• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENAGIHAN TATA CARA PENERBITAN DAN PEMBE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENAGIHAN TATA CARA PENERBITAN DAN PEMBE"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak

Standard Operating Procedures

TATA CARA PENERBITAN DAN PEMBERITAHUAN SURAT PAKSA

Revisi : Nomor : KPP40-0011

Tanggal : 13 Maret 2008 Halaman : 1 dari 3

A. Deskripsi :

Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penerbitan dan pemberitahuan Surat Paksa. Surat Paksa diterbitkan apabila sampai dengan 21 hari sejak diterbitkannya Surat Teguran Penagihan, Penanggung Pajak belum melunasi utang pajaknya.

B. Dasar Hukum :

1. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 564/KMK.04/2000 tanggal 26 Desember 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Surat Paksa dan Penyitaan di Luar Wilayah Kerja Pejabat yang Menerbitkan Surat Paksa

2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-561/KMK.04/2000 tanggal 26 Desember 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa

3. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-645/PJ./2001 tanggal 4 Oktober 2001 tentang Bentuk, Jenis, Kartu, Formulir, Surat, dan Buku yang Digunakan dalam Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa s.t.d.d KEP-474/PJ/2002

C. Surat Edaran Terkait :

1. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-13/PJ.75/1998 tanggal 20 Nopember 1998 tentang Jadwal Waktu Pelaksanaan Penagihan Pajak

D. Pihak yang Terkait :

1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak 2. Kepala Seksi Penagihan 3. Jurusita Pajak

4. Wajib Pajak/Penanggung Pajak

E. Formulir yang Digunakan : 1. Surat Teguran penagihan 2. Kartu Pengawasan

3. Bukti pelunasan (SSP/STTS/SSB/Bukti Pbk)

4. Surat ketetapan pajak (SKPKB/SKPKBT/Keputusan Keberatan/Putusan Banding) dan STP

(2)

Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak

Standard Operating Procedures

TATA CARA PENERBITAN DAN PEMBERITAHUAN SURAT PAKSA

Revisi : Nomor : KPP40-0011

Tanggal : 13 Maret 2008 Halaman : 2 dari 3

F. Dokumen yang Dihasilkan : 1. Surat Paksa

2. Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa 3. Laporan Pelaksanaan Surat Paksa

G. Prosedur Kerja :

1. Berdasarkan data Surat Teguran yang telah lewat waktu dari sistem, Jurusita Pajak meneliti dan mencetak konsep Surat Paksa dan Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa serta menyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan.

2. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep Surat Paksa dan Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa serta menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat Paksa kemudian menyampaikannya kepada Jurusita Pajak.

4. Jurusita Pajak menerima Surat Paksa dan memberitahukan Surat Paksa dan Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa kepada Wajib Pajak/ Penanggung Pajak.

5. Jurusita Pajak membuat sekaligus menandatangani Laporan Pelaksanaan Surat Paksa (LPSP) dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan.

6. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan menandatangani Laporan Pelaksanaan Surat Paksa (LPSP) kemudian menyerahkannya kembali kepada Jurusita Pajak untuk ditatausahakan. 7. Jurusita menatausahakan LPSP dengan cara mencatat pada Kartu Pengawasan serta

mengarsipkan LPSP. 8. Proses selesai.

(3)

Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak

Standard Operating Procedures

TATA CARA PENERBITAN DAN PEMBERITAHUAN SURAT PAKSA

Revisi : Nomor : KPP40-0011

Tanggal : 13 Maret 2008 Halaman : 3 dari 3

Disahkan oleh : a.n. Direktur Jenderal

Direktur Transformasi Proses Bisnis

Referensi

Dokumen terkait

c) Seorang pegawai yang menggunakan basikal yang disediakan oleh Kerajaan atau penganjur sesama menjalankan tugas rasmi tidak layak. Kerajaan atau penganjur sesama

Hasil pengujian simultan (uji statistik F) pada tabel 4.16 menunjukkan nilai F-hitung 18,953 dengan nilai signifikansi 0,000 (lebih kecil dari 0,05) sehingga

PDA Tigi Ma’aya Tour & Travel haruslah terus dievaluasi agar mengetahui strategi promosi mana yang harus dipertahankan dan tidak perlu dipertahankan, karena setiap

Pemantauan berkelanjutan diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan rutin, supervisi, pembandingan, rekonsiliasi, dan tindakan lain yang terkait dalam pelaksanaan

MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR KREATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Keempat , Perusahaan manufaktur di Indonesia yang mempunyai large positive book tax differences tidak melakukan subyektivitas dalam proses akrual yang

Hasil uji statistik ragam (ANOVA) menunjukkan hasil bahwa faktor pemberian dosis tepung glukomanan memberikan pengaruh yang nyata ( α=0. 05) terhadap kadar natrium tikus

mampu menangkap radikal bebas yang menyebabkan perbaikan pada kerusakan sel β pankreas penyebab DM 1 [37]. Dengan adanya perbaikan pada jaringan pankreas, maka