• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN NILAI ISLAM TERHADAP USAHA KE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN NILAI ISLAM TERHADAP USAHA KE"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

“PENERAPAN NILAI ISLAM TERHADAP USAHA KECIL

MENENGAH PRODUK MAKANAN DI GALERI GERAKAN

MUTU INDUSTRI CEMERLANG KEDIRI”

Di Tujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Seminar Proposal Skripsi

Dosen Pengampu :

Rokhmat Subagiyo, S.E., M.E.I

Disusun Oleh :

Muhammad Maimun Haki Al-Arif

NIM. 17402153244

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

(2)

A. Latar Belakang Penelitian

Pada dasarnya konsep umum yang ada dalam masyarakat kita tentang istilah nilai merupakan konsep ekonomi. Hubungan suatu komoditi atau jasa dengan barang yang mau dibayarkan seseorang untuk memunculkan konsep nilai. Sedangkan makna spesifikasi nilai dalam ekonomi adalah segala sesuatu yang di inginkan dan diminta oleh manusia yang dapat memenuhi kebutuhan, maka barang itu mengandung nilai.1

Nilai Islam adalah suatu ukuran atau patokan dimana manusia bersikap sesuai dengan ajaran-ajaran Islam dalam Al-Qur’an dan Hadist. Dalam Nilai Islam terdapat suatu komponen-komponen penting di dalamnya yaitu mengenai Aqidah, Syariah, dan Akhlak. Selain itu ruang lingkup dalam Nilai Islam sangatlah luas dalam mengenai halal haram suatu produk, kebersihan, proses pembuatan produk sesuai dengan Prinsip Syariah atau tidak, serta situasi dan kondisi di lokasi tempat produk tersebut.2

Secara umum, UKM atau yang biasa dikenal dengan usaha kecil menengah merupakan sebuah istilah yang mengacu pada suatu jenis usaha yang didirikan oleh pribadi dan memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 (belum termasuk tanah dan bangunan).3

Disini penulis mengangkat sebuah tema yang berjudul “Penerapan Nilai Islam terhadap Usaha Kecil Menengah Produk Makanan”. Dan studi kasus yang diambil yaitu pada Galeri Gerakan Mutu Industi Cemerlang (Gemilang) Kediri. Galeri Gemilang ini merupakan pusat jajanan khas dari Kediri, dimana disini segala jenis jajanan khas Kediri banyak di jual. Mengapa penulis mengangkat tema tersebut, karena penulis menganggap ini suatu persoalan yang sangat menarik untuk dikupas. Selama ini Penerapan Nilai Islam di Trenggalek sangatlah kurang dalam menyikapinya, baik dari segi Aqidah, Akhlak, Halal Haram, serta hal lainnya. Masyarakat belum begitu memahami apa itu Nilai Islam serta apa saja yang ada di dalamnya. Menurut

1 M. Taqi Mishbah, Monoteisme Sebagai Sistem Nilai dan Aqidah Islam, (Jakarta : Lentera, 1984), hlm. 111

(3)

pandangan mereka dalam menjalankan sebuah usaha diartikan sebagai aktivitas ekonomi manusia yang bertujuan mencari keuntungan semata. Aktivitas bisnis dimaksudkan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya, karena itu cara apapun boleh dilakukan demi meraih tujuan tersebut. Walaupun cara-cara yang digunakan mengakibatkan kerugian bagi pihak lain.

Dan kebanyakan para pelaku usaha jarang yang memperhatikan produk penjualnnya baik dari segi halal haram, proses pengolahan dan pembuatan, situasi kondisi keadaan tempatnya, kebersihan, dan yang lainnya.

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana Penerapan Nilai Islam terhadap Usaha Kecil Menengah Produk Makanan di Galeri Gemilang Kediri?

2. Bagaimana konteks kehalalan Produk Makanan di Galeri Gemilang Kediri?

3. Bagaimana kualitas pelayanan serta kerahaman para pegawai di Galeri Gemilang Kediri?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis membagi tujuan penelitian menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum penelitian adalah memberikan tolak ukur Nilai Islam khususnya bagi para pelaku usaha di Galeri Gemilang Kediri

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah menjawab pokok permasalahan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui Penerapan Nilai Islam terhadap Usaha Mikro Kecil Produk Makanan di Galeri Gemilang Kediri.

b. Untuk mengetahui kehalalan Produk Makanan di Galeri Gemilang Kediri.

c. Untuk mengetahui kualitas pelayanan serta kerahaman para pegawai di Galeri Gemilang Kediri.

