• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENSTRADA PB DIY Langkah Kecil Berdampak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RENSTRADA PB DIY Langkah Kecil Berdampak"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

RENSTRADA PB DIY:

LANGKAH KECIL BERDAMPAK BESAR MENUJU YOGYA

YANG AMAN DARI BENCANA

Oleh: Djuni Pristiyanto1

I. PENGANTAR

Gempa bumi pada tanggal 27 Mei 2007 menghentak dan menyadarkan segenap masyarakat di Yogyakarta, bahwa wilayah yang ditinggalinya tidaklah seaman yang mereka pikirkan. Wilayah DIY berada di daerah rawan bencana. Di bagian utara terdapat Gunung Merapi yang menyimpan potensi bahaya letusan/erupsi, guguran awan panas dan banjir lahar dingin. Di sebelah barat terdapat kawasan pegunungan Menoreh yang berpotensi longsor terutama di musim penghujan. Bagian selatan

Provinsi DIY merupakan kawasan rawan banjir dan daerah pantai selatan rawan tsunami, sementara di bagian timur terdapat daerah pegunungan kapur yang sering kali mengalami kekeringan berkepanjangan. Kini juga disadari bahwa gempa bumi merupakan ancaman bencana yang sebenarnya telah pernah beberapa kali dialami oleh daerah ini, termasuk gempa bumi besar bulan Mei 2006 lalu. Selain itu, ancaman angin puting beliung dan perubahan iklim yang semakin ekstrim saat ini juga harus diwaspadai.

Kesadaran bahwa daerah tempat hidupnya merupakan daerah rawan bencana dan kemungkinan ancaman bencana yang akan terjadi mengakibatkan

masyarakat Yogyakarta melakukan upaya-upaya penanggulangan bencana (termasuk upaya untuk pengurangan risiko bencana).

II. BENCANA, PB DAN PRB

Apa itu bencana? Apa itu penanggulangan bencana (PB)? Dan apa pula itu pengurangan risiko bencana (PRB)? Dalam UU No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana terdapat rumusan mengenai bencana dan

penanggulangan bencana.

“Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan

lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis” (Pasal 1,

ayat 1 UU No. 24/007 tentang PB). Sedangkan pengertian

penanggulangan bencana adalah “serangkaian upaya yang meliputi

penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,

kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi”

(Pasal 1, ayat 5 UU No. 24/007 tentang PB). Dalam pengertian ini, maka penanggulangan bencana merupakan suatu proses yang tidak

1

(2)

terpisahkan dari sebelum bencana, pada saat terjadinya bencana, dan setelah terjadi bencana.

Pengurangan risiko bencana (PRB) didefinisikan oleh UNDP (2004) sbb:

““…kerangka konseptual atau pendekatan yang bertujuan untuk

mengurangi kerentanan dan risiko bencana yang dihadapi masyarakat dengan: menghindari atau mencegah, meredam dan membangun

kesiapsiagaan terhadap dampak merugikan dari bencana, dalam rangka

pembangunan berkelanjutan.” PRB harus dipadukan dalam aspek-aspek

keseharian kehidupan masyarakat termasuk dalam keadaan tidak ada bencana. Program pembangunan akan kurang berdayaguna, bahkan akan dapat memicu bencana baru yang merugikan masyarakat, apabila tanpa memasukkan aspek pertimbangan risiko bencana.

III. RENSTRADA PB DIY

Apa itu Renstrada PB DIY? Penanggulangan bencana merupakan salah satu perwujudan fungsi pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap rakyat, agar dapat memberikan perlindungan yang optimal, pemerintah daerah perlu memiliki rencana penanggulangan bencana yang

terstruktur, sistematis dan dapat dilaksanakan dengan efektif. Rencana Strategis Daerah Penanggulangan Bencana (Renstrada PB) yang disusun Pemerintah Provinsi DIY dalam konsultasi luas dengan unsur-unsur masyarakat sipil dan para pemangku kepentingan lainnya ini merupakan bagian dari upaya mengembangkan dan melaksanakan program-program dan strategi yang efektif dan efisien dalam mengurangi risiko bencana. Adanya Renstrada PB yang selanjutnya akan diikuti dengan RAD PB ini diharapkan dapat membantu pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan penanggulangan dan pengurangan risiko bencana yang terpadu dan terkoordinasi dengan baik, yang tujuan akhirnya adalah membangun daya tanggap dan daya tahan pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi bencana.

