• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Pelaksanaan Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pendekatan Saintifik Melalui Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika pada Siswa Kelas 5 SDN Gundih Gugusan Kih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "4.1 Pelaksanaan Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pendekatan Saintifik Melalui Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika pada Siswa Kelas 5 SDN Gundih Gugusan Kih"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

49 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam Bab IV ini berisi tentang pelaksanaan penelitian, hasil penelitian terdapat deskripsi data dan analisis data, serta pembahasan yang terdapat uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.

4.1 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dengan subjek penelitian, yaitu 31 siswa pada kelas 5 di SD Negeri 5 Gundih terdiri dari 16 siswa sebagai kelompok kelas eksperimen dan di SD Negeri 4 Gundih terdiri dari 15 siswa, sebagai kelompok kelas kontrol. Pelaksanaan penelitian, yang dilaksanakan pada bulan Maret-April 2015. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 12

Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian Kelompok Kelas Eksperimen dan Kelompok Kelas Kontrol Tahun Pelajaran 2014/2015

No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

1 Sabtu, 28 Februari 2015

1. Permohonan izin kepada pihak sekolah untuk melakukan penelitian (dilakukan di kelas eksperimen dan kelas kontrol) 2. Memberitahukan prosedur dan

langkah-langkah penelitian kepada pihak sekolah baik di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2 Jumat, 06 Maret 2015 Melakukan perkenalan dengan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

3 Kamis, 26 Maret 2015 Melakukan uji instrumen soal di kelas 6 pada masing-masing sekolah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

4 Kamis, 9 April 2015 Melakukan uji kesetaraan di kelas eksperimen

5 Jumat, 10 April 2015 Melakukan uji kesetaraan di kelas kontrol 6 Sabtu, 11 April 2015 Menjelaskan prosedur pengajaran pada guru kelas 5 di kelas eksperimen (agar guru tidak terlalu asing dengan proses pembelajaran yang diajarkan oleh peneliti)

(2)

8 Senin, 20 April 2015 Pertemuan 2 di kelas eksperimen, dengan menggunakan pembelajaran pendekatan saintifik melalui model problem based learning

9 Rabu, 22 April 2015 Pertemuan 3 di kelas eksperimen dilakukan

posttes

10 Rabu, 15 April 2015 Pertemuan 1 di kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional

11 Kamis, 16 April 2015 Pertemuan 2 di kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional

12 jumat, 17 April 2015 Pertemuan 3 di kelas kontrol dilakukan

posttes

Berdasarkan tabel di atas, pada hari Sabtu, 28 Februari 2015 dilakukan permohonan izin penelitian kepada kepala sekolah di SD Negeri 5 dan 4 Gundih. Selain itu, peneliti juga memberi tahukan kepada masing-masing guru kelas 5 bahwa dalam proses pembelajaran nantinya peneliti akan mengajar sendiri dan guru kelas sebagai pengamat. Sebelum peneliti melakukan kegiatan pembelajarannya, peneliti memberitahukan kepada guru kelas akan ikut membantu dalam kegiatan pembelajaran selama 1 minggu atau lebih. Hal tersebut dilakukan untuk membentuk keakraban antara peneliti dan siswa.

Dilihat pada tabel di atas, sebelum dilakukan uji kesetaraan dan hasil terlebih dahulu dilakukan uji instrumen soal di kelas 6 pada masing-masing SD untuk mendapatkan soal yang valid dan reliabel. Dari tabel jadwal kegiatan penelitian, proses pembelajaran kedua kelas tersebut berjalan sebagaimana yang telah dijadwalkan.

(3)

Tabel 13

Hasil Implementasi Aktivitas Guru Menggunakan Pembelajaran Pendekatan Saintifik Melalui Model Problem Based Learning di Kelas Eksperimen

Kegiatan Aspek yang dinilai Pertemuan

1 2

Pendahuluan Guru mengkondisikan siswa dalam pembelajaran

√ √

Guru bersama siswa menyanyikan yel-yel √ √

Guru melakukan apersepsi √ √

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √ √ Guru membagi siswa ke dalam beberapa

kelompok kecil

√ √

Guru melakukan motivasi untuk pengajuan permasalahan

√ √

Inti Guru mendampingi siswa

mengorganisasikan (mendiskusikan) tugas belajar yang berhubungan dengan masalah, dengan mengarahkan pembagian tugas dalam kelompok.

