• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Kopling pada Mobil Avanza TU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perencanaan Kopling pada Mobil Avanza TU"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

TUGAS ELEMEN MESIN II :

Dosen : FAUZAN,ST.,MT.

PERENCANAAN KOPLING

PADA MOBIL AVANZA

OLEH:

MUCHLIS ZAIN

D211 O7 O99

JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2009

(2)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

KATA PENGANTAR

Asalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan

karunia, atas terselesaikannya Tugas Elemen Mesin II ini walaupun masih jauh dari tarap

kesempurnaan.

Dalam Tugas Elemen Mesin II ini, penulis mencoba merencanakan suatu kopling

mobil Avanza, dengan daya dan putaran mesin yang tertentu. Dalam merencanakan kopling

ini penulis mengambil literatur dari berbagai buku-buku mesin dan masukan dari

teman-teman serta dosen.

Penulis hendak mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Fauzan,ST.,MT.

selaku pembimbing tugas dalam perencanaan ini, yang telah banyak membimbing dalam

penyusunan Tugas Elemen Mesin II ini. Serta kepada rekan-rekan mahasiswa jurusan Teknik

Mesin unhas terutama angkatan Turbin 2007.

Akhir kata penulis mengharapkan adanya sumbang saran yang dapat beramanfaat

bagi penulis untuk memperbaiki isi perencanaan ini.

Wasalamu’alaikum Wr. Wb

Makassar, 10 Desember 2009

( Penyusun)

(3)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang... 1

1.2.Tujuan... 1

1.3.Batasan masalah... 2

BAB II TEORI DASAR

2.1. Pengertian kopling... 3

2.2. Klasifikasi kopling... 4

2.3. Rumus-rumus yang digunakan dalam percobaan... 6

BAB III PERENCANAAN

3.1. Desain Poros... 10

3.2. Desaimn Kampas Kopling... 14

3.3. Karakteristik Kopling... 26

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan... 31

4.2. Saran... 31

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA... 32

NOMENKLATUR

(4)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

Nama dan Lambang Satuan

Momen puntir yang terjadi (Mp) kg.mm

Momen puntir yang direncanakan (Mtd) kg.mm

Daya mesin maksimum (N) dk

Putaran Mesin (n) rpm

Faktor keamanan ( v,s,β)

-Momen gesek (Mfr) kg.mm

Tegangan geser yang diizinkan (σbol) kg/cm2

Tegangan tarik yang diizinkan (τbol) kg/cm2

Diameter poros (dp) cm

Diameter spline (ds) cm

Tinggi spline (h) cm

Lebar spline (w) cm

Jari-jari rata-rata cm

Panjang (l) cm

Jumlah spline (z)

-Lebar permukaan gesek (b) cm

Luas penampang poros (A) cm2

Tekanan yang terjadi (P) kg/cm2

Gaya Tekan (F) kg.cm/s2

(5)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

Jari-jari dalam (r1) cm

Jari-jari luar (r0) m

Berat kopling (G) kg

Defleksi yang terjadi (Y) cm

Putaran kritis (ncr) rpm

Diameter kritis cm

Energi yang hilang karena gesekan (Wg) watt

Putaran sudut (ω) rad/s

Waktu (t) detik

Panas jenis spesifik (Cp) J/kg0C

Tebal plat gesek (a) cm

Umur kopling (Lt) jam/tahun

Kerja beban spesifik (k) watt jam/cm3

Daya yang hilang (Nfr) watt

Luas permukaan gesek (Am) cm2

Efesiensi kopling (η) %

BAB I

PENDAHULUAN

(6)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kendaraan merupakan sarana terpenting dalam

sistem transportasi dan sangat dibutuhkan. Ide pengembangan sarana transportasi yang

kian berkembang, menunjukkan suatu bukti nyata dengan adanya perubahan-perubahan

yang terjadi pada sarana transportasi tersebut. Kendaraan yang dahulunya bersifat klasik

dimana mengandalkan tenaga hewan, kini telah berubah menjadi modern yang lebih

mengandalkan mekanik atau mesin.

