• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PELAKSANAAN KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PELAKSANAAN KERJA"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE

PELAKSANAAN

KERJA

1. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan adalah pekerjaan yang dilaksanakan sebelum pekerjaan instalasi dilaksanakan, terdiri dari dua jenis pekerjaan :

Persiapan Awal

Tahap persiapan awal, adalah tahap setelah dinyatakan menjadi pelaksana pekerjaan. Hal-hal yang akan dilaksanakan adalah :

Beberapa hal yang akan dilaksanakan pada tahap persiapan diantaranya adalah persiapan secara administratif dan teknis :

 Pembuatan Jaminan Pelaksanaan dari Bank (setelah ditetapkan menjadi pelaksana pekerjaan) sebagai syarat untuk membuat surat perjanjian kerjasama;

(2)

 Penandantanganan kontrak kerja dengan STPI Curug dan final administrasi kontrak kerjasama;

 Permintaan surat tugas dari STPI Curug sebagai bekal pelaksanaan tugas dilapangan;

 Pengiriman Purchase Order (PO) atau surat pesanan barang/alat/sistem ke pabrikan;

 Pemesanan perangkat dan peralatan lokal di Jakarta;

 Logistic preparation – fabrication equipment di pabrikan;

 Penyusunan detail dan revisi jadual pekerjaan yang sebelumnya dirancang dalam usulan teknis (disesuaikan);

 Finalisasi rencana desain implementasi (Desain dan Konfigurasi) Sistem;

 Penentuan jadual rute mobilisasi perangkat atau alat ke site yang telah dituju;

 Verifikasi ruangan dan fasilitas di site yang ada;

 Analisa interferensi frekuensi agar tidak mengganggu peralatan laboratorium dengan dilakukan pemasangan jangkar faraday;

 Pengurusan visa, asuransi, pemesanan tiket dalam rangka pelaksanaan Factory Acceptance Test (FAT);

 Pelaksanaan Factory Acceptance Test (FAT);

 Pengepakan alat agar aman waktu pengiriman ke lokasi;

 Waktu pengiriman perangkat prioritas;

 Waktu pengiriman perangkat prioritas;

(3)

 Penyiapan gudang penampungan sementara perangkat radio yang akan didistribusikan/dimobilisasi ke site;

 Pengajuan permohonan dan pengiriman sampel alat yang belum memiliki sertifikasi perangkat dari Ditjen Postel ke Direktorat Standarasi dan Balai Uji dengan mentransfer biaya sertifikasi dan uji ke rekening bendaraha Ditjen Postel;

 Penyiapan peralatan instalasi dan comissioning yang disiapkan untuk masing-masing koordinator wilayah (lihat struktur organisasi pelaksana kerja) sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara pararel;

 Melaksanakan dan mendaftarkan seluruh asuransi kerja pegawai yang outsourcing dan pegawai yang terlibat dalam pekerjaan ini;

Factory Acceptance Test (FAT)

Factory Acceptance Test (FAT) adalah pekerjaan pelaksanaan ujicoba alat atau sistem yang dilakukan di pabrikan, dimana untuk memastikan bahwa perangkat atau alat yang akan di beli oleh STPI Curug diuji coba di pabrik pembuatnya agar terbukti alat benar-benar ada dan jalan sesuai fungsi yang diinginkan. FAT dengan mengundang team teknis yang telah ditunjuk oleh STPI Curug dengan biaya akomodasi, transportasi ditanggung oleh PT. Medcom Indosa Engineering.

Pada FAT ini, pabrikan akan menunjukkan dengan demo riil, bahwa peralatan laboratorium dapat berfungsi sesuai standar internasional yang ada dan fungsi-fungsi yang ditawarkan kepada STPI Curug melalui PT. Medcom Indosa Engineering.

Dalam FAT, akan dilaksanakan dan dijelaskan tentang beberapa hal, yaitu :

(4)

 Network overview dan penjelasan perangkat yang dibeli atau yang ditawarkan kepada STPI Curug;

 Metodologi testing dalam FAT

 Test descriptions

 Test reporting

Site Requirement

Site requirement adalah petunjuk pelaksanaan hal-hal yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan terlebih dahulu sebelum dimulainya pekerjaan instalasi alat atau sistem. Hal ini dilakukan agar lebih yakin dalam melaksanakan instalasi, setting dan konfigurasi alat/sistem sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan benar.

Beberapa hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum dinstalasi adalah :

 Kebutuhan Ruang Peralatan

o General Requirement

o Environmental Conditions

o Earthing Requirement

 Electrical Requirement

o Power Supply

o Site Electrical Protection

o Grounding Connection

 Additional External Connection :

 Kebutuhan Servis Room

o Infrastruktur

o Environment

o Grounding Protection and Overvoltage

 Kebutuhan Electric System

(5)

o Cable Requirement

o Fuse Protection

2. PEKERJAAN PENGADAAN

Pada saat persiapan awal sudah dilaksanakan dengan matang dan dihasilkan final desain dan konfigurasi hasil rapat bersama dengan, STPI Curug maka sesegera mungkin pihak PT. Medcom Indosa Engineering melaksanakan pemesanan barang ke pabrikan. Beberapa hal yang dilaksanakan dalam tahapan pekerjaan pengadaan adalah :

 Mengacu pada hasil akhir FAT;

 Order Confirmation ke pabrikan

 Proses fabrikasi alat dan pengepakan alat sesuai standar safety dan keamanan alat/barang;

 Pemesanan komponen lokal (Jakarta)

 Penyiapan gudang penampung barang yang diimport sebelum didistribusikan/dimobilisasi ke sitenya masing-masing;

 Persiapan pengiriman barang dan persiapan finalisasi administratif import barang;

 Pengurusan asuransi pengiriman barang;

 Penyiapan dokumen Certificate of Origin (CO) yang dikirim

beserta barang/alat;

 Pengiriman barang ke dari pabrikan ke Jakarta;

(6)

 Pengecekan dan penerimaan barang di gudang dengan melakukan pengecekan kuantitas dan spesifikasi serta kondisi barang;

 Mobilisasi alat dari gudang ke masing-masing site setelah site requirement dinyatakan lengkap dan siap untuk dilaksanakan instalasi.