(4)

Pada penelitian ini penulis membatasi Penerapan Nilai Islam pada Usaha Kecil Menengah Produk Makanan hanya di Lokasi Galeri Gemilang Kediri. Untuk itu dalam skripsi ini nanti penulis akan berupaya menghadirkan informasi-informasi dari data-data hasil wawancara dan juga rujukan-rujukan yang representatif.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun praktis, diantaranya :

1. Manfaat Teoritis

a. Mengembangkan Ilmu Pengetahuan Ekonomi, khususnya Ekonomi Islam mengenai Nilai Islam terhadap Usaha Kecil Menengah Produk Makanan.

b. Sebagai bahan dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai Penerapan Nilai Islam terhadap Usaha Kecil Menengah Produk Makanan.

c. Untuk lebih mendukung teori yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan tambahan wawasan dalam Menerapkan Nilai Islam terhadap Usaha Kecil Menengah Produk Makanan.

b. Bagi penulis lain yang sedang melakukan penelitian, dapat digunakan sebagai bahan acuan.

F. Penegasan Istilah

(5)

1. Nilai Islam

Nilai Islam adalah suatu ukuran atau patokan dimana manusia bersikap sesuai dengan ajaran-ajaran Islam dalam Al-Qur’an dan Hadist. Dalam Nilai Islam terdapat suatu komponen-komponen penting di dalamnya yaitu mengenai Aqidah, Syariah, dan Akhlak. Selain itu ruang lingkup dalam Nilai Islam sangatlah luas dalam mengenai halal haram suatu produk, kebersihan, proses pembuatan produk sesuai dengan Prinsip Syariah atau tidak, serta situasi dan kondisi di lokasi tempat produk tersebut. Atau bisa dikatakan sebagai kumpulan dari prinsip-prinsip hidup, ajaran-ajaran tentang bagaimana seharusnya manusia menjalankan kehidupannya di dunia ini.4

2. Usaha Kecil Menengah

Secara umum, UKM atau yang biasa dikenal dengan usaha kecil menengah merupakan sebuah istilah yang mengacu pada suatu jenis usaha yang didirikan oleh pribadi dan memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 (belum termasuk tanah dan bangunan).5

G. Landasan Teori

1. Nilai-Nilai Keislaman

Pada dasarnya konsep umum yang ada dalam masyarakat kita tentang istilah nilai merupakan konsep ekonomi. Hubungan suatu komoditi atau jasa dengan barang yang mau dibayarkan seseorang untuk memunculkan konsep nilai. Sedangkan makna spesifikasi nilai dalam ekonomi adalah segala sesuatu yang di inginkan dan diminta oleh manusia yang dapat memenuhi kebutuhan, maka barang itu mengandung nilai.6

Nilai-nilai Islam merupakan suatu ukuran atau patokan dimana manusia bersikap sesuai dengan ajaran-ajaran islam dalam Al-Qur an dan‟

4 Mohammad, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2007) 5 Akifa P. Nayla, Komplet Akuntansi untuk UKM dan Waralaba, (Jogjakarta: Laksana, 2014), hlm. 12.

(6)

Hadist. Nilai-nilai Islam bersifat mutlak kebenarannya, universal dan suci. Kebenaran dan kebaikan agama mengatasi rasio, perasaan, keinginan, nafsu-nafsu manusiawi dan mampu melampaui subyektifitas golongan, ras, bangsa, dan stratifikasi sosial. Dalam Islam juga terkandung ketentuan-ketentuan diantaranya :7

a. Aqidah

Aqidah adalah bentuk dari kata “ „aqoda, ya qidu, aqdan-‟ ‟

„aqidatan ” yang berarti simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian, dan kokoh.

Aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Sedangkan menurut istilah Aqidah yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.