Penyusunan Renstrada PB DIY ini diinisiasi oleh Bapeda Provinsi DIY dengan dibantu/difasilitasi oleh Bappenas dan UNDP ERA. Dalam

penyusunan Renstrada PB DIY itu dipandu dengan prinsip-prinsip sbb: 1) Partisipatif, 2) Tranparan, 3) Akuntabel, 4) Jelas dalam tujuan, program dan kegiatan, 5) Jelas dalam mekanisme pelaksanaan,

penganggaran dan waktu, dan 5) Daya dan hasil guna yang spesifik.

Sementara itu penyusunan Renstrada PB DIY ini dilakukan melalui dua tahap kegiatan, yaitu:

1. Renstra Daerah untuk Penanggulangan Bencana: Tahap ini dikerjakan

oleh Tim Kerja dengan konsultasi terbatas dengan wakil-wakil pemangku kepentingan.

2. Rencana Aksi Daerah untuk Penanggulangan Bencana: Tahap ini

merupakan turunan dari Renstrada, disusun oleh Tim Kerja dan konsultan dengan proses konsultasi publik yang lebih luas.

Isi dari Renstrada PB DIY ini antara lain:

(3)

2. Profil Daerah: karakteristik sosial-ekonomi, budaya, historis dan politik daerah; profil kebencanaan daerah dari segi ancaman, kerentanan dan kapasitas secara umum (tidak terinci).

3. Visi dan Misi: visi-misi PB daerah sebagai bagian dari visi-misi

pembangunan daerah.

4. Tujuan: uraian rinci tujuan kegiatan.

5. Sasaran dan Strategi: kerangka kerja atau pedoman dalam menyusun

strategi dan jenis kegiatan.

6. Usulan Proses Implementasi: (i) strategi yang diusulkan, (ii)

instansi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan setiap strategi, (iii) skala prioritas pelaksanaan strategi, (iv) jadwal

pelaksanaan strategi dan (v) indikator keberhasilan

IV. TIM KERJA RENSTRA PB DIY

Seperti ditulis di atas, penyusunan Renstrada PB DIY ini diinisiasi oleh Bapeda Provinsi DIY dengan dibantu/difasilitasi oleh Bappenas dan UNDP ERA.

Pada tanggal 28 Maret 2007 di PSBA UGM dibentuk Tim Kecil untuk memulai kerja-kerja penyusunan Renstrada PB DIY. Tugas Tim Kecil ini adalah membuat konsep awal, mekanisme dan prinsip-prinsip penyusunan Renstrada dan Rencana Aksi Daerah (RAD) PB DIY. Anggota Tim Kecil ini antara lain:

 Pemerintah: Danang Samsurizal (Bapeda Prov DIY).

 Perguruan Tinggi: Dina Ruslanjari (PSBA UGM), Agus Hendratno

(Geologi UGM), Arif (UPN).

 LSM: Sigit Widiyanto ”Gendon”(Kappala), Aris Sustiyono (Forum

SUARA).

 UNDP: Banu Subagyo, Valentinus Irawan.

Pada tanggal 28 Maret 2007 itu Tim Kecil baru mendapat tambahan wawasan dan peningkatan kapasitas guna menjalankan tugas-tugasnya. Dalam pertemuan tanggal 3 April 2007 di kantor UNDP, Tim Kecil membahas mengenai bagaimana cara menyusun dan apa saja isi serta mekanisme kerja dari Renstrada dan RAD PB DIY. Sebagai hasilnya adalah konsep awal dari Draf I Renstrada PB DIY dan daftar personal untuk masuk ke dalam Tim Kerja penyusunan Renstrada dan RAD PB DIY.

Tim Kerja penyusunan Renstrada dan RAD PB DIY meruapakan kelompok yang terdiri dari orang perorangan yang ditunjuk secara resmi oleh instansi/lembaga dan/atau ditunjuk mewakili sektor. Tim Kerja

dibentuk oleh Bapeda DIY melalui Surat Keputusan Kepala Bapeda Prov. DIY. Tim Kerja akan bekerja sampai dengan diterbitkannya Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana 2008 -2013.

Hasil kerja yang diharapkan akan dikeluarkan oleh Tim Kerja antara lain:

1. Perencanaan Strategis Penanggulangan Bencana DIY (3 minggu).

(4)

Pemerintah (RKP) 2008 (3 minggu).

3. Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana (RAD-PRB)

2008-2013 (3 bulan).

