• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evolusi sistem dunia Internasional Perwu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Evolusi sistem dunia Internasional Perwu"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Ujian Akhir Semester Teori Hubungan Internasional II Research: Perwujudan Political Community dalam Critical Theory

Ahmad Alfajri, MA

Disusun Oleh:

Nur Anti Widianti 1310412072 Chatrine Natalia 1310412091 Gea Cameiliasari 1310412093 Wilda Radita 1310412095 Fika Triandini 1310412096 Aldy Fachriansyah 1330412101

Program Studi Strata Satu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(2)

Daftar Isi

Abstrak………..………i

BAB I PENDAHULUAN………1

I.1.Latar Belakang………1

I.2.Pertanyaan Penelitian………...……….….5

I.3.Tujuan Penelitian……….………...5

I.4.Landasan Teori………...………...…….5

BAB II PEMBAHASAN II.A. Perkembangan peradaban dunia dalam system Nation-State………...8

II.B.Konflik pada kemunculan Negara-negara yang membatasi kehidupan individu……...……12

II.C. Kemajuan dunia yang mendekat pada era borderless……….….15

BAB IV Kesimpulan………19

(3)

Abstrak

Kata Kunci: masyarakat internasional, politik, perdamaian, komunitas politik, Negara

Kehidupan masyarakat modern kini di abad ke-21 telah banyak mengalami kemajuan dalam keinginan untuk mewujudkan suatu perdamaian yang abadi. Setiap Negara memiliki kewajiban untuk melindungi hak-hak individunya dan seiring dengan kemajuan individu kepentingan Negara menjadi terabaikan sehingga menciptakan Negara yang tanpa batas. Individu yang merupakan manusia suatu Negara berubah menjadi manusia yang bebas dan menuju apa yang disebut dengan manusia tanpa kewarganegaraan. Perubahan yang terus berkembang dari masa kemasa peradaban manusia menjadikannya penting bagi kaum teori kritis untuk menjadikan dunia sebagai suatu komunitas politik yang tidak dibatasi oleh kepemilikan suatu Negara atas individu, maupun sumber daya yang dimiliki setiap Negara.

Abstract

Keyword: international society, Politics, peace, political community, state.

(4)

BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Sejak awal keberadaan manusia di dunia, telah tercipta sebuah sistem disetiap era. Dimana sistem tersebut berubah mengikuti perkembangan dan kemajuan pemikiran manusia. Dimulai sejak peradaban kuno sebelum masehi, setiap manusia melindungi dan mempertahankan suatu wilayah untuk menjadi tempat pelindungnya. Kala itu manusia hidup berpindah-pindah atau nomaden yang mengindikasikan manusia selalu menginginkan sesuatu untuk dicari tahu dan perubahan untuk setiap masanya.

Manusia purba memiliki jangkauan wilayah yang sangat luas untuk dijelajahi, hingga saat manusia memiliki kesempatan untuk berada disuatu wilayah tersebut manusia mengupayakan sebuah pertahanan dan menjadi sebuah kepemilikan dari sekelompok manusia-manusia tersebut. Dimulai sejak peradaban kuno, manusia kala itu telah memilliki hubungan dengan manusia dari kelompok lainnya untuk kemudian menjalin kerjasama, baik untuk pertahanan wilayah maupun pangan.

Perkembangan terus terjadi hingga timbul bagi manusia untuk memiliki sebuah kepercayaan yang didasarkan pada alam semesta, perpecahan dan perlawanan terjadi bagi mereka yang tidak menyetujui ajaran agama suatu kelompok. Kepercayaan menjadi cikal bakal tumbuhnya kerajaan yang pada kenyataannya membelah sekelompok manusia dengan lebih besar lagi dari sebelumnya, manusia menginginkan sebuah kekuasaan untuk berkuasa atas kehidupan di dunia. Hingga terjadilah peperangan selama tiga puluh tahun antara katolik dengan protestan, yang kemudian diakhiri dengan perjanjian westphalia, dimana perjanjian tersebut mengubah tatanan dunia yang juga menjadi cikal bakal hadirnya hubungan internasional.

(5)

bagi pemikir barat. Negara dianggap tidak lagi relevan dengan keadaan dunia saat ini, sistem ini dianggap sudah terlalu tua untuk digunakan dan dibutuhkan sebuah emansipasi atau transformasi mengenai masa depan dunia internasional.

Kemudian muncul critical theory atau teori kritis sebagai kritik atas sistem dunai saat ini, teori kritis merupakan teori yang lahir pada tahun 90an. Berawal pada pemikiran dari Immanuel Kant, Friedrich Hegel, dan Karl Marx. Teori ini mendasarkan pada pengkritikan atas teori-teori yang telah ada dengan tujuan untuk melahirkan sebuah kacamata baru yang bermaksud untuk tidak berpihak pada suatu kepentingan. Teori kritis banyak berkembang di Jerman atau lebih tepatnya di Frankfurt yang juga dikenal sebagai Frankfurt School. Pada dasarnya kaum teori kritis beranggapan bahwa tidak ada pengetahuan yang netral atau bebas nilai, pasti semua memiliki kepentingan atas pembuatan teori tersebut. Oleh karena itu teori dalam hubungan internasional disebut bias.

Salah satu pemikir dari teori kritik, Robert Cox yang berasumsi bahwa teori selalu untuk seseorang dan untuk tujuan tertentu. Lalu Cox membagi pandangannya menjadi dua bagian yakni perbedaan antara pengetahuan penyelesaian masalah atau problem solving knowledge dan pengetahuan emansipatori atau emancipatory knowledge. Menurutnya, teori-teori yang ada pada saat ini dan yang tergabung dalam teori alternatif dalam hubungan internasional dianggap hanya dapat menjelaskan mengenai apa yang sedang terjadi di dunia, namun tidak dapat memperjuangkan emansipasi sebagaimana kaum teori kritis lakukan.

