• Tidak ada hasil yang ditemukan

sumbangan sumber daya alam SDA setiap pr (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "sumbangan sumber daya alam SDA setiap pr (1)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PENGENALAN SUMBER DAYA ALAM DAN

LINGKUNGAN

Disusun Oleh :

Yuni Cristiany Munthe

E1D013065

Dosen Pengampu : Irnad, Dr. Ir., M.Sc.

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

(2)

TABEL PDRB DAN NILAI KEMISKINAN PADA PROVINSI DI

INDONESIA

A.

Pulau Sumatera

a. PDRB ADHB Perkapita (juta rupiah) di Provinsi se-Sumatera

Provinsi

2009

2010

2011

2012

2013

Aceh 16.34 17.50 18.95 20.16 21.42

Sumatera Utara 18.38 21.11 23.78 26.18 19.72

Sumatera Barat 16.00 17.93 20.06 22.04 25.09

Riau 55.39 62.02 72.25 79.79 86.56

Jambi 15.57 17.42 19.99 22.51 26.04

Sumatera Selatan 18.74 21.08 24.03 26.74 29.59

Bengkulu 9.69 10.80 12.12 13.52 15.09

Lampung 11.82 14.20 16.53 18.46 20.72

Kep. Bangka Belitung 19.26 21.71 24.23 26.79 29.61

Kep. Riau - 39.74 42.98 46.88 50.99

b. Tabel Garis Kemiskinan se-Sumatera

Provinsi 2009 2010 2011 2012 2013

Aceh 272,155 292,131 320,013 321,893 330,654

Sumatera Utara 210,241 222,898 246,560 262,102 284,853

Sumatera Barat 230,683 254,432 276,000 292,052 336,606

Riau 270,504 256,112 296,379 310,603 350,129

Jambi 199,623 216,187 242,272 259,257 282,803

Sumatera Selatan 212,381 221,687 236,298 252,377 273,682

Bengkulu 231,990 266,046 267,078 283,252 327,358

Lampung 231,990 202,414 234,073 248,645 276,759

Kep. Bangka Belitung 266,843 286,334 323,638 352,213 400,324

Kep. Riau 332,602 366,140 340,581 356,873 372,941

Pada tahun 2013 di pulau Sumatera provinsi yang memiliki nilai PDRB tertinggi yaitu dimiliki oleh provinsi Kepulauan Riau dengan persentase PDRB yang disumbangkan sebesar 50,99. Lebih dari 50% PDRB di pulau Sumatera di sumbang oleh provinsi Riau. Dari data tersebut dapat di ketahui bahwa masyrakat di riau memiliki kemakmuran yang tinggi, karena daerah yang memiliki nilai PDRB yang tinggi merupakan daerah yang kaya. Sedangkan daerah yang memiliki persentase PDRB terendah yaitu pada proivinsi Bengkulu dengan sumbangan sebesar 15,09 .

(3)

1.

Provinsi Aceh

1.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Kab/Kota

No Kabupaten/Kota PDRB 2012

(Juta Rupiah) ADHB

ADHK

1 SIMEULUE 669.285 288.159

2 ACEH SINGKIL 912.672 534.447

3 ACEH SELATAN 2.987.299 1.421.390

4 ACEH TENGGARA 1.847.700 832.022

5 ACEH TIMUR 7.557.812 2.539.288

6 ACEH TENGAH 3.336.445 1.300.309

7 ACEH BARAT 3.498.853 1.388.781

8 ACEH BESAR 6.938.813 2.736.180

9 PIDIE 5.404.294 1.873.425

10 BIREUEN 7.158.483 2.939.774

11 ACEH UTARA 12.311.511 4.323.622 12 ACEH BARAT DAYA 1.860.122 736.958

13 GAYO LUES 996.859 471.775

14 ACEH TAMIANG 2.714.814 1.425.113

15 NAGAN RAYA 3.005.627 1.064.737

16 ACEH JAYA 1.181.013 299.569

17 BENER MERIAH 2.184.610 836.937

18 PIDIE JAYA 1.544.296 716.577

19 BANDA ACEH 10.359.382 3.441.154

20 SABANG 611.146 267.967

21 LANGSA 2.125.407 972.918

22 LHOKSEUMAWE 10.598.206 4.047.589

23 SUBULUSSALAM 443.583 292.965

(4)

1.2 PDRB Perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita ADHB Pendapatan Regional Per Kapita 16

422,90 Pendapatan Regional Per Kapita 11

493,87

1.1Tabel Presentase penduduk Miskin

Tahun Jumlah (000 orang) Persentase (%)

(5)

hanya 758.600 orang kemudian pada tahun 2002 naik drastis menjadi 1.199.900 orang. Bila di lihat dari persentase hasilnya juga sama.

