• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PERILAKU MENYIMPANG ( 1 )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PERILAKU MENYIMPANG ( 1 )"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PERILAKU MENYIMPANG

Studi Kasus: Subkultur Peminum Minuman Keras di Kalangan

Mahasiswa Berprestasi

Di Susun Oleh:

Muhammad Fadla Fawaid 071411431004 Rachmawan Yusuf Rizaldi 071411431010

Ronald Sonani Akbar 071411431056

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah perilaku menyimpang mengenai “Subkultur Peminum di Kalangan Mahasiswa Berprestasi” dapat kami selesaikan dengan sebaik-baiknya. Dan kami ucapkan terimaksih kepada ibu dosen yang telah membuat kami hingga menjadi lebih baik dengan makalah ini.

Makalah ini kami buat untuk dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah perilaku menyimpang. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat meperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca kesempurnaan makalah kami.

Surabaya, 1 Mei 2017

(3)

BAB 1 beralkohol. Dan alkohollah yang merupakan zat berbahaya yang mana bila dikonsumsi oleh manusia akan menimbulkan dampak yang berbahaya bagi tubuhnya.

Minuman keras adalah minuman yang dapat memabukkan dan dapat membahayakan kaum remaja dan harus dijauhi oleh remaja-remaja saat ini, karena minuman keras akan dapat merusak masa depannya. Remaja khususnya mahasiswa merupakan aset negara yang sangat berharga. Seorang remaja bisa merubah dunia dengan pemikiran yang ia miliki. Banyak remaja yang dapat membanggakan negaranya dengan berbagai prestasi yang diraihnya. Remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Rasa ingin tahu tersebut sangat berguna bagi seorang remaja, karena dengan sifat ini remaja bisa bisa menjadi manusia yang kreatif dan mau mencari tahu tenntang sesuatu yang belum ia ketahui. Akan tetapi rasa keingintahuan yang dimiliki remaja bisa menjadi hal yang negatif bila remaja menggunakannya pada hal-hal yang negatif. Masa remaja adalah masa dimana seseorang sedang mencari jati dirinya.

(4)

di sekelilingnya. Di era globalisasi ini para remaja sulit untuk membedakan mana hal yang boleh dilakukan dan mana hal yang tidak boleh dilakukan. Karena mereka menganggap semua hal yang mereka lakukan dianggap benar.

Budaya meminum minuman keras memang sudah ada sejak dahulu kala, tidak hanya di Indonesia saja bahkan di seluruh belahan dunia mengenal apa yang disebut dengan minuman keras dan mungkin sudah menjadi budaya tersendiri bagi mereka. Meminum minuman keras di kalangan remaja khususnya di kalangan mahasiswa juga seakan-akan sudah menjadi budaya bagi mereka. Semakin lama hal ini menyebabkan terjadinya perubahan nilai terhadap minuman keras di mata mahasiswa. Minuman keras yang secara hukum maupun agama dianggap sesuatu yang tidak baik menjadi sesuatu hal yang dianggap lumrah dan wajar untuk dilakukan oleh mahasiswa. Akibat kebiasaan minum tersebut maka timbulah dampak-dampak terutama dampak yang bersifat negatif dalam hal sosial, ekonomi dan terutama adalah kesehatan mahasiswa itu sendiri. Contoh dampak yang dapat ditimbulkan yaitu dapat meningkatnya kasus kriminal terutama perkelahian antar mahasiswa sehingga dapat meresahkan masyarakat di sekitarnya. Dan juga kebiasaan minum tersebut juga tentunya berdampak terhadap kesehatan mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa yang meminum minuman keras tidak hanya dari mahasiswa yang mempunyai prestasi yang biasa-biasa saja, akan tetapi mahasiswa yang mempunyai prestasi yang menonjol pun juga ikut meminum minuman keras. Pada dasarnya perilaku meminum minuman keras adalah tindakan yang merugikan dalam banyak hal dan dapat menimbulkan stigma negatif dari masyarakat di sekitarnya.

(5)

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah apa yang sebenarnya melatar belakangi tradisi atau budaya minum minuman keras di kalangan mahasiswa berprestasi sehingga sulit untuk dihilangkan.