Teori kritis memberikan kritik dengan penuh kesadaran, karena bagaimanapun hal tersebut akan menimbulkan konfrontasi. Teori kritik telah memperkenalkan kondisi ekonomi yang telah membangun dunia dan telah dipahami oleh masyarakat sosial yang telah terorganisir. Filosofi menjadi tidak berguna sebagai sebuah disiplin ilmiah mandiri mengenai struktur yang nyata. Penemu dari kritikal teori memiliki keyakinan bahwa manusia pada dasarnya materialistis. Hal tersebut bukan berarti mengatur dirinya sebagai sistem filosofi yang berlawanan dengan filosofi sistem lain. Teori sosial merupakan sistem ekonomis bukan sistem filosofis.

(6)

pada nilai-nilai politis daripada nilai akademis sehingga perdebatan teori yang ada selama ini merupakan perdebatan yang penuh dengan muatan kekuatan politik. Sejak pertengahan 1990 hal atau tema utama yang telah tumbuh dari teori kritis ini adalah pembutuhan pembangunan yang lebih mengerti kepada community sebagai sebuah arti dari penghilangan atas ketidakleluasaan potensi manusia yang merdeka (bebas).

Sistem atau tatanan dunia saat ini yang condong mengarah pada kesenjangan antara negara maju dengan berkembang telah bergerak terlalu jauh. Hingga pada berbagai sisi pun masyarakat internasional mendapatkan dampak dari sistem yang digunakan pada saat ini. Ekonomi politik dunia tidaklah bergerak untuk menyejatherakan masyarakat namun bagi kaum teori kritis hal ini merupakan bagian dari kepentingan kaum liberalis untuk menguasai dunia, dengan kata lain menjajah negara berkembang dengan cara yang jauh lebih tricky. Selain itu kaum teori kritis juga berupaya untuk mengetahui kepentingan politik tersembunyi dalam teori-teori dan perdebatan yang terjadi dalam hubungan internasional.

Mengkritisi banyak hal merupakan fokus utama dalam teori kritis, namun bukannya tidak memiliki tujuan. Kaum ini juga memiliki harapan untuk membangun sebuah political community

yang menyatukan sebuah masyarakat menjadi bagian dari masyarakat internasional yang utuh. Tanpa dibatasi oleh wilayah dan aturan-aturan yang memisahkan dari interaksi sesama manusia.. Teori kritis ini bukan satu-satunya kemungkinan yang bisa diusut, disana juga ada pemikiran

classical greek terhadap otonomi dan demokrasi yang dapat dipertimbangkan. Teori krietis memberikan perhatian kepada pemahaman dari sisi masyarakat kontemporer dengan cara memahami dari segi sejarah dan pembangunan sosial. Teori kritis ini bermaksud bukan unutk menghilangkan salah satu atau penyalahgunaan suatu teori tetapi untuk menganalisis dari dasar struktur sosial.

Ada 2 dimensi yang membuat teori kritis memikirkan kembali tentang political community: 1. Sosiologis serta hubungan kepada kebutuhan pembangunan dan dari pangkal perubahan negara modern dan sebuah sistem negara.

(7)

Kaum teori kritis optimis akan mimpinya dapat terwujud, melihat berbagai pandangan-pandangan dari pemikir-pemikir dunia internnasional menginginkan akan adanya sebuah akhir dari sistem dunia yang ada saat ini. Sistem yang membelah manusia dan menimbulkan perpecahan, peperangan dan ketidakadilan pada manusia secara besar harus segera dihapuskan. Berbagai prediksi mengenai masa depan dunia telah dikritik dan dipertimbangkan oleh kaum ini. Hingga muncul sebuah pemikiran dapatkah perdamaian abadi yang diprediksikan Immanuel Kant terjadi, berikut Hegel dan Marx yang memprediksikan dunia akan menjadi satu, kemudian dengan cara apa dan bagaimana manusia dapat mewujudkan mimpi kaum teori kritis teresebut. Sistem yang ada pada saat ini, ekonomi dan pasar bebas kaum liberal secara kasat mata telah mengupayakan mimpi dari para pemikir teori kritis. Manusia dari belahan dunia manapun dapat melakukan transaksi perdagangan dengan menggunakan kemajuan teknologi yang ada. Kaum liberal yang menjadi pencetus bagi setiap sistem peradaban dunia menunjukkan kebenarannya untuk mewujudkan keadilan bagi setiap manusia yang ada di dunia. Meski membutuhkan sebuah proses yang lama sejak prediksi Kant dipublikasikan.

Pada hakikatnya sebuah negara dengan sekumpulan manusia yang ada dan dipimpin oleh seorang pemerintah, tidak mewakilkan keinginan suatu masyarakatnya sendiri. Menjadi sebuah pertanyaan besar bagi kaum realis bahwa tidak semua masyarakat disuatu negara memiliki karakter yang sama dengan siapa yang dipimpinnya. Realis beranggapan dengan manusia yang selalu egois dan menginginkan sebuah kekuasaan. Namun anggapan ini di halau oleh liberalis dengan ciri khasnya yang individual, manusia tidak lagi harus memikirkan sebuah kekuasaan untuk dimiliki.

(8)

memisahkan hubungan antar manusia dan negara. Begitu juga dengan sekat agama yang memisahkan.

Political community yang diusul oleh Andrew Linklater merupakan sebuah upaya untuk mengubah sistem tatanan politik dunia untuk menekankan hak manusia seutuhnya. Untuk menghapuskan segala perbedaan, ketidaksamaan dan ketidakadilan yang terjadi di dunia, yang dijalankan negara-negara saat ini menimbulkan banyak kritik atas warganegara yang tidak mendapatkan haknya sebagai manusia yang bebas, individu yang dapat mengeksplorasi dirinya, kaum kritis meyakini kesetaraan akan terjadi melihat sejarah dunia yang selalu mengalami kemajuan yang diikuti oleh perubahan. Penulis akan mencoba untuk menjelaskan pencapaian teori kritis ini menjadi sebuah penelitian yang akan didasarkan pada fakta.

I. 2. Pertanyaan penelitian

Apakah ada kemungkinan terwujudnya political community yang diusung oleh para kaum teori kritis?

