• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ilmu Sosial dan Budaya ISD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ilmu Sosial dan Budaya ISD"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA

Disusun Oleh

: Kelompok 1 (Kelas A)

S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan ridho-Nya-lah, Kami dapat menyelesaikan makalah ini, dengan judul “KONSEP ILMU SOSIAL DAN BUDAYA” dengan tepat waktu.

Adapun kami menyelesaikan tugas ini untuk memenuhi tugas kelompok ILMU SOSIAL DASAR membuat makalah dan juga presentasi dengan judul “KONSEP ILMU SOSIAL DAN BUDAYA”.

Alhamdulilah kami mendapatkan judul “KONSEP ILMU SOSIAL DAN BUDAYA”, sehingga kami dapt mempelajarinya lebih dalam lagi tentang konsep ilmu sosial dan budaya tersebut.

Selama kami mengerjakan tugas kelompok ini, kami menjumpai banyak halangan, tetapi kami menganggap semua halangan itu sebagai motivasi dalam membuat tugas kelompok ini. Selain halangan, kami juga mengalami banyak suka saat mengerjakan tugas kelompok ini, sehingga kami lebih termotivasi lagi dalam mengerjakan tugas kelompok ini.

Kami ingin mengucapakan terima kasih kepada kedua orang tua kami semua, kakak ataupun adik kandung kami, penjaga warnet dan semua orang yang telah terlibat dalam pembuatan tugas kelompok makalah ini, baik itu dari segi dukungan moral maupun doa.

Akhir kata, kami berharap agar tugas kelompok ini agar dapat berguna dan dapat diambil manfaatnya bagi orang yang membacanya. Terima kasih.

Jakarta, 23 Februari 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penulisan ... 2

D. Manfaat Penulisan ... 2

BAB II KONSEP DASAR ILMU SOSIAL DAN BUDAYA ... 3

A. Hakikat, Tujuan dan Ruang Lingkum Ilmu Sosial Budaya ... 3

B. Ilmu Sosial Budaya Dasar di Dalam Kehidupan Bermayarakat... 4

C. Komponen Ilmu Sosial Budaya Dasar ... 5

D. Masalah Sosial dan Pendekatan Ilmu Sosial Dasar ... 5

BAB III PEMBAHASAN KASUS “Kebudayaan Pop Korea : Pengikis Kebudayaan Bangsa Indonesia ?” ... 8

A. Pembahasan Kasus ... 8

B. Solusi dan Saran ... 8

BAB IV PENUTUP ... 10

A. Kesimpulan ... 10

B. Saran ... 10 LAMPIRAN KASUS

DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Ilmu sosial budaya dasar adalah suatu rangkaian pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling mendasar dan menonjol yang ada di dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya dan permasalahan-permasalahan yang bersifat ada .

Aspek lain dari pengantar ilmu sosial budaya dasar merupakan pengenalan teori-teori ilmu sosial dan kebudayaan sehngga diekspektasikan seseorang dapat memiliki wawasan keilmuan yang bersifat multidipsliner yang bersangkutan dengan keagamaan, kesetaraan , dan manusia di dalam kehidupan bersosialisasi.

Secara umum, ilmu sosial budaya dasar bertujuan untuk mengembangkan kepribadian manusia sebaga makhluk sosial ( zoon politicon ) dan sebagai makhluk budaya ( homo humanus ), sehingga mampu menghadapi secara kritis dan berwawasan luas masalah yang mengenai sosial budaya dan permasalahan lingkungan sosial budaya, serta dapat menyelesaikannya dengan baik, tujuan umum ilmu sosial budaya dasar ada beberapa yaitu :

1. Pengembangan kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan makhlik berbudaya 2. Kemampuan seseorang menanggapi secara kritis dan berwawasan luas terhadap

permasalahan sosial budaya dan permasalahan lingkungan sosial budaya

3. Kemampuan di dalam menyelesaikan secara baik, bijaksana dan obyektif permasalahan – permasalahan di dalam kehidupan bermasyarakat.

Sehingga secara umum kita harus memahami konsep-konsep dasar mengenai manusia sebagai makhluk sosial, dan manusia sebagai makhluk berbudaya memlki daya kritis, wawasan yang luas terhadap permasalahan lingkungan sosial budaya.

(5)

Manusia sebagai makhluk sosial ( zoon politicon ) artinya, manusia sebagai individu tidak akan mampu hidup sendiri dan berkrmbang sempurna tanpa hidup bersama dengan individu manusia lainnya.