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apa yang sebenarnya melatar belakangi tradisi atau budaya minum minuman keras di kalangan mahasiswa berprestasi sehingga sulit untuk dihilangkan.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritik

Hasil penelitian ini nantinya di harapkan dapat memberikan kontribusi baru terkait dengan perkembangan ilmu Sosiologi, sehingga akan memperdalam ilmu tentang budaya minum minuman keras di kalangan mahasiswa berprestasi.

b. Manfaat Praktis

(6)

BAB 2

KERANGKA TEORI

2.1 Teori

(7)

berhubungan dengan kepentingan khusus atau persoalan diantara orang – orang di dalam kategori yang terpisah-pisah secara sosial (Cohen 1955). Karakteristik struktur sosial seperti usia, ras, etnis, kelas sosial, pelatihan atau kepentingan khusus dan juga bentuk-bentuk perilaku tertentu menjadi basis utama bagi pemisahan sosial dan formasi subkultural. Menurut Fitrah Hamdani dalam Zaelani Tammaka (2007:164) mengatakan bahwa subkultur adalah gejala budaya dalam masyarakat industri maju yang umumnya terbentuk berdasarkan usia dan kelas. Secara simbolis di ekspresikan dalam bentuk penciptaan gaya (style) dan bukan hanya merupakan penentangan terhadap hegemoni atau jalan keluar dari suatu ketegangan sosial. Subkultur menyimpang dapat terjadi atau terbentuk karena adanya sekelompok orang yang berstatus menyimpang yang saling berhubungan dan memiliki nilai, norma, pengertian bersama, jalan pemikiran, perasaan dan tingkah laku yang disepakati serta dimengerti oleh seluruh anggota kelompoknya.

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian

(8)

3.2 Setting Sosial

Penelitian ini di lakukan di suatu kelompok sosial yang berada di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas airlangga, kenapa kami melakukan penelitian di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas airlangga selain karena memang ada kelompok sosial yang memenuhi kriteria kami, dan disana juga memiliki akses lebih untuk mendapatkan informasi karena banyak terdapat teman – teman kami yang tergabung di kelompok tersebut

Informan dalam penelitian ini yaitu sebuah kelompok mahasiswa peminum yang memiliki prestasi secara akademik pada salah satu program studi di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas airlangga, yang kami maksud dengan berprestasi adalah mahasiswa yang memiliki kriteria indeks prestasi diatas 3,0 yang tergabung dalam kelompok mahasiswa peminum

3.3 Teknik Penentuan Informan

Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive. Teknik ini di pilih karena informan di pilih oleh peneliti yang dianggap sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Informan yang di pilih dianggap oleh peneliti mampu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

(9)

prosedur dalam mengumpulkan data primer atau mengumpulkan data dengan menggunakan semua panca indra untuk mendapatkan informasi yang realistis terhadap masasalah yang diteliti.

Selanjutnya adalah teknik wawancara mendalam (indepth interview) yaitu teknik yang digunakan untuk mendapatkan jawaban menganai masalah yang diteliti dengan mewawancarai informan secara lebih mendalam sehingga dapat memberikan hasil data yang lebih dalam melalui pertanyaan pertanyaan yang lebih dalam dan terus berkembang dan nantinya akan menggali informasi secara lebih mendalam.

3.5 Teknik Pengolaan dan Analisis Data

(10)

BAB 4 PEMBAHASAN

Pada BAB 4 ini Peneliti akan memaparkan fokus dari penelitian ini yaitu apa yang sebenarnya melatar belakangi tradisi atau budaya minum minuman keras di kalangan mahasiswa berprestasi sehingga sulit untuk dihilangkan.. Dimana penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan deskriptif. Metode kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). (Sigiyono, 2009:8) Pada penelitian kualitatif peneliti dituntut dapat menggali data berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh sumber data. Pada penelitian kualitatif peneliti bukan sebagaimana seharusnya apa yang dipikirkan oleh peneliti tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh sumber data. Dengan melakukan penelitian melaui pendekatan deskiptif maka peneliti harus memaparkan, menjelaskan, menggambarkan data yang telah diperoleh oleh peneliti melalui wawancara mendalam yang dilakukan dengan para informan. Pada bab ini dibagi menjadi tiga bagian agar lebih sistematis dan tearah yaitu sebagai berikut: 1. deskripsi informan penelitian 2. deskripsi hasil penelitian 3. Pembahasan

4.1 Deskripsi informan Penilitian

Semua informan dalam penelitian ini merasa keberatan untuk disebutkan identitas nya, adapun informan dalam penelitian ini kami akan menggunakan nama samaran yang telah di sepakati adalah

sebagai berikut:

(11)