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan ini untuk meneliti transformasi, emansipasi dan terakhir political community

yang diusung oleh para kaum kritis/ critical theory serta kemungkinan perwujudan atas global citizens terkait penyelesaian masalah dari kaum kritis mengenai tatanan dunia pada era modern. I.4 Kerangka Teori

Critical Theory

(9)

Teori kritis mencangkup berbagai tradisi pemikiran yang sebenarnya bukan hanya sangat berbeda tetapi juga hampir tidak mungkin disatukan dalam sebuah kategori. Memahami teori kritis semata-mata sebagai pendekatan yang menentang rasionalitas berarti akan menempatkan teori tersebut di luar kategori teoritisi dan teori kritis. Dengan kata lain, teoro kritis merupakan sebuah tradisi pemikiran yang bisa diindentifikasikasi dengan pasti dan menawarkan agendaa riset yang sangat spesifik dan jelas. Tetapi, pada sisi yang lain, terdapat juga pengakuan bahwa teori kritis merupakan sebuah kategori yang bukan hanya sangat luas, melainkan juga sangat membingungkan, rancu dan menimbulkan kesalah-pahaman.

Perbedaan pemahaman ataupun bahkan kesalah-pahaman terhadap teori kritis ini nampaknya terletak pada realitas bahwa teori kritis pada dasarnya bukanlah sebuah pendekatan tunggal, melainkan sebuah gugusan dari pendekatan yang berbeda-beda. Berbagai pendekatan yang berbeda ini yang disatukan oleh ikatan yang sangat longgar yang berupa kritik terhadap pemikiran-pemikiran studi politik global dan komitmen untuk menunjukan perlunya serta mendorong terjadinya emansipasi dalam politik global. Para teoritisi hubungan internasional kritis berangkat dari pemahaman yang sama bahwa hubungan internasional memiliki masalah yang sangat serius dalam kaitannya dengan keadilan dan kebebasan yang diakibatkan oleh sistem inklusi dan eksklusi. Sebagai sebuah perspektif akademis, karakter teori kritis dapat dilihat dalam empat orientasi: Ontologis, Epistimologis, Metodelogis dan normatif. Secara ontologis, teori kritis berangkat dari asumsi bahwa aktor merupakan produk sosial dalam artian sikap dan tindakannya sangat terkait dengan kerangka solusinya. Secara epistimologis dan metodelogis, teori kritis menolak positivisme dan mendukung pluralitas bentuk-bentuk produksi pengetahuan, yakni melalui strategi interpretatif. Dan, secara normatif teorisi kritis menolak pretensi netralitas sebuah teori.

(10)

structure. Teori Gramscian juga mengembangkan dan menggunakan konsep-konsep hegemoni dan blok historis dalam analisa mereka terhadap isu dan masalah-masalah politik global dan konkrit. Kedua konsep ini merupakan perangkat analisis yang sangat tajam untuk memahami tatanan sosial serta mendorong transformasi tatanan sosial tersebut.

Teoritisi kritis Gramscian memahami hegemoni dengan cara yang sangat berbeda dari teoritisi-teoritisi hubungan internasional yang lain. Sementara dalam hubungan internasional hegemoni cenderung didentikan dengan dominasi, teoritisi kritis Gramscian memahami hegemoni dan dominasi sebagai dua kutub dalam sebuah kontinuum hubungan kekuasaan. Dominasi menggambarkan sebuah pola hubungan kekuasaan yang cenderung ditandai dengan paksaan dan ditopang oleh sarana-saran kekerasan. Hegemoni, sebaliknya, menggambarkan pola hubungan kekuasaan yang lebih mengandalkan legitimasi daripada paksaan.

(11)

BAB II Pembahasan

A.Perkembangan peradaban dunia dalam system Nation-State

Pemerintahan adalah sistem yang dimiliki suatu negara dalam mengatur pemerintahannya. Sesuai dengan kondisi negara masing-masing Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu. Max Webber mendeskripsikan negara itu sendiri sebagai sebuah komunitas manusia yang berhasil mengklaimatau memonopoli penggunaan kekuatan dalam suatu wilayah tertentu. Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut.

Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh. Secara sempit, sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri. Dalam teori hubungan internasional, anarki adalah konsep bahwa sistem dunia tidak punya pemimpin: tidak ada pemerintahan berdaulat universal atau pemerintahan dunia. Karena itu tidak ada yang kekuatan koersif yang superior secara hierarkis yang dapat menyelesaikan permasalahan, memberlakukan hukum, atau menata sistem seperti politik dalam negeri. Dalam hubungan internasional, anarki diterima luas sebagai titik awal teori hubungan internasional.

(12)

has very seldom had place in any degree and never almost in its full extent. And that therefore some other foundation of government must also be admitted."—David Hume

Pandangan David Hume jelas terlihat mengenai betapa pentingnya peran pemerintah dalam suatu Negara, sehingga sangat menghawatirkan bila kekuasaan yang dimilikinya tidak dapat diawasi oleh rakyatnya sendiri. Pemerintah tidak menjadikan dirinya relevan pada dunia modern yang akan diciptakan oleh kaum teori kritis. Kehidupan dunia semakin bergantung dengan adanya kebutuhan dan kepentingan yang diciptakan oleh suatu Negara itu sendiri, memunculkan keinginan masyarakat dunia untuk beremanspasi terkait permasalahan yang terjadi didunia, tidak adanya lagi Negara yang tetap berhegemon di dunia internasional sehingga menimbulkan dunia dalam system yang anarki.