Aqidah merupakan akar bagi setiap perbuatan manusia. Apabila akar pohon perbuatan manusia itu kokoh, maka pohon perbuatan manusia itu akan berbuah dan tahan dari berbagai tiupan angin cobaan. Sebaliknya, apabila akar pohon perbuatan manusia itu lemah, maka buah perbuatan manusia itu akan tidak bermakna dan mudah roboh dengan tiupan godaan angin sepoi-sepoi sekalipun.

b. Syari’at

Syari’at bisa disebut “Syir’ah”. Artinya secara bahasa adalah sumber air mengalir yang didatangi manusia atau binatang untuk minum. Syariah adalah segala peraturan agama yang telah ditetapkan Allah SWT untuk umat islam, baik dari Al-Qur an maupun dari‟

sunnah Rasulullah SAW, yang diberikan kepada manusia melalui para Nabi agar manusia hidup selamat di dunia maupun di akhirat.

Syari’ah islam secara mutlak dimaksudkan seluruh ajaran Islam baik yang mengenai keimanan, amaliah ibadah, maupun mengenai akhlak. Firman Allah SWT :

(7)

Artinya : “Kemudian Kami jadikan engkau berada di atas suatu syari ah (peraturan) dari urusan agama itu, maka ikutilah dia‟

(syari ah), dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu orang-orang‟

yang tidak mengetahui.” (QS. Al-Jatsiyah: 18)

c. Akhlak

Akhlak berasal dari bahasa Arab, yang berasal dari kata khalaqa-yakhluqu-khalqan artinya membuat, atau menjadikan sesuatu. Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkan Nya dan menjauhi larangan Nya.

Nilai Islam juga mengatur bagaimana ber etika dalam menjalankan sebuah usaha yang sesuai dengan perilaku Rosulullah, diantaranya : a. Kejujuran

Dalam hal ini, pedagang atau pengusaha tidak diperbolehkan menyembunyikan kecacataan barang. Jika hal tersebut disembunyikan, keberkahan jual beli akan hilang. Dalam doktrin Islam, kejujuran merupakan syarat fundamental dalam kegiatan bisnis. Rasulullah sangat intens menganjurkan kejujuran dalam aktivitas bisnis.

b. Sikap longgar, ramah-tamah, dan murah hati

Seorang pelaku bisnis harus bersifat longgar, ramah dan murah hati dalam melakukan bisnisnya. Maksutnya itu seorang pedagang harus bersikap ramah kepada setiap pembelinya.

(8)

Dalam salah satu hadits, Nabi SAW menyatakan bahwa jika Allah mengharamkan sesuatu barang, haram pula harganya (diperjualbelikan). Oleh karena itu, dalam berbisnis, pengusaha diwajibkan untuk menjual komoditas yang suci dan halal, bukan barang haram, seperti : babi, anjing, minuman keras, dan ekstasi. d. Kebersihan

Tempat untuk menjual produk setidaknya haruslah bersih, karena ini salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dengan situasi keadaan yang bersih maka otomatis makanan yang dijual itu sehat dan bebas dari penyakit.

2. Pengertian UKM

Secara umum, UKM atau yang biasa dikenal dengan usaha kecil menengah merupakan sebuah istilah yang mengacu pada suatu jenis usaha yang didirikan oleh pribadi dan memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 (belumtermasuk tanah dan bangunan).8

Kinerja UMKM di Indonesia sangat penting, terutama sebagai sumber pertumbuhan kesempatan kerja atau pendapatan. Dalam beberapa tahun belakangan ini pemerintah telah menerapkan strategi baru. Didukung oleh pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal yang baik, strategi ini dipercaya bisa mendorong pembangunan ekonomi daerah sesuai keunggualan komparatif dan kompetitif yang ada. Selain itu UKM di negara berkembang, sering dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan sosial dalam negeri seperti tingginya tingkat kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara daerah perkotaan dan perdesaan, serta masalah urbanisasi. Perkembangan UKM diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap

(9)

upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut di atas. Kinerja UKM di Indonesia dapat ditinjau dari beberapa asek, yaitu :

 Nilai tambah,

 Unit usaha, tenaga kerja dan produktivitas,  Nilai ekspor

Terdapat beberapa alasan pentingnya pengembangan UKM:

a. Fleksibilitas dan adaptabilitas UKM dalam memperoleh bahan mentah dan peralatan. Relevansi UKM dengan proses-proses desentralisasi kegiatan ekonomi guna menunjangnya integritas kegiatan pada sektor ekonomi yang lain. Potensi. UKM dalam menciptakan dan memperluas lapangan kerja.

