• Tidak ada hasil yang ditemukan

ergonomi pembungkusan Nasi goreng (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ergonomi pembungkusan Nasi goreng (1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PRODUKTIVITAS DALAM STASIUN KERJA NASI GORENG

Ahmad Fahryan Abdillah

Prodi S1 Desain Produk, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom

ahfahryan@students.telkomuniversity.ac.id

Abstrak

Ergonomi memainkan peran penting dalam produktivitas pekerja. Tata letak dan alat yang digunakan dalam bekerja merupakan faktor utama dalam ergonomi yang efisien bagi para pekerja. Penelitian ini digunakan pada workstation Nasi Goreng. Penelitian workstation yang ergonomis ini dilakukan dengan menggunakn studi gerak. Pengamatan yang dibuat dengan mempelajari setiap elemen dari video yang direkam oleh perekam video pada kamera ponsel. Hasil dari penelitian ini, menunjukkan bahwa adanya kebutuhan untuk menambah beberapa alat yang sesuai dengan prinsip-prisnip ergonomis.

Kata Kunci : ergonomi, produktivitas, workstation, redesain

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Sumber Daya Manusia adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam sebuah pekerjaan, termasuk dalam sebuah pekerjaan di bidang Penjual Nasi Groeng. Sebuah pekerjaan sekecil apapun apabila tidak didukung dengan sumber daya manusia yang bagus dalam hal kualitas dan produktivitas, tidak akan memberikan hasil yang maksimal dan memuaskan dalam sebuah pekerjaan. Bahkan, akibat penggunaan sumber daya manusia yang kurang tepat bisa mengakibatkan sebuah kerugian yang besar pada proyek pekerjaan.

Dalam upaya untuk mengatur atau memanajemen penggunaan Sumber Daya Manusia agar realistis, maka pengusaha (penyedia tempat kerja) harus mengetahui tingkat produktivitas masing-masing. Hal tersebut sangat diperlukan untuk memantau dan memetakan apa yang akan terjadi pada sebuah pekerjaan akibat penggunaan dan pemanfaatan tenaga kerja. Kurang diperhatikannya produktivitas tenaga kerja pada suatu pekerjaan dapat menghambat pekerjaan itu sendiri.

Produktivitas tenaga kerja yang baik sangat diperlukan untuk keberhasilan sebuah pekerjaan. Produktivitas tenaga kerja akan sangat berpengaruh juga terhadap besarnya keuntungan atau kerugian suatu pekerjaan. Dalam pelaksanaan dilapangan hal tersebut terkadang bisa terjadi dikarenakan tenaga kerja yang kurang efektif didalam pekerjaannya. Contoh tindakan yang menyebabkan pekerjaan yang kurang efektif tersebut antara lain menganggur, ngobrol, makan, istirahat, yang kesemuanya itu dilaksanakan pada saat jam kerja.

(2)

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, penulis dapat merumuskan permasalahan-permasahan sebagai berikut :

1. Apakah workstation Penjual Nasi Goreng sudah tepat??

2. Apa permasalahan yang dapat ditemukan pada Penjual Nasi Goreng?? 3. Solusi apa yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut?

3. Tujuan Penelitian

1. Memahami konsep produktivitas secara keseluruhan

2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja 3. Unutk mengetahui apakah workstation ini sudah tepat

Memberikan solusi pada kekurangan sistem lama

4. Urgensi / Keutamaan Penelitian

Sumber Daya Manusia adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam sebuah pekerjaan, termasuk dalam sebuah pekerjaan sebagai pembungkusan Penjual Nasi Goreng. Sebuah pekerjaan sekecil apapun apabila tidak didukung dengan sumber daya manusia yang bagus dalam hal kualitas dan produktivitas, tidak akan memberikan hasil yang maksimal dan memuaskan dalam sebuah pekerjaan.

Bahkan, akibat penggunaan sumber daya manusia yang kurang tepat bisa mengakibatkan sebuah kerugian yang besar pada proyek pekerjaan. Penelelitian ini penting dan harus segera dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia / pekerja.

5. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yaitu penelitian dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama seperti hasil wawancara dan data produktivitas pekerja.

Proses pencarian data dilakukan dengan cara observasi ke lapangan langsung, dan melakukan wawancara. Dalam pengukuran produktivitas terdapat banyak metode yang bisa digunakan, salah satunya productivity rating, dimana aktivitas pekerja diklasifikasikan dalam 3 hal, yaitu Essential contributory work, Effective work, dan not useful. Sedangkan pengukuran dan pengolahan data variabel yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja digunakan metode-metode pendekatan dengan pengolahan data statistik.