Meski pada saat ini sejumlah ilmuwan politik memakai kata "anarki" untuk menyebut dunia dalam ketidakteraturan, kekacauan, atau konflik, ilmuwan lainnya melihat anarki sebagai cerminan tatanan sistem internasional—negara-negara merdeka tanpa adanya pemerintah pusat di atasnya. ‘world Government’ adalah sebuah serangkaian hipotesis yang terdiri dari tingkat pemerintahan yang memiliki otoritas. Beberapa internasionalis beranggapan bahwa pembentukan pemerintahan dunia sebagai cara untuk membangun kebebasan dan ‘menjinakkan’hukum dunia. Banyak internasionalis modern yang mengatakan bahwa kekurangan saat ini dalam tatanan internasional dapat diatasi tidak hanya dengan menentang globalisasi, yang mereka lihat sebagai proses yang tak terelakkan dan bahkan diterima, tetapi juga dengan menyeimbangkan ‘penyakit’ yang dibawa oleh kepentingan ekonomi sentral yang secara tidak langsung memataikan kegiatan pemerintahan dengan cara memasukkan sentralisasi pasar-pasar internasional.

(13)

Pemerintah suatu negara sangat amat penting untuk mengatur segala yang ada didalamnya, mulai dari Hukum, perekonomian dan lain-lain agar suatu Negara tidak menajdi kacau. Mirisnya pemerintahan suatu negara pada saat ini sudah mulai terkikis akibat dunia yang terglobalisasi kan oleh kepentingan suatu pihak. Seperti yang kita lihat sekarang ini sudah banyak pasar bebas yang merambah ke setiap Negara, yang mengartikan semua barang bahkan budaya pun sudah dapat masuk ke Negara manapun tanpa terkecuali. Yang secara tidak langsung itu membuka pintu “borderless” di dunia yang mana akhirnya nanti tidak akan ada lagi pemerintahan yang mengatur Negara tetapi badan badan yang tersentralisasi yang memegang pemerintahan suatu Negara. Jadi apa yang dikatakan oleh para penteori Critical Theory yang mana akan terciptanya Political Community atau dimana tidak ada lagi Negara di dunia adalah mungkin terjadi melihat semua kejadian di dunia sekarang ini.

Dan bagian terpenting dalam politik ialah Negara yang menjadi subjek atas pencapaiannya, Negara yang pada awalnya dibentuk sebagai wadah untuk menampung sekelompok manusia yang memiliki kepentingan yang sama, mayoritas dari penduduk suatu Negara juga memiliki identitas yang sama sehingga apabila terjadinya perbedaan maka seorang individu dari suatu Negara tersebut berpindah kewarganegaraan yang memiliki identitas atau ideology yang sama. Negara sebagai bagian dari asosiasi politik terhubung sebagai asosiasi manusia yang tidak hanya mewadahi kelompok etnis tertentu tetapi juga agama, budaya, kelompok bisnis dan lain sebagainya.

Para kaum teori kritis mengkritisi akan pentingnya sebuah Negara bagi masyarakat internasional yang dikurung kebebasannya dengan status kewarganegaraannya, Negara sendiri merupakan bagian dari political community meski tidak semua political community adalah Negara.1 Bagian

dari political community sendiri seperti yang telah didefinisikan oleh Chandras Kukanthas termasuk organisasi-organisasi internasional seperti United Nations, European Union, Asia Pasific Economic Corporation dan banyak organisasi internasional lainnya. Hal ini membuktikan Negara mampu mengkotak-kotakkan kehidupan penduduknya karena terikat dalam undang-undang atau peraturan hukum yang telah berlaku.

(14)

Hamper seluruh Negara di dunia memiliki pemerintahan namun tidak secara harfiah memiliki pemerintahan, tidak semua Negara memiliki pemerintahan seperti Australia yang berada pada kekuasaan kerajaan Inggris membuktikan bahwa lebih banyak pemerintahan di dunia ini dibandingkan dengan jumlah seluruh Negara di dunia. Kaum teori kritis, dalam hal ini Andrew Linklater dalam bukunya The Transformation of Political Community (1998) memberikan argumennya mengenai triple transformation yang mempengaruhi political community yakni, “ a progressive recoginition that moral, political and legal principles ought to be universalized, an insistence that material inequality outght to be reduced and greater demands for deeper respect for cultural, ethnic and gender differences.

Yang menjadi keyakinan penulis bahwa diperlukan penghapusan batas Negara untuk setiap Negara di dunia demi menghindari terjadinya konflik yang selama ini banyak terjadi pada masyarakat di suatu Negara karena ketidakadilan pemerintahan yang tidak mewakili masyarakatnya akan tetapi hanya menjunjung tinggi kepentingan-kepentingan politik untuk kelompoknya sendiri saja. Karena apabila seorang politikus menginginkan adanya sebuah perdamaian bagi seluruh rakyatnya tentu pemerintah tersebut akan memikirkan dampak terhadap umat manusia lainnya.

Ketidakadilan ini terlihat dalam berbagai contoh kasus di dunia mengenai penindasan wanita di Arab Saudi karena peraturan Negara yang membuat wanita di Arab Saudi tidak mendapatkan haknya untuk mengemudikan mobil. Berbeda dengan Negara-negara yang bersebelahan dengan Arab Saudi yakni Turki, United Emirates Arab yang memperbolehkan adanya peraturan untuk wanita mengemudikan kendaraan, hal ini menjadi pembuktian bahwa Negara dapat berlaku tidak adil bagi masyarakatnya sendiri demi mempertahankan moralitas suatu bangsa dan agama yang dianut mayoritas penduduknya.

"one whose members share as such a real stake in political institutions and for that reason subject themselves to the norms and decisions of those institutions”2

Komunitas politik atau political community adalah suatu wadah atau kumpulan yang berisi dengan institusi politik didalamnya dan mengajak anggota untuk mematuhi aturan yang berlaku dalam institusi tersebut. Komunitas politik yang diusung oleh kaum teori kritis ini merupakan

(15)

salah satu pencapaian yang diinginkan kaum teori kritis dalam mengubah tatanan dunia pada saat ini yang dianggap tidak memihak pada keadilan negara-negara berkembang.

Perkembangan dunia pada saat ini dengan kemajuan teknologi, komunikasi, informasi dan transportasi dalam era globalisasi telah mendorong akselerasi kapital semakin tanpa batas (borderless).3 Hal ini yang kemudian menjadi titik temu antara kaum marx, liberalisme dan kaum

teori kritis. Keinginan untuk menjadikan dunia menjadi satu atau global citizens telah diupayakan oleh kaum liberal seiring dengan pembaharuan sistem yang terus berkembang.