b. Peranan UKM dalam jangka panjang sebagai basis untuk mencapai kemandirian pembangunan ekonomi karna UKM umumnya diusahakan pengusaha dalam negeri dengan menggunakan kandungan impor yang rendah. 9

Secara umum, ada banyak UKM dengan kriteria yang berbeda. Berikut ini beberapa di antaranya:10

a. Manajemen Bisnis Sendiri

UKM sangat berbeda dengan waralaba. Perbedaannya yang mencolok terletak pada manajemen bisnis. Apabila waralaba memiliki manajemen bisnis yang ditentukan oleh pihak franchisor, maka UKM tidak. Pemilik UKM memiliki kebebasan untuk bertindak dan mengambil keputusan sendiri dengan kemajuan usahanya.

b. Modal Usaha Terbatas

UKM memiliki modal terbatas, karena pada umumnya modal hanya berasal dari pemilik usaha atau bisa jadi sekelompok kecil orang yang ikut menginvestasikan uangnya untuk modal UKM tersebut.

9 Tulus tambunan, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2002) 10 Akifa P. Nayla, ―Komplet Akuntansi untuk UKM dan Waralaba , Laksana, Jogjakarta,‖

(10)

c. Karyawan Kebanyakan dari Penduduk Lokal

Pada umumnya, UKM mengambil karyawan dari penduduk lokal. Hal ini dikarenakan dua hal. Pertama, pemilik UKM ingin memberdayakan penduduk lokal agar bisa bekerja secara mendiri di daerah tersebut. Kedua, adanya keterbatasan biaya untuk menggaji karyawan yang berasal dari daerah luar.

d. Bersifat Usaha Keluarga

Pada umumnya, UKM bersifat usaha keluarga. Dalam artian, usaha ini dijalankan dan dikembangkan sendiri oleh pemilik usaha bersama keluarganya. Setelah berkembang cukup besar, pemilik UKM memperkerjakan penduduk sekitar dengan sistem seperti keluarga. e. Posisi Kunci Dipegang oleh Pemilik

Maju-mundurnya UKM tergantung sepenuhnya oleh pemilik usaha. Dalam hal ini, berarti sistem untuk menjalankan atau memajukan usaha tidak diajarkan kepada karyawan atau orang yang menjadi kepercayaan.

f. Modal Usaha Berasal dari Keuangan Keluarga

Kebanyakan UKM tidak mengandalkan modal dari pihak luar, seperti investor atau bank, tetapi dari keuangan keluarga, sehingga memungkinkan tercampurnya keuangan keluarga dan perusahaan. Modal dari pihak luar hanya dibutuhkan ketika pemilik UKM ingin mengembangkan usaha tersebut ke luar daerah.

g. Menuntut Motivasi Tinggi

Untuk memajukan UKM, pemilik usaha dituntut untuk memiliki motivasi yang tinggi. Motivasi tersebut meliputi motivasi untuk melakukan promosi secara besar-besaran, membuat situs bisnis, membuat strategi marketing online serta offline, dan sebagainya. h. Menggunakan Teknologi Sederhana dalam Proses Produksi

(11)

adalah alat-alat yang masih tradisional dan belum canggih, sebagaimana yang ada belakangan ini.

3. Pengertian Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir dengan kepuasan pelanggan serta persepsi positif terhadap kualitas jasa.11

Kualitas layanan didefinisikan sebagai penyampaian jasa yang bertujuan melebihi tingkat kepentingan pelanggan. Jenis kualitas yang digunakan untuk menilai kualitas layanan adalah sebagai berikut: (1) Outcome, yaitu kualitas hasil kerja penyampaian jasa itu sendiri. (2) Process, yaitu kualitas cara penyampaian jasa tersebut.12

Karena jasa tidak kasat mata serta kualitas teknik jasa tidak selalu dapat dievaluasi secara akurat, pelanggan berusaha menilai kualitas jasa berdasarkan apa yang dirasakannya, yaitu dimensi-dimensi yang mewakili kualitas proses dan kualitas layanan.