Mobil sebagai salah satu sarana transportasi, kerap dipakai oleh segenap

masyarakat. Dapat dikatakan bahwa mobil memiliki kelebian tersendiri dibandingkan

dengan kendaraan bermotor lainya. Diantaranya adalah dapat mengangkut beban yang

besar, dapat dipakai untuk menempuh perjalanan yang jauh, memiliki konstruksi yang

lebih kokoh dan stabil serta kelebihan-kelebihan lainnya.

Namun kadangkala kita selalu diperhadapkan pada masalah-masalah teknis

permesinannya. Hal ini membuktikan bahwa mesin tersebut yang terdiri dari

bermacam-macam elemen mesin memegang peranan yang sangat penting. Salah satu elemen mesin

yang akan dibahas lebih jauh pada tugas perencanaan ini adalah kopling, dalam hali ini

Kopling Pada Mobil Avanza.

1.2. Tujuan

(7)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

Karena suatu perencanaa elemen mesin haruslah benar-benar akurat atau teliti,

maka khusus dalam perencanaan kopling ini terdapat beberapa tujuan yang hendak

dicapai agar memiliki efisiensi yang tinggi, antara lain :

a. Mendapatkan kekuatan kopling yang baik dengan dasar bahwa faktor

keamanan yang dimilikinya adalah optimal yang ditunjang dengan

pemilihan bahan yang sesuai.

b. Memiliki efisiensi kerja yang tinggi.

c. Mendapatkan kopling yang kuat tetapi ekonomis.

d. Dapat memperkirakan umur kopling yang direncanakan.

1.3 Batasan Masalah.

Dalam perencanaan kopling ini tidak semua bagian-bagian dari sebuah kopling

kami jabarkan. Hanya sebahagian saja dimana dalam hal ini yang kami bahas adalah :

1. Diameter poros

2. Diameter sepline

3. Diameter plat gesek

4. Diameter plat tengah

5. Efisiensi kopling

6. Lamamya pemakaian

BAB II

TEORI DASAR

(8)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

2.1. Pengertian Kopling

Kopling merupakan suatu bagian dari mesin yang berfungsi sebagai sambungan

poros dengan elemen mesin yang dengan terus menerus atau kadang-kadang harus ikut

berputar dengan poros tersebut. Elemen mesin serupa itu ialah umpamanya puli sabuk,

puli tali dan puli rantai, roda gigi serta tromol.

Sehubungan dengan tujuannya, terdapat bermacam-macam prinsip kopling.

Prinsip-prinsip tersebut antara lain :

a) Kalau harus dibuat suatu sambungan mati, dipergunakan kopling lekat

b) Kalau kopling harus membolehkan gerakan poros yang satu terhadap

poros yang lain dalam arah memanjang sebagai akibat perubahan yang

diakibatkan oleh perubahan temperatur, dalam arah radial sebagai akibat

ketidaktelitian ketika memasang – maka dipasang kopling yang dapat

bergerak atau fleksibel.

c) Suatu sambungan yang mengurangi tumbukan lewat akumulasi kerja dan

lewat pengubahan kerja menjadi kalor danyang banyak atau sedikit

meredam getaran, dinamakan kopling elastik.

d) Apabila sambungan dapat dibuat bekerja hanya kalau sedang berhenti,

tetapi dapat dilepaskan selama sedang bergerak, maka kita sedang

berhadapan dengan kopling yang dapat dilepaskan. Misalnya pada

kopling cakar.

e) Apabila sambungan sembarang waktu selama sedang bergerak harus

dapat dihubungkan dan dilepaskan, maka yang dipergunakan ialah

(9)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

kopling yang dapat dihubungkan, kopling gesek, kopling hidrolik atau

kopling induksi elektromagnetik.

f) Untuk pekerjaan berat atau pekerjaa yang peka, dipergunakan kopling

aman untuk menghindari tumbukan dalam bagian yang peka dalam

perkakas yang digerakkan atau beban terlampau besar dalam mesin

penggerak, motor dan sebagainya. Untuk yang belakangan ini juga

diterapkan kopling starter.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencana kopling adalah sebagai

berikut :

a) Kopling harus ringan, sederhana dan semurah mungkin dan mempunyai

garis tengah yang sekecil mungkin.