2.

Sumatera Barat

2.1 Tabel Indikator kemiskinan menurut kabupaten/kota

Kabupaten/ Kota

September 2011 Septembe Jumlah

2.2 Tabel PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Kota/Kabupaten

(6)

3 7 0 3 6

Dilihat dari data PDRB di atas dapat di ketahui bahwa daerah yang memiliki persentase PDRB tertinggi adalah Kota Padang dengan jumlah PDRB yang di hasilkan adalah 36,06 %. Itu mungkin hal yang sangat wajar karena Kota Madya biasanya menghasilkan pendapatan yang besar karena kota merupakan sentral dari setiap aktivitas pemasaran. Sedangkan daerah yang menyumbang PDRB terkecil dalam satuan persentase adalah daerah pesisir selatan yaitu dengan PDRB sebesar 13,29 %. Sebagian besar masyarakat yang tinggal di daerah pesisir merupakan nelayan karena daerahnya yang sangat dekat dengan laut.

(7)

Sedangak jumlah penduduk miskin terendah pada tahun 2011 terdapat pada daerah Sawah Lunto yaitu hanya sebesar 135.000 jiwa.

3.

Sumatera Selatan

3.1Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011 - 2012 (Triliun Rupiah)

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

2011 2012

(1) (2) (3)

1. Pertanian 31,39 34,20

2. Pertambangan dan Penggalian

41,02 43,98

3. Industri Pengolahan 37,48 41,52 4. Listrik, Gas dan Air

Bersih

0,87 1,00

5. Bangunan 14,02 16,63

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran

23,74 28,13

7. Pengangkutan dan Komunikasi

8,61 10,27

8. Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan

6,56 7,65

9. Jasa-jasa 18,70 22,96

PDRB Dengan Migas 182,39 206,33

PDRB Tanpa Migas 134,95 157,33

Dilihat dari tabel Nilai PDRB Atas Harga Berlaku Tahun 2011-2012 di atas di dapat bahwa pada tahun 2011 dan 2012 sektor Pertambangan dan penggalian memiliki nilai tertinggi, yang kedua adalah sektor Industri dan yang ketiga adalah sektor Pertanian. Ini berarti bahawa provinsi Sumatera Selatan sumbangan PDRB nya yang paling banyak adalah pada sektor pertambangan, yang kedua adalah Industri dan yang ketiga adalah sektor pertanian. Berarti dapat di simpulkan bahwa masyarakat yang berada di provinsi Sumatera Selatan sebagian besar bekerja pada sektor Pertambangan dan Penggalian.

3.2 Tabel Jumlah dan Persentase Miskin Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2013

Tahun Jumlah Penduduk Miskin (ribuan)

Persentase

(1) (2) (3)

(8)

Maret 2008 1.249,61 17,73 Maret 2009 1.167,87 16,28 Maret 2010 1.125,73 15,47 Maret 2011 1.074,81 14,24 Maret 2012 1.057,03 13,78 Maret 2013 1.110,37 14,24

4.

Jambi

4.1 Tabel Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota

Kabupaten/Kota JULI 2010 SEPTEMBER 2011 (GABUNGAN)

