• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI POKOK HIDROLISIS GARAM DALAM BUKU KIMIA KELAS XI SMA MA | Addiin | Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia 8866 19126 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI POKOK HIDROLISIS GARAM DALAM BUKU KIMIA KELAS XI SMA MA | Addiin | Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia 8866 19126 1 PB"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

58

ANALISIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI POKOK

HIDROLISIS GARAM DALAM BUKU KIMIA KELAS XI SMA/MA

Istiqomah Addiin *, Ashadi, Mohammad Masykuri

*

Keperluan korespondensi, HP: 085747027541, email: [email protected]

Received: August 4, 2016 Accepted: August 15, 2016 Online Published: August 31, 2016

Penelitian ini merupakan analisis pendahuluan yang terfokus pada perlunya representasi kimia ditemukan dalam bahan ajar kimia berupa buku kimia untuk meningkatkan pemahaman konsep. Secara khusus, tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi representasi kimia pada materi hidrolisis garam yang terkandung dalam 6 buah buku kimia. Instrumen analisis yang digunakan berasal dari instrumen yang dikembangkan oleh Gkitzia et al.(2011). Instrumen analisis tersebut berdasarkan pada 5 kriteria dasar: (a) jenis atau level representasi, (b) interpretasi dari fitur representasi, (c) hubungan dengan teks, (d) keberadaan dan sifat dari keterangan, (e) tingkat korespondensi antar representasi yang terdiri dari beberapa representasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa buku teks pelajaran dari Nurhalimah Umiyati dan Haryono mengandung representasi kimia tertinggi. Hampir semua buku menggunakan representasi kimia yang terpusat pada tingkat simbolik yang sebagian besar berupa persamaan reaksi kimia dengan label eksplisit, berhubungan dan terkait, tapi terdapat pula representasi dengan kategori sebagian berhubungan dan terkait. Keenam buku kimia tersebut sangat sedikit menggunakan representasi ganda, hibrid, atau campuran. Selain itu, keberadaan keterangan tentang representasi kimia jelas dan sesuai, tapi ada pula yang disertai dengan masalah atau tanpa keterangan.

Kata kunci: Representasi kimia, Hidrolisis garam, Buku kimia

ABSTRACT

This study is a preliminary analysis that focused on the need for representation of the chemical found in chemistry teaching materials such as books chemistry to improve understanding of the concept. Specifically, this study aims to evaluate the chemical representation of the salt hydrolysis matter contained in 6 chemistry books. Instruments for analysis used came from instruments developed by Gkitzia et al. (2011). The Instruments for analysis based on five basic criteria: (a) the type or level of representation, (b) the interpretation of the feature representation, (c) the relationship with the text, (d) the existence and nature of the information, (e) the degree of correspondence between the representation comprising of multiple representations. The analysis showed that the textbooks of Nurhalimah Umiyati and Haryono contains the highest chemical representation. Almost all books using the chemical representation centered on the level on the symbolic level, mostly in the form of a chemical equation with explicit label, associated and related, but there is also a representation of the category of partially interconnected and related. The sixth book of chemistry is very little use of multiple representations, hybrid, or mixed. In addition, the presence of information about chemical representation is clear and appropriate, but some are accompanied with problems or without explanation.

Keywords: Representation of chemical, salt hydrolysis, chemical Books ABSTRAK

Prodi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta,

(2)

PENDAHULUAN

Suatu buku teks pelajaran

dinyatakan layak jika memenuhi standar

kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan

kegrafikan yang dinilai oleh BSNP dan

ditetapkan dengan Peraturan Menteri [2].

Daftar buku teks pelajaran yang layak

digunakan sesuai dengan Kurikulum 2013

telah ditetapkan dalam Permendikbud RI

Nomor 1 Tahun 2015. Dalam peraturan

tersebut tidak tercantum buku teks

pelajaran Kimia yang layak digunakan dan

sesuai dengan Kurikulum 2013 [4].

