkelompok barang pribadi dan sandang lain 2,34 persen dan sandang wanita 1,05 persen. Sedangkan subkelompok sandang laki-laki mengalami inflasi 0,06 persen dan subkelompok sandang anak-anak relatif stabil.

(7)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.60/09/19/Th.II, 1September 2015

7

Kelompok ini pada Agustus 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil deflasi 0,04 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain emas perhiasan dan pembalut wanita.

5. K e s e h a t a n

Kelompok ini pada Agustus 2015 mengalami inflasi 0,03 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 123,44 pada Juli 2015 menjadi 123,48 pada Agustus 2015.

Subkelompok yang mengalami inflasi pada Agustus 2015, yaitu subkelompok jasa perawatan jasmani 0,31 persen. Sedangkan subkelompok jasa kesehatan, subkelompok obat-obatan, subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika relatif stabil.

Kelompok ini pada Agustus 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi 0,001 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain tarip creambath di salon.

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada Agustus 2015 mengalami inflasi 6,76 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 123,69 pada Juli 2015 menjadi 132,05 pada Agustus 2015.

Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok pendidikan 13,06 persen; subkelompok kursus-kursus / pelatihan 1,30 persen; subkelompok perlengkapan / peralatan pendidikan 0,05 persen dan subkelompok rekreasi 1,38 persen. Sedangkan subkelompok olahraga relatif stabil.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Agustus 2015 memberikan sumbangan inflasi 0,35 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil inflasi, yaitu tarip SD, SMP dan SMA terutama SD/SMP/SMA swasta.

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan pada Agustus 2015 mengalami deflasi 0,30 persen atau terjadi penurunan indeks dari 128,68 pada Juli 2015 menjadi 128,29 pada Agustus 2015.

Subkelompok yang mengalami deflasi yaitu subkelompok transpor sebesar 1,23 persen. Sedangkan subkelompok sarana dan penunjang transpor inflasi 4,28 persen. Sementara subkelompok komunikasi dan pengiriman dan subkelompok jasa keuangan stabil.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Agustus 2015 memberikan sumbangan deflasi 0,04 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil deflasi, yaitu angkutan udara.

(8)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.60/09/19/Th.II, 1September 2015

8

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Tingkat inflasi tahun kalender Agustus 2015 pada empat kota pantauan IHK menunjukkan arah yang sama. Inflasi tahun kalender Pangkalpinang sebesar 3,46 persen dan kota Tanjungpandan 1,06 persen. Sementara Palembang dan DKI Jakarta inflasi masing-masing sebesar 1,41 persen dan 2,48 persen. Pada inflasi tahun ke tahun (Agustus 2015 terhadap Agustus 2014) semua kota juga mengalami inflasi yakni Pangkalpinang 7,93 persen; Tanjungpandan yang mencapai 5,72 persen; Palembang 7,75 persen; dan DKI Jakarta 7,40 persen. (Lihat Tabel 4).

Tabel 4

Inflasi Agustus 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjungpandan, Palembang, dan DKI Jakarta

Inflasi Pangkalpinang Tanjungpandan Palembang DKI Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Agustus 2015 0,58 2,29 0,27 0,51

2. Tahun Kalender 2015 3,46 1,06 1,41 2,48 3. Agustus 2015 terhadap Agustus 2014

year on year) 7,93 5,72 7,75 7,40

Gambar 2

Inflasi Agustus 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjungpandan, Palembang, dan DKI Jakarta

-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8

INFLASI AGUSTUS 2015 INFLASI TAHUN KALENDER JANUARI-AGUSTUS 2015

INFLASI YEAR ON YEAR AGUSTUS 2015 TERHADAP

AGUSTUS 2014

(9)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.60/09/19/Th.II, 1September 2015

9

PERBANDINGAN ANTARKOTA

Pada Agustus 2015 di 82 kota IHK, tercatat 59 kota mengalami inflasi dan 23 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tanjungpandan 2,29 persen dengan IHK 128,17 dan terendah terjadi di Probolinggo 0,02 persen dengan IHK 120,36. Deflasi tertinggi terjadi di Ambon sebesar 1,77 persen dengan IHK 119,95 dan terendah di Singkawang 0,01 persen dengan IHK 120,88.

Inflasi maupun deflasi ini sangat dipengaruhi oleh kelancaran distribusi dan ketersediaan berbagai kebutuhan rumahtangga yang tentu saja berimbas langsung terhadap tingkat harga, serta kebijakan pemerintah akan sektor strategis, seperti bahan bakar minyak, tarif listrik dan bahan bakar rumahtangga. Untuk beberapa komoditas, faktor musim dan cuaca juga memberi dampak yang cukup signifikan pada tingkat harga.