6. Perkiraan Temuan / Produk

Dalam workstation pembungkusan Penjual Nasi Goreng membutuhkan alat yang dapat meningkatkan kinerja pekerja, seperti karet agar bungkus martabak tidak mudah lepas atau memakai box nasi sterofoam. Serta luas ruang kerja yang tidak terlalu luas membuat pekerja lebih efektif dalam melakukan pekerjaan.

B. Tinjuan Pustaka / Metodologi 1. Produktivitas

(3)

berbagai input lainnya akan bisa dikurangi sejauh mungkin. Hasilnya tentu akan lebih baik dan banyak hal yang bisa dihemat. Yang jelas, waktu tidak terbuang sia-sia, tenaga dikerahkan secara effektif dan pencapaian tujuan usaha bisa terselenggarakan dengan baik, effektif dan efisien.

Secara umum, produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik dengan masukan sebenarnya. Misalnya saja, produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara output dan input, masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk mental.

Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang atau jasa. L. Greenberg mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. Kerja yang bermalas-malasan ataupun korupsi jam kerja dari yang semestinya, bukanlah menunjang pembangunan, tapi menghambat kemajuan yang semestinya dicapai.

Sebaliknya, kerja yang effektif menurut jumlah jam kerja yang seharusnya serta kerja yang sesuai dengan uraian kerja masing-masing pekerja, akan dapat menunjang kemajuan serta mendorong kelancaran usaha baik secara individu maupun secara menyeluruh. Banyak kejadian disekitar kita betapa pemanfaatan waktu kerja yang merupakan upaya paling dasar dari produktivitas kerja banyak diabaikan, bahkan secara sengaja dilanggar. Sikap mental seperti ini tidak akan menimbulkan suasana kerja yang optimis, apalagi diharapkan untuk menciptakan metode dan sistem kerja yang produktif disemua perangkat kerja yang ada.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas

Semua faktor yang mempengaruhi produktivitas dipandang sebagai sub sistem untuk menunjukkan dimana potensi produktivitas dan cadangannya disimpan. Faktor-faktor tersebut antara lain:

Menurut Muchdarsyah Sinungan dalam Robert Eddy S (2007) :

a) Kuantitas atau jumlah tanaga kerja yang digunakan dalam suatu proyek b) Tingkat keahlian tenaga kerja.

c) Latar belakang kebudayaan dan pendidikan termasuk pengaruh factor lingkungan dan keluarga terhadap pendidikan formal yang diambil tenaga kerja.

d) Kemampuan tenaga kerja untuk menganalisis situasi yang terjadi dalam lingkup pekerjaannya dan sikap moral yang diambil pada keadaan tersebut.

e) Minat tenaga kerja yang tinggi terhadap pekerjaan yang ditekuninya. f) Struktur pekerjaan, keahlian dan umur (kadang-kadang jenis kelamin).

3. Motion & Time Study dan Micromotion Study

Motion study and time study adalah suatu studi tentang gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannnya. Dengan studi ini ingin diperoleh gerakan-gerakan standard utnuk penyelesaian suatu pekerjaan, yaitu rangkaian gerakan-gerakan yang efktif dan efisien. Studi mengenai ini dikenal sebagai studi ekonomi gerakan yaitu studi yang menitik beratkan pada penerapan prinsip-prinsip ekonomi gerakan.

Micromotion study adalah suatu teknik yang mempelajari segmen terkecil dari suatu aktivitas pekerjaan (Barnes, 1980). Serta menganalisis elemen pekerjaan seperti memindahkan, posisi, menjangkau, memegang, dan lain-lain serta menghitung waktunya sampai dalam seperseribu menit.

Tujuan dari micromotion study adalah (Barnes, 1980) :

a) Membantu mempelajari aktivitas dari dua atu lebih orang dalam suatu kelompok kerja. b) Membantu mempelajari hubungan aktivitas dari mesin dan operator.

c) Menentukan waktu operasi suatu pekerjaan serta memperoleh waktu gerakan untuk menentukan waktu standar.

(4)

C. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum dalam Stasiun Kerja

Untuk mendapatkan hasil yang jelas, saya melakukan wawancara kepada salah satu pekerja di tempat penjualan ban, antara lain:

Pewawancara : Pukul berapa toko ini mulai beraktivitas?

Narasumber : Toko ini buka pukul 19.00 WIB dan tutup jam 24:00 WIB

Pewawancara : Berapa pekerja yang bekerja disini?