Jumlah Penduduk

Miskin

p0 p1 p2 GK Jumlah

Penduduk Miskin

p0 p1 p2 GK

1501 Kerinci 17.965 7,83 1,18 0,30 232.966 17.398 7,36 1,00 0,21 241.969

1502 Merangin 27.257 8,07 0,85 0,13 238.571 26.387 7,68 0,92 0,19 250.873

1503 Sarolangun 23.886 9,66 1,61 0,43 297.111 23.101 9,10 1,34 0,32 309.212

1504 Batang Hari

24.626 10,19 1,18 0,23 257.386 23.777 9,56 1,20 0,27 266.809

1505 Muaro Jambi

18.167 5,29 0,56 0,14 209.182 17.591 4,98 0,43 0,07 217.659

1506 Tjg Jabung Timur

25.398 12,40 1,22 0,23 244.160 24.551 11,60 1,84 0,49 252.716

1507 Tjg Jabung Barat

31.047 11,08 2,03 0,67 232.188 29.963 10,43 1,47 0,34 241.520

1508 Tebo 19.228 6,42 0,87 0,17 246.894 18.558 6,05 0,75 0,17 256.980

1509 Bungo 17.329 5,70 0,70 0,17 224.354 16.722 5,35 0,52 0,09 232.927

1571 Kota Jambi

52.563 9,90 1,86 0,49 291.825 50.841 9,27 1,21 0,27 302.231

1572 Kota Sungai Penuh

2.980 3,64 0,46 0,11 225.456 2.900 3,42 0,30 0,04 233.934

JAMBI 260.445 8,40 1,21 0,30 253.335 251.790 7,90 1,02 0,23 258.888

(9)

5.

Lampung

5.1 Tabel Garis Kemiskinan Menurut Kota/Kabupaten Provinsi Lampung

Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

01 Lampung Barat 171 768 211 568 237 660 269 670 291 106 310 126 02 Tanggamus 169 690 198 076 222 504 250 134 267 148 287 560 03 Lampung Selatan 186 242 202 179 227 113 256 153 274 401 295 601 04 Lampung Timur 201 239 202 700 227 698 257 284 273 574 291 405 05 Lampung Tengah 172 667 212 964 239 228 271 262 291 445 313 940 06 Lampung Utara 197 195 215 244 241 789 274 291 296 178 322 835 07 Way Kanan 159 311 185 827 208 744 241 330 257 498 276 091 08 Tulang Bawang 165 055 198 679 223 181 256 793 275 088 295 738

09 Pesawaran - 201 750 226 631 251 723 267 475 284 897

10 Pringsewu - - 237 868 269 212 291 712 315 779

11 Mesuji - - 228 027 256 185 274 492 296 102

12 Tulang Bawang Barat - - 226 563 253 773 271 223 291 721

13 Pesisir Barat - - - -

71 Bandar Lampung 239 808 283 496 318 458 359 948 392 642 429 146

72 Metro 168 835 197 240 221 565 255 231 273 117 293 994

Lampung 186 290 212 755 238 768 248 645 276 759 306 600

Pada provinsi lampung garis kemiskinan/jumlah kemiskinan pada tahun 2008 sampai tahun 2013 setiap tahunnya selalu mengalami kenaikan. Tidak tahu faktor apa yang

menyebabkan selalu terjadinya kenaikan angka kemiskinan pada provinsi tersebut. Pada provinsi Lampung daerah yang memiliki garis kemiskinan/angka kemiskinan tertinggi pada tahun 2008 adalah pada daerah Kota Bandar Lampung, begitu pula dengan tahun-tahun selanjutnya Bandar Lampung tetap memiliki garis kemiskinan tertinggi. Sedangkan daerah yang memiliki garis/angka kemiskinan terendah dari tahun 2008 sampai tahun 2013 adalah pada daerah Way Kanan. Itu di karena daerah tersebut masih baru mengalami pemekaran daerah dari kabupaten Lampung Utara.

5.2 PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku menurut kota/kabupaten

Kabupaten/Kota 2010 2011 2012*) 2013**)

(1) (2) (3) (4) (5)

01, Lampung Barat 6,72 8,00 8,94 9,85

02, Tanggamus 8,94 10,21 11,85 14,10

03, Lampung Selatan 11,16 12,54 14,72 16,45

04, Lampung Timur 10,95 12,26 13,69 15,08

05, Lampung Tengah 14,18 16,29 18,60 20,60

06, Lampung Utara 13,91 17,60 21,20 24,06

07, Way Kanan 7,40 8,46 9,68 10,81

08, Tulang Bawang 14,22 16,03 18,74 21,84

09, Pesawaran 12,61 14,53 16,52 18,47

(10)

11, Mesuji 12,81 15,53 18,04 20,84

12, Tulang Bawang Barat 15,65 16,96 19,25 21,90

13, Pesisir Barat ,,, ,,, 8,71 9,48

71, Bandar Lampung 21,95 24,67 27,66 30,93

72, Metro 7,98 8,88 9,96 11,15

Lampung 14,20 16,53 18,46 20,72

(11)

6.