b) Garis-sumbu poros yang hendak di sambung harus berderet dengan

tepat terutama apabila kopling tidak fleksibel atau tidak elastik.

c) Titik berat kopling sebanyak mungkin harus terletak pada gasris sumbu

poros, tambahan pula kopling harus disetimbangkan dinamik, kalau

tidak, kopling akan berayun. (Apabila titik barat terletak dalam

sumbu, maka kopling telah disetimbangkan).

d) Kopling harus dapat di pasang dan dilepaskan dengan mudah.

e) Bagian menonjol harus di cegah atau ditutupi demikian rupa sehingga

tidak menimbulkan bahaya.

2.2. Klasifikasi Kopling

Secara umum kopling dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu :

(10)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

a) Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus

putaran dan daya poros pengerak ke poros yang digerakkan secara pasti

(tanpa terjadi slip), dimana sumbu poros tersebut terletak pada suatu

garis lurus. Yang termasuk kopling tetap adalah

1. Kopling kaku

Kopling ini dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan dengan sumbu

segaris. Kopling ini dipakai pada mesin dan poros transmisi umumnya di

pabrik-pabrik. Kopling ini terbagi atas:

 Kopling box atau kotak digunakan apabila dua buah poros dan

transmisi harus dihubungkan dengan sebuah garis. Kopling ini dipakai

pada poros transmisi.

 Kopling flens kaku terdiri dari naf dengan flens yang terbuat dari besi

cor atau baja cor dan dipasang pada ujung poros yang diberi pasak

serta diikat dengan flensnya. Dalam beberapa hal, naf pada poros

dengan sumbunya dipress atau dibaut.

 Kopling flens tempa.

2. Kopling luwes, kopling ini terbagi atas:

 Kopling fans lurus

 Kopling karet ban

 Kopling karet bintang

 Kopling rantai

 Kopling gigi

(11)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

3. Kopling universal, kopling ini terbagi atas:

 Kopling universal hook

 Kopling universal

b) Kopling Tidak Tetap

Yaitu suatu elemen mesin yang menghubungkan poros yang digerakkan

dengan poros penggerak dengan putaran yang sama dalam meneruskan

daya serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut baik dalam

keadaan diam maupun berputar. Jenis kopling tidak tetap ini adalah

1. Kopling cakar

Kopling ini berfungsi untuk meneruskan momen dengan kontak positif (tidak

dengan perantaraan gesekan) sehingga tidak terjadi slip. Ada dua bentuk kopling cakar

yaitu:

 Kopling cakar persegi

 Kopling cakar spiral

2. Kopling Plat. Kopling ini disusun berdasarkan :

 Berdasarkan banyaknya plat yaitu kopling plat tunggal dan kopling plat

banyak

 Berdasarkan ada tidaknya pelumas yang digunakan yaitu basah dan

kering.

 Berdasarkan pelayanannya yaitu kopling manual, hidrolik, numatik dan

elektromagnetik.

3. Kopling kerucut

4. Kopling friwill

(12)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

5. Kopling gesek ( dutch )

2.3. Rumus-Rumus Yang Digunakan

1. Momen Puntir (Mp)

Mp = 71620 N/n (Kg/mm2) ……….……….…….1

Dimana : N = Daya maksimum mesin (Hp)

n = Putaran mesin (rpm)

2. Momen puntir yang direncanakan

Mtd = Mp x v…..………....2

3. Momen Gesek (Mfr)

Mfr = B x Mtd….………3

4. Tegangan tarik yang diizinkan

s

td bol

σ

σ = ………..……….…4

5. Tegangan geser yang diizinkan

s

bol bol

σ

τ = ………..5

6. Diameter Poros

Dp = [ 5 . Mfr/τbolII]1/3………...……….…6

7. Diameter Spline

Ds = dp/0.8……….7

8. Tinggi spline

H = 0.1 x ds………8

9. Lebar spline

W = 0.25 x ds……….9

10. Jari-jari rata-rata

4

Ds Dp

rm = + ………...10

11. Tegangan geser yang terjadi pada poros

A P

s =

τ ………..……….…..11

(13)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

12. Tegangan geser yang terjadi pada spline

z F m

Mg

g

. .

