• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PERANAN GREENPEACE INDONESIA DAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PERANAN GREENPEACE INDONESIA DAL"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PERANAN GREENPEACE INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN BEBERAPA KASUS PERUSAKAN LINGKUNGAN DI INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: Organisasi Internasional

Dosen Pengampu: Angga Nurdin R. S.IP.,MA

Disusun oleh:

Wuri Handayani 6211 11 1 028 Chaerina Noor L 6211 11 1 005 Nurul Hikmah L 6211 11 1 033 Andi Firli Riska 6211 11 1 038 Deri Ferdian 6211 11 1 0 Jaja Jajuli 6211 11 1 0 Iqbal Ramadhan 6211 12 1 091

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Di seluruh dunia, hutan-hutan alami sedang dalam krisis. Tumbuhan dan binatang yang hidup didalamnya terancam punah. Dan banyak manusia dan kebudayaan yang menggantungkan hidupnya dari hutan juga sedang terancam. Tapi tidak semuanya merupakan kabar buruk. Masih ada harapan untuk menyelamatkan hutan-hutan ini dan menyelamatkan mereka yang hidup dari hutan.Hutan purba dunia sangat beragam. Hutan-hutan ini meliputi hutan boreal yang merupakan jenis hutan pinus yang ada di Amerika Utara, hutan hujan tropis, hutan sub tropis dan hutan magrove. Hutan-hutan tersebut menjaga sistem lingkungan yang penting bagi kehidupan di bumi serta mempengaruhi cuaca dengan mengontrol curah hujan dan penguapan air dari tanah dan juga membantu menstabilkan iklim dunia dengan menyimpan karbon dalam jumlah besar yang jika tidak tersimpan akan berkontribusi pada perubahan iklim.

Hutan-hutan purba ini adalah rumah bagi jutaan orang rimba yang untuk bertahan hidup bergantung dari hutan-baik secara fisik maupun spiritual. Hutan-hutan ini juga merupakan rumah bagi duapertiga dari spesies tanaman dan binatang di dunia. Yang berarti masa depan ratusan ribu tanaman dan pohon yang berbeda jenis dan jutaan serangga juga tergantung pada hutan-hutan purba.

(3)

dunia nampaknya akan kehilangan ribuan spesies tanaman dan binatang. Tapi ada kesempatan terakhir untuk menyelamatkan hutan-hutan ini dan orang-orang serta spesies yang tergantung padanya.1

Greenpeace merupakan salah satu organisasi yang concern terhadap masalah lingkungan di seluruh dunia. Organisasi ini tersebar di berbagai belahan negara, salah satunya Indonesia. Greenpeace Indonesia telah banyak berkontribusi dalam berbagai macam kasus yang terkait dengan permasalahan yang ada di Indonesia. Kasus yang kami akan bahas dalam makalah ini merupakan kasus-kasus yang terjadi di hutan-hutan Indonesia, seperti pada kasus penyelundupan kayu Merbau di Papua yang di ekspor ke RRC, kasus pencemaran hutan akibat penggunaan kemasan boneka Barbie, dan juga perusakan habitat spesies orangutan di hutan Kalimantan yang merupakan akibat dari perkebunan kelapa sawit.

2. Rumusan Masalah

Bagaimana peranan Greenpeace Indonesia dalam menyelesaikan beberapa kasus perusakan lingkungan yang pernah terjadi di Indonesia?

1 Greenpeace, Melindungi hutan alam terakhir,

(http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/melindungi-hutan-alam-terakhir/),

(4)

BAB II

KERANGKA TEORITIS

1. Pluralisme

Pada dasarnya Hubungan Internasional merupakan interaksi antar aktor suatu negara dengan negara lainnya. Namun, pada kenyataannya Hubungan Internasional tidak terbatas hanya pada hubungan antar negara saja, tetapi adapula aktor-aktor selain negara, hal ini dikemukakan oleh paradigma pluralisme. Dalam konteks ini, paradigma pluralisme menyatakan bahwa aktor-aktor dimana hubungan Internasional tidak saja terdiri dari aktor negara melainkan pula aktor non negara termasuk pula didalamnya societal. Pluralisme merupakan salah satu perspektif yang berkembang pesat. Kaum pluralis memandang Hubungan Internasional tidak hanya terbatas pada hubungan antar negara saja tapi juga merupakan hubungan antar individu dan kelompok kepentingan dimana negara tidak selalu berbagai aktor utama dan aktor tunggal.

