• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perancangan

Pada Zaman modern ini alat transportasi sangatlah penting, baik untuk mengangkut barang atAupun manusia. Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Transportasi sendiri dibagi menjadi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi udara merupakan transportasi yang bisa dikatakan sangat eksklusif. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya. Perkembangan sarana transportasi sekarang ini sangatlah membawa dampak kehidupan yang lebih baik khususnya di bidang penerbangan. Karena tenaga manusia berpindah menjadi tenaga mesin sehingga mempermudah masyarakat untuk melakukan aktifitas yang lebih efektif.

Pemanfaatn transportasi udara sebagai sarana transportasi informasi antar wilayah, bahkan antar benua, cukup untuk mengatasi kebutuhan kecepatan pergerakan informasi namun terbatas pada kapasitas angkut barang. Pada masa awal pemanfaatan transportasi udara sangatlah terbatas, baik dari segi biaya, jarak tempuh pesawat, dan beban muatan pesawat itu sendiri.

Pesawat terbang pertama kali di ciptakan oleh Wright Bersaudara (Orville Wright dan Wilbur Wright) dengan menggunakan pesawat rancangan sendiri yang dinamakan Flyer yang diluncurkan pada tahun 1903 di Amerika Serikat. Selain Wright bersaudara, tercatat beberapa penemu pesawat lain yang menemukan pesawat terbang antara lain Samuel F Cody yang melakukan aksinya di lapangan Fanborough, Inggris tahun 1910.

Seiring berkembangnya zaman teknologi pesawat terbang ikut berkembang, baik dari sisi biaya menjadi lebih masuk akal, jarak tempuh lebih jauh, dan beban muatan yang bisa di angkut menjadi lebih berat. Perkembangan teknologi pesawat terbang pada masa ini di kuasai dunia barat. Seperti Amerika, Prancis, Inggris, dan Jerman.

Awal penemuan teknologi pesawat terbang pada awal abad ke-20 dan selanjutnya, para ilmuan selalu memperbaharui bentuk pesawatnya menjadi lebih besar dan dapat

(2)

2 terbang dengan kecepatan tinggi. Hal ini bertujuan agar semakin banyak orang dan barang yang dapat diangkut dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu yang singkat. Dikutip dari Softpedia, ada empat burung besi terbesar yang pernah diterbangkan ke angkasa. Antara lain :

Jenis Pesawat Deskripsi Negara Asal

Hughes H-4

Hercules

Pembuatan pesawat ini rampung pada 2 November 1947, dan hanya sempat terbang satu kali sebelum akhirnya dipensiunkan. Huges H-4 berukuran panjang 218 kaki atau 66,65 meter, memiliki rentang sayap 319 kaki (97,54 meter), tinggi 24,18 meter, dan dapat membawa beban 180.000 kilogram (400.000 pons) sejauh 3.000 mil.

Amerika Serikat

Antonov An-225

Pesawat angkut strategis yang dibuat oleh Antonov Design Bureau, Rusia. Awalnya An-225 didesain untuk program luar angkasa Negeri Beruang Merah. Pesawat yang mengagumkan ini memiliki panjang 84 meter (sekira 275 kaki) dan rentang sayap 88 meter (sekira 300 kaki). An-225 dapat mengangkut lebih dari 250 ton kargo dengan ketinggian 11.000 meter (36.100 kaki).

Rusia

Airbus A380 Mulai melayani debut penerbangan komersial pada 2007, oleh Singapore Airlines. Pesawat ini memiliki dua geladak, konstruksi badan yang lebar, dan dapat mengangkut 800 penumpang. Dan juga dapat terbang non-stop dari Boston menuju Hong Hong, atau berjarak 15.200 kilometer. A380 raksasa berukuran panjang 73 meter, memiliki rentang sayap 79,8 meter, tinggi 24,1 meter, dan dibanderol seharga USD330 juta.

Prancis

Boeing 747-8 Menjadi kompetitor utama Airbus A380. Boeing 747-8 kini menjadi pesawat terbang terberat yang dibuat perusahaan Amerika Serikat itu, baik untuk kepentingan militer maupun

(3)

3 kilogram (970.000 pons). Pesawat ini memiliki panjang 76,8

meter, rentang sayap 68,5 meter, dan tinggi 19,6 meter. Pembuatan burung besi ini memakan biaya USD300 juta, serta dapat mengangkut 500 penumpang.

