• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI MAKNA KONOTASI IKLAN LUAR RUANG RO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STUDI MAKNA KONOTASI IKLAN LUAR RUANG RO"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI MAKNA KONOTASI IKLAN LUAR RUANG ROKOK PRODUK PT. DJARUM

(Kajian Semiotika Iklan Luar Ruang dengan Media Billboard Produk PT. Djarum Di Wilayah Daerah IstimewaYogyakarta)

Mirah Hapsari

Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Abstrak

Setiap pesan iklan memiliki tanda verbal dan tanda visual yang memiliki makna konotasi. Sehingga dalam hal inilah kiranya perlu dilakukan sebuah penelitian yang meneliti lebih jauh mengenai makna konotasi dalam pesan iklan yang disampaikan PT. Djarum pada target audience-nya. Teori yang digunakan dalam analisis ini adalah teori Semiotika Komunikasi Visual didukung dengan teori Desain Komunikasi Visual, teori Periklanan, teori Billboard dan Copywriting. Melalui deskripsi dan analisis hasil penelitian ini akhirnya diketahui bahwa terdapat berbagai makna konotasi yang terkandung pada tanda verbal dan tanda visual pesan iklan media billboard produk PT. Djarum. Terdapat hubungan yang erat dan tidak terpisahkan antara tanda verbal, tanda visual dan makna konotasinya.

Kata Kunci :Makna konotasi, Semiotika, Billboard, RokokPT. Djarum.

Abstract

Each advertising message has verbal sign and visual sign which have conotation meaning. Thus, in this case it is necessary to do a further examination study to the conotation meaning in advertising message delivered by PT. Djarum to the audience on target. The theory of this analysis is Semiotic Visual Communication theory which is supported by Design Visual Communication theory, Advertising theory, Billboard and Copywriting theory. Through description and analysis from the result of the study, it is known that there is many conotation meaning found in verbal sign and visual sign of PT. Djarum's billboard media advertising. There is a close and unseparated connection between verbal sign, visual sign and conotation meaning.

Keywords : connotation meaning , semiotics, billboard, PT. Djarum cigarette.

Pendahuluan

Rokok merupakan produk biasa yang banyak menimbulkan kontroversi

dalam masyarakat. Tidak sedikit orang menentang dan melarang promosi produk

rokok secara terang-terangan. Rokok adalah gulungan tembakau kira-kira sebesar

(2)

Indonesia, 1994:845). Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan

membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.

Beberapa perusahaan rokok di Indonesia yang mampu bertahan hingga

kini seperti rokok Djamboe Bol milik H.A. Ma'roef, rokok Sukun milik M.

Wartono dan Djarum yang didirikan Oei Wie Gwan. PT. Djarum awalnya adalah

sebuah usaha kecil yang dibeli pada tahun 1951 oleh Oei Wie Gwan bernama

Djarum Gramophon bermarkas di Kudus, Jawa Tengah. Kini perusahaan itu

berkembang menjadi produsen rokok terbesar dan masuk dalam jajaran tiga besar

di Indonesia.

Proses produksi rokok PT. Djarum terbagi dalam 2 sistem, yakni Sigaret

Kretek Tangan (SKT) merupakan sistem manual menggunakan tenaga manusia

dan alat giling dari kayu, menghasilkan Djarum 76, Djarum Coklat dan Djarum

12. Sedangkan Sigaret Kretek Mesin (SKM) adalah sistem dengan menggunakan

mesin-mesin otomatis berkecepatan tinggi, menghasilkan produk Djarum Super,

LA Lights, LA Menthol Lights, Djarum Black, Djarum Black Slimz, Djarum

Black Cappucino, Djarum Black Tea, Djarum Super Mezzo, Djarum Super Mild,

Djarum Black Mild. Sedangkan tembakau dan cengkeh yang digunakan dalam

proses produksi produk-produk PT. Djarum adalah tembakau yang berkualitas,

dari berbagai daerah di Indonesia.

Dalam buku Psikologi Pemasaran, Paulus Lilik Kristianto menuliskan

pendapat W.J Stanton (1978) bahwa definisi pemasaran adalah sistem keseluruhan

dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan (barang dan jasa),

menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang dapat

memuaskan kebutuhan kepada para pembeli yang ada maupun pembeli potensial

(Kristianto, 2011:3).