Selanjutnya dalam pertemuan di Wisma MM UGM tanggal 24 April 2007 berhasil dibentuk Tim Kerja penyusunan Renstrada dan RAD PB DIY. Tim Kerja ini antara lain terdiri dari unsur-unsur:

 Pemerintah: Danang Samsurizal (Bapeda Prov DIY), Aris Widodo

(Dinkes DIY), Effendy Fauzi (Distrantib DIY), Benyamin Sugeha (Kadin DIY), Drs Bashiran (Dinas Pendidikan DIY), Sulistiyo

(Dinsos DIY), Prijambodo (Kimpraswil), ….. (Polda DIY).

 Perguruan Tinggi: Dina Ruslanjari (PSBA UGM), Agus Hendratno

(Geologi UGM), Arif (UPN), Agus Abdurrahman (CEEDEDS UII), Arif Rianto Budi Nugroho (Teknik Geologi UGM?), Akhmad Fauzi (CDS UII), Raymond Y. (Teknik Geologi?).

LSM: Sigit Widiyanto ”Gendon” (Kappala), Aris Sustiyono (Forum

SUARA), Nanang Ismuhartoyo (Walhi DIY), Tatang(Kapppala), Taslim Sudiyanto (PMI DIY), Unang Shio Peking (Forum LSM DIY).

 UNDP: Banu Subagyo, Valentinus Irawan, Verena Etty Riyaningsih.

 Pitoyo Hadi Santoso (IMA – Indonesian Marketing Association).

 Individu: Djuni Pristiyanto.

Tim Kerja Renstrada PB DIY ini mulai efektif bekerja sejak tanggal 24 April 2007. Dari tanggal 24 April hingga 11 Mei 2007, Tim Kerja telah berhasil bekerja dari sekelompok orang yang tercerai-berai dan sangat sektoral menjadi sebuah tim yang mempunyai visi misi yang sama dan dengan pola kerja yang sinergis serta saling menghargai satu sama lainnya, walaupun di dalam Tim Kerja itu sendiri perbedaan-perbedaan pendapat dan sikap sering terjadi. Selain itu Tim Kerja juga berhasil merevisi Draf Renstrada PB DIY hingga 5 (lima) kali, edisi terakhir tanggal 11 Mei 2007 adalah Draf V Renstrada PB DIY yang diharapkan akan menjadi konsep final yang kemudian dibawa ke pihak-pihak lain yang lebih luas (konsultasi publik), pemerintah daerah dan DPRD DIY.

V. PROSES PENYUSUNAN RENSTRA PB DIY

Proses penyusunan Renstrada PB DIY yang direncanakan oleh Tim Kecil adalah sbb:

1. Penyusunan Renstrada PB oleh Tim Kecil multi pemangku kepentingan

(Bapeda, Perguruan Tinggi dan Perwakilan LSM): Rancangan 1.

2. Konsultasi dengan Perwakilan Masyarakat Warga yang lebih luas:

Rancangan 2.

3. Perumusan Renstrada oleh tim kerja (SKPD terkait, PT, media

massa, wakil masyarakat dan dunia usaha): Rancangan 3.

4. Sosialisasi Rancangan Renstrada dan konsultasi publik melalui

beberapa forum pemangku kepentingan untuk jaring aspirasi

5. Finalisasi Renstrada oleh Tim Kerja.

6. Penyusunan Rencana Aksi: Tim Kerja dan konsultan

7. Finalisasi Rencana Aksi oleh SKPD dengan konsultasi pihak terkait

(5)

Dalam prakteknya, proses penyusunan Renstrada PB ini berbeda dengan menyesuaikan situasi dan kondisi di lapangan, antara lain:

1. Proses orientasi kebencanaan pada tingkat pejabat pemerintah

daerah Yogyakarta. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 24 Maret

2007 di Radyo Suyoso Kepatihan dengan tema “Lokakarya Rencana

Aksi Nasional dan Penyusunan Rencana Aksi Daerah Untuk

Pengurangan Risiko Bencana Di Provinsi DIY”. Lokakarya ini

menghadirkan narasumber antara lain: Setyoso Hardjowisastro,

Kepala BAPEDA Propinsi DIY, “Rencana Penyusunan RAD-PRB Provinsi

DIY, Risk Map/ Index, dan Rencana Pembentukan Tim Kerja

Penyusunan RAD-PRB Provinsi DIY”, Dr. Puji Pujiono, “Pakar

Kebijakan dan Perundangan Pengurangan Risiko Bencana UNDP/DPR-RI,

ORIENTASI RUU-PB”, dan Bappenas, “Rencana Aksi Nasional

Pengurangan Resiko Bencana”.