Narasumber : Ada 2 orang

Pewawancara : Apakah ada pembagian shift kerja ?

Narasumber : Tidak ada

Pewawancara : Setiap harinya ada berapa pelanggan yang membeli?

Narasumber : Setidaknya setiap hari ada 60 pembeli atau lebih.

Pewawancara : Kalau bekerja dalam bidang ini yang diutamakan apa ya ?

Narasumber : Kelincahan dan kecepatan yang peling utama, sangat menunjang bagi pekerjaan.

Pewawancara : Apakah menurut abang tata letak toko ini sudah tepat?

Narasumber : Menurut saya sudah tepat, tetapi kalau diatur lagi mungkin lebih bagus dan efisien.

Pewawancara : Dalam membungkus nasi goreng apakah tidak mengalami kendala dalam pekerjaannya?

Narasumber : Paling saat menaruh nasi goreng ke dalam kemasan karena sedikit panas.

Pewawancara : Menurut abang, peralatan apa saja yang perlu ditambah untuk meningkatkan kinerja para pekerja disini?

(5)

1.1. 5W + 1H

Dari data wawancara diatas dapat disimpulkan dalam 5W+1H

1. What

IKM ini sudah berdiri sejak lama. Pembungkusan Martabak Telur ini tidak mengandalkan fisik yang kuat, tetapi kelincahan lebih diutamakan. Serta kecepatan sangat diperhitungkan dalam pekerjaan ini.

2. Who

Penjual Nasi Goreng

3. When

Penjual Nasi Goreng yang buka mulai dari pukul 19.00 WIB sampai 24:00 WIB.

4. Where

Penjual Nasi Goreng di daerah cikoneng.

5. Why

Jika ingin bekerja dibidang ini, yang harus disiapkan kelincahan dan kecepatan. Kalau kelincahan dan kecepatan kurang, kita tidak akan sanggup, dan akan kesulitan serta mengalami bayak kendala.

6. How

Untuk membungkus Nasi Goreng , hal yang di lakukan adalah: pertama, Nasi Goreng yang sudah matang. Kedua masukan nasi goreng kedalam bungkusnya. Ketiga, tutup bungkusnya dan beri karet atau klip agar bungkusnya tidak terbuka saat di bawa. Keempat, taruh bungkusnya di plastik .

1.2. Sistem kerja pembungkusan Martabak telur

Dapat kita perhatikan dari gambar di atas, sistem kerja penjual nasi goreng tersebut adalah :

- Posisi berdiri dalam waktu yang lama.

- Meja gerobak tingginya sama dengan tinggi perut dalam posisi berdiri.

- Memasak dengan sikap dimana kedua tangan selalu berada sejajar dengan perut dan dada - Kedua kaki menjadi tumpuan dalam waktu yang lama.

- Tinggi gerobak yang tidak sesuai menyebabkan penjual harus sedikit merunduk

1.3 Kelelahan yang dialami

Setelah mewawancarai penjual nasi goreng tersebut, maka diperoleh data sebagai berikut: - Berumur 35 tahun

- Pria - Jawa/Indonesia

- Jangka waktu bekerja 7 jam perhari

(6)

Gambar 1.3.1 Penjual nasi goreng sedang beraktivitas Dengan tipe sistem kerja berikut ini:

- Gerobak berbahan kayu dengan dimensi : Panjang 1,4 m

Lebar 0,5 m Tinggi 1,45 m

- Area penggorengan dengan dimensi : Panjang 1 m

Lebar 0,5 m Tinggi 0.5 m

Berdasarkan hasil wawancara, kelelahan yang dialami oleh penjual nasi goreng tersebut adalah sebagi berikut :

- Mengalami sakit dibagian lengan atas, bagian punggung, dan bagian pundak sampai leher. - Terkadang kaki terasa kebas dan kaku.

- Dan pembukusan nasi goreng yang kurang efektif dan memakan waktu

Dari hasil tersebut maka disimpulkan bahwa, penyebab kelelahan penjual nasi goreng tersebut adalah karena posisi area penggorengan terlalu rendah, atap gerobak yang terlalu rendah sehingga harus merunduk, dan posisi kerja serta berdiri dalam waktu yang terlalu lama. dan dalam pembukusan nasi goreng yang sangat memakan waktu dan kurang efektif

1.4 Tata letak workstation penjual martabak

DENAH RUANGAN PENJUAL MARTABAK

Keterangan :

tempat peralatan

Tempat pembuatan Nasi Goreng dan tempat pembungkusan Nasi Goreng Kasir dan tempat Masak Nasi goreng Kursi

