• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan keselamatan pasien melalui (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Meningkatkan keselamatan pasien melalui (1)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KESELAMATAN

MENINGKATKAN KESELAMATAN

PASIEN MELALUI KOMUNIKASI YANG

PASIEN MELALUI KOMUNIKASI YANG

EFEKTIF

EFEKTIF

Nabhani, S.Pd, S.Kep.M.Kes

(2)

6 IPSG ( VERSI JCI, 2011 )

(3)

Banyak KTD di RS disebabkan karena

Banyak KTD di RS disebabkan karena

masalah komunikasi termasuk di Bagian

masalah komunikasi termasuk di Bagian

Keperawatan.

Keperawatan.

Data dari hasil RCA salah satu RS di

Data dari hasil RCA salah satu RS di

Amerika :

Amerika :

65%

65%

sentinel event

sentinel event

,

,

90% penyebabnya adalah

90% penyebabnya adalah

komunikasi

komunikasi

50% terjadi pada saat serah terima

50% terjadi pada saat serah terima

informasi pasien. ( JCI,

informasi pasien. ( JCI,

Journal

Journal

on Quality and Patient Safety

on Quality and Patient Safety

,

,

Vol.32, March 2006 )

Vol.32, March 2006 )

1 Januari 2006, JCI menetapkan IPSG

1 Januari 2006, JCI menetapkan IPSG

2, “ Meningkatkan komunikasi efektif “

2, “ Meningkatkan komunikasi efektif “

(4)

4

(5)
(6)

READ BACK

READ BACK

KEBIJAKAN

KEBIJAKAN

DASAR SPO

DASAR SPO

Setiap order secara lisan

atau melalui telepon atau

melaporkan hasil-hasil

pemeriksaan dengan nilai

yang kritis, maka yang

memberikan order harus

memverifikasi kelengkapan

order tersebut dengan

meminta pada penerima

order untuk membacakan

kembali atau

"read back"

kelengkapan order tersebut.

1.

1.

Mengembangkan kebijakan dan

prosedur yang mengarahkan

pada keakuratan komunikasi lisan

atau melalui telepon.

2. Orang yang menerima

informasi atau order, mencatat

kelengkapan order atau hasil

pemeriksaan atau menginput ke

dalam komputer.

3. Orang yang menerima

informasi atau order

membacakan kembali atau

“ read

back “

secara lengkap.

4. Orang yang memberikan order

mengkonfirmasi kembali

(7)

SINGKATAN BAKU YANG TIDAK BOLEH

SINGKATAN BAKU YANG TIDAK BOLEH

DIGUNAKAN

DIGUNAKAN

STANDAR

STANDAR

DASAR SPO

DASAR SPO

RS harus membakukan

daftar singkatan, akronim,

simbol, dan penandaan

dosis yang tidak boleh

digunakan di seluruh

bagian RS

Menetapkan dan

mengimplementasikan

daftar singkataan baku,

akronim, simbol-simbol

dan penandaaan dosis

yang tidak boleh

digunakan di seluruh

bagian RS dan

menggunakannya pada

semua pendokumentasian

baik secara manual

(8)
(9)

STANDAR

STANDAR

DASAR SPO

DASAR SPO

RS menetapkan kebijakan untuk

mengukur, menilai, dan bila

diperlukan mengambil tindakan

untuk meningkatkan ketepatan

waktu pelaporan dan penerimaan

hasil/ nilai-nilai pemeriksaan yang

kritis oleh orang yang kompeten

dan bertanggung jawab

1. Ada ketetapan jenis pemeriksaan kritis, hasil

dan nilai yang kritis.

2. Ada ketetapan lama waktu ( timeliness ):

1. Antara order diberikan dan pelaporan hasil baik normal maupun abnormal. ( dari staf laboratorium )

2. Pelaporan hasil-hasil pemeriksaan rutin dengan nilai-nlai abnormal atau kritis ( oleh perawat )

3. Sejak adanya/ diterimanya hasil dan nilai pemeriksaan yang kritis sampai diterima oleh dokter yang bertanggung jawab

3. Adanya monitoring data ketepatan waktu

pelaporan hasil dan nilai yang kritis : 1. Pengumpulan data

2. Menilai/ analisa data

3. Menetapkan upaya-upaya peningkatan ( bila dibutuhkan )

4. Menetapkan tindakan yang tepat untuk meningkatkan ketepatan pelaporan 5. Mengukur efektivitas tindakan

PEMERIKSAAN DAN HASIL YANG KRITIS

(10)

RS mengimplementasikan

pendekatan yang standar/

baku untuk “ Metode

komunikasi serah terima

informasi kesehatan

pasien

“.