√ √

Guru membimbing siswa merencanakan penyelidikan untuk mendapatkan informasi penyelesaian masalah

√ √

Guru membimbing dan memfasilitasi pengalaman siswa dalam penyelidikan menyelesaikan masalah di dalam kelompok untuk mengumpulkan informasi dan solusi yang tepat.

√ √

Guru mendampingi siswa

dalam merencanakan dan menyiapkan hasil jawaban yang sesuai seperti laporan, dan mendampingi mereka untuk berbagai tugas dengan temannya.

√ √

Guru membimbing siswa pemaparan dari hasil yang diperoleh dalam pemecahan masalah. Dengan memberikan alur penyelesaian yang dilakukan.

√ √

Guru bersama-sama siswa melakukan evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dipersentasikan setiap kelompok maupun seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan.

√ √

Guru memberikan reward bagi kelompok yang sudah mempresentasikan diskusi dengan baik

(4)

Guru mendampingi siswa untuk membuat kesimpulan berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan.

√ √

Guru memberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui.

√ √

Penutup Guru bersama siswa melakukan refleksi x √ Guru meminta siswa untuk mempelajari

materi selanjutnya/mengerjakan soal tes.

x x

Guru menutup pembelajaran √ √ Keterangan:

√ = melakukan tindakan

x = tidak melakukan tindakan

Pada tabel di atas, hasil lembar observasi aktivitas guru pada kelompok kelas eksperimen dilakukan di kelas 5 diperoleh, pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik memalui model problem based learning berlangsung dengan baik. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang telah dibuat. Pada pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran yang belum terlaksana adalah guru memberikan reward bagi kelompok yang sudah mempresentasikan diskusi dengan baik, guru bersama siswa melakukan refleksi, dan Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya/mengerjakan soal tes.

Pertemuan kedua, kegiatan pembelajaran belum terlaksana ketika guru memberikan reward bagi kelompok yang sudah mempresentasikan diskusi dengan baik dan guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya/mengerjakan soal tes. Namun, pemberian reward yang tidak terlaksana dalam proses pembelajaran, tetap diberikan pada siswa setelah selesai pembelajaran. Pemberian

reward dilakukan untuk memberikan semangat pada siswa.

Pertemuan ketiga, tidak dilakukan pembelajaran dengan pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning. Pada pertemuan ini, guru hanya mengulas materi dari pertemuan sebelumnya dan memberikan tes evaluasi soal

(posttest) kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika setelah dilakukan

(5)

Learning. Di dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan terdapat 5 langkah kegiatan santifik dan 5 langkah kegiatan dalam model problem based learning yang lebur menjadi satu dalam kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi yang dilengkapi dengan proses mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.

Berdasarkan uraian diatas keterlaksanaan pemberian traetment (perlakuan) pada kelompok kelas eksperimen sebagai hasil pengamatan yang diperoleh dari observasi, terdapat 5 aspek dan 18 kegiatan yang dilakukan guru selama proses pembelajaran. Pada tahap (1) orientasi siswa pada situasi masalah yang disajikan oleh guru dari kegiatan menyanyikan yel-yel guna memberikan semangat siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi, dan melakukan motivasi dengan memberikan suatu masalah yang disajikan melalui media baik

(6)

siswa, dan membantu siswa yang memerlukan bantuan. Tahap (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, kegiatan pembelajaran ini guru mendampingi siswa untuk merencanakan dan menyiapkan hasil dari diskusi kelompok. Pada tahap ini siswa pada kegiatan mencoba dan menalar untuk menyajikan hasil diskusi dari pemecahan masalah berupa laporan untuk dipersentasikan di depan kelas dan kelompok lain diminta untuk menanggapi. Guru juga memberikan alur penyelesaian masalah Selain itu, pada tahap ini siswa dalam kegiatan mengkomunikasikan. Tahap (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada kegiatan ini guru memberikan penguatan atau memberikan penegasan tentang pemecahan masalah yang dipersentasikan, guru mendampingi siswa untuk membuat kesimpulan yang berkaitan dengan pembelajaran yang telah berlangsung, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami, dan guru mengadakan refleksi. Pada tahap ini siswa dalam kegiatan mengkomunikasikan.

Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas ekperimen juga dilihat dari aktivitas siswa. Berikut hasil observasi aktivitas siswa.

Tabel 14

Hasil Implementasi Pembelajaran Pendekatan Saintifik Melalui Model Problem Based Learning di Kelas Eksperimen Aktivitas Siswa

No Aktivitas Pertemuan

1 2

1 Siswa mempersiapkan buku catatan, buku pelajaran, dan alat tulis

√ √

2 Siswa merespon melakukan yel-yel √ √

3 Siswa menanggapi apersepsi yang dilakukan guru. √ √ 4 Siswa memperhatikan pemaparan tujuan pembelajaran

dari guru.

√ √

5 Siswa menempati tempat sesuai dengan kelompok √ √ 6 Siswa memperhatikan masalah yang diajukan oleh

guru

√ √

7 Siswa merespon pembagian tugas sesuai arahan dari guru

√ √

8 Siswa merencanakan penyelidikan untuk mendapatkan informasi penyelesaian masalah

√ √

9 Siswa melakukan penyelidikan untuk mengumpulkan informasi dan solusi yang tepat.

(7)

10 Siswa membuat laporan sesuai hasil jawaban dan berbagai tugas dengan temannya.

√ √

11 Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan menanggapi hasil presentasi dari kelompok lain..

√ √

12 Siswa dengan bimbingan guru melakukan evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dipersentasikan setiap kelompok maupun seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan

√ √

13 Siswa dengan bimbingan guru menyampaikan kesimpulan berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan, serta bertanya jawab hal-hal yang belum diketahui

√ √

14 Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi √ √ 15 Siswa menyimak informasi yang disampaikan guru

untuk mempelajari materi selanjudnya/mengerjakan soal tes

x x

Keterangan:

√ = melakukan tindakan

x = tidak melakukan tindakan

Dapat dilihat dari tabel aktivitas siswa di atas, dalam kelas ekperimen saat siswa mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik memalui model

Problem Based Learning. Dari hasil lembar observasi aktivitas siswa yang diamati secara klaksikal tentang bagaimana respon siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan didapat bahwa keseluruhan aspek pengamatan dapat terlaksana dengan baik. Pada pertemuan pertama dan kedua keterlaksanaan dilaksanakan dengan baik, hanya terdapat satu kegitan yang belum direspon karena dalam pembelajaran guru tidak memberikan tindak lanjut. Pertemuan ketiga, siswa di kelas ekperimen tidak mendapatkan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik melalui model problem based learning. Kegiatan pada pertemuan ketiga, siswa hanya melakukan membuat kesimpulan mengulang materi dan mengerjakan soal evaluasi (posttest).

(8)

ikut andil dalam pembelajaran karena pada kelas kontrol sudah mengajak siswa sedikit demi sedikit aktif karena guru selain menggunakan ceramah juga menggunakan metode demonstrasi, diskusi kecil, tanya jawab, dan penugasan. Hal ini dapat dilihat pada tabel keterlaksanaan dari hasil pengamatan.

Tabel 15

Hasil Implementasi Aktivitas Guru Menggunakan Pembelajaran Konvensional di Kelas Kontrol

Kegiatan Aspek yang dinilai Pertemuan

1 2

Pendahuluan Guru mengkondisikan siswa dalam pembelajaran

√ √

Guru melakukan apersepsi √ √

Guru melakukan motivasi √ √

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √ √ Inti Guru menjelaskan materi pembelajaran √ √

Guru mendemostrasikan contoh materi pembelajaran

√ √

Guru bertanya jawab mengenai materi ajar √ √ Guru membagi siswa kedalam beberapa

kelompok secara acak

√ √

Guru membagikan lembar diskusi dan memberi kesempatan untuk berdiskusi.

√ √

Guru meminta kelompok untuk mempresentasikan dan kelompok lain menanggapi.

√ √

Guru mengevaluasi/ memberikan penguatan jawaban hasil presentasi kelompok

√ √

Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.