Manusia harus hidup bermasyarakat saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dalam kelompoknya dan juga dengan individu di luar kelompoknya guna memperjuangkan dan memenuhi kepentingannya.

B.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana hakikat, tujuan dan ruang lingkup ilmu sosial budaya dasar ? 2. Bagaimana ilmu sosial budaya dasar di dalam kehidupan bermasyarakat ? 3. Apa sajakah komponen-komponen ilmu sosial budaya dasar ?

4. Apakah masalah sosial dan pendekatan ilmu sosial budaya dasar ?

C.

Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui hakikat, tujuan dan ruang lingkup ilmu sosial budaya dasar 2. Untuk mengetahui ilmu sosial budaya dasar di dalam kehidupan bermasyarakat 3. Memahami komponen-komponen ilmu sosial budaya dasar

4. Mengetahui masalah sosial dan pendekatan ilmu sosial budaya dasar

D.

Manfaat Penulisan

1. Mengerti hakikat, tujuan dan ruang lingkup ilmu sosial budaya dasar 2. Mengetahui ilmu sosial budaya dasar di dalam kehidupan bermasyarakat 3. Memahami komponen-komponen ilmu sosial budaya dasar

(6)

BAB II

KONSEP ILMU SOSIAL DAN BUDAYA

A.

Hakikat , Tujuan dan Ruang Lingkup Ilmu Sosial Budaya Dasar

Ilmu sosial budaya dasar adalah bertujuan untuk mengembangkan kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk budaya yang berwawasan luas dan kritis serta dapat menyelesaikan sebuah masalah dengan baik, memahami konsep – konsep dasar tentang manusia sebagai makhluk sosial .

Manusia sebagai makhluk sosial ( zoon politicon ) artinya, manusia sebagai individu tidak akan mampu hidup sendiri dan berkrmbang sempurna tanpa hidup bersama dengan individu manusia lainnya. Manusia harus hidup bermasyarakat saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dalam kelompoknya dan juga dengan individu di luar kelompoknya guna memperjuangkan dan memenuhi kepentingannya.

Manusia sebagai makhluk berbudaya ( homo humanus ) artinya, manusia itu makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna, karena sejak lahir sudah di bekali dengan unsure akal (ratio), rasa (sense) yang membedakannya dengan makhluk lainnya. Sebagai makhluk berbudaya, manusia hanya mampu mengembangkan diri dan budayanya apabila berhubungan dengan manusia lain.

Berdasarkan hakikat keilmuan, maka tujuan ilmu sosial budaya dasar sebagai bagian dari berkehidupan bermasyarakat adalah :

1.

Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

(7)

3. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan makhluk sosial yang beradab dalam memperaktekkan pengetahuan akademik, dan keahliannya serta mampu memberikan problem solving sosial budaya secara bijaksana.

Ilmu sosial budaya dasar selalu membantu perkembangan wawasan pemikiran yang lebih luas dan cirri-cir kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan pelajar Indonesia khususnya berkenan dengan sikap dan tingkah laku serta pola piker manusia dalam menghadapi manusia lain termasuk pula sikap dan tingkah laku serta pola piker manusia terhadap manusia yang bersangkutan.

B.

Ilmu Sosial Budaya Dasar di Dalam Kehidupan Bermasyarakat

Ilmu sosial budaya dasar sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat mempunyai tema pokok sebagaimana dikemukakan oleh Temanggor dkk (2010), yaitu hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya.

Dengan wawasan tersebut agar dapat menghasilkan tiga jens kemampuan secara simultan diantaranya adalah :

1.

Kemampuan Personal

Artinya, yaitu para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan keanekaragaman, serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.

2.

Kemampuan Akademik

(8)

3.

Kemampuan Professional

Artinya, yaitu kemampuan dalam bidang profesi sesuia keahlian bersangkutan, para ahli diharapkan memiliki pengetahun dan keterampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.

C.

Komponen Ilmu Sosial Budaya Dasar

Ilmu sosial budaya dasar sebagai komponen yaitu sebagai proses pembelajaran dilaksanakan dengan mempertimbangkan guna menjadi penunjang atau penopang bidang keahlian, sehingga out putnya mampu membentuk mahasiswa yang memiliki kemampuan professional ( natural science ).

Wawasan, sikap, dan perilaku melalui ilmu sosial budaya dasar diharapkan mahasiswa yang mempelajarinya dapat menjadi manusia yang memiliki kemampuan personal, kemampuan akademik, dan kemampuan professional. Oleh karena itu, para lulusan akan mampu menjabarkan permasalahan dan mengatasi permasalahan tersebut dengan kearifan.