Bengkulu

6.1 Tabel Nilai PDRB Atas Harga Berlaku Tahun 2011-2013

LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013

1. PERTANIAN 8.418.256,00 9.399.913,08 10.499.974,92

a. Tanaman Bahan Makanan 4.440.068,90 4.863.107,31 5.362.502,52

b. Tanaman Perkebunan 1.798.660,61 2.091.852,94 2.427.468,29

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 846.085,43 985.647,15 1.137.440,13

d. Kehutanan 276.765,14 299.137,33 324.222,54

e. Perikanan 1.056.675,92 1.160.168,35 1.248.341,44

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 887.689,77 1.012.393,63 1.063.836,93

a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 - -

b. Pertambangan Bukan Migas 786.994,80 898.295,89 938.196,38

c. Penggalian 100.694,96 114.097,75 125.640,55

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 922.958,78 1.061.580,01 1.230.745,32

a. Industri Migas 0,00 - -

1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 - -

2. Gas Alam Cair 0,00 - -

b. Industri Bukan Migas 922.958,78 1.061.580,01 1.230.745,32

1. Makanan, Minuman dan Tembakau 744.484,61 866.521,93 1.012.850,76

2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 1.893,00 1.991,89 2.147,36

3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 45.768,40 47.963,75 51.442,64

4. Kertas dan Barang Cetakan 2.660,51 2.933,72 3.200,63

5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 115.069,69 127.862,00 145.033,66

6. Semen & Brg. Galian bukan logam 1.905,62 2.140,69 2.394,53

7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00 - -

(12)

ketiga sektor pertanian yang banyak menyumbang adalah Perikanan, yaitu pada tahun 2011, 2012 dan 2013 menyumbang sebanyak 1.056.675,92 , 1.160.168,35 dan 1.248.341,44.

Yang kedua penyumbang terbesar adalah sektor Industri pengolahan, yaitu pada tahun 2011 menyumbang sebesar 922.958,78, tahun 2012 1.061.580,01 dan tahun 2013 sebesar 1.230.745,32. Dan yang ketiga peyumbang terbesar adalah sektor Pertambangan dan Penggalian, pada tahun 2011 menyumbang sebesar 887.689,77, tahun 2012 898.295,89 dan pada tahun 2013 menyumbang sebesar 938.196,38. Semua sektor selalu mengalami kenaikan

B.

Pulau Jawa

1. DKI JAKARTA

1.1 PDRB Atas dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha

Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

1. Pertanian 571.425 687.829 762.979,87 849.559,82 918.712,10 2.

Pertambangan dan Penggalian

2.636.093 3.178.746 3.155.760,69 3.701.136,38 4.934.367,97

3. Industri Pengolahan

90.446.591 106.418.776 118.163.190,16 135.614.690,35 153.620.853,99 4. Listrik, Gas

dan Air Bersih

6.021.390 7.525.841 8.294.307,86 8.879.872,47 9.583.514,77 5. Bangunan 63.448.564 76.502.861 86.646.985,11 98.424.986,67 112.056.288,36 6. Perdagangan,

Hotel dan Rest

115.311.319 156.084.326,40 156.084.326,40 178.357.449 204.480.250

7.

Pengangkutan dan komunikasi

52.793.003 63.430.684 74.970.893 87.688.423 101.265.389

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Prsh.

162.297.780 193.513.702 213.437.911 239.155.971 270.951.564

(13)

C.

Pulau Kalimantan

1.