Selama peneliti menjalani proses penelitian dan wawancara Vian merupakan informan yang peneliti pertama kali wawancara dan berdiskusi. Beliau sangat antusias untuk memberikan informasi yang peneliti butuhkan kapan saja asalkan tidak mengganggu kesibukan beliau dalam melakukan kegiatan perkuliah. Dengan penampilan yang ramah, santai, mudah akrab dengan orang lain dan,baik dalam berbicara beliau bersedia menjawab semua pertanyaan yang diajukan peneliti. Beliau pun tidak segan-segan untuk membantu peneliti menmperkenalkan informan lainnya agar bersedia menjadi informan dalam penelitian serta mencarikan data-data yang berguna bagi kesempurnaan penelitian ini. Tidak ada perasaan canggung dalam diri peneliti karena peneliti dan beliau telah saling mengenal sejak ospek fakultas .

2. Sono (21 tahun fakultas ilmu sosial dan ilmu politik)

Informan kedua yang peneliti wawancarai adalah Sono. Peneliti memiliki kesan bahwa beliau adalah sosok yang sangat ramah, murah senyum, suka bercanda selain itu juga peneliti merasa beliau adalah informan yang paling memberikan informasi yang baik . Beliau juga sangat antusias membantu peneliti dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Peneliti merasa sudah sangat dekat dengan beliau karena peneliti sudah mengenal beliau ketika peneliti masih berada semester 2. Belaui adalah orang yang dengan senang hati membantu.

3. Akbar (20 tahun fakultas ilmu sosial dan ilmu politik)

Informan ketiga yang peneliti wawancarai adalah Akbar. Peneliti memiliki kesan bahwa beliau adalah sosok yang mudah bergaul dan senang bercanda dan mengerti situasi. Peneliti merasa beliau sangat lah bisa berkoordinasi dengan baik dan bisa menjawab semua pertanyaan dengan baik dan jelas pada setiap pertanyaan yang peneliti ajukan. Meskipun peneliti baru mengenal beliau sekitar semester 4 namun informan bisa memberikan informasi yang selengkap – lengkap nya.

(12)

Informan keempat yang peneliti wawancara adalah Doni. Peneliti memiliki kesan bahwa beliau adalah sosok yang bisa di ajak koordinasi dengan baik dan memiliki kharisma dalam berbicara. Peneliti bisa mendapat kan informasi yang bagus karena keterbukaan dalam wawancara dan bisa menjawab pertanyaan dengan apa adanya dan tanpa dibuat – buat. Peneliti bisa mendapat informasi yang baik meskipun peneliti baru mengenal doni pada semester 4 dan mudah akrab dengan doni

5. Galang (22 tahun fakultas ilmu sosial dan ilmu politik)

Informan terakhir yang terakhir melakukan wawancara adalah Galang. Peneliti memiliki kesan bahwa beliau adalah orang yang ramah dan tegas serta lugas. Secara keseluruh seluruh informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang ramah dan terbuka ketika peneliti melakukan wawancara serta tidak segan - segan membantu peneliti ketika peneliti membutuhkan sesuatu yang yang kaitan dengan penelitian.

4.2 Deskripsi hasil penelitian

Data dari hasil penelitian pada penelitian ini didapatkan melalui wawancara mendalam yang dilakukan oleh Peneliti pada kurun waktu bulan April 2017. Dimana seluruh informan yang melakukan wawancara mendalam adalah mahasiswa universitas airlangga yang berada di satu kelompok peminum minuman alkohol.

4.2.1 Bagaimana Pertama kali mengenal minuman keras dan sejak kapan

(13)

bagaimana caranya sih itu pas ada acara ulang tahun temen nah itu diajak pertama kali minum “.

Dan peneliti pun menanyakan “apakah pada saat pertama kali tersebut tidak ada penolakan dalam diri sendiri ?” lalu vian pun memberikan jawaban “ada karena memang itu adalah hal buat aku tapi ya bagaimana lagi pada saat itu ditawari oleh teman dan tidak enak untuk menolak yasudah lah minum aja” Dan peneliti pun menanyakan hal yang sama pada lain informan dan sono pun memberikan jawaban bagaimana caranya di mengenal minuman keras pertama kali “ya pada saat pertama kali mengenal itu pada saat saya di ajak bolos teman saya waktu SMA dan pada saat itu mereka ada yang mengalami masalah lalu ada teman yang berinisiatif untuk menghiburnya dan membelikan beberapa minuman keras untuk menghiburnya dan pertama kali nya saya mengenal minuman itu “

Lalu apa ada pada saat pertama kali meminum tersebut ada penolakan dalam diri ? “ ada, karena memang itu pertama kali untuk saya memang namun demi kebersamaan untuk teman ya bagaimana lagi “