Dengan demikian maka problematika kemanusiaan dan peradaban manusia merupakan fakta obyektif yang penting dikenali secara akademik, rasional, bukan common sense dan sekaligus tetap menjunjung tinggi pemikiran serta nilai – nilai luhur tradisi yang member kebijaksanaan.

D.

Masalah Sosial dan Pendekatan Ilmu Sosial Budaya Dasar

Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial selama dihadapkan kepada masalah sosial yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Masalah sosial ini timbul sebagai akibat dan hubungannya dengan sesama manusia lainnya dan akibat tingkah lakunya.

Masalah sosial ini tidaklah sama antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya karena adanya perbedaan dalam tingkat perkrmbangan kebudayaannya, sifat kependudukannya, dan keadaan lingkungan alamnya.

Disiplin-disiplin ilmu pengetahuan yang tergolong ke dalam ilmu sosial telah mempelajari hakikat masyarakat dengan perspektif yang berbeda-beda, maka terhadap keanekaragaman dalam melihat dan mempelajarinya.

(9)

tetapi aplikasinya menghadapi kenyataan, hal yang biasanya berlaku telah berubah, atau terhambat pelaksanaanya.

Masalah-masalah tersebut dapat terwujud sebagai masalah sosial, masalah moral, masalah politik, masalah ekonomi, masalah agama, atau masalah-masalah lainnya.

Yang membedakan masalah sosial dengan masalah lainnya adalah bahwa masalah sosial selalu ada kaitannya yang dekat dengan nilai – nilai moral dan pranata – pranata sosial, serta ada kaitannya dengan hubungan – hubungan manusia itu terwujud ( nisbet, 1961 ).

Pengertian masalah sosial memiliki dua pendenefisian, yang pertama itu adalah menurut umum atau warga masyarakat, segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah masalah soial, dan yang kedua yaitu menurut para ahli masalah sosial adalah suatu kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat yang berdasarkan atas studi, mempunyai sifat yang dapat menimbulakan kekacauan terhadap kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan.

Salah satu contoh yang kami ambil d buku masalah seorang pedagang kaki lima. Menurut defenisi umum pedagang kaki lima bukan masalah sosial karena merupakan upaya mencari nafkah untuk kelangsungan hidupnya, dan pelayanan bag warga masyarakat pada taraf ekonomi tertentu sebaliknya para ahli perencanaan kota masyarakat pedagang kaki lima sebagai sumber kekacauan lalu lintas dan peluang kejahatan.

Sehingga ada beberapa pakar ilmu yang mengemukakan pendapatnya diantaranya oleh Leslie ( 1949 ) dan Cohen ( 1964 ).

1.

Menurut Leslie ( 1949 )

Bahwa masalah – masalah sosial adalah suatu kondisi yang mempunyai pengaruh kepada kehidupan sebagian besar warga masyarakat sebagai sesuatu yang tidak di inginkan atau tidak di sukai, oleh karena itu dirasakan perlunya untuk diatasi atau diperbaiki. Batasan masalah sosial sebenarnya agak rumit, mengingat maslah sosial berkaitan dengan system nilai yang berlaku di masyarakat yang bersangkutan.

(10)

Bahwa masalah sosial adalah terbatas pada masalah keluarga, kelompok, atau tingkah laku individual yang menuntut adanya campur tangan dari masyarakat yang teratur agar masyarakat dapat meneruskan fungsinya.jadi masalah sosial adalah suatau cara bertingkah laku yang dapat dipandang sebagai tingkah laku yang menentang norma – norma yang telah disepakati bersama oleh warga masyarakat.

Batasan ini, masih mengandung aspek obyektif dan subyektif. Tetapi yang jelas, tidak ad satupun tingkah laku manusia yang dapat dianggap sebaga suatu masalah sosial, apabila tdak dianggap suatu penyimpangan secara moral dari norma – norma yang telah diterima secara umum.

(11)

KASUS

Kebudayaan Pop Korea: Pengikis Budaya Bangsa Indonesia?

Kebudayaan adalah hasil karya pemikiran manusia yang dilakukan dengan sadar dalam kehidupan kelompok. Unsur-unsur potensi budaya yang ada pada manusia antara lain pikiran (cipta), rasa, dan kehendak (karsa). Untuk menjadi manusia sempurna, ketiga unsur kebudayaan tersebut tidak dapat dipisahkan. Dalam hubungan ini Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa “Kebudayaan adalah

buah budi manusia dalam hidup bermasyarakat”.