Political community yang diimpikan oleh kaum teori kritis ini tanpa disadari telah diupayakan oleh kaum liberal dengan menyebarnya multinational corporation diberbagai belahan dunia. Keberadaan negara-negara didunia yang kini telah tersamarkan dengan semakin berkembangnya pengusaha internasional yang dengan mudahnya mengubah suatu kebijakan dalam dan luar negeri suatu negara. Globalisasi secara perlahan akan membuat kedaulatan negara menjadi tersamarkan. Anggapan bahwa kedaulatan negara semakin samar seiring dengan menyebarnya MNC di seluruh dunia dikemukakan oleh Kenichi Ohmae dalam bukunya yakni The End of Nation State. “ in a borderless economy, the nation-focused maps we typically use to make sense of economic activity are woefully misleading'. In his view, people must 'face up at last to the awkward and uncomfortable truth: the old cartography no longer works. It has become no more than an illusion.”4 Munculnya perusahaan-perusahaan domestik dalam suatu negara yang mulai merambah keranah internasional mengakibatkan dunia semakin tidak terbatas. Perusahaan

Apple yang berasal dari Amerika membuka pabrik industrinya di China, yang secara langsung ini berdampak pada ketergantungan ekonomi dengan masyarakat China dan Amerika sendiri, berikut masyarakat Indonesia sebagai pasar sekaligus sumber daya alam yang dieksploitasi. Sehingga hal ini dapat mereduce peperangan di era globalisasi, karena ketergantungan yang disebabkan oleh sistem dunia pada saat ini.

B. Konflik pada kemunculan Negara-negara yang membatasi kehidupan individu

Dalam political community, budaya, etnis, dan ras tentunya menjadi suatu hal yang sangat berpengaruh satu sama lain. Definisi budaya itu sendiri menurut salah satu para ahli ialah keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki 3 Pieterse, Jan. N. “Neoliberal Globalization”, dalam Globalization or Empire?, London :Routledge. 2004

(16)

dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu. Sedangkan etnis merupakan kelompok manusia berdasarkan kesamaan ras, agama, asal-usul bangsa ataupun kombinasi dari kategori tersebut yang terikat pada sistem nilai budaya. Dan yang terakhir ialah ras, ras adalah biologis yang menjelaskan seseorang yang dapat dibedakan menurut karakteristik fisik yang dihasilkan melalui proses reproduksi.

Etnis melibatkan atribut budaya yang dapat diamati tetapi atribut tersebut harus menjadi nilai sadar untuk sejumlah etnis.5Pada dasarnya etnis sangat sulit untuk didefinisikan karena itu

terancang dari terjalinnya beberapa kelompok dan karakter budaya. Etnis didalamnya juga meliputi bahasa, agama, serta wilayah, namun hal tersebut tidak cukup untuk mempertahankan sebuah kelompok etnis yang ada. Dalam beberapa negara, agama dapat menyebabkan konflik antar etnis karena masing-masing etnis memiliki agama dan budayanya masing-masing.

Budaya, etnis, serta ras di dunia sangat beragam yang tentunya memiliki perbedaan dari masing-masing kelompok. Ketiga hal tersebut sangat berpengaruh bagi banyak hal di dunia, salah satunya Political Community. Budaya, etnis, serta ras merupakan sebuah perbedaan yang sangat jelas di dunia, maka dari itu perbedaan tersebut harus diupayakan agar tidak menjadi sebuah penghalang bagi berjalannya Political Community. Seperti yang sudah diketahui, Political Community dapat menghilangkan border-border yang ada di dunia, tidak ada lagi seseorang atau suatu negara yang menghegemon. Political Community dapat membuat dunia menjadi satu.

– “As you discover what strength you can draw from your community in this world from

which it stands apart, look outward as well as inward. Build bridges instead of walls.” -Sonia Sotomayor

Berdasarkan quotes diatas, karena banyaknya perbedaan etnis di dunia bukan berarti kita harus berkelompok-kelompok tidak peduli dengan yang lain yang berbeda etnis, namun dengan perbedaan tersebut sebaiknya kita berusaha membangun sebuah jembatan yang akan mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada. Maka, dengan bersatunya etnis yang ada di dunia Political Community akan berjalan dengan baik.

(17)

dilakukan untuk Political Community itu sendiri diantaranya mengenai budaya, etnis, dan ras yang ada di dunia. Seperti yang sudah diketahui, budaya, etnis, ataupun ras di dunia sangatlah bermacam-macam, maka yang perlu dilakukan antara lain bagaimana kita sebagai kelompok orang yang menyetujui Political Community di dunia mempersatukan sekelompok orang yang memiliki budaya, etnis, serta ras yang berbebeda agar Political Community dapat terwujudkan tanpa adanya konflik diantara perbedaan budaya, etnis, ras serta agama yang ada di dunia.

Agama yang diyakini menjadi sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi". Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.

Definisi tentang agama di sini sedapat mungkin sederhana dan meliputi. Definisi ini diharapkan tidak terlalu sempit maupun terlalu longgar, tetapi dapat dikenakan kepada agama-agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu. Agama merupakan suatu lembaga atau institusi yang mengatur kehidupan rohani manusia. Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya.

(18)

Beberapa kritikus modern, seperti Bryan Caplan, menahan agama yang tidak memiliki utilitas dalam masyarakat manusia; mereka mungkin menganggap agama sebagai irasional. Pemenang

Nobel Perdamaian, Shirin Ebadi telah berbicara untuk menentang negara-negara Islam yang tidak demokratis karena membenarkan "tindakan menindas" dalam nama Islam. 6

Perbedaan agama pada pengelihatan batasan antar-agama dan pemeliharaan diantara dua kelompok etnis untuk menentukan apakah ada sesuatu khas atau mendalam tentang agama ketika itu sebuah bagian perbedaan etnis dan penangkapan diantara komunitas yang khususnya luas.7

Daya tarik agama untuk supra manusia atau supra otoritas empiris untuk merumuskan penjelasan, penilaian dan tujuan. Contoh, sejauh mana otoritas supra-empiris yang eksplisit dan berbeda didefinisikan koheren secara luas. Ini adalah dasar perbedaan konvensional antara agama ‘besar’ (Islam, Kristen, Hindu, Budha, dll) dan mungkin agama ‘lebih rendah’ (animism, versi rakyat electic dari agama-agama besar).