“.

HAND OFF COMMUNICATIONS

HAND OFF COMMUNICATIONS

( Komunikasi Serah terima pasien antar

( Komunikasi Serah terima pasien antar

perawat dan/staf medis )

(11)

Serah Terima Informasi Kesehatan Pasien

Serah Terima Informasi Kesehatan Pasien

( Hand-off )

( Hand-off )

Serah terima terjadi kapanpun pada saat ada

pengalihan tanggung jawab pasien dari satu

tenaga kesehatan kepada yang lain.

Tujuan:

Untuk menyediakan informasi secara akurat,

(12)

Serah terima informasi pasien di RS

Antar perawat antar shift

Antar perawat antar shift

Pengalihan tanggung

Pengalihan tanggung

jawab dari dokter kepada

jawab dari dokter kepada

perawat

perawat

Pengalihan tanggung

Pengalihan tanggung

jawab dokter on-call

jawab dokter on-call

Pengalihan tanggung

Pengalihan tanggung

jawab sementara, mis:

jawab sementara, mis:

saat istirahat makan.

saat istirahat makan.

Antar perawat antar

Antar perawat antar

ruangan

(13)

MODEL SBAR

SEBAGAI STRATEGI UNTUK

MENINGKATKAN KOMUNIKASI

EFEKTIF SAAT SERAH TERIMA

INFORMASI PASIEN

(14)

RIWAYAT PENGEMBANGAN SBAR (1)

Awalnya digunakan di

beberapa perusahaan

industri berat, perusahaan

kapal selam nuklir,

angkatan laut, dan

perusahaan penerbangan

di Amerika.

Kecelakaan pesawat akibat

masalah komunikasi dapat

dikurangi dengan

penggunaan metode SBAR

(15)

Di bidang kesehatan:

Dikembangkan

pertama kali pada

tahun 2002 oleh

Michael Leonard, M.D.,

Koordinator Medis

untuk Patient Safet

y

bekerja sama dengan

Doug Bonacum dan

Suzanne Graham di

Kaiser Permanente,

Colorado

RIWAYAT PENGEMBANGAN SBAR (2)

(16)

Implementasi SBAR di SHLV

Mulai Juni 2009

Tujuan & Sasaran

Memastikan komunikasi

efektif dan efisien saat

serah terima pasien.

(17)
(18)

CONTOH PENULISAN SBAR

S

: Anak post op hari 1 dengan Craniotomi removal e.c Astrocitoma post pemasangan Vp Shunt Masalah keperawatan :

• Gangguan perfusi jaringan Cerebral • Tidak efektifnya bersihan jalan nafas • Resiko infeksi

• Resiko gangguan keseimbangan cairan : kurang

B

: Ibu pasien mengatakan anak cendrung tidur , ubun-ubun tampak cekung , refleks menghisap kurang, tidak ada muntah . Breast feeding hanya 20 ml. Feeding susu 8x 50ml. GCS; E 3 M 5 V menangis, pupil 2/2 reaksi positif, suhu 37.3°C, RR 24 x/mnt, Ronchi dikedua lapang paru, HR 144x/mnt. BAB tidak ada, hasil PA belum ada. Sedang terpasang D5i/4 NaCl/12 jam. BB 5.8Kg

A

: Perfusi jaringan serebral belum adekuat pasen masih cenderung tidur. Tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK, slem masih banyak, batuk tidak efektif, tanda-tanda infeksi tidak ditemukan

R

: Monitor status neurologi dan tanda-tanda peningkatan TIK Gunakan tehnik a/anti septic dalam merawat luka.