(12)

Tidak hanya kebudayaan dari barat yang dapat masuk dengan mudahnya ke Indonesia, kebudayaan dari Asia pun tak kalah untuk ikut mewabah di negeri kita ini, seperti kebudayan dari Jepang, Cina dan juga tentunya kebudayaan dari Korea. Belakangan ini, kebudayaan Korea diperkenalkan ke seluruh dunia, bahkan patut diperhitungkan untuk dapat menjadi pesaing kuat bagi Hollywood dan Bollywood pada abad ke-21. Dalam praktiknya pun warga dunia dapat menerima kebudayaan pop Korea ini, bahkan mereka bisa mencapai tahap mencintai dan mengetahui lebih jauh mengenai apa, siapa, dan bagaimana masyarakat dan negara Korea itu sendiri.

Berbicara tentang budaya tentunya tak jauh terhadap generasi penerus bangsa yang ada di dalamnya yakni generasi muda Indonesia. Fenomena Korean Wave (Hallyu) di Indonesia bukan-lah hal yang sederhana yang hanya menjadi buah bibir semata. Kebudayaan Korea yang masuk ke Indonesia di abad ke-21 ini telah membawa beragam dampak yang cukup signifikan terhadap kebiasaan generasi muda kita. Korea mengemas kebudayaan mereka ke dalam teknik pemasaran Asian Values-Hollywood Style. Artinya, mereka mengemas nilai-nilai Asia yang dipasarkan dengan gaya modern. Hal inilah yang membuat tidak sedikit generasi muda Indonesia dapat menerima kebudayaan Korea tersebut, sebagai buktinya adalah mereka dapat menerima produk drama, musik, film, fashion, bahkan hingga produk industri-industri yang mulai mereka ikuti tren-nya.

(13)

apakah Korean Wave dapat dikatakan sebagai salah satu pemicu bagi generasi muda sehingga menjadi apatis terhadap budaya bangsanya sendiri?

Di Indonesia, dominasi kebudayaan Korea masuk melalui peran internet, walaupun memang peran media pun tidak bisa lepas dalam proses mewabahnya kebudayaan Korea di negeri kita. Seperti misalnya peran televisi, radio, dan majalah yang juga menyajikan berbagai topik mengenai kebudayaan Korea yang terkesan trendy dan dapat diikuti oleh generasi muda kita. Berawal dari banyaknya drama Korea yang di tampilkan oleh beberapa channel televisi Indonesia. Namun, hal ini masih kalah signifikan oleh peran internet dalam penyebaran kebudayaan Korea secara bebas, terbuka dan dapat mencakup ranah usia dari dewasa bahkan sampai ke anak-anak.

Dampak yang paling terlihat dari drama Korea ini terhadap generasi muda Indonesia salah satunya adalah pada fashion mereka, terhadap tata cara berpakaian mereka sehari-hari yang secara tidak sadar telah mereka aplikasikan dengan berkiblat kepada aktor atau aktris Korea idola mereka. Mereka lebih memilih untuk menggunakan syal di leher mereka ketimbang memakai baju batik asli Indonesia dalam keseharian-nya. Pernahkah terpikirkan oleh mereka bahwa iklim Indonesia dan Korea sangat berbeda, dan tentunya cara berpakaian

di Korea pun terkesan kurang “pas” untuk digunakan di Indonesia yang beriklim tropis.

Dampak yang lainnya masih mengenai drama Korea adalah alih bahasa, “Kami

berbahasa satu, Bahasa Indonesia” pada dasarnya fenomena ini memiliki kesamaan dengan

(14)

yang lebih tertarik untuk mempelajari bahasa Korea dan menggunakan bahasa Korea ketimbang menggunakan bahasa Indonesia apalagi untuk mempelajari bahasa Indonesia lebih dalam. Secara tidak langsung ini akan mengikis kemampuan banyak pemuda Indonesia yang sudah terlanjur gemar terhadap kebudayaan Korea dibandingkan untuk memelajari bahasa daerah yang banyak ragamnya di Indonesia ini.

Tidak hanya drama Korea saja yang mendapatkan perhatian khusus yang tidak sedikit dari generasi muda Indonesia, fenomena girlband dan boyband dari Korea juga menjadi hal baru yang menarik perhatian generasi muda kita. Seperti yang kita ketahui pada umumnya bahwa girlband/boyband dari Korea ini sangat khas dengan koreografi yang total, kompak dan sangat energik dengan musik yang mengiringinya. Ditambah lagi dengan aktor dan aktris yang multi-talenta baik dalam bidang tarik suara maupun dalam bidang menari.