Empat asumsi pluralis:2

1. Aktor non-negara memiliki peranan penting dalam politik internasional seperti organisasi internasional, baik pemerintahan maupun non-pemerintah, MNC’s, kelompok ataupun individu.

2. Negara bukanlah unitary actor/aktor tunggal, karena aktor-aktor lain selain negara juga memiliki peran yang sama pentingnya dengan negara dan menjadikan negara bukan satu-satunya aktor.

2 Eletronik library, Jurnal hubungan internasional,

(http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=32975), diakses pada tanggal 07

(5)

3. Negara bukan aktor rasional. Dalam kenyataannya pembuatan kebijakan luar negeri suatu negara merupakan proses yang diwarnai konflik, kompetisi, dan kompromi antar aktor di dalam negara.

4. Masalah-masalah yang ada tidak lagi terpaku pada power atau national security, tetapi meluas pada masalah-masalah sosial, ekonomi dan lain-lain.

Dalam makalah ini kami membahas tentang Greenpeace di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Dimana Greenpeace merupakan organisasi internasional yang tersebar di seluruh penjuru dunia dan aktornya bukan hanya negara melainkan sekelompok individu (civil society) atau komunitas yang peduli terhadap kelestarian lingkungan. Sebagaimana yang diasumsikan oleh pendekatan Pluralisme bahwa negara bukanlah akktor tunggal, melainkan terdapat aktor-aktor lain di luar negara. Selain itu, Greenpeace di berbagai negara memiliki tujuan dan kepentingan yang sama yakni untuk melindungi dan melestarikan alam demi kelangsungan hidup manusia, hewan, dan juga tumbuhan. Mereka bekerjasama dalam pencapaian tujuan tersebut. Sebagaimana yang dikatakan oleh pendekatan Pluralisme bahwa setiap individu atau negara akan membentuk suatu organisasi untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama.

(6)

2. Konsep Gerakan Lingkungan dan Politik Hijau

Merupakan konsep yang paling populer untuk menjelaskan munculnya fenomena gerakan hijau (The Greens) tercakup pada terminologi perubahan struktur sosial dan perubahan prioritas nilai dalam masyarakat pasca-industri. Pandangan ini berawal dari munculnya sekelompok kalangan kelas menengah baru yang memikirkan nasib Eropa Barat di bawah kondisi sosial yang relatif makmur dan damai. Orientasi nilai yang mereka miliki tidak selamanya bersesuaian dengan paradigma tradisional kiri-kanan, seperti terjadi dalam spektrum ideologi politik tradisional. Menurut Ronald Inglehart yang dikutip dari penelitiannya pada level nasional, kehadiran the greens merupakan fenomena pasca-materialisme (post materialism) yang berargumen bahwa fenomena ini tidak bisa lepas dari adanya kecenderungan perubahan dalam masyarakat pasca industri. Pada titik itu, terjadi pergeseran dari “nilai-nilai kelangkaan” ke nilai “pascamaterialis”, dan sekaligus perubahan distribusi nilai-nilai yang tidak sesuai dengan jalur-jalur kelas seperti dikotomi kiri-kanan. Lebih lanjut, Politik Hijau merupakan isu baru dalam kamus politik kontemporer.

(7)

bagian dari alam, sehingga yang memiliki implikasi bagi perilaku politiknya. Dengan argumen ini, teori politik juga harus selaras dengan teori-teori lingkungan. Artinya, manusia tidak hanya dilihat sebagai individu yang rasional (seperti dalam pandangan liberalisme) atau sebagai makhluk sosial (seperti pandangan sosialisme) akan tetapi sebagai natural beings, dan lebih jauh sebagai political animals.3

3 Frepository, Teori Hijau: Alternatif alam hubungan internasional,

(http://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&ved=0CGIQFjAF&url=http %3A%2F%2Frepository.unand.ac.id%2F17653%2F1%2FVol.02_No.01_2011_ %28Apriwan

%29.pdf&ei=znalUpT8AouzrgeWr4CYDA&usg=AFQjCNE6c4AXyL6uqrsBUL3Hh97O

cJ4ybQ&sig2=iDmTRfWkNe-ICPNvNOMADA&bvm=bv.57752919,d.bmk), diakses

(8)

BAB III

GAMBARAN UMUM

Greenpeace adalah suatu lembaga masyarakat, organisasi lingkungan global yang bertindak untuk mengubah sikap dan perilaku untuk melindungi dan melestarikan lingkungan dan mempromosikan perdamaian dengan membuat sebuah revolusi energi untuk mengatasi ancaman seperti misalnya perubahan iklim. Greenpeace merupakan salah satu New Social Movement (NSM), karena isu utama yang menjadi perbincangan mereka adalah terkait dengan isu lingkungan.