Kimia merupakan salah satu mata

pelajaran peminatan IPA yang berada di

antara fenomenologi dan abstraksi,

makroskopik dan mikroskopik, yang berarti

dalam memahami makroskopik juga

memahami mikroskopik [5]. Guna

menjembatani antara fenomenologi dan

abstraksi, para ahli menggunakan

beberapa representasi yang kemudian

dikenal sebagai representasi kimia atau

chemical representation.

Istilah yang digunakan untuk

merepresentasikan Kimia telah mengalami

banyak perkembangan selama beberapa

dekade [6]. Pada penelitian ini, representasi

kimia yang digunakan terdiri dari makro,

submikro, dan simbolik. Makro merupakan

semua hal yang bersifat nyata dan dapat

diamati dan dapat diukur baik dalam

laboratorium kimia maupun dalam

kehidupan sehari-hari. Submikro

merupakan deskripsi dari fenomena makro

namun tidak dapat dilihat dengan mata

telanjang atau mikroskopoptik sekalipun

seperti atom, ion, dan molekul. Simbolik

merupakan representasi dari submikro

untuk menggambarkan atom, baik terdiri

dari satu unsur atau tergabung dalam grup

dari beberapa unsur, atau tanda untuk

menggambarkan muatan listrik, tanda baca

di bawah garis untuk mengindikasikan

banyaknya atom dalam sebuah ion atau

molekul, huruf untuk mengindikasikan

keadaan fisik dari suatu zat seperti (solid

(s), liquid (l), gas (g), dan aqueous (aq),

dan larutan lain), juga dapat digunakan

untuk persamaan ionik dan kimia [6,7].

Melalui representasi kimia, siswa

dapat lebih mudah mempelajari Kimia

terutama untuk materi kimia yang

mempunyai daya serap rendah seperti

hidrolisis garam. Daya serap materi

hidrolisis garam diketahui masih cukup

rendah seperti dapat dilihat pada Gambar 1

pada lampiran [8]. Selain itu, materi

hidrolisis juga termasuk materi yang sukar

dan masih terdapat miskonsepsi

[9,10,11,12,13,14,15, 16]. Sebagai salah Buku telah memberikan kontribusi

yang besar dalam proses belajar mengajar

baik untuk guru dan peserta didik [1]. Buku

merupakan salah satu sarana yang wajib

dimiliki oleh satuan pendidikan untuk

menunjang proses pembelajaran yang

teratur dan berkelanjutan [2]. Buku

merupakan bantuan instruksional dalam

proses belajar mengajardan harus

sesuai dengan kurikulum baik secara

tujuan, isi dan metodologi pengajaran

dari setiap mata pelajaran yang

bersangkutan [3]. Oleh karena itu, suatu

buku teks pelajaran hendaknya sesuai

dengan kurikulum dan standar kelayakan

yang berlaku tanpa meninggalkan

karakteristik dari mata pelajaran yang

bersangkutan agar tujuan pembelajaran

(3)

satu sarana dalam proses pembelajaran,

buku teks pelajaran hendaknya

mengandung representasi kimia untuk

membantu siswa dalam memahami Kimia.

Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengevaluasi representasi kimia

pada materi hidrolisis garam yang

terkandung dalam enam buah buku kimia.

Analisis representasi kimia dalam buku teks

pelajaran menggunakan instrumen yang

dikembangkan oleh Gkitzia, Salta, dan

Tzougraki (2011) [17]. Instrumen analisis

terdiri dari lima kriteria yaitu dasar: jenis

atau level representasi (C1), interpretasi

dari fitur representasi (C2), hubungan

dengan teks (C3), keberadaan dan sifat

dari keterangan (C4), tingkat korespondensi

antar representasi yang terdiri dari

beberapa representasi (C5). Masing –

masing kriteria terdiri dari beberapa tipologi

sesuai dengan Tabel 1.