Observasi balance cairan

(19)
(20)

MONITORING DAN EVALUASI

Dengan cara Audit

Kuesioner kepada staf

Observasi pelaksanaan dan

kelengkapan

(21)

INDIKATOR KLINIK DAN PARAMETER

PENGUKURAN

Cara Audit

Indikator Pengukuran

Kriteria Sukses

Numerator

Denominator

Kuesioner Staf

Total staf yang

diaudit mampu

menjawab

kuesioner

prosedur read

back secara

lengkap dan

benar

Total staf yang

diaudit

mampu menjawab prosedur

Semua staf yang diaudit

read back secara lengkap

(22)

INDIKATOR KLINIK DAN PARAMETER

PENGUKURAN

Cara Audit

Indikator Pengukuran

Kriteria Sukses

Numerator

Denominator

Observasi

prosedur read

back secara

lengkap dan

benar

Total rekam

medis yang

diaudit

(23)

KESIMPULAN

KESIMPULAN

Komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap,

Komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap,

jelas, dan dipahami oleh penerima informasi dapat

jelas, dan dipahami oleh penerima informasi dapat

mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan

mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan

pasien.

pasien.

RS harus mengembangkan kebijakan dan prosedur

RS harus mengembangkan kebijakan dan prosedur

terkait secara kolaborasi dan koordinasi antar bagian,

terkait secara kolaborasi dan koordinasi antar bagian,

mengimplementasikannya kedalam praktek sehari-hari,

mengimplementasikannya kedalam praktek sehari-hari,

memonitor kepatuhan staf terhadap SOP, mengevaluasi,

memonitor kepatuhan staf terhadap SOP, mengevaluasi,

dan menindak lanjuti bersama jika ditemukan

dan menindak lanjuti bersama jika ditemukan

ketidaksesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang

ketidaksesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang

berlaku ( siklus PDCA )

(24)

References

Arizona Hospital and Health Care Association. April 2007. SBAR

Arizona Hospital and Health Care Association. April 2007. SBAR

Communication Standardization in Arizona:Implementation Tool

Communication Standardization in Arizona:Implementation Tool

Kit.

Kit.

www.azhha.org

www.azhha.org

.

.

JCI. 2007. Communication during patient hand-over. Patient

JCI. 2007. Communication during patient hand-over. Patient

SafetySolution.

SafetySolution.

JCI. May 2006. QA Implementing the SBAR Technique. Joint

JCI. May 2006. QA Implementing the SBAR Technique. Joint

Commision Perspective on Patient Safety.

Commision Perspective on Patient Safety.

JCI. 2007. Joint Commission International Accrediatation

JCI. 2007. Joint Commission International Accrediatation

Standards Accrediatation Hospitals. 3

Standards Accrediatation Hospitals. 3

rdrd

edition. Effective Januari

edition. Effective Januari

2008 . Illinois. USA.

2008 . Illinois. USA.

JCI. 2007. Meeting the International Patient Safety Goals. Illinois.

JCI. 2007. Meeting the International Patient Safety Goals. Illinois.

USA

USA

(25)
(26)

Referensi

Dokumen terkait

Nama Guruh Soekarno Putra, konsep acara, dan media sosial yang digunakan dalam strategi komunikasi marketing pun menimbulkan ambiguitas, sehingga target market yang dicapai

Hasil penelitian ini nilai probabilitas t-hitung lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu 0,05 atau 5% maka artinya variabel motivasi investasi tidak

Sedangkan metode NeFTIS-TDCB menggunakan lebih dari 1 cluster issue (pemilihan cluster issue tetap berdasar urutan descending bobot CI tertinggi) dikarenakan issue yang terbentuk

Penelitian ini tentang prestasi belajar siswa kelas sebelas dalam bidang vocabulary bahasa inggris dengan jurusan yang berbeda di SMK Bina Banua

Notoatmojo mengemukakan bahwa terdapat 3 (tiga) pokok kegiatan yang berkesinambungan dalam pengembangan SDM dalam suatu organisasi yaitu: perencanaan SDM, pendidikan,

Yang dimaksud dengan khiyār ‘aib yaitu hak untuk membatalkan atau melangsungkan jual beli bagi kedua belah pihak yang berakad, apabila terdapat suatu cacat pada

Pola distribusi temperatur dari titik ke titik jika dilihat pada Gambar 3, titik-titik awal berada pada nilai temperatur yang lebih tinggi daripada titik-titik yang lain, ini

Nilai yang terdapat pada koordinat (x,y) adalah f(x,y), yaitu besar intensitas atau warna dari piksel di titik itu.Oleh sebab itu, sebuah citra digital dapat ditulis dalam bentuk