Kalimantan Timur

1.1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, P1, P2, dan Garis Kemiskinan Menurut Kab/Kota Provinsi Kalimantan Timur, Tahun 2012

Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk

Miskin (000)

Persentase Penduduk

Miskin

P1 P2 Garis

Kemiskinan (Rp/Kap/bulan)

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

Pasir 19,0 7,64 1,34 0,33 304.985

Kutai Barat 14,2 8,28 0,88 0,17 337.366 Kutai Kartanegara 47,1 6,94 0,91 0,17 334.248 Kutai Timur 25,2 8,77 1,23 0,25 364.353

Berau 10,3 5,24 0,87 0,21 368.080

Malinau 8,3 11,68 1,91 0,47 393.652

Bulungan 14,3 11,73 0,95 0,13 302.225

Nunukan 15,2 9,60 1,17 0,20 278.578

Penajam Paser Utara 12,9 8,57 1,15 0,26 314.917 Tana Tidung 1,8 9,81 0,80 0,14 286.064 Balikpapan 19,7 3,30 0,71 0,24 389.982 Samarinda 32,8 4,18 0,41 0,08 419.353

Tarakan 17,1 7,95 1,38 0,33 391.123

Bontang 8,1 5,20 0,69 0,12 383.200

Kalimantan Timur 246,1 6,38 0,99 0,25 363.887

(14)

2.

Kalimantan Tengah

2.1 PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (juta rupiah)

Lapangan Usaha 2012*) 2013**)

(1) (2) (3)

1 Pertanian 15 607 039,51 17 220 496,66 2 Pertambangan dan Penggalian 5 557 535,00 6 323 245,96 3 Industri Pengolahan 3 902 428,84 4 221 536,13 4 Listrik dan Air Bersih 382 399,18 441 925,10 5 Bangunan/Konstruksi 3 089 588,77 3 424 496,81 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 11 864 258,25 13 648 970,05 7 Pengangkutan dan Telekomunikasi 4 579 869,01 5 590 749,56 8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 3 392 343,42 3 949 943,81 9 Jasa-jasa 7 510 120,79 8 694 102,63

Kalimantan Tengah 55 876 330,49 55 885 582,77

Jika dilihat dari tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa pada provinsi Kalimantan Tengah sektor yang paling banyak menyumbang untuk PDRB pada tahun 2012 dan tahun 2013 adalah sektor Pertanian dengan seumbangan pada tahun 2012 adalah sebanyak 15.607.039,51 juta rupiah, dan pada tahun 2013 sebanyak 17.220.496,66 juta rupiah. Hasil yang di peroleh pada sektor Pertanian selalu mengalami kenaikan dari taun 2012 sampai tahun 2013. Peyumbang terbanyak kedua adalah sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran. Yaitu pada tahun 2012 menyumbang sebanyak 11.864.258,25 juta rupiah dan pada tahun 2013 menyumbang sebanyak 13.648.970,05 juta rupiah. Mungkin itu dikarenakan daerah pada provinsi Kalimantan Tengah banyak terdapat tempat-tempat wisata.

2.2 Garis Kemiskinan, Persentase Penduduk Miskin, Dan Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota (Rp/Kapita/Bulan) 2012

Kabupaten/Kota Garis Kemiskinan

(Rp./kapita/bulan)

Persentase Penduduk

Miskin

(Po)

Penduduk Miskin*)

(000)

(1) (2) (3) (4)

1. Kotawaringin Barat 268 998 5,64 14,10 2. Kotawaringin Timur 277 586 6,91 26,87

3. K a p u a s 217 237 6,11 19,96

4. Barito Selatan 290 543 7,26 9,08

5. Barito Utara 296 658 6,10 7,47

(15)

7. Lamandau 279 652 4,66 3,12

8. Seruyan 283 282 7,92 12,01

9.Katingan 283 362 6,10 9,18

10.Pulang Pisau 269 463 5,25 6,34

11.Gunung Mas 277 660 6,56 6,62

12.Barito Timur 321 334 8,53 8,70

13.Murung Raya 311 328 5,78 5,87

14. Palangka Raya 247 901 4,24 10,03

Kalimantan Tengah 277 407 6,19 141,90

Pada provinsi Kalimantan Tengah daerah yang memiliki jumlah/angka penduduk miskin terbanyak adalah pada daerah Kotawaringin Timur yaitu sebanyak 26.870 jiwa, yang kedua adalah Kapuas yaitu sebanyak 19.960 jiwa dan yang ketiga adalah Kotawaringin barat yaitu sebanyak 14.100 jiwa. Sedangkan daerah yang memiliki jumlah penduduk miskin terendah adalah pada daerah Sukamara yaitu sebanyak 2.550 jiwa.

3.