Kriteria Tipologi

C1: Tipe Representasi i. Makro

ii. Submikro iii. Simbolik iv. Ganda/Multiple v. Hibrid

vi. Campuran

C2: Interpretasi Fitur i. Eksplisit ii. Implisit iii. Ambigu

i. Sepenuhnya berhubungan dan

terkait

ii. Sepenuhnya berhubungan dan tidak terkait

iii. Sebagian berhubungan dan terkait iv. Sebagian berhubungan dan tidak

terkait

v. Tidak berhubungan

C4: Keberadaan dan Sifat dari Keterangan

i. Keberadaan Keterangan yang

sesuai (eksplisit, jelas,

komprehensif, bersifat otonomi) ii. Adanya keterangan disertai masalah iii. Tanpa keterangan

i. Cukup terkait ii. Tidak cukup terkait iii. Tidak terkait

Tabel 1. Kriteria untuk evaluasi

representasi kimia dan

karakteristiknya

Tipologi kriteria C1 terdiri dari

makro, submikro, simbolik, ganda/multiple,

hibrid, dan campuran. Representasi

diklasifikasikan sebagai ganda/multiple jika

dalam satu fenomena kimia mengandung

dua atau tiga level representasi. Contohnya

foto yang menunjukkan air dalam wujud

padat dan cair yaitu pada level makro

disertai susunan molekul air pada kedua

wujud air tersebut yaitu pada level simbolik.

Representasi diklasifikasikan hibrid jika

mengandung karakteristik dari dua atau tiga

level representasi dalam satu fenomena

kimia. Contohnya sebuah gambar terdiri

dari gelas beker yang berisi air

menunjukkan karakteristik makro dan

molekul air menunjukkan karakteristik

simbolik. Representasi dikatakan campuran

jika terdapat penggambaran karakteristik

kimia seperti makro, submikro, dan simbolik

melalui karakteristik lain seperti analogi.

Tipologi pada kriteria analisis lain dapat

diketahui pada lampiran.

Berdasarkan angket yang telah

diberikan kepada siswa, diketahui sebagian

besar siswa lebih menyukai buku yang

mengandung berbagai visualisasi dari

materi pelajaran. Oleh karena itu, analisis

representasi kimia didasarkan pada foto,

foto fenomena kimia, diagram, dan gambar

[18].

METODE PENELITIAN

Pemilihan Buku Teks Pelajaran

Telah disebutkan bahwa belum ada

buku teks pelajaran Kimia yang dinyatakan

layak dan sesuai Kurikulum 2013 oleh

BNSP [4]. Oleh karena itu, buku yang

digunakan antar sekolah tidak sama.

Pemilihan buku teks pelajaran yang akan di

analisis berdasarkan hasil angket yang

diberikan kepada 183 siswa SMA/MA di

Surakarta. Selain berdasarkan hasil angket,

analisis buku juga dilakukan pada buku C5: tingkat

korespondensi antar

representasi yang

(4)

yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional serta

buku Kimia dari penebit luar negeri.

Berdasarkan angket yang telah

diberikan, buku kimia yang akan dianalisis

adalah sebagai berikut.

1. Rahardjo, S. B. (2014). Kimia:

Berbasis Eksperimen. Surakarta: PT

Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

2. Purba, M. (2007). Kimia: Jilid 2B untuk

Buku Sekolah Elektronik Kimia: untuk

SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional.

Analisis representasi kimia yang

terkandung dalam buku teks pelajaran

dilakukan melalui langkah berikut [19].

1. Deskripsi umum representasi kimia

dari masing–masing buku.

Representasi kimia dari tiap buku

diklasifikasikan menjadi foto (ilmuwan,

peralatan laboratorium dan barang

pecah belah, serta pemandangan

alam), foto fenomena kimia (reaksi

kimia dan teknik pemisahan), diagram

(persamaan kimia, peta konsep, grafik,

rumus struktur senyawa organik), dan

gambar (gambar reaksi kimia, sel

elektrokimia, dan susunan alat – alat

laboratorium).

2. Menganalisis representasi kimia pada

setiap buku teks pelajaran sesuai

dengan lima kriteria dasar [17].

Representasi kimia yang

diklasifikasikan sebagai foto kemudian

dianalisis hanya berdasarkan kriteria

C3 dan C4, sedangkan representasi

kimia yang lain dianalisis berdasarkan

kriteria C1 – C4. Hanya representasi

kimia dengan klasifikasi multiple

berdasarkan kriteria C1 yang

kemudian dianalisis menggunakan

kriteria C5.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Umum Representasi Kimia

Deskripsi umum representasi kimia

mencakup rata – rata representasi kimia pelajaran materi hidrolisis garam

Berdasarkan Tabel 2 diketahui terdapat tiga

buku yang mengandung hampir semua

representasi kimia, sedangkan tiga buku

(5)

kimia dalam bentuk diagram berupa

persamaan kimia dan reaksi kimia. Buku

teks pelajaran dari Nurhalimah Umiyati dan

Haryono mengandung representasi kimia

tertinggi.

Analisis Representasi Kimia

Hasil analisi representasi kimia

berdasarkan lima kriteria yaitu C1 – C5

ditunjukkan dalam Tabel 3 pada lampiran.

Kriteria Pertama (C1)

Keenam buku teks pelajaran

terfokus pada representasi simbolik berupa

reaksi kimia atau persamaan matematis

untuk menentukan konsentrasi ion H+ atau

OH- dalam larutan garam. Hanya satu buku

yang menggunakan representasi makro

dan multiple seperti ditunjukkan Gambar 1.

Kriteria Kedua (C2)

Sebagian besar buku teks

pelajaran bersifat eksplisit seperti Gambar

2 (a), namun ada pula yang bersifat implisit

dan ambigu seperti Gambar 1 (c) dan

Gambar 2 (b).

Representasi

kimia makro (2a)

Ganda/

multiple

berrsifat

implisit

(1c)

Ambigu (2b)

Kriteria Ketiga (C3)

Sebagian besar buku teks

pelajaran termasuk sebagian berhubungan

dan terkait, namun ada pula yang

menunjukkan tipologi lain dari kriteria ketiga

seperti pada Gambar 3 (a) dan Gambar 4

(a) .

Gambar 3 (a) Gambar 4 (a)

Kriteria Keempat (C4)

Tiga buku memuat keterangan

yang menunjukkan masalah serta adanya

keterangan yang sesuai secara eksplisit

namun tidak secara komprehensif. Bahkan

terdapat buku yang mengandung

representasi kimia tanpa keterangan seperti

Gambar 4.

Gambar 4. Sebagian berhubungan dan

tidak terkait serta dapat menimbulkan

(6)

Kriteria Kelima (C5)

Hanya ada satu buku yang

termasuk dalam tipologi multiple namun

bersifat tidak berhubungan antar

representasi yang diberikan seperti Gambar

1 (c).

Pembahasan

Hasil analisis tiap kriteria

menunjukkan bahwa buku teks pelajaran

hanya fokus pada dua level representasi

yaitu makro dan simbolik. Level simbolik

menjadi representasi yang paling sering

digunakan pada semua buku teks

pelajaran. Hanya satu buku yang

menggunakan representasi makro dan

multiple. Selain itu, buku teks pelajaran

tersebut tidak mengungkapkan kesetaraan

karakteristik pada level representasi yang

berbeda [19].

Berdasarkan hasil tersebut, buku

teks pelajaran yang berkembang saat ini

tidak dapat menjadi sumber yang efektif

dalam mendukung kompetensi representasi

yang lebih tinggi [20]. Buku teks pelajaran

tidak memudahkan guru dalam

memberikan sumber visualisasi yang

berbeda selain simbol berupa persamaan

reaksi kimia. Selain itu, buku teks pelajaran

juga tidak membuat siswa familiar dengan

fenomena kimia dari persamaan reaksi

kimia yang digunakan.

Di sisi lain, penggunaan

representasi simbolik berupa persamaan

reaksi kimia dalam buku teks pelajaran

dapat menjadi penghubung antara

representasi makro dan submikro.

Representasi simbolik memberikan peran

besar daam mempelajari kimia terutama

sebagai fasilitator komunikasi yang cepat

dan efektif, tapi bukan dalam memberikan

pemahaman pada siswa. Perlu adanya

dukungan dari representasi lain sehingga

tujuan yang ingin dicapai dapat terekam di

memori jangka panjang siswa dengan baik.

Selain itu, guru perlu memperhatikan

beberapa poin umum ketika menggunakan

buku teks pelajaran tersebut dalam proses

pembelajaran [21].

Sebagian besar representasi yang

digunakan dalam buku teks pelajaran

dinyatakan secara eksplisit, namun hanya

sebagian berhubungan serta tidak terkait.

Keterangan yang diberikan juga kurang

sesuai karena dapat menimbulkan

permasalahan lain. Representasi yang

digunakan dalam buku teks pelajaran

tersebut perlu disertai dengan keterangan

dan label secara eksplisit, jelas, dan

komprehensif sehingga memudahkan siswa

dalam menginterpretasikan pesan yang

ingin disampaikan dalam representasi

tersebut [18]. Jika tidak, siswa dapat

mengira gambar dalam buku teks pelajaran

hanya berfungsi agar buku terlihat menarik

dan dapat menimbulkan miskonsepsi [9].

KESIMPULAN

Hasil analisis menunjukkan bahwa

buku teks pelajaran dari Nurhalimah

Umiyati dan Haryono mengandung

representasi kimia tertinggi. Hampir semua

buku menggunakan representasi kimia

yang terpusat pada tingkat simbolikyang

sebagian besar berupa persamaan reaksi

kimia dengan label eksplisit, berhubungan

dan terkait, tapi terdapat pula representasi

dengan kategori sebagian berhubungan

dan terkait. Keenam buku kimia tersebut

(7)

ganda, hibrid, atau campuran. Selain itu,

keberadaan keterangan tentang

representasi kimia jelas dan sesuai, tapi

ada pula yang disertai dengan masalah

atau tanpa keterangan. Selain persamaan

reaksi kimia, representasi lain yang

digunakan dalam buku teks pelajaran

tersebut perlu disertai dengan keterangan

dan label secara eksplisit, jelas, dan

komprehensif sehingga memudahkan siswa

dalam menginterpretasikan pesan yang

ingin disampaikan dalam representasi

tersebut.

Saran untuk penelitian selanjutnya

perlu dilakukan pengembangan bahan ajar

yang menggunakan representasi kimia

ganda atau multiple secara eksplisit dan

disertai keterangan yang sesuai sehingga

dapat menyampaikan tujuan secara tepat.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terima kasih kepada Prof. Dr.

Ashadi dan Dr. Mohammad Masykuri, M.Si

yang telah memberikan bimbingan dalam

penyusunan makalah ini.

DAFTAR RUJUKAN

[1] Gak, D.M. 2011. Textbook – An

Important Element In The Teaching

Process. Diperoleh dari

epub.ff.uns.ac.rs pada tanggal 12

Mei 2016.

[2] Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional

Pendidikan.

[3] Seguin, R. 1989. The Elaboration Of

Schooltextbooks Methodological

Guide. UNESCO.

[4] Kemendikbud. 2015. Peraturan

Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 1 Tahun

2015 Tentang Buku Teks Pelajaran

Dan Buku Panduan Guru Kurikulum

2013 Kelompok Peminatan

Pendidikan Menengah Yang

Memenuhi Syarat Kelayakan Untuk

Digunakan Dalam Pembelajaran.

Jakarta : Kemendikbud.

[5] Rahhou, Adnane, F. Kaddari, A.

Elachqar, M. Oudrhiri. (2015). Infinity

Small Concepts in the Learning of

Chemistry. Procedia - Social and

Behavioral Sciences 191 (2015),

1337 – 1343.

[6] Gilbert, J. K. dan D. Treagust.

(2010). Models and Modeling in

Science Education: Multiple

representations in Chemical

Education. Berlin : Springer.

[7] Johnstone, A.H. (2000). Teaching Of

Difficulties in Chemistry: An

Overview. Journal of TURKISH

SCIENCE EDUCATION 4(2).

[10] Secken, N. (2010). Identifying

Student’s Misconceptions about

SALT. Procedia Social and

Behavioral Sciences 2 (2010), 234–

(8)

[11] Wulandari, W.dan H. Nasrudin.

(2013). Implementasi Model Learning

Cycle 7-E untuk Mereduksi

Miskonsepsi Level Sub-Mikroskopik

Siswa pada Materi Hidrolisis Garam

di SMAN 1 Tarik Sidoarjo. UNESA

Journal of Chemical Education 2(2),

121-126.

[12] Cetingul, P.I. dan Geban O. 2005.

Understanding of Acid – Base

Concept by Using Conceptual

Change Approach. Hacettepe

Universitesi Egitim Fakultei Dergisi

(H.U. Journal of Education) 29: 69 –

74.

[13] Pinarbasi, T. 2007. Turkish

Undergraduate Students’

Misconcepstions on Acids and

Bases. Journal of Baltic Science

Education 6(1): 23 – 34.

[14] Schmidt, H – J. 1997. Students’

Misconceptions – Looking for a

Pattern. John Wiley & Sons, Inc.

[15] Chiu, M – H. 2005. A national Survey

of Students’ Conceptions in

Chemistry in Taiwan. Chemical

education International 6(1)

[16] Chiu, M-H., J-C Liang, dan J-W Lin.

2004. Exploring Mental Models and

Causes of Students’ Misconceptions

in Acids and Bases. Project Report in

National Science Council.

[17] Gkitzia, V., K. Salta, dan C.

Tzougraki. 2011. Development And

Application Of Suitable Criteria For

The Evaluation Of Chemical

Representations In School

Textbooks. Chemistry Education

Research and Practice 12,5–14.

[18] Pozzer, L. L., dan W. M. Roth. 2003.

Prevalence, function, and structure of

photographs in high school biology

textbooks. Journal of Research in

Science Teaching, 40(10), 1089

1114.

[19] Shehab, S.S. dan S. BouJaoude.

2015. Analysis of the Chemical

Representations in Secondary

Lebanese Chemistry Textbooks. Int J

of Sci and Math Educ.

[20] Kozma, R. dan J. Russell. 2005.

Students becoming chemists:

developing representationl

competence. In J. K. Gilbert (Ed.),

Visualization in science education

(121-145). Dordrecht: Springer.

[21] Taber, K.S. 2009. Learning at The

Symbolic Level. In J.K. Gilbert dan D.

Treagust, Models and Modelling In

Science Education: Multiple

Representations in Chemical

Gambar

Tabel 1.
Gambar 3 (a)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bersifat deskriptif dan pengembangan eksperimen (development and research). Langkah penelitian meliputi : a) Analisis penuntun praktikum yang dipergunakan

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian pengembangan berupa analisis pendahuluan yang terfokus pada perlunya komponen refutation text dalam bahan ajar kimia berupa buku

Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan: (1) hasil tiap tahap penelitan dan pengembangan pada: tahap studi pendahuluan disimpulkan bahwa dibutuhkan

Setelah diuji coba kecil kepada 15 siswa dan 3 orang guru, terdapat saran untuk modul Kimia berbasis inkuiri terbimbing, salah satu saran nya adalah untuk merevisi

(Richardson et al. Semakin kontras warna teks dengan warna latar maka semakin tinggi readibilitasnya. Fitur ini memperoleh hasil validitas yang sangat tinggi. Pada fungsi

Proposisi yang berpotensi kesalahan konsep pada buku teks B, yaitu jenis-jenis sistem dari segi bahasa yang digunakan dan contoh soal yang tidak memuat rumus terlebih

Hasil uji statistik menunjukkan nilai signifikasi lebih rendah dari taraf signifikasi α =0,05 (tingkat kepercayaan 95%) sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

Memberikan informasi kepada penulis dan peneliti lain mengenai kesesuaian materi, konsep yang benar secara keilmuan, dan nilai yang dapat ditanamkan pada materi