Dalam peta diagram aliran kerja dapat diketahui bagimana lintasan yang digunakan dalam proses pembuatan nasi goreng, peletakan gerobak dan area penggorengan mengharuskan penjual berjalan bolak-balik dan berputar kembali untuk melakukan proses berikutnya. Selain itu, penempatan piring, gelas, dan

(7)

1.5 Simulasi proses kerja

Jarak Waktu Simbol Aktivitas

1 m 3 detik Mengambil piring ketempat pembungkus

1 m 3 detik Membawa piring ke sisi kanan gerobak

5 detik Menakar Nasi di dalam pembungkus

1 m 1 detik Meletakkan piring di sisi kiri gerobak

30 detik Menyiapkan bumbu

1m 6 menit Menggoreng bumbu lalu nasi

6 detik Menyicipi nasi yang sedang digoreng

1m 11 detik Memindahkan nasi goreng ke pembungkus

1m 12 detik Meletakan wajan di tempatnya semula

1m 5 detik Kembali ke gerobak

2 menit Menyajikan ke tempat pembungkus nasi

1,2 m 10 detik Mengantarkan nasi goreng

1,5m 3 detik Menuju ke tempat pembungkus

1.5 detik Mengambil pembungkus

2m 10 detik Kembali ke gerobak

Tabel 1.5 Peta aliran proses

1.6 Tabel Temuan Ergonomi

Jarak -Jarak antar gerobak dan tempat pembungkus terlalu jauh -Hal ini menyebabkan pemakain waktu yang tidak efisien

Tinggi Gerobak - Area penggorengan terlalu rendah sehingga menyebabkan sakit di bagian lengan atas Dan Pinggang

Kursi Operator -Operator tidak punya kursi khusus, jika ada kursi pelanggan yang kosong maka operator baru bisa duduk

Tetap Berdiri -Kesempatan operator untuk beristirahat atau duduk hampir tidak ada karena tidak adanya delay yang berarti/sedikit lama.

(8)

D. Pembahasan

1.1 Analisis

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, telah ditemukan beberapa kekurangan pada sistem lama sehingga menimbulkan banyak masalah yang berdampak pada penjual nasi goreng. Mulai dari masalah pembukusan nasi menyebabkan pemakaian waktu yang kurang efisien. Hal ini berdampak sangat besar bagi operator karena pembuangan tenaga berlebih yang sebenarnya bisa dikurangi. Berikut data rekapitulasi proses:

1.2 Solusi

Berdasarkan masalah-masalah yang ditemukan pada stasiun dan sistem kerja penjual nasi goreng, maka berikut beberapa usulan untuk mengatasi masalah tersebut :

- Lokasi penyimpana di taruh di atas sebelah kiri agar dapat cepat di jangkau

- Dan pembungkusnya di ganti menjadi pembungkus nasi Sterofoam

E. Kesimpulan

Teknik Micromotion Study dengan video sangat berguna untuk pengamatan dalam analisis produktivitas sebuah stasiun kerja dan sistem kerja, teknik ini memungkinkan peneliti mengamati gerakan operator dengan sangat teliti. Karena video dapat diputar lambat, dipercepat, di capture per frame nya, dan juga bisa dihentikan sementara, sehingga mengurangi potensi kehilangan data akibat tidak terdokumentasi saat pengamatan seperti dalam teknik visual motion study atau pengamatan langsung.

Stasiun kerja dan sistem kerja pada penjual nasi goreng sangat berpengaruh pada produktivitas penjual itu sendiri. Sedikit saja kesalahan pada sistem maupun peletakan maka akan berpengaruh. Oleh karena itu dengan melakukan analisis maka didapatkan solusi-solusi untuk meningkatkan produktivitas penjual nasi goreng.

Deskripsi

Jumlah Proses

Operasi 7

Inspeksi 5

Transportasi 5

Penyimpanan 1

Penunndaan 0

Total Proses 18

Total Jarak 11,7 M

(9)

F. Daftar Pusaka

[1] Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Ergonomi: Studi gerak dan waktu. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

7.Lampiran

Gambar 7.1 Fragmentasi video 05 fps untuk satu kali pembuatan nasi goreng

(10)

Gambar

Gambar 1.3.1 Penjual nasi goreng sedang beraktivitas  Dengan tipe sistem kerja berikut ini:
Tabel 1.5 Peta aliran proses
Gambar 7.2 Tempat Penjualan nasi goreng

Referensi

Dokumen terkait