Serikat

Tabel 1. Tabel Jenis Pesawat Terbesar Sumber : Google.com

Dengan perkembangan- perkembangan teknologi pesawat terbang tersebut yang di produksi oleh beberapa pabrikan dunia yang terkenal akhirnya Indonesia ikut andil dalam bisnis produksi pesawat terbang. PT. Dirgantara Indonesia (Indonesian Aerospace Inc.) adalah industri pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan di wilayah Asia Tenggara. Perusahaan ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. PT. Dirgantara Indonesia didirikan pada 26 April 1976 dengan nama PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan BJ Habibie sebagai Presiden Direktur. Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11 Oktober 1985. Setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah nama menjadi Dirgantara Indonesia pada 24 Agustus 2000.

Berdasarkan keterangan tersebut, PT Dirgantara Indonesia dianggap mampu besaing dan mampu menciptakan industri yang dapat dijadikan simbol oleh negara. Untuk mendukung terjadinya hal tersebut diperlukan beberapa pendukung untuk memproduksi proses produksi pesawat terbang di Indonesia, salah satu contoh adalah bangunan kantor yang mendukung untuk dijadikan tempat kerja para karyawan PT. Dirgantara Indonesia.

Salah satu proses awal dan utama dalam membuat pesawat adalah proses desain pesawat terbang itu sendiri. Proses desain tidak akan terjadi jika para desainer tidak memiliki tempat atau kantor atau tata ruang kantor yang nyaman dan memadai untuk mendesain pesawat terbang.

Lokasi perkantoran PT Dirgantara Indonesia terletak di jalan Pajajaran no 154 di kawasan bandara Husein Sastranegara kota Bandung. PT. Dirgantara Indonesia menempati lahan sekitar 125,4 Ha, terdiri dari 79,3 Ha berupa lahan dan 46,1 Ha untuk luas bangunannya. Kapasitas permesinan yang tersedia sebesar 1.214.985 Machineour, dengan fasilitas permesinan meliputi 88 mesin Computer Numerical Control (CNC), 47

(4)

4 mesin-mesin Touched Numerical Control (TNC), dan sekitar 445 mesin-mesin konvensional.

Kondisi Kantor PT. Dirgantara Indonesia saat ini setelah adanya regenerasi pada tahun 1998 adalah terdiri dari banyak ruang kosong yang tidak terpakai karena adanya penurunan jumlah pegawai pada tahun 2000. Permasalahan yang di jumpai di kantor PT. Dirgantara Indonesia adalah belum teraturannya ruangan karena penataanya tidak dikondisikan sesuai dengan kebutuhan saat ini untuk mendukung kerja para karyawan dikarenakan banyaknya ruangan kosong yang tidak terpakai, dan pengkondisian area kerja belum mendukung akan keteraturan proses kerja. Penempatan furniture pada kantor PT. Dirgantara Indonesia saat ini belum memenuhi kebutuhan para karyawan-nya. Sehingga banyak alat-alat yang tidak terpakai dibiarkan saja pada ruangan kosong tersebut. Hal ini sangatlah berdampak pada identitas perusahaan yang tidak terlihat megahi seperti awal dibangunnya kantor ini.

Salah satu contohnya adalah Divisi Design Centre yang berperan sebagai divisi representative atau divisi yang mewakili PT Dirgantara Indonesia di depan para customer. Oleh karena itu Divisi Design Centre sangatlah diperlukan untuk mendesain ulang, karena divisi ini adalah representative atau perwakilanya dari perusahaan di depan para customer. Perlunya mendesain ulang divisi Design Centre supaya para customer PT Dirgantara Indonesia bisa mengapresiasi perusahaan bahwa layak disebut sebagai pembuat pesawat terbang di tingkat internasional.

Dengan ruang lingkup perancangan kantor PT. Dirgantara Indonesia di lantai dasar dan lantai 7 berupa penataan layout, floor, ceiling, wall treatment, dan pencahayaan diharapkan dapat memperbaiki kesan PT. Dirgantara Indonesia khususnya dimata para karyawannya itu sendiri maupun dimata dunia.

Oleh karena itu, dari pemaparan diatas penulis akan mengangkat perancangan desain interior yang berkenaan dengan perancangan desain interior kantor di PT. Dirgantara Indonesia pada bagian Divisi Design Centre. Dalam perancangan ini diangkatlah judul “Perancangan Desain Interior Divisi Design Centre PT. Dirgantara Indonesia” dengan pendekatan pesawat dan penggayaan futuristik.