3. PEKERJAAN INSTALASI

Setelah desain survey telah final, site requirement telah disiapkan dan mobilasi alat ke masing-masing site telah siap, tools instalasi telah disiapkan, peralatan dan perlengkapan kerja dan kselematan kerja maka pelaksanaan instalasi dapat dilaksanakan :

 Pelaksanaan instalasi elektrikal dan grounding system (internal dan eksternal);

 Pelaksanaan instalasi jaringan IT;

 Pelaksanaan instalasi sistem operasi;

 Pelaksanaan instalasi aplikasi perangkat lunak;

 Pelaksanaan instalasi seluruh laboratorium yang dilaksanakan secara pararel beserta pelaksanaan on site training;

 Pelaksanaan instalasi UPS, Battery backup untuk setiap ruangan laboratorium;

 Pelaksanaan Instalasi Laboratorium AC dan Refrigerasi

o Instalasi refrigeration system demonstrator

o Instalasi refrigrertion charging station

o Instalasi refrigerator tools storage cabinet

(7)

o Instalasi domestic freezer

o Instalasi heat pump

o Instalasi beverage cooler

o Instalasi refrigeration, air conditioning and heating system

o Instalasi domestic heat pump

o Instalasi commercial/industrial air handling energy

management system

o Instalasi industrial refrigeration training system

o Instalasi split-type air conditioning training system

 Pelaksanaan Instalasi Laboratorium Fluid Power

o Instalasi alat hydroulic training system

o Instalasi alat praktikum hydroulic II system

o Instalasi alat praktikum pneumatics training system

o Instalasi alat praktikum pneumatics II training system

 Pelaksanaan Instalasi Laboratorium Elektromekanika

o Instalasi alat DC Motor/Generator

o Instalasi alat praktikum Four-Pole Squirrel Cage Induction

Motor

o Instalasi alat praktikum Three-Phase Syncrounous

Motor/Generator

o Instalasi alat praktikum Capacitor-Start Motor

o Instalasi alat praktikum Universal Motor

(8)

o Instalasi alat praktikum Inductive Load

o Instalasi alat praktikum Capacitive Load

o Instalasi alat praktikum Single-Phase Transformer

o Instalasi alat praktikum Three-Phase Transformer

o Instalasi alat praktikum Syncrounouzing module

o Instalasi alat praktikum timing belt

o Instalasi alat praktikum prime mover/dynamometer

o Instalasi alat praktikum data acquition interface module

o Instalasi alat praktikum three-phase wound-rotor induction

motor

o Instalasi alat praktikum electrodynamometer

o Instalasi alat praktikum Three-Phase Transmission Lines

o Instalasi alat praktikum Three-Regulating Autotransformer

o Instalasi alat praktikum Phase Shift Indicator

o Instalasi alat praktikum Inertia Wheel

o Instalasi alat praktikum Stroboscope

o Instalasi alat praktikum restive load

o Instalasi alat praktikum smooting inductors

o Instalasi alat praktikum capacitive load

o Instalasi alat praktikum tandem rheostat

o Instalasi alat praktikum power metal-oxide semiconductor

(9)

o Instalasi alat praktikum power thyristors

o Instalasi alat praktikum power diode

o Instalasi alat praktikum elektrical tachometer

o Instalasi alat praktikum chopper/inverter control unit

o Instalasi alat praktikum thyristor controller

o Instalasi alat praktikum functin generator

o Instalasi alat praktikum FID controller

o Instalasi alat praktikum current/voltage isolator

o Instalasi alat praktikum inertia wheel

o Instalasi alat praktikum lead set

o Instalasi alat praktikum potentiometer

o Instalasi alat praktikum error detector

o Instalasi alat praktikum modulator/demodulator

o Instalasi alat praktikum Phase Shitter/Power Amplifier

o Instalasi alat praktikum signal amplifier

o Instalasi alat praktikum capacitor

o Instalasi alat praktikum transmitter

o Instalasi alat praktikum contol transmiiter

o Instalasi alat praktikum differential transmitter

o Instalasi alat praktikum receiver

o Instalasi alat praktikum DC Motor/Generator

(10)

o Instalasi alat praktikum Inertia/Friction Load

o Instalasi alat praktikum modul penunjang

 Pelaksanaan Instalasi Laboratoriumn Radar

o Instalasi alat antena horn

o Instalasi alat praktikum radar syncronizer antenna controller

o Instalasi alat praktikum rotatingf antenna pedestal

o Instalasi alat praktikum radar antenna

o Instalasi alat praktikum dual-channel sampler

o Instalasi alat praktikum target positining system

o Instalasi alat praktikum radar transmitter

o Instalasi alat praktikum radar receiver

o Instalasi alat praktikum reconfiguratble training module

o Instalasi alat praktikum analog/digital signal combiner

o Instalasi alat praktikum data acquisition interface

o Instalasi alat praktikum analog/digital output interface

o Instalasi alat praktikum dual feed parabolic antenna

o Instalasi alat praktikum radar target tracking interface

o Instalasi alat praktikum radar jamming pod trainer support

o Instalasi alat praktikum radar jamming pod trainer

o Instalasi alat praktikum modul penunjang

(11)

o Instalasi alat modul utama

o Instalasi alat praktikum analog telecommunications training

system

o Instalasi alat praktikum digital telecommunications training

system

o Instalasi alat praktikum advanced digital telecommunications

training systems

o Instalasi alat praktikum modul penunjang

o Instalasi alat praktikum desktop unit

o Instalasi alat praktikum antenna dan microwave technology

o Instalasi alat praktikum Microwave training system

o Instalasi alat praktikum modul penunjang

o Instalasi alat praktikum telephony training system

 Pelaksanaan Instalasi Laboratorium Elektronika Lanjutan

o Instalasi alat modul utama

o Instalasi alat praktikum modul penunjang

o Instalasi alat praktikum desktop unit

 Pelaksanaan Instalasi Laboratorium Digital dan Mikroprocessor Dasar

o Instalasi alat modul utama

o Instalasi alat praktikum modul penunjang

o Instalasi alat praktikum desktop unit

(12)

o Instalasi alat modul utama

o Instalasi alat praktikum modul penunjang

o Instalasi alat praktikum desktop unit

4. PEKERJAAN TESTING DAN COMMISSIONING

Pekerjaan testing dan commissioning dilaksanakan setelah selesai dilaksanakan instalasi, setting dan konfigurasi. Apabila setelah hasil testing dan commissioning ternyata perlu dilakukan reconfigurasi, maka pihak pelaksana akan melaksanakannya.

Pekerjaan Testing dan Commissioning ini dilakukan di lapangan mencakup keseluruhan peralatan yang kami sebut Site Acceptance Test (SAT).