(15)

Penerimaan kebudayaan korea di Indonesia ini, membentuk suatu kelompok budaya yang baru yaitu kelompok penggemar, melalui kelompok penggemar ini penyebaran budaya pop Korea semakin mewabah di Indonesia, kelompok penggemar menumbuhkan fanatisme pada setiap penggemar yang sudah tergabung dalam kelompok tersebut. Fanatisme inilah yang menjadi cikal bakal besarnya ketertarikan generasi muda penerus bangsa terutama remaja putri untuk lebih mengetahui seluk beluk kebudayaan Korea secara lebih detail.

Kebudayaan Korea dapat dikatakan telah mendapatkan tempat di hati generasi muda Indonesia, Korean Wave pun dapat dinikmati gelombangnya oleh kebanyakan generasi muda Indonesia penyuka Korea. Fenomena ini pun sangat mungkin untuk dijadikan sebagai pemicu bagi generasi muda mulai untuk meninggalkan budaya aslinya yakni budaya bangsa Indonesia, Mengapa? Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan, 8 dari 10 generasi muda yang menyukai kebudayaan Korea menyatakan bahwa mereka lebih tertarik untuk mengetahui kebudayaan Korea jauh lebih dalam serta mengikuti tren Korea secara dinamis ketimbang mempelajari kebudayaan Indonesia.

(16)

mencintai dan memiliki terhadap bangsa sendiri sejak dini, yang berdampak kepada penerimaan segala macam bentuk kebudayaan asing yang tidak diimbangi oleh rasa cinta terhadap budaya bangsa. Dan, timbulnya rasa “gengsi” apabila tidak mengikuti tren budaya yang ada pada masa itu.

Pengikisan kecintaan atau peminatan generasi muda terhadap budaya bangsa sebenarnya bukan sepenuhnya disebabkan oleh Korean Wave itu sendiri, yang penulis lihat disini adalah Korean Wave hanya menjadi pemicu semakin terkikisnya rasa cinta generasi muda terhadap budaya bangsa. Sedangkan, penyebab utama adalah tidak adanya filterisasi kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia baik oleh pemerintah Indonesia ataupun oleh generasi muda penerus bangsa. Karena tidak adanya filterisasi kebudayaan asing tersebut sehingga membuat generasi muda terlena untuk menerima semua jenis kebudayaan asing tanpa mempertimbangkan kehadiran kebudayaan bangsa Indonesia terutama pada kebudayaan daerahnya.

(17)

Hal yang terpenting atas fenomena ini adalah bagaimana pentingnya peran generasi muda penerus bangsa untuk dapat bersikap dalam melakukan pemilihan terhadap segala kebudayaan asing yang telah masuk ke Indonesia, dengan tetap mengutamakan eksistensi kebudayaan Indonesia terutama kebudayaan daerah (tradisional) agar tetap mengakar jelas di hati masing-masing pemuda sebagai bagian dari identitas bangsa Indonesia. Peran pemerintah pun tak kalah pentingnya di sini, untuk gencar melakukan promosi atas kebudayaan daerah aset bangsa kepada generasi muda Indonesia agar tidak berujung kepada apatisme budaya

bangsa, karena seperti kata pepatah, “tak kenal maka tak sayang” maka sangat diperlukan

pengenalan akan budaya sebagai pondasi awal kecintaan terhadap bangsa Indonesia.

Penulis : Zalva Abigail Kamilia

Instansi : FIB Universitas Indonesia/ kriwel_micca@yahoo.co.id

(18)

BAB III

PEMBAHASAN KASUS

Kebudayaan Pop Korea: Pengikis Budaya Bangsa Indonesia?

A.

Pembahasan Masalah

Seperti yang kita tau, kebudayaan Pop Korea telah merajalela dan memasuki dan merusak budaya asli Indonesia. Melalui girlband maupun boyband-nya, mereka perlahan-lahan menarik atusiasme dari para remaja Indonesia.

Gaya berpakaian yang kurang sopan juga perlahan diikuti oleh para remaja Indonesia, seperti memakai pakaian yang ketat dan juga pakaian yang pendek. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh televesi dan juga internet.