Oleh karenanya, produsen dengan cermat mempersiapkan produk yang

berkualitas, harga yang bersaing, pendistribusian produk, proses mempromosikan

produk, pada masyarakat luas sebagai upaya memposisikan produk mereka dalam

benak konsumen. Periklanan merupakan salah satu sarana dari promosi dalam

kegiatan pemasaran. Iklan adalah suatu bentuk komunikasi massa komersial yang

(3)

pesan dari suatu lembaga, organisasi, bahkan bisa juga pesan dari seorang

kandidat suatu kampanye politik (Kusrianto, 2007:298). Penyajian iklan pada

hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan

menggunakan ketrampilan kreatif.

Selain menjadi sarana promosi dalam kegiatan pemasaran, didalam iklan

terdapat kegiatan komunikasi. Komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan

penerimaan pesan yang terjadi antara dua pihak. Dua pihak disini tidak lain adalah

pengirim pesan dan penerima pesan. Oleh karenanya iklan menjadi sarana yang

penting, karena melalui iklan produsen dapat berkomunikasi, membangun

keinginan, menciptakan kesadaran, meningkatkan sikap dan mempengaruhi niat,

serta mempermudah pemakaian atau pembelian. Walaupun ada beberapa sarana

dan kegiatan lain yang tidak kalah penting, karena mereka saling melengkapi dan

tumpang tindih, sehingga harus terkoordinasi secara tepat.

Dana yang dikeluarkan untuk seluruh kegiatan periklanan ini tidaklah

sedikit. Pun tidak lain dengan para produsen rokok. Mereka menginvestasikan

dana dalam jumlah besar untuk kegiatan promosinya. Walaupun termasuk produk

biasa, namun banyak menimbulkan kontroversi dalam masyarakat yang pro dan

kontra akan produk ini.

Pada kenyataannya, harus diakui bahwa rokok merupakan penyumbang

cukai yang besar bagi APBN serta penyedia lapangan kerja bagi masyarakat

Indonesia. Untuk menyelesaikan masalah itu pemerintah mengeluarkan

kebijaksanaan untuk promosi produk rokok diperbolehkan dengan catatan, hanya

boleh disiarkan mulai pukul 21.30 hingga pukul 05.00 waktu setempat; tidak

boleh dimuat pada media periklanan yang sasaran utama khalayaknya berusia di

bawah 17 tahun. Penyiaran iklan rokok dan produk tembakau, tidak merangsang

atau menyarankan orang untuk merokok; tidak menggambarkan atau

menyarankan bahwa merokok memberikan manfaat bagi kesehatan; tidak

memperagakan atau menggambarkan dalam bentuk gambar, tulisan atau gabungan

keduanya, bungkus rokok, rokok, atau orang sedang merokok, atau mengarah

kepada orang yang sedang merokok; tidak ditujukan terhadap atau menampilkan

(4)

wanita hamil; tidak mencantumkan nama produk yang bersangkutan adalah rokok;

serta tidak bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Pemerintah mengharuskan adanya peringatan bahaya merokok di setiap promosi

produk rokok (Etika Pariwara Indonesia, 2007:24).

Menghadapi kebijakan ini, para produsen rokok tak habis akal. Hal ini

dikarenakan bisnis ini tergolong lahan basah yang sangat menjanjikan, apabila

produk dapat bertahan. Oleh karenanya, tidak heran apabila industri ini pun sarat

dengan kejutan. Dari jumlah produsen rokok, konsumen, strategi pemasaran para

produsen hingga anggaran yang digelontorkan demi dapat meraih konsumen

sebanyak-banyaknya.

Para produsen rokok berusaha keras mengenalkan, mempertahankan dan

memperkuat posisi produk mereka di benak konsumen. Mereka pun melakukan

inovasi strategi dan bermetamorfosis menjadi perusahaan yang mengandalkan

kemampuan dalam pemasaran dan membangun merek. Mereka menginvestasikan

uangnya untuk merancang suatu strategi pemasaran yang mumpuni, menggunakan

campaign-campaign bertema, bermakna, berani, unik, kreatif, provokatif dan

suatu waktu mengangkat realitas kehidupan, menyuarakan perasaan apa yang mau

diteriakkan masyarakat pada saat itu.

Sebuah iklan akan lebih baik jika dapat menghibur. Dalam arti harfiah

memberikan rangsangan psikologis suatu kesenangan, dan dalam arti luasnya bisa

berarti membangun suatu bentuk ketertarikan yang ditujukan kepada perasaan dari

salah satu atau lebih indera manusia. Bila sebuah iklan promosi produk sudah

mencapai tahapan tersebut, kemungkinan besar iklan tersebut akan berhasil. Hal

ini dapat dipastikan karena inilah strategi branding yang paling mutakhir, baru,

lain dari yang lain, keluar dari kebiasaan dan nyeleneh oleh karenanya paling

sulit. Dan untuk melakukannya tidah cukup hanya menjadi marketer atau brand

strategis tapi juga sebagai aktifis LSM, antropolog, sosiolog, psikolog sosial,

sejarahwan juga futurist yang bisa membaca semangat dan tanda-tanda zaman.