Struktur organisasi yang jelas digunakan untuk melaksanakan kewenangan administrasi dan tingkat hirarki dan integrasi dalam organisasi-organisasi juga berbeda antara agama-agama. Sehingga Roman Katolik Christianity berdiri karena organisasi yang rumit dan hirarki yang jelas dan agama animism dibedakan oleh tingkat rendah dari organisasi eksplisit dan profesionalisme ulama.

Agama juga dapat dikategorikan menurut tingkat tabu dalam menentukan pakaian, makanan dan perilaku lainnya. Islam dan Kristen telah rajin mengejar bertobat dengan demikian telah menyerap beragam kelompok budaya, Yudaisme telah sangat non injil. Jenis agama mengaku oleh pelaku kelompok juga merupakan faktor yang signifikan dalam dinamika antaretnis. Hubungan antaretnis yang paling tegang terjadi ketika dua kelompok etnis mengaku agama yang berbeda, masing-masing agama secara teologis dan organisatoris elaborate dan eksplisit, dan ketika agama-agama telah dihasilkan tabu operasi dalam aspek rutinitas hidup mereka, misalnya tidak makan. Intensitas meningkat ketika masing-masing agama memiliki tradisi penginjilan. Oleh karena itu, ketika assessing apa agama menambah identifikasi etnis dan hubungan antar-etnis, adalah penting untuk dicatat bahwa ada perbedaan penting antara agama-agama yang menanggung langsung tentang bagaimana etnis dinyatakan dan dipelihara secara kolektif. Itu bukan hanya masalah ‘agama’ menjadi bagian dari paket pengaturan batas, tapi yang agama tambahkan kompleksitas batas lain mungkin sering dipengaruhi oleh sekte dari agama besar. 6 Harrison, Dr. Victoria. “The Pragmatics of defining religion in multi cultural world” published as The International Journal of Religion Philosophy, University of Glasgow.

(19)

Beberapa batas-batas etnis bertahan ketika semua orang Muslim, Hindu atau semua orang Kristen tetapi perbedaan antara muslim Sunni dan Syiah merupakan faktor penting dalam politik etnis Irak, dan ada perpecahan antara Lebanon Kristen-Maronit, Ortodoks dan Katolik.

Akhirnya untuk melihat berapa banyak kontribusi agama untuk intensitas dan rezeki dari etnis adalah mungkin untuk memeriksa kelompok etnis yang secara internal dibagi sepanjang garis agama. Ada beberapa kelompok etnis multi-agama dan kelangkaan relatif mereka menunjukkan bahwa agama adalah akar dari diferensiasi etnis atau kekhasan agama adalah kunci untuk saliency etnis.Homogenitas beragama tidak mungkin memelihara banyak etnis tetapi pluralisme agama dalam masyarakat masih memiliki konsekuensi yang tulus dalam pengoperasian kekerasan yang dianut untuk menyebarkan paham agama yang dianut. Paus Benedict sempat memberikan pernyataannya mengenai agama islam yang dianggap agama yang baru dan Nabinya Muhammad mengejarkan penyebaran agama islam dengan pedang atau kekerasan.8

Pernyataan ini sangat memberikan pengaruh besar bagi masyarakat dunia penganut Kristen katolik, namun berbeda halnya dengan Paus Francis yang menekankan pada perdamaian bahkan mengutip sebuah puisi Islam.9

Dapat dilihat bahwa pengaruh dari agama dapat memicu konflik masyarakat dunia yang memiliki agama yang berbeda, dalam hal ini maka penulis setuju dengan pendapat kaum kritis yang menekankan pada global citizens sehingga masyarakat akan melihat sendiri pengaruh dari sebuah agama dan pengaruh seorang politikus. Perbedaan agama bukan menjadi alasan untuk menciptakan konflik tapi justru untuk menekankan kehidupan sesama manusia untuk lebih menghargai meski berbeda dalam kewarganegaraannya. Kaum teori kritis juga menekankan pada 8 Diakses dari http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/15/06/21/nq9l1n-kejutkan-dunia-paus-kutip-puisi-islam?ref=yfp Pada 21 Juni 2015 pukul 23.49 WIB.

(20)

transformasi pada tatanan dunia yang ada sehingga mencoba merubah pola piker masyarakat dunia mengenai pentingnya mengetahui secara objektif keyakinan yang dianut atau setiap pilihan yang diyakini.

C.Kemajuan dunia yang mendekat pada era borderless

It is easier to discover a deficiency in individuals, in states, and in Providence, than to see their real import and value.” - Georg Wilhelm Friedrich Hegel10.

Pendekatan dunia pada system yang menekankan adanya hubungan antar manusia yang dapat terjadi melalui perdagangan atau kerjasama ekonomi. Pada dasarnya ekonomi merupakan sebuah bidang kajian tentang pengurusan sumber daya material individu, masyarakat dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakann manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi atau distribusi. Pada saat ini, ekonomi tidak hanya dalam lingkup satu negara saja melainkan semua negara di dunia.

Kebutuhan negara-negara dalam pemenuhan ekonominya sangat memungkinkan terjadinya kerjasama antar negara. Kerjasama yang dilakukan oleh negara-negara membentuk sebuah pasar ekonomi. Dalam pasar ekonomi terjadi transaksi ekspor-impor demi memenuhi kebutuhan negara masing-masing. Dalam transaksi yang terjadi tentu saja setiap negara mempunyai kepentingan sendiri. Karna kepentingan negara yang berbeda-beda terbentuklah hukum internasional agar tidak terjadi persengketaan antar negara. Kebutuhan negara yang berbeda-beda membuat munculnya banyak perusahaan internasional. Maka dari itu terbentuklah sebuah

Multinational Corporation atau yang sering disebut dengan MNC.

