BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran
2016/2017 di SDN Tuntang 02 Kecamatan Tuntang semester I tahun pelajaran
2016.
Subyek penelitian adalah siswa kelas IV sebanyak 25 yang terdiri dari 14
siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Karakteristik siswa di sekolah adalah
sebagai berikut siswa sebagian besar berasal dari keluarga yang sebagian besar
mata pencaharian adalah petani dan buruh yang bertempat tinggal di sekitar
wilayah Tuntang.
SDN Tuntang 02 adalah sekolah yang terletak berdekatan dengan pusat
perkntoran Kec. Tuntang, selain itu di depan sekolah terdapat jalan kecil, namun
tidak jauh dari jalan utama Salatiga Semarang dengan sangat ramai kendaraan
yang melintas. Sekolah ini tidak terlalu jauh ketinggalan dengan sekolah yang
lainnya dalam sarana dan prasarana yang dimilikinya. Sarana yang dimiliki
sekolah antara lain berupa gedung sekolah yang terdiri dari 6 ruang kelas dengan
1 buah proyektor, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru dan ruang tamu, 1 ruang
perpustakaan dan 1 lab IPA mini, 1 ruang UKS, 1 ruang koperasi sekolah, 1
gudang, 2 ruang wc yaitu 1 untuk siswa dan 1 untuk guru. Prasarana yang dimiliki
sekolah cukup memadai.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi (Suharsimi Arikunto,
2006).
1. Jenis Variabel
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa,
setelah siswa menerima pengalaman belajarnya, yang dibuktikan melalui
hasil tes Dalam penelitian ini variabel terikat yang dimaksud adalah
meningkatkan hasil belajar IPA tentang Perubahan Kenampakan Bumi pada
siswa kelas IV SD Negeri Tuntang 02.
b. Variabel Bebas
Make a match adalah Model pembelajaran yang menekankan cara
berkerjasama, dan berkomunikasi dengan saling menentukan ketepatan
interaksi yang positif dengan pasangannya. Dalam penelitian ini yang
dimaksud variabel bebas adalah make a match (X).
3.3 Rencana Tindakan
Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan
menggunakan Metode PTK siklus berdaur Yang terdiri dari 2 (dua) siklus. Dalam
setiap siklus terdiri dari 3 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap implementasi dan
observasi, dan tahap refleksi.
( Suharismi Arikunto,2008 ), Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus
Penelitian ini adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pengertian Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam
kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (IGAK
Wardhani,).
Langkah tindakan yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas
ini adalah dengan Model suharsini ,arikunto dengan melalui 3 Tahapan yaitu :
(a) Perencanaan
(b) Tindakan dan Pengamatan
3.4 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Instrumen Penelitian Jenis Data
Jenis data yang akan diambil adalah data hasil belajar dan data proses
pembelajaran.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini melalui:
(a) Data hasil belajar diambil meliputi penilaian proses pembelajaran dan tes
formatif pada akhir siklus.
(b) Data tentang proses pembelajaran diambil pada saat dilaksanakannya
tindakan dengan menggunakan rubrik penilaian.
Instrumen Penelitian
Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data
pada penelitian ini adalah:
1. Tes.
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data utama dalam penelitian
ini adalah tes formatif hasil belajar dalam bentuk tes pilihan ganda dan uraian. Tes
digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa kelas IV pokok bahasan
Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan.
2. Non tes
Penelitian ini menggunakan penilaian proses pembelajaran yaitu penilaian
yang dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Instrumen
penilaiannya menggunakan rubrik penilaian. Penilaian proses dalam penelitian
PTK ini meliputi penilaian menyimak, penilaian diskusi, penilaian presentasi dan
penilaian karakter bangsa yang ingin dicapai (kerjasama, ketekunan, kreatif dan
tanggung jawab. Rubrik penilaian proses terlampir di RPP.
3.5Indikator Keberhasilan
Tolak ukur keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat
Pada penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil bila 90% siswa
berhasil memperoleh hasil belajar > 65, yakni skor Standar Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.
3.6 Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif
komparatif yaitu membandingkan nilai formatif tes pra siklus, nilai tes setelah
siklus 1, dan nilai tes setelah siklus 2. Sedangkan untuk data penilaian proses
dengan membandingkan penilaian proses siklus 1 dan penilaian proses siklus 2.
Analisis data terhadap hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut:
(1) Analisis data hasil penelitian yang berupa hasil belajar pra siklus, siklus 1 dan
siklus 2 dengan cara persentase yaitu dengan menghitung peningkatan
ketuntasan belajar siswa secara individual jika siswa tersebut mampu
mencapai skor minimal 65 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang
memperoleh nilai minimal 65 ini jumahnya sekitar 90% dari jumlah seluruh
siswa dan masing-masing dihitung dengan menggunakan rumus : Analisis
tersebut dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan
klasikal dengan rumus sebagai berikut :
Jumlah nilai
Ketuntasan individual = x 100 %
Jumlah nilai maksimal
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Ketuntasan klasikal = x 100 %
Jumlah seluruh siswa
Keterangan :
Ketuntasan indiviual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor > 65
Ketuntasan klasikal : Jika > 90% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan skor
(2) Data penilaian proses diperoleh dari hasil observasi meliputi penilaian
menyimak, penilaian diskusi, penilaian ketepatan, dan penilaian karakter.
(3) Dari data penilaian proses dan data tes formatif selanjutnya dihitung untuk
memperoleh nilai akhir. Dengan rumusan nilai akhir sebagai berikut:
3.6.1 Validitas dan Reliabilitas
Menurut Sugiono (2012:193) terdapat dua hal utama yang mempengaruhi
kualitas data hasil penelitian yaitu kualitas instrument penelitian dan kualitas
pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas
dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan
cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.
1. Validitas
Menurut Sugiyono (2012: 351), suatu item instrumen penelitian dianggap
valid jika memiliki koefisien corected item-total corelation (x) ≥0,279 uji
coba item tes untuk ujicoba soal siklus 1 dan siklus 2 masing-masing
sebanyak 20 butir soal. Penelitian ini menggunakan SPSS 16.0. Dari uji
validitas yang dilakukan pada soal siklus 1 terdapat 12 butir soal
dinyatakan valid, dan 8 butir soal dinyatakan tidak valid, sedangkan soal
siklus 2 terdapat 11 butir soal dinyatakan valid dan 9 butir soal
dinyatakan tidak valid.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur. Kata
reliabel sering disebut dengan nama lain, misalnya terpecaya, terandalkan,
ajeg, stabil, konsisten dan lain sebagainya Sugiyono (2010:68). Intrumen
dapat dikatakan reliabilitas apabila nilai alpha > 0,7. Penelitian ini
menggunakan SPSS 16.0. berikut ini kriteria Reliabilitas:
Nilai Reliabilitas
α≤ 0,7 Tidak diterima
α> 0,9 Reliabilitas memuaskan
Tabel 3.5
Hasil uji Reliabilitas Siklus 1 Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha N of Items
.822 40
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Siklus 2 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.836 40
3.7. Indikator Kinerja
Di SDN Tuntang 02 Kecamatan Tuntang terdapat Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Sebelum penelitian, siswa yang
mencapai KKM hanya 32% dari 25 siswa kelas IV. Dalam penelitian ini
diharapkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA kelas IV meningkat
hingga 90% dari seluruh kelas IV SDN Tuntang 02 Kecamatan Tuntang
dan mencapai nilai ketuntasan 65 atau lebih.
1.7.1 Teknik Analisis Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik deskriptif komperatif dan
deskriptif kuantitatif. Deskriptif komperatif yaitu teknik yang
membandingkan kondisi awal penelitian, hasil evaluasi siklus 1,
dan hasil evaluasi siklus 2 dengan tujuan untuk meningkatkan hasil
digambarkan sebagai proses kerja yang berlangsung secara ringkas,
terbatas, dan memilah-milah permasalahan menjadi sesuatu bagian
yang dapat diukur atau dinyatakan dalam angka-angka
(Slameto,2015:55,65). Untuk menentukan tingkatan dari hasil
pengukuran obsevasi saat pembelajaran berlangsung, peneliti
menggunakan 4 kategori yaitu kurang (1), cukup (2), baik (3), dan
sangat baik (4).
a. Menghitung ketuntasan hasil belajar
Ketuntasan
b. Menghitung hasil observasi guru
Rata-rata =
c. Tingkat kesukaran
Untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu soal, peneliti harus
menggunakan rumus I = B/N
Keterangan:
I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = banyaknya siswa yang menjadi benar setiap butir soal
N = banyaknya yang memberikan jawaban pada soal yang
dimaksudkan.
Berikut kriteria tingkat kesukaran:
P 0 – 0,30 = kategori sukar
P 0,31 – 0,70 = kategori sedang
Tabel 3.7
Tingkat Kesukaran Soal Penelitian
Tahap Jumlah soal
Mudah Sedang Sukar
Siklus 1 14 5 1
Siklus 2 10 6 4
d. Menentukan distribusi frekuensi
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi, peneliti harus
mengetahui jangkauan (range), banyak kelas (sturgess),
panjang interval, dan nilai ujung bawah kelas interval pertama.
Langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengurutkan data dari nilai yang paling kecil ke nilai
paling besar
2. Menentukan range dengan rumus: R = nilai maximal – nilai
minimum
3. Menentukan banyak kelas/ sturgess dengan rumus: R = 1 +
3.3 × log n(banyak data)
4. Menentukan panjang kelas interval/P dengan rumus: P =
R/K