Inilah yang kemudian banyak diyakini, dilakukan dan diupayakan oleh

para perusahaan. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh PT. Djarum untuk

(5)

menarik dan memiliki makna, sehingga dapat mengena, melekat dan

mempengaruhi target pasarnya. Oleh karenanya penulis ingin meneliti makna

konotasi yang terkandung dalam pesan media billboard produk PT. Djarum di

wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan teori Semiotika Komunikasi

Visual.

Dari latar belakang yang telah dijelaskan maka dapat diambil sebuah

rumusan masalah : “Makna konotasi apakah yang terkandung di dalam billboard

promosi rokok produk PT. Djarum yang tersebar di wilayah Daerah Istimewa

Yogyakarta?” Makna konotasi akan dicari menggunakan teori semiotika, diawali

dengan membedah billboard menggunakan teori Desain Komunikasi Visual dalam

konteks iklan cetak dan teori ikon, indeks, simbol Peirce. Kemudian elemen dan

tanda tersebut dibedah menggunakan teori 5 kisi-kisi kode Roland Barthes untuk

memahami pesan yang terkandung di dalam media luar ruang bernama Billboard.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna konotasi yang

terkandung di dalam billboard promosi rokok produk PT. Djarum yang tersebar di

wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam pengkajian ini akan dibahas teori utama yakni teori Semiotika

Komunikasi Visual, dan beberapa teori pendukung yakni teori Periklanan, Media

Luar Ruang serta Desain Komunikasi Visual dimana Billboard merupakan bagian

dari desain iklan bila dilihat dari unsur-unsur didalamnya.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini mencari tahu makna konotasi yang muncul dari billboard

promosi rokok produk PT. Djarum yang tersebar di wilayah Yogyakarta

menggunakan metode pendekatan penelitian kualitatif dan pendekatan teori

semiotika. Peneliti akan mendeskripsikan secara sistematis obyek penelitian,

kemudian menganalisis dengan membuat intepretasi dalam bentuk narasi yang

rinci dan mendalam, agar lebih mudah dipahami dan secara langsung manfaatnya

bisa mengarahkan lebih jelas dan rinci pada saran operasional sebagai usaha

(6)

Penulis menggunakan penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu

mengumpulkan data-data utama, kemudian menganalisis data dengan membuat

intepretasi dalam bentuk penjelasan-penjelasan yang menunjukkan kualitas dari

gejala atau fenomena obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang aktual pada

saat sekarang.

Penelitian ini mengunakan metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif

dirasa cocok karena berpangkal dari peristiwa – peristiwa sosial, yang pada

hakikatnya tidak bersifat eksak. Metode kualitatif dipilih karena sifatnya yang

lentur dan terbuka, baik dalam cara pengumpulan data, maupun pola analisis data.

Penelitian kualitatif cenderung bersifat konstektual, yang hasilnya tidak mudah

bisa digeneralisasikan hanya dengan patokan umum yang bahkan bisa diartikan

sebagai suatu pemaksaan terhadap sesuatu yang bersifat khusus (Sutopo, 2006:7).

Penelitian kualitatif sering disebut sebagi pendekatan deskriptif kualitatif.

Hal ini dikarenakan penelitian kualitatif melibatkan kegiatan ontologis dengan

mengumpulkan data berupa kata- kata, kalimat, atau gambar yang memiliki arti

yang lebih bermakna dan memicu pemahaman yang nyata dibandingkan sekedar

frekuensi dan angka. Kemudian peneliti melakukan pencatatan dengan deskripsi

kalimat yang rinci, lengkap, mendalam, guna mendukung penyajian data (Sutopo,

2006:40).

Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan

berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Selanjutnya menerapkan asumsi

dan aturan tersebut secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data

untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Landasan teori dimanfaatkan

sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan dan

bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan

sebagi bahan pembahasan hasil penelitian.

Metode deskripsi kualitatif yang bertujuan melukiskan secara sistematis

fakta atau bidang tertentu secara faktual dan cermat, digunakan untuk menganalisa

data yang telah dikumpulkan. Metode analisis yang akan digunakan adalah teori

(7)

dan memahami makna konotasi dari iklan billboard promosi produk rokok

PT.Djarum.