Beberapa pekerjaan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah :

 Pelaksanaan testing and commissioning elektrikal dan grounding system (internal dan eksternal);

 Pelaksanaan testing and commissioning jaringan IT;

 Pelaksanaan testing and commissioning sistem operasi;

 Pelaksanaan testing and commissioning aplikasi perangkat lunak;

 Pelaksanaan testing and commissioning seluruh laboratorium yang dilaksanakan secara pararel beserta pelaksanaan on site training;

 Pelaksanaan testing and commissioning UPS, Battery backup untuk setiap ruangan laboratorium;

(13)

o Testing and commissioning refrigeration system

demonstrator

o Testing and commissioning refrigrertion charging station

o Testing and commissioning refrigerator tools storage cabinet

o Testing and commissioning refrigerator recovery sistem

o Testing and commissioning domestic freezer

o Testing and commissioning heat pump

o Testing and commissioning beverage cooler

o Testing and commissioning refrigeration, air conditioning and

heating system

o Testing and commissioning domestic heat pump

o Testing and commissioning commercial/industrial air

handling energy management system

o Testing and commissioning industrial refrigeration training

system

o Testing and commissioning split-type air conditioning

training system

 Pelaksanaan Testing and commissioning Laboratorium Fluid Power

o Testing and commissioning alat hydroulic training system

o Testing and commissioning alat praktikum hydroulic II

system

o Testing and commissioning alat praktikum pneumatics

(14)

o Testing and commissioning alat praktikum pneumatics II

training system

 Pelaksanaan Testing and commissioning Laboratorium Elektromekanika

o Testing and commissioning alat DC Motor/Generator

o Testing and commissioning alat praktikum Four-Pole Squirrel

Cage Induction Motor

o Testing and commissioning alat praktikum Three-Phase

Syncrounous Motor/Generator

o Testing and commissioning alat praktikum Capacitor-Start

Motor

o Testing and commissioning alat praktikum Universal Motor

o Testing and commissioning alat praktikum Resistive Load

o Testing and commissioning alat praktikum Inductive Load

o Testing and commissioning alat praktikum Capacitive Load

o Testing and commissioning alat praktikum Single-Phase

Transformer

o Testing and commissioning alat praktikum Three-Phase

Transformer

o Testing and commissioning alat praktikum Syncrounouzing

module

o Testing and commissioning alat praktikum timing belt

o Testing and commissioning alat praktikum prime

(15)

o Testing and commissioning alat praktikum data acquition

interface module

o Testing and commissioning alat praktikum three-phase

wound-rotor induction motor

o Testing and commissioning alat praktikum

electrodynamometer

o Testing and commissioning alat praktikum Three-Phase

Transmission Lines

o Testing and commissioning alat praktikum Three-Regulating

Autotransformer

o Testing and commissioning alat praktikum Phase Shift

Indicator

o Testing and commissioning alat praktikum Inertia Wheel

o Testing and commissioning alat praktikum Stroboscope

o Testing and commissioning alat praktikum restive load

o Testing and commissioning alat praktikum smooting

inductors

o Testing and commissioning alat praktikum capacitive load

o Testing and commissioning alat praktikum tandem rheostat

o Testing and commissioning alat praktikum power

metal-oxide semiconductor field effect transistor

o Testing and commissioning alat praktikum power thyristors

(16)

o Testing and commissioning alat praktikum elektrical

tachometer

o Testing and commissioning alat praktikum chopper/inverter

control unit

o Testing and commissioning alat praktikum thyristor controller

o Testing and commissioning alat praktikum functin generator

o Testing and commissioning alat praktikum FID controller

o Testing and commissioning alat praktikum current/voltage

isolator

o Testing and commissioning alat praktikum inertia wheel

o Testing and commissioning alat praktikum lead set

o Testing and commissioning alat praktikum potentiometer

o Testing and commissioning alat praktikum error detector

o Testing and commissioning alat praktikum

modulator/demodulator

o Testing and commissioning alat praktikum Phase

Shitter/Power Amplifier

o Testing and commissioning alat praktikum signal amplifier

o Testing and commissioning alat praktikum capacitor

o Testing and commissioning alat praktikum transmitter

o Testing and commissioning alat praktikum contol transmiiter

o Testing and commissioning alat praktikum differential

transmitter

(17)

o Testing and commissioning alat praktikum DC

Motor/Generator

o Testing and commissioning alat praktikum AC

Motor/Generator

o Testing and commissioning alat praktikum Inertia/Friction

Load

o Testing and commissioning alat praktikum modul penunjang

 Pelaksanaan Testing and commissioning Laboratoriumn Radar

o Testing and commissioning alat antena horn

o Testing and commissioning alat praktikum radar syncronizer

antenna controller

o Testing and commissioning alat praktikum rotatingf antenna

pedestal

o Testing and commissioning alat praktikum radar antenna

o Testing and commissioning alat praktikum dual-channel

sampler

o Testing and commissioning alat praktikum target positining

system

o Testing and commissioning alat praktikum radar transmitter

o Testing and commissioning alat praktikum radar receiver

o Testing and commissioning alat praktikum reconfiguratble

training module

o Testing and commissioning alat praktikum analog/digital

(18)

o Testing and commissioning alat praktikum data acquisition

interface

o Testing and commissioning alat praktikum analog/digital

output interface

o Testing and commissioning alat praktikum dual feed

parabolic antenna

o Testing and commissioning alat praktikum radar target

tracking interface

o Testing and commissioning alat praktikum radar jamming

pod trainer support

o Testing and commissioning alat praktikum radar jamming

pod trainer

o Testing and commissioning alat praktikum modul penunjang

 Pelaksanaan Testing and commissioning Laboratorium Analog dan Digital Komunikasi

o Testing and commissioning alat modul utama

o Testing and commissioning alat praktikum analog

telecommunications training system

o Testing and commissioning alat praktikum digital

telecommunications training system

o Testing and commissioning alat praktikum advanced digital

telecommunications training systems

o Testing and commissioning alat praktikum modul penunjang

(19)

o Testing and commissioning alat praktikum antenna dan

microwave technology

o Testing and commissioning alat praktikum Microwave

training system

o Testing and commissioning alat praktikum modul penunjang

o Testing and commissioning alat praktikum telephony training

system

 Pelaksanaan Testing and commissioning Laboratorium Elektronika Lanjutan

o Testing and commissioning alat modul utama

o Testing and commissioning alat praktikum modul penunjang

o Testing and commissioning alat praktikum desktop unit

 Pelaksanaan Testing and commissioning Laboratorium Digital dan Mikroprocessor Dasar

o Testing and commissioning alat modul utama

o Testing and commissioning alat praktikum modul penunjang

o Testing and commissioning alat praktikum desktop unit

 Pelaksanaan Testing and commissioning Laboratorium Utama

o Testing and commissioning alat modul utama

o Testing and commissioning alat praktikum modul penunjang

o Testing and commissioning alat praktikum desktop unit

 Rekonfigurasi, setting jika diperlukan

(20)

 Pelaksanaan training on site

 Pelaksanaan dokumentasi sistem

 Penyusunan user manual praktikum

o Manual for Refrigeration System Demonstrator

o Manual for Refrigeration Training System

o Manual for Heat Pump Training System

o Manual for Air Handling / Energy Management Training

o Manual for Air Handling Training System System

o Manual for Split-Type Air Conditioner Training System

o Manual for Industrial Refrigeration Training System

o Manual for Domestic Freezer Skills Trainer

o Manual for Heat Pump Skills Trainer

o Manual for Beverage Cooler Skills Trainer

o Manual for Dual Temperature Refrigerator Skills Trainer

o Manual for Walk-In Cooler Skills Trainer

o Manual for Air Conditioner Skills Trainer

o Manual for Universal Refrigeration Skills Trainer

o Instructor Guides Refrigeration System Demonstrator

o Instructor Guides Refrigeration Training System

o Instructor Guides Heat Pump Training System

o Instructor Guides Domestic Freezer Skills Trainer

(21)

o Instructor Guides Beverage Cooler Skills Trainer

o Instructor Guides Dual Temperature Refrigerator Skills

Trainer

o Instructor Guides Walk-In Cooler Skills Trainer

o Instructor Guides 3 Air Conditioner Skills Trainer

o Student Manuals for Hydraulic Fundamentals

o Student Manuals for Electrical Control of Hydraulic Systems

o Student Manuals for Hydraulic Applications - PLC

o Student Manuals for Pneumatic Applications - PLC

o Student Manuals for Pneumatics Fundamentals

o Student Manuals for Electrical Control of Pneumatic Systems

o Student Manuals for Sensors

o Instructors' Guides

o Instructors' Guides for Hydraulics Fundamentals and

Electrical Control of Hydraulic Systems

o Instructors' Guides for Pneumatic Fundamentals and

Electrical Control of Pneumatic Systems

o Instructors' Guides for Hydraulic Applications - PLC

o Instructors' Guides for Sensors

o Video Tapes/DVD

o Instructors' Guides of Power Circuits and Transformers

o Instructors' Guides of Control of Industrial Motors

(22)

o Instructors' Guides of Faultable Controls

o Instructors' Guides of Thyristor Circuits

o Instructors' Guides of Metal-Oxide Semiconductor

Field-Effect Transistor Circuits

o Student Manuals Volume 1

o Student Manuals Volume 2

o Student Manuals for Control of Industrial Motors

o Student Manuals for Electric Power Transmission

o Student Manuals for Thyristor Circuits

o Student Manuals for Metal-Oxide Semiconductor Field-Effect

Transistor Circuits

o Student Manuals for AC Network Control Systems

o Student Manuals for HVDC Power Systems

o Student Manuals for Thyristor DC Motor Drives

o Student Manuals for Metal-Oxide Semiconductor Field-Effect

Transisto DC Motor Drives

o Student Manuals for Thyristor AC Motor Drives

o Student Manuals for Metal-Oxide Semiconductor Field-Effect

Transistor AC Motor Drives

o Student Manuals for Industrial AC Motor Drives

o Student Manuals for Thyristor Circuits

o Student Manuals for Metal-Oxide Semiconductor Field-Effect

(23)

o Student Manuals for Thyristor DC Drives

o Student Manuals for Metal-Oxide Semiconductor Field-Effect

Transistor AC Drives

o Student Manual of Principles-Radar Systems

o Student Manual of Analog MTI Processing

o Student Manual of Digital MTD Processing

o Student Manual of Tracking Radar

o Student Manual of RAT Trainer

o Instructors Guides For Radar Training System

o Presentation multimedia

o Student Manuals for Microwave Technology

o Student Manuals for Antenna Training and Measuring System

o Instructors Manuals for Microwave Technology

o Instructors Manuals for Antenna Training and Measuring

5. PELAKSANAAN QUALITY CONTROL &

MONITORING

Pelaksanaan kualiti kontrol dan monitoring yang dimaksud di lokasi kerja adalah pelaksanaan pengontrolan sistem kerja dalam memperlakukan barang yang akan disupply ke STPI curug. Pada setiap dokumen Installation dan Comissioning yang terlampir dalam usulan teknis ini untuk setiap jenis alat.

Sistem monitoring adalah sebagai berikut :

(24)

pengepakan alat, mobilisasi harus memenuhi tatacara dan perlakuan standar safety peralatan;

 Setiap asisten dari koordinator wilayah diberikan lembaran check list untuk memeriksa setiap aktifitas kerjaan dan memberikan instruksi apabila terdapat pelanggaran atau pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan;

Secara umum sistem pengontrolan adalah sebagai berikut :

 Pada saat penyimpanan barang/alat di gudang harus dijauhkan dari pengaruh induksi medan magnet dan pengaruh2 lainnya yang secara elektronik dapat mengakibatkan kerusakan pada alat;

 Barang dari pabrik pada saat shipping dipak sesuai dengan ketentuan standar safety barang terhadap bahaya benturan, percikan air, api dan zat-zat lain yang berbahaya;

 Setiap kali penurunan dan penaikan barang harus menggunakan standar keamanan kerja dan keamanan barang jangan sampai barang terjatuh atau terjadi kecelakaan kerja lainnya;

 Setelah barang datang di gudang dan dilakukan pengecekan fisik dan kuantitasnya maka sistem packing dikembalikan pada format semula dan standar keamanan yang sesuai;

 Pada saat mobilisasi alat dari gudang ke site-site tujuan harus diangkut sesuai standar keamanan alat, dengan cara memberikan pelapis yang empuk, terlindungi dari air, zat-zat kimia lain, dan lain-lainya;

 Perlu diantisipasi apabila terjadi hujan pada saat barang belum selesai di pasang site, maka harus disediakan peralatan pelindung;

(25)

 Pemasangan konektor-konektor pada kabel harus diberikan cairan pelindung dan dalam posisi yang tepat agar tidak terjadi loss yang besar;

 Grounding menara harus diukur dan memenuhi standar maksimal resistensi serta memastikan grounding equipment harus kurang dari 0.01 Ohm;

 Sistem backup battery dan UPS harus dipasang terlebih dahulu untuk mengantisipasi pada saat proses instalasi dan ujicoba terjadi listrik off, maka alat yang langsung reset dan mengakibatkan setting konfigurasi menjadi terhapus sehingga tidak mengakibatkan kerja ulang;

 Tegangan listrik dipastikan tidak naik turun;

 Pada saat pemasangan antenna di menara, maka pegawai yang memasang harus menggunakan perlengkapan standar keselamatan kerja sesuai dalam standar HSE Management (Helm, Safetybelt, tali pengaman, dll)

 Pada saat pengangkatan antena ke atas, antena juga harus di tali untuk berjaga-jaga apabila pegangan pegawai lepas, antena tidak jatuh ke tanah;

 Instalasi kabel listrik, grounding, kabel jaringan harus memperhitungakan estetika gedung (khususnya untuk perangkat indoor) agar tetap terjaga kerapian ruangan;

 Setting dan tunning SWR pada antenna harus tetap dijaga agar tetap kurang dari << 1.5;

 Grounding kit harus dipasang secara berurutan dan memenuhi jarak minimal sepanjang kabel;

 Cable harus dibuat rapi menempel pada tower;

(26)

 Setiap assisten koorwil mendokumentasikan hasil kerja setelah instalasi dan mencatat setiap ada perubahan, penambahan dari hasil rapat dilapangan/site yang dituangkan dalam berita acara pelaksanaan pekerjaan;

 Membuat laporan mingguan, dwi mingguan, laporan bulanan dan laporan pekerjaan;

 Memberikan fasilitas komunikasi pada setiap koordinator dan pengawas instalasi disetiap site baik akses komunikasi dan email menggunakan akses GPRS;

 Membuat form-form kontrol kerja;

o Form laporan harian, mingguan, dwi mingguan dan bulanan;

o Form laporan pengawasan instalasi;

o Form check list kondisi barang;

o Form laporan kendala dan permasalahan lapangan;

o Form metting on site;

o Form dokumentasi setting dan konfigurasi;

6. PELAKSANAAN PENERAPAN K3

Pedoman penerapan K3 yang dilakukan PT. Medco Indosa Engineering adalah mengacu kepada dokumen HSE Management System yang selama ini diterapkan di internal PT. Medco Indosa Engineering. Lihat pada Lampiran HSE Management System.

Tenga kerja yang terlibat dalam pekerjaan ini secara keseluruhan diikutkan asuransi kecelakaaan kerja.

7. PENSERTIFIKATAN DAN LABELISASI

PERANGKAT

(27)

perangkat akan memiliki serial number, dan part/device number yang ditunjukkan dengan stiker serial number.

Sedangkan untuk menjamin garansi alat, maka setiap perangkat diberikan label stiker garansi yang menjadi tanda segel alat. Dalam dokumen Certificate of Origin (CO) akan dicatat dan ditunjukkan serial number dan asal barang setiap item.

Sedangkan label sertifikasi perangkat akan diberikan oleh Ditjen Postel dan ditempelkan pada perangkat pada posisi yang terlihat jelas (sesuai aturan dari Ditjen Postel).Hal ini jika diperlukan

Sertifikat training akan diberikan oleh pabrikan kepada petugas STPI Curug yang telah mengikuti training.

Detail plat number/part number alat yang ditawarkan sessuai dengan ketentuan dari pabrikan adalah seperti dalam LAMPIRAN DETAIL PART NUMBER/PLAT NUMBER.

8. PROSEDUR PELAKSANAAN PEMELIHARAAN

DAN SUPPORTING TEKNIS

Pada bagian ini dijelaskan bagaimana prosedur pendukung operasi untuk pemeliharaan dan masa garansi Sistem Komunikasi Radio UHF Tetra STPI Curug yang dilaksanakan oleh PT. Medco Indosa Engineering .

Organisasi Pendukung Layanan

(28)

tentang bagaimana keempat organisasi tersebut diatur dalam rangka memberikan terbaik kepada end user.

Servis Level terdiri dari :

Technical Servis Level 1 = SL1 oleh PT. Medco Indosa Engineering

Technical Servis Level 2 = SL2 oleh Distributor Lokal

Technical Servis Level 3 = SL3 oleh Pabrikan

Lokasi layanan pabrik (SL3) tersedia di pabrik tersedia dalam jangka waktu 24 jam, 7 hari dan 365 hari setahun.

Definisi

Berikut ini akan dijelaskan definisi-definisi dalam pelaksanaan pemberian layanan pemeliharaan dan masa garansi.

Situasi Darurat

Sistuasi operasi yang kritis dan akut yang telah menyebabkan, atau memiliki potensi untuk menimbulkan hal yang substansial dan bukan sementara, kegagalan layanan dan management yang tidak dapat ditolelir, dan tidak dapat diatasi oleh Team Servis Level 1 (SL1) atau Team Servis Level 2(SL2).

Artinya dimana keadaan darurat dinyatakan apabila alat praktikum STPI Curug mengalami kegagalan sistem, down yang permanent, urgen, dan kegagalan yang dinyatakan tidak dapat ditolelir serta pelayan Servis Level 1 dan Servis Level 2 sudah tidak dapat mengatasi sama sekali.

Waktu Respons

(29)

jam kerja atau diluar jam kerja atau tercata pada panggilan layanan 24 jam yang telah dinyatakan dalam kontrak kerjasama) dan berakhir dengan respon awal oleh tim ahli dari supporting teknis yang bertanggung jawab. Dimana respons awal berupa konfirmasi penerimaan keluhan, permintaan detail informasi lebih lanjut atau misalnya dalam situasi yang kurang kompleks, dapat menyediakan solusi pertanyaan dan solusi pemecahan.

Waktu Penyelesaian

Waktu penyelesaian yang dimulai dari respon awal pengaduan dan berakhir dengan provisi dari solusi akhir yang telah dipecahkan atas keluhan atau aduan dari pelanggan.

Hotline Support

Hotline support adalah sistem pelayanan yang menggunakan media email, telepon untuk menjawab keluhan dan pengaduan pelanggan yang dijawab oleh ahli dari masing-masing Servis Level terkait berbagai topik terkait pelaksanaan operasional teknis pemeliharaan.

Layanan Update Software

Update berarti pemutahiran sistem untuk memperbaiki kinerja yang disepakati dalam kontrak atau peningkatan dari fitur yang telah disepakati dalam kontrak. Pemutahiran perangkat lunak disediakan tanpa biaya oleh pemasok dalam kurun waktu garansi.

Layanan Upgrade Software

(30)

Layanan Servis Level 1 (SL 1)

SL 1 adalah layanan pendukung teknis di lokasi pelaksanan proyek, Dukungan layanan SL 1 biasanya mencakup instalasi dan perawatan yang digabung dengan deteksi kegagalan dan perbaikan minor melalui pertukaran komponen dasar menggunakan suku cadang yang tersedia.

Layanan Servis Level 2 (SL 2)

SL 2 adalah pendukung tim SL 1 di tingkat regional dalam hal ini SL2 dilaksanakan oleh Ditributor di Indonesia dalam rangka mendukung secara teknis apabila pelaksana SL1 mengalami kesulitan dalam pemecahan masalah atau gangguan.

Layanan Servis Level 3 (SL 3)

SL 3 adalah layanan support teknis yang dilakukan oleh Pabrikan apabila terdapat gangguan atau permasalahan yang tidak dapat dipecahkan oleh pelaksana SL2. Dimana waktu respons dalam pelaksanaan Servis SL3 tergantung pada tingkat kesulitan masalah yang dihadapi.

Technical Service Level 1 (Local Level)

Technical Service Level 1 (SL1) dapat dilaksanakan oleh :

 Mitra yang telah dilatih dan ditunjuk oleh pabrikan atau

 Staf teknis pelanggan yang telah ditraining sebelumnya oleh pabrikan.

Dalam kasus pengadaan alat laboratorium di STPI Curug ini, SL 1 dilaksanakan oleh PT. Medco Indosa Engineering meskipun nantinya secara bertahap dapat dilakukan sendiri oleh staf teknis STPI Curug setelah ditraining dan sanggup dengan sendiri untuk menjalankan SL1.

Prerequisites untuk Technical Support SL 1

(31)

 Elemen alat laboratorium yang dibangun telah dijaga oleh enduser dalam kondisi operasi yang direkomendasikan (temperatur, kelembaban, bebas dari gangguan binatang, ruangan perangkat, dsb) dan standar serta ketentuan yang berlaku;

 Semua aktivitas O&M dilakukan oleh spesialis yang sesuai, terlatih, berkualifikasi dan berpengalaman yang telah dilatih oleh pabrikan untuk metoda O&M yang relevan bagi perangkat. Dilarang pihak yang sebelum belum pernah di training resmi oleh pabrikan melakukan setting dan konfigurasi alat;

 Semua informasi dan gejala yang relevan yang diminta oleh staf layanan yang bertugas, manakala memerlukan bantuan untuk penyelesaian problem, harus disediakan.

 Buku catatan, back up, dan/atau data yang sebelumnya telah dikirimkan, yang bisa diperlukan untuk pembebasan kegagalan, harus disediakan.

 Modifikasi yang telah dikirimkan harus disertakan dalam kurun 3 hari sejak penerimaan.

 Semua dokumentasi dan instruksi manual harus diupdate berdasarkan pasokan mutakhir dari update dokumentasi.

 Dial jauh dalam fasilitas harus disediakan jika diminta oleh staf layanan yang bertugas. Misalnya kebutuhan koneksi remote untuk trouble solve.

Preventive Maintenance Tasks SL 1

Beberapa kegiatan rutin untuk SL 1 dalam pelaksanaan pemeliharaan diantaranya adalah :

 Penggantian filter (perawatan rutin);

(32)

 Cek suku cadang untuk pengecekan ketersediaan dan fungsionalitasnya;

 Cek untuk fungsional dari infrasrtruktur transports

 Cek dokumentasi di lokasi (site) yang tersedia dan mutakhir;

 Test alarm yang relevan untuk fungsionalitas

 Test sistem status umum (perawatan rutin)

 Kontrol kondisi lingkungan di masing-masing site (cek random) atau masing-masing koordinator wilayah membuat pengecekan berkala;

 Optical inspeksi terhadap :

o Struktur menara (tower)

o Earthing and Grounding Equipment;

o Antenna

o Kondisi catu daya

o Kondisi UPS

o Kondisi Battery

o Kondisi Kabel

 Cek sistem pendinginan dan pembersihan jika diperlukan.

Corrective Maintenance Tasks SL 1

 Cek/konfirmasi sistem alarm & indikasi dilaporkan oleh operator

 Penggantian di tempat dari komponen perangkat keras yang tidak berfungsi

o Deteksi dan identifikasi dari komponen yang rusak

o Lokalisasi dari suku cadang yang diperlukan

o Instalasi dari kompnen perangkat lunak ke dalam suku

cadang sebagaimana diperlukan

(33)

o Testing fungsi elemen jaringan untuk menjamin bahwa

problem telah diselesaikan

o Cek fungsi jaringan transport

o Ungkapkan keluhan teknis dengan deskripsi detail dari SL 2

o Berikan log file yang relevan yang diminta yang

mengandung ketidakberesan tak teratur kepada SL 2 untuk analisis lebih lanjut

o Dukung dengan set up untuk akses jauh jika diperlukan

o Kumpulkan dan kirimkan informasi tambahan untuk analisis

kegagalan kepada SL 2 sebagaimana diminta

o Sediakan kehadiran di lokasi untuk membebaskan kondisi

darurat kepada SL 2

o Implementasi dari pesan/label yang dikirim terhadap laporan

kegagalan

 Tempelkan/gantungkan label/pesan secara berurutan pada elemen jaringan (NE) setelah implementasi pada satu NE oleh SL 2.

Technical Service Level 2 (Regional Level)

Technical Service Level 2 (SL2) dapat dilaksanakan oleh :

 Representative office

 Mitra Pabrikan yang sudah dilatih

 Staf teknis customer yang telah menempuh pelatihan untuk servis Level 2 (SL2)

(34)

melakukan investigasi/penyelesaian kegagalan kedua dengan menganalisis sifat dari keluhan sebagaimana dilaporkan oleh SL 1 and membantu mereka dalam memperbaiki kondisi kegagalan. Staf Sl 2dapat mengontak SL 3 untuk minta bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan problem jika perlu.

Prerequisites untuk Technical Support SL 2

Agar pelaksanaan layanan SL 2 berjalan lancar, maka pihak pelaksana SL 1 harus melaksanakan dan menjamin :

 Semua informasi dan gejala yang relevan yang diminta oleh staf layanan yang bertugas, manakala memerlukan bantuan untuk penyelesaian problem, harus disediakan.

 Buku catatan, back up, dan/atau data yang sebelumnya telah dikirimkan, yang bisa diperlukan untuk pembebasan kegagalan, harus disediakan.

 Modifikasi yang telah dikirimkan harus disertakan dalam kurun 3 hari sejak penerimaan.

 Semua dokumentasi dan instruksi manual harus diupdate berdasarkan pasokan mutakhir dari update dokumentasi.

 Dial jauh disediakan dalam fasilitas.

Preventive Maintenance Tasks SL 2

Beberapa kegiatan rutin untuk SL 2 dalam pelaksanaan pemeliharaan diantaranya adalah :

 Memiliki kemampuan yang sama dengan level ketrampilan staf SL 1, yang ditambah dengan:

 Pemahaman konfigurasi perangkat lunak jaringan sebagaimana dipakai oleh pelanggan

 Kemampuan untuk modifikasi konfigurasi perangkat lunak yang ada

 Kemampuan untuk bekerja dengan perintah jauh dari staf SL 3

(35)

 Kemampuan untuk melaksanakan test di seluruh jaringan untuk menjamin penyelesaian problem

 Ketrampilan analisis trafik jaringan

 Mengungkapkan keluhan teknis dengan deskripsi detail kepada SL 3

 Memberikan log file relevan/diminta dengan keanehan yang dicurigai kepada SL 3 untuk analisis lebih lanjut

 Kumpulkan dan kirimkan informasi tambahan untuk analisis kegagalan kepada SL 3 sebagaimana diminta

 Sediakan kehadiran di lokasi untuk membebaskan kondisi darurat kepada Sl 3

 Implementasi dari pesan/label yang dikirim terhadap laporan kegagalan

 Tempelkan/gantungkan label/pesan secara berurutan pada elemen jaringan (NE) setelah implementasi pada satu NE oleh SL 3.

Technical Service Level 3 (Central Level)

Layanan Teknis Level 3 harus dilaksanakan oleh pabrikan.

(36)

Prerequisites untuk Technical Support SL 3

Agar pelaksanaan layanan SL 3 berjalan lancar, maka pihak pelaksana SL 1 dan SL 2 harus melaksanakan dan menjamin bahwa pada pelaksanaan SL1 dan SL2 telah memenuhi persyaratan yang ditentukan dan mengijinkan untuk SL3 melaksanakan pekerjaannya.

Corrective Maintenance Tasks SL 3

Beberapa kegiatan rutin untuk SL 3 dalam pelaksanaan pemeliharaan diantaranya adalah :

 Sama dengan level ketrampilan staf SL 1 dan SL 2, yang ditambah dengan:

 Pemahaman konfigurasi perangkat lunak jaringan sebagaimana dipakai oleh pelanggan

 Kemampuan untuk membuat konfigurasi baru perangkat lunak

 Kemampuan untuk bekerja dengan perintah jauh dari staf Pabrikan

 Pengetahuan untuk prosedur dan metoda optimisasi jaringan

 Kemampuan untuk melaksanakan test di seluruh jaringan untuk menjamin penyelesaian problem

 Kemampuan untuk menggunakan akses jauh untuk mendapat informasi tambahan

 Ketrampilan analisis trafik jaringan

 Ketrampilan integrasi produk baru jaringan non-core

 Mengungkapkan keluhan teknis dengan deskripsi detail kepada Pabrikan

 Memberikan log file relevan/diminta dengan keanehan yang dicurigai kepada R&D untuk analisis lebih lanjut

Operational Support :

Dalam Dukungan Operasional, BMF (SL 3) akan menyediakan layanan kepada STPI Curug sebagai berikut:

(37)

 On-Call Support

 Fault Report Processing

Deskripsi dari layanan ini dan pertanggungjawaban yang dilakukan oleh BMF dibawah layanan ini dijelaskan dalam dokumen :

 Operational Support Procedures : Emergency Support

 Operational Support Procedures : On Call

 Operational Support Procedures : Fault Report Processing

9. PROSEDUR EMERGENCY SUPPORT

Emergency Service

Dalam kejadian terjadinya masalah operasi yang akut dan berbahaya, sebagai contoh, ketersediaan sistem dalam kondisi terganggu secara serius, Layanan Darurat akan menyediakan dukungan 24 jam yang handal dalam setiap hari, dalam 365 hari setahun. Layanan darurat akan membantu tem SL2 regional dalam memulihkan operasi dari sistem yang mengalami darurat secepat-cepatnya.

Ahli SL3 akan menggunakan alat diagnosa yang canggih, termasuk akses jarak jauh, untuk membentu penelaahan dan penyelesaian problem yang dilaporkan. Layanan darurat tersedia melalui nomor layanan darurat, yang disediakan pada setiap kontrak.

Indicative Timelines for response and settling timelines

Indikasi jangka waktu pelayanan dalam kondisi emergency adalah sebagai berikut :

Layanan darurat

Ketersediaan:

Mencakup darurat SL2 pada pendukung di lokasi, jika diperlukan

24 jam sehari, 365 hari, di Jerman

(38)

Waktu eskalasi SL3 ≤ 6 jam Waktu provisi solusi 5 hari

10. PROSEDUR ON CALL SUPPORT

On Call Support

Dengan pendukung On-Call teknisi SL2 akan mengirim email atau fax pendukung on-call dan pertanyaan mereka akan masuk ke dalam database problem. Seorang ahli (SL3) akan mengirim email atau fax konfirmasi kepada SL2 dengan mencantumkan nomor referensi tentang isu tertentu. Pertanyaan akan dicatat dengan prioritas dan akan dipecahkan dan dijawab secara kompeten dalam waktu tertentu. Ahli SL3 akan tetap siaga sampai pertanyaan diselesaikan secara lengkap.

Pendukung on-call beroperasi selama jam kerja (9.00 sampai 17.30). Pengguna akan melaporkan keluhan mereka melalui teknisi ahli SL2. Untuk setiap permintaan bantuan, teknisi SL2 akan mendukung BMF dengan informasi berikut:

 Nama dan detail kontak orang yang meminta bantuan

 Nama pelanggan

 Nama dari orang yang ditunjuk melakukan kontak lengkap

dengan nomor telefon, fax, dan email.

 Relevansi keluhan terhadap jaringan (tingkat prioritas)

 Komponen sistem atau elemen jaringan yang dikeluhkan

 Deskripsi detail dari situasi yang mengandung:

o Waktu awal kejadian pertama kali dideteksi

(39)

o Tipe dari perangkat keras/lunak yang digunakan yang

secara spesifik: versi perangkat lunak (PV) dan versi konfigurasi yang digunakan.

o Deskripsi detail dari perkiraan yang telah dilakukan

untuk menyelesaikan problem serta dampak dari penyelesaian tersebut

o Pencatatan pesan yang persis dari alarm

o Status dari sistem

o Perubahan/modifikasi pada sistem yang telah

dilakukan (seperti perubahan data base, update perangkat keras/lunak, aktivasi/deaktivasi fitur)

o Faktor eksternal yg sudah berubah atau yang

berpengaruh pada situasi

o Catatan masa lalu tentang situasi serupa serta hasil

yang pernah terjadi

o Penjelasan lain yang relevan dengan situasi

Jangka waktu yang diperlukan untuk kejadian serupa akan mengecil jika catatan log dari komponen yang mengalami problem dikomunikasikan juga.

(40)

Ahli menganalisis keluhan dan menyediakan solusi akhir dengan rencana waktu. Hal ini tida dengan serta merta mencakup koreksi terhadap kerusakan perangkat keras/lunak yang bisa terdeteksi ketika pemrosesan keluhan. Dalam kasus seperti itu keluhan akan dianggap terselesaikan dan kerusakan akan diselesaikan sebagai laporan kerusakan melalui Proses Laporan Kerusakan.

Setiap keluhan yang ditujukan ke Pabrikan dalam layanan ini diklasifikasikan berdasarkan prioritas dan bergantung pada prioritas tersebut, staf SL2 akan respons dari Pabrikan . Prioritas dipengaruhi oleh kepentinagn dan urgensi dari keluhan. Pemberian tingkat prioritas dibuat dengan dasar relevansi dari kerusakan terhadap operasi jaringan.

Prioritas Kerusakan

Prioritas 1.

Keluhan yang terkait dengan problem serius pada operasional.

Contoh berikut terkait dengan kejadian Prioritas 1:

 Problem yang mengancam terjadinya peningkatan kondisi

darurat

 Terjadinya kegagalan/keterbatasan layanan

 Kegagalan pada fitur yang penting

Prioritas 2.

Keluhan yang terkait dengan problem yang tidak serius pada operasional atau pada keluhan teknik.

Contoh berikut terkait dengan kejadian Prioritas 2:

 Pelanggan komplain tentang adanya gangguan

(41)

Prioritas 3.

Dapat dikategorikan sebagai keluhan yang bersifat umum.

Contoh berikut terkait dengan kejadian Prioritas 3:

 Permintaan informasi

 Pertanyaan tentang prosedur dan konsep.

Jangka Waktu Respons dan Jangka Waktu

Penyelesaian

Jangka waktu respon dan penyelesaian pemerliharaan untuk jenis On-Call Support adalah :

On Call Support

Waktu respons pertama terhadap keluhan dan permintaan teknikal

Prioritas 1 4 – 6 jam

Prioritas 2 3 hari

Prioritas 3 5 hari

Target waktu jawaban terhadap keluhan dan permintaan

Prioritas 1 2 hari

Prioritas 2 5 hari

Prioritas 3 4 hari

11. PROSEDUR FAULT REPORT PROCESSING

Pemrosesan Laporan Kegagalan

Ketika kejadian problem yang dilaporkan oleh staf SL2 didiagnosa untuk memerlukan modifikasi pada perangkat keras/lunak, maka BMF akan:

 Melaksanakan uji coba pada fasilitas test

 Menyiapkan laporan kegagalan untuk tim SL2 regional

 Berkolaborasi dengan SL2 untuk menyatakan release waktu dari modifikasi

(42)

 Release modifikasi kepada staf SL2 bersamaan dengan prosedur pemasangan kalau diperlukan

 Membantu staf SL2 melalui telefon/fax/email ketika meeka memasang modifikasi di lokasi

 Membantu staf SL2 ketika menguji bahwa problem yang dilaporkan telah diselesaikan;

 Memelihara inventori dari modifikasi yang dipasangkan

Waktu Respons dan Penyelesaian

Keluhan dari SL2 akan diproses dalam waktu respons dan waktu penyelesaian yang didefinisikan dan bebas dari prioritas. Akibat dari banyak hal yang dikeluhkan, nilai dari waktu penyelesaian mengacu pada keluhan dari kompleksitas rata-rata dan menggunakan 90 % dari semua keluhan. Jika tingkat kesulitan keluhan menimbulkan bahwa keluhan tidak dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang didefinisikan, Pendukung On-Call akan menyelesaikan keluhan secepat mungkin dengan segala upaya yang memungkinkan. Solusi terbaik akan disediakan jika dapat dilakukan. SL2 bebas mengumumkan setiap pertanyaan mengenai sistem yang tercakup dalam kontrak, dimana studi komprehensif dapat diperlukan dalam kasus tertentu untuk mendapatkan solusi final. Pada keadaan demikian, Pendukung On-Call dan teknisi SL2 dapat bersepakat dalam waktu penyelesaian khusus yang mencerminkan tingkat kesulitan tertentu pada suatu keluhan.

Prioritas Kegagalan (Fault Priorities)

Setiap laporan kegagalan diberikan prioritas yang didasarkan kepada kriteria definisi berikut:

PRIORITAS DEFINISI CONTOH

(43)

Problem perangkat keras/lunak yang bereskalasi menimbulkan keterbatasan/kegagalan

operasional. Akibatnya menimbulkan ketersediaan yang menurun secara signifikan 2 Kegagalan Minor (Minor Fault)

Problem perangkat keras/lunak yang menimbulkan keterbatasan/kegagalan operasi dan layanan, namun tidak mempengaruhi fungsi utama dari sistem

 Fitur tertentu tidak bekerja  Laporan kegagalan yang

Problem perangkat keras/lunak, yang menimbulkan ketidaknyamanan, namun tidak mempengaruhi fungsi dari sistem

Jangka Waktu Respons dan Jangka Waktu

Penyelesaian

Berikut indikasi waktu respons dan jangka waktu penyelesaian. Hal ini sebatas indikasi, tepatnya dapat disesuaikan dengan keinginan pelanggan yang nanti dituangkan dalam kontrak kerjasama.

Pemrosesan laporan kegagalan

Respons pertama terkait dengan prioritas : Major

Minor

Target waktu

≤ 7 hari ≤ 14 hari Respons final terkait dengan prioritas :

Major Minor

Target waktu

≤ 15 hari ≤ 30 hari Perbaikan kegagalan perangkat keras/lunak

(44)

12. PROSEDUR PENYEDIAAN ALAT CADANGAN

Penggunaan Spare Part

Dalam penawaran ini juga disampaikan komponen spare part yang digunakan untuk antisipasi dalam menghadapi kegagalan sistem atau kerusakan alat. Prosedur penggunaannya adalah, pada saat adanya keluhan dari pelanggan dan kemudian direspon oleh pelaksana SL1 dan SL2 dan ternyata alat tidak dapat diperbaiki, maka pada saat itu dengan respon waktu yang singkat dilaksanakan pergantian spare part.

Pemberian Pinjaman Alat

Dalam kasus ternyata yang dianggap rusak adalah satu sistem dan dianggap sangat urgen dan emergency dan ternyata setelah dilaksanan perbaikan butuh waktu yang lama, , maka sambil menunggu perbaikan alat, maka pihak PT. Medco Indosa Engineering akan meminjamkan alat kepada STPI Curug untuk digunakan sambil menunggu perbaikan perangkat yang dilakukan pabrik.

13. PROSEDUR PELAKSANAAN TRAINING

Biaya training sudah termasuk biaya transportasi luar negeri, tiket pesawat, travel insurance, penginapan, biaya lisensi training, sertifikat, materi training.

Pelaksanaan training dilaksanakan di Pabrikan, dengan rincian training yang akan dilaksanakan adalah :

 Training instalasi

 Training troubleshooting

Referensi

Dokumen terkait

Tampak bahwa film tipis GaAs yang ditumbuhkan dengan temperatur penumbuhan 560 o C (sampel #1) memiliki struktur amorf sedangkan puncak bidang (400) yang

Keberadaan kadmium yang sangat tinggi pada daging ikan sapu-sapu dari stasiun ini terutama sangat dipengaruhi oleh habitat ikan sapu- sapu yang hidupnya pada

Berdasarkan permasalah dan keunggulan metode Know-Want-Learn (KWL) di atas, penulis tertarik ingin melakukan suatu penelitian tindakan sebagai upaya dalam melakukan perbaikan

Keluaran dari penelitian ini adalah terpilihnya mata rantai turunan sawit yang potensial dikembangkan dari hulu hingga hilir yaitu CPO untuk produk hulu, olein untuk

Pasokan daya listrik pada sistem distribusi primer (20 kV) pada gardu-gardu distribusi didapat dari sistem penyaluran 150 kV melalui trafo tenaga yang berfungsi sebagai trafo

Berdasarkan hasil analisis regresi, faktor yang mempengaruhi minat kelompok wanita tani (KWT) pada pertanian perkotaan melalui budidaya sayuran secara vertikultur dapat

Data berupa nomer rekam medik, nama, umur, penegakkan diagnosa, diagnosa utama, penyakit penyerta, jenis terapi yang diberikan (pembedahan, radioterapi, kemoterapi,

Untuk kelas yang mengguna- kan model pembelajaran konven- sional indikator paling tinggi yang dicapai oleh peserta didik juga pada indikator (2), yaitu sebesar