(21)

MNC serta perusahaan lainnya dalam bisnis internasional. Karena adanya MNC sendiri membuat negara-negara menjadi tidak terbatas. Karena adanya transaksi-transaksi ekonomi yang terjadi dan begitu kuat pemerintahan yang berperan dalam keluar masuknya impor dan ekspor serta mengendalikan dan menjaga perekonomian negara mereka, ketergantungan suatu negara ke negara lain yang membuat batasan antar negara menjadi menghilang.

“This massive ascendancy of corporate power over democratic process is probably the most ominous development since the end of World War II, and for the most part "the free world" seems to be regarding it as merely normal.” – Wendell Berry11.

Wendell Berry beranggapan bahwa kekuatan dari MNC yang telah menghapuskan batas antar negara merupakan hal yang menyenangkan sejak akhir perang dunia ke II. Dia menganggap dunia yang bebas tanpa adanya batasan itu akan terjadi. Dalam Political Community, para pemikir mendukung adanya negara yang bebas dari batasan. MNC sendiri telah mendukung adanya borderless di dunia internasional. Transaksi yang sering dilakukan selama ini telah menghapuskan batasan-batasan yang ada. Negara-negara yang ada didalam MNC mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama dan membuat mereka menjadi satu yang dulunya negara mereka sangat menghindari adanya kekacauan pada batasan yang ada.

Dan untuk mengatur keberadaan dunia yang dimaksudkan kaum teori kritis dibutuhkan sebuah aturan hukum yang jelas dan merata serta adil dalam melaksanakannya. Secara harfiah hukum diartikan sebagai gejala sosial, hukum merupakan suatu gejala yang berada di masyarakat. Sebagai gejala sosial, hukum bertujuan untuk mengusahakan adanya keseimbangan dari berbagai macam kepentingan seseorang dalam masyarakat, sehingga akan meminimalisasi terjadinya konflik. Proses interaksi anggota masyarakat untuk mencukupi kepentingan hidupnya, perlu dijaga oleh aturan-aturan hukum agar hubungan kerjasama positif antar anggota masyarakat dapat berjalan aman dan tertib.

Hukum nasional sebagai sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri atas prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh masyarakat dalam suatu negara, tetapi dalam pelaksanaannya tidak menutup kemungkinan dapat dilakukan di luar Negara itu.Hukum internasional dapat didefinisikan sebagai sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri atas

(22)

prinsip- prinsip dan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh negara-negara, dan oleh karena itu juga harus ditaati dalam hubungan-hubungan antara mereka satu dengan lainnya. Mochtar Kusumaatmadja juga mengartikan hukum internasional sebagai keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara, antara negara dengan negara dan negara dengan subjek hukum lain bukan negara atau subyek hukum bukan negara satu sama lain.12 Hukum internasional mengikat secara hukum. Meskipun

hukum internasional mengikat secara hukum, namun pada faktanya hukum internasional adalah hukum yang lemah (weak law). 29 Meskipun hukum internasional merupakan hukum yang lemah, namun negara-negara tetap percaya bahwa hukum internasional itu ada.

Hukum internasional tidak memiliki badan legislatif internasional untuk membuat ketentuan-ketentuan yang mengatur secara langsung kehidupan masyarakat internasional. Satu-satunya organisasi internasional yang kira-kira melakukan fungsi legislatif adalah Majelis Umum PBB. Tetapi resolusi yang dikeluarkannya tidak mengikat kecuali yang menyangkut kehidupan organisasi internasional itu sendiri.

The main foundation of every state, new states as well as ancient of composite ones, are good laws, and you cannot have good laws without good arms, and where there are good arms, good laws inevitably follow.”-Niccolo Machiavelli, The Prince

Hukum merupakan bagian terpenting dalam perkembangan sejarah manusia untuk menentukan keadilan bagi seluruh umat manusia, sebagaimana Machiavelli jelaskan mengenai pentingnya hukum sebagai sumber pertahanan Negara, dimana setiap manusia yang melanggar peraturan akan dihukum demi kepentingan seluruh umat manusia di dunia. Sebagai contoh, permasalahan perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia juga Singapore yang mengalami banyak gesekan mengenai batas wilayah Negara, Indonesia mengalami kekurangan wilayah atas negaranya karena ketidak perdulian pemerintah untuk menyelesaikannya secara hukum.

Begitu juga dengan hubungan Indonesia-Singapura yang dimana cukup banyak koruptor yang melarikan diri ke Singapura dan melarikan uang hasil korupsinya untuk membangun kehidupan yang baru. Oleh karena itu setiap hukum harus ditegaskan meski kedua belah pihak memiliki kepentingan yang sama, dan mewujudkan dunia yang adil serta keteraturan individu.

12

(23)
(24)

Perkembangan dunia berdasarkan pada system yang diberlakukan pada masanya, system tatanan dunia pada dasarnya tidak berubah dari waktu kewaktu hanya saja menggunakan cara yang berbeda namun letak kekuasaan pada satu atau beberapa titik tetap diberlakukan hingga kini. Masyarakat dunia yang pada awalnya tidak memiliki kepemilikan atas suatu wilayah yang besar menjadi berkembang dan menjadikan system kerajaan dan agama sebagai titik tumpu kekuasaan, namun berbeda halnya kini dengan system tatanan dunia yang mengarah pada perbatasan wilayah berdasar pada fakta dan sejarah dari kehidupan manusia yang dibedakan menurut agama, etnis, bahasa dan berbagai pembeda lainnya.