Dalam Drama Korea atau biasa yang disebut dengan K-Drama, banyak sekali adegan yang seharusnya ditonton oleh remaja diatas usia 17 tahun, tetapi karena pengaruh kebudayaan korea ini, anak dibawah usia 17 tahun sudah menonton adegan tersebut, contohnya didalam K-Drama tidak lepas dari adegan ciuman.

Pada hakikatnya, kebudayaan luar memang bagus untuk dipelajari tapi hanya dibatas dipelajari, bukan untuk dicontoh apalgi diikuti. Apalagi, apa yang diikuti dan dicontoh itu merupakan sesuatu hal yang negatif dan tidak baik bagi diri kita sendiri.

B.

Solusi dan Saran

(19)

Para orangtua sudah seharusnya mulai melakukan edukasi dini tentang apa itu kebudayaan luar, apa yang harus dipelajari, apa sisi positif dan sisi negatifnya,

maupun apa yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga si anak akan mulai mengenali diri sendiri dan mulai mengenal dunia luar, jadi anak tersebuit dapat melihat sisi negatif dan positif dari dunia luar itu sendiri.

Seharusnya para remaja dibawah umur 17 tahun dapat mengontrol rasa ingin taunya. Seharusnya mereka tau bahwasanya kebudayaan luar memang baik untuk dipelajari tetapi jika salah mempelajari dan menerapkannya, maka itus emua akan berakibat fatal, baik itu bagi diri kita sendiri maupun orang lain.

(20)
(21)

BAB IV

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Dari beberapa penjelasan mengenai pengantar ilmu sosial budaya dasar kelompok kami menyimpulkan bahwa manusia itu tidak dapat hidup sendiri manusia adalah zoon politicon yang berarti di dalam berkembang kita harus saling melengkapi saling tolong menolong dan tidak dapat hidup sendiri butuh kerja sama bersosialisasi di ruang lingkup masyarakat, manusai juga sebagai makhluk yang berbudaya atau homo humanis yaitu manusia diciptakan memiliki ratio dan sense, manusia juga dapat mengembangkan budaya yang iya miliki dengan cara berbaur atau bergaul dengan suatu kelompok atau di dalam kehidupan berkeluarga.

Di dalam kehidupan juga kita tidak luput dari sebuah permasalahan yang ada di mulai dari masalah sosial, masalah keluarga, masalah budaya,masalah tingkah laku itu semua disebabkan akibat tingkah laku seseorang sendiri,sementara masalah sosial disebabkan karena adanya perbedaan dalam tingkat perkembangan kebudayaan, sifat kependudukannya dan keadaan lingkungan sekitarnya sehngga kita harus menempatkan diri dengan sebaik – baiknya berbaur dengan yang bak agar dapat berfikir dan mengarjakan sesuatu denga cara positif.

B.

Saran

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Leslie, White. 1949. The Science of Culture. Strauss: Penerbit Farrar. Cohen, 1964. Social Work and Social Problem. New York: Penerbit NSW. Ahmadi, Abu. 1991. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang menjadi potensi pembangunan daerah turut diperhitungkan, dan dengan motto Gertak Saburai Sikep

Dr.Ja‟far,MA yang diterbitkan oleh PERDANA P UBLISHING yang dicetak pada September 2016 menerangkan mengenai akhlak tashawuf yang dimana kelak nantinya kita

Tanaman karet telah lebih dahulu diusahakan oleh masyarakat dibandingkan tanaman kelapa sawit, sehingga banyak tanaman karet rakyat yang usianya telah tua (lebih dari 30

37 Maka Pilatus berkata kepada-Nya, “Jadi, Engkau adalah Raja!” Jawab Yesus, “Engkau mengatakan bahwa Aku Raja. Aku lahir ke dunia ini untuk mengatakan kebenaran kepada semua

Sehubungan dengan itu Sudirman (2001:21) mengatakan “dalam hal ini peran guru bukan hanya sebagai transformator, tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat

Saya mengambil topik ini karena waktu proses pembelajaran PIKP ( Pengantar Ilmu Kelautan dan Perikanan ) di Fakultas saya, dosen saya menjelaskan tentang banyaknya kearifan lokal

Sebagai mata pelajaran umum maupun khusus, tidak sedikit siswa yang menganggap pelajaran Membuat Pola sebagai mata pelajaran yang sulit. Dalam menjahit, pola adalah dasar

Enterprise Architectural (EA) adalah cetak biru organisasi yang mencakup proses bisnis, data, aplikasi, dan infrastruktur IT yang didesain secara terpadu untuk memudahkan