Greenpeace mempunyai kantor regional dan nasional pada 41 negara-negara di seluruh dunia, yang semuanya berhubungan dengan pusat Greenpeace Internasional di Amsterdam. Organisasi global ini menerima pendanaan melalui kontribusi langsung dari individu yang diperkirakan mencapai 2,8 juta para pendukung keuangan, dan juga dari dana dari yayasan amal, tetapi tidak menerima pendanaan dari pemerintah atau korporasi.4

Sejarah Greenpeace

4 Justitia, Greenpeace: sejarah dan perjalanannya,

(http://justitia.wordpress.com/2013/04/27/greenpeace-sejarah-dan-perjalananya/),

(9)

Asal mula Greenpeace didirikan yaitu dengan motivasi dan visi untuk menjadikan dunia menjadi hijau dan damai. Dimulai dengan pembentukan formasi Don’t Make a Wave Committee oleh sekelompok aktivis Kanada dan AS di Vancouver. Nama komite ini diambil dari sebuah slogan yang digunakan selama protes terhadap uji coba nuklir AS pada akhir 1969, komite datang bersama dengan misi mereka untuk “menjadi saksi kerusakan” karena percobaan nuklir yang di lakukan AS di Amchitka, sebuah pulau kecil di lepas pantai Alaska. Namun, uji coba tersebut tidak berhasil dihentikan, tetapi komite telah membentuk dasar untuk aktivitas greenpeace selanjutnya.5 Kemudian, pada tahun-tahun berikutanya fokus organisasi Greenpeace mulai mengarah ke isu lingkungan lainnya, seperti penggunaan pukat ikan, pemanasan global, dan rekayasa genetika.

Bill Darnell adalah orang yang mengkombinasikan kata green (hijau) dan peace (damai), yang kemudian menjadi nama bagi organisasi ini. Pada 4 Mei 1972, setelah Dorothy Stowe menyelesaikan masa jabatan ketua Don’t Make A Wave Committee, organisasi ini kemudian secara resmi mengganti namanya menjadi “Yayasan Greenpeace”. Dewasa ini, Greenpeace adalah suatu organisasi internasional yang berkampanye untuk kampaye lingkungan secara global.

Greenpeace merupakan organisasi yang bertujuan untuk memperjuangkan kelestarian lingkungan dan perdamaian dunia. Jika terjadi kerusakan lingkungan, maka greenpeace akan berperan untuk menanggulanginya. Greenpeace berhasil mengubah kebijakan pemerintahan dunia dari yang tidak berpihak pada pelestarian lingkungan dan perdamaian menjadi kebijakan yang pro-lingkungan dan perdamaian. Tonggak keberhasilan pertamanya adalah menghentikan percobaan nuklir di Amerika. Aksi greenpeace telah mampu mengubah

(10)

kebijakan AS saat itu untuk menghentikan percobaan senjata nuklir di kawasan tersebut, dan menjadikan kawasan itu sebagai kawasan lindung untuk burung-burung.

Struktur organisasi Greenpeace terdiri dari Greenpeace International yang berbasis di Amsterdam, Belanda, dan 28 cabang regional yang berada di 45 negara. Cabang regional bekerja secara otonom di bawah pengawasan Greenpeace International. Greenpeace menerima pendanaan dari pendukung, perorangan maupun yayasan. Greenpeace tidak menerima dana dari pemerintah, lembaga negara, partai politik, maupun perusahaan dengan tujuan untuk menghindari pengaruh mereka. Sumbangan dari perorangan maupun yayasan bisa mereka tolak jika sumbangan tersebut bersyarat sehingga menghalangi atau mengekang aktivitas dan kebebasan Greenpeace dalam mencapai tujuannya.