=

τ ……….……….……….………...12

13. Perbandingan lebar permukaan gesek terhadap jari-jari rata-rata

b = r0 – r1 ……….……….13

rm = 0.5(r0 + r1)

14. Perbandingan jari-jari dalam dengan jari-jari luar

r1/r0 = ( 0.6 – 0.8 )………14

15. Momen Gesek

Mfr = f . P . Fm . rm.………15

16. Jari-jari dalam plat gesek

r1g = 0.6 r0g………..16

17. Diameter luar plat gesek

D0g = 2 . r0………...17

18. Diameter dalam plat gesek

D1g = 2 . r1g……….………..…..18

19. Berat plat gesek

Gl = 2 . π (D0g2 – D1g2) t .

γ

asbes / 4………...………19

20. Perhitungan berat plat tengah

G2 = π . (D0t – D1t) . t .

γ

plat……….………...20

21. Perhitungan naf

G3 = π .(D0n-D1n) . t .

γ

baja..………....………21

22. Perhitungan berat rumah kopling

G4 = π . ((D0g + 2 . A . K)2 – D1n2) . t.

γ

plat………22

23. Perhitungan berat poros

G5 = π. dp2 . t .

γ

plat…..………23

24. Defleksi akibat beban poros

348 .

. .

5 4

Ε Ι Ι =

Υ q ………..……….24

(14)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

25. Defleksi akibat berat kopling

348

27. Akibat beban terpusat

ML1 = Pl/4……….…27

28. Akibat beban terbagi merata

Ml2 = gl2/8………..…..….28

29. Momen lentur yang terjadi

Mltot = Pl/4 + gl2/8…………...………..………29

30. Diameter Kritis

Mrc = (ml)2 + A (mp)2……….…………..…………..30

31. Diameter kritis yang terjadi pada poros

bolii

32. Energi yang dihilangkan karena gesekan

(15)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

Data perencanaandari Mobil Avanza dengan type standart deck :

1. Daya maksimum : 83 Ps

2. Putaran maksimum : 4200 rpm

3.1. Desain Poros

A. Perhitungan Diameter Poros

1. Momen Puntir Yang terjadi

n N Mp =71620

Mp 1415,34kg.cm

4200 83

71620 =

=

2. Momen Puntir Yang Direncanakan

Mtd = Mp. V ; V = Faktor Keamanan

= 1 ÷ 6

= dipilih 4, untuk mengantisipasi adanya

pembebanan yang tiba-tiba.

Semakin tinggi faktor keamanan maka momen puntir yang direncanakan

semakin baik terhadap perencanaan poros.

Mtd = (1415.34) (4)

= 5661.36 kg.cm.

3. Momen Gesek

Mfr = β . Mtd ; β = Faktor konstanta

= 1,2 ÷ 1,5

= dipilih 1,2 untuk memperoleh gesekan yang

kecil, sehingga poros yang direncanakan tidak

mudah aus.

Semakin besar konstanta maka momen gesek yang terjadi semakin rendah

menyebabkan gesekan yang terjadi juga semakin besar.

Mfr = (1,2) (5661.36)

= 6793,63 kg.cm

4. Diameter Poros

(16)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

Karena poros merupakan bagian dari suatu mesin yang sangat vital, maka

material poros yang digunakan haruslah benar-benar kuat. Untuk menjaga agar dalam

operasinya lebih aman maka dipilih baja St – 60 sebagai bahan poros dalam perencanaan

ini.

Poros dianggap berada pada kondisi beban dinamis II dengan faktor keamanan

S = 5 ÷ 8 maka tegangan-tegangan yang terjadi adalah sebagai berikut : (dipilih S = 6) a. Tegangan tarik yang diizinkan :

1000 2

b. Tegangan geser yang diizinkan :

5. Pemeriksaan tegangan geser pada poros

2

Material poros cukup aman karena tegangan geser yang terjadi lebih kecil

dari tegangan geser yang diizinkan yaitu :

(17)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

τ s < τ

11,25 < 578,03 kg/cm2

B. Perhitungan Splines

Splines berfungsi untuk menghubungkan poros dengan cakra sehingga momen

puntir cakra dapat dipindahkan melalui alur splines yang mengakibatkan poros berputar

bersama-sama dengan cakra.