Tingkat kualitas layanan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut pandang perusahaan tetapi harus dipandang dari sudut pandang penilaian pelanggan . Karena itu, dalam merumuskan strategi dan program layanan, perusahaan harus berorientasi pada kepentingan pelanggan dengan memperhatikan komponen kualitas layanan, yang meliputi:13

a. Kualitas interaksi (intraction quality) adalah kontak yang terjadi proses jasa disampaikan dalam pertemuan antara penyedia jasa dan pelanggan, yang merupakan kunci penentu evaluasi pelanggan terhadap kualitas layanan.

b. Kualitas hasil (outcome quality) sebagai evaluasi pelanggan terhadap hasil dari aktivitas layanan jasa, termasuk ketepatan waktu dalam layanan jasa.

11 Fandi Tjiptono dan Chandra Gregorius, Service, Quality & Satisfaction, ( Yogyakarta:ANDI 2005), hlm. 121

12 Freddy Rangkuti, Measuring Customer Satisfaction, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 2006), hlm. 28

(12)

c. Kualitas lingkungan (environment quality) terkait dengan seberapa jauh fitur berwujud (tangible feature).

Selain itu, banyak riset yang dilakukan menurut Luthfiya ada empat aspek yaitu:14

a. Keramahan, adalah salah satu aspek kualitas layanan yang paling mudah diukur, keramahan dapat diartikan banyak senyum dan bersikap sopan. Kompetensi, adalah suatu kesan pertama yang baik, misalnya ketika seorang pelanggan ingin membeli atau memanfaatkan produk (barang/jasa) biasanya akan bertanya pada petugas customer service. Bila petugas customer service tidak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh pelanggan maka pelanggan akan kehilangan kepercayaan.

b. Reputasi, dengan adanya reputasi yang baik, diharapkan pelanggan tidak akan ragu lagi untuk melakukan transaksi pada perusahaan yang akan ia masuki.

H. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Berkaitan dengan hal ini Lexy. J Meleong menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motifasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik dan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.15

Sifat khas penelitian lapangan dengan metode kualitatif adalah terbuka, tak terstruktur dan fleksibel. Terbuka maksudnya, dalam medan yang diamati terbuka peluang memilih dan menentukan fokus kajian. Tak terstruktur artinya sistematika fokus kajian dan pengkajianya tidak dapat disistematisasikan secara ketat dan pasti. Dan fleksibel maksudnsya adalah

14 Luthfiya Fathi Pusposari, Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan KPRI UNIBRAW Malang, (Skripsi Fakultas Tarbiyah UIIS Malang 2003 ), hlm. 22

(13)

proses penelitian, peneliti bisa memodifikasi rincian dan rumusan masalah maupun format-format rancangan yang digunakan.16

Dengan kata lain penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengkaji data secara mendalam tentang semua kompleksitas yang ada dalam konteks penelitian tanpa melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Bila dilihat dari segi tempat penelitian, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research), yang berusaha meneliti atau melakukan studi terhadap realitas kehidupan sosial masyarakat secara langsung.

I. Lokasi Penelitian

Yang menjadi sebuah lokasi penelitian ini adalah tepatnya di Galeri Gemilang Kediri. Mengapa memilih tempat tersebut karena penulis merasa tertarik dengan situasi dan kondisi di dalamnya.

Situasi dan kondisi tempat ini yaitu terdapat beraneka ragam jenis penjualan, seperti jajanan, makanan ringan, minuman, kerajinan, batik maupun produk unggulan lainnya yang ada di Kediri. Tempat ini sering dikunjungi para wisatawan, baik dari warga Kediri sendiri maupun dari warga luar Kediri baik oleh sebagian kalangan anak muda atau orang tua sebagai tempat yang pas untuk membeli jajanan Kediri.

Selain itu dari segi tata letak tokonya sendiri, Toko Galeri Gemilang ini terletak di pusat kota Kediri, jadi para pengunjung tidak akan kesusahan untuk mencarinya. Tempatnya sendiri cukup luas dan dekat dengan alun-alun kabupaten Kediri.