Kalimantan Selatan

3.1 Tabel PDRB

Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persentase) Tahun 2012 – 2013

Lapangan Usaha 2012 2013

(1) (2) (3)

1. Pertanian 19,32 18,79

2. Pertambangan dan Penggalian 23,61 22,25

3. Industri Pengolahan 9,05 8,93

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,57 0,57

5. Konstruksi 6,00 6,17

6. Perdagangan, Restoran, dan Hotel 16,33 16,93

7. Transportasi dan Komunikasi 8,82 8,94

8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 5,17 5,47

9. Jasa-jasa 11,12 11,94

PDRB denganmigas 100,00 100,00

(16)

2012 adalah sebanyak 23,61, dan pada tahun 2013 sebanyak 22,25. Hasil yang di peroleh pada sektor Pertambangan dan penggalian mengalami penurunan dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Peyumbang terbanyak kedua adalah Pertanian. Yaitu pada tahun 2012 menyumbang sebanyak 19,32 dan pada tahun 2013 menyumbang 18,79. Hasil yang di dapatkan selalu mengalami penurunan.

3.2 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000 – 2011

Tahun Jumlah Penduduk

Miskin (ribuan)

Persentase Penduduk Miskin

(1) (2) (3)

2000 385,40 13,05

2001 357,40 11,92

2002 259,80 8,51

2003 258,90 8,16

2004 231,00 7,19

2005 235,70 7,32

2006 278,50 8,32

2007 233,50 7,01

2008 218,90 6,48

Maret 2009 175,98 5,12

Maret 2010 181,96 5,21

Maret 2011 194,62 5,29

(17)

miskin adalah pada tahun 2000 yaitu sebesar 13,05 %, dan persentase penduduk miskin terendah adalah pada tahun 2009, yaitu sebesar 5,15%.

D.

Pulau Sulawesi

1. Sulawesi Barat 1.1 Tabel PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Distribusi Persentase Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku di Provinsi Sulawesi Barat 2012 – 2013 Lapangan Usaha Tahun Nilai Tambah

(Juta Rupiah)

Distribusi Persentase

(%)

[1] [2] [3] [4]

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 2012 6 834 207,00 47,43 2. Pertambangan dan Penggalian 2012 127 987,00 0,89 3. Industri Pengolahan 2012 1 039 247,00 7,21 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 2012 65 621,00 0,46

5. Konstruksi 2012 591 418,00 4,10

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2012 1 881 188,00 13,06 7. Angkutan dan Komunikasi 2012 291 262,00 2,02 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 2012 801 853,00 5,57 9. Jasa-jasa 2012 2 774 861,00 19,26

Total 2012 14 407 643,00 100,00

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 2013 7 678 223,43 47,44 2. Pertambangan dan Penggalian 2013 142 862,72 0,88 3. Industri Pengolahan 2013 1 137 193,28 7,03 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 2013 83 530,33 0,52

5. Konstruksi 2013 684 728,61 4,23

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2013 2 128 611,63 13,15 7. Angkutan dan Komunikasi 2013 325 910,78 2,01 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 2013 927 468,62 5,73 9. Jasa-jasa 2013 3 075 483,30 19,00

Total 2013 16 184 012,69 100,00

(18)

6.834.207,00 juta rupiah dan pada tahun 2013 sebanyak 7.678.223,43 juta rupiah. Hasil yang di peroleh pada sektor Pertambangan dan penggalian mengalami kenaikan dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Peyumbang terbanyak kedua adalah Jasa-jasa. Yaitu pada tahun 2012 menyumbang sebanyak 2.774.861,00 juta rupiah dan pada tahun 2013 menyumbang sebanyak 3.075.483,30 juta rupiah. Hasil yang di dapatkan selalu mengalami kenaikan. Dengan hasil PDRB diatas dapat disimpulkan sebagian besar masyarakat di provinsi sulawesi barat makmur

1.2 Tabel Kemiskinan

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah di Sulawesi Barat

Tahun Kota Desa Kota+Desa

Jumlah (Ribu)

Persentase (%)

Jumlah (Ribu)

Persentase (%)

Jumlah (Ribu)

Persentase (%)