1. Pemilihan bahan splines

Dari perencanaan ini material poros yang digunakan adalah baja St 70

maka bahan sepline yang digunakan juga adalah baja St 70 yang bekerja

pada kondisi pembebanan dinamis II dengan faktor keamanan yang

diambil adalah 8. Selanjutnya dari bahan tersebut kita dapat menentukan

tegangan – tegangan yang diizinkan, yaitu :

Tegangan tarik yang diizinkan adalah :

σ bol II = 6 7000

= 1166,6 kg/cm2

Tegangan geser yang diizinkan adalah :

τ bolII = 1,7

2. Pemilihan jumlah splines

Dengan menentukan jumlah splines, kita dapat menentukan dimensi

splines yang lain. Dalam perencanaan ini kita merencana sebanyak 10

buah splines.

3. Perhitungan diameter splines (Ds)

4. Jari-jari rata-rata splines (rms)

(18)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

6. Lebar Splines (w=b)

w = 0,25 Ds

= 0,25 (5)

= 1,25 cm

7. Diameter rata-rata splines (Dms)

Dms = 2 rms

= 2 (2,25)

= 4,5 cm

8. Koreksi faktor keamanan pada spline

Tegangan geser yang terjadi pada spline

(19)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

= 186,38 kg/cm2

3.2. Desain Kampas Kopling

Dari tabel untuk bahan plat gerek spesifikasinya adalah sebagai berikut (buku ir.J

Stolk hal.210) selnjutnya terdapat pada lampiran.

a) Material plat gesek : asbes

b) Keadaan plat gesek : kering

c) Koefisien gesek (f) : 0,2

d) Tekanan permukaan (P) : 8 kg/cm2

e) Temperatur maksimum : 250°C

A. Perhitungan Plat gesek

1. Perbandingan lebar permukaan gesek terhadap jari-jari rata-rata adalah :

geseknya juga semakin besar sehingga kopling dapat berfungsi dengan baik.

2. Perbandingan jari-jari dalam dan jari-jari luar adalah :

Dalam hal ini dipilih 0,6 sebab semakin kecil perbandingan jari-jari dalan dan

jari-jari luar maka geseknya juga semakin kecil sehingga kopling dapat

berfungsi dengan baik.

3. Momen gesek (Mfr)

(20)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

= 3

14 , 3 . 2 . 8 . 2 , 0

63 , 6793

= 8,77 cm

Sehingga dari persamaan (A) didapat lebar permukaan gesek :

b = 0,5.rm

= 0,5.8,77

= 4,38 cm

Karena rm = ½ ( rog + rig ) maka :

rm = ½ ( rog + 0,6 rog )

8,77 = ½ (1,6) rog

rog = 10,96 cm

rig = 0,6 rog

= 0,6 . 10,96

= 6,57 cm

Syarat tebal plat gesek ( 0,2 ÷ 0,5 ) cm sehingga diplih 0,5 cm

Semakin tebal pelat gesek yang direncanakan maka semakin baik karena

semakin lama dipakai.

 Diameter luar pelat gesek : Dog = 2 rog

= 2 (10,96 )

= 21,92 cm

 Diameter dalam pelat gesek adalah : Dig = 2 rig

= 2 ( 6,57)

= 13,14 cm

B. Perhitungan Plat Tengah Gesek

Plat ini disatukan dengan naf dan juga berfungsi untuk memegang plat

gesek. Dimensi – dimensi plat gesek tengah yang direncanakan adalah sebagai

berikut :