(5)

5 1.2 Identifikasi Masalah

Melihat hal yang melatar belakangi Divisi Design Centre PT. Dirgantara Indonesia maka, penulis menarik beberapa masalah dengan berdasarkan kepada :

1. Kondisi tataruang interior Design Centre PT Dirgantara Indonesia antara satu bagian dengan bagian lainnya yang belum teratur.

2. Banyaknya ruang yang tidak terpakai.

3. Penataan ruang kerja yang tidak sesuai dengan divisi – divisi masing – masing.

4. Belum terciptanya identitas perusahaan pada desain interior Design Centre yang mana menjadi simbol perusahaan PT. Dirgantara Indonesia.

5. Belum terwakilnya divisi Design Centre sebagai representative dari PT. Dirgantara Indonesia.

1.3 Perumusan Masalah

Atas dasar penentuan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka permasalahan utama yang diangkat dalam tugas akhir ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh tata ruang antara satu bagian dengan bagian lain yang saling berkaitan satu sama lain?

2. Bagaimana menciptakan identitas perusahaan pada divisi Design Centre yang merupakan simbol dari PT. Dirgantara Indonesia?

3. Bagaimana memanfaatkan ruangan yang tidak terpakai?

4. Bagaimana menciptakan ruang kerja yang nyaman untuk para pegawai di Divisi Design Centre?

5. Bagaimana mendesain divisi Design Centre sebagai representative dari PT. Dirgantara Indonesia?

1.4 Tujuan Perancangan

1. Menciptakan tata ruang kantor yang teratur dan nyaman sesuai dengan sistem kerja pada Divisi Design Centre PT. Dirgantara Indonesia.

2. Menciptakan desain interior yang mewakili identitas perusahaan di Divisi Design Centre sebagai representative PT. Dirgantara Indonesia.

3. Memaksimalkan fungsi ruang sesuai dengan kebutuhan Divisi Design Centre PT. Dirgantara Indonesia.

(6)

6 4. Menciptakan ruang kerja yang nyaman untuk para pegawai di Divisi Design Centre 5. Mendesain divisi Design Centre sebagai representative dari PT. Dirgantara Indonesia

1.5 Ruang Lingkup Perancangan

Untuk menghindari terjadinya pengembangan perancangan, maka dibatasi masalah perancangan, sehingga perancangan akan lebih terarah yaitu :

1. Perancangan interior adalah proses penerapan berbagai teknik dan prinsip dengan tujuan untuk mentransformasikan hasil analisis ke dalam bentuk yang memudahkan pengimplementasian.

2. Desain interior adalah pengetahuan tentang ruang dalam bangunan dimana manusia tinggal dan menjalankan aktivitasnya.

3. PT. Dirgantara Indonesia (Indonesian Aerospace Inc.) adalah industri pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan di wilayah Asia Tenggara. 4. Ruang lingkup perancangan dalam interior berupa penataan layout, floor, wall

treatment, ceiling, dan pencahayaan.

5. Ruang lingkup fisik lantai dasar di divisi design centre dengan luasan 2.518 m² 6. Ruang lingkup fisik lantai 7 di divisi design centre dengan luasan 1.831 m²

1.6 Metode Perancangan 1.6.1 Pengumpulan Data

 Jenis Data a. Data Primer

Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli yaitu dari hasil wawancara dengan staff dan pegawai Divisi Interior Desain Center PT. Dirgantara Indonesia

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan jenis data yang diperoleh dari sumber secara tidak langsung melalui media perantara yaitu melalui internet, buku referensi yang berhubungan dengan judul perancangan.

(7)

7

 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam perancangan ini adalah dengan melakukan:

1. Penelitian Lapangan

Yaitu mengumpulkan data-data tentang objek penelitian di lapangan dengan cara:

a. Observasi

Yaitu melakukan pengamatan langsung ke lokasi objek perancangan untuk menemukan gejala yang berkaitan dengan perancangan.

b. Wawancara

Yaitu melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihak yang mengetahui permasalahan dari objek yang sedang diteliti sehingga proses perancangan mendapat gambaran yang konkrit.

2. Tinjauan Kepustakaan

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan peran tata ruang kantor, yang kemudian penulis bandingkan dengan data yang diperoleh dari perusahaan.

a. Literatur

Yaitu mencari bahan atau sumber ilmiah yang biasa digunakan untuk membuat suatu karya tulis atau pun kegiatan ilmiah lainnya

 Studi Image

Yaitu mempelajari atau menjadikan referensi image atau photo yang sejenis.