Pembahasan & Hasil Penelitian

Dari hasil deskripsi, intrepretasi serta analisis yang telah dilakukan pada

obyek penelitian yakni lima billboard produk PT. Djarum, maka ditemukanlah

makna konotasi yang terkandung didalam pesan billboard-billboard tersebut.

Penggunaan ikon udang sebagai sebuah simbolisasi dalam billboard LA Lights

mampu memberikan sebuah pemahaman makna konotasi melalui kode

hermeneutik dari aspek enigma atas pemlesetan peribahasa udang di balik batu.

Kode tersebut membantu dalam menganalisis kode kebudayaan yang dimiliki oleh

ikon udang sehingga bisa memberikan makna konotatif terhadap udang yang

berada di atas batu dengan bantuan tanda verbal suka-suka gue, gaya gue sebagai

bentuk penangguhjawaban atasnya. Sehingga tanda verbal dan tanda visual saling

berkolerasi antara keduanya. Iklan tersebut menggunakan pemesetan peribahasa

sebagai penggambaran anak muda yang selalu terbuka.

Logotype Djarum Super pada headline sebagai sebuah simbolisasi mampu

dalam billboard Djarum Super Mild memberikan sebuah pemahaman makna

konotasi melalui kode hermeneutik dari aspek enigma atas pertanyaan mengapa

dinamakan Djarum Super Mild. Kode tersebut membantu dalam menganalisis

kode kebudayaan yang dimiliki oleh logotype tersebut sehingga bisa memberikan

makna konotatif terhadap logotype dengan bantuan tanda visual penggunaan

prinsip gestalt sebagai bentuk penangguhjawaban atasnya. Sehingga tanda verbal

dan tanda visual saling berkolerasi antara keduanya. Iklan tersebut menggunakan

prinsip gestalt sebagai penggambaran kelas rokok baru yang diciptakan

perusahaan Djarum.

Brandname yang digunakan untuk menggantikan sebuah kata dalam

billboard Djarum Black mampu memberikan sebuah pemahaman makna konotasi

melalui kode hermeneutik dari aspek enigma atas penggunaan idiom ONCE YOU

GO BLACK YOU NEVER GO BACK. Kode tersebut membantu dalam

(8)

memberikan makna konotatif terhadap penggunaan idiom sebagai bentuk

penangguhjawaban atasnya. Iklan tersebut menggunakan idiom dalam bahasa

Inggris sebagai penggambaran target adience Djarum Black yakni usia muda,

mapan, tinggal di perkotaan, berpendidikan, aktif, kritis, stylish serta menyenangi

kegiatan berkelompok. Juga menggambarkan prinsip produk rokok Djarum Black

yang merupakan rokok kretek dengan filter, berpenampilan berbeda dan semangat

berfikir serta bertindak lain dari kebiasaan yang ada.

Penggunaan ilustrasi manusia dalam billboard Djarum Coklat Extra

mampu memberikan sebuah pemahaman makna konotasi melalui kode

hermeneutik dari aspek enigma atas penggunaan brandname sebagai headline.

Kode tersebut membantu dalam menganalisis kode kebudayaan yang dimiliki oleh

brandname sehingga bisa memberikan makna konotatif terhadap brand name

sebagai bentuk penangguhjawaban atasnya. Iklan menggunakan brandname

sebagai representasi maksud pemasaran produk Djarum Coklat yang berusaha

menurunkan target audience-nya.

Sedangkan beberapa pengulangan sebagai sebuah simbolisasi dalam

billboard Djarum Black Mild mampu memberikan sebuah pemahaman makna

konotasi melalui kode hermeneutik dari aspek enigma atas karakteristik produk.

Kode tersebut membantu dalam menganalisis kode kebudayaan yang dimiliki oleh

ikon segitiga dan bulat sehingga bisa memberikan makna konotatif terhadap

segitiga dan bulat dengan bantuan tanda verbal pada tagline. Sehingga tanda

verbal dan tanda visual saling berkolerasi antara keduanya.

Kesimpulan

Dari hasil analisis pencarian makna konotasi kelima billboard produk

PT.Djarum dalam penelitian ini maka diambil kesimpulan bahwa billboard

digunakan sebagai media komunikasi promosi yang dibuat oleh perusahaan rokok

kepada target audience. Dimana setiap produk memiliki target audience

masing-masing, sehingga bahasa penyampaian, isi pesan dan visualisasinya juga akan

(9)

Namun terdapat kesamaan pada semua billboard yang diteliti yakni

perusahaan rokok Djarum selalu menyisipkan tanda yang menunjukkan bahwa

perusahaan menganut tripartit. Walaupun hal tersebut tidak diwujudkan secara

simbol nyata, menggunakan susunan obyek atau pun garis-garis dan obyek semu.