Perbandingan Antarkota di Pulau Sumatera

Kota-kota IHK di wilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota, pada Agustus 2015 tercatat hanya 8 kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Tanjungpandan 2,29 persen dengan IHK 128,17 dan terendah terjadi di Bungo sebesar 0,23 persen dengan IHK 119,45. Sementara deflasi tertinggi di Sibolga yakni 0,73 persen dengan IHK 122,41 dan terrendah di Lhokseumawe 0,15 persen dengan IHK 115,70. (Lihat Tabel 5).

Tabel 5

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Agustus 2015 Kota-Kota di Pulau Sumatera, (2012=100)

K O T A Agustus 2015 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Meulaboh 120,30 -0,63 2. Banda Aceh 115,71 -0,22 3. Lhokseumawe 115,70 -0,15 4. Sibolga 122,41 -0,73 5. Pematang Siantar 123,34 -0,20 6. Medan 123,63 0,59 7. Padang Sidempuan 119,03 -0,33 8. Padang 125,44 0,38 9. Bukit Tinggi 119,74 0,55 10. Tembilahan 126,25 0,25 11. Pekanbaru 121,53 0,45 12. Dumai 122,44 0,55 13. Bungo 119,45 0,23 14. Jambi 121,47 0,25 15. Palembang 118,61 0,27 16. Lubuklinggau 119,42 0,49 17. Bengkulu 128,41 1,99 18. Bandar Lampung 122,19 0,41 19. Metro 129,26 -0,33 20. Tanjungpandan 128,17 2,29 21. Pangkalpinang 122,35 0,58 22. Batam 121,67 0,70 23. Tanjung Pinang 121,42 -0,34 TANJUNGPANDAN 128,17 2,29

(10)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.60/09/19/Th.II, 1September 2015

10

Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa

Pada Agustus 2015 dari kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa yang berjumlah 26 kota, tercatat hanya 1 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Serang 0,92 persen dengan IHK 126,78 dan terrendah di Probolinggo 0,02 persen dengan IHK 120,36. Sementara deflasi hanya terjadi di Cirebon 0,06 persen dengan IHK 118,62. (Lihat Tabel 6).

Tabel 6

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Agustus 2015 Kota-Kota di Pulau Jawa, (2012=100)

K O T A Agustus 2015 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. DKI Jakarta 122,37 0,51 2. Bogor 121,25 0,58 3. Sukabumi 121,20 0,64 4. Bandung 120,62 0,49 5. Cirebon 118,62 -0,06 6. Bekasi 119,82 0,82 7. Depok 120,47 0,49 8. Tasikmalaya 119,23 0,37 9. Cilacap 123,35 0,24 10. Purwokerto 119,02 0,13 11. Kudus 126,58 0,60 12. Surakarta 118,50 0,19 13. Semarang 120,68 0,28 14. Tegal 117,69 0,38 15. Yogyakarta 119,09 0,33 16. Jember 119,17 0,31 17. Banyuwangi 119,20 0,35 18. Sumenep 118,76 0,02 19. Kediri 119,65 0,02 20. Malang 121,54 0,28 21. Probolinggo 120,36 0,02 22. Madiun 118,79 0,08 23. Surabaya 120,83 0,48 24. Tangerang 128,70 0,67 25. Cilegon 124,23 0,74 26. Serang 126,78 0,92 TANJUNGPANDAN 128,17 2,29

(11)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.60/09/19/Th.II, 1September 2015

11

Perbandingan Antarkota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera

Pada Agustus 2015 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa dan Sumatera yang berjumlah 33, tercatat 19 kota mengalami inflasi dan 14 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ternate 1,56 persen dengan IHK 126,73 dan terendah terjadi di Palopo 0,03 persen dengan IHK 118,79. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Ambon 1,77 persen dengan IHK 119,95 dan terrendah di Singkawang 0,01 persen dengan IHK 120,88. (Lihat Tabel 7).