2. Pada tanggal 28 Maret 2007 diadakan pertemuan pertama untuk

membicarakan proses penyusunan RAD-PRB dan langkah-langkah menggalang partisipasi masyarakat sipil dalam proses penyusunan di PSBA UGM. Kegiatan ini bertujuan untuk membahas prinsip-prinsip dasar dalam penyusunan RAD PRB DIY, pembentukan Tim

Kecil, dan membuat draf awal Renstra RAD PRB. Dalam pertemuan ini juga menghadirkan Dr. Puji Pujiono yang memberi tambahan wawasan

dengan judul “RAD-PRB: Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko

Bencana”.

3. Pada 3 April 2007 dilakukan sebuah pertemuan di kantor UNDP guna

membahas:

 Tim Kecil membahas pembentukan Tim Kerja RAD PRB DIY yang

berasal dari perwakilan masyarakat sipil.

 Membahas prinsip-prinsip dasar dan persyaratan wakil yang

duduk sebagai anggota Tim Kerja.

 Membahas rumusan draf 1 Rensta RAD PRB DIY.

4. Pada saat Musrenbang Propinsi DIY tanggal 23 April 2007 di Hotel

Garuda disampaikan juga oleh Pak Puji Pujiono mengenai pentingnya memasukkan unsur-unsur kebencanaan ke dalam kebijakan resmi

pembangunan di DIY atau upaya untuk “mengarusutamakan

penanggulangan bencana ke dalam pembangunan daerah”. Tema

presentasi Pak Puji adalah “Penanggulangan Bencana dalam

Perencanaan Pembangunan Daerah”.

5. Pada tanggal 24 April 2007 dilakukan “Lokakarya Satu Hari Tim

Kerja Rencana Aksi Daerah PRB DIY” di Wisma MM UGM. Dalam

kegiatan ini Dr. Puji Pujiono memberikan tambahan materi dan

memfasilitasi kegiatan dengan tema, “Rencana Strategis

Pengurangan Risiko Bencana Propinsi DIY”. Sementara itu tujuan

kegiatan ini adalah:

 Membahas prinsip-prinsip dasar dalam penyusunan Renstra dan

RAD PRB DIY.

 Pembentukan Tim Kerja RAD PRB DIY

(6)

6. Pada tanggal 1 Mei 2007 diadakan “Lokakarya Satu Hari Tim Kerja

Rencana Aksi Daerah PRB DIY” di UII Cik Di Tiro. Tujuan kegiatan

ini adalah:

 Membentuk Tim Kerja RAD PRB DIY.

 Membahas draf ketiga Renstra RAD PRB DIY.

 Presentasi mekanisme perencanaan program dan anggaran oleh

Bappeda DIY

Sampai pada pertemuan itu Tim Kerja RAD PRB DIY belum dapat secara resmi dibentuk (melalui SK Kepala Bappeda DIY), namun walau demikian para anggota Tim Kerja yang sudah ikut pertemuan tanggal 24 Maret 2007 di Wisma MM UGM terus bekerja sesuai dengan tujuan dibentuknya Tim Kerja itu tidak peduli apakah sudah resmi dibentuk atau belum.

7. Pada tanggal 3 – 4 Mei 2007 dilakukan pertemuan terfokus Tim

Kerja di Hotel Puri Asri Magelang guna membahas dan meninjau ulang hasil-hasil kerja yang telah dicapai selama ini. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Pak Puji yang menjernihkan beberapa konsep dasar dan memberikan tambahan wawasan serta pengalaman dalam hal penanggulangan bencana. Di dalam pertemuan ini juga disepakati

untuk menggunakan istilah “penanggulangan bencana – PB” dari pada

“pengurangan risiko bencana – PRB”. Hal ini disebabkan telah

diundangkannya secara resmi UU No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana. Di dalam undang-undang itu pengertian penanggulangan bencana meliputi sebelum bencana, saat terjadi bencana dan

setelah terjadi bencana. Oleh karena itu nama Tim Kerja Renstrada PB DIY dan keluarannya adalah Renstrada PB DIY.

8. Sebagai kelanjutan pertemuan di Puri Asri di atas adalah

pembahasan Renstrada di kantor Cipta Karya, Kimpraswil Bumijo Yogyakarta pada tanggal 9 Mei 2007. Pertemuan kali ini membahas hal-hal yang belum jelas pada pertemuan sebelumnya dan merumuskan rumusan Renstrada, yang sebagai hasilnya adalah rumusan Renstrada PB DIY versi ke-4.