Lanjut akbar memberikan keterangan bagaimana dia mengenal minuman keras pertama kali tutur nya “pertama kali mengenal minuman keras itu saat saya berada di sekolah dasar atau (SD) karena pada saat itu ada acara kawinan dekat rumah dan ada orang tua saya disana ,disitu saya di perkenalkan dengan minuman keras dan minum bersama ayah saya”

Lalu apakah kamu ada penolakan saat pertama kali mencoba alkohol atau minuman keras ? “ ya saya gak ada penolakan sih pada waktu itu ya saya penasaran aja kenapa orang – orang meminum itu ya saya coba aja, namun pada saat saya tau itu dilarang di agama dan pada saat saya lebih besar saya agak beban tapi yaudahlah minum aja” dengan tertawa

(14)

trus nyoba kok ada rasa aneh yaudah saya penasaran trus nyoba nyari tau ternyata itu minuman keras”

Lalu apa ada penolakan kah pada saat itu “biasa aja sih gak ada yang apa apa ,Cuma penasaran aja pada saat itu gak ada penolakan atau gimana” Dan galang pun memberikan jawaban bagaimana dia mengenal miras “pada saat itu aku kenal miras waktu sma dan itu diajak nongkrong ke tempat yang jual beer dan yaudah minum baren temen “

“Pada saat minum beer tersebut ya biasa aja sih gak ada yg salah juga “ begitulah tutur galang

4.2.2 Apakah pada saat meminum alkohol hanya saat – saat tertentu atau pada keseharian

Vian memberikan tanggapan pada pertanyaan selanjutnya tentang apakah meminum alkohol hanya pada saat – saat tertentu saja atau tidak “ya kalau aku sih Cuma minum pas diajak dan kalo sama ada temen nya sih gaenak kalo misalnya Cuma minum sendiri itu gaenak sih”

Lalu sono pun memberika tanggapan nya juga tentang pertanyaan tersebut tutur nya “kalo saya sih mungkin pas ada acara acara tertentu saja karena memang menurutku minum itu enaknya pas bareng - bareng dan pas lagi ada momen tertentu karena itu lebih asik dan menyenangkan kalo menurut saya “

Akbar pun menambahkan tanggapan nya

4.2.3 Apakah alasan bergabung dalam kelompok peminum

4.2.4 Apakah keikut sertaan dalam kelompok peminum minuman alkohol mempengaruhi nilai akademik

4.3 Pembahasan

(15)

menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif tentang, bagaimana Subkultur Peminum Minuman Keras di Kalangan Mahasiswa Berprestasi.

4.3.1 Bagaimana Pertama kali mengenal minuman keras dan sejak kapan 4.3.2 Apakah pada saat meminum alkohol hanya saat – saat tertentu atau pada keseharian

4.3.3 Apakah alasan bergabung dalam kelompok peminum

4.3.4 Apakah keikut sertaan dalam kelompok peminum minuman alkohol mempengaruhi nilai akademik

BAB 5 KESIMPULAN

Daftar Pustaka

https://sosiologibudaya.wordpress.com/2011/05/26/subkultur/

http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-subkultur/

Referensi

Dokumen terkait

Carta alir bagi aktiviti Pencegahan Pemulihan bermula daripada pihak sekolah melaporkan kerosakan sehingga peralatan kembali berfungsi dengan normal adalah seperti yang

adanya model yang fit (sesuai) dengan populasinya sehingga implikasi ini hanya berlaku untuk sampel pengguna jejaring sosial Google+ yang mendukung aktivitas

Pada kunjungan kerja ke Kabupaten Cianjur, Komisi II DPR RI mengadakan pertemuan dan dialog dengan Bupati Kabupaten Cianjur yang diwakili oleh Sekretaris Daerah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencampuran tepung daun pegagan dalam ransum sebagai feed additive tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P>0,5)

a) Pada pengujian terhadap abnormal return pada pengumuman dividen naik sebelum dan setelah ex-dividend date ditemukan adanyan abnormal return yang signifikan beberapa

terdapat tiga jenis batik yang dihasilkan oleh industri batik Sekar Jati yakni batik tulis, batik cap dan batik printing. 1) Proses Produksi Batik Tulis, tahapan yang

Pada perusahaan yang bergerak dalam sektor financial instution atau institusi pembiayaan tidak terdapat pengaruh yang signifikan tingkat suku bunga (SBI) terhadap yield