Tabel 7

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Agustus 2015 Kota-Kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera

(2012=100) K O T A Agustus 2015 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Singaraja 127,84 0,20 2. Denpasar 118,91 0,34 3. Mataram 119,29 0,45 4. Bima 122,18 0,16 5. Maumere 115,54 0,53 6. Kupang 121,21 -0,92 7. Pontianak 128,59 -1,00 8. Singkawang 120,88 -0,01 9. Sampit 121,22 0,42 10. Palangkaraya 118,72 -0,67 11. Tanjung 120,80 0,80 12. Banjarmasin 118,96 0,06 13. Balikpapan 125,16 -0,23 14. Samarinda 123,21 0,11 15. Tarakan 129,58 -0,15 16. Manado 120,51 -0,53 17. Palu 121,14 -0,75 18. Bulukumba 127,23 0,42 19. Watampone 117,05 0,11 20. Makassar 120,73 0,44 21. Pare-Pare 118,47 0,08 22. Palopo 118,79 0,03 23. Kendari 117,29 0,64 24. Bau-Bau 124,77 -0,49 25. Gorontalo 117,52 0,58 26. Mamuju 119,58 -0,20 27. Ambon 119,95 -1,77 28. Tual 135,55 1,16 29. Ternate 126,73 1,56 30. Manokwari 113,22 -1,68 31. Sorong 123,04 0,78 32. Merauke 121,58 -0,70 33. Jayapura 121,29 -0,61 TANJUNGPANDAN 128,17 2,29

(12)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.60/09/19/Th.II, 1September 2015

12

ANDIL INFLASI KOMPONEN INTI, KOMPONEN DIATUR PEMERINTAH,

DAN KOMPONEN BERGEJOLAK AGUSTUS 2015

Pada Agustus 2015 komponen yang memberikan andil inflasi yakni komponen bergejolak sebesar 1,59 persen, hal ini berlawan arah dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil deflasi sebesar 0,42 persen. Begitu pun komponen inti memberikan andil inflasi sebesar 0,79 persen, berlawan arah dengan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,39 persen. Sementara komponen harga diatur pemerintah memberikan andil deflasi sebesar 0,09 persen, berlawan arah dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil inflasi sebesar 0,34 persen (lihat Tabel 8).

Tabel 8

Dekomposisi Andil Inflasi/Deflasi (persen) Kota Tanjungpandan

Komponen Juli 2015 Agustus 2015

(1) (2) (3)

U m u m -0,48 2,29

1 Inti -0,39 0,79

2 Harga Diatur Pemerintah 0,34 -0,09 3 Bergejolak -0,42 1,59

Keterangan:

1) Komponen Inti: Komponen yang terdiri dari komoditas spesifik yang hanya ada di kota penghitungan Inflasi tersebut.

2) Komponen Harga Diatur Pemerintah: Komponen yang terdiri dari komoditas yang harganya diatur dari pemerintah seperti

tariflistrik, tarif air minum, rokok, angkutan laut, angkutan udara, kereta api, BBM, dll

3) Komponen Bergejolak: Komponen yang terdiri dari komoditas yang harganya bersifat tidak stabil/bergejolak seperti beras,

(13)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.60/09/19/Th.II, 1September 2015

13

BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Herum Fajarwati, MM

Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Telepon: 0717- 439422 Fax: 0717-439425

Http://babel. bps.go.id

BPS KABUPATEN BELITUNG

Informasi lebih lanjut hubungi:

Agus Puji Raharjo, S.Si, MMA

Kepala BPS Kabupaten Belitung

Jalan Hasan Basri No. 16 Tanjungpandan - Belitung

Telp.0719-21065 Fax. 0719-21551 Email: bps1902@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

x Produk model TASC untuk meningkatkan kemampuan mencipta peserta didik dalam fisika yang dihasilkan telah memenuhi kategori valid, terbaca, dan praktis namun belum

sebesar 0,214 dan nilai siginifikan 0,022 dan (6) Motivasi Lulus tepat Waktu, Kemampuan Menulis Karya Tulis Ilmiah, Ketersediaan Sumber Belajar, Kualitas Bimbingan Skripsi, dan

Hasil analisis kesesuaian lahan berdasarkan karakteristik jenis tanah, ketinggian tempat dan iklim dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) menunjukkan terdapat

Adakah pengaruh tatanan interior studio gambar manual lantai 3 lab FPTK UPI terhadap motivasi belajar mahasiswa jurusan pendidikan teknik arsitektur FPTK UPI angkatan 2004 dan

Hasil penelitian ini meliputi: (1) unsur pembangun novel Ibu karya Poerwadhie Atmodihardjo meliputi: (a) tema: kasih sayang seorang Ibu terhadap anaknya dan ketabahan dalam

bahwa Majelis Hakim khilap / keliru dalam menafsirkan tentang kesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan di Hotel Le Meridian, dimana dalam pertimbangan putusannya

Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, maka Majelis Hakim pada persidangan

Setelah lolos seleksi dan lulus Program Beasiswa Spesialis Keahlian Museum yang diselenggarakan oleh Direktorat Museum, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala,