• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN INDONESIA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN

Penanganan Panen dan Pasca Panen Pembenihan Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal)

Disusun oleh :

Aliriza Hamonangan M. 26010213140055 Latifah Aprilliana M. 26010213120026

Gini Pringgowati 26010213120033

Virna Novita 26010213140045

Asep Rohman 26010213140050

Indira Pagestyastuti 26010213140054 GP Mahara Pranandhira 26010213140060 Lidia Christi Adventia S. 26010213140079

Mulat Subekti 26010213140083

Nindya Kharisma M. 26010213140092

Ziadah Alfath 26010213130095

Ardita Rahmat Tri P. 26010213140101

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Ikan bandeng merupakan salah satu ikan konsumsi yang hidup tersebar diseluruh tropik Indo Pasifik dan daerah penyebarannya di Asia meliputi perairan sekitar Myanmar, Thailand, Vietnam, Malaysia dan Indonesia. Indonesia merupakan daerah penyebaran bandeng yang telah diketahui meliputi perairan pantai timur Sumatera, utara Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali dan Nusa Tenggara. Ikan bandeng termasuk salah satu jenis ikan ekonomis penting karena permintaan pasokan domestik yang cukup tinggi disamping kandungan gizinya yang tinggi. Bandeng juga telah menjadi komoditas yang memiliki tingkat konsumsi yang tinggi terutama di daerah Jawa dan Sulawesi Selatan, sehingga meningkatkan kontribusi cukup besar bagi peningkatan gizi masyarakat (Vatria, 2012).

Menurut Saanin (1968), klasifikasi ikan bandeng (Chanos chanos Forsk) adalah sebagai berikut.

Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Sub phylum : Vertebrata Class : Pisces Sub class : Teleostei Ordo : Malacopterygii Famili : Chanidae Genus : Chanos

(3)

Gambar 1. Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk)

Kandungan gizi ikan bandeng menurut Kurniawan dkk (2012), adalah sebagai berikut. dalam negeri, namun melihat potensi dan prospek yang ada, tidak tertutup kemungkinan untuk dikembangkan sebagai komoditas ekspor. Ikan bandeng juga digunakan sebagai umpan hidup bagi penangkapan tuna karena kualitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa jenis ikan lainnya. Berdasarkan beberapa pertimbangan di atas, ikan bandeng merupakan salah satu komoditas penting dalam dunia budidaya.

(4)

mortalitas yang cukup tinggi disebabkan oleh stres dan kerusakan fisik karena kesalahan penanganan selama persiapan dan masa transportasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diperoleh rumusan masalah diantaranya sebagai berikut.

1. Bagaimanakah proses penanganan panen benih ikan bandeng ? 2. Bagaimanakah proses perlakuan pasca panen benih ikan bandeng ?

1.3 Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini diantaranya sebagai berikut.

1. Mengetahui metode pemanenan benih ikan bandeng dan ikan bandeng produksi yang tepat, dan efektif.

2. Mengetahui perlakuan pasca panen yang tepat, terutama aspek transportasi agar benih ikan bandeng dan ikan bandeng produksi sampai kepada konsumen dengan kondisi baik.

(5)

2.1 PEMANENAN BENIH BANDENG

Benih bandeng (nener) merupakan salah satu sarana produksi yang utama dalam usaha budidaya bandeng di tambak. Perkembangan teknologi budidaya bandeng di tambak dirasakan sangat lambat dibandingkan dengan usaha budidaya udang. Faktor ketersediaan benih merupakan salah satu kendala dalam menigkatkan teknologi budidaya bandeng. Selama ini produksi nener alam belum mampu untuk mencukupi kebutuhan budidaya bandeng yang terus berkembang, oleh karena itu peranan usaha pembenihan bandeng dalam upaya untuk mengatasi masalah kekurangan nener tersebut menjadi sangat penting.

2.1.1 PANEN

1) Panen dan Distribusi Telur.

Gambar 2. Panen Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk)

(6)

dengan cara meningkatkan salinitas air sampai 40 ppt dan menghentikan aerasi. Telur yang baik terapung atau melayang dan yang tidak baik mengendap. Persentasi telur yang baik untuk pemeliharaan selanjutnya harus lebih dari 50 %. Kalau persentasi yang baik kurang dari 50 %, sebaiknya telur dibuang. Telur yang baik hasil sortasi dipindahkan kedalam pemeliharaan larva atau dipersiapkan untuk didistribusikan ke konsumen yang memerlukan dan masih berada pada jarak yang dapat dijangkau sebelum telur menetas ( ± 12 jam).

2) Distribusi Telur.

Gambar 3. Distribusi dan telur Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk)

Pengangkutan telur dapat dilakukan secara tertutup menggunakan kantong plastik berukuran 40x60 cm, dengan ketebalan 0,05 – 0,08 mm yang diisi air dan oksigen murni dengan perbandingan volume 1:2 dan dipak dalam kotak styrofoam. Makin lama transportasi dilakukan disarankan makin banyak oksigen yang harus ditambahkan. Kepadatan maksimal untuk lama angkut 8 – 16 jam pada suhu air antara 20 – 250 C berkisar 7.500-10.000 butir/liter. Suhu air dapat dipertahankan tetap rendah

dengan cara menempatkan es dalam kotak di luar kantong plastik. Pengangkutan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mencegah telur menetas selama transportasi. Ditempat tujuan, sebelum kantong plastik pengangkut dibuka sebaiknya dilakukan penyamaan suhu air lainnya. Apabila kondisi air dalam kantong dan diluar kantong sama maka telur dapat segera dicurahkan ke luar.

(7)

Pemanenen sebaiknya diawali dengan pengurangan volume air, dalam tangki benih kemudian diikuti dengan menggunakan alat panen yang dapat disesuaikan dengan ukuran nener, memenuhi persyaratan hygienis dan ekonomis. Serok yang digunakan untuk memanen benih harus dibuat dari bahan yang halus dan lunak berukuran mata jaring 0,05 mm supaya tidak melukai nener. Nener tidak perlu diberi pakan sebelum dipanen untuk mencegah penumpukan metabolit yang dapat menghasilkan amoniak dan mengurangi oksigen terlarut secara nyata dalam wadah pengangkutan.

Hal yang harus diperhatikan dalam pengangkutan : 1. Kondisi nener dan kebutuhan oksigen

Beberapa faktor tersebut, masih ada dua hal penting yang harus diperhatikan dalam pengangkutan nener yaitu :

1. Pengangkutan harus dilakukan pada saat kondisi cuaca sejuk.

2. Pengangkutan yang tepat dapat mencegah terjadinya perubahan airmedia menjadi buruk akibat ekskresi nener.

3. Wadah sebaiknya diisi air sebanyak 70-80% saja.

4. Setelah sampai tujuan , nener langsung di aklimatisasi pelan-pelan.

Kegiatan pengemasan dan pengantongan nener umumnya dilakukan dari unit pembanihan bandeng atau panti benih ke petambak yang memiliki fasilitas pemeliharaan nener.pengantongan nener biasanya dilakukan menggunakan kantong plastik yang diisi oksigen. Adapun pengaangkutan nener bandeng dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

(8)

Gambar 4. Pengangkutan system Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk)

Cara ini, umumnya tidak menggunakan oksigen sebagai wadahnya digunakan ember plastik. Cara pengangkutan seperti ini hanya dilakukan dengan jarak dekat atau memerlukan waktu angkut yang singkat.

2. Pengangkutan sistem tertutup

Gambar 5.

Pengangkutan sistem tertutup Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk)

(9)

Jika persiapan pengangkutan telah selesai dikerjakan, nener dapat diangkut untuk dihantarkan ke tempat tujuan. Pengangkutan antar pulau yang memerlukan waktu lebih dari 16 jam perlu dilakukan penambahan oksigen ataupun pergantian air. Kualitas air harus diperhatikan, karena jika kualitas air menurun, maka akan menyebabkan stres bahkan akan berakibat kematian pada nener yang diangkut nener atau benih yang biasa diangkut atau siap untuk di panen berkisar 5-7 cm.

2.2 Pemanenan Ikan Bandeng

Setelah melakukan pemeliharaan selama 4-6 bulan, atau setelahukuran panen yang diinginkan/ukuran pasar tercapai, ikan dipanen.Ukuran panen tersebut berkisar antara 150-300 gram per ekor.Pengelolaan pemanenan bandeng pada dasarnya ditujukan untuk :

1.Menangkap seluruh ikan dalam waktu yang relatif singkat 2.Mendapatkan hasil panen dalam keadaan mati segar serta tidak

banyak mengalami kerusakan fisik, seperti memar-memar, sisik lepasdan kotor/berlumpur. Kesegaran ikan dapat dilihat dari penempilanikan yang tidak terlalu jauh beda dri ikan yang masi hidup, sertabadannya lemas tidak kaku.Untuk mencapai keadaan diatas ada beberapa hal yang perludiperhatikan sehubungan dengan pemanenan ini, yakni menetapkan saat panen yang tepat,mempersiapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan, cara melaksanakan pemanenan dan menangani hasil panen yang baik.

(10)

alat yang dperlukan selama pemanenan dan selama penangananhasil.Cara pemanenan ada 2 macam yakni pemanenan penjarangan danpemanenen total. Panen penjarangan diakukan ketika tambak masih adaair, sedangkan panen total dilakukan melalui pengurasan air tambak.Peralatan yang digunakan adalah :

1. Alat tangkap yaitu alat yang digunakan untuk menangkap ikan secara langsung. Jenis alat antara lain serokan atau seser (scoopnet) jala dan jaring. Alat untuk menangkap udang liar adalah prayang (bubu).

2. krey/wide, yakni alat bantu untuk menggiring bandeng agarberkumpul di satu tempat biasanya sekat pintu air

3. Alat penampung sementara, yang juga digunakan untuk mengangkuthasil panen jarak dekat ke tempat penempungan akhir danpengemasan, seperti box plastik, ember, baskom, atau drum plastik

4. Timbangan untuk mengetahui hasil panen

5. Bahan-bahan, seperti air untuk menghilangkan lumpur dari tubuh ikan, es untuk pengangkutan,

Pemanenan dilaksanakan sebagai berikut : 2.2.1 Pemanenan penjarangan

(11)

jalaatau jaring secara berulang-ulang.Segera ikan yang tertangkapdimasukkan ke dalam tempat penampungan sementara.Panen dilakukan untuk meringankan pekerjaan pada saat panentotal, karena ikan yang dipanen berkurang.Panen ini juga bermanfaatuntuk mendapatkan hasil tangkap yang berkualitas baik, karenaditangkap dalam keadaan hidup, sehingga masa kesegaran ikanlama/tidak cepat busuk, bahkan bisa diupayakan hidup hingga di tangankonsumen.Pemanenan penjarangan tidak biasa dilakukan jika ikan yangdipelihara tidak banyak atau hasil panen penjarangan terlalu sedikit,sehingga tanggung untuk diangkut atau dijual.

2.2.2 Pemanenan Total

Pemanenan total dilakukan melalui pengeringan tambak danpenangkapan seluruh ikan yang ada. Pelaksanaannya dimulai dengan pengeluaran air tambak, ketika air laut sedang surut, hingga air tambak hanya tersisa pada saluran dasar.Setelah itu pada caren di bagian ujungtambak di pasang sepasang wide atau krey.Wide ini berfungsi untuk menggiring bandeng agar berkumpul dan terkonsentrasi pada arealtertentu, sehingga mudah ditangkap. Wide yang satu digerakkan ke arahkiri dan yang lainnnya ke arah kanan, semuanya mengarah ke tempat penangkapan, yaitu di bagian caren yang berada di depan pintu air .Selagi wide ini digerakkan ikan bandeng dan ikan rucah(terutama udang liar dan ikan-ikan yang lemah/mati) yang berkumpul sekitar wide sudah mulai ditangkap.Alat yang digunakan berupaserokan, atau dengan tangan langsung.Oleh karena itu harus ada orang yang bertugas menangkap ikan, selain yang menggerakkan wide.

Penangkapan yang lebih intensif dilakukan ketika kumpulan ikan sudah terkonsentrasi di sekitar pintu air. Ikan yang tertangkap dikumpulkan dalam satu tempat. Ikan harus diupayakan agar segera mati, tidak membiarkannya melompat-lompat, agar fisik ikan tidak rusak dan kesegaran ikan lama. Pada pemanenan total biasanya semua jenis ikan bercampur dan diseliputi

lumpur. Lumpur ini segera dibersihkan dan jenis ikan disortir.Satu jenis ikan dikumpulkan terpisah dari jenis lainnya.

(12)

dan kesegaran ikan lama. Padapemanenan total biasanya semua jenis ikan bercampur dan diseliputi lumpur. Lumpur ini segera dibersihkan dan jenis ikan disortir.Satu jenis ikan dikumpulkan terpisah dari jenis lainnya.

Kegiatan akhir dari pemanenan adalah mengecek hasil panen,yaitu dengan menimbang dan menghitung jumlah bandeng yang berhasildipanen. Dengan menggunakan data sewaktu kita menebar nener dandata sewaktu panen, kita bisa mengetahui berapa produksi, kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan bandeng untuk tiap kalipanen, yaitu :

Produksi kotor =

Produksi bersih =

Kelangsungan hidup =

Pertumbuhan =

Keterangan :

Bt= Berat total ikan saat panen (kg) B0= Berat ikan saat tebar (Kg)

Nt= Jumlah ikan yang dapat dipanen panen (ekor) N0= Jumlah ikan saat tebar (ekor)

(13)

W0= berat rata-rata seekor ikan saat tebar (gram) t = Lama pemeliharaan (hari)

Setelah masa pemeliharaan 4 bulan ikan bandeng mencapaiukuran 150-200 gram dan produksi kotornya mencapai 400-700 kg permusim

2.2.3 Pasca Panen Ikan Bandeng

Setelah panen dengan menggunakan jaring dan dimasukkan kedalam blung dan apabila bandeng dipanen pada pada siang maupun sore hari maka bandeng akan diawetkan dengan menggunakan es balokdan dijual pada malam hari ataupun pada dini hari dan apabila panennya pada malam hari atau pada dini hari maka ikan bandeng akan bisa langsung dijual.Cara penjualan ikan bandeng ini bisa berbagai macam bisa dijual langsung kepasar ataupun dengan memanggil bakul ikan maka ikan tersebut akan diambil oleh bakul ikan dan upah penjualan itu biasanya dengan menggunakan komisi.

2.2.4 Pengemasan dan Pengangkutan Ikan Bandeng

(14)

denganmenyemprotkan air bersih ke atas tumpukan ikan bandeng tersebut,hingga kotoran hanyut. Bakteri yang terdapat pada lumpur yang melekat pada tubuh ikan jika dibiarkan akan mempercepat proses pembusukantubuh ikan.Ikan yang sudah bersih dipersiapkan untuk proses pengemasan.Pada proses ini pertama-tama ikan dimasukkan ke dalam wadah angkutyang berupa keranjang, drum atau tong plastik. Selanjutnya suhu didalam wadah angkut diupayakan sedingin mungkin, agar kerja enzim didalam tubuh ikan dan bakteri yang berperan dalam pembusukan terhambat.Caranya adalah dengan memasukkan butiran es atau escurah kedalam wadah angkut.Es ini ditempatkan diantara lapisan-lapisan ikan. Es yang paling baik dilakukan yaitu 1 kg es untuk satu kg ikan (perbandingan1:1). Makin kecil perbandingan esdengan ikan makin tinggi suhu pegangkutan dan makin cepat esmeleleh, seperi terlihat pada tabel 1 di bawah ini :

Perbandingan es mengalami gangguan di perjalanan. Penundaan masapengangkutan yang disebabkan kendaraan mogok akan berakibatkepada penurunan kualitas ikan

(15)

3. Waktu tempuh harus benar-benar diperhitungkan agar ikan bias sampai di tempat pemasaran pada saat yang tepat, yakni subuh ataupaling lambat pagi hari.

Setelah ikan sampai ditujuan, ikan dibongkar dari wadah pengangkutan untuk dijajakan ke konsumen atau disimpan dulu di dalam wadah penyimpanan baru dengan menempatkan ikan diantara lapisan-lapisan es yang baru atau disimpan dalam wadah yang dilengkapi denganpendingin ruangan (freezer).

BAB III KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh dalam Penanganan Panen dan Pasca Panen Pembenihan Ikan Bandeng (Chanos chanos) adalah sebagai berikut :

(16)

persyaratan hygienis dan ekonomis, dan untuk pemanenan ikan bandeng produksi saat panen sebaiknya dilakukan pengecekan ukuran/berat bandeng, pemanenan dilakukan setelah ukuran yang di inginkan terpenuhi.

2. Pengangkutan benih dapat dilakukan dengan cara sistem terbuka dan tertutup. Pada sistem terbuka umumnya tidak menggunakan oksigen, sebagai wadahnya digunakan ember plastik. Cara pengangkutan seperti ini hanya dilakukan dengan jarak dekat atau memerlukan waktu angkut yang singkat, dan pada sistem tertutup menggunakan oksigen dan dapat dilakukan pengangkutan dalam jarak jauh atau pun antar pulau. Pengangkutan antar pulau yang memerlukan waktu lebih dari 16 jam perlu dilakukan penambahan oksigen ataupun pergantian air, karena jika kualitas air menurun, maka akan menyebabkan stres bahkan akan berakibat kematian pada benih atau nener.

DAFTAR PUSTAKA

(17)

Mansyur, Abdul dan Tonnek S. 2003. Prospek Budi Daya Bandeng dalam Karamba Jaring Apung Laut dan Muara Sungai. Jurnal Litbang Pertanian. Vol. XXII (3). Murtidjo, B.A . 2002. Budidaya Dan Pembenihan Bandeng. Kanisius. Yogyakarta. Raswin, M. M. 2003. Pemanenan dan Pengangkutan Ikan Bandeng. Bidang Budidaya

Ikan Progam Keahlian Budidaya Air Payau.

Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan, Jilid I-II Edisi II. Bogor: Bina Cipta.

Subekti, E, Ahmad,R. 2011. Teknik Budidaya Ikan Bandeng Di Kabupaten Demak. Tarwiyah. 2001. Direktorat Bina Pembenihan, Direktorat Jenderal Perikanan,

Departemen Pertanian. Jakarta.

Vatria, Belvi. 2012. Pengolahan Ikan Bandeng (Chanos chanos) Tanpa Duri. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Rekayasa.

(18)

Gambar

Gambar 1. Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk)
Gambar 2. Panen Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk)
Gambar 3. Distribusi dan telur Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk)
Gambar 4. Pengangkutan system  Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk)

Referensi

Dokumen terkait

Diameter dan Tinggi Reaktor Menurut Peters dan Timmerhaus (1980), overdesign yang direkomendasikan untuk "Continuous Reactor" adalah 20 %.. PERANCANGAN

ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH. SPESIFIK LOKASI

Analisis data yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang tertuang dalam Data di atas menggambarkan bahwa 81,8 % siswa atau sebanyak 36 siswa ada pada kategori KBK siswa kriteria

banyak pengusaha ramen yang masih memiliki keunggulan bersaing dibawah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilihan antibiotik monoterapi untuk kasus ISK pada wanita, pria, dan anak-anak di Rumah Sakit Roemani Semarang Tahun 2009 tidak sesuai

stone column mampu mereduksi lendutan sebesar 25,18 % untuk pembebanan sentris, reduksi lendutan terjadi karena adanya perkuatan pada tanah daasar lunak tersebut, sehingga

Dengan melihat hasil pengujian yang diperoleh, maka pembuatan sistem ini telah memenuhi tujuan awal dari penelitian, yaitu membuat sistem navigasi gedung SMK Pancasila

Reaksi distonia merupakan spasme atau kontraksi involunter satu atau lebih otot skelet yang timbul beberapa menit dan dapat pula berlangsung lama, biasanya