J. Data dan Sumber Data 1. Data

Data merupakan unit informasi yang direkam media yang dapat dibedakan dengan kata lain, dapat dianalisis dan relevan dengan problem tertentu. Data haruslah merupakan keterkaitan antara informasi dalam arti

(14)

bahwa data harus mengungkapkan kaitan antara sumber informasi dan bentuk simbolik asli pada satu sisi.17

2. Sumber Data

Sumber Data adalah asal atau dari mana data tersebut diperoleh, dan sumber data merupakan bagian yang sangat berpengaruh terhadap hasil dari penelitian yang akan diperoleh. Ketepatan dalam mengambil sumber data akan menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan tujuan penelitian, sebaliknya jika terjadi kesalahan dalam menggunakan dan memahami serta memilih sumber data, maka data yang dihasilkan dipastikan tidak sesuai dengan yang diharapkan peneliti. Sehingga dalam melakukan penelitian, peneliti harus benar-benar memahami sumber data mana yang harus dipakai.

Dalam penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu sumber data primer dan sekunder.18

a. Sumber Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian menggunakan alat pengukur atau pengukuran data langsung pada obyek sebagai informasi yang akan dicari. Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sumber data yang digali langsung dengan wawancara langsung dengan para pelaku UKM yang produknya ada di Galeri Gemilang Trenggalek. Selain itu, sumber data primer didapat dari sumber-sumber tertulis, baik dari buku ataupun artikel, surat kabar, majalah dan catatan dari berbagai instansi.

b. Sumber Data Sekunder adalah data-data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh dari subyek penelitian. Sumber data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sumber data yang bukan berasal dari wawancara pelaku usaha di Galeri Gemilang, akan tetapi berkaitan dengan tema yang dibahas dalam penelitian ini.

17 Dr. Ahmad Tanzeh, M.Pd.I, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta:Teras, 2009), hlm. 53

(15)

K. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data, disini menggunakan tiga metode, diantaranya :

1. Observasi (pengamatan)

Adalah teknik yang dilakukan secara langsung dan pencatatan secara otomatis terhadap fenomena yang diselidiki. Karena penelitian yang dilakukan adalah termasuk jenis penelitian kualitatif, maka observasi yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah observasi terus terang. Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa peneliti sedang melakukan penelitian.

2. Wawancara mendalam (indept interview).

Wawancara digunakan untuk memperoleh data yang mendalam. Dalam metode wawancara ditetapkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Teknik ini digunakan untuk responden yang memiliki populasi yang diberikan pertanyaan yang sama, sehingga diketahui informasi atau data yang penting. Sedangkan pertanyaan yang tidak terstruktur, peneliti tidak menetapkan masalah pertanyaan yang akan diajukan. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi yang baku atau informasi tunggal. 3. Dokumentasi.

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan interview dalam penelitian kualitatif. Penggunaan metode dokumentasi ini untuk memperkuat dan mendukung informasi-informasi yang didapatkan dari hasil observasi dan interview.19

L. Teknik Analisis Data

(16)

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif untuk menghasilkan data deskriptif. Penelitian ini lebih banyak bersifat uraian dari hasil wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J Meleong adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannnya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.20

Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Burhan Mungin, yaitu sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data (Data Collection)

Adalah bagian integral dari kegiatan analisis data. Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara, dan studi dokumentasi.

b. Reduksi Data (Data Reduction)

Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan, menulis memo, dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data/informasi yang tidak relevan.

c. Display Data

Adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel, dan bagan.

d. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan (Conclution Drawing and Verification)

Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan berupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah

(17)

disajikan. Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk mendeskripsikan fakta yang ada di lapangan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kemudian diambil intisarinya saja.

M. Tahap-tahap Penelitian

1. Menetapkan Fokus Penelitian

Tahapan yang pertama dilakukan adalah menetapkan research question. Research question yang dalam penelitian kualitatif disebut sebagai “Fokus Penelitian”, adalah pertanyaan tentang hal-hal yang ingin dicari jawabannya melalui penelitian tersebut. Ini dimaksudkan untuk memberi batas hal-hal yang akan diteliti. Selain itu fokus penelitian berguna dalam memberikan arah selama proses penelitian , utamanya pada saat pengumpulan data, yaitu untuk membedakan antara data mana yang relevan dengan tujuan penelitian kita. Fokus penelitian ini selalu disempurnakan selama proses penelitian dan bahkan memungkinkan untuk diubah pada saat berada di lapangan.