1. Dimeter luar plat tengah sama dengan diameter luar palat gesek.

(21)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

2. Bahan plat tengah yaitu St-60

σ t = 6000 kg/cm2

3. Tebal pelat tengah direncanakn 0,4 cm

t = 0,4 cm

4. Diameter dalam plat tengah direncanakan sama dengan diameter luar

naf yaitu sama dengan diameter luar naf

Dit = 7 cm

C. Naf

Naf berfungsi untuk mentransmisi daya poros ke plat gesek dan

penghubung antara poros dan seplain

Dimensi – dimensi yang direncanakan :

1. Diameter luar naf

Don = 7 cm

2. Diameter dalam naf sama dengan diameter poros

Din = 6,25 cm

3. Panjang naf direncanakan sama dengan panjang splain yaitu 6 cm

4. Bahan naf direncanakn adalah St-60.

D. Perhitungan kopling dan komponen-komponennya

1. Berat plat gesek

G1 = 2

(

Do Di

)

. t.γ/4 2 g 2

g −

π

γ asbes = Massa jenis asbes = 2,1 gr/cm3

= 2π

(

21,922 −13,142

)

.0,5 x 2,1/4

= 507,45 gram

2. Berat plat tengah

G2 = 2

(

Do Di

)

. t.γ/4

2 t 2 t −

π

γ baja = 7,8 gr/cm3

G2 = 2π

(

21,922 −72

)

0,4 x 7,8/4

= 2113,59 gr

3. Berat naf

(22)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

G3 =

(

D o

D i

)

.

t.

γ

2 2

4 1

n n

π

γ baja = 7,8 gr/cm3

= 14

π

(

7

2

5

2

)

0 ,6

x

7 ,8

= 176,34 gr

4. Berat rumah kopling

G4 =

[

(

D og

2.

ak

)

2

-

D in

2

]

.

t.

γ

4

1

π

+

γ baja = 7,8 gr/cm3

t = ak = tebal rumah kopling = 0,5 cm direncanakan

=

[

(

2

1

,

9 2

2 .

0 ,5

)

2

-

5

2

]

0 ,5

x

7 ,8

4

1

π

+

= 1531,74 gram

5. Berat Poros

G5 = ¼ π .dp2 . L. γ

= ¼ .3,14 .42 .10 .7,8

` = 976,68 gram

6. Berat total kopling tanpa berat poros

Gtot = G1 + G2 + G3 + G4

= 507,45 + 2113,59 + 176,34 + 1531,74

= 4329,12 gram

E. Pemeriksaan putaran kritis

1. Defleksi pada poros

Defleksi yang terjadi pada poros kita dapat menganggapnya sebagai akibat

dari dua macam pembebanan, yaitu pembebanan akibat berat poros itu sendiri (beban

terbagi merata) dan pembebanan terpusat yang diakibatkan oleh berat kopling.

a. Beban akibat berat poros (beban terbagi merata)

(23)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

Sehingga persamaannya menjadi :

(24)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

Lendutan maximum terjadi pada pertengahan poros atau x = ½ l

Maka :

Sehingga lendutan akibat berat poros adalah :

y = 

b. Beban akibat berat kopling (beban terpusat)

(25)
(26)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

Sehingga lendutan akibat beban terpusat dari berat kopling adalah :

y =

Maka Ytotal adalah :

= y1 +y2 cm

Putaran poros (n) dianggap cukup aman jika fluktuasinya berada diantara (0,8n

÷1,2n), dimana putaran poros n = 4800 rpm. Sehingga interval putaran maksimum adalah (1,2) (4800rpm) = 5760 rpm.

Karena putaran optimum (nopt) lebih kecil dari putaran kritis (ncr) maka dapat

dikatakan bahwa kondisi putaran poros berjalan dengan stabil terhadap akan adanya

pembebanan.

nopt < ncr

5780 < 173205 rpm

F. Pemeriksaan Kekuatan Poros Momen Lentur

1. Akibat beban terpusat (P = Gtot)

(27)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

Momen lentur terjadi maximum pada L = l/2

Ml1 = 0

=

4 2 . 2

Pl l P =

2. Akibat beban terbagi merata (berat poros)

Σ Ml2 = 0

= -qx.(l/4) + q.(l/2).(l/2)

P L/2

P/2 P/2

A B

l

Ml

1

P/2

A ½.l

L = 1/2

ql/2 ql/2

1/4

A B

qx

Ml

2

X= l/2

(28)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

= - (ql2/8) + ql2/4)

= ql2/8.