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

Maret 2006 57.50 17.26 147.72 22.50 205.21 20.74 Maret 2007 55.10 16.53 134.80 20.29 189.90 19.03 Maret 2008 48.30 14.14 122.80 18.03 171.10 16.73 Maret 2009 43.51 12.59 114.72 16.65 158.23 15.29 Maret 2010 33.73 9.70 107.61 15.52 141.33 13.58 Maret 2011 29.68 10.77 135.19 14.83 164.86 13.89 September

2011

33.44 12.21 129.74 14.06 163.18 13.64 Maret 2012 28.18 10.12 132.27 14.17 160.46 13.24 September

2012

29.10 10.03 131.50 13.92 160.60 13.01 Maret 2013 27.1 9.19 126.9 13.27 154.0 12.30 September

2013

24.2 8.57 127.5 13.31 151.7 12.23 Maret 2014 26.3 9.16 127.6 13.19 153.9 12.27

(19)

sebesar 20,74 %, dan persentase penduduk miskin terendah adalah pada tahun maret 2014, yaitu sebesar 12.27%.

2.

Sulawesi Tengah

2.1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2009-2013 (Juta rupiah)

Lapangan Usaha

Industrial Origin

2009 2010 2011 2012*) 2013**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 .

Pertanian / Agriculture 13 231 345 14 507 237 16 493 715 18 376 221 20 255 635

2 .

Pertambangan/Penggalian Mining/Quarrying

1 374 321 1 939 569 2 767 874 3 695 529 4 964 504

3 .

Industri Pengolahan ( Tanpa Migas)/Manufacturing Industry (excluding oil-gas)

2 547 427 2 812 821 3 084 443 3 363 839 3 721 431

4 .

Listrik, Gas dan Air Bersih

Electricity, Gas and WaterSupply

214 655 240 940 285 567 335 488 386 870

5 .

Bangunan/Construction 2 120 616 2 478 308 3 205 542 4 052 197 4 874 408

6 .

Perdagangan, Hotel dan

Restoran/ Trade, Hotel and Restaurant

3 841 235 4 437 424 5 301 431 6 194 460 6 964 715

7 .

Pengangkutan & Komunikasi Transportation and Communication

2 318 900 2 642 818 3 146 576 3 606 293 4 077 817

8 .

Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan/Financial Ownership of Leasing and Business Services

1 510 878 1 773 462 2 143 731 2 419 468 3 052 902

9 .

Jasa-Jasa/Services 5 301 954 6 481 787 7 883 343 9 062 578 10 342 894

PDRB/GRDP 32 461 332 37 314 367 44 312 222 51 106 074 58 641 176

(20)

Gambar

TABEL PDRB DAN NILAI KEMISKINAN PADA PROVINSI DI INDONESIA
Tabel PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Kota/Kabupaten
Tabel Jumlah dan Persentase Miskin Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2013
Tabel Kemiskinan

Referensi

Dokumen terkait

Display Data.. dilakukan selama pengumpulan data masih berlangsung, sedangkan untuk verifikasi dan penarikan kesimpulan akhir dilakukan setelah pengumpulan data

Untuk menjawabnya, kita harus melihat apa yang di sebutkan di dalam Al Quran. Al Quran mempunyai karakter dalam menyebutkan dan menjelaskan sesuatu. Tidak semua hal disebut dalam

Akan tetapi internet juga memperlukan sarana- sarana untuk dapat mengaksesnya dan salah satu sarana yang paling penting untuk dapat mengakses internet tersebut

9 Maka, Gedung Komersial dengan Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakuler adalah sebuah wujud fisik yang merupakan hasil dari kegiatan konstruksi sebagai tempat manusia

Jika calon perawat khusus lansia EPA mengubah status izin tinggal menjadi “aktivitas khusus” (misalnya mempunyai pasangan orang Jepang) dan ingin mengikuti ujian nasional

Dalam penelitian ini akan dibedakan nilai kepedulian lingkungan, keterampilan pro- ses dan pemahaman konsep untuk peserta didik yang diajar menggunakan perangkat

Pada akhirnya, Farid Esack ingin mengatakan bahwa manusia tidak akan memiliki suatu teologi pembebasan yang otentik sampai mereka yang tertindas mampu

Pada siklus II aspek yang diamati dari hasil kemampuan guru melaksanakan pembelajaran semakin meningkat dari siklus sebelumnya hal ini tampak pada kemampuan guru