√ √

Guru mendampingi siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari

x

Penutup Guru melakukan refleksi x

Guru melakukan tindak lanjut kepada siswa

Menutup pembelajaran

Keterangan:

√ = melakukan tindakan

(9)

Berdasarkan tabel aktivitas guru dalam kelas kontol dapat diketahui bahwa proses pembelajaran matematika di kelas kontrol telah terlaksana dengan baik dan sesuai dengan langkah-langkah rencana pembelajaran. Hal ini dilihat pada tabel keterlaksanaan pada pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran yang belum terlaksana adalah guru melakukan refleksi. Sedangkan, pada pertemuan kedua kegiatan pembelajaran yang belum terlaksana yaitu guru mendampingi siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. Dari kegiatan pembelajaran di atas dapat diketahui, bahwa kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan lancar. Pada pertemuan ketiga ini hanya mengulas materi dari pertemuan sebelumnya dan memberikan soal tes kemampuan menyelesaikan soal cerita Matematika.

Pembelajaran pada kelas kontrol juga dilihat dari aktivitas siswa. Berikut tabel hasil observasi aktivitas siswa di kelas kontrol.

Tabel 16

Hasil Implementasi Aktivitas Siswa Menggunakan Pembelajaran Konvensional di Kelas Kontrol

No Aspek yang Diamati Pertemuan

1 2

1 Siswa mempersiapkan buku catatan, buku pelajaran, dan alat tulis

2 Siswa menanggapi apersepsi yang dilakukan guru. 3 Siswa menanggapi motivasi yang diajukan guru 4 Siswa memperhatikan pemaparan tujuan pembelajaran

dari guru

5 Siswa memperhatikan pemaparan materi yang disampaikan guru

6 Siswa merespon demontrasi yang dilakukan guru 7 Siswa menempati tempat sesuai dengan kelompok 8 Siswa mendiskusikan lembaar diskusi bersama

kelompok

9 Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan siswa lain menanggapi

10 Siswa membuat kesimpulan mengenai materi pelajaran x

11 Siswa bersama guru melakukan refleksi

Keterangan:

√ = melakukan tindakan

(10)

Dapat dilihat dari tabel aktivitas siswa di atas, kegiatan siswa saat mengikuti pelajaran menggunakan pembelajaran konvensional yang diamati secara klasikal, untuk mengetahui bagaimana respon siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Hasil pengamatan tersebut didapat bahwa dari keseluruhan aspek pengamatan dapat terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari keseluruhan pembelajaran yang belum terlaksana hanya satu kegitan. Pada pertemuan ketiga ini siswa hanya melaksanakan tes evaluasi soal.

Berdasarkan pengamatan dari keterlaksanaan kegiatan pembelajaran dapat diketahui bahwa proses pembelajaran pada kelas 5 di SD Negeri 5 Gundih sebagai kelompok kelas eksperimen dan kelas 5 di SD Negeri 4 Gundih sebagai kelompok kelas kontrol berjalan dengan lancar dan baik. Hal ini karena pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang sudah direncanakan. Dari keterlakasanaan semua pengamatan yang sudah dilakukan dapat dilihat pada lembar observasi.

4.2 Hasil Penelitian

Bagian hasil penelitian ini akan membahas dua subbab deskripsi data dan analisis data. Didalam hasil penelitian yang akan dijabarkan mengenai hasil diskripsi data dan analisis data menjabarkan hasil dari uji hipotesis dengan uji t. Sebelum uji t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan homogenitas dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows.

4.2.1 Diskripsi Data

Dari hasil tes yang telah diberikan, data yang di peroleh peneliti berupa hasil dari tes kemampuan menyelesaikan soal cerita. Data tersebut diolah dan disederhanakan dalam tabel distribusi frekuensi. Berikut ini, dibahas mengenai deskripsi data dari hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol.

4.2.1.1Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika

(11)

menggunakan pendekatan saintifik melalui model problem based learning di SD Negeri 5 Gundih dan kelompok kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional modern yang disesuikan dengan pembelajaran yang ada di SD Negeri 4 Gundih. Nilai batas KKM dari matematika adalah 65. Hasil data yang diperoleh berasal dari nilai pretest dan posttest. Di bawah ini akan dijelaskan diskripsi data kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika sebelum dan sesudah perlakuan (treatment).

a) Diskripsi Data Sebelum Perlakuan

Berikut distribusi frekuensi skor hasil dari kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika sebelum perlakuan, pada kelas ekperimen dan kelas kontrol. Distribusi frekuensi disusun dengan menggunakan banyak kelas dan interval kelas. Sehingga, mempermudah pembuatan tabel distribusi frekuensi kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika, menurut Sugiyono (2011: 36-37) menentukan banyak kelas dalam penelitian ini menggunakan ketetapan,