Pengubahan system telah berjalan ketika perjanjian Westphalia dibentuk yang kemudian mempersempit bagian-bagian kekuasaan dan mengelompok-mengelompokkan setiap individu dan menghasilkan konflik yang cukup signifikan. Beranjak dari hal tersebut penulis beranggapan bahwa tatanan dunia kini semakin tidak relevan karena ketidakadilan dari pemerintah yang menjalankan suatu perundang-undangan yang dimaksudkan untuk kepentingan tertentu. Dengan demikian adanya pengaruh system ekonomi yang menguatkan teori kaum kritis mengenai

political community dan permasalahan atau konflik yang terjadi akibat perbedaan etnis, agama beserta peraturan yang dibuat oleh suatu Negara demi mempertahankan originalitasnya menjadi sokongan bahwa keberadaan Negara yang terlalu mengikat membuat setiap individu berhak mendapatkan kebebasannya menentukan kewarganegaraan.

Terkait pandangan tersebut teori kaum kritis beranggapan akan adanya global citizens yang menjadi jawaban akan banyaknya konflik atas penggunaan system tatanan dunia pada saat ini, namun tak dapat dipungkiri kebebasan dalam menggunakan hak kewarganegaraan global dapat mengakibatkan clash of civilizations yang didasarkan oleh ketidakaturan dari manusia itu sendiri, sementara itu hukum dapat menjadi cara untuk mengatasi clash of civilizations dan meningkatkan tanggung jawab setiap warga Negara, dan dibutuhkan transparansi track record

setiap individu untuk kemudian dapat dipertanggungjawabkan. Kemungkinan political community akan terjadi telah terbukti melalui kesadaran masyarakat internasional dan hubungan yang dengan mudah diakses.

(25)

Agathangelou, A. (2004) The Global Political Economy of Sex: Desire, Violence and insecurity in Mediterranean Nation State (New York).

Amnesty International (1990) Women in the Front Lines: Human Rights Violations Against Women (London).

Beardsworth, R. (2005) The Future of Critical Philosophy and World Politics, Milennium, 34(1).

Bleiker, R. and Hutchison, E. (2008) Fear no More: Emotions and World Politics, Dalam review Studi Internasional, 34, Special Issues.

Brecht, A. (1963) Man and his Government. New York: Harcourt, Brace.

Brunnee, J. and Toope, S, J. (2000) International Law and Constructivism: Elements of an International Theory and of International Law, Columbia Journal of International Law (Oxford). Burchill, Scott dengan Linklater, Andrew. Theories of International Relations. Fourth Edition.

Palgrave Macmilan.

Carlson, L. J. (2002). Game Theory: International Trade, Conflict and Cooperation, dalam R. Palan (editor), Global Political Economy: Contemporary Theories. London: Routledge, 117-130. Carnot, M. (1984) The State and Political Theory. Princeton, NJ: Princeton University Press. Casanova, J. (1994). Public Religions in the Modern World. Chicago, II: University of Chicago Press.

Cox, R. W. dengan Schecther, M. G. (2002) The Political Economy of a Plural World: Critical Reflections on Power, Morals, and Civilization. London: Routledge.

Dicken, P. (2003) Geographers and ‘Globalization’ : (yet) Another Missed Boat?, Transactions of the Institute of British Geographers, 29/5: 5-26.

Devetak, R. dengan Higott R. (1999) Justiec Unbound? Globalization, States, and the Transformation of the Social Bond, International Affairs, 75 (3).

Dryzek, J. (1987) Deliberative Global Politics: Discourse and Democracy in a Divided World (Cambridge).

(26)

Haas, P. (2000) Social Construtivism and the Evolution of Multilateral Environmental Governance, dalam A. Prakash dengan J. Hart (eds), Globalization and Governance (London).

Hanson, E. O. (2006). Religion and Politics in the International System Today. New York: Cambridge University Press.

Hurell, A. (2007). On Global Order: Power, Values and the Constitution of International Society.

Oxford: Oxford University Press.

Linklater, Andrew. (2001) The Ttransformation of Political Community, Oxford: Oxford University Press.

Website

British Broadcasting Corporation. Egypt ‘worst for woman’ out of 22 countries in Arabs World.

http://www.bbc.com/news/world-middle-east-24908109 Diakses pada 10 Juni 2015, pukul 17.18

WIB.

Cabel News Network. The World’s Fastest-Growing Religion Is..

http://edition.cnn.com/2015/04/02/living/pew-study-religion/ Diakses pada 10 Juni 2015, pukul 20.39 WIB.

The Guardian. So much for trickle down: only bold reforms will tackle inequality

http://www.theguardian.com/business/economics-blog/2015/jun/21/so-much-for-trickle-down-bold-reforms-are-required-to-tackle-inequalityDiakses pada 13 Juni 2015, pukul 16.30 WIB. Washington Post. A Changing World Order

http://www.washingtonpost.com/opinions/a-changing-world-order/2013/11/15/4ce39d1a-489a-11e3-b6f8-3782ff6cb769_story.html Diakses

Referensi

Dokumen terkait

TIDAK PERNAH MENDAPATKAN HIBAH PADA TAHN ANGGARAN SEBELMN'A. Yan* ertanda tan*an dia7a"

Beberapa indikator yang dapat dijadikan rujukan berkenaan dengan.. tingkat kematangan gonad ikan gabus adalah estradiol-17β, IHS, IGS, diameter telur, bobot tubuh, bobot

• Summarecon  fokus  kembangkan  proyek  di  Bandung.  Untuk  membiayai  pembangunan 

“Pengembangan Bahan Ajar Tematik Berbasis Budaya Lokal untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar” penelitian ini dilakukan di SDI Bangkakeli Manggarai masalah yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran inkuiri berbasis kearifan lokal terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi kalor

Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan akreditasi di bidang kurikulum atau kegiatan belajar mengajar adalah sekolah menyiapkan semua dokumen kurikulum yang

Faktor lain yang berpengaruh terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Jakarta dan sekitarnya adalah fenomen ENSO (El Nino Southern Oscilation) dan MJO (Maden

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, kacangan Mucuna bracteata hanya mengeluarkanbunga dan menghasilkan biji jikaditanamdidataran tinggi >1000 m dpl.Hasil