3. Momen lentur yang terjadi

Ml= Ml1 + Ml2

= Pl/4 + ql2/8

dimana : P = Berat kopling = 1,672 kg

l = Panjang poros = 10 cm

q = Berat beban terbagi merata

= qp/l = 0,97/10 = 0,0974 kg/cm.

Ml = (0,0979.102/8) + (1,672.10/4)

= 5,3975 kg.cm

Diameter Kritis

Pemeriksaan diameter kritis menggunakan momen reduksi

Mred = Ml 2 +(αMp)2

dimana : α = faktor koreksi

α = σ bol III/σ bol II

Berdasarkan tabel XX.4 pada buku referensi Bagian-bagian mesin dan

merencana, hal 186, karangan Umar Sukrisno, untuk baja St 60-70 :

σ bol III = 600 ÷ 800 kg/cm2 ; dipilih σ boll III = 600.

= 600/875 = 0,685

Semakin kecil tegangan tarik yang digunakan maka momen reduksinya

juga senakin kecil sehingga diameter kritis yang terjadi juga kecil

Sehingga :

Mred = (5,3975 )2 +((0,685).1193.67)2

= 817,682 kg.cm

Diameter kritis

(29)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

=

II

. 1 ,

0 bol

Mrd

σ

=

600 x 1 , 0

682 , 817

=3,69 cm

Karena diameter kritis adalah 3,69 cm dan diameter poros adalah 4 maka

dalam perencanaan ini dianggap aman sebab diameter kritis lebih kecil

dari diameter poros.

dcr < dp

3,69 < 4 cm

3.3. KARAKTERISTIK KOPLING

A. Suhu Kampas Kopling

Suhu kampas kopling sama dengn suhu kopling dan akan

meningkat akibat gesekan/slip saat penyambungan. Kenaikan suhu ini tidak

melebihi batas tertentu agar plat gesek lebih awal. Untuk asbes suhu kerja yang

direncanakan adalah 250o. Untuk menghitung kenaikan suhu kopling

direncanakan (diambil asumsi) :

 waktu penyambungan : 1 detik  panas ditimbulkan oleh plat tengah

1. Energi yang hilang karena gesekan

Wfr =

2 Mt.t.. ω

Mt = Momen puntir rencana

= Mtd . 9,81

= 56.61 . 9,81

= 555,34 Nm

t = Waktu penyambungan (0,2 ÷ 1) detik

(30)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

= dipilih 1 detik.

Semakin cepat waktu penyambungan maka energi yang hilang juga semakin

kecil agar energi yang dihasilkan tidak terbuang percuma.

ω = Kecepatan sudut

=

Cp = Panas spesifik udara pada 27°C

= 1,0053 kJ/kg°C = 1005,3 J/kg°C

Karena temperatur kopling dipengaruhi oleh temperatur luar maka :

t kop = t udara + ∆ t

= (27 + 159)°C

= 186 °C

Karena temperatur kopling lebih kecil dari temperatur yang direncanakan

maka kondisi kopling berada dalam keadaan aman.

Tkop < tdirencaanakan

(31)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

186 < 250°C

B. Umur Kopling

Umur kopling plat gesek kering adalah lebih rendah dari pada plat gesek basah.

Umur kopling gesek basah kurang lebih sepuluh kali umur kopling gesek kering. Karena

laju keausan plat gesek sangat tergantung pada macam bahan geseknya, tekanan kontak,

kecepatan keliling, temperatur dan lain-lain, maka agak sukar menentukan umur secara

lebih teliti.