K = 1 + log 3,3 log n, dari ketentuan tersebut didapat banyak kelas adalah = 1 + 3,3 log 29

= 1 + 3,3 . 1,46

= 1 + 4,818 = 5,818 (dibulatkan menjadi 6)

Untuk mencari interval maka menghitung rentang data (Range), Range = (nilai maksimal – nilai minimal) + 1

= (89 – 43) + 1 = 46 + 1 = 47 Interval = 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 47

6

(12)

Untuk melihat hasil distribusi frekuensi kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 17

Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Sebelum Perlakuan

Interval Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

83 – 90 2 13% 1 7%

75 – 82 1 7% 2 14%

67 – 74 4 27% 4 29%

59 – 66 7 47% 3 21%

51 – 58 0 0% 1 7%

43 – 50 1 7% 3 21%

Jumlah 15 100% 14 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada kelompok eksperimen tidak ada siswa yang mendapatkan nilai antara 51-58 dengan persentase 0%. Untuk siswa yang mendapat interval nilai 43-50 dan 59-66 terdapat 1 siswa dengan persentase 7%. Sedangkan interval nilai 59-66 terdapat 7 siswa dengan persentase 47%. Siswa yang mendapatkan interval nilai 67-74 sebanyak 4 siswa dengan persentase 27%. Dan siswa yang mendapatkan interval nilai 83-90 terdapat 2 siswa dengan presentase 13%.

Sementara hasil nilai dari kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada kelas kontrol dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai antara 83-90 dan 51-58 terdapat 1 siswa dengan persentase 7%. Untuk siswa yang mendapat interval nilai 75-82 terdapat 2 siswa dengan persentase 14%. Sedangkan interval nilai 67-74 terdapat 4 siswa dengan persentase 29%. Siswa yang mendapatkan interval nilai 59-66 dan 43-50 sebanyak 3 siswa dengan persentase 21%.

(13)

Tabel 18

Diskriptif Data Sebelum Perlakuan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

KelasEksprimen 15 43 89 68.53 11.382

KelasKontrol 14 46 86 65.07 11.678

Valid N (listwise) 14

Untuk memperjelas gambaran diskriptif data sebelum perlakuan, dari kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4. Diagram Batang Diskripsi Data Sebelum Perlakuan b) Diskripsi Data Setelah Perlakuan

(14)

Untuk mengetahui interval maka menghitung rentang data (Range), Range = (nilai maksimal – niali minimal) + 1

= (90 – 56) + 1 = 34 + 1 = 35

Untuk mencari interval diperoleh : Interval = 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 35

6

= 5,83 dibulatkan menjadi 6.

Untuk melihat hasil distribusi frekuensi kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol setelah dilakukan perlakuan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 19

Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Interval Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

86 – 91 2 13% 0 0%

80 – 85 1 7% 3 21%

74 – 79 6 40% 1 7%

68 – 73 5 33% 5 36%

62 – 67 1 7% 2 14%

56 – 61 0 0% 3 21%

Jumlah 15 100% 14 100%

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pada kelompok eksperimen tidak ada siswa yang mendapatkan nilai antara 56-61 dengan persentase 0%. Untuk siswa yang mendapat interval nilai 62-67 dan 80-85 terdapat 1 siswa dengan persentase 7%. Sedangkan interval nilai 68-73 terdapat 5 siswa dengan persentase 33%. Siswa yang mendapatkan interval nilai 74-79 sebanyak 6 siswa dengan persentase 40%. Dan siswa yang mendapatkan interval nilai 86-91 terdapat 2 siswa dengan presentase 13%.

(15)

yang mendapat interval nilai 56-61 dan 80-85 terdapat 3 siswa dengan persentase 21%. Sedangkan interval nilai 68-73 terdapat 5 siswa dengan persentase 36%. Siswa yang mendapatkan interval nilai 62-67 sebanyak 2 siswa dengan persentase 14%. Dan siswa yang mendapatkan interval nilai 74-79 terdapat 1 siswa dengan presentase 7%.

Dapat dilihat juga dalam tabel diskriptif setelah dilakukan perlakuan, secara garis besar tentang hasil dari nilai kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas 5 kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol seperti dalam tabel diskriptif dibawah ini.

Tabel 20

Diskriptif Data Setelah Perlakuan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kelaseksperimen 15 64 90 75.80 7.321

Kelskontrol 14 56 83 69.64 8.233

Valid N (listwise) 14

Untuk memperjelas gambaran diskriptif data di atas hasil dari kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika setelah dilakukan perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 5. Diagram Batang Diskripsi Data Setelah Perlakuan

(16)

4.2.2 Analisis Data

Analisis data, disajikan data nilai kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika yang diperoleh dari kelompok kelas eksperimen adalah siswa kelas 5 SD Negeri 5 Gundih, dan kelompok kelas kontrol adalah siswa kelas 5 SD Negeri 4 Gundih. Dalam analisis data menggambarkan hasil dari uji hipotesis yang dilakukan dengan uji t Independent Samples Test. Sebelum dilakukan uji t terlebih dahulu melakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas, uji homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Sedangkan uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah ada kesamaan diantara kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Dari uji prasyarat yang terpenuhi dilakukan uji t untuk mengetahui perbedaan pengaruh penerapan treatment pada kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol terhadap hasil dari tes kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika. Analisis data yang digunakan dengan bantuan program SPSS 16.0 for window.

4.2.2.1Hasil Uji Prasyarat Sebelum Perlakuan

Hasil analisis data sebelum dilakukan perlakuan, terlebih dahulu dilakukan uji kesetaraan dengan melakukan tes kemampuan awal (Pretest) pada kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Tes uji kesetaraan ini menggunakan 8 soal uraian berupa soal cerita matematika yang sudah di validitas dan reliabel.

a) Hasil Uji Normalitas Pretest

(17)

Tabel 21

Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Nilai kelas eksperimen .187 15 .165 .909 15 .132

kelas kontrol .140 14 .200* .965 14 .808 a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari analisis uji Shapiro-Wilk

tingkat signifikan pada kelompok ekspertimen 0,132 dan kelompok kontrol 0,808, artinya memiliki signifikansi > 0,05 maka kedua kelompok tersebut berdistribusi normal. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 6. Grafik Normalitas Pretest Kelas Eksperimen

(18)

b) Hasil Uji Homogenitas Pretest

Uji homogenitas untuk mengetahui apakah ada kesamaan diantara kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan. Uji homogenitas dilakukan sebagai syarat untuk melakukan penelitan selanjutnya. Untuk melihat hasil uji homogenitas antara kelompok eksperimen dan kelompok kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 22.

Tabel 22

Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.153 1 27 .699

Dapat diketahui berdasarkan tabel di atas signifikansi 0,699 > 0,05 artinya kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol mempunyai varian yang sama atau kedua kelas tersebut homogen. Setelah diketahui hasil dari uji homogenitas dapat dilakukan penelitian.

c) Uji Keseimbangang (Uji Kesetaraan)

Uji keseimbangan yang dilakukan sebelum penelitian, dengan Uji t

(19)

Tabel 23

Hasil Uji T Nilai Kesetaraan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t Df

yaitu 0,426. Berdasarkan kriteria signifikansi jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima H1 ditolak sedangkan signifikansi < 0,05 maka Hoditolak H1 diterima. Dari tabel 7 dapat diketahui signifikansi 0,426 artinya 0,426 > 0,05 maka menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan hasil nilai tes sebelum penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan yang sama sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.

4.2.2.2Hasil Uji Prasyrat Setelah Perlakuan

(20)

soal cerita matematika yang sudah di validitas dan reliabel. Berikut hasil uji normalitas dan uji homogenitas setelah perlakuan:

a) Hasil Uji Normalitas Postest

Hasil uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak setelah melakukan penelitian. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS 16.0 for window. Hasil data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi > 0,05. Berikut hasil uji normalitas yang diperoleh dari kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 24.

Tabel 24

Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Nilai kelas

eksperimen .144 15 .200

* .937 15 .340

kelas kontrol .110 14 .200* .968 14 .848 a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada kolom Shapiro-Wilk diketahui nilai signifikansi untuk nilai posttest kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada kelas eksperimen sebesar 0,340 > 0,05 dan kelas kontrol sebesar 0,848 > 0,05, artinya bahwa data tersebut berdistribusi normal. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

(21)

Gambar 9. Grafik Normalitas Posttest Kelas Kontrol b) Hasil Uji Homogenitas Posttest

Hasil uji homogenitas untuk mengetahui apakah data mempunyai varians yang sama atau tidak setelah perlakuan. Data dapat dikatakan homogen jika diperoleh nilai > 0,05. Untuk melihat hasil dari uji homogenitas dari kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 25.

Tabel 25

Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.413 1 27 .526

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa signifikansi menunjukkan angka sebesar 0,526 yang artinya 0,526 > 0,05 maka hasil uji homogenitas pada

posttest kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada kelompok kelas ekperimen dan kelompok kelas kontrol dapat dikatakan homogen.

c) Uji Hipotesis

(22)

kelompok kelas kontrol. Hasil uji hipotesis dengan uji t Independent Samples Test, terdapat kriteria berdasarkan tingkat signifikansi, yaitu

1. Jika signifikan > 0,05 maka HO diterima H1 ditolak 2. Jika signifikan < 0,05 maka HO ditolak H1 diterima.

Hasil dari uji t dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 26

Hasil Uji Hipotesis (Uji T Independent Samples Test Nilai Posttest) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa signifikansi dilihat dari Sig. (2-tailed) sebesar 0,042, artinya 0,042 < 0,05 nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 2,131. Terdapat juga df=27 dan. Sedangkan perbedaan rata-rata (mean diference) 6,157. Dan perbedaan berkisar antara 0,230 sampai 12,084

Penelitian ini juga dapat dilihat dari uji t dua fihak dengan df = 27 dan signifikansi α = 5% maka diperoleh t tabel 2,052. Karena dari 1

2𝛼 = 1

25% = 2,5%.

(23)

Tabel 27

Ringkasan Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan tabel hasil uji hipotesis menunjukkan t hitung > t tabel, yaitu 2,313 > 2,052 dan signifikan 0,042 < 0,05 artinya bahwa signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka HO ditolak H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan Pendekatan Saintifik melalui Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Gundih Gugusan Kihajar Dewantoro Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015. Untuk lebih mempermudah dimana letak t hitung dan t tabel dibuat gambar menggunakan uji pihak kanan berikut:

Gambar 10. Daerah Kritik Uji Hipotesis

Pada gambar diatas dapat diketahui bahwa nilai t hitung berada pada daerah penolakan HO. Hasil analisis hipotesis tersebut menunjukkan bahwa t hitung > t tabel artinya terdapat pengaruh Pendekatan Saintifik melalui Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas 5 SD Negeri Gundih.

4.3 Pembahasan

Dalam subbab pembahasan ini, akan diuraikan tentang hasil dari penelitian dan analisis data yang telah dilakukan. Hal ini juga untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning

𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keputusan Hipotesis

2,131 2,052 H0 ditolak H1 diterima

2,052

-2,052 2,131

-2,131

Daerah penerimaan HO

Daerah penolakan HO Daerah

(24)

terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa SD Negeri 5 dan 4 Gundih.

4.3.1 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan, bertujuan untuk mengetahui pengaruh kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol sebelum dan setelah diberikan perlakuan pada siswa kelas 5 SD terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika. Kelompok kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran pendekatan saintifik melalui model problem based learning,

sedangkan kelompok kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional yang biasanya diterapkan di SD tersebut. Hasil data yang diperoleh melalui

pretest, yaitu tes sebelum perlakuan dan posttest, yaitu tes setelah perlakuan untuk memperoleh hasil nilai dari kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika.

Dilihat perbedaan hasil dari tes kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika ini, karena pembelajaran pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning menekankan pada pemecahan masalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dengan pendekatan dan model tersebut, dapat dilakukan dengan langkah-langkah secara ilmiah dan sistematik. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukaan oleh Hosnan (2014: 298) diartikan

(25)

pemecahan masalah. Dari beberapa komponen tersebut disajikan dalam kegiatan pembelajaran ekplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Selain itu, dalam proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat menanamkan konsep pemecahan masalah materi pelajaran.

Untuk menerapkan pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari guru menyajikan permasalahan pada materi pelajaran berupa soal cerita matematika. Guru mengarahkan siswa, untuk menyelesaikan soal cerita sesuai langkah-langkah penyelesaian masalah dalam soal cerita matematika seperti dalam tahapan Polya, yaitu (1) memahami masalah, dalam tahap ini siswa dapat menentukan data apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal cerita. (2) membuat rencana penyelesaian. Siswa membuat model atau kalimat ke dalam rumus. (3) melaksanakan rencana penyelasaian, siswa dapat mengkomputasi. (4) melakukan pengecekan terhadap hasil dan membuat kesimpulan terhadap pertanyaan soal cerita. Dari penyelesaian masalah tersebut sesuai dengan tahapan secara urut dapat membiasakan siswa untuk dapat berpikir secara sistematis.

Dapat dilihat dari hasil nilai kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada kelompok kelas eksperimen setelah mendapatkan perlakuan menunjukkan adanya peningkatan dibanding sebelum dilakukan tindakan. Hal ini dilihat dari nilai rata-rata setelah perlakuan dari 15 siswa yang hadir sebesar 75,80 dibanding dengan sebelum dilakukan perlakuan dengan nilai rata-rata 68,53. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari hasil uji t yang menunjukkan bahwa t hitung > t tabel, yaitu (2,131 > 2,052) dan signifikansi 0,042 < 0,05.

(26)

permasalahan yang disajikan oleh guru, sehingga memberikan kesempatan untuk siswa bertukar pendapat untuk mencari penyelesaian dari permasalahan. Dengan adanya diskusi dan kerja kelompok, dapat menumbuhkan sikap saling kejasama. Dapat juga membantu siswa yang kurang mampu memahami konsep materi pelajaran, adanya interaksi antar siswa, siswa dan lingkungan. Hal ini, mendorong siswa untuk aktif, bernalar, dan berpikir lebih kritis dalam memecahkan masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Sehingga pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik melalui model problem based learning juga membuat siswa berani mengemukakan pendapat. Hal ini dapat dilihat dari timbal balik ketika siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, dan adanya siswa yang menanggapi hasil diskusi tersebut.

Faktor lain yang mempengaruhi dalam pembelajaran di kelas eksperimen sesuai pengamatan peneliti adalah ketika siswa tidak memiliki kepercayaan masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba karena takut salah. Namun, faktor tersebut dapat teratasi dengan adanya siswa saling membantu untuk memahami materi yang dipelajari saat diskusi dan bimbingan dari guru.

Keberhasil penelitian ini juga relevan dengan penelitian yang dilakukan Ade Febriyanto (2012) dengan judul penelitian: “Efektifitas penggunaan model

Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran matematika pada siswa

kelas 5 semester 2 desa depok tahun pelajaran 2011/2012” menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan Problem Based Learning lebih efektif dalam pembelajaran Matematika pada siswa kelas 5 SD. Hal ini ditunjukkan dari nilai t hitung > t tabel (3.173 > 2.023) dengan signifikansi 0,003<0,05. Dapat juga dilihat dari rata-rata pada kelompok kelas eksperimen 78,60 dan kelompok kontrol 64,14.

(27)

Gambar

Tabel 12  Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian Kelompok Kelas Eksperimen dan
Tabel 13
Tabel 14 Hasil Implementasi Pembelajaran Pendekatan Saintifik Melalui Model
Tabel 15 Hasil Implementasi Aktivitas Guru Menggunakan Pembelajaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Semua kegiatan baik yang langsung maupun tidak langsung untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, dan

Instrumen analisis tersebut berdasarkan pada 5 kriteria dasar: (a) jenis atau level representasi, (b) interpretasi dari fitur representasi, (c) hubungan dengan teks, (d) keberadaan

Jutaan skalar transistor semikonduktor dapat dibuat dalam bentuk rangkaian terinterasi (Integrated Circuit), yang dapat melakukan pemprosesan data digital dengan

Penelitian dilakukan dengan mensintesis Fe 3 O 4 dengan pengadukan menggunakan gelombang ultrasonik untuk sintesis magnetit pada sistem co-presipitasi, menggunakan natrium

mikro adalah akuisisi antar menara tidak begitu dibutuhkan, dapat membawa jumlah data yang besar, biaya murah karena setiap tower antena tidak memerlukan

Untuk dapat mengetahui bagaimana alur hubungan antara variabel yang diteliti berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka Pengaruh Loyalitas

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat, karunia, taufik, dan hidayah-Nya serta petunjuk dalam menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmi ah