2. Menetukan Setting dan Subyek Penelitian

Setting penelitian dalam penelitian kualitatif merupakan hal yang sangat penting dan telah ditentukan ketika menetapkan fokus penelitian. Setting dan subyek penelitian merupakan suatu kesatuan yang telah ditentukan sejak awak penelitian. Setting penelitian ini menunjukkan komunitas yang akan diteliti dan sekaligus kondisi fisik dan sosial mereka. Dalam penelitian kualitatif, setting penelitian akan mencerminkan lokasi penelitian yang langsung melekat pada fokus penelitian yang telah ditetapkan sejak awal. Setting penelitian ini tidak dapat diubah kecuali fokus penelitiannya diubah.

3. Pengumpulan Data, Pengholahan Data, dan Analisis Data

(18)

Dalam penelitian kualitatif pengolahan data tidak harus dilakukan setelah data terkumpul, atau analisis data tidak mutlak dilakukan setelah pengolahan data selesai. Dalam hal ini sementara data dikumpulkan, peneliti dapat mengolah dan melakukan analisis data secara bersamaan. Sebaliknya pada saat menganalisis data, peneliti dapat kembali lagi ke lapangan untuk memperoleh tambahan data yang dianggap perlu dan mengolahnya kembali.

4. Penyajian Data

Prinsip dasar penyajian data adalah membagi pemahaman kita tentang sesuatu hal pada orang lain. Oleh karena ada data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif berupa kata-kata dan tidak dalam bentuk angka, penyajian biasanya berbentuk uraian kata-kata dan tidak berupa tabel-tabel dengan ukuran statistik. Sering kali data disajikan dalam bentuk kutipan-kutipan langsung dari kata-kata terwawancara sendiri. Kata kata itu ditulis apa adanya dengan menggunakan bahasaasli informan (misalnya bahasa ibu, bahasa daerah, dan bahasa khusus) yang dalam penelitian kualitatif sering disebut sebagai “Transkrip”. Selain itu, hasil penelitian kualitatif juga dapat disajikan dalam bentuk life history, yaitu deskripsi tentang peristiwa dan pengalaman penting dari kehidupan atau beberapa bagian pokok dari kehidupan seseorang dengan kata-katanya sendiri.

Daftar Pustaka

Akifa, P. Nayla. 2014. Komplet Akuntansi untuk UKM dan Waralaba. Yogyakarta: Laksana.

(19)

Bakri, Masykuri. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Tinjauan Teoritis dan Praktis. Malang: Lembaga Penelitian Universitas Malang Bekerjasama dengan Visipress.

Fathi, Luthfiya Pusposari. 2003. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan KPRI UNIBRAW Malang. Malang: Skripsi Fakultas Tarbiyah UIIS Malang.

Mohammad.2007. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Rangkuti, Freddy. 2006. Measuring Customer Satisfaction. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Tambunan, Tulus. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Tanzeh, Ahmad. 2009. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras.

Taqi, M. Mishbah. 1984. Monoteisme Sebagai Sistem Nilai dan Aqidah Islam. Jakarta : Lentera.

Tjiptono, Fandi dan Chandra Gregorius.2005. Service, Quality & Satisfaction. Yogyakarta: ANDI.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dengan telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler

Untuk ekstraksi fitur tekstur akan didapatkan nilai dari histogram fitur yang dihasilkan dan akan dilakukan pengujian dengan kuantisasi panjang histogram, sedangkan

Oleh karena untuk penyerahan hasil bumi dari penduduk biasanya tidak dapat dipenuhi peraturan yang dimaksud, yakni mengadakan surat pemberitahuan dua ganda untuk

Dalam sebuah cerita terdapat unsur yang disebut latar, meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar suasana3. Amanat/pesan apa yang disampaikan dalam

disebabkan oleh janin dengan ukuran yang besar, janin dengan ukuran normal namun dengan kelainan pada presentasi intra uterin tidak jarang menyebabkan gangguan proses persalinan....

Kesepakatan bersama yang dibuat antara PT Pelindo II Cabang Cirebon dengan perusahaan Bongkar Muat batu Bara atau pelaku usaha lainnya akan penulis dalami dari

Whistle blowing merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan kecurangan baik yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya