INTEGRASI TASAWUF DAN SAINS Rahma Dipa Salsabil Fakultas Sains dan Teknologi
Sistem Informasi -4
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan
e-mail: [email protected]
Pendahuluan
Pertama marilah kita sampaikan rasa puji dan syukur kita kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan hidayah dan nikmatnya sehingga kita dapat melakukan beraktifitas seperti biasa. Tak lupa marilah kita sanjungkan shalawat serta salam kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW. Artikel ini mengkaji tentang itegrasi tasawuf dan sains.Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui integrasi tasawuf dan sains,kajian ini menggunakan metode
deskriptif analisis.
Pembahasan A. Integrasi Dalam Sejarah Islam
Center for islamic philosophical studies and information (CIPSI) pernah menyebutkan 261 ilmuan dari berbagai bidang ilmu pengetahuan.Walaupun berprofesi sebagai saintis dalam
bidang ilmua-ilmu kealaman ,para pemikir muslim klasik menempuh pola hidup sufistik,dan kajian kajian ilmiah mereka diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan religius dan spiritual.Kemampuan mereka menguasai ilmu-ilmu religius adalah dampak dari keyakinan bahwa ilmu religius merupakan ilmu fardh alain yang wajib dikuasai dan diamalkan setiap muslim apapun profesi mereka. Sedangkan kemampuan meraka menguasai ilmu-ilmu rasional dikarenakan itu merupakan kategori ilmu fardh al-kifayah yang diwajibkan kepada sebagian
muslim untuk menguasai dan mengembangkannya atas dasar perintah agama,dengan kata lain jika ilmu ini tidak ada dipelajari oleh selutuh umat muslim maka kita kan berdosa.Banyak ilmuan muslim terdahulu yang kehidupannya sangat religius dan sufistik,tetapi mereka menguasai filsafat dengan berbagai cabang,sehingga integrasi ilmu dalam islam bukanlah hal baru lagi,karena para ilmuan klasik telah mengerjakan proyek keilmuan mereka sepanjang masa
keemasan islam1.
1
B. Integrasi dalam Ranah Ontologi
Ontologi adalah ilmu tentang teori keberadaan,dan istilah ontologi ditunjukkan kepada pembahasan tentang objek kajian ilmu.Karya-karya dari Ibn arabi,suhrawardi,dan mulla shadra menyinggung antara tasawuf dengan sains,sebab tasawuf bukan hanya membahas tentang
bagaimana mendekatkan diri kepada Allah SWT,atau hakikat wujudnya tetapi juga memberikan prespektif tasawuf mengenai hakikat alam dan manusia.Teori Ibn arabi tentang alam didasari oleh doktrinnya tentang kesatuan wujud (wahdat al-wujud) dan tajjali. Dapat disimpulkan bahwa dengan menyadari alam semesta ini merupakan ciptaan Allah dan dalam ajaran islam mengajarkan alam merupakan tanda-tanda kekuasaan,keberadaan dan kekuasaan Allah SWT,sehingga penelitian terhadap alam dapat memperkuat atau memperkokoh keimanan
terhadap sang pencipta semakin mendalam2.
C. Integrasi dalam Ranah Epistemologi
Epistemologi merupakan teori pengetahuan.Runes menjelaskan bahwa epistemologi
merupakan cabang filsafat yang menelusuri asal(sumber),struktur,metode,dan validitas ilmu pengetahuan.Dalam khazanah peradaban islamlbanyak saintis muslim yang ahli dalam bidang ilmu kealaman juga seorang sufi yang menekuni bidang tasawuf.Sebagian sufi memanfaatkan metode rifani untuk mendapat suatu pemahaman yang mendalam tentang dunia metafisik dan fisik.Sufi seperti ibn arabi dan filsuf seperti ibn sina memanfaatkan praktik-praktik ibadah yang selalu dilakukan oleh kaum sufi seperti zikir dan salat untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan,terutama pemahaman terhadap dunia fisik dan non-fisik.Hal itu merupakan wujud ketundukan mereka terhadap Allah Swt sebagai pemilik ilmu pengetahuan dan harapan terhadap kasihsayangnya agar diberikan pemahaman terhadap berbagai persoalan rumit yang dihadapi dalam kegiatan akademiknya3.
D. Integrasi dalam Ranah Aksiologi
Aksiologi bermakna teori nilai,investigasi terhadap asal,kriteria,dan status metafisik dari nilai tersebut.Menurut Bunnin dan Yu,aksiologi adalah studi umum tentang nilai dan penilaian, termasuk makna,karakteristik,dan klasifikasi nilai,serta dasar dan karakter pertimbangan nilai.Jadi aksiologi membahas tentang nilai,kegunaan ilmu,tujuan pencarian dan pengembanganilmu dengan kaedah moral,serta tanggung jawab sosial ilmuan. Dalam aspek etika akademik,nilai-nilai luhur tasawuf dapat menjadi landasan etis seorang ilmuan dalam
mengembangkan sains dan teknologi.Konsep al-maqamat dan al-ahwal dapat menjadi semacam etika profesi seorang saintis sebagai ilmuan muslim4.
2
Ja far, Gerbang Tasawuf,(Medan:Perdana Publishin,2016), hlm. 106-107 3
Ja far, Gerbang Tasawuf,(Medan:Perdana Publishin,2016), hlm. 108-109 4
KESIMPULAN
Center for islamic philosophical studies and information (CIPSI) pernah menyebutkan 261
ilmuan dari berbagai bidang ilmu pengetahuan. para pemikir muslim klasik menempuh pola hidup sufistik,dan kajian kajian ilmiah mereka diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan religius dan spiritual.Kemampuan mereka menguasai ilmu-ilmu religius adalah dampak dari keyakinan bahwa ilmu religius merupakan ilmu fardh alain.Sedangkan kemampuan meraka menguasai ilmu-ilmu rasional dikarenakan itu merupakan kategori ilmu fardh al-kifayah. dengan menyadari alam semesta ini merupakan ciptaan Allah dan dalam ajaran islam mengajarkan alam