Berbagai prestasi telah diraih oleh Greenpeace Asia Tenggara seperti legislasi (mendorong pemerintah Philipina untuk membuat undang-undang udara bersih tahun 1999), kampannye mempromosikan solusi dari dampak perubahan iklim yang diakibatkan oleh pembangunan PLTU batu bara di Bo Nok dan Ban Krut, Prachuap Khiri, Thailand, serta rencana pembangunan PLTU di Pulupandan, Propinsi Negros, Filipina tahun 2002. Selain itu, Greenpeace Asia Tenggara juga mengatasi permasalahan terhadap perlindungan hewan langka seperti desakan perlindungan terhadap paus Minke, hiu putih, pohon merbau, dan

lumba-lumba jenis Irrawaddy yang direalisasikan pada konvensi perdagangan internasional satwa dan tumbuhan langka (CITES) di Bangkok, Thailand tahun 2004, dan sebagainya.6

Greenpeace hadir di Indonesia pada tahun 2005. Berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia, Greenpeace Indonesia sudah terdaftar resmi di Departemen Kehakiman dan HAM sebagai perkumpulan Greenpeace dengan enam pendiri berdasarkan akte pendiriannya. Greenpeace Indonesia memfokuskan kampanyenya pada beberapa persoalan yakni persoalan

(11)

kehutanan, energi, air dan kelautan. Kampanye kehutanan terutama hutan gambut terkait dengan pemanasan global/perubahan iklim. Kampanye hutan Greenpeace tidak hanya berlangsung di negara-negara berkembang seperti Indonesia atau Kongo saja, tetapi juga berkampanye perlindungan hutan di negara-negara maju, dan berhasil menyelamatkan jutaan hektar hutan di Kanada, Brasil, Rusia dan lain-lain. Kampanye mengenai revolusi energi sebagai hal yang krusial dalam menanggulangi bencana perubahan iklim, yakni menyerukan efisiensi energi dengan peningkatan besar-besaran penggunaan energi terbarukan dan meninggalkan penggunaan energi fosil kotor.7

7 Greenpeace, Perubahan iklim global, (http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/

(12)

BAB IV STUDI KASUS

Berikut ini adalah beberapa contoh kasus yang pernah ditangani oleh Greenpeace Indonesia:

1. Kasus Penyelundupan Kayu Merbau dari Indonesia ke RRC.

Kasus kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia yaitu kebakaran hutan. Indonesia dianggap tidak mampu mengelola hutan dengan baik karena masih terus berlangsungnya pembalakan liar (illegal loging) dan perdagangan hasil hutan secara ilegal. Adanya illegal loging terkait dengan sindikat regional dan internasional yang ikut terlibat dalam penyelundupan kayu dari Indonesia. Pengawasan pemerintah yang semakin berkurang karena keterbatasan perlengkapan pendukung dan kurangnya diplomasi dengan negara tetangga dalam pemberantasan illegal loging membuat persentase penyelundupan kayu dari Indonesia ke luar negeri semakin meningkat.

(13)

konsumen sekaligus pasar terbesar kayu merbau di dunia. Penyeelundupan kayu merbau dari Papua ke RRC setiap bulannya mencapai 300.000 m3.

Merbau merupakan jenis kayu yang menghadapai resiko kepunahan tinggi di alam bebas karena mengalami eksploitasi yang besar. Untuk itu lah Greenpeace berupaya untuk mencegah terjadinya kepunahan serta melakukan tindakan dengan menekan pemerintah Indonesia untuk melakukan peningkatan sistem kontrol pengelolaan hutan. Greenpeace berupaya dengan aksi nyata untuk menghentikan pembalakan liar dan perdagangan tidak sah dengan cara berkampanye menyelamatkan lingkungan hidup dan berbagai hutan di dunia.

Kerjasama yang dilakukan antara Greenpeace Indonesia dengan Greenpeace RRC, antara lain:8

1. Melakukan kampanye dan melobby.

2. Melakukan investigasi langsung ke Pulau Papua.

3. Melakukan pemetaan terhadap wilayah-wilayah yang terjadi pembalakan liar.

4. Mencari informasi tentang pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam pembalakan liar kayu merbau di pulau Papua.

5. Menggunakan satelit terhadap hutan Papua.

Dengan upaya-upaya tersebut, peran Greenpeace cukup signigfikan dan membuat kasus penyelundupan kayu merbau ke RRC mengalami penurunan. Greenpeace juga mendorong pemerintah untuk meningkatkan penegakan hukum

8 Arvin Radclife, Peran Greenpeace Dalam Kasus,

(14)

terhadap pembalakan liar. Peran greenpeace juga mendapatkan hasil yang baik terhadap perusahaan-perusahaan besar yang mengeksploitasi kayu merbau di Papua, karena pemerintah menindaklanjuti tindakannya dengan menutup jalur transportasi pengiriman kayu dan memberlakukan perundang-undangan guna mnghentikan pembuatan distribusi atau penjualan kayu yang digunakan dan dinyatakan legal oleh badan FSC (Forest Stewardship Council).

2. Kasus Penggunaan Kemasan Barbie yang Dapat Merusak Hutan Indonesia

Produsen boneka Barbie yang terkenal dikecam karena telah menggunakan kemasan yang bahan bakunya berasal dari hutan Indonesia. Kelompok peduli lingkungan Greenpeace melakukan investigasi sejak tahun 2009 pada semua kemasan mainan dunia. Dari investigasi itu mereka menemukan produsen Barbie (Mattel), mainan merk Disney, Hasbro, dan Lego menggunakan kemasan dari produsen yang sama.

Sejumlah produsen kemasan mainan merk terkenal tersebut menggunakan bahan baku yang berasal dari hutan rimba Indonesia yang menjadi rumah harimau Sumatra. Investigasi dilakukan dengan mengambil sampel setiap kemasan mainan. Dari hasil uji lab ditemukan kemasan mainan mengandung Mixed Tropical Hardwood (MTH) atau kayu rimba campuran yang berasal dari penghancuran hutan alam yang hanya diproduksi di hutan tropis Indonesia.

(15)

3. Perusakan Habitat Spesies Orangutan di Hutan Kalimantan yang Merupakan Akibat dari Perusahaan Minyak Sawit

Greenpeace menangkap basah kegiatan perusahaan minyak sawit, Bumitama Agri Ltd, saat mereka membabat hutan gambut yang merupakan habitat kritis orangutan. Konsensi Bumitama Agri Ltd bersebelahan dengan taman nasional yang terkenal di seluruh dunia. Selama lebih dari enam bulan, beberapa Organisasi Lingkungan global telah mendesak perusahan ini untuk menghentikan praktek mereka yang merusak, tapi di lapangan pembukaan lahan terus berlangsung dan orangutan yang hidup dalam konsesi mereka sangat menderita.

Greenpeace menginginkan konfirmasi segera dari Bumitama Agri Ltd bahwa semua pembukaan lahan telah dihentikan dan mereka berkomitmen untuk melindungi hutan dan lahan gambut di seluruh konsesinya. Bumitama Agri Ltd anggota dari RSPO (Rountable Sustainable Palm Oil) telah berjanji sebelumnya, mengklaim akan menghentikan pengembangan di sebuah konsesi mereka awal tahun 2013 setelah penemuan beberapa orangutan yang terpojok di kawasan hutan yang tersisa. Namun, analisa pemetaan Greenpeace mengungkapkan bahwa perusahaan ini telah merusak 1.150 hektar hutan di wilayah konsesinya sepanjang tahun 2013. Ancaman pada orangutan dan hutan Indonesia masih akan terus terjadi sampai sekarang hingga Bumitama Agri Ltd berkomitmen pada kebijakan Nol Deforestasi.

(16)

pasar global. Konsumen tidak ingin dijadikan bagian dari pengrusakan hutan dan mendesak agar segera diambil tindakan. Beberapa pelanggan Wilmar termasuk Ferrero, Mondelez, Nestle dan Unilever telah berkomitmen untuk menghapuskan deforestasi dari rantai pasokan minyak sawit mereka.

Greenpeace, didukung gerakan pendukungnya yang terus bertambah jumlahnya menuntut minyak sawit bersih, dan akan terus mendokumentasi dan mengungkapkan aksi kotor pengrusakan hutan yang diperdagangkan ke pasar global.9

9 Greenpeace, Seperti inilah minyak sawit kotor,

(http://www.greenpeace.org/seasia/id/blog/seperti-inilah-minyak-sawit-kotor/blog/

(17)

BAB V PENUTUP

Kesimpulan

Peranan Greenpeace di Indonesia dalam mengatasi berbagai macam kasus yang terkait dengan lingkungan sudah cukup banyak dan juga cukup membantu mengurangi dampak yang akan terjadi akibat dari perusakan-perusakan alam yang dilakukan oleh sekelompok manusia yang tidak bertanggungjawab. Melalui berbagai kampanyenya, Greenpeace mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut peduli terhadap pentingnya melindungi alam kita.

Greenpeace juga bekerjasama dengan pemerintah untuk menjalankan misinya, seperti pada kasus penebangan liar dan penyelundupan kayu merbau di Papua yang diekspor ke RRC, Greenpeace mendorong pemerintah untuk menutup jalur transportasi pengiriman kayu dan memberlakukan perundang-undangan guna menghentikan pembuatan distribusi atau penjualan kayu yang digunakan dan dinyatakan legal oleh badan FSC (Forest Stewardship Council), yang pada akhirnya tindakan ini cukup berhasil.

(18)

Mattel, Disney, Hasbro, dan Lego untuk menghentikan menggunakan kemasan yang berbahan baku MTH karena dapat merusak hutan indonesia.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

 Greenpeace, Melindungi hutan alam terakhir,

(http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/melindungi-hutan-alam-terakhir/), diakses pada tanggal 06 Desember 2013.

 Eletronik library, Jurnal hubungan internasional,

(http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=32975), diakses pada tanggal 07 Desember 2013.

 Frepository, Teori Hijau: Alternatif alam hubungan internasional, (http://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&ved=0CGIQFjAF&url=http

%3A%2F%2Frepository.unand.ac.id%2F17653%2F1%2FVol.02_No.01_2011_

%28Apriwan

%29.pdf&ei=znalUpT8AouzrgeWr4CYDA&usg=AFQjCNE6c4AXyL6uqrsBUL3Hh

97OcJ4ybQ&sig2=iDmTRfWkNe-ICPNvNOMADA&bvm=bv.57752919,d.bmk), diakses pada tanggal 07 Desember 2013.

 Justitia, Greenpeace: sejarah dan perjalanannya,

(20)

 Madhienyutnyut, Greenpeace, (http:madhienyutnyut.blogspot.com), diakses pada 05 Desember 2013.

 Wikipedia, Greenpeace, (http://id.wikipedia.org/wiki/Greenpeace), diakses pada 06 Desember 2013.

 Greenpeace, Perubahan iklim global,

(http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/), diakses pada 06 Desember 2013.

 Arvin Radcliffe, Peran Greenpeace Dalam Kasus,

(arvinradcliffe.blogspot.com/2012/03/peran-greenpeace-dalam-kasus.html), diakses pada 04 Desember 2013.

 Greenpeace, Seperti inilah minyak sawit kotor, (http://www.greenpeace.org/seasia/id/

Referensi

Dokumen terkait

Penawaran ekspor kayu lapis Indonesia ke Jepang (XIJ) dipengaruhi secara bersama-sama dan sangat nyata oleh faktor-faktor produksi kayu lapis Indonesia (QPI), harga ekspor kayu

Penawaran ekspor kayu lapis Indonesia ke Jepang (XIJ) dipengaruhi secara bersama-sama dan sangat nyata oleh faktor-faktor produksi kayu lapis Indonesia (QPI), harga ekspor kayu

Hutan Indonesia selama ini menjadi sumber devisa non migas yang besar, dalam satu jenis kayu jati di Indonesia sebagian dijadikan komoditi ekspor dan sebagian lainnya

MAKALAH BAHASA

Fakta terjadinya kehancuran sumber daya hutan Indonesia dengan laju deforestasi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun (khususnya selama periode larangan total ekspor kayu

Tatkala Indonesia berkembang dan berinteraksi dengan negara lain, prinsip-prinsip dasar filsafat pancasila sebagai suatu asas dalam hidup bernegara harus diletakkan

Kawasan perairan Indonesia-Filipina diketahuni telah terjadi maraknya kegiatan penyelundupan, mulai dari penyelundupan barang-barang elektronik hingga

Tiga Komoditas utama ekspor hasil hutan Indonesia tersebut adalah Furniture, kayu dan produk kayu, serta pulp dan dan kertas.. Berikut adalah pertumbuhan ekspor dari tiga