 Buku

Yaitu mempelajari sumber-sumber yang berkaitan dengan

perancangan untuk dijadikan sumber referensi perancangan.  Jurnal

(8)

8 1.6.2 Analisa Data

Mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan perancangan.

b. Problem

Yaitu mempelajari dan mencari solusi dari masalah-masalah yang ada pada eksisting.

 Keinginan Klien

Yaitu mencari solusi dari masalah desain yang ada dengan keinginan client.

 Keadaan Eksisting

Yaitu mempelajari keadaan yang sudah ada pada banguna kantor tersebut, memilah dan memilih komponen mana saja yang aka di desain.

 Kebutuhan

Yaitu mempelajari kebutuhan apa saja yang dibutuhkan untuk proses desain baik dari kebutuhan ruang, kebutuhan ergonomic, dan kebutuhan klien.

c. Arah Perancangan

 Tema – tema : Menatap tema yang akan menjadi pilihan.

1.6.3 Konsep Desain

Yaitu hasil pemikiran dari analisis data yang akan dituangkan ke dalam desain pada kantor PT. Dirgantara Indonesia itu sendiri.

1.6.4 Sketsa Ide

 Skematik

Mendefinisikan desain secara jelas dengan cakupan yang komprehensif, anggaran, dan skedul, sebelum proyek tersebut diajukan untuk mendapatkan persetujuan.

1.6.5 Desain Khusus

Sebagai perwakilan dari desain terpilih yang merujuk kepada perumusan masalah yang sudah dirumuskan dan menjadi sampel desain yang akan diterapkan kepada ruagan yang fungsinya sama.

(9)

9 1.7 Sistematika Penulisan

Proposal ini terdiri dari :

 BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan perancangan, batasan perancangan, dan sistematika penulisan.

 BAB II KAJIAN LITERATUR

Berisi tentang literatur – literatur yang mendukung proses perancangan Divisi Interior Desain Centre PT. Dirgantara Indonesia, seperti :

1. Profil Perusahaan PT. Dirgantara Indonesia.

2. Definisi, dan Pengertian yang berkaitan dengan desain yang akan diterapkan. 3. Standar perancangan.

4. Deskripsi projek.

 BAB III ANALISA DATA

Berisi tentang proses dan hasil analisis data – data yang sudah di dapat dari PT. Dirgantara Indonesia untuk melakukan proses desain selanjutnya.

 BAB IV TEMA DAN KONSEP DESAIN

Berisi tentang ide – ide implementasi konsep, proses terjadinya konsep dari awal sampai menghasilkan konsep yang bisa diterapkan ke dalam proses perancangan dan ide – ide yang didapatkan untuk menghasilkan konsep itu sendiri.

 BAB V SIMULASI PERANCANGAN

Berisi tentang penerapan hasil konsep ke dalam proses perancangan yang berupa : 1. Denah secara umum pada lantai dasar dan lantai 7.

2. Denah Khusus.

3. Serta detail – detail yang berkaitan dengan perancangan yang terkait.

 BAB VI PENUTUP

Berisi kesimpulan dari seluruh proses penulisan dan perancangan, serta manfaat yang dihasilkan selama melaksanakan proses penulisan dan perancangan.

- Referensi.

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, sumber segala kebenaran, sang kekasih tercinta yang tidak terbatas pencahayaan cinta-Nya bagi hamba-Nya, Allah Subhana Wata‟ala

Melalui kegiatan observasi di kelas, mahasiswa praktikan dapat. a) Mengetahui situasi pembelajaran yang sedang berlangsung. b) Mengetahui kesiapan dan kemampuan siswa dalam

Dua hal yang dipelajari penulis dengan pendekatan kemosistematika dalam peng- amatan adalah: (1) ketetapan karakter pada kelompok besar tetumbuhan yang memiliki arti dalam

Penelitian ini berjudul Pola Komunikasi Masyarakat Kampung Bali, yang penelitiannya meliputi wawancara pada Masyarakat Suku Bali di Desa Cipta Dharma atau

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

Hasil dari penelitian ini adalah terumuskan 5 strategi dan kebijakan IS/IT yang sebaiknya diterapkan di FIT Tel-U berdasarkan pertimbangan 3 hal, pertama kebutuhan

Pendekatan dapat diartikan sebagai metode ilmiah yang memberikan tekanan utama pada penjelasan konsep dasar yang kemudian dipergunakan sebagai sarana

Audit, Bonus Audit, Pengalaman Audit, Kualitas Audit. Persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik yang semakin ketat, keinginan menghimpun klien sebanyak mungkin dan harapan agar