9. Sebagai langkah akhir perumusan Renstrada ini adalah pertemuan

pada tanggal 11 Mei 2007 di Wisma MM UGM. Dalam pertemuan ini rumusan Draf IV Renstrada PB DIY dibahas lagi dan tindak lanjut

seperti apa guna “menggolkan” rumusan ini ke dalam kebijakan

pemerintah daerah di DIY. Sebagai hasil pertemuan ini adalah Draf V Renstrada PB DIY dan jadwal tindak lanjut untuk agenda tahap selanjutnya.

10. Tanggal 12 Mei 2007 di kantor Bappeda DIY dilakukan revisi akhir

yang meliputi tampilan rumusan, daftar istilah dan tata bahasa rumusan. Sebagai hasil akhir adalah rumusan final Renstrada PB DIY 2008 -2013 yang siap dibawa kepada pihak-pihak lain, seperti kepala-kepala dinas/badan di lingkungan pemerintah daerah di DIY,

DPRD, lembaga-lembaga non pemerintah – baik lokal maupun

internasional, perguruan tinggi, dan lain-lain.

VI. HASIL-HASIL RENSTRA PB DIY

(7)

1. Draf V Rencana Strategis Daerah Penanggulangan Bencana (Renstrada PB) DIY.

2. Program Prioritas Renstrada PB DIY.

VII. TINDAK LANJUT

Tanggal & Jam

Lokasi Kegiatan Catatan

.. Mei 2007

Kantor Bapeda DIY

Tim Kerja menyerahkan hasil-hasil penyusunan Renstra PB DIY kepada Kepala Bapeda DIY. .. Mei

2007

Presentasi Renstra PB DIY oleh Tim Kerja di depan kepala-kepala dinas di lingkungan pemda DIY (yang mengundang Bapeda DIY). .. Mei

2007

Presentasi Renstra PB DIY oleh Tim Kerja di DPRD DIY.

Pertemuan Tim Kerja dengan pihak-pihak lain (perguruan tinggi, LSM lokal, LSM internasional) membahas Renstra dan RAD PB DIY. 24 Mei

2007

Diskusi (FGD) Renstra PB DIY oleh Tim Kerja dengan media massa (media cetak, media elektronik). BID sebagai pengundang acara ini.

Hubungi kepada Tujuan kegiatan ini adalah menyiapkan para personal yang dapat melakukan fasilitasi

Pelajaran apa yang bisa dipetik dari proses penyusunan Renstrada PB DIY tersebut? Banyak hikmah yang dapat diperoleh dari waktu singkat penyusunan ini, antara lain:

 Isu kebencanaan adalah sebuah isu yang baru bagi sebagian besar

(8)

DPRD wacana dan perspektif kebencanaan baru mulai dipelajari setelah gempa bumi mengguncang Yogyakarta pada 27 Mei 2006 lalu. Hal ini tampak dan terasa sekali saat proses penyusunan Renstrada PB DIY ini, bahwa wawasan dan perspektif kebencanaan di kalangan pejabat pemerintah daerah dan DPRD masih sangatlah kurang.

Wawasan dan perspektif kebencanaan sangat penting artinya dalam penyusunan kebijakan yang berdampak besar pada peri kehidupan warga masyarakat di Yogyakarta dan sekitar.

 Salah satu prinsip penyusunan Renstrada PB DIY adalah terlibatnya

berbagai unsur masyarakat sipil di dalamnya. Tim Kerja Renstrada PB DIY terdiri dari unsur pemda DIY, perguruan tinggi, bisnis, dan LSM. Tentu saja sebuah tim kerja yang terdiri dari berbagai unsur yang berbeda ini akan menjadi kontraproduktif bila masing-masing pihak/orang tetap pada paradigma dan sikap masing-masing-masing-masing yang sangat sektoral. Setelah terjadi suatu proses yang

membebaskan yang difasilitasi oleh Pak Puji Pujiono, maka Tim Kerja Renstrada PB DIY ini dapat menjadi sebuah tim yang bekerja untuk satu tujuan, berbagi, bercanda dan bersinergi secara

bersama. Hasil kerja tim ini cukup luar biasa, yaitu dapat menghasilkan naskah Renstrada PB DIY hingga 5 kali revisi (dari

tanggal 24 April – 11 Mei 2007).