Maka berdasarkan hasil analisis kelima billboard promosi produk rokok

PT Djarum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang erat dan tidak terpisahkan antara tanda verbal ,tanda visual dan makna

konotasinya sebagai bagian dari proses komunikasi pemasaran. Hal ini

dikarenakan tanda verbal, tanda visual, dan makna konotasi yang hadir pada

billboard memang dimaksudkan sebagai alat menyampaikan fungsi-fungsi

billboard yaitu fungsi komunikasi, dan fungsi pemasaran.

Daftar Pustaka

Agustrijanto. 2002. Copywriting. Bandung : Penerbit Remaja Rosdakarya.

Darmaprawira, Sulasmi. 2002. Warna Teori dan kreatifitas penggunaannya. Bandung. Penerbit ITB

Jefkins, Frank. 1997. Periklanan. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Kotler, Philip. 1986. Dasar-Dasar Pemasaran. Penerjemah Wihelmus W. Bakowatun. Jakarta : CV Intermedia, buku asli diterbitkan tahun 1986.

Kristianto, Paulus Lilik. 2011. Psikologi Pemasaran. Yogyakarta : Penerbit CAPS.

Kusrianto, Adi. 2007. Teori Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : Penerbit Andi Offset.

Liliweri, Alo. 1992. Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan. Bandung : Penerbit Citra Aditya Bakti.

Madjadikara, Agus S. 2005. Bagaiman Biro Iklan Memproduksi Iklan. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Moriarty, Sandra. 2011. Advertising. Penerjemah Triwibowo. Jakarta : Penerbit Kencana.

(10)

---. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta : Penerbit Balai Pustaka.

Rustan, Surianto. 2011. Font & Tipografi. Jakarta : Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Rustan, Surianto. 2008. Layout, Dasar & Penerapannya. Jakarta : Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2010. Nirmana Elemen-Elemen Seni dan Desain. Yogyakarta : Penerbit Jalasutra.

Sihombing, Danton. 2001. Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta : Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Sudiana, Dendi. 1986. Komunikasi Periklanan Cetak. Bandung : Penerbit Remadja Karya.

Supriyanto, Sugeng ‘Aresta’. 2008.Meraih Untung dari Spanduk hingga Billboard. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Grhatama.

Supriyono, Rahmat. 2010. Desain Komunikasi Visual-Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Penerbit Andi Offset.

Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : Penerbit Universitas Sebelas Maret.

Suyanto. 2006. Strategi Perancangan Iklan Outdoor Kelas Dunia. Yogyakarta : Penerbit Andi Offset.

Tinarbuko, Sumbo. 2009. Semiotika Komunikasi Visual edisi revisi. Yogyakarta : Penerbit Jalasutra.

http://kishi-kun.blogspot.com/2011/11/sejarah-awal-rokok.html

http://wisnudewobroto.com/kunci-keberhasilan-pt-djarum/

http://karyailmiah.tarumanagara.ac.id/index.php/S1FI/article/view/3655

http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_19259_5.html

Referensi

Dokumen terkait

Pada bobot segar tajuk terlihat bahwa pemberian Bion-UP dan/atau tidak secara bersama-sama dengan Bokelas Plus berbeda secara signifikan dengan perlakuan kontrol

Oleh karena itu dengan kondisi pelemahan ekonomi global yang berdampak pada kondisi ekonomi domestik Indonesia, sehingga mengakibatkan Pemerintah Republik

Du penktadaliai nedirbančių ir nesimokančių asmenų (neuž- imtų privalomu mokslu nepilnamečių dalis čia yra ma- ža), įtariamų (kaltinamų) nusikalstamų veikų padarymu, yra iki

diketahui pula bahwa semakin tinggi afek negatif suatu keluarga akan semakin tinggi pula konflik orangtua dan perilaku internal yang terjadi pada anak. Berdasarkan hasil

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Herrscher dkk tahun 2014 didapatkan bahwa skor risiko Framingham untuk penyakit kardiovaskular secara umum secara signifikan lebih tinggi

Perancangan destination branding :green tourism pulau Panjang, selain bertujuan untuk memperkenalkan keberadaan pulau Panjang, juga bertujuan untuk mengajak

Berdasarkan tabel 3, menunjukan bahwa hasil analisis ragam jumlah polong hampa tanaman kedelai dengan perlakuan dosis pupuk P (SP-36) menunjukan berbeda sangat nyata

Oleh demikian adalah penting untuk memastikan bahawa keusahawanan diserapkan ke dalam pendidikan vokasional dan budaya keusahawanan dipupuk melalui sistem pendidikan teknik