Lama gesekan adalah :

(32)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

melepas 1 detik. Sehingga waktu yang diperlukan tiap jam adalah ~ 60(1 + 1)

detik/jam ≈ 120 detik/jam

Jika diperkirakan kendaraan dipakai selama 10 jam setiap hari, maka :

N = 10 jam/hari x 120 detik/jam

N = 1200 detik/hari

= 0,3 jam/hari

Sehingga umur kopling didapat adalah :

Lt = 188,75 / 0,3

=1,7 tahun

Jadi kopling dapat dipakai selama 1,7 tahun

C. Efisiensi Kopling

Efisiensi kopling merupakan besarnya kemampuan kopling bekerja secara

efektif untuk memindahkan daya maksimum ke bagian transmisi lain.

η = .100%

Nm Ng -Nm

Nm = Daya rata-rata kopling tiap jam

= 83 . 736

= 61088 waat

Sehingga efesiensi kopling didapat

η = 100%

61088 39 , 2034 61088

x

= 96,6 %

(33)

Perencanaan Kopling pada Mobil Avanza

TUGAS ELEMEN MESIN II

Dosen Pembimbing:

Oleh: Muchlis Zain D21107099

33

P O T O N G A N A - A

T A M P A K D E P A N

A

T A M P A K K A N A N

D i g a m b a r : M u c h l i s Z a i n

S a t u a n : m m

3

9

2

1

0

(34)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam perencanaan ini dapat ditarik beberapa kesimpulan :

1. Suatu perncanaan dapat dikatakan aman apabila harga yang didapat lebih

kecil daripada harga yang diizinkan.

2. Dalam perencanaan ini ukuran-ukuran poros sagat penting karena turut

mempengaruhi perhitungan kopling yang direncanakan.

3. Dalam desain poros dan kopling, bahan poros harus lebih kuat daripada

bahan untuk kopling.

4.2 Saran

1. Untuk perencanaan ini sebaiknya diperhatikan bahan yang

digunakan untuk desain poros dan komponen-komponen kopling.

2. Suatu perncanaan sebaiknya diperhatikan bahwa harga yang

didapat dari hasil perhitungan harus lebih kecil daripada harga yang

diizinkan.

(35)

Oleh: Muchlis Zain D21107099

DAFTAR PUSTAKA

Dobrovolsky, Machine Element

Perry, Robert, H, Engineering Manual, Mc. Graw Hill Book Company

Rune, Ir, Zaenab A, Materi Kuliah Elemen Mesin

Ressang, Prof.Dr.Ir.H. Arifuddin, Materi kuliah Mekanika Kekuatan Material I

Stolk, Ir, Elemen Mesin; Elemen Konstruksi dari Bangunan Mesin, 1993, Jakarta, Erlangga

Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, 1987, Jakarta, PT. Pradnya

Paramita

Referensi

Dokumen terkait

Siklus Hidup Nephrolepis bisrrata Hasil pengamatan siklus hidup Davalia denticulata dibedakan menjadi 4 (empat) fase yaitu fase pembelahan sel yang mulai terlihat pada

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di Pantai Ponnori Kecamatan Larompong Selatan, dari 13 jenis lamun di Indonesia, ada 4 jenis lamun yang ditemukan

Untuk alarm sendiri kami penulis menggunakan 6 buah switch ( 2 buah untuk digit jam puluhan dan 4 buah untuk digit jam satuan ) yang akan dibentuk secara

Suatu kejadian dapat disebut DRPs apabila terdapat dua kondisi, yaitu: (a) adanya kejadian tidak diinginkan yang dialami pasien, kejadian ini dapat berupa keluhan medis,

Kawin alam hanya dapat dilakukan jika babi jantan dan babi betina bertemu, Kawin alam hanya dapat dilakukan jika babi jantan dan babi betina bertemu, dengan demikian jantan

Dengan cara ini mereka akan menyebabkan kekurangan dan meningkatkan harga gandum; dan sebagaimana mungkin berlaku, jika kenaikan dalam harga bagi setiap busyel berkadar lebih

Dalam anggota keluarga penularan kuman salmonella thypi melalui 2 sumber yaitu adanya anggota leluarga yang saat itu sedang menderita penyakit thypoid dan adanya anggota

Kemudian, peneliti menganalisa komposisi siswa terutama apa kecenderungan sebagian besar siswa dalam menulis teks deskriptif untuk siswa laki-laki dan perempuan serta