 Isu penanggulangan bencana (PB) dan pengurangan risiko bencana

(PRB) adalah isu yang baru bagi sebagian besar anggota Tim Kerja Renstrada PB DIY itu. Namun demikian, kekurangtahuan ini dapat diatasi oleh para anggota di dalam Tim Kerja dengan semangat besar dan antusiasme untuk belajar mengenai isu kebencanaan dan hal-hal yang terkait dengannya.

 Para anggota Tim Kerja Renstrada PB DIY bekerja untuk

melaksanakan tugasnya, yaitu menyusun Renstrada dan RAD PB DIY, dan juga menyiapkan diri agar dapat melakukan fasilitasi kegiatan yang sama di tingkat kabupaten/kota di Yogyakarta. Ini proses yang menuntut ekstra kerja keras untuk belajar sesuatu yang baru, bekerja sama dengan pihak-pihak lain yang sangat berbeda latar belakang dan profesi, serta menjalankan sesuatu yang belum ada

sebelumnya. Hal ini seperti “mendayung perahu, memperbaiki

bagian-bagian perahu yang rusak, melakukan penentuan arah tujuan agar tidak tersesat, serta memberi komando kepada orang lain agar

tetap mendayung perahu dengan tujuan yang sama.”

 Proses konsultasi publik penyusunan Renstrada PB DIY ini juga

melibatkan komunitas yang terdaftar di milis-milis di internet. Milis adalah komunitas maya (internet) yang mempunyai anggota dari berbagai belahan dunia dan latar belakang yang berbeda, tapi mempunyai tujuan yang kurang lebih sama dengan tujuan diadakannya milis tersebut. Ada empat milis yang terlibat, yaitu Milis Suara Korban Bencana

(http://groups.yahoo.com/group/suarakorbanbencana/), Milis Rembug Kemanusiaan

(9)

 Di Indonesia, proses penyusunan Renstrada PB – baik di tingkat provinsi atau pun kabupaten/kota tidaklah bisa menyamai apa yang telah dihasilkan oleh Tim Kerja Renstrada PB DIY tersebut.

Mungkin baru inilah satu-satunya hasil kerja yang bisa melibatkan banyak pihak secara partisipatif, harmonis dan dalam waktu yang singkat, yaitu dengan menghasilkan dokumen untuk pengurangan risiko bencana di tingkat provinsi yang selanjutnya akan diteruskan dengan penyusunan dokumen yang sama pada tingkat kabupaten/kota di Yogyakarta.

IX. CATATAN

Proses Renstrada PB DIY ini belum selesai, masih panjang jalan yang ditempuh seperti konsultasi publik kepada forum yang lebih luas dan beragam latar belakang, pertemuan dengan para kepala dinas/badan di lingkungan pemrintah daerah DIY, dan lain-lain. Dengan semangat

kebersamaan, keterbukaan dan sinergi berbagai pihak, maka ancaman dan risiko bahaya bencana akan dapat diminimalisir. Semoga suatu

masyarakat Yogyakarta yang aman dari bencana dapat tercapai.

Yogyakarta, 11 Mei 2007

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian terapi SSBM dengan minyak essensial lavender dapat menurunkan intensitas nyeri low back pain dengan rata-rata skala nyeri sebelum diberikan terapi 4,83 dan

Seorang guru yang profesional dituntut agar bisa menggunakan berbagai keterampilan dasar mengajar, salah satunya yaitu keterampilan mengadakan variasi, bila guru tidak

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh suatu metode ekstraksi sambiloto dan patikan kebo paling baik yang mampu menghasilkan ekstrak sambiloto dan patikan

• Uji klinik adalah penelitian eksperimen secara terencana yang menggunakan manusia sebagai subyek (efek nya harus terukur dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran waktu pertama kali buang air kecil (BAK) pada ibu postpartum yang dilakukan bladder training.. Desain

Kesengajaan atas salah pernyataan terhadap suatu kebenaran atau keadaan yang disembunyikan dari sebuah fakta material yang dapat mempengaruhi orang lain untuk

Meskipun mereka tidak secara lansung mengatakan bahwa penyebab perilaku menyimpang adalah faktor lingkungan, data menunjukan bahwa kondisi lingkungan masyrakat

Hal ini terjadi karena pada keadaan aliran darah yang lambat akan terjadi peningkatan interaksi adhesi antar sel dengan sel, atau sel dengan protein sehingga